Fix Makalah Mata.docx

  • Uploaded by: rida resi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Makalah Mata.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,849
  • Pages: 14
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANAMNESA KEBUTUHAN SYSTEM INDRA PENGLIHATAN ANAMNESA KEBUTUHAN PSIKOLOGIS SOCIAL” dalam tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II oleh dosen Heni M,S.Kep,Ns,M.Kes . Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon maaf atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan. Lebih dan kurangnya kami ucapkan Terima Kasih.

Penyusun

1

DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………………… 1 Daftar Isi…………………………………………………………………...…………………….. 2 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. 3 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 3 1.2 Rumusan Maslah……………………………………………………………….……….. 4 1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..….. 4 BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… . 5 2.1 Anamnesa Indra Penglihatan…………………………………………………………… 5 2.2 Anamnesa kebutuhan psikologi social …………………………………………………. 11 BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..…….. 13 3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 13 3.2 Saran……………………………………………………………………………………. 13 Daftar Pustaka……………………………………………………………………...…………... 14

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluhpembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak. Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati kornea dan masuk ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya kebanyakan terjadi di kornea dimana terdapat pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous humor tersebut merupakan massa yang jernih yang menghubungkan kornea dengan lensa mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks dari kornea (penting untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk endothelium kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris yaitu pupil. Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan sirkular untuk mempertahankan level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke mata. Terlalu banyaknya cahaya yang masuk dapat merusak retina. Namun bila terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat. Lensa yang berada di belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan cahaya melewati humour kedua untuk menuju ke retina. Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh, susunan otot siliare yang teratur secara sirkular akan akan mendorong lensa dan membuatnya lebih pipih. Tanpa otot tersebut, lensa akan tetap menjadi lebih tebal, dan berbentuk lebih konveks. Manusia secara perlahan akan kehilangan fleksibilitas karena 3

usia, yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk memfokuskan objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi lainnya yang mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi, hipermetropi dan astigmatisma. 1.2 Rumusan Maslah 1. Bagaimana Anamnesa Indra Penglihatan ? 2. Bagaimana Anamnesa kebutuhan psikologi social ?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Anamnesa Indra Penglihatan 2. Untuk mengetahui Anamnesa kebutuhan psikologi social

4

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Anamnesa Indra Penglihatan Dalam pemeriksaan mata, akan dimulai dengan anamnesa kepada pasien. Dalam wawancara ini pasien akan ditanyakan mengenai keluhannya, riwayat penyakit kini, penyakit dahulu, dan penyakit keluarga. Dengan anamnesa dan kerja sama yang baik, maka akan sangat membantu dalam pembuatan diagnosa. Kelengkapan dan keluasaan pengkajian mata bergantung pada informasi yang diperlukan. Secara umum tujuan pengkajian mata adalah mengetahui bentuk dan fungsi mata. Sebelum melakukan pengkajian, perawat harus menyakinkan tentang tesedianya sumber penerangan/lampu yang baik dan ruang gelap untuk tujuan tertentu. Pasien harus diberi tahu sebelumnya sehingga ia dapat bekerja sama. Untuk mempermudah pengkajian, perawat dapat berdiri atau duduk di hadapan pasien. Dalam setiap pengkajian, selalu ingat bahwa normalnya mata berbentuk bulat/sferik. Dalam pengkajian mata, inpeksi merupakan teknik yang paling penting yang dilakukan sebelum palpasi. Peralatan yang perlu dipersiapkan bergantung pada tujuan pengkajian yang dilakukan. Secara umum dapat di persiapkan Oftalmoskop dan Penutup mata.  ANAMNESIS 1. Menanyakan IDENTITAS PASIEN : nama, umur, pekerjaan, alamat 2. Menanyakan KELUHAN UTAMA : Menentukan salah satu di antara penggolongan kelainan mata :  Mata merah visus normal  Mata merah visus turun  Mata tenang visus turun mendadak  Mata tenang visus turun perlahan  Trauma/kelainan mata lainnya 3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG, termasuk :  Mengarahkan anamnesis lanjutan untuk menyingkirkan penyakit lain pada keluhan utama  Mencari hubungan keluhan utama dengan penyakit lain  Penyakit herediter  Gangguan tajam penglihatan :  Adakah penurunan visus, sejak kapan, progresivitas, mendadak/perlahan  Melihat seperti apa ? Apakah seperti berkabut/berasap, silau saat melihat cahaya  Buram apakah saat melihat jauh/dekat  Apakah lebih jelas saat melihat di tempat terang atau agak gelap  Bagaimanakah adaptasi dari tempat terang ke gelap  Apakah sering tersandung/menabrak-nabrak  Apakah melihat seperti halo (lingkaran pelangi) di sekitar sumber cahaya  Apakah disertai nyeri  Adakah rasa pegal setelah membaca dekat 5

4.

