gagasan <./index2.asp?kodehalaman=h04>tajuk <./index2.asp?kodehalaman=h26>mimbar mahasiswa <./index2.asp?kodehalaman=h37>mimbar jumat <./index2.asp?kodehalaman=h17>halo polisi <./index2.asp?kodehalaman=h41>manajemen citra <./index2.asp?kodehalaman=h40>uang, bank dan kita <./index2.asp?kodehalaman=h39>kesehatan <./indexminggu2.asp?kodehalaman=m18>kesehatan jiwa <./indexminggu2.asp?kodehalaman=m18>modifikasi <./indexminggu2.asp?kodehalaman=m23>griya <./indexminggu2.asp?kodehalaman=m26>
home <default.htm> variasi <default.htm> opini & konsultasi <default.htm> mingguan <default.htm> kontak kami <default.htm> message board <default.htm>
edisi : sabtu, 28 juli 2007 , hal.4 * teliti sebelum membeli * * - * fenomena beredarnya makanan mengandung formalin di pasaran sebenarnya bukan hal baru. dalam beberapa tahun terakhir, beberapa kali pemerintah telah mengeluarkan peringatan atas adanya produk pangan yang mengandung bahan pengawet berbahaya itu. terakhir, peringatan publik yang dikeluarkan badan pengawas obat dan makanan (bpom), 24 juli 2007 tentang produk pangan impor asal china yang mengandung bahan berbahaya memang cukup mengejutkan, karena bahan pangan itu berasal dari luar negeri yang seharusnya boleh beredar setelah melalui serangkaian tahap uji kesehatan dan kelayakan. sedikitnya tujuh produk dari 39 produk impor asal negeri tirai bambu terbukti positif mengandung formalin. bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan seperti tertuang dalam peraturan menteri kesehatan no 1168/1999 itu ternyata masih mengancam konsumen secara luas yang notabene kesulitan untuk menyadari kandungan formaldehyde alias formalin dalam bahan pangan yang mereka konsumsi. sayangnya, penggunaan formalin dalam makanan memang sulit dideteksi secara fisik maupun dari bau. karenanya, tak heran jika masyarakat kerap tak sadar kalau bahan pangan yang mereka konsumsi ternyata mengandung bahan berbahaya itu. dengan ketidakberdayaan konsumen inilah, pemerintah melalui bpom diharapkan lebih aktif bergerak meneliti dan memberikan informasi kepada publik mengenai makanan dengan kandungan berbahaya itu. bpom secara berkala telah menguji berbagai produk, dan temuannya memang cukup mencengangkan. karena, produk-produk yang mereka pastikan memiliki kandungan zat berbahaya ternyata dengan mudah ditemukan di pasaran. sementara yang cukup mengejutkan adalah adanya salah satu produk dengan kandungan formalin yang memiliki nomor register dari departemen kesehatan (depkes) ri. disadari atau tidak, produk tersebut pastinya pernah mampir ke depkes ri dan mendapat pengakuan dari mereka. dari sinilah, diharapkan ke depan depkes wajib menerapkan pengawasan ketat terhadap masuknya produk-produk impor maupun lokal yang berpotensi mengandung bahan berbahaya. sementara, jika dilihat dari negara asalnya, kita patut waspada karena
china memang tengah berjuang melawan citra buruk yang menerpa produk ekspor pangan mereka ke seluruh penjuru dunia. setelah amerika serikat dan sejumlah negara lain melarang produk-produk china karena dianggap berbahaya, temuan di china tentang makanan berbahaya ternyata juga mengejutkan. bahkan, pemerintah china telah menutup sejumlah pabrik yang kedapatan mencampurkan bahan berbahaya dalam produk pangan yang diekspor ke luar negeri. melihat fenomena ini, sebagai konsumen awam setidaknya lebih teliti dalam membeli produk pangan. dari sisi harga, produk impor asal china memang terlihat menggiurkan, dari packaging yang menarik hingga harga yang luar biasa terjangkau. namun, konsumen hendaknya tidak berhenti di situ, akan tetapi lebih jauh melihat kandungan bahan pangan tersebut. memang, bpom menyebut tidak semua produk impor asal china memiliki kandungan bahan berbaya semacam itu, akan tetapi mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. - * *
<javascript:onclick=window.print()>
*halaman utama <./index2.asp?kodehalaman=h01>* *nasional <./index2.asp?kodehalaman=h02>* *jateng dan diy <./index2.asp?kodehalaman=h10>* *gagasan <./index2.asp?kodehalaman=h04>* *internasional <./index2.asp?kodehalaman=h09>* *olahraga <./index2.asp?kodehalaman=h08>* *pergelaran <./index2.asp?kodehalaman=h11>* *khazanah keluarga <soft/khazanah.asp>* *jagad jawa <soft/index.asp>* *surakarta <./index2.asp?kodehalaman=h07>* *
soloraya* *soloraya <./index2.asp?kodehalaman=h06>* *kota solo <./index2.asp?kodehalaman=h29>* *wonogiri <./index2.asp?kodehalaman=h42>* *sukoharjo <./index2.asp?kodehalaman=h33>* *klaten <./index2.asp?kodehalaman=h32>* *boyolali <./index2.asp?kodehalaman=h43>* *sragen <./index2.asp?kodehalaman=h45>* *karanganyar <./index2.asp?kodehalaman=h44>* *pendidikan <./index2.asp?kodehalaman=h62>* *patroli <./index2.asp?kodehalaman=h16>* *ekonomi - bisnis <./index2.asp?kodehalaman=h46>* *salatiga raya <./index2.asp?kodehalaman=h01>*
kontak kami <./kontakkami.asp> | profil <./profil.asp> | intranet <./ikaso/index.asp> | login <./sp_search.asp> | search <./sp_search.asp > | informasi iklan <./informasiiklan.asp> | email | home <./index.asp> *copyright � solopos 2007* tampilan terbaik resolusi 1024 x 768 ::* ie 5*