Fiqhud Dakwah Pendahuluan Bahan fiqhud dakwah ini akan semakin berkesan apabila diberikan kepada mutarabbi yang sudah berdakwah. Dengan dakwah yang dibawanya maka akan memudahkan pemahaman dakwah dan memperlancar aktivitas dakwah. Bahan fiqhud dakwah merupakan bahan lanjutan setelah bahan takwinul ummah dan tarbiyah islamiyah. Permasalahan dakwah, tasawur dakwah yang kurang, perancangan dakwah dan bagaimana sikap murabbi atau da’i dalam menghadapi realitas akan dibedah dalam fiqhud dakwah. Istilah fiqhud da’wah ini merupakan istilah yang dikeluarkan pada abad 20 sehingga istilah fiqhud da’wah ini tidak dijumpai pada kitab kuning. Fiqhud da’wah atau memahami da’wah sebagai panduan bagaimana cara kita berda’wah berkesan dan melalui fiqhud da’wah ini juga menjelaskan bagaimana cara menerapkan syari’at. Fiqhud da’wah merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah secara minhaj dan uslub mengikuti situasi, keadaan, peristiwa yang berlaku, dan sikap yang muncul. Kemudian diantara minhaj dan uslub ini diterapkan dengan sasaran yang akan dicapai. Pendekatan da’wah melalui fiqhud da’wah ini akan membawa kesan karena sudah mengambil banyak masalah. Dakwah yang mengikuti nabi Muhammad SAW akan membawa kejayaan. Da’wah mengikuti nabi lebih mengacu kepada minhaj tetapi dalam aplikasi minhaj tadi memerlukan fiqhud da’wah sehingga sesuai dan dapat diterima secara baik. Tanpa merujuk da’wak nabi maka kita akan mengalami kegagalan dan kehancuran. Kerugian da’wah yang dibawa tanpa mempertimbangkan fiqhud da’wah ini telah dirasakan oleh banyak aktivis da’wah dan institusi da’wah. Pengaruh kita berda’wah oleh ilmu Barat merupakan sesuatu yang sangat mungkin saat ini karena tidak kenalnya da’wah Islam dan sebahagian kita saat ini dididik oleh ilmu Barat dan sebahagian dirinya begitu tsiqoh kepada Barat. Selain itu banyak juga para da’i yang tidak menggunakan fiqhud da’wah dalam menyampaikan Islam. Paket fiqhud da’wah ini berorientasi kepada mengenalkan bagaimana berda’wah, memotivasi individu berda’wah, menyelesaikan permasalahan da’wah, memberikan tasawur terhadap harakah, da’wah dan jama’ah, membentuk suatu kekuatan Islam melalui pribadi-pribadi da’i, dan memahami juga bagaimana menegakkan Dien. Da’wah nabi tidak hanya hanya menyampaikan risalah saja kepada masyarakat, seperti yang dipahami kebanyakan da’I saat ini, tetapi juga untuk membentuk dan menegakkan Dien di muka bumi, sehingga memungkinkan Islam berjaya. Menegakkan Dien sebagai sasaran da’wah jarang dipahami oleh ummat Islam. Hal ini merupakan ghozwul fikri pihak musuh Islam yang ingin mengekalkan pemahaman bahwa da’wah hanya mengajak manusia ke masjid tetapi tidak mengajak manusia ke medan dan lapangan kehidupan manusia. Fiqhud da’wah yang dipelopori dan dirintis oleh Imam Syahid Hasan Al Banna dan dikembangkan oleh jama’ah Ikhwan saat ini dijadikan sebagai rujukan oleh seluruh aktivis da’wah Islam di dhail da’wah berperan untuk meningkatkan motivasi individu berda’wah dan juga untuk memberikan gambaran keutamaan bagi individu yang berda’wah. Secara operasional da’wah perlu didasarkan kepada pemahaman kita mengenai apa itu da’wah, bagaimana amal, marahil, dan ahdaf yang akan dicapai mengikuti setiap marhalah tadi. Tasawur ini akan menjadikan da’wah tertib dan terancang dengan baik. Setelah pemahaman yang
didapat dari bahan ini maka diperlukan pengenalan dasar pelaksanaan takwin dan anasir da’wah. Dengan bahan ini kita mengetahui bahwa da’wah yang dijalankan menekankan tarbiyah dengan pendekatan takwin, selain itu da’wah juga mempunyai anasir yang memberikan penguatan kepada da’wah kita. Permasalahan yang timbul mengenai jamaah dan persoalan yang berkaitan dengan jamaah dapat dijawab dengan memberikan bahan khosoisud da’wah. Bahan ini dapat memberikan jawaban yang tepat dan benar bagaimana kita berda’wah dan juga bagaimana kita menghadapi harakah lainnya. Bahan khosoisud da’wah dapat memberikan tasawur jama’ah dan harakah yang ideal sehingga dapat menafikan harakan lainnya yang tidak mengikuti khosis da’wah yang kita berikan. Da’wah yang baik dan dapat membawa kepada keberhasilan maka da’wah juga pasti mempunyai sifat rabbaniyatud da’wah sehingga da’wah yang merobbani sebagai da’wah alternatif bagi para aktivis. Bahan iqomatud dien semakin menjelaskan kemana da’wah yang akan kita bawa. Bahan muqowimat nahdatul ummah sebagai gambaran kebangkitan ummat dan diakhiri dengan dorongan mutarabbi kepada amal jama’i dalam jama’ah.