5. 6. 7. 8. 9.

 Apakah melihat dobel pada saat kedua mata dibuka kemudian hilang jika salah satu mata ditutup  Apakah melihat dobel pada satu mata  Apakah melihat seperti bintik yang berterbangan  Apakah melihat seperti tertutup tirai & tampak kilatan cahaya  Sakit pada mata  Sejak kapan, progresivitas  Apakah berulang  Derajat ringan atau berat  Menjalar kemana  Seperti pedes/kelilipan ?  Sakit pada waktu menggerakkan mata  Mata merah  Sejak kapan, apakah setempat atau menyeluruh  Progresivitas  Apakah disertai penurunan penglihatan  Apakah disertai mata berair  Apakah ada sekret (tentukan jenisnya serous/mukopurulen/mukoid/purulen)  Kelopak bengkak/benjolan di kelopak  Apakah ada yang sakit mata merah di sekitarnya Menanyakan riwayat sakit mata sebelumnya : o Penggunaan kaca mata & lensa kontak o Penggunaan obat-obatan mata o Riwayat operasi mata o Riwayat trauma mata o Riwayat gangguan mata pada masa anak-anak Riwayat penyakit sistemik seperti DM, hipertensi, tiroid, TB, luka pada mukosa Riwayat penggunaan obat sistemik misalnya steroid, kina, etambutol Riwayat minum-minuman keras Riwayat alergi : onset, pencetus Riwayat penyakit mata dalam keluarga

 INPEKSI Dalam inpeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera, dan pupil. Cara inpeksi mata: 1. Amati bola mata terhadap adanya protrusi, gerakan mata, lapang pandang, dan visus 2. Amati kelopak mata, perhatikan bentuk dan setiap kelainan dengan cara sebagai berikut : a) Anjurkan pasien melihat ke depan b) Bandingkan mata kanan dan mata kiri c) Anjurkan pasien menutup kedua mata 6

d) Amati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata, serta pada bagian pinggir Kelopak mata, catat setiap ada kelainan, misalnya adanya kemerah-merahan. e) Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata terkait dengan ada/tidaknya bulu mata, dan posisi bulu mata. f) Perhatikan keluasaan mata atas, atau dalam membuka atau sewaktu mata membuka (ptosis) 3. Amati konjungtiva dan sclera dengan cara sebagai berikut

a) Anjurkan pasien untuk melihat lurus ke depan b) Amati konjungtiva untuk mengetahui ada/tidaknya kemerah-merahan , keadaan vaskularisasi, serta lokasinya. c) Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan mengunakan ibu jari d) Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, catat bila didapatkan infeksi atau pus atau bila warnanya tidak normal, misalnya anemic. e) Bila diperlukan, amati konjungtiva bagian atas, yaitu dengan cara membuk/membalik kelopak mata atas dengan perawat berdiri di belakang pasien f) Amati warna sklera saat memriksa konjungtiva yang pada keadaan tertentu warnanya dapat menjadi ikterik. 4. Amati warna iris serta ukuran dan bentuk pupil . kemudian lanjutkan dengan mengevaluasi reaksi pupil terhadap cahaya. Normalnya bentuk pupil adalah sama besar (isokor). Pupil yang mengecil disebut miosis, amat kecil disebut pinpoint, sedangkan pupil yang melebar/dilatasi disebut midriasis. Cara inpeksi gerakan mata: a) Anjurkan pasien untuk melihat lurus kedepan b) Amati apakah kedua mata tetap diam atau bergerak secar spontan (nistagmus) yaitu gerakan ritmis bola mata, mula-mula lambat bergerak ke satu arah, kemudian dengna cepat kembali keposisi semula. c) Bila ditemukan adany nistagmus, amati bentuk, frekuensi (cepat atau lambat), amplitude (luas/sempit), dan durasi nya (hari.minggu). d) Amati apakah kedua mata memandang lurus ke depan ata salah satu mengalami deviasi e) Luruskan jari telunjuk anda dan dekatkan dengan jarak sekitar 15-30 cm.

