Gambar II-6. Simbol dan Label Kemasan B3
Sistem penyimpanan kemasan dibuat dengan sistem blok, dimana setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan. Lebar gang sistem penyimpanan akan dibuat minimal 60 cm untuk lalulintas manusia dan gang untuk lalulintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya. Penumpukan kemasan limbah B3 mempertingkan kestabilan tumpukan kemasan. Untuk wadah drum logam (isi 200 liter), tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap lapisan diberi alas pelat. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter. Sistem penyimpanan kemasan disajikan pada Gambar II-7 dan Gambar II-8.
Kegiatan penanganan limbah ini menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup berupa, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
D. Tahap Pasca Operasi 1.
Penutupan Pabrik
Pada waktu rampungnya rentang masa operasi pabrik pengolahan nikel yang diharapkan, peralatan operasi dan fasilitas yang sudah tidak dipergunakan akan dibongkar dan dipindahkan (demobilisasi) ke tempat yang telah ditentukan. Laporan peninggalan lokasi ini disampaikan kepada instalasi yang terkait. Penanganan terhadap bekas lokasi pabrik yang telah dibongkar meliputi pembersihan dan rehabilitas lahan terbuka akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sejumlah fasilitas yang masih dapat difungsikan bagi kegiatan lain dapat dilimpahkan kepada masyarakat melalui pemerintah setempat. Pada prinsipnya, lahan dan asetaset lain bekas kegiatan pengolahan bijih nikel pasca operasi akan diserahkan kembali ke negara. Adapun detail mekanisme penyerahannya seperti tertuang dalam dokumen “kontrak”. Kegiatan penutupan pabrik ini menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup berupa, perubahan iklim mikro, perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
2.
Pelepasan Tenaga Kerja
Pabrik peleburan bijih nikel di Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan direncanakan akan beroperasi selama 20 (dua puluh) tahun. Pelepasan tenaga kerja bagi karyawan akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-perundang serta peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Sebelum kegiatan ini, manajemen PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia akan memberikan sosialisasi kepada seluruh karyawan yang ada diperusahaan. Pelepasan tenaga kerja akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan berakhirnya setiap item pekerjaan bagi setiap karyawan. Kegiatan pelepasan tenaga kerja ini menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup berupa, migrasi penduduk, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, perubahan pendapatan, dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
2.1.4. Alternatif-Alternatif Yang Dikaji Dalam Amdal Lokasi, desai, kapasitas serta proses dari rencana pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel dan fasilitas penunjangnya PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia di Palangga Sealatan, telah ditentukan. Dalam penyusunan AMDAL ini, pemrakarsa dan konsultan berkonsentrasi dalam penanganan dampak dari kegiatan rencana proyek pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel dan fasilitaspenunjangnya baik dari segi aspek lingkungan, teknologi, maupun sosial. Sedangkan alternatif untuk pengadaan air, dan energi akan dikaji. Alternatif pengadaan air selama konstruksi yang diusulkan adalah bersumber dari penggunaan air tanah. Sedangkan dalam tahap operasi dipertimbangkan untuk menggunakan teknologi desalinasi air laut. Sementara itu alternatif pengadaan listrik terhadap konstruksi bersumber dari penggunaan gengset. Secara teknis pengadaan listrik dari penggunaan gengset lebih sesuai dibandingkan dengan penggunaan listrik dari PLN dilihat dari faktor jarak yang cukup dauh dari lokasi tapak proyek.