Fix Makalah Penyuluhan Gizi Kel 6.docx

  • Uploaded by: Susan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Makalah Penyuluhan Gizi Kel 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,758
  • Pages: 27
MAKALAH PENDIDIKAN GIZI “PENYULUHAN GIZI” Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Gizi Dosen Pengampu : Farohatus Sholichah, S.KM, M. Gizi

Oleh : 1. Susanti

(1607026018)

2. Siti Sulistyoningsih

(1607026024)

3. Ellya Ratri Arum

(1607026029)

KELOMPOK 6 GIZI-6A

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penyuluhan Gizi”. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Gizi, yaitu Ibu Farohatus Sholichah dan semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Gizi dan sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman tentang penyuluhan gizi. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terkait dengan relevansi makalah ini agar bisa lebih baik.

Semarang, Maret 2019 Penulis

Kelompok 6

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.3 Tujuan ........................................................................................................... 4 1.4 Manfaat ......................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perencanaan Penyuluhan Gizi ....................................................................... 5 2.2 Pelaksanaan Penyuluhan Gizi ..................................................................... 13 2.3 Evaluasi Penyuluhan Gizi ........................................................................... 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 25 3.2 Saran ............................................................................................................ 25 Daftar Pustaka ................................................................................................. 26

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. 1 Tujuan utama dari kegiatan penyuluhan yaitu mengubah perilaku sasaran baik mengenai sikap, pengetahuan atau keterampilannya supaya tahu, mau dan mampu untuk menerapkan inovasi

demi

perbaikan mutu

hidupnya, keluarganya

dan

masyarakat.2 Kegiatan utama penyuluhan terdiri dari perencanaan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, dan evaluasi penyuluhan. Perencanaan penyuluhan terdiri dari dasar pemikiran diadakannya penyuluhan, prakondisi perencanaan penyuluhan gizi, syarat-syarat perencanaan penyuluhan gizi, langkah – langkah perencanaan penyuluhan gizi, dan rencana teknis seorang penyuluh. Sedangkan pelaksanaan penyuluhan terdiri dari beberapa konsep tentang keterampilan seorang penyuluh. Yang terakhir adalah kegiatan evaluasi yaitu suatu proses penentuan nilai atau besarnya sukses dalam

mencapai

tujuan

yang

telah

ditetapkan sebelumya. 1.2.

Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan penyuluhan gizi? 2. Bagaimana pelaksanaan penyuluhan gizi? 3. Bagaimana evaluasi penyuluhan gizi?

1

Machfoed dan Suryani. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. 2007. 2 Waryana. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan. Yogyakarta:Nuha. 2016

3

1.3.

Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dapat disampaikan adalah:

1.4.

1.

Menjelaskan perencanaan penyuluhan gizi.

2.

Menjelaskan pelaksanaan penyuluhan gizi.

3.

Menjelaskan evaluasi penyuluhan gizi.

Manfaat Berdasarkan tujuan di atas maka dapat diambil manfaat sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran untuk mengetahui penyuluhan gizi. 2. Bagi dosen, makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan ajar dalam proses belajar mengajar.

4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PERENCANAAN PENYULUHAN Langkah awal dalam penyuluhan gizi adalah merencanakan penyuluhan. Perencanaan penyuluhan gizi dapat ditinjau dari berbagai tingkat, yaitu tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan perencanaan di tingkat puskesmas. Perencanaan di tingkat pusat dan provinsi lebih menekankan pada kebijakan penyuluhan gizi, sedangkan pada tingkat kabupaten dan kota serta tingkat puskesmas lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan.3 2.1.1 Dasar pemikiran 1. Penyuluhan gizi merupakan bagian integral dari program gizi dan kesehatan. Kegiatan penyuluhan gizi diawali dengan kegiatan perencanaan penyuluhan gizi tersebut. 2. Perencanaan penyuluhan merupakan kegiatan tim. Hal itu berarti melibatkan banyak pihak. Pihak – pihak yang terlibat pada umumnya terdiri atas pimpinan program yang akan didukung, seperti kepala Dinas

Kesehatan

Provinsi

dan

Kepala

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota. Pihak lain yang juga terlibat adalah petugas gizi, yaitu Kepala Seksi Gizi di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota sebagai pelaksana program penyuluhan gizi. Tim lain yang juga terlibat adalah pelatih atau petugas penyuluh gizi. Petugas penyuluh gizi pada umumnya adalah para ahli gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun ahli gizi yang ada di Puskesmas. Masyarakat pada umumnya juga dilibatkan dalam perencanaan penyuluhan gizi. Keterlibatan masing – masing pihak sangat tergantung pada tingkat administrasi petugas itu berada dan tergantung juga pada kebutuhan penyuluhan tersebut.

