File.pdf

  • Uploaded by: Yudhistira
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View File.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 72,262
  • Pages: 359
UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN FOKUS PADA PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN “NEED FOR HELP” DAN LOSS & GRIEF PADA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA PARTUM DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH

KARYA ILMIAH AKHIR

Oleh: M.M.SETYANINGSIH 1006748684

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN FOKUS PADA PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN “NEED FOR HELP” DAN LOSS & GRIEF PADA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA PARTUM DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH KARYA ILMIAH AKHIR Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh: M.M.SETYANINGSIH 1006748684

Supervisor Utama: Dra Setyawati,S.Kp., M.App.Sc.,PhD Supervisor: Dr Yati Afiyanti,S.Kp., MN

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini. Penulisan laporan praktek keperawatan maternitas ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners Spesialis Keperawatan Maternitas pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, dari masa praktek hingga masa penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Ibu Dra. Setyowati, M. App. Sc, Ph. D selaku supervisor utama yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini; (2) Ibu Dr. Yati Afiyanti, S.Kp., MN selaku supervisor yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini; (3) Ibu Ns. Desrinah Harahap, S.Kep., M. Kep., Sp. Mat selaku supervisor yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini; (4) Ibu Irna Nursanti, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat selaku supervisor yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini; (5) Ibu Ns. Tri Budiarti, S.Kep., M. Kep., Sp. Mat selaku supervisor yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini; (6) Ibu Ulty Desmarnita, S.Kp., M.Kes., Sp.Mat dan ibu Sri Djuwitaningsih, S.Kp., M.Kes., Sp.Mat selaku supervisor yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

mengarahkan saya dalam penyusunan

laporan praktek

keperawatan maternitas ini;

i

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

(7) Ibu Dewi Irawati, Ph. D, selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telah memberi kesempatan saya untuk melakukan penyusunan laporan praktek keperawatan maternitas ini. (8) Pihak perpustakaan FIK dan perpustakaan pusat Universitas Indonesia yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan; (9) Pimpinan instansi saya yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada saya baik secara material maupun moral; (10) Orang tua dan seluruh keluarga besar saya khususnya pada suami dan kakak saya yang telah membantu mendukung saya baik secara material maupun moral; (11) Seluruh sahabat dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktek keperawatan maternitas ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas budi baik bapak dan ibu semua yang telah membantu saya. Semoga laporan praktek keperawatan maternitas ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Depok, 12 Juni 2013 Penulis

ii

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ABSTRAK Nama : M.M.Setyaningsih Program Studi : Program Studi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Judul : Laporan Praktek Spesialis Keperawatan maternitas Penerapan Teori Keperawatan “Need for Help” dan Loss & Grief pada Asuhan Keperawatan Intra Partum dengan Intra Uterine Fetal Death

ABSTRAK Kemampuan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap harus dimiliki oleh seorang perawat spesialis keperawatan maternitas. Kemampuan ini diperlukan supaya seorang perawat spesialis keperawatan maternitas dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat baik secara mandiri maupun berkolaborasi. Seorang perawat spesialis keperawatan maternitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berperan sebagai seorang pelaksana, pendidik, konsultan, advokat, pengelola asuhan keperawatan maternitas, peneliti, kolaborator, komunikator dan koordinator, serta pembaharu dalam bidang keperawatan maternitas. Laporan ini menguraikan kegiatan pencapaian kompetensi selama praktek residensi dengan fokus penerapan teori keperawatan “Need for Help” dan Loss & Grief pada ibu intra partum dengan kematian janin. Kompetensi yang diharapkan dapat tercapai selama praktek dan teori keperawatan “Need for Help” dan Loss & Grief dapat diterapkan pada penanganan kasus intra partum dengan intra uterine fetal death. Kata kunci: Intra partum, intra uterine fetal death,“Loss and Grief”; Teori “Need for Help”.

iii

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ABSTRACT Name : M.M.Setyaningsih Study Program: Maternity Nursing Specialist Faculty of Nursing - Universitas Indonesia Title : Maternity Nursing Specialist Practice Report The Implementation of “Need for Help” Nursing Theory and Loss & Grief in the Nursing Care of Intrapartum with Intra Uterine Fetal Death To be able to provide good health service to the society both independently and through collaboration, a maternal nursing specialist must be well knowledgeable, possess good relevant skills and attitudes. A maternal nursing specialist play an important role as a health practitioner, an educator, a consultant, an advocate, a communicator, an administrator in maternal nursing care, a researcher, a collaborator, a communicator and coordinator, and a reformer in maternal nursing. This report ellaborates the activities in attempts to achieve the intended competence during the resident practice, focused on the application of nursing theories '' Need for Help'' and '' Losss and Grief'' on mothers with intra partum and fetal death. This expected competence can be put into practice in handling a case of intra partum with intra urine fetal death.

Keywords: Intrapartum, intra uterine fetal death; “Loss and Grief”;“Need for Help” Theory.

iv

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. HALAMAN PENGESAHAN ………………………………….........................

i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………….........................

ii

HALAMAN PERNYATAAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………….....

iii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME………......................

v vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ABSTRAK………………………………………………………………………

vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...........

viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………............

ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. x BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………….......... 1.2 Tujuan …………………………………………........... 1.2.1 Tujuan umum ………………………………………........... 1.2.2 Tujuan khusus …………………………………………….. 1.3Sistematika ………………………………………………..

1 5 5 5 5

BAB 2: TINJAUAN TEORI 2.1 Manajemen Intra Uterine Fetal Death……………………………

7

2.2 Penerapan Teori dan Model “ Need fo Help” Menurut Wiedebach

12

2.3 Teori “Loss and Grief” ………………………………………..

16

BAB 3: APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA PRAKTEK RESIDEN 3.1 Gambaran Kasus …………………………………………........... 3.2 Penerapan Model dan Teori Keperawatan pada Kasus Ibu Intra Partum dengan Kematian Janin………………………………

25 31

BAB 4: PENCAPAIAN KOMPETENSI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN 54 MATERNITAS BAB 5: PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Aplikasi Teori “Need for Help” dan “Lost and Grief” 62 pada asuhan ibu intra partum dengan kematian janin…………. 5.2 Kelebihan dan Kekurangan yang Didapat Selama Praktek Redisen 69

v

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB 7: SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan…………………………………………………………… 7.2 Saran……………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

72 72

vi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR TABEL Konsep Model “Need for Help” pada Ibu Intra Partum dengan Kematian Janin Tabel Konsep 2.2 Teori “Loss and Grief” pada Ibu Intra Partum dengan Kematian Janin Tabel 2.3 Integrasi Konsep Model “Need for Help” dan Teori “Loss and Grief” pada Ibu Intra Partum dengan Kematian Janin Tabel 2.1

16 23 24

vii

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

Kontrak belajar

Lampiran 2

Jadwal dinas, target pencapaian kompetensi

Lampiran 3

Laporan kasus

Lampiran 4

Proyek inovasi di rumah sakit (1) (2) dan komunitas

viii

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat di suatu negara adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di negara tersebut. Angka kematian bayi di dunia masih cukup tinggi, di Oman kematian janin di dalam rahim dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu sebesar 7, 9 per 1000 kelahiran hidup, di USA pada tahun 2003 angka kematian bayi sekitar 6,23 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2005 sekitar 6,2/1000 kelahiran hidup, di Mesir 10/1000 kelahiran hidup pada tahun 1993-1995 (Patel, 2008; Lindsey et al, 2012).

Upaya untuk menurunkan kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu merupakan dua dari delapan sasaran Milleneum Development Goals (MDGs). Tenaga kesehatan merupakan salah satu profesi yang bertanggung jawab dalam menyukseskan delapan sasaran tersebut. Upaya- upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk dapat menjadi seorang tenaga profesional yang bertanggung jawab adalah meningkatkan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki.

Perawat maternitas sebagai salah satu tenaga kesehatan dididik untuk memiliki kemampuan berperan sebagai praktisi keperawatan, pendidik, konselor, advokat, koordinator, kolaborator, pengelola, peneliti sekaligus sebagai agen pembaharu. Oleh karena itu spesialis keperawatan maternitas diharapkan memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mandiri maupun berkolaborasi dengan team lain saat melaksanakan perannya di masyarakat.Dengan demikian perawat maternitas ikut bertanggung jawab dalam menyukseskan delapan sasaran dalam MDGs, terutama menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

Indonesia memiliki angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sementara sasaran target pencapaian angka kematian bayi yang Universitas Indonesia 1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

ditetapkan oleh tujuan pembangunan milenium (MDGs) pada tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup (Bappenas, 2010). Kejadian IUFD merupakan salah satu penyebab peningkatan angka kematian bayi, karena lebih kurang 5% konsepsi mengalami kematian janin dalam rahim (IUFD) (Silver, 2007).

IUFD menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists merupakan akibat dari adanya gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga menyebabkan janin meninggal di dalam rahim, dengan usia kehamilan lebih dari sama dengan 20 minggu dan memiliki berat badan lebih dari sama dengan 500 gram (Leduc et al, 2009). Kematian janin di dalam kandungan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor kondisi janin, kondisi placenta dan kondisi ibu saat hamil (Prawirohardjo, 2009). Disamping beberapa faktor tersebut di atas, penyebab terjadinya kematian janin dalam kandungan sering tidak diketahui penyebabnya (Patel, 2008; WHNS, 2009).

Angka kejadian IUFD selama praktek residensi periode bulan September sampai dengan Nopember 2012 di rumah sakit A terdapat sejumlah 16 kasus. Data di rumah sakit B sebagai lahan praktek periode bulan April sampai dengan Mei 2013 memiliki kejadian IUFD sebagai berikut tahun 2011 sejumlah 90 kasus, tahun 2012 sejumlah 113 kasus, dan tahun 2013 dalam periode bulan Januari sampai dengan Maret sejumlah 28 kasus.

Faktor yang menyebabkan bayi lahir premature, cacat atau mati di dalam rahim adalah infeksi, anemia, thalasemia, preeklamsi, systemic lupus erythematous (SLE), idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP), thrombocithemia. Penanganan dan pengawasan oleh tenaga kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan post partum sangat diperlukan untuk menghasilkan seorang anak yang sehat (PSANZ, 2009).

Kejadian kematian janin sangat berdampak bagi ibu dan keluarga. Kejadian ini sangat mempengaruhi kondisi fisiologis dan psikologis ibu dan keluarga. Keadaan fisiologis yang dapat mempengaruhi kondisi ibu akibat kematian janin dalam

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3

kandungan adalah resiko terjadinya perdarahan karena ada hubungan antara kejadian IUFD dengan proses pembekuan darah ibu yaitu meningkatkan risiko terjadinya disseminated intravaskuler coagulopathy (DIC) (Weiner, 1999; PSANZ, 2009). Kejadian IUFD juga sangat mempengaruhi kondisi psikososial ibu. Ibu yang mengalami IUFD mengalami peningkatan risiko terjadinya kecemasan dan depresi pada bulan-bulan pertama pasca persalinan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi yang sehat (Gravensteen et al., 2012). Apabila ibu yang mengalami IUFD segera mengalami kehamilan kembali maka ibu tersebut berisiko mengalami depresi dan post traumatic stress disorder (PTSD) selama kehamilan berikutnya (Hughes et al., 1999; Turton et al., 2001).

Oleh karena itu ibu dan keluarga sangat memerlukan perhatian khusus, terutama dari perawat sebagai tenaga kesehatan yang mendampingi ibu dan keluarga sejak proses kelahiran sampai ibu kembali ke rumah, agar ibu mampu melanjutkan kehidupan sesuai dengan kondisi yang ada. Peran tenaga kesehatan yang merawat ibu yang mengalami IUFD ini adalah mengembalikan kondisi fisik dan psikososial ibu dalam kehidupan pasca mengalami kejadian (WNHS, 2009).

Perawat maternitas mempunyai peran besar dalam penanganan kasus IUFD di masa intra partum, karena perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada pasangan yang mengalami kehilangan janin dan saat ini sedang memasuki masa persalinan. Perawat maternitas dapat memberikan penanganan kepada pasangan ini. Penanganan yang dimaksud adalah proses persalinan, penanganan bayi yang telah meninggal, masa post partum, permasalahan gawat darurat selama proses persalinan yang kemungkinan terjadi serta perencanaan kehamilan berikutnya atau keluarga berencana yang sebaiknya digunakan oleh ibu/pasangan (Perry, 2011). Dalam hal ini perawat maternitas berperan sebagai praktisi, pendidik, advokat sekaligus pengelola asuhan keperawatan.

Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline (QMNCG) (2011) menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

4

memberikan pelayanan kepada ibu dan keluarga dengan masalah kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah memberikan pelayanan secara menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis, kultural maupun spiritual. Bentuk nyata pemberian pelayanan tersebut meliputi pendidikan kesehatan, konseling, pemberian support sistem, memberikan motivasi kepada klien untuk meningkatkan konsep dan peran ibu dengan melibatkan keluarga terdekat sebagai support sistem (QMNCG, 2011). Ini sesuai dengan hasil penelitian Gravensteen et.al, (2012) bahwa ibu yang mengalami kematian janin dalam rahim yang memperoleh intervensi meskipun sebentar, mayoritas dari mereka menunjukkan kualitas hidup pada kondisi psikososial yang baik selayaknya ibu yang melahirkan bayi dengan selamat (Gravensteen et al., 2012).

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada ibu intra partum dengan IUFD berdasarkan kejadian fisiologis dan psikologis yang menyertai dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teori keperawatan “Need for Help” dan “Loss and Grief”. Teori keperawatan “Need for Help” didefinisikan sebagai bantuan “here and now” dan berpusat pada pasien (patient centered). Hal ini menunjukkan perawat memberikan pertolongan “segera” kepada pasien yang membutuhkan bantuan. Aktivitas keperawatan dipicu oleh stimulus kondisi pasien dan tindakan keperawatan dilakukan pada saat ini dan actual moment diartikan “segera” saat perawat bertemu dengan pasien. Ibu intra partum dengan IUFD di samping membutuhkan pertolongan segera, ibu juga mengalami proses kehilangan dan berduka, oleh sebab itu ibu perlu dikelola dengan pendekatan teori “Loss and Grief”. Teori “Loss and Grief” memiliki fase berduka “Denial, Anger, Bargaining, Depresion, Acceptance” karena kondisi kehilangan akibat janin mati di dalam kandungan menimbulkan masalah psikologis dalam waktu cukup lama bagi ibu dan keluarga. Harapan yang diinginkan adalah ibu dan keluarga mampu melanjutkan kehidupan seperti sedia kala sebelum ibu hamil, dan atau ibu dapat dipersiapkan untuk hamil kembali.

Oleh sebab itu laporan ini menguraikan tentang pencapaian kompetensi spesialis keperawatan maternitas, dengan salah satu fokus adalah penerapan model konsep

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

5

“Need for Help” dan teori “Loss and Grief” pada ibu yang mengalami kehilangan bayinya karena IUFD.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan praktek residensi Ners Spesialis Maternitas. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Memberikan gambaran tentang aplikasi teori keperawatan “Need for Help” Wiedenbach, dan “Loss and Grief” dalam asuhan keperawatan ibu intra partum dengan kematian janin dalam rahim (IUFD). 2. Memberikan gambaran kesenjangan yang ada antara asuhan keperawatan intra partum dengan kematian janin dalam rahim (IUFD) dengan teori yang ada. 3. Memberikan gambaran peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, advocate, edukator, komunikator, koordinator, agen pembaharu, dan peneliti dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu di masa childbearing dan bayi baru lahir baik yang normal maupun berisiko tinggi, serta perempuan dengan masalah kesuburan dan ginekologi pada tatanan klinik maupun komunitas. 4. Memberikan gambaran bentuk hambatan dan dukungan terhadap pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas.

1.3 Sistematika Laporan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi tentang gambaran kasus kelolaan dan tinjauan teori tentang ibu bersalin dengan kematian janin dalam rahim (IUFD). Bab ketiga berisi pencapaian kompetensi dengan pelaksanaan target asuhan keperawatan dan target prosedur. Bab keempat berisi tentang pembahasan kasus kelolaan dikaitkan dengan penerapan teori berikut bentuk dukungan dan hambatan selama melaksanakan praktek residensi. Bab kelima

berisi tentang

simpulan dan saran. Laporan ini dilengkapi juga dengan daftar pustaka dan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

6

lampiran-lampiran yang terkait dengan pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini berisi uraian tinjauan teori tentang kematian janin dalam rahim, penerapan teori dan teori keperawatan “Need for Help” menurut Wiedenbach dan Teori “Loss and Grief” 2.1 Manajemen Kematian Janin Dalam Rahim (IUFD) 2.1.1 Pengertian Kematian Janin/Intrauterine Fetal Death (IUFD) IUFD menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists merupakan akibat dari adanya gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga menyebabkan janin meninggal di dalam rahim, dengan usia kehamilan lebih sama dengan 20 minggu dan memiliki berat badan lebih sama dengan 500 gram (Leduc et al, 2009).

2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko Penyebab kematian janin dalam rahim itu sendiri tidak jelas tetapi faktor maternal, fetal dan kelainan placenta dapat merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim (Prawirohardjo, 2009). Faktor maternal dapat disebabkan karena post term, diabetes melitus tidak terkontrol, sistemic

lupus

eritematosus

(SLE),

infeksi,

preeklamsi,

eklamsia,

hemoglobinopati, usia tua ibu, penyakit rhesus, ruptur uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut dari ibu, kematian ibu, hipertensi (Silver, 2007).

Kematian janin dalam rahim yang disebabkan faktor fetal adalah kehamilan kembar, intra uterine growth restriction (IUGR), kelainan kongenital, kelainan genetik, infeksi (Silver, 2007). Penyebab kematian janin dalam rahim karena faktor placenta adalah kelainan tali pusat, lepasnya placenta, ketuban pecah dini, vasa previa (Silver, 2007). Sementara faktor risiko terjadinya kematian janin dalam rahim adalah usia ibu ˃ 40 tahun, ibu mengalami hemokonsentrasi, riwayat ibu melahirkan bayi dengan berat badan Universitas Indonesia 7 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

8

lahir rendah, ibu mengalami kegemukan, ibu mengalami infeksi (ureaplasma urealitikum), dan faktor ayah berusia lanjut (Prawirohardjo, 2009).

McClure, Nalubama & Goldenberg (2006) menjelaskan bahwa penyebab kematian janin di negara berkembang adalah partus lama dan asphixia, infeksi dan trauma persalinan, infeksi penyerta seperti syphilis dan infeksi gram negatif, penyakit hipertensi termasuk gagalnya penanganan preeklamsi dan eklamsia, status nutrisi yang buruk, kematian janin pada kehamilan sebelumnya, anomali kongenital, malaria dan penyakit sicle cell. Sementara penyebab kematian janin di negara maju adalah anomali kongenital, pertumbuhan terhambat/placental thrombosis, penyakit-penyakit medikal seperti diabetes, systemic lupus erymatous, penyakit ginjal, thrombophilias, cholestasis pada kehamilan, infeksi grup B streptococcus dan parvovirus B19, pengunaan rokok dan obat-obat, kehamilan lebih dari satu (McClure, Nalubama & Goldenberg, 2006).

2.1.2 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Umumnya kematian janin dikeluhkan oleh ibu karena adanya gerakan janin yang berkurang atau menghilang. Pada pemeriksaan fisik, tidak didapatkan adanya denyut jantung janin, adanya penurunan tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil (Sinclair, 2009).

Prawirohardjo (2009) menyatakan bahwa pada hasil pemeriksaan USG diperoleh gambaran janin tanpa ada gerakan jantung janin. Foto radiologik setelah 5 hari dari kematian janin menunjukkan adanya tulang kepala mengalami kolaps, tulang kepala saling tumpang tindih (spalding-horner), tulang belakang hiperfleksi /kurvatura/angulasi yang berlebihan pada tulang belakang janin (tanda Noujoka), tanda Gerhard (hiperekstensi pada kepala janin), edema sekitar tulang kepala, tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah (pada perabaaan kadang teraba krepitasi di uterus, karena

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9

adanya timbunan udara dalam tubuh janin), dan hasil β hCG urine menjadi negatif (Prawirohardjo, 2009).

Pemeriksaan untuk mencari komplikasi adalah pemeriksaan haemoglobin, trombosit, fibrinogen, waktu perdarahan/waktu pembekuan (Bleeding Time/Clotting Time) dan COT (Clotting observation test). Apabila ingin mengetahui etilogi dari IUFD maka perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (PA) jaringan plasenta, Toxoplasma Rubella Citomegalovirus Herpes Simplex (TORCH) dan kultur urine (PSANZ, 2009).

2.1.3 Patofisiologi Kondisi kematian janin apabila dikaitkan dengan terjadinya gangguan koagulasi/DIC

adalah

perkembangan dari

kematian

janin

menjadi

koagulopati yang dimediasi oleh pelepasan bahan tromboplastin seperti produk konsepsi yang mengalami kematian. Meskipun kejadian DIC ini sangatlah langka karena persalinan spontan biasanya terjadi dalam dua minggu pertama, sementara gangguan koagulasi cenderung terjadi setelah sebulan kematian janin tersebut (Thachil & Toh, 2009). Pelepasan tomboplastin ini mengakibatkan terjadinya kelainan pembekuan darah akibat defisiensi fibrinogen (hipofibrinogenemia), meskipun hal ini berlangsung lambat lebih dari 4 minggu setelah kematian janin. Kondisi ini menimbulkan perdarahan post partum, terutama apabila penyebab dari IUFD adalah kasus seperti sepsis, abrupsio placenta dan preeklamsia. Kondisi ini dapat meningkatkan terjadinya DIC pada ibu. Oleh karena itu pengkajian dan penanganan IUFD harus dilakukan tepat dan seksama (Silver, 2007; RCOG, 2010).

Adapun tingkat kematian janin ini dibagi dalam Rigor mortis/kaku mayat terjadi kurang dari 2,5 jam kematian, kemudian badan lemas lagi. Maserasi tingkat 1, apabila belum terdapat kerusakan pada kulit janin, tetapi kulit mudah lepas, dan terjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih, beberapa saat kemudian berisi darah, terjadi sebelum 2x24 jam. Maserasi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

10

tingkat 2, kita mendapati adanya gelembung-gelembung yang mudah lepas, berisi cairan coklat, terjadi setelah 2 x 24 jam. Maserasi tingkat 3, kita mendapati sendi kendor, kulit kisut, kepala merupakan 1 kantong tulang (a bag bone) terjadi setelah lebih dari 4 minggu kematian janin (Silver, 2007; RCOG, 2010).

2.1.4 Komplikasi Kematian janin ini dapat menimbulkan komplikasi seperti trauma psikis hingga depresi pada ibu dan keluarga, bahkan trauma emosional dapat terjadi apabila jarak antara kematian janin dan persalinan lama. Infeksi juga dapat terjadi apabila disertai dengan adanya ketuban pecah dini. Koagulopati dapat terjadi apabila kematian janin ini berlangsung lebih dari 1 bulan. Koagulasi intravaskular diseminata (KID) ditandai dengan adanya kelainan nilai plasma tromboplastin (PT), waktu tromboplastin parsial (PTT), penurunan nilai fibrinogen, produk degradasi fibrin (FDP) dan trombosit (Sinclair, 2009).