7

f) Beri tahu pasien untuk mengikuti gerakan jari anda dan pertahankan posisi kepala pasien. Gerakkan jari anda kedelapan arah untukk mengetahui fungsi 6 otot mata Cara inpeksi lapang pandang:

a) Berdiri di depan pasien b) Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan cara menutup mata yang tidak diperiksa c) Beri tahu pasien untuk melihat lurus kedepan dan menfokuskan pada satu titik pandang,, misalnya hidung anda d) Gerakan jari anda pada suatu garis vertical/dari samping, dekatkan ke mata pasien secara perlahan –lahan e) Anjurkan pasien untuk memberi tahu sewaktu mulai melihat jari anda f) Keji mata sebelahnya. Pemeriksaan visus

a) Siapkan kartu Snellen atau kartu yang lain untuk pasien dewsa atau kartu gambar untuk anak-anak. b) Atur kursi tempat duduk pasien dengan jarak 5 atau 6 m dari kartu Snellen c) Atur penerangan yang memadai sehingga kartu dapat di baca dengan jelas d) Beri tahu pasien untuk menutup mata kiri dengan satu tangann. e) Pemeriksaan mata kanan dilakukan dengan cara pasien disuruh membaca mulai dari huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan catat tulisan terkhir yang masih dapat dibaca oleh pasien . 8

f) Selanjutnya lakukan pemeriksaan mata kiri. Kartu Snellen di buat sedemikian rupa sehingga huruf tertentu yang dibaca dengan pusat optic mata (nodal point) membentuk sudut sebesar 50˚ untuk jarak tertentu. Hasil pemeriksaan visus ditulis secara terpisah antara mata kanan (OD) dan mata kiri (OS) yang dinyatakan dengan pembilang/penyebut. Pembilang menyatakan jarak antara kartu Snellen dengan mata, sedangkan penyebut menyatakan jarak suatu huruf tetentu harus dapat dilihat oleh mata yang normal.  PALPASI Palapasi pada mata dikerjakan dengan tujuan untuk mengetahui takanan bola mata dan mengetahui adnya nyeri tekan. Untuk mengukur tekanan bola mata secara lebih teliti diperlukan alat Tonometri yang memerlukan keahlian khusus. Cara palpasi untuk mengetahui tekanan bola mata: 1. Beri tahu pasien untuk duduk 2. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata 3. Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila tekanan bola mata meninggi, mata teraba keras. Pengkajian tingkat mahir (pengkajian funduskopi) Pengkajian mata tingkat mahir (funduskopi) dilakukan paling akhir. Pengkajian ini dikerjakan untuk mengetahui susunan retina dengan mengunakan alat oftalmoskop. Untuk dapat melakukan hal ini, diperlukan pengetahuan anatomi dan fisiologi mata yang memadai serta keterampilan khusus dalam mengunakan alat. Cara kerja pengkajian Funduskopi 1. Atur posisi pasien duduk dikursi 2. Beri tahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 3. Teteskan 1-2 tetes obat yang dapat melebarkan pupil dalam jangka pendek, misalnya Tropikamid (bila tidak ada kontradiksi) 4. Atur cahaya ruangan agak redup 5. Duduk dikursi dihadapan pasien 6. Beri tahu pasien untuk melihat secara tetap pada titik tertentu dan anjurkan untuk tetap mempertahankan sudut pandangnya tanpa berkedip. 7. Bila pasien atau anda memakai kacamata, hendaknya dlepas dahulu. 8. Pegang Oftalmoskop, atur lensa pada angka 0, nyalakan dan arahkan pada pupil mata dari jarak sekitar 30 cm sampai anda temukan red reflex yang merupakan cahaya pancaran dari retina. Bila letak oftalmoskop tidak tepat, reed reflex tidak akan muncul. Red reflex juga tidak muncul pada berbagai gangguan, misalnya katarak. 9. Bila red reflex sudah ditemukan, dekatkan oftalmoskop secara perlahan kemata pasien. Bila pasien myopia, atur control kearah negative (merah). Bila pasien hipertropia, atur control ke arah positif (hitam). 10. Amati fundus secara sistematis yang di awali dengan mengamati pembuluh darah besar. Catat bila ditemukan kelainan. Lanjutkan pengamatan dengan 9