3

I Dewa Nyoman Supariasa, Pendidikan & Konsultasi Gizi, EGC, 2012, hlm 52

5

3. Perencanaan penyuluhan gizi harus didasarkan pada pengetahuan yang cukup tentang: a. Masalah gizi yang akan ditanggulangi. b. Program gizi yang akan ditunjang. c. Daerah yang membutuhkan penyuluhan gizi. d. Sasaran penyuluhan gizi. e. Sarana dan prasarana yang diperlukan. f. Cara membuat perencanaan penyuluhan gizi yang baik. g. Dasar-dasar penyuluhan gizi. 4. Evaluasi Perencanaan penyuluhan gizi yang baik sudah harus mengandung unsur evaluasi atau penilaian. Penilaian tersebut meliputi unsur individu yang akan menilai, materi yang akan dinilai, waktu pelaksanaan penilaian, instrument penilaian, standar penilaian, dan lain-lain. 2.1.2

Prakondisi Perencanaan Penyuluhan Gizi Prakondisi yang harus dilakukan, antara lain:4 1. Persepsi dan pengertian yang sama antara pimpinan program dan pelaksana program terhadap penyuluhan gizi. 2. Dukungan positif dari pimpinan program dan tokoh masyarakat. 3. Penyediaan anggaran yang cukup untuk penyuluhan gizi. 4. Penyediaan alat bantu/media penyuluhan gizi. 5. Penyediaan tenaga penyuluhan gizi yang sudah terlatih. 6. Unit – unit penyuluhan gizi yang berfungsi dengan baik. 7. Persiapan sasaran penyuluhan gizi.

2.1.3

Syarat – syarat Perencanaan Penyuluhan Gizi Agar perencanaan penyuluhan gizi dapat dilaksanakan dengan baik, syarat perencanaan gizi yang harus dipenuhi adalah:5 1. Materi yang akan disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Apabila materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan

4 5

Ibid., hlm 53 Ibid., hlm 54

6

masyarakat, tingkat kehadiran sasaran untuk mengikuti penyuluhan sangat tinggi. Oleh sebab itu, seorang perencana penyuluhan gizi harus dapat membaca kebutuhan masyarakat. 2. Sesuai dengan kebutuhan program. Banyak jenis program gizi antara lain memasyarakatkan penggunaan garan beryodium, pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS), peningkatan status gizi masyarakat dan gizi seimbang. Keberhasilan program tersebut salah satunya ditentukan oleh adanya penyuluhan gizi. Jadi, penyuluhan gizi harus sesuai dengan kebutuhan program. 3. Praktis dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat (feasible dan flexible). Praktis berarti perencanaan gizi dapat dilaksanakan sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat yang meliputi alat dan bahan, tenaga, dan anggaran. Praktis juga mempunyai makna bahwa materi penyuluhan bukan ilmu gizi lanjutan tetapi ilmu gizi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kebijakan harus mendukung. Peraturan perundang – undangan yang ada tidak bertentangan dengan program gizi pada umumnya dan penyuluhan gizi pada khususnya. Dokumen kebijakan program gizi tercantum pada Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan rencana strategi (Renstra) pembangunan kesehatan, serta dokumen lain yang terkait. 2.1.4

Langkah – langkah Perencanaan Penyuluhan Gizi6 Berdasarkan buku yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan tentang langkah – langkah perencanaan penyuluhan, ada 9 langkah perencanaan penyuluhan. Sembilan langkah tersebut adalah: 1. Mengenal Masalah, Masyarakat dan Wilayah Mengenal masalah gizi yang akan ditanggulangi merupakan langkah awal perencanaan penyuluhan gizi. Masalah gizi dapat diperoleh dari data sekunder, seperti laporan dinas kesehatan dan dapat juga dari data primer dengan cara wawancara kepada petugas kesehatan atau masyarakat. Masalah gizi ini harus diketahui, karena 6

I Dewa Nyoman Supariasa., loc. cit

7

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di samping mengenal masalah gizi, dalam menyusun perencanaan penyuluhan gizi, penting juga mengenal karakteristik masyarakat yang akan diberi penyuluhan. Karakteristik masyarakat yang harus dikenal adalah penduduk yang rawan gizi, keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, pola konsumsi masyarakat, sumber daya masyarakat, dan bagaimana pengalaman masyarakat di masa lalu sehubungan dengan program – program gizi yang telah dilaksanakan. Program penyuluhan gizi akan dapat dilaksanakan apabila seorang perencana mengenal wilayah tempat penyuluhan akan dilaksanakan. Pengenalan wilayah meliputi apakah lokasi di daerah kota atau pedesaan, apakah di dataran rendah atau pegunungan, jalur transportasi umum, dan sifat – sifat wilayah, seperti musim hujan, daerah kering atau cukup air, daerah pasang surut, dan daerah perbatasan. 2. Menentukan Prioritas Masalah Menentukan prioritas masalah gizi harus sejalan dengan program yang akan ditunjang. Jangan menentukan prioritas masalah secara sendiri – sendiri, karena akan mengakibatkan program berjalan sendiri – sendiri pula. Usahakan menentukan prioritas masalah dengan melibatkan petugas – petugas program gizi yang terkait. Pertimbangan penentuan masalah adalah: a. Dampak yang akan ditimbulkan masalah tersebut. Semakin besar dampak masalah tersebut semakin tinggi prioritasnya. b. Besarnya masalah atau prevalensi masalah tersebut. Semakin besar prevalensi masalah tersebut, semakin tinggi prioritasnya. c. Sumber daya yang dimilki. Sumber daya ini meliputi tenaga penyuluh, biaya yang tersedia, dan sasaran/prasarana yang dimiliki. d. Pertimbangan politis. Hal ini menyangkut nama baik negara, provinsi dan kabupaten/kota tempat masalah tersebut dijumpai.