2.1.5 Penatalaksanaan Medis Leduc, L et al. (2006) menyatakan bahwa tenaga kesehatan perlu melakukan pengkajian secara lengkap kepada para ibu hamil yang mengalami IUFD meliputi pengkajian tentang riwayat keluarga dan penyakit/obstetri maternal, riwayat kehamilan saat ini. Pengelolaan kematian janin dalam rahim didahului dengan memberikan informasi kepada ibu dan keluarga, mendiskusikan kemungkinan penyebab dan rencana pelaksanaannya, dengan catatan apabila diagnosa kematian janin dalam rahim sudah dapat ditegakkan (Prawirohardjo, 2009). Penatalaksanaan proses persalinan harus tetap disertai pemberian dukungan mental kepada ibu dan keluarga (Sinclair, 2009).

Gunawardana et al (2010) menyatakan bahwa dalam penatalaksanaan IUFD diawali dengan initial counseling yaitu melakukan konfirmasi diagnosa, penyampaian kabar buruk kepada ibu dan keluarga, bersikap empati dan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

11

menjadi pendengar yang simpatik, mendiskusikan pilihan untuk dilakukan induksi awal atau penatalaksanaan konservatif selama 1-2 minggu. Langkah berikutnya adalah investigasi maternal meliputi investigasi dasar meliputi pemeriksaan darah (perifer, fungsi pembekuan, golongan darah dan rhesus) dan urine, dilanjutkan dengan pemeriksaan ultra sonografi (USG) untuk penegakan IUFD. Investigasi Spesial dilakukan apabila didapati penyakit khusus yang menyertai (Gunawardhana et. al, 2010).

Penatalaksanaan persalinan tergantung kepada permintaan pasien, kematian janin sudah 1-2 minggu, terdapat kelainan pembekuan darah (coagulopati), ibu sudah inpartu, keadaan umum pasien jelek (pada partus lama, partus kasep, eklamsia dan lain-lain). Ada 2 macam tindakan yaitu tindakan aktif dan pasif. Tindakan pasif dilakukan apabila tidak terdapat satu pun kriteria di atas dan 2-4 minggu kemudian apabila belum inpartu harus dilakukan penatalaksanaan aktif, apabila trombosit menurun dalam 2 minggu tanpa persalinan spontan maka harus dilakukan penanganan aktif (Saifuddin, 2002; Gunawardhana et. al, 2010).

Apabila keadaan umum ibu jelek, lakukan dahulu perbaikan keadaan umum ibu sebelum melakukan penanganan aktif. Apabila keadaan umum ibu baik, dan belum inpartu maka lakukan pematangan servix dengan menggunakan laminaria, prostaglandin, kateter foley dan lanjutkan dengan induksi pitosin. Kala II normal maka lakukan persalinan pervaginam (Saifuddin, 2002; Gunawardhana et. al, 2010).

Apabila keadaan umum ibu baik, sudah inpartu (kala I), lakukan akselerasi persalinan. Persalinan pervaginam dapat diupayakan secara aktif melalui induksi persalinan dengan oksitosin atau misoprostol. Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan misoprostol pervagina (50-100 µg tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin. Pada kehamilan di atas 28 minggu dosis misoprostol 25 µg pervaginam setiap 6 jam, dan jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi (Saifuddin, 2002; Prawirohardjo, 2009).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

12

Apabila keadaan umum ibu baik, sudah inpartu (kala II) dengan presentasi kepala/bokong tetapi kala II berlangsung lama maka lakukan persiapan untuk forcep/vaccum, jika syarat tidak terpenuhi lakukan persiapan embriotomi. Apabila presentasi adalah letak lintang maka lakukan persiapan embriotomi dan sectio sesarea merupakan alternatif terakhir. Pemeriksaan patologi plasenta mengungkapkan adanya patologi placenta dan infeksi (Saifuddin, 2002 ;Gunawardhana et. al, 2010).

2.1.6 Pencegahan Pencegahan terjadinya kematian janin dalam rahim terutama pada kehamilan aterm dapat dilakukan dengan memberitahukan kepada para ibu, bahwa apabila ibu merasa gerakan janin mengalami penurunan, tidak bergerak, gerakan janin terlalu keras maka ibu harus segera melakukan ultra sonografi (USG). Apabila kehamilan ibu merupakan kehamilan twin to twin transfusion maka pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis (Prawirohardjo, 2009). Adapun pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah Prenatal screening untuk darah dan infeksi virus, pencegahan perkawinan sedarah, pencegahan perkawinan dan kehamilan dini (hamil pada usia kurang dari sama dengan 16 tahun), pemberian pendidikan kesehatan yang lebih baik, sehingga dapat melaksanakan pemeliharaan

kesehatan

reproduksi

yang

lebih

baik,

melakukan

pemeriksaan/ test untuk mengontrol penyakit-penyakit yang sudah diderita/penyerta pada para ibu hamil (Gunawardana et al, 2010). 2.2 Penerapan Teori Keperawatan”Need for Help” menurut Wiedenbach Parker (2001, 2005); Tomey & Alligood (2006) menyatakan bahwa teori keperawatan dari Wiedenbach adalah seni dari keperawatan yang berfokus kepada pasien dengan melakukan perawatan dengan sentuhan perhatian penampilan seorang ibu. Perawatan di klinik harus diarahkan langsung saat ini (here and now) kepada pasien guna memberikan bantuan (“Need for Help”) (Parker, 2001, 2005; Tomey & Alligood, 2006).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

13

Langkah-langkah dalam proses keperawatan pada teori “Need for Help” meliputi tahap identifikasi, tahap ministry dan coordination (termasuk pelaporan, konsultasi, perundingan) dan tahap validasi (Parker, 2001, 2005; Tomey & Alligood, 2006).

Wiedenbach menggambarkan empat tahapan praktik keperawatan yaitu: (1)

Identification, merupakan tahap pengkajian apakah klien membutuhkan pertolongan segera? Perawat pada saat melakukan identifikasi kebutuhan pasien seyogyanya melakukan pengamatan tentang konsistensi tingkat kenyamanan pasien, menggali makna dari perilaku yang ditampilkan oleh pasien, dan menentukan penyebab ketidak nyamanan/ketidak mampuan dari pasien dilanjutkan dengan penentuan apakah pasien dapat menyelesaikan masalah mereka ataukah pasien memerlukan bantuan kita (Parker, 2001, 2005; Tomey & Alligood, 2006).

(2)

Ministrasi, merupakan tindakan pemberian pertolongan yang dibutuhkan klien dan dilanjutkan dengan koordinasi.

Koordinasi merupakan

penyediaan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam memberikan bantuan serta upaya melibatkan pihak- pihak yang mampu memberikan pertolongan. Koordinasi meliputi kegiatan pelaporan, konsultasi dan diskusi (3)

Validasi, merupakan evaluasi apakah pertolongan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan klien (Parker, 2001, 2005; Tomey & Alligood, 2006).

2.2.1 Teory Wiedenbach dan Praktek klinik Wiedenbanch

mendokumentasikan

proses

keperawatan

dalam

rumusan

„SOAPIER”. Pada tahap pengkajian /identifikasi perawat melakukan kajian data subyektif (DS) dan obyektif (DO). Pada tahap analisa (A), perawat memikirkan ketidakmampuan/ketidaknyamanan yang dialami oleh pasien. Pada tahap ministry/intervensi (P), perawat menentukan tujuan dan menyusun perencanaan pemberian

bantuan,

selanjutnya

koordinasi/implementasi

(I)

melalui

perundingan, konsultasi, koferensi, mencari bantuan/nasehat, kolaborasi atau kerjasama

dengan

profesional/non

profesional

lain

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

untuk

mencapai

14

kesejahteraan pasien. Tahap terakhir adalah validasi/evaluasi (E) dan dibuat replanning bila perlu. Tahapan-tahapan ini merupakan aplikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien (“Need for Help”) yang ditemui langsung pada saat itu juga (Fitzpatrick & Whall, 1989). Dalam pemberian asuhan keperawatan teori “Need for Help” penerapannya dapat dipadukan dengan teori yang lain seperti teori Comfort, Loss and Grief, Social Support, contoh seperti pada penanganan kasus ibu intrapartum dengan kematian janin. Berikut dijabarkan langkah pemecahan masalah di praktek klinik dalam proses keperawatan pada ibu intrapartum dengan kematian janin (IUFD) dengan menerapkan teori “Need for Help” dan “Loss and Grief “ sebagai berikut: 1) Pengkajian/Identification Langkah awal untuk memastikan ketidak nyamanan/ ketidakmampuan yang dialami klien, penyebab ketidaknyamanan/ketidakmampuan yang dialami, serta

kebutuhan

yang

kenyamanan/kemampuan

diperlukan

beserta

untuk

mengembalikan

kebutuhan-kebutuhan

yang

lain.

Pengkajian yang dilakukan pada ibu merupakan kajian holistik baik fisiologis maupun psikologis. a. Pengkajian fisik Pengkajian yang harus segera dilakukan meliputi data subyektif, seperti keluhan ibu saat ini, alasan ibu mencari pertolongan, hari pertama haid terakhir, taksiran persalinan, usia kehamilan, kapan ibu mulai tidak merasakan gerakan janin, kapan dan pada saat apa ibu mengetahui janinnya sudah tidak ada, dan bagaimana reaksi ibu mengetahui itu semua? Data obyektif, meliputi tanda-tanda vital, pemeriksaan denyut jantung janin, abdomen, kontraksi uterus, pengeluaran pervaginam, pembukaan, hasil pemeriksaan CTG dan USG. b. Pengkajian psikologis Pengkajian riwayat psikososial meliputi perasaan dan harapan serta mekanisme koping yang biasa ibu gunakan dan digunakan saat ini baik

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

15

secara subyektif maupun obyektif terutama respon berduka yang dialami ibu. c. Analisa (A), adalah tahap menentukan masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh pada tahap pengkajian atau identifikasi. Apabila masalah/diagnosa keperawatan telah ditetapkan maka perawat harus menetapkan tujuan yang ingin dicapai untuk mengurangi/meniadakan masalah/diagnosa keperawatan pasien. 2) Perencanaan/Ministry (P), adalah tahap perencanaan pemberian bantuan dengan melakukan pemilihan kebutuhan yang memerlukan bantuan perawat. Menurut Wiedenbach seperti telah diuraikan diatas bahwa bentuk bantuan yang diberikan bersifat tindakan spontan, otomatis, dan sesuai kata hati. Pada

ibu

intrapartum

dengan

kematian

janin

dalam

kandungan

merencanakan intervensi dengan harapan tidak terjadi cedera maternal (perdarahan post partum) dan ibu dapat menyelesaikan proses persalinan dengan lancar tanpa penyulit. Implementasi/koordinasi (I), pelaksanaan teori “Need for Help” meliputi tindakan yang diberikan terpusat kepada pasien, perawat selalu hadir siap sedia dalam membantu pasien, berusaha memberikan atau mengembalikan kenyamanan/kemampuan yang dimiliki pasien/ tindakan antisipati, memberikan penjelasan kepada pasien tentang alternatif-alternatif yang bisa dipilih oleh pasien, memberikan realita dan kepercayaan yang optimis. 3) Evaluasi/validasi (E), merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh pasien. Dengan demikian dapat diketahui sejauh manakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai untuk mengurangi/meniadakan masalah pasien.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

16 Proses keperawatan pada ibu intra partum dengan IUFD yang membutuhkan pertolongan “Here and Now” Teori Keperawatan Analisa/Diagnosa Keperawatan (A) “Need for Help” Wiedenbach

Identification/ pengkajian Fisik & Psikis (DS & DO)

Ministry/Perencanaan (P) Coordinasi/Implementasi (I) -

Validasi/ Evaluasi (E)

-

Meningkatkan kualitas ibu

-

Berpusat kepada pasien. Perawat siap sedia membantu pasien. Berusaha memberikan atau mengembalikan kenyamanan/kemampuan pasien/tindakan antisipati. Memberikan penjelasan tentang alternatif-alternatif tindakan yang bisa dipilih oleh pasien. Memberikan optimisme dalam menerima realita dengan penuh rasa percaya diri.

Skema 2.1 Konsep teori “Need for Help” pada ibu intrapartum dengan kematian janin Sumber: Parker (2001, 2005); Tomey & Alligood (2006). 2.3 Teori tentang “Loss and Grief” A. Kehilangan 1. Pengertian kehilangan Kehilangan menurut American Cancer Society (ACS) adalah suatu situasi perubahan aktual atau potensial yang dialami oleh seseorang, ketika seseorang baik secara individu maupun keluarga harus berpisah dengan sesuatu/seseorang yang berarti sehingga individu tersebut memiliki perasaan kehilangan (Yosep, 2011; ACS, 2012).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

17

2. Tipe dan sumber kehilangan Ada lima tipe kehilangan yaitu kehilangan yang diakui dan dirasakan oleh orang lain (actual loss), pengalaman kehilangan seseorang tetapi tidak dapat dibuktikan oleh orang lain (perceived loss), kehilangan secara fisik, kehilangan psikologis, kehilangan yang bisa dicegah (anticipatory loss). Beberapa sumber kehilangan adalah kehilangan obyek eksternal seseorang, kehilangan aspek dirinya sendiri (sebagian tubuhnya, fungsi fisiologis dari tubuhnya, sifat dari psikologis), sebagian dari lingkungan yang dikenal, kehilangan sesuatu atau orang yang dicintai, seperti kematian janin yang dikandungnya (Uliyah & Hidayat, 2006).

B. Berduka 1. Pengertian Berduka National association for loss and grief Victoria (Nalagvic, 2011) menyatakan bahwa respon berduka merupakan respon emosional terhadap kehilangan yang dialami oleh seseorang. Berduka sangat pribadi dan merupakan pengalaman individual tingkat tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses berduka seseorang tergantung pada kepribadian, koping yang dimiliki, pengalaman hidup, kekuatan dan sifat kehilangan itu sendiri (ACS, 2012; Nalagvic, 2011). Adapun tanda-tanda yang ditampilkan oleh seseorang yang berduka adalah: -

Gejala fisik, seperti: mual, muntah, penurunan daya tahan, kehilangan/peningkatan berat badan, nyeri, insomnia.

-

Ketakutan, kehilangan secara signifikan mengakibatkan seseorang menjadi cemas dan takut.

-

Marah, sering terjadi karena seseorang menjadi marah dan benci kepada dirinya, Tuhan, dokter atau orang lain atas kegagalan mencegah kehilangan orang yang dicintai.

-

Merasa bersalah, seseorang kemungkinan merasa bersalah atas hal yang dikerjakan atau diputuskan berakibat pada kehilangan.

-

Kesedihan, ekspresi umum yang sering nampak atas kehilangan yang dialami.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

18

-

Shock dan tidak percaya, atas kehilangan yang dialaminya (ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

2. Respon berduka Respon berduka memiliki 5 tahapan yaitu: a. Denial

(berduka),

individu

seolah

tidak

percaya

atas

kejadian/kehilangan yang menimpa dirinya, sehingga pernyataan yang sering terlontar adalah,” Hal ini tidak mungkin terjadi pada saya!” Reaksi pertama yang dihadapi shock tidak percaya disertai reaksi fisik seperti: letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung meningkat dan menangis (Kelly, 2013; Yosep, 2011). . b. Anger (marah), individu mulai menyadari kehilangannya, dan mulai menyalahkan orang lain dengan melontarkan pernyataan,” Mengapa ini terjadi? Siapa ini yang salah? Reaksi fisik yang muncul adalah: berbicara kasar, menyalahkan petugas kesehatan, nadi cepat, susah tidur, tangan suka mengepal (Kelly, 2013; Yosep, 2011). . c. Bargaining (tawar-menawar), individu berupaya untuk membuat kesepakatan secara halus, seolah-olah kehilangan bisa dicegah. Klien sering mencari pendapat orang lain dalam tahap ini. Klien sering mengungkapkan pernyataan,” Andai ini tidak terjadi, dan semuanya bisa kembali maka saya akan melakukan apapun” (Kelly, 2013; Yosep, 2011). d. Depression (depresi), individu mulai menyadari kehilangan dan dampak dari kehilangan mulai muncul. Klien sering mengungkapkan pernyataan,” Saya sedih”. Perilaku yang ditunjukan adalah menarik diri, tidak mau berbicara dan terkesan putus asa. e. Acceptance (menerima), individu sudah mulai dapat menerima dan mampu menghadapi kenyataan (Kelly, 2013; Yosep, 2011). 3. Tugas individu yang berduka Proses berduka dilalui oleh seseorang yang berduka, dengan berjalannya waktu dan dukungan, mereka akan dapat menerima dan memahami serta mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru. Empat tugas berkabung yang harus dilalui individu adalah menerima kenyataan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

19

kehilangan,

berusaha

melalui kesedihan dan berduka,

berusaha

menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa almarhum, melanjutkan hidup (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). Proses penyesuaian diri pada tugas individu yang berduka didasari oleh pemikiran bahwa: a. Individu belajar menerima kehilangan dan hidup tanpa orang yang dicintai. Hal ini memang membutuhkan waktu, tetapi seseorang yang kehilangan harus dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan seharihari tanpa almarhum (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). b. Proses berduka dapat berlangsung beberapa tahun. Rasa kehilangan bisa berlangsung selama beberapa dekade, sebagai contoh beberapa tahun setelah kehilangan orang yang disayang tiba-tiba teringat kembali. Kondisi ini dapat membawa kembali emosi yang kuat dan kedukaan mendalam (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). c. Proses berduka setelah menderita sakit lama. Proses berduka yang dialami berbeda dibandingkan yang tiba-tiba. Ini merupakan respon berduka yang normal dan disebut kesedihan antisipatif (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). d. Kesedihan dapat mengambil bentuk yang tak terduga. Seseorang yang memiliki masalah/kesulitan hubungan dengan seseorang yang meninggal tidak terlalu memiliki kedukaan atas kehilangan yang dialaminya (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). e. Individu yang berduka dapat memperoleh bantuan untuk melewati kesedihan. Konseling duka cita

merupakan bentuk bantuan

profesional yang dapat ditemukan melalui pelayanan rumah sakit atau rujukan penyedia layanan kesehatan (dokter, perawat atau pekerja sosial). Konseling ini dapat mengurangi penderitaan akibat kehilangan dan berduka. Hal ini membantu kita untuk melewati kesedihan dan menyesuaikan kehidupan baru tanpa almarhum/orang yang kita cintai (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

20

C. Tindakan keperawatan pada ibu yang menghadapi kehilangan dan berduka Tenaga kesehatan tidak selalu memiliki pengetahuan, keahlian/keyakinan untuk mengatasi seseorang yang sedang berduka. Kesedihan adalah pengalaman yang unik dan teori berduka dapat membantu untuk mengkonsolidasi banyak ide untuk membantu orang yang sedang berduka. Tenaga kesehatan harus menghormati individualitas seseorang yang berduka. Oleh karena itu kita perlu berfokus pda proses berduka dan mengakui keunikan masing-masing individu, bagaimana budaya dan jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang berduka sehingga kita tidak salah dalam memberikan dukungan (Buglass, 2010). Kadang kita merasa canggung saat menghibur orang yang sedang berduka karena kita tidak tahu apa yang harus dikatakan. Beberapa tips di bawah ini dapat digunakan sebagai bantuan: a.

Beberapa hal yang bisa dikatakan adalah: a)

Mengakui situasi yang ada, dengan mengatakan “saya mendengar bahwa ……..mu meninggal? Penggunaan kata meninggal untuk menunjukkan bahwa kita lebih terbuka untuk berbicara tentang apa yang dirasakan akibat ditinggal seseorang.

b) Pengekspresian kekuatiran kita, sebagai contoh:”Saya menyesal, mendengar bahwa ini terjadi pada anda”. c)

Ketulusan digunakan saat berbicara, contoh:”Saya tidak yakin apa yang harus saya katakan, tetapi saya ingin kamu tahu bahwa saya perduli”.

d) Menawarkan dukungan kita, contoh: “Katakan saja apa yang bisa saya lakukan untuk anda”. Tanyakan apa yang dirasakan oleh orang yang berduka dan dengarkan jawabannya, jangan menanggap diri kita tahu apa yang mereka rasakan (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

21

b.

Beberapa hal yang bisa dilakukan? a)

Kita bertahan untuk tetap bersama dengan orang yang sedang berduka.

b) Kita mendengarkan dan memberi dukungan, tetapi jangan mencoba memaksa mereka untuk berbicara. c)

Kita menjadi pendengar yang baik.

d) Kita bersikap empati. e)

Kita menawarkan bantuan kepada mereka.

f)

Kita harus menghindari menggunakan kata-kata bahwa mereka kuat karena itu akan memberikan tekanan kepada mereka untuk selalu kuat.

g) Kita selalu menawarkan kembali dukungan kita karena pemulihan membutuhkan waktu yang lama (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

Apabila kita mendapati seseorang yang berduka menyalahgunakan alkohol, narkoba, mengabaikan kebersihan diri dan masalah fisik atau berbicara bunuh diri, ini merupakan tanda kesedihan yang lebih rumit atau depresi. Kita harus mengajak mereka berbicara untuk mendapatkan bantuan profesional. Apabila kita yakin bahwa seseorang yang mengalami kesedihan itu berpikir untuk bunuh diri maka jangan pernah meninggalkan dirinya, dan cobalah meminta bantuan orang yang lebih ahli untuk membantu masalahnya (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

c. Seseorang yang kehilangan anak Seseorang yang harus menghadapi kematian anak merupakan pengalaman yang paling sulit yang harus dihadapi orang tua. Orang tua yang kehilangan anaknya akan menunjukkan kesedihan yang mendalam. Mereka akan menunjukkan kemarahan, rasa bersalah, gejala fisik yang lebih besar karena mereka merasa kehilangan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

22

makna dan tujuan hidupnya tanpa memandang usia berapa anak mereka meninggal.

Orang tua merasa kehidupan tidak adil terhadap mereka sehingga kondisi ini menambah kemarahan mereka. Kesedihan bertambah buruk apabila orang tua melihat orang tua lain bahagia bersama anak mereka. Oleh karena itu dukungan harus selalu diberikan kepada orang tua ini. Lakukan pengrujukan ke konseling apabila diperlukan (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011). Bagan di bawah ini menguraikan secara sistematis tahapan lost and grief dikaitkan dengan ibu intra partum dengan kematian janin (IUFD).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

23

Ibu intrapartum dengan kematian janin

Loss & Grief

Pendampingan dan dukungan keluarga dan petugas kesehatan

Denial

Acceptance

Bargaining Anger

Depression

1. Menerima kenyataan kehilangan. 2. Berusaha melalui kesedihan dan berduka 3. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa janin yang dikandung. 4. Melanjutkan hidup

Penggunaan koping yang konstruktif

Skema 2.2 Konsep teori Loss & Grief pada ibu intrapartum dengan kematian janin Sumber: Kelly (2013); (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

2.4 Integrasi teori keperawatan dalam asuhan keperawatan pada ibu intrapartum dengan kematian janin. Saat memberikan asuhan keperawatan pada ibu intra partum dengan kematian janin, penulis menggunakan/mengaplikasikan teori keperawatan “Need for Help” Wiedenbach dan ”Loss and Grief”. Keterkaitan teori keperawatan dalam

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

24

asuhan keperawatan pada ibu intrapartum dengan kematian janin digambarkan dalam bagan berikut ini: Proses Keperawatan pada ibu intra partum dengan kematian janin

Teori keperawatan

Teori “Need for Help” dan “Lost & Grief” Pada fase Intrapartum

Teori “Lost & Grief” Pada fase pemeliharaan

Diagnosa Keperawatan

Identification Pengkajian

Ministry Perencanaan Coordination Implementasi

Validation Evaluasi

Pengkajian

Diagnosa Keperawat an

Intervensi proses berduka

Skema 2.3 Integrasi Konsep Teori “Need for Help” dan Loss & Grief pada ibu intrapartum dengan kematian janin Sumber: Parker (2001, 2005); Kelly (2013); (Lifecare, 2001; ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Evaluasi Psiko sosial

BAB III APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA PRAKTEK RESIDENSI

2.1 Gambaran Lima Kasus Kelolaan Asuhan keperawatan yang diberikan pada kelima kasus kelolaaan ibu bersalin dengan kematian janin dalam rahim (IUFD) mulai dari masa intra natal hingga masa nifas dengan mengaplikasikan teori “Need for Help” Wiedenbach, teori “Loss and Grief”. Laporan lengkap kelima kasus kelolaan terlampir dalam lampiran 1, sementara rangkuman kelima kasus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Kasus 1, Ny W, 40 tahun, Islam, G3P2, Hamil 42 mgg, tanggal 24 September 2012 ibu masuk kamar bersalin dengan keluhan utama anaknya sudah meninggal sejak semalam, disertai rasa pusing dan mules, keluar cairan maupun darah lewat vagina sejak 6 jam yang lalu.

