KONSEP-KONSEP DASAR FIQIH USHUL FIQIH 1. Apakah yang dimaksud dengan Ijtihad? Ijtiahd secara bahasa (etimologis) berarti mengerahkan segala daya untuk meraih sesuatu atau mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedangkan secara istilah (terminologis) ijtihad berarti pengerahan kemampuan seorang faqih dalam proses penggalian hukum syara’ dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dan Orang yang berijtihad disebut Mujtahid. 2. Syarat menjadi Mujtahid : 1. Mengetahui isi al-qur’an dan sunah yang berkaitan dengan hukum 2. Mengetahui ilmu al-qur’an dan as-sunah 3. Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud 4. Mengetahui masalah-masalah ijma’ ulama 5. Mengetahui seluk-beluk qiyas dan dapat menerapkannya 6. Mengetahui bahasa arab dan uslub-uslubnya 7. Mengetahui ushul fiqih 8. Mengetahui tujuan syari’at Islam 9. Mengetahui Maqhasidus Syari’ah 3. Tingkatan Mujtahid : 1. Mujtahid Fis Syar’i, disebut juga dengan Mujtahid Mutlaq Mustaqil, yaitu mujtahid yang membangun suatu mazhab hukum Islam (fiqih) seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hambal. 2. Mujtahid Fil Madzhab, yaitu mujtahid yang tidak membentuk mazhab sendiri, tetapi mengikuti salah satu Imam Mazhab. Contoh Mujtahid fil madzhab, antara lain Abu Yusuf dalam Madzhab Hanafi, dan Al-Muzany dalam Mazhab Syafi’i. 3. Mujtahid Fil Masa’il yaitu mujtahid yang berijtihad hanya pada beberapa masalah dan bukan pada masalah-masalah yang umum, seperti Al-Thohawi dalam mazhab Hanafi, al-Ghazali dalam Mazhab Syafi’i dan al-Khiraqi dalam mazhab Hambali. 4. Mujtahid Muqayyad, yaitu mujtahid yang mengikat diri dengan pendapat ulama salaf/ulama tertentu dan mengikuti hasil ijtihad mereka. 5. Mujtahid Murajjih/Mujtahid Tarjih, yaitu mujtahid yang dalam menetapkan hukum suatu masalah berdasarkan kepada hasil tarjih (memilih yang lebih kuat) dari pendapat imam-imam madzhabnya. 4. Macam-macam ijtihad : 1. Ijtihad Fardhi (individual), yaitu ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid secara individual 2. Ijtihad Jama’i (kolektif), yaitu ijtihad yang dilakukan oleh beberapa ulama secara kolektif melalui musyawarah. 5. Pengertian Tarjih : Tarjih adalah menguatkan salah satu dalil dari dua dalil yang bertentangan terhadap yang lain sehingga dapat diketahui mana yang lebih kuat kemuadian diamalkan dan yang lemah ditinggalkan. 6. Pengertian Taqlid : Taqlid secara bahasa mengikuti atau meniru, sedangkan secara istilah adalah menerima atau meniru pendapat/perkataan seseorang tanpa mengetahui pendapat atau perkataan itu dasar hukumnya dari mana. 7. Pengertian Ittiba’ : Ittiba’ secara bahasa mengikuti atau menuruti, sedangkan secara istilah adalah menerima atau mengikuti pendapat/perkataan seseorang dengan mengetahui dasar pengambilan hukum dari kebenaran pendapat atau perbuatan itu. 8. Pengertian Talfiq : Talfiq berarti mengambil beberapa hukum dari beberapa mazhab dengan pendapat yang berbeda sebagai dasar beramal dan beribadah.