8

e. Teknologi yang dimiliki. Dalam merealisasikan program penyuluhan gizi apakah ada teknologi yang mendukung. f. Feasibilitas. Apakah masalah yang akan dipecahkan dapat dilaksanakan. Hal ini menyangkut pula kemungkinan tingkat keberhasilannya. 3. Menentukan Tujuan Penyuluhan Gizi Dalam menentukan tujuan penyuluhan giz harus memenuhi syarat



syarat

khusus.

Departemen

Kesehatan

RI

(1985)

menyebutkan bahwa tujuan penyuluhan gizi harus jelas, realistis, dan dapat diukur. Hal ini perlu diperhatikan agar evaluasi penyuluhan gizi dapat dilakukan dengan baik. Ditinjau dari unsur manajemen, tujuan harus bersifat “SMART”. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebond. Tujuan penyuluhan gizi dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka pendek. Contoh tujuan jangka panjang penyuluhan gizi adalah tercapainya status kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan penyuluhan jangka menengah adalah terciptanya perilaku yang sehat di bidang gizi. Sementara itu, tujuan jangka pendek penyuluhan gizi adalah terciptanya pengertian, sikap dan norma yang positif di bidang gizi. Tahap tujuan penyuluhan gizi dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Hasil Penyuluhan

Sasaran

-Pengertian -Sikap -Norma -Dll

Perilaku Sehat

Status Kesehatan

4. Menentukan Sasaran Penyuluhan Gizi Sasaran penyuluhan yang dimaksud adalah kelompok masyarakat yang akan mendapat penyuluhan. Kelompok masyarakat dapat dilihat dari penduduk yang rawan gizi, seperti ibu hamil, ibu menyusui, penduduk

9

yang berpenghasilan rendah, dan kelompok lainnya yang rawan gizi, seperti anak sekolah. Pada umumnya, yang menjadi sasaran penyuluhan tidak hanya golongan rawan gizi saja, tetapi juga orang – orang yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan tokoh masyarakat. Sasaran

penyuluhan

juga

mengandung

makna

apakah

menggunakan pendekatan individu, kelompok dan pendekatan massa. Penggunaan jenis pendekatan ini ada kaitannya dengan strategi penyuluhan yang akan digunakan. 5. Menentukan Materi/Isi Penyuluhan Pertimbangan utama dalam menentukan materi penyuluhan adalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pertimbangan lain adalah disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan serta karakteristik wilayah di tempat penyuluhan. Materi penyuluhan harus disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran, tidak menggunakan istilah-istilah yang susah dipahami, pesan tidak bertele – tele, dan dapat dilaksanakan oleh sasaran sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Materi penyuluhan harus dikuasai oleh seseorang penyuluh agar penyuluh dapat tampil percaya diri. 6. Menentukan Metode Penyuluhan Gizi Prinsip penggunaan metode adalah lebih dari satu metode atau bervariasi antara metode satu dengan metode lainnya. Kita harus menggunakan lebih dari satu metode, karena setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Penentuan metode juga ditentukan berdasarkan tujuan penyuluhan. Tujuan penyuluhan dapat dikategorikan menjadi 3 domain, yaitu untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Apabila tujuan penyuluhan gizi adalah mengubah pengetahuan, penyuluhan dapat dilakukan dengan metode ceramah, untuk mengubah sikap, dapat dengan metode simulasi atau role play, dan untuk mengubah keterampilan, dapat menggunakan metode demonstrasi. Jadi, penggunaan metode dalam