Hasil pemeriksaan di kamar bersalin didapatkan data kesadaran composmentis, keadaan umum ibu tampak sedih berat, ibu menangis sambil berkata, “Tidak mungkin anak saya mati karena saya masih merasakan gerakannya, saya yakin diagnosa dokter itu salah”. Tekanan darah 210/120 mmHg, Nadi 92x/mnt, suhu 36,40C.

Pemeriksaan Obstetri diperoleh data denyut jantung janin tidak terdengar, Kontraksi uterus tiap 10 menit 1-2 x 30 detik /Kuat. Pervaginam keluar blood slym, pembukaan 3 cm, portio tebal lunak, ketuban tidak ada. Pemeriksaan laboratorium: Hb 9,9 gr %, albumin 2,45, globulin 4,85, protein uri positif 3. Hasil USG: IUFD, diagnosa medis yang ditegakkan dari hasil pemeriksaan adalah IUFD dan PEB.

Ibu mendapatkan observasi ketat untuk tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan nadi, keluhan yang menyertai, input dan output, kemajuan dan persiapan Universitas Indonesia 25 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

26

pertolongan persalinan, support sistem, tindakan kolaboratif ibu mendapatkan nifedipine tablet 10 mg, infus RL berisi 10 gram Mg SO4 17 tts/menit. Hasil evaluasi ibu melahirkan bayinya jam

23.40 WIB laki-laki, berat 2800 gram,

panjang 50 cm, kondisi meninggal dengan macerasi grade 2.

Pada kala 4 ibu mengalami perdarahan dan ibu mendapatkan 4 tablet sytotec dan infus RL 500 cc berisi 20 IU oxytosin. Perineum ibu utuh, ibu diinfus RL berisi 10 gram Mg SO4 16 tts/menit sampai dengan 24 jam post partum, nifedipine 3x10 mg rutin. Kondisi umum ibu membaik, tekanan darah 150/ 100 mmHg, nadi 88 x/menit, kontraksi uterus kuat, perdarahan biasa, perineum utuh, ibu berusaha melupakan kesedihannya dengan segera aktif berdagang, dan selalu mendoakan anaknya, rajin kontrol di puskesmas dan berencana menggunakan kontrasepsi IUD.

Masalah keperawatan yang muncul adalah kebutuhan dilakukan pertolongan persalinan berhubungan dengan fase intrapartum dan IUFD, gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol akibat preeklamsia, risiko terjadi injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari PEB dan IUFD, berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal. Evaluasi akhir yang diperoleh adalah semua masalah teratasi, fase berduka pada tahap depresi.

Kasus 2, Ny To, 34 tahun, G1P0A0, HPHT 28-12-2011, TP 4-10-2012, usia kehamilan 40 mgg, ibu masuk ke ruang bersalin tanggal 3 Oktober 2012. Hasil anamnese adalah ibu menikah selama 1 tahun ibu rajin memeriksakan kehamilannya ke praktek bidan, ibu memang sering sakit panas akhir-akhir ini, tetapi diobati segera sembuh. Ibu sudah tidak merasakan gerakan janin sejak dua hari yang lalu, tetapi ibu menyangkal hasil pemeriksaan bidan maupun hasil USG dokter rumah sakit swasta bahwa janinnya sudah meninggal.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

27

Hasil pemeriksaan saat masuk kamar bersalin tgl 3-10-2012 jam 12.00 denyut jantung janin tidak terdengar, kepala sudah masuk pintu atas panggul, kontraksi masih jarang. Hasil periksa dalam pervaginam mengeluarkan slym, pembukaan 1 cm, ketuban positif, portio tebal lunak. Tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan lain dalam batas normal, ibu masih sering menangis bila mendengarkan persalinan atau tangisan bayi.

Ibu mendapatkan observasi kemajuan persalinan dan persiapan pertolongan persalinan, penanganan nyeri, support sistem dan kolaborasi pemberian sytotec 25 mg pervagina tiap 6 jam diulang dan infus RL 500 cc ditambah 5 IU oxytosin dengan tetesan awal 8 tetes ditingkatkan secara bertahap hingga tetesan maksimal 40 tetes. Hasil evaluasi adalah ibu melahirkan tanggal 5 Oktober 2012 jam 00.15 perempuan, berat 3500 gram, panjang 54 cm, tak cacat, kondisi meninggal dengan maserasi grade 2.

Masalah keperawatan yang muncul adalah kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kondisi intra partum dan IUFD, nyeri berhubungan dengan efek kontraksi persalinan, risiko injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek IUFD, berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal, ketidak berdayaan berhubungan dengan proses persalinan yang lama sekunder terhadap IUFD. Evaluasi akhir semua masalah teratasi, fase berduka pada tahap depresi.

Kasus 3, Ny Si, 33 tahun, G1, sudah menikah selama 5 tahun, , HPHT 17-122011, TP 24-9-2012, usia kehamilan 42 minggu. Ibu masuk ke kamar bersalin tanggal 5-10-2012 jam 02.00 dengan keluhan mules sejak tanggal 4-10-2012 jam 16.00.

Hasil pemeriksaan saat masuk kamar bersalin adalah tanda-tanda vital tekanan darah 150/110 mmHg, t = 370 C, N= 82 x/mnt, RR= 20x/mnt. Denyut jantung janin tidak terdengar, kontraksi uterus tiap 10 menit 2-3 x 35 detik/ kuat. Hasil

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

28

periksa dalam adalah pembukaan 3-4 cm, ketuban positif teraba, portio tebal lunak. Ibu dan suami terkejut dan menangis saat diberitahu bahwa detak jantung bayinya tidak terdengar karena menurut ibu dan bapak, bayinya masih bergerak saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil laboratorium semua dalam batas normal, protein uria negatif.

Ibu mendapatkan observasi tanda-tanda vital dan keluhan ibu, input output, kemajuan persalinan dan persiapan pertolongan persalinan, penanganan nyeri, support sistem, kolaborasi pemberian terapi nifedipine 10 mg, infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 17 tts/menit. Hasil evaluasi adalah ibu melahirkan bayinya jam 05.45 WIB laki-laki, berat 3000 gram, panjang 48 cm, kondisi meninggal dengan macerasi grade 1. Pada kala 4 ibu mengalami perdarahan agak banyak dan segera mendapatkan 4 tablet sytotec dan infus RL 500 cc berisi 10 IU oxytosin, terapi nifedipine 3x10 mg, dilanjutkan infus RL berisi 10 gram Mg SO4 17 tts/menit dilanjutkan sampai 24 jam post partum. Perineum utuh, ibu diinfus RL berisi 10 gram Mg SO4 17 tts/menit sampai dengan 24 jam post partum, nifedipine 3x10 mg rutin, kontraksi uterus kuat, perdarahan normal, tekanan darah 150/90 mmHg.

Masalah keperawatan yang muncul adalah kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kondisi intra partum dan IUFD, gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol akibat preeklamsia, risiko terjadi injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari PIH dan IUFD, berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, cemas berhubungan dengan kurangnya informasi. Hasil evaluasi akhir semua masalah teratasi, fase berduka pada tahap depresi.

Kasus 4, Ny W usia 40 tahun, G4P3A0, hari pertama haid terakhir 15 Maret 2012 dengan taksiran persalinan 22 Desember, usia kehamilan 28-29 minggu. Ibu datang dari poliklinik pada tanggal 29-9-2012 jam 14.30. Selama hamil ini sejak dua bulan yang lalu ibu sering mengalami serangan asma dan serangan asma yang terakhir dialami ibu pada semalam sebelum masuk RS ini. Ibu

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

29

merasa gerakan janinnya tidak seaktif biasanya (melemah) sejak dua minggu yang lalu, dan saat diperiksakan ke bidan karena ibu mendapat serangan asma, bidan mengatakan denyut jantung janinnya melemah dan ibu dirujuk ke rumah sakit dan dilakukan USG dengan hasil janin dinyatakan meninggal dan ibu dianjurkan untuk masuk kamar bersalin.

Hasil pemeriksaan di kamar bersalin: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76x/menit, suhu 36, 70 C, respirasi 15 x/menit, tidak didapatkan pernapasan cuping hidung/ronchi/wheezing, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin tidak terdengar, pemeriksaan dalam belum ada pembukaan. Hasil laboratorium lain-lain normal, ibu dan keluarga menyangkal kalau janinnya sudah meninggal.

Ibu mendapatkan observasi tanda-tanda vital dan keluhan ibu terutama pernapasan, input output, kemajuan persalinan dan persiapan pertolongan persalinan, penanganan nyeri, support sistem, kolaborasi dilakukan pemasangan infus RL 500 cc berisi 5 IU oxytosin, pemasangan balon kateter berisi 60 cc air, amniotomy, cytotec 50 mg per rectal per 6 jam. Hasil evaluasi bayi lahir tanggal 3 Oktober 2012 jam 18.30 WIB, perempuan, berat 1500 gram, panjang 40 cm, kondisi meninggal dengan macerasi grade 2. Ibu mengalami retentio placenta pada kala 3 dan perdarahan pada kala 4 pasca manual placenta, sehingga ibu dilakukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian cairan dan menjaga kontraksi uterus tetap baik dengan pemberian infus dua jalur (pada tangan kiri terpasang infus RL 500 cc kosongan dan tangan kanan terpasang infus RL 500 cc ditambah 20 IU oxytosin, dilanjutkan dengan curretage di kamar operasi.

Hasil evaluasi setelah ibu dilakukan curretage adalah ibu anemis, kadar Hb 8,7 gr % dan haematokrit 25,7 %, kontaksi uterus kuat, perdarahan biasa. Ibu mendapatkan terapi amoksisilin 500 mg 3x1, metergin 3x1, metronidasol 3x1, transfusi 750 whole blood. Masalah keperawatan pada kasus ini adalah kebutuhan

pertolongan

persalinan

berhubungan

dengan

IUFD,

nyeri

berhubungan dengan efek kontraksi persalinan, risiko injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek IUFD, risiko infeksi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

30

berhubungan dengan penurunan resistensi dan mekanisme kompensasi, berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal, ketidak berdayaan berhubungan dengan proses persalinan yang lama sekunder terhadap IUFD. Evaluasi akhir yang diperoleh adalah semua masalah teratasi, fase berduka pada tahap acceptance.

Kasus 5, Ny D, umur 31 tahun, G3P1A1, hari pertama haid yang terakhir ibu 87-2012 dan taksiran persalinan 15-4-2013, usia kehamilan 41 minggu. Ibu dirujuk ke IGD tanggal 22/4 2013 jam 23.00 dengan diagnosa 14 jam ketuban pecah dini dan kala 2 tidak maju.

Saat dilakukan anamnese ibu menyatakan bahwa ibu merasa sudah mengeluarkan air sejak jam 11.00 WIB tapi baru mencari pertolongan ke puskesmas sekitar jam 17.00 WIB. Ibu mendapatkan drip oxytosin 5 IU dan sekitar jam 20.00 ibu dipimpin bersalin tetapi tidak ada kemajuan kemudian dirujuk ke rumah sakit karena kala dua tidak maju dengan denyut jantung janin 142 x/menit tidak teratur saat dirujuk.

Pemeriksaan di IGD setelah dilakukan USG, janin dinyatakan meninggal, keluarga sudah diberitahu bahwa janinnya tidak ada oleh karena sebelum dirujuk sudah terjadi gangguan irama jantung janin. Hasil pemeriksaan di kamar bersalin adalah tanda- tanda vital dalam batas normal, denyut jantung janin tidak terdengar, kontraksi kuat 3x 30 detik/kuat dan pembukaan lengkap kepala. Ibu mendapatkan tindakan observasi tanda-tanda vital dan keluhan ibu, penanganan nyeri dan penambahan energi ibu, kemajuan persalinan dan persiapan pertolongan persalinan dengan tindakan, support sistem, kolaborasi penggantian infus RL sisa dengan infus RL 500 cc ditambah 5 IU oxytosin dengan tetesan 20 tetes/menit dilanjutkan dengan bolus dextrose 40 % 50 cc. Ibu dicoba melahirkan dengan vakum tetapi gagal dilanjutkan dengan pertolongan persalinan menggunakan forcep.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

31

Hasil evaluasi yang didapatkan adalah bayi lahir tgl 23 -4-2013 jam 00.30 lakilaki dengan berat 3000 gram, panjang 52 cm, didapatkan rigor mortis. Ibu mendapatkan misoprostol 2 tablet per oral dan RL 500 cc berisi 40 IU oxytosin pada kala IV, kontraksi uterus kuat, perdarahan normal. Ibu mengalami ruptur perineum dan dilakukan perbaikan dengan penjahitan. Saat dijahit ibu bertanya, ”Kenapa saya tidak mendengar tangis anak saya?”

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah nyeri berhubungan dengan efek kontraksi persalinan, kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kala 2 tak maju dan IUFD, risiko infeksi berhubungan dengan penurunan resistensi dan mekanisme kompensasi, ketidak berdayaan berhubungan dengan kematian janin. Evaluasi akhir yang diperoleh adalah ibu pulang nifas hari kedua dengan kondisi semua masalah teratasi, fase berduka pada tahap depresi.

2.2. Penerapan teori keperawatan pada kasus ibu intrapartum dengan kematian janin. Uraian secara lengkap di bawah ini tentang kasus pada ibu intrapartum Ny Si dengan kematian janin (kasus ketiga). 2.2.1 Pengkajian masa intrapartum Pengkajian dilakukan dengan aplikasi teori keperawatan Need for Help pada masa intrapartum, dan Loss and Grief. A. Tahap 1: Identifikasi/Pengkajian tanggal 5 Oktober 2012 jam 02.00 Pengkajian yang terbagi dalam data subyektif dan obyektif meliputi kondisi fisik dan psikologis. Seperti yang dijelaskan dalam konsep teori Need for Help menurut Wiedenbach, konsep ini khas dilakukan pada kasus emergensi yang membutuhkan penangan cepat dan tepat, maka perawat maternitas melakukan pengkajian yang sifatnya fokus ke arah penanganan kondisi emergensi (here and now), serta tetap mempertahankan perilaku caring agar pasien merasakan kehadiran perawat sebagai support system, semua ini dilakukan untuk keperluan pasien (for good).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

32

Tanda dan keluhan fisik yang menimbulkan ketidaknyamananan dan ketidakmampuan pasien adalah Ny Si mules ingin melahirkan sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit tetapi ibu terkejut saat diberitahu bahwa bayinya sudah meninggal saat di unit gawat darurat tadi sewaktu ibu masuk rumah sakit ini. Adapun data subyektif dan obyektif selengkapnya dijelaskan di bawah ini.

a. Pengkajian Fisik a) Data Subyektif (S): Ny Si, 33 tahun, G1, sudah menikah selama 5 tahun, hari pertama haid yang terakhir 17-12-2011, taksiran persalinan 24-9-2012, usia kehamilan 42 minggu. Ibu masuk ke kamar bersalin sejak tanggal 5-10-2012 jam 02.00 dengan keluhan merasa sakit seperti hendak melahirkan sejak tanggal 4-102012 jam 16.00. Saat ini ibu mengatakan merasa pusing, ditambah lagi ibu mengetahui bahwa bayinya sudah meninggal sebelum dilahirkan. Selama hamil ibu melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas dan praktek bidan swasta dengan riwayat tekanan darah antara 150/90 sampai dengan 120/100 mmHg dan oedem di kedua tungkai, oleh puskesmas diberi obat furosemid untuk mengurangi bengkaknya dan bengkaknya berkurang. Selama hamil muda, ibu merasa mual dan selama hamil tua ibu mengeluh merasa pusing.

b) Data Obyektif (O): Hasil pemeriksaan saat masuk kamar bersalin adalah keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital tekanan darah 150/110 mmHg, Suhu = 370 C, Nadi= 82 x/mnt, Respirasi= 20x/mnt reguler. Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul, denyut jantung janin tidak terdengar, kontraksi uterus tiap 10 menit 2-3 x 35 detik/ kuat, kedua kaki tidak oedem, reflek patella positif, akral teraba hangat. Hasil periksa dalam adalah terlihat blood slym, pembukaan 3-4 cm, ketuban teraba, portio tebal lunak, penurunan kepala sejajar simphisis. Hasil laboratorium semua dalam batas normal, protein uria negatif. Hasil pemeriksaan dengan doopler dan CTG tidak didapatkan adanya denyut jantung janin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

33

b. Pengkajian Psikologis a) Data Subyektif (S): Respon kehilangan dan berduka ibu sangat nampak dalam proses pengkajian pada keadaan psikologis ibu dan pasangan. Sus, saya sudah waktunya untuk melahirkan, bukan?! Sus, anak saya masih bergerak-gerakkan? Semoga anak saya masih hidup saat saya lahirkan nanti ya sus! Ibu menangis sambil berkata, “Tidak mungkin anak saya mati karena saya masih merasakan gerakannya”. Suami pasien juga mengatakan bahwa dia masih merasakan gerakan anaknya saat membonceng istrinya ke rumah sakit. Pasangan tersebut menyatakan, “Semoga waktu lahiran nanti ternyata anaknya masih hidup”. Kehamilan ini sangat kami harapkan karena istri baru baru hamil setelah lima tahun menikah. Kenapa ya sus, padahal istri saya rajin periksa lho ke bidan di dekat rumah? b) Data Obyektif (O): Ibu dan suami terkejut, sedih, kecewa dan menangis berpelukaan saat diberitahu bahwa detak jantung bayi tidak terdengar saat dilakukan pemeriksaan di rumah sakit. Wajah pasien dan suami tampak murung, suara pelan dan menangis tersedu selama proses persalinan, dan selalu menyangkal

bahwa

anaknya

sudah

meninggal

dan

menganggap

pemeriksaan itu salah. Suami tampak menghibur dan mengelus istrinya. Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul, denyut jantung janin tidak terdengar, kontraksi uterus tiap 10 menit 2-3 x 35 detik/ kuat, kedua kaki tidak oedem, reflek patella positif, akral teraba hangat. Hasil periksa dalam adalah pembukaan 3-4 cm, ketuban teraba, portio tebal lunak, penurunan kepala sejajar simphisis. Hasil laboratorium semua dalam batas normal, protein uria negatif. Hasil pemeriksaan dengan doopler dan CTG tidak didapatkan adanya denyut jantung janin.

B. Tahap 2: Ministration

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

34

Pada tahap ini dilakukan penegakan diagnosa keperawatan, penetapan tujuan dan rencana tindakan disertai implementasi. a. 1. Diagnosa keperawatan (A) yang muncul untuk masalah fisik adalah: a) Kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kondisi intra partum dan IUFD b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol efek dari preeklamsi. c) Resiko

terjadi

injury

maternal

(perdarahan

post

partum)

berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD. 2. Diagnosa keperawatan (A) yang muncul untuk masalah psikologis adalah: a) Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan. b) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal.

b. Perencanaan Keperawatan (P) Pada tahap ini diuraikan tentang tujuan keperawatan dan rencana tindakan keperawatan. Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas maka tujuan keperawatan pada kasus IUFD adalah memberikan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis. Secara rinci intervensi pada tiap diagnosa keperawatan sebagai berikut: 1) Kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kondisi intra partum dan IUFD. Tujuan yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah ini adalah persalinan IUFD dapat berjalan lancar tanpa adanya penyulit pada ibu.

Intervensi yang disusun untuk mencapai tujuan adalah melakukan observasi tanda-tanda vital, input output, dan perhatikan keluhan pasien, melakukan observasi kemajuan persalinan dan kondisi pasien, memberikan lingkungan yang kondusif, tenang dan nyaman, serta melakukan pemeriksaan laboratorium dan mempersiapkan alat-alat

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

35

dan pengobatan emergency penanganan PEB dan persalinan dengan IUFD, memberikan pendampingan dan support sistem baik dari keluarga terdekat, diri sendiri, tenaga kesehatan yang lain, juga dari pasien lain yang mengalami hal yang sama(peer gourp), melakukan pertolongan persalinan dengan IUFD dengan memperhatikan kondisi macerasi janin yang ada, tidak melakukan bonding attachment dan PTT saat melahirkan placenta, tidak melakukan massage uterus sebelum placenta lahir.

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol efek dari preeklamsi. Tujuan yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah ini adalah perfusi jaringan berjalan lancar dan optimal selama proses persalinan dan masa nifas.

Intervensi yang disusun untuk mencapai tujuan adalah melakukan observasi tanda-tanda vital, input output, dan perhatikan keluhan pasien, melakukan observasi kemajuan persalinan dan kondisi pasien, memberikan lingkungan yang kondusif, tenang dan nyaman, serta melakukan kolaborasi pemeriksaan denyut jantung janin kembali dengan menggunakan CTG (untuk menegakkan diagnosa IUFD pada pasien), pemeriksaan laboratorium dan siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB dan persalinan dengan IUFD, kolaborasi dalam perbaikan perfusi jaringan, pemasangan infus dan terapi PEB, memberikan pendampingan dan support sistem baik dari keluarga terdekat, diri sendiri, tenaga kesehatan yang lain, juga dari pasien lain yang mengalami hal yang sama.

3) Resiko

terjadi

injury

maternal

(perdarahan

post

partum)

berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD. Tujuan yang ingin dicapai untuk masalah ini adalah tidak terjadi injury maternal (perdarahan post partum) selama proses persalinan dan nifas.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

36

Intervensi yang disusun adalah melakukan kajian tanda-tanda vital, dan keluhan pasien, menjelaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan PEB dan IUFD, memberikan posisi yang nyaman pada pasien, mengkaji kemajuan persalinan dan melakukan kolaborasi penanganan PEB dan IUFD, melakukan observasi ketat atas prosedur tindakan kolaborasi penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, memberikan pendampingan dan support sistem baik dari keluarga terdekat, diri sendiri, tenaga kesehatan yang lain, juga dari pasien lain yang mengalami hal yang sama.

4) Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan. Tujuan yang diharapkan untuk diagnosa “berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan” adalah ibu mampu mengungkapkan

perasaannya

dengan

tepat

dan

mampu

mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses berdukanya.

Intervensi yang bisa dilakukan adalah residen berusaha selalu bersama ibu, mendengarkan dan memberi dukungan, menunjukkan sikap empati danmenawarkan bantuan kepada ibu dan keluarga jelaskan pada ibu apa yang sedang terjadi pada dirinya, menjelaskan kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya IUFD dan minta ibu mengingat kembali apa yang ibu dengarkan dan rasakan serta lihat dengan seksama selama proses persalinan, jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian janin dalam rahim. Jelaskan pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim, berikan pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, beri kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, ciptakan support sistem dari keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, minta pasangan lain yang

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

37

mengalami hal yang sama untuk melakukan sharing observasi tingkat berduka ibu.

5) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal. Tujuan yang diharapkan untuk diagnosa “cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal” adalah ibu mampu membedakan penyebab kematian yang bisa dikontrol dan tidak bisa dikontrol, ibu mampu mengungkapkan kembali pemahaman penyebab kehilangan bila diketahui, ibu mengatakan tidak cemas lagi, dan respon kecemasan berkurang.

Intervensi yang disusun adalah melakukan kajian atas kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya, kesiapan dan kemampuan ibu dan keluarga dalam menerima informasi, pemberian informasi tentang efek emosi dan fisik jangka pendek dan panjang dari berduka, tentang kemungkinan terjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami, melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan, pemberian dukungan kepada ibu dan keluarga, ajak keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu.

6) Implementasi/Pelaksanaan (I) Kondisi ibu intrapartum dengan kematian janin membutuhkan pertolongan untuk nyeri persalinan dan harapan menimang bayi yang dilahirkan dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu, penanganan persalinan, proses kehilangan dan berduka atas kematian janinnya. Situasi ini sangat memerlukan perhatian dan dukungan baik dari orang yang paling berarti bagi ibu, keluarga dan tenaga kesehatan. Hal ini membutuhkan perhatian dan penanganan khusus karena respon masing-masing individu sangat berbeda.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

38

Implementasi yang dilakukan pada Ny Si berdasarkan teori “Need for

Help”

sebagai

pendekatan

dalam

memberikan

asuhan

keperawatan yang bertujuan untuk memberikan pertolongan dengan segera. Implementasi didahului dengan membina hubungan saling percaya antara perawat, ibu dan keluarga. Selanjutnya, setelah hubungan saling percaya terjalin dan respon ibu dan keluarga baik perawat mulai melakukan implementasi.

a) Implementasi yang diberikan pada diagnosis keperawatan kebutuhan akan pertolongan persalinan sehubungan dengan kondisi intra patum dan IUFD adalah melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah,nadi dan suhu, input output, memperhatikan keluhan pasien terutama keluhan nyeri persalinan atau perburukan PEB yang menyertai, melakukan observasi kemajuan persalinan dan kondisi pasien, memberikan lingkungan yang kondusif, tenang dan nyaman, serta melakukan pemeriksaan laboratorium terutama PTT dan APTT, dan mempersiapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB dan persalinan dengan IUFD, memberikan pendampingan dan support sistem baik dari keluarga terdekat, diri sendiri, tenaga kesehatan yang lain, juga dari pasien lain yang mengalami hal yang sama(peer gourp), melakukan pertolongan persalinan dengan IUFD dengan memperhatikan kondisi macerasi janin yang ada, tidak melakukan bonding attachment dan PTT saat melahirkan placenta, tidak melakukan massage uterus sebelum placenta lahir.

b) Implementasi yang diberikan pada diagnosis keperawatan gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol sekunder terhadap kejadian preeklamsi. Perawat melakukan observasi tandatanda vital terutama tekanan darah, nadi, melakukan kolaborasi untuk penanganan PEB dengan pemasangan terapi cairan dan pemberian 10 gram Mg SO4 per drip dalam RL 500 cc dengan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

39

tetesan 17 tetes/menit, nifedipin 3x10 mg, pencegahan kejang dengan menyiapkan O2 dan nasal canule, tauge spatel, pemeriksaan laboratorium (darah lengkap: Hb, PCV, leukosit, trombosit, SGOT, SGPT, proteinuria), mengobservasi dan memperhatikan keluhan ibu seperti: kepala pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati), mengobservasi input dan output ibu (cairan yang masuk dan intake per oral yang masuk serta jumlah urine yang keluar baik jumlah, warna), sambil melakukan observasi kemajuan persalinan meliputi

kontraksi

uterus,

pembukaaan,

penipisan,

ketuban,

penurunan bagian terdahulu, pengeluaran pervaginam.

Perawat juga memberikan lingkungan yang kondusif untuk ibu dan keluarga dengan memberikan kesempatan kepada keluarga dan orang terdekat untuk mendampingi ibu, menyediakan diri sendiri sebagai support system bagi ibu dengan mengajak ibu untuk selalu bersyukur atas anugerah dalam bentuk apapun yang diberikan Tuhan kepada

kita

karena

masing-masing

orang

pasti

memiliki

permasalahan dalam kehidupan. Perawat menjelaskan kondisi ibu serta mengajak tenaga kesehatan yang ada untuk menjadi support sistem bagi ibu.

c) Implementasi yang dilakukan perawat untuk diagnose resiko terjadi injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD, terutama ditekankan kepada pencegahan terjadinya perdarahan di kala IV. Implementasi yang dilakukan meliputi: mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer Laktat/Gelafundin/Normal Saline untuk

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

40

mengantisipasi

terjadinya

perdarahan;

menyiapkan

alat-alat

pertolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penanganan jenasah janin.

d) Implementasi yang dilakukan perawat untuk diagnose berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, dengan penekanan pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen, pasangan dan tenga kesehatan yang lain. Residen berusaha selalu bersama ibu, mendengarkan dan memberi dukungan, menunjukkan sikap empati danmenawarkan bantuan kepada ibu dan keluarga. Pengkajian respon berduka yang ditampilkan ibu dan keluarga dan memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal. Apabila respon ibu dan keluarga memungkinkan untuk menerima informasi residen menjelaskan pada ibu apa yang sedang terjadi pada ibu, mengingat kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama proses persalinan tadi. Menjelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara jantung janin pada pemeriksaan dengan menggunakan doppler. Pemberian informasi pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalam

rahim.

Perawat

tetap

mempertahankan

pemberian

pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik. Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong jenasah anaknya.

e) Implementasi yang diberikan perawat untuk mengatasi kecemasan ibu berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal adalah mengkaji kesiapan ibu dan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan oleh perawat. Kondisi saat ini ibu masih dalam tahap menolak dan marah atas

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

41

kematian janinnya tetapi ibu dan keluarga selalu menanyakan apa penyebab kematian janinnya? Oleh karena itu perawat merasa perlu untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kemungkinan terjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami. Tindakan ini dilanjutkan dengan mengkaji kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya. Melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan dengan tetap memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga serta meminta kepada keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu.

C. Tahap 3: Validation / Evaluasi 1) Pada tahap evaluasi berdasarkan diagnosa “kebutuhan pertolongan persalinan berhubungan dengan kondisi intra partum dan IUFD” didapatkan data pada tanggal 5 Oktober 2012 jam 05.00 WIB bahwa: DS: ibu mengeluh pusing dan ingin merejan, perutnya terasa sakit dan pinggangnya serasa patah tetapi ibu masih sanggup menahan sakitnya. DO: Hasil pemeriksaan yang diperoleh adalah tekanan darah 150/90 mmHg, ibu sudah minum nefidipin 10 mg, produksi urine 250 cc selama 3 jam, tangan kanan ibu terpasang infur RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit menetes lancar, kontraksi uterus 3x35” kuat tiap 10 menit, pembukaan lengkap kepala di bidang hodge 2-3, tidak ada kejang. A: Ibu memasuki kala 2 persalinan P: Melanjutkan tindakan sebelumnya, melakukan pertolongan persalinan dan monitoring tanda-tanda vital terutama tekanan darah, awasi kelancaran tetesan infus. I:

Melanjutkan

tindakan sebelumnya dan melakukan pertolongan

persalinan hingga selesai. melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah,nadi dan suhu, input output, memperhatikan keluhan pasien terutama keluhan nyeri persalinan atau perburukan PEB yang menyertai,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

42

melakukan

observasi

kemajuan

persalinan

dan

kondisi

pasien,

memberikan lingkungan yang kondusif, tenang dan nyaman, serta melakukan pemeriksaan laboratorium terutama PTT dan APTT, dan mempersiapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB dan persalinan dengan IUFD, memberikan pendampingan dan support sistem baik dari keluarga terdekat, diri sendiri, tenaga kesehatan yang lain, juga dari pasien lain yang mengalami hal yang sama(peer gourp), melakukan pertolongan persalinan dengan IUFD dengan memperhatikan kondisi macerasi janin yang ada, tidak melakukan bonding attachment dan PTT saat melahirkan placenta, tidak melakukan massage uterus sebelum placenta lahir. E:

Bayi lahir jam 05.45, laki-laki, meninggal dengan berat 3000 gram,

panjang 48 cm, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Placenta lahir spontan lengkap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan ¾ underpad, perineum utuh. Ibu segera dilakukan massage uterus dan mendapat sytotec 4 tablet per rectal pada kala 4 dan infus RL 500 cc berisi 10 IU oxytosin. Setelah mendapatkan cytotec 4 tablet dan oxytosin drip kontraksi uterus baik, perineum utuh, perdarahan normal. Tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Masalah sudah teratasi. 2) Pada tahap evaluasi berdasarkan diagnosa “Resiko terjadi injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD” didapatkan data pada tanggal 5 Oktober 2012 jam 05.00 WIB bahwa: DS: Ibu mengeluh mengeluarkan cairan dari vagina dan pusing tanpa disertai keluhan yang lain. DO: Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 82 x/menit, ibu sudah meminum nefidipin 10 mg semalam, produksi urine banyak sekitar 600 cc, ibu dipasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit. Kontraksi uterus 3x35” kuat dalam 10’, pembukaan lengkap, ketuban

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

43

tidak teraba merembes sejak jam 4.00 jernih, penurunan kepala di bidang hodge 2-3 dan ibu merasa ingin merejan. A: Masalah tidak terjadi P: Rencana tindakan dilanjutkan dan dipertahankan dengan tetap melakukan pendampingan pada ibu bersama keluarga serta melakukan pertolongan persalinan. I:

Ibu dipimpin persalinan, tidak melakukan peregangan tali pusat

terkendali saat melahirkan placenta, memberikan semangat pada ibu, melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, perdarahan dan robekan jalan lahir. E: Bayi lahir jam 05.45, laki-laki, meninggal dengan berat 3000 gram, panjang 48 cm, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Placenta lahir spontan lengkap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan ¾ underpad, perineum utuh. Ibu segera dilakukan massage uterus dan mendapat cytotec 4 tablet pervaginam pada kala 4 dan infus RL 500 cc berisi 10 IU oxytosin. Setelah mendapatkan cytotec 4 tablet dan oxytosin drip kontraksi uterus baik, perineum utuh, perdarahan normal, ibu mampu untuk kencing secara spontan. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 82x/menit. Masalah segera teratasi. 3) Hasil evaluasi yang didapatkan untuk diagnosa keperawatan berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan adalah: S: Ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu mengatakan bahwa ibu gagal menjaga bayinya, saat ibu dan pasangannya mengendong jenasah anaknya. Kenapa ini terjadi? Pemeriksaan tadi pasti salah, karena saya masih merasakan gerakannya! Nanti tolong pastikan ya apakah anak saya benar meninggal saat dia sudah dilahirkan, semoga bayi saya masih hidup saat dilahirkan nanti. O: Wajah ibu masih tampak sedih, murung, dan matanya agak sembab, ibu tidak mau memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya dan minta selalu ditemani oleh suaminya.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

44

A: Masalah belum teratasi, ibu masih dalam fase denial dan anger. P: Pertahankan rencana tindakan sebelumnya I: Mempertahankan tindakan sebelumnya dengan penekanan support sistem dari diri residen dan tenaga kesehatan lain serta keluarga, mengoptimalkan support sistem dari peer group. E: Ibu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. Ibu meminta suaminya untuk terus memanjatkan doa untuk bayi mereka yang meninggal sebagaimana biasanya bila ada keluarga yang meninggal dunia.

4) Hasil evaluasi yang didapatkan untuk diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal adalah: S: Ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu merasa gagal menjaga bayinya. Ibu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. Ibu selalu mengatakan,” Bagaimana ini bisa terjadi padahal dia rajin kontrol dan minum obat? Jadi penyebab kematian janinnya kemungkinan karena tekanan darah tingginya, lama kehamilannya yang sudah lebih dari 40 minggu. Nanti tolong dipastikan ya sus penyebab anak saya meninggal. O: Wajah ibu masih tampak murung, dan matanya agak sembab, ibu tidak mau memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya. A: Masalah sementara teratasi, kecemasan ibu berkurang ibu masuk fase denial dan anger. P: Pertahankan rencana tindakan sebelumnya I: Mempertahankan tindakan sebelumnya dengan memperhatikan tandatanda perburukan kecemasan, penekanan support sistem dari diri residen dan tenaga kesehatan lain serta keluarga, mengoptimalkan support sistem dari peer group.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

45

E: Jadi penyebab kematian janinnya kemungkinan karena tekanan darah tingginya, lama kehamilannya yang sudah lebih dari 40 minggu, dan ada lilitan tali pusat pada leher bayi saya ya sus?

2.5.2 Fase Post partum (Masa Pemeliharaan) tanggal 5-10-2012 Jam 14.30 1. Diagnosa keperawatan Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol akibat preeklamsia. S

Ibu pusing, semalam belum bisa tidur karena kepikiran kenapa dia harus kehilangan anaknya. Ibu berusaha pasrah tapi apabila mendengar tangis bayi maka ibu segera terbangun. ibu mengatakan tadi sudah minum nifedipine tabletnya pagi dan siang sesudah makan

O

Keadaan umum

ibu baik meskipun masih tampak sedih, tekanan darah

140/90 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 78 x/menit reguler. Conjungtiva tidak anemis, akral teraba hangat, diastesis rectus abdominis 2 jari x 7 cm, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan normal, pasien sudah buang air kecil, produksi banyak sekitar 600 cc, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit kedua. Hb 10,2 gr %, pemeriksaan lain-lain dalam batas normal A

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol akibat preeklamsia sementara teratasi

P

Pertahankan tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk menjaga personal higiene, bila ada kamar kosong pindahkan ibu ke kamar kosong agar terpisah dengan ibu yang ada bayinya, memaksimalkan pemberian pendampingan dan support sistem. Meminta pasangan yang lain yang mengalami hal yang sama untuk saling berbagi dan memberikan dukungan satu sama lain, memonitor

tanda-tanda

vital

terutama

tekanan

darah,

memonitor

keseimbangan cairan setiap 12 jam. I

Mengingatkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan terutama daerah kewanitaan dengan cebok yang bersih dan sering ganti pembalut,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

46

memaksimalkan

pemberian

pendampingan

dan

support

sistem.

Memaksimalkan peer group, memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimbangan cairan setiap 12 jam. E

Tekanan darah ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing, jumlah urine jam 7.30 sampai jam 14.30 sejumlah 600 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ibu baik, lochea rubra, tidak berbau.

2.

Diagnosa

keperawatan

injury

maternal

(perdarahan

post

partum)

berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD.

S

Ibu pusing, semalam belum bisa tidur karena kepikiran kenapa dia harus kehilangan anaknya. Ibu berusaha pasrah tapi apabila mendengar tangis bayi maka ibu segera terbangun. ibu mengatakan tadi sudah minum nifedipine tabletnya pagi dan siang sesudah makan

O

Keadaan umum

ibu baik meskipun masih tampak sedih, tekanan darah

140/90 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 78 x/menit reguler. Conjungtiva tidak anemis, akral teraba hangat, diastesis rectus abdominis 2 jari x 7 cm, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan normal, pasien sudah buang air kecil, produksi banyak sekitar 600 cc, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit kedua. Hb 10,2 gr %, pemeriksaan lain-lain dalam batas normal A

Injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari PEB dan IUFD tidak terjadi lagi

P

Pertahankan tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk segera lapor kepada petugas kesehatan apabila ibu merasa mengeluarkan darah agak banyak dibandingkan ssaat menstruasi, atau ibu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsb.

I

Mempertahankan tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk segera lapor

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

47

kepada petugas kesehatan apabila ibu merasa mengeluarkan darah agak banyak dibandingkan ssaat menstruasi, atau ibu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsb. E

Tekanan darah ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing, jumlah urine jam 7.30 sampai jam 14.30 600 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ibu baik, lochea rubra, tidak berbau

3.

Diagnosa keperawatan berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan

S

Ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu mengatakan bahwa ibu gagal menjaga bayinya, saat ibu dan pasangannya mengendong jenasah anaknya. Ibu meminta residen untuk mengambil foto anaknya. Ibu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. Ibu meminta suaminya untuk terus memanjatkan doa untuk bayi sebagaimana biasanya bila ada keluarga yang meninggal dunia. Ibu merasa gagal sebagai istri karena tidak mampu memberikan anak kepada suaminya, tetapi ibu bersyukur bahwa suami memberikan dukungan kepadanya. Ibu mengatakan bahwa dirinya merasa lebih beruntung karena pernah hamil dan melahirkan dibandingkan suster seperti yang suster bilang tadi. Ibu menyesal kenapa ini bisa terjadi pada dirinya tetapi ibu pasrah dan kembali kepada kehendak Tuhan?

O

Ibu banyak diam menghadap tembok dan tidak mau melihat bayi-bayi yang sedang menetek pada ibunya. Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing, ibu masih memakai infus MgSO4 fles ketiga 17 tts/menit.

A

Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, tingkatkan support sistem, anjurkan ibu untuk banyak berdoa kepada Tuhan, melakukan pembebatan payudara, kolaborasi pemberian terapi penekan produksi ASI

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

48

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, melakukan penekanan produksi ASI dengan cara pembebatan dan terapi linoral 2x1 tab, amoksisilin 3x1 tab, SF 1x1, ergotmet 2x1, nifedipine 3x10 mg

E

Ibu berusaha tersenyum kepada orang yang simpati kepadanya dan menanyakan kondisinya

4.

Diagnosa keperwatan cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

S

Ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu merasa gagal menjaga bayinya. Ibu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. Ibu selalu mengatakan,” Bagaimana ini bisa terjadi padahal dia rajin kontrol dan minum obat? Jadi penyebab kematian janinnya kemungkinan karena tekanan darah tingginya, lama kehamilannya yang sudah lebih dari 40 minggu, dan ada lilitan tali pusat pada leher bayi saya ya sus?

O

Wajah ibu masih tampak murung, dan matanya agak sembab, ibu tidak mau memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya.

A

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal teratasi

P

Berikan support system secara maksimal, minta pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini bahwa semua kejadian adalah rencana dari Tuhan untuk kita. Lakukan observasi perkembangan kondisi pasien.

I

Memberikan support sistem secara maksimal menggunakan diri residen sendiri maupun keluarga, mengajak pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini bahwa semua kejadian adalah rencana dari Tuhan untuk kita dan melakukan observasi perkembangan kondisi pasien.

E

Ibu berusaha tersenyum kepada orang yang simpati kepadanya dan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

49

menanyakan kondisinya, ibu bertanya mengenai kemungkinan ibu untuk hamil lagi

Evaluasi Post Partum Hari Kedua 6-10-2012 jam 08.30 1. Diagnosa keperawatan gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan spasme arteriol efek dari preeklamsi S

Ibu berkata,” suster apakah saya sudah boleh pulang, tekanan darah saya sudah banyak mengalami penurunan dan saya rajin minum obat kok? ibu mengatakan sudah minum nifedipine tabletnya untuk kemarin sore dan tadi pagi sesudah makan

O

Keadaan umum ibu baik sudah bisa tersenyum saat membalas sapaan perawat, tidak mengeluh pusing, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36, 8 C, respirasi 22 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Payudara sudah dilakukan pembebatan untuk menekan produksi ASI, diastesis rectus abdominis 2 jari x 7 cm, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra normal, pasien sudah buang air kecil, produksi banyak karena ibu sudah kencing di kamar mandi 3 kali sejak subuh tadi, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit ketiga

A

Masalah gangguan perfusi jaringan teratasi, ibu dipersiapkan untuk pulang

P

Hentikan tindakan sebelumnya, bekali ibu dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimbangan cairan setiap 12 jam, dan mempersiapkan ibu pulang dengan menganjurkan untuk rajin kontrol ke puskesmas guna memeriksakan kondisi nifas dan tekanan darah ibu, menjaga kebersihan alat genetalia, melakukan aktivitas post partum, mengkonsumsi diit tinggi kalori dan protein untuk fase pemulihan, dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kebidanan apabila ibu merencanakan untuk hamil lagi.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

50

I

Menghentikan tindakan sebelumnya, dan membekali ibu dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimbangan cairan setiap 12 jam, dan mempersiapkan ibu pulang dengan menganjurkan untuk rajin kontrol ke puskesmas guna memeriksakan kondisi nifas dan tekanan darah ibu, menjaga kebersihan alat genetalia, melakukan aktivitas post partum, mengkonsumsi diit tinggi kalori dan protein untuk fase pemulihan, dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kebidanan apabila ibu merencanakan untuk hamil lagi.

E

Kondisi umum ibu baik, tidak anemis, Hb 10,2gr %, tekanan darah berkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra, tidak berbau, ibu sudah buang air besar dan kecil secara spontan,

2. Diagnosa keperawatan injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan efek dari preeklamsi dan IUFD S

Ibu berkata,” suster apakah saya sudah boleh pulang, tekanan darah saya sudah banyak mengalami penurunan dan saya rajin minum obat kok? ibu mengatakan sudah minum nifedipine tabletnya untuk kemarin sore dan tadi pagi sesudah makan

O

Keadaan umum ibu baik sudah bisa tersenyum saat membalas sapaan perawat, tidak mengeluh pusing, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36, 8 C, respirasi 22 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Payudara sudah dilakukan pembebatan untuk menekan produksi ASI, diastesis rectus abdominis 2 jari x 7 cm, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra normal, pasien sudah buang air kecil, produksi banyak karena ibu sudah kencing di kamar mandi 3 kali sejak subuh tadi, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg SO4 40 % 17 tetes/menit ketiga

A

Masalah injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan dengan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

51

efek dari preeklamsi dan IUFD teratasi P

Hentikan tindakan sebelumnya, persiapkan pasien pulang dan bekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol

I

Menghentikan tindakan sebelumnya, dan mempersiapkan pasien pulang dan membekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol untuk memantau kesehatan ibu

E

Kondisi umum ibu baik, tidak anemis, Hb 10,2 gr %, tekanan darah berkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra, tidak berbau, ibu sudah buang air besar dan kecil secara spontan,

3.

Diagnosa keperawatan berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan

S

. Ibu mengatakan pasti sedih deh pulang tidak membawa bayi sus, rumah sepi tanpa tangis bayi seperti yang selama ini saya bayangkan sus. Ibu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini dan berkata, “Sus, bolehkan aku telepon kalau aku merasa sedih dan ingin konsultasi?” Ibu dan suami berjanji untuk selalu memanjatkan doa untuk bayi dan dirinya agar kuat melalui ini semua. Ibu mengatakan yang membuat dirinya kuat adalah dirinya lebih beruntung karena pernah hamil dan melahirkan dibandingkan suster seperti yang suster bilang, meskipun dia sudah menunggu kehamilan tersebut selama 5 tahun. Ibu menyesal kenapa ini bisa terjadi pada dirinya tetapi ibu pasrah dan kembali kepada kehendak Tuhan?

O

Wajah ibu murung, ibu tampak tersenyum saat disapa perawat.

ibu

memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya dan tidak minta selalu ditunggui oleh suaminya lagi. A

berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

52

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang dengan nasehat untuk perawatan nifas.

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat minum obatnya

dan

aktif

kontrol

kesehatannya

ke

puskesmas,

segera

menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas E

tanggal 6 Oktober jam 13.00 dalam tahap berduka depresi. Ibu ditemani oleh suami dan keluarganya, dan tampak berpelukan dan berjabat tangan serta bertukar nomer telepon dengan pasien lain yang mengalami hal yang sama. Selama satu bulan ibu baru dapat menerima kematian anaknya, setelah ibu menyibukkan diri dengan aktivitas berdagangnya.Ibu juga rajin melaksanakan nasehat yang diberikan sebelum ibu keluar dari rumah sakit. Apabila ibu rindu anaknya maka ibu memandangi foto almarhum anaknya tanpa menangis lagi (Data ini diterima melalui short message yang selalu dikirimkan oleh suami Ny Si).

4. Diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal S

Ibu mengatakan dirinya lega karena sudah mengetahui penyebab bayinya meninggal. Ibu berjanji lebih bersikap hati-hati bila hamil lagi nanti. Sus, praktek dimana, bolehkah aku periksa di tempat praktekmu nanti?

O

Wajah ibu masih tampak sedih, murung, ibu memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya.

A

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang dengan nasehat untuk perawatan nifas.

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

53

sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat minum obatnya

dan

aktif

kontrol

kesehatannya

ke

puskesmas,

segera

menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas E

Tanggal 6 Oktober jam 13.00 dalam tahap berduka depresi. Ibu ditemani oleh suami dan keluarganya, dan tampak berpelukan dan berjabat tangan serta bertukar nomer telepon dengan pasien lain yang mengalami hal yang sama. Selama satu bulan ibu baru dapat menerima kematian anaknya, setelah ibu menyibukkan diri dengan aktivitas berdagangnya.Ibu juga rajin melaksanakan nasehat yang diberikan sebelum ibu keluar dari rumah sakit. Apabila ibu rindu anaknya maka ibu memandangi foto almarhum anaknya tanpa menangis lagi (Data ini diterima melalui short message yang selalu dikirimkan oleh suami Ny Si).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB IV PENCAPAIAN KOMPETENSI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS

Program pendidikan ners spesialis keperawatan maternitas merupakan program lanjutan setelah peserta didik menyelesaikan magister keperawatan maternitas. Program ini diselenggarakan dalam dua semester dan tiap semester terdiri dari 10 SKS. Tujuan dari program pendidikan ners spesialis keperawatan maternitas adalah mendidik peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil akhir dari pendidikan ini adalah peserta didik memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk dapat berperan dan berfungsi secara mandiri maupun berkolaborasi untuk melayani masyarakat.

Program pendidikan ners spesialis keperawatan maternitas dalam proses pembelajarannya menekankan pada penerapan hasil analisis konsep-konsep dan teori keperawatan, serta kebijakan pemerintah yang sesuai dengan keperawatan maternitas,

di

berbagai

tatanan

pelayanan

kesehatan.

Residen

dalam

melaksanakan tugasnya memiliki peran secara mandiri sebagai (1) pemberi pelayanan asuhan keperawatan (care giver) pada area keperawatan maternitas yang membutuhkan pelayanan keperawatan maternitas lanjut, (2) pendidik (educator)/penyuluh di bidang keperawatan, (3) konsultan (counselor) di bidang keperawatan maternitas, (4) advokat bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, (5) pengelola asuhan keperawatan maternitas pada tingkat menengah dan tinggi pada berbagai institusi pelayanan kesehatan, (6) peneliti yang sesuai dengan bidang keperawatan maternitas, (7) kolaborator bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, (8) komunikator dan koordinator bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, (9) pembaharu dalam bidang keperawatan maternitas.

Kompetensi umum yang harus dicapai oleh residen selama menyelesaikan pendidikan adalah (1) memberikan asuhan keperawatan kepada klien (wanita dan pasangan usia subur yang berkaitan dengan sistem reproduksi tanpa ada

Universitas Indonesia 54

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

55

kehamilan, wanita hamil, melahirkan, nifas, diantara dua perumah sakitalinan dan bayi baru lahir sampai usia 40 hari) yang mengalami masalah keperawatan maternitas yang kompleks, (2) mendidik dan membimbing praktisi keperawatan, tenaga kesehatan dan klien yang ada dibawah tanggung jawabnya, (3) mengelola pelayanan keperawatan maternitas, serta (4) mengelola riset keperawatan, pada area keperawatan maternitas (Tim Program Spesialis Keperawatan, 2007).

Kompetensi umum yang harus dicapai oleh mahasiswa spesialis keperawatan maternitas tertuang dalam kompetensi khusus yang merupakan kompetensi lanjutan bagi seorang ners. Kompetensi tersebut antara lain memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil, ibu melahirkan, bayi baru lahir, ibu post partum, asuhan keperawatan pada pasangan usia subur maupun wanita usia subur, asuhan keperawatan pada remaja putri, kebutuhan pra nikah, kebutuhan perimenopause dan asuhan keluarga dengan ibu hamil (Tim Program Spesialis Keperawatan, 2007).

Pencapaian target kompetensi dilaksanakan selama dua semester yang dimulai pada tanggal 10 September 2012 hingga 24 Mei 2013 melalui praktik residensi keperawatan. Lahan praktik yang digunakan adalah dua rumah sakit umum di wilayah Jabodetabek dan satu puskesmas kecamatan di Jabodetabek dengan satu RW sebagai daerah binaan. Gambaran lengkap tentang praktik residensi terdapat dalam kontrak belajar,jadwal dinas residensi, dan pencapaian praktek (Laporan lengkap dapat dibaca pada lampiran 1 dan 2).

Pencapaian kompetensi dengan pelaksanaan target asuhan keperawatan dan target prosedur oleh residen spesialis keperawatan maternitas akan diuraikan dibawah ini: A. Sebagai Care Giver Kompetensi umum yang dapat dicapai oleh residen setelah menyelesaikan pendidikan adalah: a. Mampu melakukan 75 asuhan keperawatan pada ibu hamil. b. Mampu melakukan 22 asuhan keperawatan pada ibu prenatal beresiko.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

56

c. Mampu melakukan 23 asuhan keperawatan pada ibu dengan masalah keluarga berencana. d. Mampu melakukan 51 asuhan keperawatan pada ibu melahirkan normal. e. Mampu melakukan 51 asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal. f. Mampu melakukan 5 asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post SC di ruang OK. g. Mampu melakukan 9 asuhan keperawatan pada bayi baru lahir resiko tinggi. h. Mampu melakukan 16 asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus abortus. i.

Mampu melakukan 12 asuhan keperawatan dengan komplikasi kegawatan persalinan.

j.

Mampu melakukan 26 asuhan keperawatan pada ibu dengan post partum normal

k. Mampu melakukan 18 asuhan keperawatan pada ibu dengan post SC. l.

Mampu melakukan 20 asuhan keperawatan dengan masalah ginekologis.

m. Mampu melakukan 29 asuhan keperawatan dengan masalah onkologi. n. Mampu melakukan 12 asuhan keperawatan pada kasus kelolaan. o. Mampu melakukan 4 asuhan keperawatan pada remaja putri. p. Mampu

melakukan

3

asuhan

keperawatan

pada

kebutuhan

perimenopause q. Mampu melakukan 12 asuhan keperawatan pada pasangan usia subur tanpa kehamilan dengan masalah maternitas yang kompleks. r. Mampu melakukan 8 asuhan keperawatan pada kasus infertility s. Mampu mendidik dan membimbing 15 praktisi keperawatan (laporan lengkap dapat dibaca pada lampiran 2).

Peran sebagai praktisi dilaksanakan melalui pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan maternitas kepada klien dan keluarga di rumah sakit dan komunitas, dengan menggunakan pendekatan teori keperawatan diantaranya teori Adaptasi, Self care, Symptom Management, Need for Help, Comfort, Maternal role attainment-becoming a mother dan Theory Pain, Theory

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

57

meaning, Health Promotion (Marjorie cook Mc Cullagh), Imogine King “Goal Attainment”,

Konservasi energi dari Levine. Sedangkan asuhan

keperawatan maternitas kepada klien dan keluarga di komunitas dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga Friedman family assesment model dan perkembangan keluarga Duvall, teori Adaptasi Roy. Selain teori keperawatan, residen menerapkan teknik keperawatan baru berdasarkan hasil penelitian, dan melakukan kolaborasi secara multidisiplin. Perawat juga harus memiliki kemampuan komunikasi terapeutik baik pada klien maupun tim kesehatan yang lain, dengan kemampuan komunikasi yang baik akan terjalin kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan kesehatan.

B. Sebagai edukator dan penyuluh dalam pelayanan Keperawatan Maternitas Target kompetensi ini dicapai residen dengan memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada mahasiswa akademi keperawatan maupun kebidanan berupa bimbingan praktik langsung ke pasien ataupun diskusi kasus. Residen memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan pengunjung poliklinik di rumah sakit I dan rumah sakit II tentang keluarga berencana, infertility, pencegahan kanker serviks (lampiran 2). Pada tatanan pelayanan keperawatan maternitas berbasis komunitas, residen juga memberikan penyuluhan tentang kesehatan perempuan, meliputi infertility, dyspareunia, myoma uteri, keputihan, gangguan hormonal, menopause dan nyeri haid (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 2).

C. Sebagai advokat pasien dalam pelayanan keperawatan maternitas Target kompetensi ini dilakukan residen dengan memberikan informasi dan dukungan kepada klien dan keluarga sehingga mereka dapat menerima setiap tindakan pengobatan dengan aman dan nyaman. Salah satu bentuk kompetensi ini adalah memberikan arahan kontrasepsi yang tepat untuk keluarga pasien sesuai dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai keluarga (kontrasepsi mantap) dengan memastikan bahwa klien mendapatkan informasi yang tepat terkait tindakan yang akan dilakukan terhadapnya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

58

(inform concent). Residen juga melindungi klien dari kesalahan tindakan ataupun pada pemberian obat oleh praktikan lain dengan pendampingan pada mahasiswa akademi keperawatan, akademi kebidanan, coas yang akan melakukan prosedur invasif misalnya pemberian transfusi, melakukan pemasangan infus, pemasangan kateter, dan pengambilan darah. Memastikan bahwa darah atau obat yang akan diberikan pada klien telah sesuai dengan menerapkan prinsip enam benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara pemberian, benar waktu pemberian dan benar dokumentasi). Residen juga memberikan label pengenal pada spesimen yang diambil dari pasien untuk keperluan pemeriksaan laboratorium (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 2).

D. Sebagai change agent dalam pelayanan keperawatan maternitas Residen melakukan beberapa proyek inovasi sebagai aplikasi peran change agent di tatanan klinik dan komunitas. Proyek inovasi yang dilakukan residen pada saat praktik di rumah sakit I adalah program pencegahan dan penanggulangan infeksi di area intranatal. Bentuk pelaksanaan inovasi ini berupa mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan, pengadaan alat, pembuatan standar operasional (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 3).

Proyek inovasi yang dilakukan di Kelurahan X yaitu pembentukan Kader Kesehatan Reproduksi Perempuan serta pelatihan bagi kader. Khusus di wilayah RW 10 Kelurahan X, Kader kesehatan Reproduksi Perempuan dikhususkan pada masalah infertility. Tujuan pembentukan kader ini agar kader dapat memberikan informasi tentang kesehatan repsoduksi perempuan pada warga dan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit reproduksi perempuan (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 3).

Residen selama praktik di rumah sakit II melakukan proyek inovasi di Ruang Rawat Inap Terpadu Gedung A lantai 2 Zona A dengan penerapan discharge planning pada pasien ginekologi. Bentuk inovasi ini berupa pembuatan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

59

format pengkajian respon psikologis pasien dengan diagnosa kanker ginekologi dan pembuatan 2 macam buku paket edukasi tentang kanker (paket “Pencerahku” dan paket “Buku Sakuku” sesuai dengan hasil pengkajian respon psikologis pasien sebelumnya) (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 3).

E. Sebagai peneliti dalam pelayanan keperawatan maternitas Target kompetensi ini residen capai di rumah sakit II pada konsep discharge planning pasien kanker ginekologi. Residen memanfaatkan hasil penelitian tentang respon-respon psikologis pasien kanker dan edukasi pada pasien kanker.

Hasil

penelitian

tersebut

sebagai

evidence

based

dalam

mengidentifikasi masalah dalam kasus yang dikelola kemudian dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Evidence based tersebut diaplikasikan dengan membuat instrumen pengkajian respon psikologis pasien, pada saat pasien didiagnosa kanker ginekologi, melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen pada 47 pasien, membuat buku paket edukasi sesuai respon psikologis pasien dan menguji cobakan pada pasien (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 3).

F. Sebagai pengelola dalam pelayanan keperawatan maternitas Target kompetensi ini residen capai di rumah sakit I pada kegiatan penghitungan kebutuhan dan pembagian tenaga untuk ruang kebidanan, instalasi gawat darurat, ruang haemodialisa, berikut desain operasional kerja team dalam memberikan asuhan keperawatan, dan desain pengaturan kamar bersalin. Tujuan kegiatan ini adalah diperoleh hasil yang efektif, efisien dan menghindari permasalahan yang berkaitan dengan hukum seperti pencurian bayi, menunggu antrian yang panjang dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Di samping kegiatan tersebut residen juga melakukan kasus kelolaan sebagai kasus focus of interest yaitu IUFD. Sembilan kasus diperoleh di rumah sakit I dan 3 Kasus di rumah sakit II (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 2).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

60

G. Sebagai kolaborator dalam pelayanan keperawatan maternitas Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga residen selalu melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait seperti dokter penanggung jawab pasien, dokter residensi (PPDS), atau dokter puskesmas, bidan serta perawat primer atau perawat associate, ahli gizi. Kolaborasi dilakukan terutama tentang pengobatan yang harus diterima pasien, penyampaian informasi keluhan pasien untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam program terapi, atau perencanaan pembuatan pemberian tindakan yang lain, melakukan rujukan, berdiskusi tentang permasalahan pasien untuk dipecahkan bersama-sama.

H. Sebagai komunikator dan koordinator dalam pelayanan keperawatan maternitas Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga residen selalu berperan sebagai komunikator atau koordinator antara pasien dengan tenaga kesehatan terkait seperti dokter penanggung jawab pasien, dokter residensi (PPDS), atau dokter puskesmas, bidan serta perawat primer atau perawat associate, ahli gizi, atau bahkan sebaliknya antara tenaga kesehatan dengan pasien. Bentuk peran sebagai komunikator dan koordinator dapat berupa penyampaian keluhan pasien atau menyampaikan kembali pesan yang disampaikan tenaga kesehatan kepada pasien, terutama isi pesan yang belum dimengerti oleh pasien dan keluarganya dengan menggunakan bahasa dan pendekatan yang mudah dimengerti oleh pasien.

I.

Sebagai konsultan dalam pelayanan keperawatan maternitas Bentuk peran sebagai konsultan dalam pelayanan keperawatan maternitas dapat berupa penulisan pengelompokkan data, penegakkan diagnosa keperawatan yang lebih tepat berikut tujuan dan rencana tindakan. Penyampaian pesan ini dilakukan dengan pendekatan yang baik dan benar sehingga terjalin kerjasama yang baik dan saling menghormati antara profesi yang satu dengan profesi yang lain.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

61

Residen juga berperan sebagai konsultan selama praktek di komunitas dalam pembentukan kader kesehatan reproduksi perempuan di Kelurahan X. Kecuali pembentukan kader residen juga memberikan pelatihan pada kader kesehatan reproduksi

perempuan

mengenai

kasus-kasus

kesehatan

reproduksi

perempuan dan upaya pencegahannya (Laporan lengkap dapat dibaca dalam lampiran 3).

Evaluasi yang dilakukan selama residen menyelesaikan pendidikan ners spesialis keperawatan maternitas meliputi supervisi keperawatan, ronde keperawatan, ujian penampilan klinik dan penilaian pelaksanaan proyek inovasi. Evaluasi dilaksanakan di setiap lahan praktik. Setiap menyelesaikan tahap residensi di satu lahan praktik, residen wajib membuat laporan pelaksanaan praktik dan dokumentasi kegiatan pencapaian kompetensi pada lahan praktik terumah sakitebut. Setelah menyelesaikan dua semester praktik residensi keperawatan maternitas di lahan praktik, residen dituntut menuangkan hasil pelaksanaan residensi melalui penyusunan laporan analisis praktik keperawatan Maternitas. Penyusunan laporan ini merupakan tahap akhir yang harus dipenuhi oleh residen sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Maternitas.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB V PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang penerapan teori keperawatan “Need for Help” dan “Lost and Gief” pada ibu intra partum dengan kematian janin. Bab ini juga membahas berbagai hambatan dan dukungan dalam pencapaian target dan kompetensi yang dialami selama praktek residensi ners spesialis keperawatan maternitas. 5.1 Pembahasan Aplikasi Teori “Need for Help” dan “Lost and Grief” pada asuhan ibu intra partum dengan kematian janin. Tahapan asuhan pada kasus kematian janin ini dibagi dalam dua fase, yaitu fase akut dan fase pemeliharaan. Fase akut pendekatan yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan adalah teori “Need for Help” dan pada fase pemeliharaan dilanjuytkan menggunakan teori “Lost and Grief”. Lima kasus yang dikelola residen terdiri dari empat kasus merupakan pasien dari rumah sakit I dan satu kasus yang lain berasal dari rumah sakit II. a. Fase Akut Penggunaan teori “Need for Help” digunakan pada fase akut karena ibu masuk kamar bersalin dengan kondisi intra partum dan mengalami kematian janin sehingga ibu membutuhkan pertolongan segera. Kematian janin ini kemungkinan sudah berlangsung (beberapa hari sebelumnya) atau baru saja terjadi dan kematian janin ini tentu memiliki latar belakangi penyebab/penyakit penyerta.

Persamaan permasalahan pada kelima kasus ini adalah ibu membutuhkan pertolongan persalinan untuk melahirkan janinnya yang meninggal dalam kandungan, ibu mengalami kecemasan akan proses pesalinan berhubungan ibu tidak mengetahui penyebab kematian janinnya, proses berduka yang dialami ibu akibat janinnya meninggal dalam kandungan.

Universitas Indonesia 62 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

63

Kasus pertama dan ketiga yang ditangani, merupakan ibu yang memiliki latar belakang preeklamsi berat dan PIH dan post term. Ibu masuk rumah sakit karena ingin melahirkan sekaligus memastikan kebenaran diagnosa kematian janin yang dibuat oleh bidan dan dokter. Berlatar belakang pemikiran diatas, maka ibu harus segera mendapat pertolongan dan teori “Need for Help” sesuai untuk menangani kasus ini. Ini dilakukan karena ibu sudah masuk dalam kala 1 fase aktif dan mengalami preeklamsi berat. Kondisi ini mengharuskan ibu ditolong segera untuk mencegah terjadinya cedera maternal (ibu kejang (eklamsi) dan perdarahan post partum). Cedera maternal tersebut sangat membahayakan keselamatan ibu. Kedua kasus ini memiliki masalah yang sama.

Kasus kedua yang ditangani, merupakan ibu kala I fase laten, sedangkan kematian janin sudah berlangsung beberapa hari sebelumnya. Di samping itu ibu masuk kamar bersalin dalam kondisi berduka berat sehingga ibu sering jatuh pingsan karena ibu belum mampu menerima kehilangan anaknya. Ibu masuk rumah sakit karena ingin segera melahirkan anaknya dan mengetahui penyebab kematian janinnya. Kasus ini memiliki masalah yang sama dengan kasus sebelumnya, tetapi ibu memiliki dua masalah yang berbeda. Dua masalah berbeda muncul karena proses persalinan yang lama sebagai efek dari tindakan yang diberikan.

Kasus keempat yang ditangani, merupakan ibu yang memiliki latar belakang menderita asma yang sering kambuh selama kehamilan dan terakhir mengalami kekambuhan adalah semalam sebelum memeriksakan janinnya ke rumah sakit karena ibu merasa gerakannya melemah dalam beberapa hari ini. Ibu masuk rumah sakit karena ingin segera melahirkan janinnya karena ibu takut kesehatannya terganggu akibat bayinya meninggal dalam kandungan. Kasus ini memiliki masalah yang sama dengan kasus kedua, tetapi kasus ini memiliki masalah perdarahan akibat retentio placenta dan resiko terjadi infeksi sebagai dampak penurunan mekanisme kompensasi.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

64

Kasus kelima yang ditangani, merupakan ibu yang memiliki latar belakang 14 jam ketuban pecah dini dan kala 2 tidak maju sekaligus usia kandungannya dalam kategori post term (42 minggu). Ibu masuk kamar bersalin dalam kondisi kala II lama dan janinnya dinyatakan tidak terdengar denyut jantungnya dalam pemeriksaan sewaktu di instalasi gawat darurat sebelum masuk ruang bersalin. Ibu masuk rumah sakit karena ingin melahirkan. Kasus ini memiliki masalah yang hampir sama dengan kasus keempat tetapi ibu tidak mengalami perdarahan karena placenta lahir secara spontan lengkap.

Penerapan teori ini pada semua kasus dapat mencegah terjadinya komplikasi lain yang menyertai proses persalinan dan mampu untuk segera mengatasi permasalahan yang sudah diperkirakan sehingga ibu tidak jatuh dalam kondisi yang buruk. Uraian di atas sesuai dengan isi dari teori “Need for Help” bahwa aplikasi model Wiedenbach pada praktek klinik membutuhkan perawat yang memiliki kemampuan yang berpikir kritis, kompetensi ketrampilan klinik yang memadai dan kemampuan dalam komunikasi dengan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah dengan penanganan segera.

Penanganan pertolongan persalinan dengan IUFD harus dilakukan dengan hati-hati dan mencerminkan perilaku caring sehingga ibu merasa lebih nyaman saat dilakukan pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan. Pada

pertolongan persalinan diharapkan petugas

kesehatan tidak

melakukan pengrusakan tubuh janin apabila memungkinkan, mengingat tubuh janin yang sudah rapuh. Petugas kesehatan juga tidak melakukan bonding attachment, penegangan tali pusat terkendali, melakukan massage uterus sebelum placenta lahir, dan meminimalkan ronekan jalan lahir.

Perawat harus memiliki kemampuan dalam membuat keputusan tentang perawatan pasiennya dan pemahaman perilaku pasien (Tomey & Alligood,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

65

2005). Oleh karena itu model ini dianggap layak untuk diterapkan pada pemberian asuhan keperawatan pada ibu intra partum dengan kematian janin.

Parker (2001, 2005); Tomey & Alligood (2006) juga menyatakan bahwa model keperawatan dari Wiedenbach adalah seni dari keperawatan yang berfokus kepada pasien dan perawatan di klinik harus diarahkan langsung saat ini (here and now) untuk memberikan bantuan kepada pasien (“Need for Help”) (Parker, 2001, 2005); Tomey & Alligood, 2006). Pelaksanaan pemberian pertolongan pada teori “Need for Help” meliputi tindakan yang diberikan terpusat kepada pasien, perawat selalu hadir siap sedia dalam membantu

pasien,

berusaha

kenyamanan/kemampuan

yang

memberikan dimiliki

atau

mengembalikan

pasien/tindakan

antisipati,

memberikan penjelasan kepada pasien tentang alternatif-alternatif yang bisa dipilih oleh pasien, memberikan realita dan kepercayaan yang optimis (Parker, 2001, 2005); Tomey & Alligood, 2006).

Tindakan untuk penatalaksanaan persalinan dengan IUFD tergantung kepada permintaan pasien, kematian janin sudah 1-2 minggu, terdapat kelainan pembekuan darah (koagulopati), ibu sudah in partu, keadaan umum pasien jelek (pada partus lama, partus kasep, eklamsia dan lain-lain) (Saifuddin, 2002; Gunawardhana et. al, 2010). Kematian janin ini juga dapat menimbulkan permasalahan psikis, dari sekedar trauma psikis hingga depresi pada ibu dan keluarga. Trauma emosional dapat terjadi apabila jarak antara kematian janin dan persalinan lama (Hughes et al., 1999; Turton et al., 2001). Infeksi juga dapat terjadi apabila kematian janin ini disertai dengan adanya ketuban pecah dini (Sinclair, 2009).