9. Pengertian Ijma’ : Ijma’ secara bahasa berarti memutuskan dan menyepakati sesuatu. Secara istilah adalah kesepakatan semua imam mujathid pada suatu masa setelah wafatnya Rasulullah terhadap hukum syara’ mengenai suatu kasus. Macam-macam ijama : - Ijma’ Sharih, yaitu ijma yang menampilkan pendapat setiap ulama secara jelas dan terbuka, baik melalui ucapan maupun perbuatan. - Ijma’ Sukuti, yaitu sebagian mujtahid mengemukakan pendapatnya secara jelas mengeani hukum suatu peristiwa melalui perkataan atau perbutan, sedangkan mujtahid yang lain tidak memberikan tanggapan apakah ia menerima atau menolak. 10. Pengertian Qiyas : Qiyas secara bahasa berarti mengukur, membandingkan sesuatu dengan yang semisalnya. Sedangkan secara islitah adalah menghubungkan suatu perkara yang tidak ada hukumnya dalam nas dengan perkara lain yang ada nas hukumnya karena ada persamaan ‘illat. Rukun Qiyas : 1. Al-Aslu 2. Al-Far’u 3. Hukum Asal 4. Ilat hukum Macam-macam Qiyas : 1. Qiyas Aulawi 2. Qiyas Musawi 3. Qiyas Adna 11. Pengertian Istihsan : Istihsan secara bahasa menganggap baik atau mencari yang baik. Menurut istilah adalah meninggalkan hukum yang telah ditetapkan kepada hukum yang lainnya pada suatu peristiwa atau kejadian yang ditetapkan berdasarkan dalil syara’. Atau meninggalkan qiyas yang nyata, menjalankan qiyas yang tidak nyata (khafy) karena ada dalil logika yang dibenarkan. 12. Pengertian Maslahatul Mursalah : Secrara bahasa Maslahah artinya kebaikan, kemanfaatan atau keuntungan. Sedangankan mursalah berarti terlepas dan terbebas. Secara istilah Maslahatul Mursalah adalah sesuatu yang tidak ada bukti baginya dari syara’ dalam bentuk nas tertentu yang membatalkannya maupun yang menetapkannya keberlakuannya. 13. Pengertian Istishab : Istishab secara bahasa berarti selalu menyertai. Secara istilah adalah sesuatu yang pernah berlaku secara tetap pada masa lalu dan berlaku pada masa selanjutnya, kecuali ada dalil yang mengubah ketentuan hukum itu. 14. Pengertian ‘Urf : ‘Urf secara bahasa berarti sesuatu yang dikenal. Secara istilah adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan manusia dalam pergaulannya dan sudah mantap dan melekat dalam urusan-urusan mereka. 15. Pengertian Saddud Dzara’iyyah : Saddud Dzara’iyyah secara bahasa berarti menutup jalan. Secara istilah adalah sesuatu yang secara lahiriah hukumnya boleh, namun hal itu akan menuju kepada hal-hal yang dilarang, sehingga mujtahid menetapkan larangan terhadap suatu kasus hukum tersebut yang pada dasarnya boleh. 16. Pengertian Mazhab Sahabat / Mazhab Shahabi : Mazhab Shahabi adalah kumpulan fatwa atau keputusan mengenai suatu hukum yang dikeluarkan oleh para sahabat Rasulullah yang secara mendalam memahami isi kandungan al-Qur’an dan sunah. Kemudian fatwa tersebut dijadikan dasar dalam melakukan suatu perbuatan.
17. Pengertian Syar’u Man Qoblana : Syar’u Man Qoblana atau syariat umat sebelum kita adalah syari’at Allah yang diturunkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad saw. dan syariat itu tetap berlaku untuk Nabi Muhammad saw dan umatnya. 18. Pengertian Dalaltul Iqtiron : Dalaltul Iqtiron adalah dalil yang menunjukan bahwa sesuatu itu sama hukumnya dengan sesuatu yang disebut bersama-sama. 19. Penegrtian Fiqih : Fiqih secara bahasa berarti pemahaman yang mendalam dan operatif serta dapat mengenali hakikat perkataan dan perbuatan. Secara istilah berarti pengetahuan tentang hukum syara’ praktis berdasarkan dalil-dalilnya yang terperinci. 20. Penegrtian Ushul Fiqih menurut Jumhur Ulama : Ushul fiqih adalah kaidah-kaidah yang memungkinkan penggalian hukum dari dalil-dalilnya. 21. Penegrtian hukum menurut Jumhur Ulama Fiqih : Hukum adalah firman Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf berupa keharusan, pilihan dan kondisi yang menyertainya. 22. Penegrtian Hukum Taklifi : Hukum taklifi adalah hukum yang mengharuskan atau membolehkan atau memilih dilakukan atau ditinggalkannya suatu perbuatan 23. Pengertian Hukum Wadl’I : Hukum wadl’I adalah hukum yang dijadikan Allah sebagai pengikat keberlakuan hukum taklifi, berupa sebab, syarat, atau mani’.