10

penyuluhan harus mengombinasikan metode – metode yang ada, sesuai tujuan penyuluhan. 7. Menentukan Media Penyuluhan Gizi Media penyuluhan sangat penting digunakan untuk memperjelas pesan–pesan gizi. Jangan sampai menggunakan media penyuluhan justru membuat multi-interpretasi. Yang dimaksud media adalah alat, bahan, atau apa pun yang digunakan sebagai media untuk pesan-pesan yang akan disampaikan dengan maksud untuk lebih memperjelas pesan-pesan. Media penyuluhan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat alat peraga. Syarat-syarat media tersebut antara lain, alat peraga harus menarik, disesuaikan dengan sasaran penyuluhan, mudah ditangkap, singkat dan jelas, sesuai dengan pesan-pesan yang akan disampaikan, dan sopan. 8. Menyusun Rencana Penilaian (Evaluasi) Suatu perencanaan yang baik harus sudah memikirkan bagaimana evaluasi dilaksanakan. Jangan sampai kegiatan sudah dilaksanakan baru memikirkan sistem evaluasinya. Oleh sebab itu, perencanaan penilaian harus memperhatikan, antara lain: 1. Apakah dalam tujuan sudah dinyatakan secara jelas dengan mencantumkan kapan akan dievaluasi, dimana akan dilaksanakan evaluasi, dan siapa kelompok sasaran yang akan dievaluasi. 2. Apakah sudah mencantumkan indikator evaluasi. Bagaimana kriteria penyuluhan dikatakan berhasil, dan tidak berhasil. 3. Jenis kegiatan yang akan dievaluasi. 4. Metode dan instrument yang akan digunakan untuk evaluasi. 5. Siapa petugas yang akan mengevaluasi dan bagaimana persiapan petugas tersebut. 6. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam evaluasi. 7. Bagaimana rencana umpan balik hasil evaluasi penyuluhan gizi. 9. Membuat Rencana Jadwal Pelaksanaan. Untuk memudahkan pelaksanaan, perlu dibuat jadwal penyuluhan gizi secara keseluruhan. Jadwal itu meliputi kegiatan pokok yang

11

dilaksanakan dan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut. Secara detail, masing-masing kegiatan dapat direncanakan siapa petugas yang akan menyuluh, di mana penyuluhan itu dilaksanakan, apa materi penyuluhan, metode yang digunakan, alat peraga yang dibutuhkan, dan siapa penanggung jawab kegiatan tersebut. Konsep jadwal secara umum dari program penyuluhan gizi di suatu lembaga dapat digambarkan pada tabel berikut: No

Kegaiatan

Keterangan

Waktu (Bulan) 1

1.

Rapat Panitia

2.

Pertemuan

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11

12

lintas sektor dan program 3.

Perizinan

4.

Pelaksanaan penyuluhan

5.

Dan seterusnya

2.1.5

Rencana Teknis Seorang Penyuluh7 Seorang penyuluh harus mempersiapkan secara teknis hal-hal yang berhubungan dengan tugas sebagai seorang penyuluh. Tugas dalam rangka persiapan penyuluhan adalah membuat rencana yang dituangkan dalam Satuan Penyuluhan. Hal ini mengacu pada perencanaan program seorang pendidik atau pengajar yang membuat Satuan Pelajaran. Secara ringkas isi satuan penyuluhan berisi gambaran umum penyuluhan, tujuan, materi penyuluhan, proses penyuluhan, metode penyuluhan, alat peraga, evaluasi dan kepustakaan.

7

Ibid,. hlm 59

12

2.2 PELAKSANAAN PENYULUHAN Keberhasilan seorang penyuluh kesehatan dalam menyampaikan materi penyuluhannya ditentukan banyak hal, salah satu diantaranya adalah adanya media dan metode penyuluhan yang efektif. Pelaksanaan penyuluhan harus berlangsung secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai penyuluhan secara efektif dan efisien, seorang penyuluh harus profesional. Profesional berarti memiliki keterampilan dasar sebagai seorang penyuluh.8 Keterampilan dasar adalah keterampilan minimal yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai penyuluh. Ada beberapa konsep tentang keterampilan seorang penyuluh, keterampilan dasar seorang penyuluh dibagi menjadi tujuh yaitu:9 2.2.1 Keterampilan Membuka Penyuluhan Membuka penyuluhan adalah usaha yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk menciptakan prakondisi bagi sasaran agar mental dan perhatian terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam membuka penyuluhan. Strategi tersebut antara lain: a. Menarik perhatian Menarik perhatian dapat dilakukan dengan cara berpenampilan yang baik, materi yang disajikan menarik, alat peraga yang menarik dan intonasi suara yang baik. b. Menimbulkan motivasi Menimbulkan motivasi bagi sasaran penyuluhan sangat penting dilakukan seorang penyuluh. Strategi dapat dilakukan dengan cara menyampaikan bahwa materi yang akan disampaikan sangat penting diketahui dalam kehidupan sehari-hari. c. Membuat kaitan Membuat kaitan ini dapat dihubungkan dengan materi sebelumnya atau dikaitkan materi yang disajikan dengan kehidupan sehari-hari.