Kondisi kematian janin apabila dikaitkan dengan terjadinya gangguan koagulasi/DIC adalah perkembangan dari kematian janin menjadi koagulopati yang dimediasi oleh pelepasan bahan tromboplastin seperti produk konsepsi yang mengalami kematian. Kejadian DIC ini sangatlah

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

66

langka karena persalinan spontan biasanya terjadi dalam dua minggu pertama, sementara gangguan koagulasi cenderung terjadi setelah sebulan kematian janin tersebut (Thachil & Toh, 2009; Weiner, 1999; PSANZ, 2009).

Pelepasan tomboplastin ini mengakibatkan terjadinya kelainan pembekuan darah akibat defisiensi fibrinogen (hipofibrinogenemia), meskipun hal ini berlangsung lambat lebih dari 4 minggu setelah kematian janin. Kondisi ini menimbulkan perdarahan post partum, apalagi apabila penyebab dari IUFD adalah kasus seperti sepsis, abrupsio placenta dan preeklamsia. Kondisi ini dapat meningkatkan terjadinya DIC pada ibu. Oleh karena itu pengkajian dan penanganan IUFD harus tepat dan seksama (Silver, 2007; RCOG, 2010).

b. Fase Pemeliharaan Kematian janin merupakan peristiwa yang membuat ibu dan pasangan serta keluarga sangat kehilangan dan berduka. Proses ini berjalan sesuai tahapan yang ada di teori (denial, anger, bargaining, depression, acceptance). Demikian juga waktu yang dibutuhkan pasien untuk mampu menerima kondisi kehilangan sangat bervariasi (individual). Hal ini dipengaruhi oleh support sistem yang mereka terima, dan kegiatan yang mereka miliki untuk pengalihan kesedihan mereka,

Kasus kesatu dan kelima, Ny W dan Ny D dapat menerima kehilangan janinnya setelah 2 minggu kejadian, setelah Ny W melihat anak keduanya tidak bersedih lagi dan ibu sudah menyibukkan diri dengan kegiatan berdagang di pasar. Ny D tidak bersedih karena sudah memiliki anak dan suami keduanya tidak menyalahkan dirinya dan selalu mendukungnya. Saat ini Ny W menggunakan kontrasepsi IUD seperti yang sudah disarankan dan Ny D menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan karena setahun lagi ibu baru merencanakan untuk hamil lagi.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

67

Penanganan proses berduka pada kasus kedua dan ketiga, sama-sama ibu primipara cukup sulit dan membutuhkan support sistem yang kuat dari tenaga kesehatan dan dukungan dari peer group. Pada kasus kedua dan ketiga, ibu baru bisa menerima kehilangan janinnya dalam waktu sebulan. Ini dapat dimaklumi karena mereka belum memiliki anak sebelumnya dan mereka sangat menginginkan anak ini. Saat ini Ny To sudah hamil 4 bulan dan rajin melakukan pemeriksaan kehamilannya ke dokter kandungan. Ny To tidak lupa untuk menceritakan riwayat kematian janinnya pada kehamilan pertama.

Kasus ketiga merupakan ibu primipara dan merupakan kasus infertility, penanganan proses berduka cukup efektif setelah digunakan cara pendekatan support sistem dengan peer group. Penanganan ini dilanjutkan dengan mengarahkan pasangan untuk mengikuti program infetility di tempat pelayanan yang mendukung program ini.

Kasus keempat Ny Wa saat keluar dari rumah sakit ibu sudah dapat menerima kehilangan janinnya, karena kehamilan ini memang tidak direncanakan dan ibu tidak ingin punya anak lagi. Bagi ibu dan keluarga yang penting ibu selamat dan sehat. Ibu sudah melakukan kembali kegiatan rutinnya dan menggunakan kontrasepsi mantap (MOW) setelah asmanya tidak kambuh.

Perkembangan proses kehilangan dan berduka dari kasus-kasus di atas sangat sesuai dengan teori-teori yang ada, bahwa respon berduka sifatnya sangat pribadi dan merupakan pengalaman individual tingkat tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses berduka seseorang tergantung pada kepribadian, koping yang dimiliki, pengalaman hidup, kekuatan dan sifat kehilangan itu sendiri (ACS, 2012; Nalagvic, 2011).

Kematian

janin

merupakan

salah

satu

peristiwa

yang

paling

menghancurkan hati orang tua dan tenaga kesehatan, dan dapat

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

68

menimbulkan dampak psikologis baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi ibu (Silver, 2007; Gravensteen, Helgadottir, Jacobsen, Sandset & Ekeberg, 2012). Dukungan keluarga dan teman maupun tenaga kesehatan dalam bentuk dukungan emosional, saran, penjelasan praktis, keuangan dan bersosialisasi sangat bermanfaat untuk menurunkan rasa berduka akibat kematian janin pada ibu dan keluarga (Kavanaugh, Trier & Korzec, 2004; Cacciatore, Scnebly & Froen, 2008).

Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan keluarga dengan masalah kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah memberikan pelayanan secara menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis, kultural maupun spiritual. Dengan demikian ibu mampu untuk segera menerima kehilangan dan dapat melajutkan kehidupannya kembali seperti sedia kala.

Bentuk nyata pemberian pelayanan tersebut

meliputi pendidikan

kesehatan, konseling, pemberian support sistem, memberikan motivasi kepada klien untuk meningkatkan konsep dan peran ibu dengan melibatkan keluarga terdekat sebagai support sistem (WNHS, 2009; QMNCG, 2011). Ini sesuai dengan hasil penelitian Gravensteen et.al, (2012) bahwa ibu yang memperoleh intervensi meskipun sebentar saat mereka kehilangan janinnya mayoritas dari mereka menunjukkan kualitas hidup yang baik pada kondisi psikososial mereka selayaknya ibu yang melahirkan bayinya dengan selamat (Gravensteen et al., 2012).

Hasil penelitian di atas dapat dimaknai bahwa selain keluarga, peran serta tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan koping ibu dan keluarga. Peningkatan koping yang dimiliki ibu dan keluarga dapat menurunkan kecemasan dan perasaan berduka ibu. Dengan demikian diharapkan ibu dan keluarga mampu bangkit dengan cepat untuk melanjutkan kehidupannya.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

69

5.2 Kelebihan dan kekurangan yang didapatkan dalam melaksanakan praktek residensi 1. Kelebihan yang dirasakan dalam melaksanakan praktek residensi Selama praktek residensi di lahan klinik maupun komunitas, residen memiliki kesempatan untuk menggali kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan, serta sikap yang memadai untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai. Variasi kasus yang tersedia memungkinkan residen memiliki penambahan pengetahuan yang sebelumnya hanya diperoleh dalam teori.

Dukungan tim kesehatan lain dalam memberikan kesempatan, menfasilitasi serta berkenan mentrasfer ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki membuat residen merasa nyaman dalam berpraktek. Dukungan yang diberikan berupa keleluasaan dan pemberian tanggung jawab pada residen untuk

merawat

dan

mengelola

serta

mendokumentasikan asuhan

keperawatan yang dilakukan bersama tim keperawatan dari rumah sakit sebagai penanggung jawab penuh. Dukungan juga diterima residen selama menjalankan praktek residensi dari jajaran direktur hingga kepala diklat dan perawatan dari lahan praktek klinik. Di komunitas dukungan juga diberikan oleh kepala puskesmas beserta jajarannya, kepala kelurahan, ketua PKK kelurahan beserta stafnya.

Dukungan

juga

diberikan oleh pembimbing

dari Fakultas

Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia yang berkenan memberikan bimbingan kepada residen untuk memahami teori keperawatan berikut penerapannya kepada pasien sesuai kasus yang dihadapi. Bimbingan yang diberikan mulai dari pengarahan, supervisi hingga proses bimbingan saat dirasakan manfaatnya oleh residen.

2. Kekurangan yang dirasakan dalam melaksanakan praktek residensi Hambatan yang ditemukan dan dirasakan residen selama praktek residensi keperawatan adalah:

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

70

1. Persiapan praktek Proses administrasi terutama surat-menyurat dan MoU dengan lahan praktek dirasakan belum berjalan lancar, meskipun saat dilakukan konfirmasi kembali oleh residen ke lahan praktek bagian administrasi menyatakan merasa sudah menerima tetapi belum ada jawaban untuk perijinan praktek bahkan ada yang menyatakan suratnya terselip. Ini dirasakan residen saat mengurus perijinan di lahan praktek klinik yaitu RS I dan II. Oleh karena itu komunikasi antara fakultas dan diklat rumah sakit tempat praktek harus lebih ditingkatkan sejak sebelum praktek hingga sesudah praktek.

2. Penunjukan Pembimbing Praktek di Lahan Praktek Bentuk komunikasi melalui surat yang belum berjalan lancar juga dirasakan residen saat melakukan konfirmasi pembimbing di lahan, akibat

belum

adanya

surat

permintaan atau surat

penunjukan

pembimbing medis secara jelas di lahan praktek. Keadaan ini mengakibatkan keterlambatan dalam proses bimbingan kepada residen.

3. Proses Pelaksanaan Belum adanya ners spesialis keperawatan maternitas di lahan praktek mengakibatkan residen tidak memiliki figur yang bisa dicontoh atau diajak diskusi tentang penerapan model dan teori keperawatan dalam praktek sehari-hari. Meskipun pembimbing praktek selalu melakukan supervisi secara teratur setiap minggu secara bergantian.

Ketiadaan pembimbing keperawatan dari lahan praktek membuat pelaksanaan praktek tidak berjalan optimal. Ini terjadi ketiadaan advokat yang sangat diperlukan residen saat mengalami kesulitan sekaligus pengarah selama menjalani praktek. Meskipun kondisi ini menjadikan residen harus mampu memecahkan masalah secara bersama-sama dengan teman-teman seangkatan sekaligus bersikap dewasa dan bermental kuat.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

71

3. Kelebihan dan kelemahan dari teori yang diaplikasikan 1. Kelebihan dari teori yang diaplikasikan Penerapan teori ini pada semua kasus dapat mencegah terjadinya komplikasi yang menyertai proses persalinan dan mampu mengatasi permasalahan yang sudah diperkirakan sehingga ibu tidak jatuh dalam kondisi yang buruk. Uraian di atas sesuai dengan isi dari teori “Need for Help” bahwa aplikasi model Wiedenbach pada praktek klinik membutuhkan perawat yang memiliki kemampuan yang berpikir kritis, kompetensi ketrampilan klinik yang memadai dan kemampuan dalam komunikasi dengan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah dengan penanganan segera. 2. Kelemahan dari teori yang diaplikasikan Teori ini membutuhkan perawat yang memiliki kemampuan berpikir kritis,

dan

ketrampilan

klinik

yang

memadai,

serta

mampu

berkomunikasi dengan pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah yang membutuhkan penanganan segera. Perawat harus memiliki kemampuan ini sejak tahap identifikasi/pengkajian, ministry/penegakkan masalah hingga melakukan tindakan dalam mengatasi masalah hingga melakukan

validasi/evaluasi.

Pemakaian

teori

ini

hanya

bisa

dipergunakan pada fase akut, sehingga pada fase pemeliharaan diperlukan teori lain untuk melengkapi.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah: 1. Kematian janin dalam kandungan pada kasus-kasus di atas disebabkan oleh bermacam-macam penyakit yang menyertai kehamilan atau kondisi intra partum itu sendiri. 2. Pertolongan persalinan pada IUFD harus dilakukan dengan hati-hati dengan upaya tubuh janin tetap terbentuk utuh saat dilakukan pertolongan persalinan. 3. Teori keperawatan “Need for Help” Wiedenbach dan “Loss and Grief” tepat untuk diterapkan pada kasus ini. 4. Proses penerimaan terhadap kondisi kehilangan sangat variatif dan dipengaruhi oleh support sistem yang dimiliki dan diterima oleh individu itu sendiri. 5. Melalui laporan ini tergambar bahwa kompetensi yang diharapkan dapat tercapai, sekaligus bentuk dan dukungan yang dialami residen selama pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas. 6. Calon perawat spesialis keperawatan maternitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan dapat mencapai target yang diberikan dan mampu berperan secara mandiri sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan (care giver), pendidik (educator)/penyuluh di bidang keperawatan, konsultan (counselor) di bidang keperawatan maternitas, advokat bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, pengelola asuhan keperawatan maternitas pada tingkat menengah dan tinggi pada berbagai institusi pelayanan kesehatan, peneliti yang sesuai dengan bidang keperawatan maternitas, kolaborator bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, komunikator dan koordinator bagi klien dan keluarganya pada pelayanan maternitas, pembaharu dalam bidang keperawatan maternitas

6.2 Saran Saran yang dapat dikemukan berdasarkan proses yang dialami oleh residen selama pelaksanaan praktek residensi keperawatan maternitas adalah: Universitas Indonesia 72 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

73

1.

Penggunaan teori keperawatan sebaiknya diterapkan terhadap berbagai kasus sehingga aplikasi teori dan konsep keperawatan lebih dikenal dan diterapkan secara tepat. Pengenalan ini dapat disebarluaskan melalui seminar-seminar keperawatan di klinik maupun komunitas sebagai lahan praktek. Pengenalan ini dapat dijadikan pedoman bagi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas pada khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

2.

Peran perawat di masyarakat terutama ibu hamil harus lebih ditingkatkan, terutama perannya sebagai komunikator, edukator, konselor dan advocat. Hal ini diperlukan agar masyarakat sadar pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala. Di samping itu masyarakat juga mengetahui dan mengenali adanya ancaman kehidupan bagi janinnya. Pengenalan tersebut mendorong masyarakat untuk segera mencari pertolongan yang tepat dan benar. Dengan demikian kematian janin dalam rahim dapat dicegah sejak dini.

3.

Pemberian support sistem dari tenaga kesehatan sangat diperlukan oleh ibu dan keluarga untuk dapat menerima kondisi kehilangan yang dialami. Oleh karena itu proses pendampingan dan konselor oleh tenaga kesehatan sangat perlu untuk ditingkatkan.

4.

Guna memperoleh seorang perawat spesialis keperawatan maternitas yang berkualitas dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan, maka seyogyanya para calon peserta didik memiliki riwayat pengalaman klinik di lingkup keperawatan maternitas minimal selama 23 tahun.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. & Tomey, A.M. (2006). Nursing theorist and their work. edition 6th edition. Mosby: Elseiver. American Cancer Society. (2012). Coping with the loss of a loved one. Accessed at www.cancer.org/coping-with-the-loss-of-a-loved. diunduh May 23, 2013. Buglass, E. (2010). Grief and bereavement theories. Nursing standard. 24, (41), 4447. Date of acceptance: January 4, 2010. Cacciatore, J; Schnebly, S & Froen, J. F. (2008). The effect of social support on maternal anxiety and depression after stillbirth. Journal compilation. Blackwell publishing Ltd. Page 1-10. Cacciatore, J. (2007). Effects of support groups on post traumatic stress responses in women experiencing stillbirth. OMEGA, Vol. 55 (1), 71-90. El-gharib, M.N & Elebyary, M.T. (2011). Vagiprost in management of second and third trimester intrauterine fetal detah. Academic journals, Vol 2 (2), 16-22. Fitzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: Analysis and application. Second edition. California: Appleton & Lange. Gravensteen, I.K., Helgadottir, L.B., Jacobsen, E.M., Sandset, P.M., & Ekeberg, O. (2012). Long term impact of intrauterine fetal death on quality of life and depression: a case – control study. BMC Pregnancy and Childbirth, 12 (43) page 1-9. http://www.biomedcentral.com/1471-2393/12/43. Gunawardana, M., et al. (2010). Management of intra-uterine death. Srilangka college of obstetricians&gynaecologists nation guidelines. Page 58-70. www.gfmer.ch/SRh-Course-2010.nation. Diunduh 21 Januari 2013 jam 12.47. Hughes, PM., et al. (1999). Stillbirth as risk factor for depression and anxiety in the subsequent pregnancy: cohort study. BMJ, 318, 1721-1724. Kavanaugh, K.., Trier, D.,& Korzec, M. (2004). Social support following perinatal loss. Journal Fam Nurs, Vol 10 (1): 70-92. Karla, L. L. (2005). Delmar’s Maternal Nursing Care Plans, 3e Halaman 131-Hasil Google Books. Diunduh on 21-1-2013 jam 12.47 Kelly, M.M. (2013). Grief: Beyond Kubler – Ross. South Carolina hospital association. www.scha.org/files/grief_soc_1.pdf. Diunduh 25 Mei, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Leduc, L., et al. (2006). Stillbirth and bereavement: Guidelines for stillbirth investigation. JOGC JUIN. No 178, Page 540-545. LifeCare. (2001). A lifecare guide to helping others copes with grief. www. lifecare.com. Diunduh 23 Mei, 2013. Lindsey, J.L., et al. (2012). Evaluation of fetal death. Reference Medscape drugs disease & procedure. emedicine.medscape.com/article/2591. Diunduh 21-12013 jam 12.47 McClure, E.M, Nalubama, P.M & Goldenberg, R. L. (2006). Stillbirth in developing countries. Intl Gynaecol Obstet. 94 (2), 82-90. National Association for Loss and Grief Victoria. (2011). Living with life’s losses: Information for those who have experienced a loss and are grieving and those who support them. www.nalagvic.org.au. Diunduh 23 Mei 2013. Parker, E. M. (2001). Nursing theories and nursing practice. Philadelphia: Davis Company. Parker, E. M. (2005). Nursing theories and nursing practice. 2 ed. Philadelphia: Davis Company. Patel, P.K. (2008). Profile of deaths in Dhahira region, Oman. Oman medical journal. 23 (1), 1-6. Perry, S., Lowdermilk, D.L., & Cashion, M.C. (2011). Maternity and women’s health care. 10 th ed. St Louis, MO: Mosby. Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Perinatal Society of Australia and New Zealand (PSANZ). (2009). PSANZ Clinical practice guideline for perinatal mortality. Perinatal Mortality Special Interest Group Piliterri, A. (2010). Maternal and health nursing: Care of the childbearing & childrearing family. 6th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline Program. (2011). Stillbirth care. Maternity & neonatal. Number 1105.24-V2-R14. Queensland: MNCL. Saifuddin, A.B., et al. (2002) Buku panduan praktis pelayanan komplikasi perinatal dan neonatal. Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sinclair, C. (2009). Buku saku kebidanan. (Komalasari et al, Alih bahasa). Jakarta: EGC.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Silver, R.M. (2007). Fetal death. Clinical expert series American college of obstetricians and gynecologists.Vol 109, no 1, page 153-167. Sterling, R. (2003). Understanding grief and loss. up date May 2003. http://www.dearshrink.com/UnderstandingGriefAndLoss.pdf. Diunduh 25 Mei 2013. Thachil, J & Toh, C. H. (2009). Disseminated intravascular coagulation in obstetric disorders and its acute haematological management. Blood review. 23,167176. Turton, P., et al. (2001). Incidence, correlates and predictors of post traumatic stress disorder in the pregnancy after stillbirth. Br J Psychiatry, 178, 556-560. UC

Davis Health System. (2013). Coping with grief & loss. www.ucdmc.ucdavis.edu/.../Coping_with_Grief.p...Diunduh 25 Mei 2013.

Vance., et al. (1991). Early parental responses to sudden infant death, stillbirth or neonatal death. Med J, 155, 292-297. Women and Newborn Health Service. 2009. Caring for families experiencing perinatal loss. The Statewide Obstetric Support Unit in collaboration with Perinatal Loss Service of King Edward Memorial Hospital. Western Australia: WNHS 0536. Wiedenbach Midwifery University. (2013). Nursing theory analysis paper. diunduh dari essays/nursing/study-on-the-art-of-midwifery-nursing-essay.php 201301-14 ...... www.ukessays.com/essays/nursing/wiedenbach-midwiferyuniversity. Diunduh 26 Mei 2013. Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Cetakan keempat (edisi revisi). Bandung: PT Refika Aditama.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

--

,/

KONTRAK RESIDENSI I

Cl

Nama Residen NPM TemQat Praktik Tujuan

Waktu

Residensi Ke Klinik

~-~

M.M.Setyaningsih

1006748684

I I

RSUDBekasi Setelah melakukan praktik klinik mahasiswa Residensi Spesialis Keperawatan Maternitas mampu melaksanakan fungsi sebagai perawat maternitas yang mampu berperan dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil, bersalin dan paska bersalin resiko tinggi, bayi baru Iahir serta ibu dengan kasus gangguan sistem reproduksi dan ginekologi melalui penerapan konsep dan teori keperawatan. 10 September- 21 Desember 2012

- Membuat kontrak belaj ar dengan pembimbing - Menindaklanjuti perijinan laban praktek - Melakukan perkenalan ke rumah sakit dan ruangan dilanjutkan dengan orientasi ke ·ruangan dan instansi terkait di RS

I

I

I

i

•Diskusi dengan pembimbing Diklat RS Laban Praktek

1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

.. , / '-•·1

TEMPAT

B.

(J

0[

1.

I ANTENATAL Perawat matemitas mampu berperan sebagai perawat pelaksana melalui kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan pendekatan teori keperawatan

a.Melakukan perawatan pada 75 kasus ibu hamil, melalui; •Melakukan pengkajian komprehensif minimal 75 klien •Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil • Memonitor denyut jantungjanin •Memonitor kesejahteraan janin • Mempersiapkan pemeriksaan USG sistem reproduksi •Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kegawatan pada ibu • Menerapkan teoriteori keperawatan yang sesuai dengan kasus pada ibu hamil. • Memenuhi kebutuhan ibu hamil normal dengan permasalahannya

•Praktek •Diskusi • Studi literatur • Tutorial

Poliklinik

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

q .•,

'\·I

I

• Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan ibu hamil meliputi: Perubahan fiiologis ibu hamil, Perawatan payudara selama hamil dan konseling tentang hub.sexual pada ibu hamil, persiapan pers:alinan, perawatan bayi, senam hamil, nutrisi ibu hamil, perawatan bayi. • Melakukan konsultasi rujukan kehamilan yang dicurigai adanya komplikasi atau risiko tinggi

~·~-,

1\J

PoHklinik

cc a. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan komplikasi kehamilan dengan pendekatan teori keoerawatan;

Melakukan asuhan keperawatan pada ibu dengan komplikasi kehamilan min. 10 kasus bervariasi

Praktek Diskusi Studi literatur Tutorial

Rawatlnap

3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

, ;.·.-.~;'i\':',~: .·;. ·s

.· ;: :··:·:~ .. : ..-..

.

·.··

Nop~ntb~r,

·j Desember

TEMPAT ill

('""""}

l.Hiperemesis

a. Memberikan pengawasan intake dan output b. Kolaborasi nutrisi c. Pememlhan kebutuhan ADL d. Kolaborasi terapi e. Monitor basil pemeriksaan laboratorium

Rawatlnap

2.Abortus Iminens

- Memberikan pengawasan intake dan out put -Monitor jpemgeluaran pervagina dan kontraksi uterus. - Pemenuhan kdbutuhan ADL - Kolaborasi terapi -Monitor !basil USG, laboratorium

Rawatlnap

3. Koratraksi kehamilan

- Monitor lkontraksi uterus, kesejahteraan janin, pengeluaran pervagina - Pemenuhan kdbutuhan ADL

\,J

(1',-' \r,---

Rawatlnap

4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

'I

''•': •:.: ,,,., :<<., .... · ··. ·• .\~h~:t:Jl;tODE

: . ~j~;; 1il!~; 0~~~ ~' •

I N~O.l!O.r l!>esember I TE...MFAr . . . l.···•!•'l·-:·#i.• I:Jlm:d.;;;;.~!i·l~~.~;·i·11_l • .• :~l&~~-[/r)••l·••·-·~-•-•••. ·l:. #21····!~·-.··•1·•·-·-~· ·. •1~~···~-·~l . _-DI -t. . ·• .

