Flour menghambat demineralisasi
Mineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah karbonat hidroksiapatit, dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u. Pada saat perkembangan gigi, mineral pertama yang hilang adalah karbonat (CO3) yang menyebabkan terbentuknya ruangan di dalam kristal. Saat demineralisasi, mineral yang hilang adalah karbonat, tetapi selama remineralisasi karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan oleh mineral yang baru. Pada kristal yang mengalami defisiensi kalsium tetapi kaya karbonat, akan lebih rentan terhadap asam selama demineralisasi. Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit (HAP= Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OH- pada hidroksiapatit digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten terhadap disolusi asam. Fluor menghambat demineralisasi. Fluor yang menyelubungi kristal CAP lebih efektif menghambat demineralisasi daripada fluor yang tergabung di dalam kristal pada email. Fluor yang tergabung dalam kristal pada dosis 20-100 ppm, tidak memberikan pengaruh pada solubilitas terhadap asam. Namun, Fluor yang terkonsentrasi pada permukaan kristal yang baru selama remineralisasi dapat mengubah solubilitas terhadap asam. Pada saat bakteri menghasilkan asam, fluor dalam cairan plak akan masuk bersama asam ke bawah permukaan gigi yang kemudian diadsorpsi lebih kuat ke permukaan Kristal CAP (mineral email) dan menyebabkan mekanisme proteksi yang poten melawan disolusi asam pada permukaan kristal pada gigi. Fluor yang menyelubungi kristal berasal dari cairan plak melalui aplikasi topikal, seperti air minum atau produk fluor. Fluor yang tergabung dalam kristal tidak berperan signifikan dalam proteksi terhadap karies sehingga perlu diberikan fluor terus-menerus sepanjang hidup.
Featherstone, J.D.B. 2000. The science and practice of Caries Prevention. Journal of American Dental Associations