8

Purnama Jaka. Media dan Metode Penyuluhan yang Efektif Bagi Penyuluh Kesehatan. Jurnal Kesehatan:UPI. 2016 9 I Dewa Nyoman Suparias, op. cit. hlm 61 13

d. Menetapkan acuan Menetapkan acuan ini adalah materi apa yang akan disajikan dan bagaimana sistematikanya. 2.2.2

Keterampilan Menjelaskan10 Agar dapat menjelaskan dengan baik, penyuluh harus membuat persiapan yang matang, seperti yang tertuang dalam Satuan Penyuluhan (Satpel). Persiapan berupa Satpel ini wajib dilakukan oleh seorang penyuluh agar mampu menjelaskan materi penyuluhan dengan baik. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan seorang penyuluh agar dapat menjelaskan dengan baik, antara lain: a. Merencanakan penjelasan dengan

baik sesuai dengan materi yang

terdapat dalam Satpel. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sistematika penjelasan dan materi yang akan dijelaskan. b. Menyajikan penjelasan Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: 

Kejelasan penjelasan Penjelasan harus singkat dan jelas. Hindari penjelasan yang bertele-tele. Materi yang dijelaskan tetap mengacu sesuai dengan tujuan penyuluhan.



Penggunaan contoh-contoh Penjelasan akan lebih mudah diterima apabila menggunakan contoh-contoh, baik barang aslinya ataupun barang tiruan.



Penekanan Dari semua penjelasan, ada beberapa bagian yang perlu ditekankan, terutama materi-materi yang harus dikuasai oleh sasaran. Penekanan itu dapat berupa suara/intonasi, media, warna, dan berupa penguatan.



Umpan balik (feedback) Umpan balik sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah penjelasan sudah dimengerti oleh sasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya kepada sasaran atau sasaran disuruh

10

Ibid., hlm 63

14

untuk meringkas atau menjelaskan kembali apa yang telah sasaran dapatkan. 2.2.3

Keterampilan Bertanya Penyuluhan yang dilaksanakan dalam waktu lama tanpa diselingi dengan pertanyaan atau kegiatan inovasi akan membosankan sasaran. Oleh karena itu, keterampilan bertanya bagi seorang penyuluh sangat penting dikuasai. Dalam penerapan keterampilan bertanya bagi seorang penyuluh, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Perhatian tersebut, antara lain: a. Pertanyaan harus singkat dan jelas Untuk memudahkan menangkap makna pertanyaan, pertanyaan harus singkat dan jelas. Hindari pertanyaan yang bertele-tele yang justru menimbulkan multi-interpretasi. b. Pertanyaan diberi acuan Apabila kemungkinan pertanyaan sulit dimengerti, pertanyaan tersebut harus diberi acuan. Dengan acuan ini, sasaran dapat menghubungkan pertanyaan ini dengan pertanyaan yang telah ada sebelumnya. c. Pertanyaan terpusat Pertanyaan terpusat artinya materi pertanyaan sesuai dengan materi yang akan dan telah dijelaskan oleh seorang penyuluh. d. Pertanyaan digilir Untuk menghindari adanya diskriminasi antara sasaran penyuluhan, pertanyaan harus digilir kepada perwakilan peserta. e. Beri waktu cukup untuk berpikir Bagi seorang penyuluh, dalam memberikan pertanyaan harus memberi waktu yang cukup untuk menata jawaban yang akan disampaikan oleh sasaran. Lama waktu yang diberikan untuk menjawab disesuaikan dengan tingkat kesulitan pertanyaan. f. Pemberian tuntunan Bagi sasaran penyuluhan yang pengetahuannya belum lengkap, dalam memberi pertanyaan harus dituntun.

15

2.2.4

Keterampilan Memberi Penguatan11 Penguatan adalah segala bentuk respons yang diberikan oleh seorang penyuluh atas tingkah laku yang dilakukan sasaran untuk memberikan dorongan yang positif. Secara umum fungsi penguatan adalah memberikan penghargaan kepada sasaran sehingga sasaran akan lebih bergairah mengikuti penyuluhan. Jenis penguatan ada dua, yaitu penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang diuangkapkan dengan kata-kata. Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diberikan melalui bahasa isyarat atau tanda-tanda tertentu. Dalam penerapan keterampilan ini, seorang penyuluh dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Penguatan verbal Penguatan verbal ini hendaknya dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi respons oleh sasaran, antara lain “bagus”, ‘tepat sekali”, dan sebagainya. b. Penguatan dengan mimik Apabila respons sasaran positif, penguatan dapat dilakukan dengan mimik, seperti tersenyum dan mengernyutkan dahi. c. Penguatan dengan sentuhan Penguatan dengan sentuhan dapat dilakukan kepada sasaran dengan cara berjabat tangan dan menepuk-nepuk pundaknya. d. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan Kegiatan menyenangkan adalah salah satu penguatan yang perlu dilakukan oleh seorang penyuluh. e. Penguatan dengan simbol atau benda Penguatan dengan benda dapat berupa hadiah atau berupa benda yang dipersiapkan penyuluh antara lain gantungan kunci, gunting kuku, dan lain-lain. f. Penguatan dengan cara mendekati Cara lain memberikan penguatan adalah dengan cara mendekati sasaran. 11