I.

- Kolaborasi nutrisi - Kolaborasi dalam pemberian terapi tokolitik, dan pematangan paru

•' '"\

l.

)

3.Ketuban Pecah diiU

_,,,, (h ..• ·· 4. Peraarahan ante partllm

-Petnantauan kesej ahteraan janin -Pengawasan pengeluaran petvaginam -Petnenuhan personal hygiene : Vulva hygiene -Monitoring tandatanda infeksi - Mbnitoring nilai laboratonum - Kolaborasi nutrisi - Kolaborasi dalam pemberian terapi tokolitik, dan pematangan paru -Pengawwasan kemajuan persalinan.

.

Rawatlnap

-Monitoring pengeluaran darah pervagina -Monitoring tandatarida vital -Kdlaborasi kebutuhan nutrisi

Rawatlnap

5 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

,J \,I

.AKTJFI~;-rMETODE .

.

,,_,

/'"'1•

5. Pre-eklamsia

--r~

Desembe_r

TEMPAT

_.-

-Pemantauan dan pencegahan syok -Pemantauan kesej ahteraan janin (NST), basil laboratorium, USG. -Kolaborasi terapi

~.-.)

l":li···/

.~'~,

,~kt~b,~:r-•, ;:·

\I

I

I -Monitoring tandatanda vital dan kesadaran -Pemantauan intake out put -Pemantauan kesejahteraan j anin -Monitor basil pemeriksaan laboratorium -Pendidikan kesebatan tentang kebutuhan nutrisi dan penanganan 1 kecemasan, -Pemenuhan kebutuhan

Rawatlnap

ADL

-Observasi input dan output -Kolaborasi terapi (M S04 b.Memberikan asuhan keperawatan _pada ibu bamil

-Pengawasan kesejahteraan janin -Pemantauan lTV dan

Praktek Diskusi Studi

Rawat I nap

6 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

TEMPAT

IU

CJ

dengan masalah kesehatan penyerta seperti: • Penyakitjantung • Diabetes Miletus • Masalah Tiroid

BB -Pemantauan nilai laboratoriwn -IColaborasi terapi -Rujukan kehamilan -Deteksi dini kegawatan padajanin

literatur Tutorial

Poliklinik 2. I Sebagai perawat edukator/ konselor, perawat matemitas mampu: a. Memberikan edukasidan konseling pada ibu hamil dan keluarga

CL

Memberikan pendidikan kesehatan sesuai permasalahan ibu hamil dan keluarga

b. Membimbing mahasiswa program Sl maupun program magister maternitas

Memberikan masukan dan contoh tindakan dalam melakukan asuhan keperawatan maternitas kepada mahasiswa Sl maupun program ma,gister.

b. Melakukan shearing dengan perawat poli kebidanan dalam

Melakukan shear kepada perawat di poli kebidanan tentang penerapan

Ceramah Diskusi Pen ICes Individu/ ICeluarga Simulasi

Poliklinik

7 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

·······.~·· ·r~~~r s.t~ft·llll. ~~~·

•.

/

··i.·. .• .• ,J,··~1~~~~;1.~;till?iTffi:.J t·~~·I;·····X····

()

penerapan konsep dan teori keperawatan

konsep dan teori keperawatan dalam asuhan keperawatan matemitas bagi hamil dan keluarga

Sebagai perawat pengelola dan change agent mampu memberikan inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepda ibuhamil

• Membantu program antenatal care yang sesuai dengan kondisi lapangan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dan keluarga

•Praktek •Diskusi •Tutorial • Partisipasi

• Melakukan pengkajian pada ibu inpartu melalui pemeriksaan dan observasi pada ibu inpartu

•Praktek •Diskusi •Tutorial •Ujian ketrampilan klinik (oleh

Nopemb(lr

Desember

l TEMPAT

.,.•.•.I . · . I:·~.I····~··I~ . . , IV II ui.~~~J . :.

Poliklinik

3.

CI

C. I INTRANATAL VK 1. I Sebagai pelaksana, perawat matemitas mampu: a. Memberikan asuhan keperawatan padaibu

8 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

.... .

~~J>~,;

C)

bersalin dengan pendekatan teori keperawatan sesuai kasus yang ditangani.

• Memonitor kemajuan persalinan melalui lembar partograf • Memonitor kesejahteraan janin dengan dopier dan

dokter Sp.Obgyn yang ditunjuk)

CTG.

• Mengelola nyeri persalinan secara non-farmakologi • Menolong persalinan nonnal sekurangkurangnya SO. • Melakukan episiotomi bila ada indikasi. • Melakukan IMD dilanjutkan perawatan bayi segera setelah lahir • Melakukan pe!Uahitan episiotomi • Melakukan observasi terhadap luka episiotomi pasca Eenjahitan. I

' !'"' ( . .hi.,. ..

b. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru Iahir post SC

• Melakukan perawatan pada bayi baru lahir dengan tindakan operasi minimal 5 kasus

I •Praktek •Diskusi •Tutorial

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

Ruang I VKIOK

9 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

0

---~~i~

~~--

De$ember TEMPAT

~ .lll·.·IV•.I ~ ~I .I IU . ·1

_; ).:.;:·:··.\::' . :::.:: .... -:· .:::. "i::-··

(Diruang OK)

(]

I - Pengkajian indikasi dilakukan sc - Melakukan penilaian APGAR SCORE - Melakukan resusitasi pada bayi • Deteksi dini kelainan Eada ba~i

c. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan risiko: Hiperbirubine mia Aspixia Sepsis BBLR Kelainan bawaan

-

--

cr

IU

·"-"-·':··

-

.:1 '"'"'

I Id. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan penghentian kehamilan (Abortus)

• Melakukan perawatan pada bayi baru lahir dengan risiko minimal 5 kasus • Melakukan pengkajian • Menegakkan diagnose • Melakukan intervensi dan pelaksanaan • Melakukan kolaborasi

•Praktek •Diskusi •Tutorial

• Melakukan asuhan keperawatan pada klien kasus abortus minimal 10 orang • Menyiapkan psikososial ibu meJlgh~~ abortus

•Praktek •Diskusi •Tutorial

Ruang Perinatologi

VK

10 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

,,

• Memberikan penjelasan dan informed consent atas tindakan yang harus dilakukan pada pasien. • Kolaborasi dalam pemberian premedikasi • Asistensi dalam melaksanakan kuretase • Observasi pasca cureta2e

C)

VK

e. Memberikan asuhan keperawatan pada komplikasi/ kegawatan persalinan ~'j"" \i.,/

• Pemberian asuhan keperawatan pada kasus kegawatan atau komplikasi persalinan minimal S klien melalui: • Pemberian Uteronika, MgS04 Kortikosteroid • Rehidrasi • Kolaborasi induksi persalinan • Kolaborasi penatalaksanaan gawat janin atau gawat maternal.

•Praktek •Diskusi •Tutorial

11 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

-:---,-m_--- ·:; : .

AKiaFrrAS _'. · .. ·

·, •'

, • . , '~

.

.

-'METODE .



~

r

---.,;.:>,·

... •-·

c.c-~

., ,.

TEMPAT

-

VK ."'~1 (,.,

2. I Sebagai edukator I konselor perawat maternitas mampu: Memberikan edukasidan konseling pada ibu bersalin

• Menjelaskan kepada ibu tentang proses persalinan • Mengajarkan manajemen nyeri pada ibu yang akan melahirkan • Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar.

•Diskusi •Simulasi • Demonstrasi

VK

3. I Sebagai perawat advokad, mampu melakukan advokasi untuk ibu bersalin yang bermasalah

• Melaksanakan Informed Consent • Melindungi klien dari tindakan malpraktek

1•Praktek •Diskusi

VK

(''!"" \,J,7>'

4. I Sebagai perawat pengelola dan change agent mampu melaksanakan inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan

• Memberikan usulan program intranatal untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada ibu bersalin dan keluarga

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial • Partisipasi

12 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

-~-./;;·:} :~· _::_.:~T;·.

~-·-~:,:-~.

TEMrAT '---.L.~--"---'··-~~- ~

Cl

I D. I POSTNATAL 1.

cr:

Sebagai pelaksana, perawat maternitas mampu: a. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan bayinya pada persalinan normal dan pasca SC dengan pendekatan teori keperawatan.

• Memberikan asuhan keperawatan pada postpartum normal minimal 20 kasus, dan memberikan asuhan keperawatan pada pasca SC minimal I 0 kasus Melalui: - Melakukan pengkajian pada ibu postpartum: Keadaan umum, TFU, Lochea, Perineum, Diatasis kelitus abdominis. - Menegakkan diagnose keperawatan - Melakukan intervensi dan implementasi seperti: • Nutrisi • Perawatan payudara • Perawatan luka episiotomi dan luka operasi

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

Ruang rawat inap post partum

13 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

\

(] · "'

1

1

2 .

(''I~

1

.