membandingkan ukuran arteri dan vena yang normalnya mempunyai perbandingan 4:5. Kemudian amati warna macula yang normalnya tampak lebih terang daripada retina. Berikutnya amati warna, batas, dan pigmentasi dan diskus optikus. Normalnya diskus optikus berbentuk melingkar, berwarna merah muda agak kuning, batas terang dan tetap dengan jumlah pigmen yang bervariasi. Lalu amati warna retina, kemungkinan ada pendarahan, dan setiap ada kelainan. 11. Bandingkan mata kanan dan kiri. 12. Catat hasil pengkajian dengan jelas 13. Setelah pengkajian selesai, teteskan Pilokarpin 2% untuk menetralisasi dilatasi pada mata yang di amati (pada pasien yang ditetesi Tropikamid) 14. Tunggu/pastikan pasien dapat melihat sepeti semula.  Pemeriksaan Tajam Penglihatan Ini biasa dilakukan ketika Anda datang dengan keluhan, penglihatan memburam atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya Anda akan diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapan Anda diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan. Anda akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa Anda baca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila Anda bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata Anda adalah 6/60 (enam perenam puluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat Anda baca. Setelah diketahui nilai visus, Anda biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta-ganti. Tujuannya adalah agar mata Anda dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik. Bila visus mata sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akan melakukan dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan Anda. Anda harus menghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan lambaian tangan. Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya senter. Bila cahaya pun tak terlihat, maka mata mungkin mengalami kebutaan. Pemeriksaan ini memang sangat subjektif (tergantung dari persepsi Anda sendiri). Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan pemeriksaan komputer, yang jelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan papan Snellen.  Pemeriksaan Posisi Bola dan Otot Mata Posisi bola mata penting untuk pemeriksaan, apakah ada perubahan posisi mata, apakah terdapat kejulingan mata. Dokter akan melakukan inspeksi (pemeriksaan dengan mengamati) bola mata dan ia akan meminta Anda untuk menggerakkan bola mata, ke delapan arah mata angin. Bila ada masalah pada otot atau juling, biasanya akan terlihat pada pemeriksaan mata ini.  Pemeriksaan Kelopak Mata 10

Kelopak mata akan diperiksa bila terjadi trauma atau luka pada kelopak atau terjadinya mata merah. Kelopak akan diamati apakah ada luka atau kemerahan karena pembesaran pembuluh darah atau berdarah.  Pemeriksaan Bagian Mata Depan Pemeriksaan ini untuk melihat beberapa keadaan di mata depan yaitu bagian kornea, konjungtiva, iris, pupil, sklera, dan lensa. Pada pemeriksaan kornea, biasanya dokter ingin mengetahui apakah ada luka pada kornea. Dokter akan melakukan tes floresensi. Pasien akan diberikan obat floresen, kemudian dibilas dengan air suling, dan dilihat dengan lampu kobalt biru. Bila ada luka, maka akan terlihat cahaya berpendar. Tes ini dilakukan bila terjadi luka pada bola mata. 2.2

Anamnesa kebutuhan psikologi social Riwayat psikososial yang lengkap menunjukkan siapa sistem pendukung klien, termasuk pasangan, anak-anak anggota keluarga lain, atau teman dekat. Riwayat psikososial termasuk informasi tentang cara-cara yang biasanya klien dan anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stres.perilaku yag sama seperti berjalan-jalan, membaca, atau berbicara dengan teman, dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan jika klien mengalami stres ketika menerima perawatan kesehatan.perawat juga belajar apakah klien telah mengalami suatu kehilangan baru-baru ini yang dapat menciptakan suatu rasa berduka. Menurut Helen Varney tahun 2007, komponen anamnesa adalah sebagai berikut : Mengidentifikasi informasi 1. Nama Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias. 2. Usia Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinanpenyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu. 3. Ras/etik Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu. 4. Alamat/telepon Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit. 5. Agama Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan) seorang pasien menurut agamanya. 6. Status pernikahan 11

Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien. 7. Pekerjaan Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. 8. Jenis kelamin Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya.

12

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visua yang dapat dikaji melalui Analisa dan anamnesa.

3.2

Saran Kita tahu bahwa mata adalah penting bagi manusia karena tanpa mata manusia tidak bisa melihat apap apa menggunakan mata.setelah kita mengetahui apa pentingnya fungsi mata bagi manusia diharapkan supaya dapat memelihara atau merawat mata dengan baik agar tidak terjadi sakit yang parah seperti katarak,astigmatisma dan sebagainya

13

DAFTAR PUSTAKA     

Robert Priharjo,(2002).Pengkajian Fisik Keperawatan.EGC http://www.dua.yolasite.com/artikel blog (diakses tanggal 24 oktober pukul 18.30) http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Menschliches_auge.jpg – file (diakses tanggal 24 oktober pukul 18.30) http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=83&action=detail (diakses tanggal 24 oktober pukul 18.30) http://optiknisna.info/snellen-chart-dan-optotip-murahan-tidak-bisa-diandalkan.html (diakses tanggal 24 oktober pukul 18.30)

14

Related Documents

Fix Makalah
October 2019 30
Makalah Fix Jkn.docx
November 2019 19
Makalah Fix Ptm.docx
May 2020 10
Fix Makalah Bu Heni.docx
December 2019 29
Makalah Elmag (fix).docx
November 2019 18
Fix Makalah Mata.docx
April 2020 18

More Documents from "rida resi"

Bab I.docx
April 2020 11
1.docx
December 2019 16
Kata Pengantar Fix.docx
December 2019 13
Fix Makalah Bu Heni.docx
December 2019 29
Fix Makalah Mata.docx
April 2020 18