Ibid., hlm 67

16

2.2.5

Keterampilan Mengelola Penyuluhan12 Keterampilan

mengelola

penyuluhan

adalah

keterampilan

penyuluh dalam menciptakan dan memelihara kondisi penyuluhan yang kondusif dan mengembalikannya apabila ada hal-hal yang mengganggu suasana

penyuluhan.

Dalam

penerapan

keterampilan

mengelola

penyuluhan ini, beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain: a. Seorang penyuluh memiliki sikap yang tanggap Seorang penyuluh harus memiliki sikap yang tanggap dan sensitif terhadap kondisi sasaran. b. Memberikan petunjuk yang jelas Memberikan petunjuk pada suatu penyuluhan harus jelas. Sifat yang harus dimiliki pada saat meberikan petunjuk adalah bersemangat, antusias, menantang, bervariasi, fleksibel, disiplin, dan hal-hal yang perlu ditekankan. c. Membagi perhatian Seorang penyuluh tidak boleh memperhatikan hanya orang-orang tertentu saja. Seluruh sasaran harus diperhatikan baik yang duduk di bagian depan maupun yang duduk di belakang. 2.2.6

Keterampilan Bervariasi13 Keterampilan bervariasi adalah keterampilan seorang penyuluh untuk menjaga suasana penyuluhan tetap menarik perhatian dan tidak membosankan sehingga sasaran tetap menunjukkan sikap antusias, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam proses penyuluhan. Dalam penerapan keterampilan bervariasi, ada beberapa hal yang harus dilaksanakan dan diperhatikan,yaitu: 1.

Variasi penggunaan media Variasi penggunaan media dapat berupa media audio (dapat didengar), media visual (dapat dilihat), dan media audio visual (dapat didengar dan dilihat).

12 13

Ibid., hlm 69 Ibid., hlm 71

17

2.

Variasi pola interaksi Dalam penerapan pola interaksi dengan sasaran harus tetap memerhatikan tujuan penyuluhan. Pola interaksi jangan mengganggu perhatian sasaran. Pola interaksi dengan menyampaikan lelucon sangat perlu, tetapi jangan berlebihan dan diluar konteks yang disajikan.

3.

Variasi gaya menyuluh Variasi gaya menyuluh sangat penting dilakukan agar sasaran tidak merasa bosan dan kurang bergairah. Variasi ini dapat berupa variasi suara, vaiasi pemusatan perhatian, variasi kontak pandang, dan variasi gerakan/mimik.

2.2.7

Keterampilan Menutup Penyuluhan14 Keterampilan Menutup Penyuluhan adalah suatu kegiatan untuk memberikan gambaran tentang apa yang telah dipelajari selama penyuluhan dan keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya. Menutup penyuluhan berarti mengakhiri kegiatan penyuluhan. Teknik menutup penyuluhan dapat dilakukan dengan cara: 1. Mengulangi intisari materi penyuluhan Pengulangan dapat dilakukan dengan membuat garis-garis besar dan rangkuman materi penyuluhan. 2. Membuat kesimpulan Seorang penyuluh wajib membuat kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan. Kesimpulan disampaikan secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan selama penyuluhan. 3. Membangkitkan motivasi untuk mempelajari lebih lanjut Beri motivasi kepada sasaran untuk memperdalam materi yang telah disampaikan. Membangkitkan motivasi dapat dilakukan dengan mengaitkan pentingnya memahami materi ini dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

14

Ibid., hlm 72

18

4. Mengadakan evaluasi Evaluasi

dilakukan

untuk

mengetahui

apakah

materi

yang

disampaikan dapat diterima oleh sasaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara tes, baik tes lisan maupun tes tertulis. 5. Pemberi tugas Untuk menindaklanjuti materi penyuluhan dapat dilakukan dengan memberi penugasan. Jenis penugasan yang diberikan harus tetap mengacu pada materi yang telah disampaikan. Bila memungkinkan, tunjukkan buku-buku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

2.3 EVALUASI PENYULUHAN 2.3.1

Pengertian Evaluasi15 Evaluasi adalah suatu proses penentuan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya. Dalam definisi tersebut, ada empat dimensi penting dalam evaluasi, yaitu: 1. Proses, yaitu penentuan Evaluasi sebagai suatu proses adalah penentuan sesuatu apakah berdasarkan pendapat, catatan, atau data objektif/ data subjektif 2. Kriteria, yaitu hasil Evaluasi sebagai suatu hasil kegiatan menilai apakah hasil tersebut diharapkan atau tidak díharapkan, sementara atau permanen, atau hasil diperoleh dalam waktu tertentu. 3. Stimulus atau rangsangan, yaitu kegiatan Evaluasi sebagai suatu kegiatan, ada yang dilaksanakan secara bertahap maupun secara insidental apabila diperlukan. Hal ini penting untuk penilaian suatu proses kegiatan. 4. Nilai, yaitu tujuan Evaluasi sebagai suatu penilaian terhadap tujuan. Tujuan dapat jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

15

Ibid., hlm 73

19

2.3.2

Jenis Evaluasi16 1.

Evaluasi Formatif Evaluasi formatif dilaksanakan pada tahap pengembangan program. Evaluasi formatif ini menghasilkan informasi yang akan digunakan untuk pengembangan program, agar program dapat lebih sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran.

2.

Evaluasi Proses Evaluasi proses memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program. Evaluasi ini menilai apakah elemen-elemen spesifik, seperti fasilitas, tenaga, tempat, atau pelayanan sedang dikembangkan sesuai rencana.

3. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang memberikan pernyataan efektivitas suatu program selama kurun waktu tertentu. Evaluasi ini penting untuk merencanakan dan mengalokasikan sumber daya. 4. Evaluasi Dampak Suatu evaluasi yang menilai keseluruhan efektivitas program dalam menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku pada sasaran. Tujuan evaluasi ini adalah menentukan perubahan yang telah terjadi pada variabel bebas selama kurun waku tertentu. 5. Evaluasi Hasil Suatu evaluasi yang menilai perubahan atau perbaikan indikator status kesehatan untuk kelompok tertentu. Contohnya, untuk menilai perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas, dan status kesehatan lainnya. 2.3.3

Tujuan Evaluasi17 1.

Membantu perencanaan di masa yang akan datang.

2.

Mengetahui apakah sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan dengan baik. Sarana dan prasarana ini mencakup software maupun hardware.

3.

Menentukan kekuatan dan kelemahan program yang sedang berjalan baik dari segi teknis maupun administrative.

16 17

Ibid, hlm 75 Ibid, hlm 76

20

2.3.4

4.

Membantu menentukan strategi.

5.

Mendapat dukungan dari sponsor.

6.

Memotivasi.

Siapa yang Menilai18 Penilaian program penyuluhan dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak yang terkait. Secara umum, penilaian berasal dari pihak dalam dan pihak luar. Pihak dalam yang dimaksud adalah pihak yang melaksanakan program itu sendiri. Penilaian yang baik adalah penilaian yang mempunyai suatu cara penilaian yang bersinambungan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program tersebut. Cara yang dipakai adalah dengan pencatatan dan pelaporan. Laporan didapat dari pelaksana program dan laporan hendaknya mengandung data yang diperlukan untuk evaluasi. Cara lain adalah dengan supervise. Pihak luar yang dimaksud adalah pihak dari luar program yang akan dievaluasi. Keuntungan penilaian dari pihak luar adalah lebih objektif. Pihak luar sebaiknya terdiri atas berbagai ahli sesuai dengan bidang-bidang yang akan dievaluasi.

2.3.5

Waktu Penilaian19 Dipandang dari waktu penilaian, penilaian program penyuluhan dapat dibagi dalanm 1. Penilaian rutin (concurrent evaluation/progress report) Penilaian rutin harus dilakukan oleh pengelola program dalam bentuk progress report. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki sedini mungkin apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan perencanaan atau menghambat program tersebut. Demikian pula, apabila ada kekuatankekuatan dalam program ini dapat dilanjutkan. 2. Penilaian berkala (periodical evaluation) Penilaian berkala dilakukan pada setiap akhir tahap program. Waktu penilaian ini dapat setiap 6 bulan, setiap tahun, setiap 2 tahun, dan sebagainya. 18 19

Ibid, hlm 77 I Dewa Nyoman Supariasa., loc. cit

21

3. Penilaian khusus (ad-hoc evaluation) Penilaian khusus dapat dilakukan kapan saja. Hal ini tergantung keperluan program dan dipandang perlu oleh pengelola program. Penilaian ini tidak direncanakan pada saat perencanaan evaluasi. 4. Penilaian akhir (terminal evaluation) Penilaian akhir adalah penilaian yang dilakukan pada akhir program. Maksud dari evaluasi ini adalah melihat pencapaian tujuan. 2.3.6

Apa yang Dinilai20 Hal-hal yang dinilai adalah penilaian terhadap masukan (input), proses (procces), keluaran (output), dan outcome. Contoh unsur penilaian:

INPUT Teknologi Sarana Manajemen 2.3.7

2.3.7

PROSES

OUTPUT

OUTCOME

Kegiatan penyuluhan

Pengertian Sikap Norma

Perilaku sehat

IMPACT Status Kesehatan

Langkah-langkah Penilaian21 1. Menentukan tujuan evaluasi. Langkah awal dalam evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Apabila tujuan sudah ditentukan, akan berpengaruh terhadap komponen – komponen yang akan dievaluasi. 2. Menentukan bagian program yang akan dievaluasi. Jenis – jenis bagian yang akan dievaluasi meliputi bagian input, proses, output, outcome dan impact. Hal ini akan mempengaruhi informasi yang perlu dikumpulkan. 3. Mengumpulkan data awal. Data awal ini sangat penting untuk dapat membandingkan antara data sebelum program dilakukan dengan setelah program dilakukan. Data awal yang diperlukan bergantung pada bagian yang dievaluasi. 4. Mempelajari tujuan program. Apabila tujuan program dinyatakan dengan baik, akan memudahkan dalam evaluasi. Tujuan harus dapat diukur (measurable) dan dapat 20 21

Ibid., hlm 78 I Dewa Nyoman Supariasa., loc. cit

22

diobservasi (observable). Tujuan dapat dilihat dari tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka pendek. 5. Menentukan tolok ukur (indikator/kriteria). Untuk dapat menilai, terlebih dahulu harus ditentukan tolok ukur sebagai dasar penilaian. Hal ini akan menilai apa. Contohnya adalah meningkatkan konsumsi garam beryodium di masyarakat. Data yang dievaluasi adalah konsumsi garam beryodium. Untuk melihat peningkatan konsumsi garam beryodium, data harus dibandingkan sebelum dan sesudah penyuluhan. 6. Menentukan cara menilai, alat penilaian, dan sumber data. Beberapa cara yang digunakan untuk menilai, yaitu dengan studi kasus (case study), pretes dan postes tanpa control, mempergunakan pretes dan postes dengan control. Pemilihan cara bergantung tujuan pada tujuan evaluasi. Alat yang digunakan dalam penilaian dapat berupa kuesioner. Cara menggunakan alat ini dapat dengan wawancara, pengamatan, dan lain sebagainya. Sumber data dari data primer, yaitu mengumpulkan langsung dari masyarakat, dan data sekunder dengan cara mengumpulkan dokumen – dokumen yanga ada di masyarakat. 7. Mengumpulkan data. Setelah tujuan ditentukan, tolok ukur sudah disepakati, cara menilai sudah jelas, alat yang digunakan sudah siap, dilanjutkan dengan pengumpulan data. Data – data yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuan dan komponen – komponen yang akan dievaluasi. 8. Mengolah dan menyimpulkan data. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan pengolahan data. Data dapat diolah secara deskriptif maupun secara inferensial. Untuk dapat menyimpulkan keberhasilan program penyuluhan harus dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Kesimpulan dapat dikategorikan berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

23

9. Umpan alik (feedback). Umpan balik sangat penting dilakukan agar masyarakat mengetahui apakah program penyuluhan itu berhasil atau gagal. Dengan mengetahui tingkat keberhasilan program serta faktor pendukung dan penghambat

program,

dapat

disarankan

untuk

memperbaiki

kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan program berikutnya.

24

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kegiatan utama penyuluhan terdiri dari perencanaan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, dan evaluasi penyuluhan. Langkah awal dalam penyuluhan

gizi

adalah

merencanakan

penyuluhan.

Perencanaan

penyuluhan gizi dapat ditinjau dari berbagai tingkat, yaitu tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan perencanaan di tingkat puskesmas. Keberhasilan seorang penyuluh kesehatan dalam menyampaikan materi penyuluhannya ditentukan banyak hal, salah satu diantaranya adalah adanya media dan metode penyuluhan yang efektif. Pelaksanaan penyuluhan harus berlangsung secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan kegiatan evaluasi adalah suatu proses penentuan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumya. Ada empat dimensi penting dalam evaluasi, yaitu: 1.

Proses, yaitu penentuan.

2.

Kriteria, yaitu hasil.

3.

Stimulus atau rangsangan, yaitu kegiatan.

4.

Nilai, yaitu tujuan.

3.2 Saran Melihat dari pembahasan kegiatan penyuluhan adalah kegiatan yang penting dilakukan pada masyarakat yang memiliki permasalahan gizi, sehingga perlu dilakukan dengan sangat baik sesuai dengan tujuan dilakukannya penyuluhan.

25

DAFTAR PUSTAKA Machfoed dan Suryani. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Waryana. 2016. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan. Yogyakarta:Nuha. Supariasa. 2012. Pendidikan & Konsultasi Gizi. EGC. Purnama Jaka. 2016. Media dan Metode Penyuluhan yang Efektif Bagi Penyuluh Kesehatan. Jurnal Kesehatan: UPI.

26

Related Documents


More Documents from ""