1 • Senam nifas • Kolaborasi penanganan perdarahan postpartum • Melaksanakan ronde

~~~p~

edukator I kons~lor perawat matem1tas mampu: a. Memberikan edukasi dan konseling pada ibu post partum bermasalah beserta keluarga.

1

·~

.pendidikan : : : :kesehatan

II I II II

• Diskusi • Simulasi/ demonstrasi • Tutorial

tentang • Keuntungan ASI dan rawat Gabung. - Perawatan ibu nifas dan bayi baru Iahir. - Kegel exercise -KB

~g

rawat map post partum

1 • Memenuhi

kebutuhan ibu postpartum beserta bayinya.

\<1, ""'

I b. Memberikan masukan kepada perawat di ruangan

• Memberikan desiminasi pada perawat di ruang postpartum tentang 'enerapankonsep

I I

I

I

I I I

I

I

I I

I

I

I I I

I

I I I

I

I I I

I

I

I I

I

I

I I I

I

• Presentasi kasus

I

Ruang rawat inap post partum

I 14

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

postpartum ··~ (,.-.,li

4.

E.

Sebagai perawat pengelola dan change agent mampu melaksanakan inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan

I

TEMPAT .::......>.·.-·.

keperawatan dalam asuhan keperawatan maternitas bagi ibu postpartum . • Membuat usulan program di post partum untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan pada ibu postpartum dan keluarga

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial • Partisipasi

Ruang rawat inap post partum

•Melakukan pengkajian •Menegakkan diagnosa •Melakukan kolaborasi •Menyiapkan dan asistensi pemeriksaan ginekologi dan hidroturbasi • Menyiapkan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan •Memberikan asuhan keperawatan

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

Poliklinik

I KESEHATAN PUS/WUS

1.

c::c

Sebagai pelaksana, perawat matemitas mampu: Memberikan asuhan keperawatan pada wanita masa reproduksi dengan masalah infertilitas

15 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

.., '•,.

() F.

I KESEHATAN PUS/WUS

1.

cr

1,,.,,

I a. Memberikan asuhan keperawatan pada wanita dengan masalah ginekologi

6. Sebagai perawat edukator/ konselor perawat matemitas mampu memberikan edukasi dan konseling pada wanita dengan masalah

•Mela.kukan pengkajian pada wanita dengan masalah kandungan • Deteksi dini pemeriksaan cancer ; Papsmear • Memberikan asuhan keperawatan pada wanita dengan masalah ginekologi minimal 10 kasus

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

•Memberikan pendidikan kesehatan yang terkait dengan permasalahan organ reproduksi

•Ceramah •Diskusi •Tutorial

I I I II I I

Rawat inap

II I I I I I I I I I I

I

I I I I

Rawat Nginap

16 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

·,,

. ;·

~_l;

·f.,.

Nop~Diber

··.·..

2.

I a. Memberikan asuhan keperawatan pada wanita dengan masalah Keluarga berencana

C]

b.Sebagai perawat edukator I konselor perawat maternitas mampu memberikan edukasidan konseling pada wanita dengan masalah reproduksi

3. I Sebagai perawat

(T' "·b'

advokad, mampu melakukan 1 advokasi pada wanita dengan permasalahan organ reproduksi

I G.

IKebutuhan

·

TEMPAT

• Memberikan pelayanan KB kepada klien dalam bentuk hormonal, kondom • Mengatasi masalah pada klien dengan penggunaan alat KB

• Praktek lapangan • Diskusi • Tutorial

Poliklinik

•Memberikan pendidikan kesehatan yang terkait dengan permasalahan organ reproduksi

• Ceramah • Diskusi • Tutorial

Poliklinik

• Melaksanakan Informed Consent • Melindungi klien daritindakan malpraktek

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

Poliklinik IGD Kebidanan, Post partum

•Melakukan pengkajian pada remaja putri dengan masalah ksehatan reproduksi

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

• Membantu wanita dalam pernilihan alat kon~epsiyangtepat

Remaja Putri dan Pra Nikah 1. I a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja

.

I

I

I

I I

I

I

Poliklinik

17 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

...

,

·~,I.

~.

· ......,.,·

'

. <'.T:.; :-.;:·;;. ·'. -·..

..s~tf!!~~f . . ·~·.

:.;:.:.t~""

··:_:,~.-

. ,.",;·.

-

· Nopember

TEMPAT

I

putri

(]

C:L

2.

b. Memberikan pendidikan kesehatan pra nikah tentang kesehatan reproduksi

H.

Kebutuban Perimenopause

1.

a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada wanita perimenopause tentang perimaenopause

•Menegakkan diagnosa •Memberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi dan kesehatan reproduksi •Melakukan ujukan remaja putri yang mempunyai masalah reproduksi. •Melakukan pengkajian pada wanita pra nikah dengan masalah kesehatan reproduksi • Menegakkan diagnosa • Memberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi dan kesehatan reproduksi • Melakukan rujukan wanitayang mempunyai masalah kelainan genetik

•Melakukan pengkajian pada wanita dengan perimenopause •Menegakkan diagnosa • Memberikan pendidikan kesehatan tentang - perubahan

De$elllb~r

J.J:"

Tlf~ t IV I+Yl:III

•Praktek lapangan •Diskusi •Tutorial

Poliklinik

• Praktek lapangan • Diskusi •Tutorial

Poliklinik

18 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

TEMl>AT ·.

r-...,..._, I

'·-···~-"

I

berikut permasalahannya.

RONDE Dengan lingkup kasus yang diplih : a. Antenatal b. Intranatal c. Postnatal

GJ:

m ·,·

I fisiologissisem •reproduksi dan penanganan berbagai masalah menopause seperti lubrikasi, tehnik distraks dispeurenia. •Melakukan rujukan masalah perimenopause a. Kasus yang diusulkan oleh residen kepada supervisor dan pembimbing klinik b. Melaksanakan ronde

• Praktek lapangan • diskusi

• Kasusyang diusulkan oleh residen kepada supervisor dan pembimbing klinik

•Observasi penampilan klinik (Saat memberikan asuhan

G. I EVALUASI Pendokumentasian dalam bentuk resume dan log book Ujian klinik dengan lingkup kasus yang dapat dipilih : a. Antenatal yang dirawat

Unit Terkait& KampusUi Depok

19 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

~~it~~ b. Intranatal c. Postnatal d. Bayi baru lahir beresiko

'""!'

(·hi-

• Melaksanakan ujian klinik • Membuat laporan kasus

· ·.· · . •. ~

TEMPAT

keperawatan) oleh pembimbing klinik

•Responsi (Setelah laporan kasus selesai) oleh tiga penguji. H.

~=

I INOVASI Sebagai perawat pengelola dan change agent mampu melaksanakan inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan

• Melakukan pengkajian • Menyusun proposal inovasi • Mempresentasi kan basil pengkajian dan rencana inovasi • Melaksanakan inovasi yang telah dilakukan • Melakukan evaluasi terhadap inovasi yang telah dilakukan

• Observasi dan menyebarka n angket • Presentasi • Demonstrasi

Bidang Perawatan

20 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

·····,?r·;;_·:l">·;··r:·:.··.· .•.•.·.· . · <,_. ' r.·.·.··-. : :c;;-1< :'NO :-,·';. ~,:','.,•' ._:_._ --~. <'TIJJUAN ·. \ . -' .· . . ' ,:.·_. ". ·:

·J (''/'· '1,_--"li/

I.

.

'I-... '

..METODE .' <

·. ,.·-

I

: __

,,_ .·

· S¢~~~lt1~er

·.fl;i

Okto~er

~'l·u·iJHilj nil. ':_·::::>.'Ivj•·· ·.:·-:._ :. v -:·_ . _ .d·. > :-< :-_: ·.-.. ·IV>I~;i . . -··I' .n··l ·. . ._:·.. ;~

~~--:~:_:_·

_'·.:-:::··-:-:::·:>:->: ~~:~:'>.;

--~

Nopember

Desember TEMPAT

I

.UI-IU

IV

11nl m

Mengelola kasus untuk dijadikan karya ilmiah akhir: penerapan teori need for help pada primigravida dengan ketuban pecah dini melalui terminasi kehamilan .. Jakarta, 6 September 2012 Supervisor:

~~=

~"" .

Ns. Desrinah Harahap, S.Kep., M.Kep Sp Mat

;temsor: ,

ImaNwsanti~,

Sp.Mat

Mengetahui : Supervisor Utama Dra. Setyowati, S.Kp., M.App.Sc,.PhD.

21 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KONTRAK BELAJAR RESIDENSI DI KOMUNITAS Nama Residen

M.M. Setyaningsib

NPM

1006748684

Tempat Praktik

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

MataAjar

Residensi Keperawatan Matemitas dengan Pendekatan Komunitas MINGGU

NO

A.

TUJUAN

KOMPETENSI

METODE

2

3

4

Persiapan Sebelum ~- Membuat kontrak belajar dengan

Diskusi

Residensi Ke

dengan

Puskesmas

pembimbing

I - Menindaklanjuti perijinan laban praktek

I 1111 III I IV lVI VI lVIII VIII

5 I 6 I 7

pembimbing

8

9 I 10 I 11

12

KET

13

Kampus UI Depok Puskesmas Keluraban

Mengbubungi

- Melakukan konsultasi penyusunan kontrak belajar

bagian administrasi

- Melakukan penyusunan format pengkajian matemitas dengan pendekatan keluarga dan komunitas - Melakukan orientasi laban praktek

1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

B.

Mengenal dan

3

- Melakukan pengkajian

4

• Praktek

mempelajari

pelaksanaan program KIA-KB

• Observasi

pengelolaan

sesuai standar upaya pokok

• Wawancara

keperawatan

puskesmas

• Diskusi

matemitas di tingkat puskesmas

- Melakukan idenfikasi ketenagaan puskesmas di area matemitas - Melakukan identifikasi programprogram terkait dengan kesehatan

5 I 6

10 I 11

12

13

Puskesmas

• Studi literatur • Tutorial •Makalah/ laporan

maternal dan bayi baru lahir - Melakukan identifikasi peran dan fungsi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan KIA-KB, masalah-masalah kesehatan perempuan baik obstetri maupun ginekologi. - Melakukan identifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelayanan KIA-KB, masalah-masalah kesehatan perempuan baik obstetri maupun ginekologi.

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Melakukan pelayanan KIA-KB, masalah-masalah kesehatan perempuan baik obstetri maupun ginekologi baik di dalam puskesmas maupun di luar puskesmas: • Pemeriksaan antenatal, intranatal, post natal, masalah ginekologi, imunisasi, rujukan dan posyandu. • Memberikan penyuluhan pada kelas prenatal • Memberikan konseling pada pasien dengan kasus-kasus kesehatan perempuan. - Mendiskusikan bersama upayaupaya untuk peningkatan kualitas pelayanan pada kesehatan perempuan di luar masa childbearing maupun childbearing

3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

C.

Mampu melaksanakan asuhan

3

- Melakukan orientasi wilayah dan kasus.

4

5

6

•Orientasi •Observasi

- Memberikan asuhan keperawatan

keperawatan

keluarga dalam konteks

keluarga di

keperawatan matemitas sebanyak

komunitas (out

10 keluarga dalam lingkup:

door)

a.

dengan kader •Praktek Pelayanan asuhan

perempuan pada masa

keperawatan

childbearing (ibu hamil, ibu

keluarga

nifas, bayi baru lahir hingga

•Diskusi

usia 40 hari baik normal

• Partisipasi

b. Masalah kesehatan perempuan di luar masa childbearing

Wilayah! Keluarga

•Wawancara

Masalah kesehatan

maupun beresiko)

13

•Perceptor • Studi literatur •Tutorial

(remaja perempuan, perempuan dewasa muda baik pekerja, menopause, gangguan ginekologi seperti: perempuan dengan risiko kanker, PMS, PUS, pasangan infertile).

4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

c.

Masalah-masalah sosial: perempuan dengan risiko kekerasan dan HIV-AIDS

D.

-

I Supervisi kasus kelolaan

I

Supervisi pelaksanaan askep

Home visite

pada keluarga binaan

bersama

I I I

Keluarga

supervisor E.

I Presentasi di

- Melakukan pengkajian masalah

kelurahan dalam

kesehatan perempuan di

mengidentifikasi

komunitas

-

kasus yang

-

memberikan

~~::~::0!~ ~~

-,

Wilayah

Melaksanakan presentasi

Melakukan perencanaan bersama kader + Toma

asuhan

- Melaksanakan presentasi akhir

keperawatan dan evaluasi

dan evaluasi

-

I Introduksi inovasi

Melakukan pengkajian masalah kesehatan pada kasus kelolaan

dalam asuhan

-

keperawatan maternitas

~~- --LJ ~"'----

pengkajian awal

ditemukan,

F

I •Diskusi

I

-

-

Observasi Wawancara

Mengidentifikasi masalah yang

dengan

ditemukan

petugas dan

Menetapkan prioritas masalah

keluarga

-

Wilayah

Partisipasif Diskusi

5 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Menyusun perencanaan proyek inovasi terkait masalah yang

- Studi literatur - Tutorial

ditemukan - Evaluasi pencapaian proyek

- Presentasi

inovasi Depok, 12 Pebruari 2013 Mahasiswa

MM. Setyaningsih Mengetahui

Supervisor

Ns. Wiwit Kurniawati, S. Kep, M.Kep, Sp. Mat

DR. Yati Afiyanti, S.Kp., MN.

6 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KONTRAK BELAJAR RESIDENSI Nama Residen

M.M. Setyaningsih

NPM

1006748684

Tempat Praktik

RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Setelah melakukan praktik klinik mahasiswa program Ners Spesialis Keperawatan Matemita, mahasiswa residen mampu melaksanakan fungsi perawat matemitas dalam berperan memberikan asuhan keperawatan melalui penerapan konsep dan teori keperawatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas resiko tinggi, bayi baru lahir serta ibu dengan kasus gangguan sistem reproduksi dan ginekologi.

Tujuan

MINGGU NO

1 A.

B.

TUJUAN

KOMPETENSI

METODE

2

3

4

Persiapan Sebelum Residensi Ke Klinik

Memberikan asuhan keperawatan pada klien resiko tinggi dengan masalah gangguan sistem

- Membuat kontrak belajar dengan pembimbing - Menindaklanjuti perijinan lahan praktek - Melakukan perkenalan ke ruangan dilanjutkan dengan melakukan orientasi ke ruangan dan instansi terkait di RS

0

I

II

III

IV

v

VI

VII

VIII

5

6

7

8

9

10

11

12

13

• Diskusi dengan ........ pembimbing

KET

14 Kampus UI Depok dan Diklat RSCM

I.

• • • •

Praktek Diskusi Studi literatur Tutorial

Rawatinap Obstetri

'·--···

1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

reproduksi : - Proses Infeksi 01 aginitis, Servicitis, Bartholinitis, penyakit radang panggul)

• Melakukan pengkajian secara Komprehensif melalui anarnnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnosa keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Vaginitis a. Ajarkan klien untuk mencuci area genitalia tiap hari dengan air dan sabun b. anjurkan klien untuk tidak memakai sesuatu yang mengiritasi vagina seperti parfum, deodoran c. Anjurkan untuk menghindari vaginal douche d. Anjurkan untuk memakai celana dalam yang terbuat dari bahan katun dan ganti celana setiap hari. Hindarkan untuk memakai celana yang kencang dan ketat pada lipat paha dan paha e. Kaji pasangan seksual mengenai tanda-tanda infeksi seperti adanya sekresi, lesi , kemerahan pada genitalia f. Ganti pembalut sesering mungkin waktu menstruasi g. Kolaborasi pemberian antibiotik Bartholinitis a. Kaji tentang tanda-tanda infeksi b. Kolaborasi untuk dilakukan insisi dan drainase bila ada abses

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Penyakit radang panggul a. Anjurkan klien untuk istirahat dengan posisi semi-fowler b. Lakukan kompres hangat pada abdomen c. Lakukan perawatan perineal setiap 3-4 jam hila ada rabas vagina yang purulen dan pruritus d. Anjurkan klien untuk menghindari pemakaian pembalut/tampon dan ganti sesering mungkin e. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan sebanyak-banyaknya f. Anjurkan klien memakai kondom untuk mencegah reinfeksi g. Kolaborasi pemeriksaan leukosit dan kultur sekresi vagina, laparoskopi dan USG • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir - Gangguan Menstruasi (Dismenorea, Aunenore,Perdarahan uterus disfungsiona, Endometriosis)

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnosa keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Dismenorea a. Kaji siklus, jumlah darah dan riwayat menstruasi

3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

b. Kolaborasi pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen) Amenorea a. Kaji riwayat kesehatan b. Lakukan pemeriksaan sistem reproduksi c. Lakukan konseling untuk menangani gangguan konsep diri dan infertilitas Perdarahan uterus disfungsional (DUB) a. Kaji riwayat perdarahan meliputi frekuensi, banyaknya dan lamanya perdarahan b. Kaji kecemasan terhadap masalah infertilitas dan kanker c. Berikan pemenuhan belajar klien tentang penyakit dan prosedur yang dilakukan d. Lakukan perawatan konservatif e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, Pap Smear, USG Endometriosis a. Kaji rasa nyeri yang dirasakan klien b. Ajarkan klien untuk mengatasi rasa nyeri c. Berikan informasi tentang efek dan efek samping dari obatobatan yang dipakai d. Kolaborasi dilakukannya Laparkopi • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses

4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

maupun akhir - Masalah Struktur (Prolaps uterus, Fistula)

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Prolaps uterus a. Ajarkan klien kegel exercise selama 5 detik (diulang sampai I 0 kali). Latihan dilakukan setiap hari b. Anjurkan klien untuk mengurangi berat badan bila obesitas c. Ajarkan klien yang memakai pesarium untuk mencuci dan memasang sesuai dengan anjuran dokter d. Kolaborasi untuk pembedahan sistokel, rektokel Fistula a. Kaji tanda-tanda infeksi b. Kaji rasa cemas dan frustasi klien c. Anjurkan dilakukannya pemberian vaginal douche dengan larutan klorin • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

5 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013



Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio spiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya Menegakkan diagnosa keperawatan Menyusun rencana keperawatan a. Monitoring TTY, tanda-tanda perdarahan dan tanda-tanda infeksi pada ibu post partum b. Melakukan rawat gabung c. Melakukan perawatan luka SC d. Melakukan perawatan perineum e. Perawatan payudara Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan sesuai kasus Melakukan evaluasi baik evaluasi ses mauoun akhir sesuai kasus

Askep pada ibu dengan

sc • •





c.

Memberikan asuhan keperawatan pada klien resiko tinggi dengan masalah keganasan pada sistem reproduksi •

Kanker serviks

Raw at inap/ruang onkologi

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan a. Kurangi kecemasan b. Penuhi kebutuhan belajar pasien c. Dorong pasien untuk mengekspresikan emosinya d.

• • • •

Praktek Diskusi Studi literatur Tutorial

Jelaskan

6 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kemoterapi dan radioterapi • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

• Melakukan pengkajian secara biopsiko sosiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan a. Beri penjelasan tentang prosedur pre dan post operatif b. Dukungan emosional klien dari keluarga • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir



Kanker ovarium

I



Mioma Uteri/Cysta

I • Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses akhir

7 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013



Kanker payudara

I • Melakukan pengkajian secara

• •





E.

biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya Menegakkan diagnose keperawatan Menyusun rencana keperawatan a. Anjurkan klien untuk meminimalkan komplikasi yang terjadi seperti tetap melaukan terapi sesuai dengan anjuran b. Kaji management rasa nyaman klien c. Informasikan tentang prosedur diagnostic, proses penyakit dan pengobatan d. Kolaborasi pembedahan Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

I Sebagai perawat

• Praktek •Diskusi • Studi literatur Tutorial

edukator/ konselor, perawat maternitas mampu:

a.

a. Memberikan edukasi dan konseling pada ibu keluarga baik masa child bearing maupun masa non childbearing b.Membimbing mahasiswa program S 1

b.

I

Memberikan pendidikan kesehatan sesuai permasalahan ibu dan keluarga baik masa child bearing maupun masa non childbearing Memberikan masukan dan contoh tindakan dalam melakukan asuhan keperawatan matemitas kepada mahasiswa S 1

8 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

F.

PROYEK INOVASI Sebagai perawat pengelola dan change agentmampu memberikan inovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepda permasalahan onkologi



Membantu program maternitas yang sesuai dengan kondisi lapangan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada wanita dengan masalah onkologi

• Praktek • Diskusi • Studi literatur Tutorial

Depok, 1 Maret 2013 Residen

MM. Setyaningsih Mengetahui Supervisor

/(!? Ns. Tri Budiarti, S. Kep, M.Kep, Sp. Mat

9 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KONTRAK BELAJAR RESIDENSI

Nama Residen

M.M.Setyaningsih

NPM

1006748684

Tempat Praktik

RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Setelah melakukan praktik klinik mahasiswa program Ners Spesialis Keperawatan Matemitas, mahasiswa residen mampu melaksanakan fungsi perawat matemitas dalam berperan memberikan asuhan keperawatan melalui penerapan konsep dan teori keperawatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas resiko tinggi, bayi baru lahir serta ibu dengan kasus gangguan sistem reproduksi dan ginekologi.

Tujuan

MINGGU NO

A.

B.

TUJUAN

KOMPETENSI

METODE

2

3

4

Persiapan Sebelum Residensi Ke Klinik

Memberikan asuhan keperawatan pada klien resiko tinggi dengan masalah gangguan sistem

- Membuat kontrak belajar dengan pembimbing - Menindaklanjuti perijinan laban praktek - Melakukan perkenalan ke ruangan dilanjutkan dengan melakukan orientasi ke ruangan dan instansi terkait di RS

0111 II IIIIIIVI V lVII VII lVIII

5 I 6 I 7 I 8 I 9 I 10 I 11 I 12

Diskusi dengan pembimbing

I 13

KET

14 Kampus UI Depok dan Diklat RSCM

•Praktek • Diskusi • Studi literatur • Tutorial

IGD/Poli Ginekologi

1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

reproduksi : - Proses lnfeksi (Vaginitis, Servicitis, Bartholinitis, penyakit radang panggul)

• Melakukan pengkajian secara Komprehensif melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnosa keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Vaginitis a. Ajarkan klien untuk mencuci area genitalia tiap hari dengan air dan sabun b. anjurkan klien untuk tidak memakai sesuatu yang mengiritasi vagina seperti parfum,deodoran c. Anjurkan untuk menghindari vaginal douche d. Anjurkan untuk memakai celana dalam yang terbuat dari bahan katun dan ganti celana setiap hari. Hindarkan untuk memakai celana yang kencang dan ketat pada lipat paha dan paha e. Kaji pasangan seksual mengenai tanda-tanda infeksi seperti adanya sekresi, lesi , kemerahan pada genitalia f. Ganti pembalut sesering mungkin waktu menstruasi g. Kolaborasi pemberian antibiotik Bartholinitis a. Kaji tentang tanda-tanda infeksi b. Kolaborasi untuk dilakukan insisi dan drainase bila ada abses Penyakit radang panggul a. Aniurkan klien untuk istirahat

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

dengan posisi semi-fowler Lakukan kompres hangat pada abdomen c. Lakukan perawatan perineal setiap 3-4 jam bila ada rabas vagina yang purulen dan pruritus d. Anjurkan klien untuk menghindari pemakaian pembalut/tampon dan ganti sesering mungkin e. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan sebanyak-banyaknya f. Anjurkan klien memakai kondom untuk mencegah reinfeksi g. Kolaborasi pemeriksaan leukosit dan kultur sekresi vagina, laparoskopi dan USG • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir b.

- Gangguan Menstruasi (Dismenorea, Amenore, Perdarahan uterus disfungsiona, Endometriosis)

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnosa keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Dismenorea a. Kaji siklus, jumlah darah dan riwayat menstruasi b. Kolaborasi pemberian obat antiinflamasi nonsteroid

3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Amenorea a. Kaji riwayat kesehatan b. Lakukan pemeriksaan sistem reproduksi c. Lakukan konseling untuk menangani gangguan konsep diri dan infertilitas Perdarahan uterus disfungsional (DUB) a. Kaji riwayat perdarahan meliputi frekuensi, banyaknya dan lamanya perdarahan b. Kaji kecemasan terhadap masalah infertilitas dan kanker c. Berikan pemenuhan belajar klien tentang penyakit dan prosedur yang dilakukan d. Lakukan perawatan konservatif e. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap, Pap Smear, USG Endometriosis a. Kaji rasa nyeri yang dirasakan klien b. Ajarkan klien untuk mengatasi rasa nyeri c. Berikan informasi tentang efek dan efek samping dari obatobatan yang dipakai d. Kolaborasi dilakukannya Laparkopi • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Masalah Struktur (Prolaps uterus, Fistula)

c.

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemerikasaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan Prolaps uterus a. Ajarkan klien kegel exercise selama 5 detik (diulang sampai 10 kali). Latihan dilakukan setiap hari b. Anjurkan klien untuk mengurangi berat badan hila obesitas c. Ajarkan klien yang memakai pesarium untuk mencuci dan memasang sesuai dengan anjuran dokter d. Kolaborasi untuk pembedahan sistokel, rektokel Fistula a. Kaji tanda-tanda infeksi b. Kaji rasa cemas dan frustasi klien c. Anjurkan dilakukannya pemberian vaginal douche dengan larutan klorin • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses akhir IGD/Poli Onkologi

Memberikan asuhan keperawatan pada klien resiko tinggi dengan masalah

5 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

keganasan pada sistem reproduksi •



Kanker serviks

Kanker ovarium

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan a. Kurangi kecemasan b. Penuhi kebutuhan belajar pasien c. Dorong pasien untuk mengekspresikan emosinya d. Jelaskan tentang efek samping kemoterapi dan radioterapi • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

• • • •

Praktek Diskusi Studi literatur Tutorial

• Melakukan pengkajian secara biopsiko sosiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan a. Beri penjelasan tentang prosedur pre dan post operatif b. Dukungan emosional klien dari keluarga • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses akhir

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

6



Mioma Uteri!Cysta



Kanker payudara

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik proses maupun akhir

• Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya • Menegakkan diagnose keperawatan • Menyusun rencana keperawatan a. Anjurkan klien untuk meminimalkan komplikasi yang terjadi seperti tetap melaukan terapi sesuai dengan anjuran b. Kaji management rasa nyaman klien c. Informasikan tentang prosedur diagnostic, proses penyakit dan pengobatan d. Kolaborasi pembedahan • Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan • Melakukan evaluasi baik

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7

maupun akhir D.

lV~~U.lU~l.ll\..QU

askep pada ibu perinatal dan bayi baru lahir dengan kondisi resiko tinggi.



• •



• - Ketuban pecah dini

• •

Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio dan spiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik sesuai kasus Menegakkan diagnosa keperawatan sesuai kasus Menyusun rencana keperawatan sesuai kasus a. Berikan informasi tentang diet selama kehamilan b. Berikan informasi tentang pemberian insulin c. Berikan penjelasan kepada klien untuk memeriksa gula darah secara rutin Anjurkan ibu untuk selalu memeriksaakan kehamilannnya secara rutin

• Praktek • Diskusi • Studi literatur Tutorial

IGD/Poli Obstetri

Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio spiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya Menegakkan diagnosa keperawatan Menyusun rencana keperawatan a. Ajarkan tanda dan gejala dari ketuban pecah dini dan menganjurkan pasien untuk melaporkan hila tetjadi keadaan tersebut. b. Observasi tanda dan gejala chorioamnionitis seperti: Catat temperatur dan nadi ibu

8 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

c. d. e.

f.

g.

h.

i.

Kaji cairan terhadap bau, nanah, warna dan kelembutan uterus Observasi takikardi pada fetal Kaji budaya yang dianut oleh ibu Lakukan pemeriksaan darah lengkap Lakukan test diagnostik (Seperti;menggunakan spekulum yang steril, nitrazine test, USG,amniosentesis) Jangan melakukan pemeriksaan dalam sebelum kehamilan dapat di pertahankan Berikan induksi oxitosyn sebelum kelahiran sangat penting Pertahankan kenyamanan dan hygiene klien Manajemen yang diharapkan adalah: Observasi tnada dan gejala chorioamnionitis setiap 6 jam sekali Tenda-tandanya seperti peningkatan suhu, pengeluaran cairan yang abnormal dan berbau tidak enak Periksa tanda dan gejala persalinan dan observasi tanda- tanda klien dapat melahirkan dengan spontan Ajarkan klien untuk bedrest bila diperlukan klien

•Praktek • Diskusi • Studi literatur Tutorial

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9





memasukan apapun ke dalam vagina Awasi penggunaan glukokortikoid,tokolitik, atau antibiotik sesuai anjuran Observasi terhadap efek yang diharapkan dan yang merugikan. j. Ukur kebutuhan nutrisi k. Kaji perubahan pengeluaran vagina 1. Kaji kelembutan uterus,kaji tanda-tanda infeksi traktus urinary, ukur aktivitas sejak teJ:jadinya PROM Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan sesuai kasus Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun akhir sesuai kasus

Preeklamsi/Eklamsia • •



Melakukan pengkajian secara komprehensif sesuai dengan kasus Menegakkan dagnosa keperawatan sesuai dengan data yang diperleh pada pengkajian Menyusun rencana keperawatan sesuai kasus b. Monitoring ITV c. Jelaskan pentingnya bed rest d. Siapkan alat dan bahan seperti obat MgS04, Calcium gluconate, tong spate!, dan oksigenasi) e. Pemantauan kesejahteraanjanin f.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

10





• Perdarahan Antepartum

I • •



laboratorium g. Kolaborasi pemberian MgS04, induksi persalinan hila diperlukan, pemberian obat antihipertensi Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun akhir sesuai kasus keperawatan sesuai kasus

Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio dan spiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik sesuai kasus Menegakkan diagnosa keperawatan sesuai kasus Menyusun rencana keperawatan sesuai kasus a. Kaji etiologi perdarahan antepartum b. Observasi tingkat perdarahan c. Kaji tanda-tanda shock d. Monitoring balance cairan dan elektrolit e. Observasi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit f. Monitoring kesejahteraan janin g. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium h. menjaga status emosional ibu Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan sesuai kasus

11 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Kehamilan dengan penyakit Kardivaskuler



Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun akhir sesuai kasus



Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio dan spiritual melalui anarnnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik sesuai kasus Menegakkan diagnosa keperawatan sesuai kasus Menyusun rencana keperawatan sesuai kasus a. Kaji tanda dan gejala penyakit jantungketidaknyamanan saat kehamilan b. Jelaskan dampak penyakit terhadap kehamilan seperti abortus dan pertumbuhan janin terhambat c. Jelaskan pentingnya menjaga berat badan, konsumsi iron dan suplemen vitamin, mencegah makanan yang banyak mengandung garam, jaga keseimbaangan aktifitas dan istirahat d. Bantu klien untuk mengeksplor masalah atau keluhan yang dirasakan Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan sesuai kasus Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun akhir sesuai kasus

I • •

• •

12 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Kehamilan dengan Asma Bronchiale

,. • •



• E.

Melakukan pengkajian secara bio psiko sosio dan spiritual melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik sesuai kasus Menegakkan diagnosa keperawatan sesuai kasus Menyusun rencana keperawatan sesuai kasus a. Beritahu pasien untuk tetap mengkonsumsi obat-obat asmanya selama kehamilan b. Hindari stimulan penyebab asma c. Tindakan selama mengalami serangan akut: istirahat, posisi semifowler, pemberian oksigen, monitor TTV ibu dan rontgen,observasi terhadap kontraksi uterus, pemeriksaan AGD, auskultasi bunyi nafas tambahan setiap jam, monitoring DJJ, d. Kaji pola nafas pasien Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan sesuai kasus Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun akhir sesuai kasus

I Sebagai perawat edukator/ konselor, perawat maternitas mampu: a. Memberikan edukasi dan

• Praktek • Diskusi • Studi literatur Tutorial

I

Memberikan pendidikan kesehatan

I

I I I

I

I I

I

I

I

I 13

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

konseling pada ibu hamil dan keluarga b. Membimbing mahasiswa program Sl.

sesuai permasalahan ibu hamil dan keluarga Memberikan masukan dan contoh tindakan dalam melakukan asuhan keperawatan maternitas kepada mahasiswa S 1

L.

Depok, 1 April2013 Residen

MM.Setyaningsih Mengetahui

Supervisor

&WJ. Ns. Desrinah Harahap, S.Kep., M.Kep Sp Mat

14 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

LEMBAR PENCAPAIAN TARGET DAN ABSENSI PRAKTEK RESIDENSI 1 KEP;ERAWATAN MATERNITAS DI RSD.q ~EKASI I,

M.M. SETY4.NINGSffi .

i

1006748684

PROGRAM NERS SPESIALIS ~PERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU f(EPERAWATAN UNIVERSITAS; INDONESIA

2012

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

JADWAL DINAS RESIDEN KEPERAWATAN MATERNITAS PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul RSUDBEKASI

NAMA MAHASISWA Sabi'ah Khairi NPM. 1006801046 M.M Setyaningsih NPM. 1006748684 lsyti'aroh NPM.1006749106 Elvia Metti NPM 1006748545

BULAN SEPTEMBER 2012 MINGGU KE 1 MINGGU KE2 10 111 112 113 I 14 I 1s 116 11 118 I 19 I 20 I 21 I 22 I 23

VK P/rv1 s I s

VK

IM I M

I L I L

VK P/rvf M

IM I L I

PISISIMIMILIL

VK p I L I L

R. Pollkllnlk

P I s I s I s I s I R. Pollkllnik

*

I

*

MINGGU KE3 24 I 2s I 26 I 21 I 28 I 291 30 R. Post Partum PlslsJslsl*l* R. Post Partum LISISIMIMILIL

VK

PIPIPIPIPILIL R. Post Partum

p I p I p I p I p I L I L R. Post Partum

PISISIMIMILIL

PJsiPisl PI *I*

LIPislMIMILIL

PISISIMIMILIL

VK

BULAN OKTOBER 2012

NAMA MAHASISWA 1 Sabi'ah Khairi NPM. 1006801046 M.M Setyanlngsih NPM. 1006748684 lsyti'aroh NPM. 1006749106 Elvia Metti NPM 1006748545

L

s

p

p

p

s

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

NAMA MAHASISWA Sabi'ah Khairi NPM. 1006801046 M.M Setyaningslh NPM. 1006748684 lsyti'aroh. NPM. 1006749106 Elvia Metti NPM 1006748545

MINGGU8 1 I 2 I 3 I 4 R. Post Partum MIMI L I L R. Pollklinik

p

sIs I M I M VK

L I L

PlslsiMIMILIL VK

PI4>-ILIL VK

p

slsiMIM R. Post Partum

L I L

PlsJslsiPJ*J* R. Post Pa!1um

s I s I • I • R. Perina

L

pIs I M I M R.Poliklinik

L

LL

s_lsiLIL

p

P I PI P I P

• I •

NAMA MAHASISWA 1 I 2

Sabi'ah Khairi NPM. 1006801046 M.M Setyaningsih NPM. 1006748684 lsyti'aroh NPM. 1006749106 Elvia Metti NPM 1006748545

5

BULAN NOVEMaER 2012 MINGGU kE 12 MINGGU KE9 MINGGU KE 11 MINGGU K~lO 6 I 1 I 8 I 9 10111 12 I 13 I 14 I 1s I 16 I 11 I 18 19 I 20 I 211 22 I 23 I 24125 26127128129130 VK R. Post Part,um R.Poliklinik R. Poliklinik

L I L

PIPIPIPIPI·I· R. Post Partum

L I pI p I p I p R. Post Partum

p I s IMI ~ L I L VK

PlslsiMIM VK

PI slsJMIMJLlL R.PoliklinJk

PlslsiMIMILIL VK

PlslsiMIM VK

LIPIPlPlPILlL

p I s _L s I ~I

PlslsiMIM

L.P-1

BULAN DESEMBER 2012 MINGGU KE 13 MINGGU KE 14 MINGGU KE 15 3 l 4 l s l 6 l 7 l 8 l 9 10 llli12I13I14I1SI16 17 118119120121 R. Post Partum R. Post Partum VK

I s _I

PlslsiMIMILJL R. Post Partum

p

s I M I Ml L I L R. Perlnatologi

PlslsiMIM R. Post Partum

L I L

PlslsiMIMJLjL R. Perinatologl

p I s I s I M I Mj L I L R. Post Partum

LIPislsls VK

• I •

LIPisiMIMILJL R. Post Partum

PlslsiMIMILIL VK

PlslsiMIM R. Post Partum

L I L

PlslsiMIMILJL

PlslsiMIMILIL

PlslsiMIM

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

J!.4JI

L I L

Contact person: 1. Sabi'ah Khairi : 081804274337 2. MARIA. M SN: 08123223585 3. lsyti'aroh : 087889466807 4. Elvia : 08126773274

Depok, Mengetahui

Menyetujui

Supervisor Utama

Supervisor

Ora. Setyowati, M.App, Sc., PhD

Ns. Desrinah Harahap, S.Kep, M.Kep., Sp.Mat

J? September 2012

~"tWW

!rna Nursanti, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat

;:

Residen Keperawatan Maternitas FIK Ul RSUD Kota Bekasi

:;. :i'

!!:"

~

M.M Setyanlngsih 1006748684

~

1006749106

~Elvia M"etti · 1006748545

::

;

,,' j

~.

Hi

i~~ ; i!i ;!i~l ; !/·11'

::Jl,;\1 ~ i;! :;_:!

·' !

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

~ Sabi'ah Khairi 1006801Cf46

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul DAFTAR HADIR MAHASISWA

M?..•:"L~ .... M:.~:..~..........

Nama Mahasiswa: .. NO

RUANGAN/ TEMPAT

NPM: •••.

~.C:?.~..~l~.~.~~.~

TANGGAL

JAM DATANG

I

RS: •.

B.~J.f.~..~i..............

PARAF yEMBIMBJNG/

J

PULANG

I

"I

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KARU

PROGRAM NERS SPESIAUS KEPERAWATAN MATERNJTAS FJK Ul DAFTAR HADJR MAHASISWA

Nama Mahasiswa:

.J1.c:\r.:~ ..'1....!~.:.~.:~......

RUANGAN/

NO

Pol"

H

ll

~1..

.\.9..9..~]./:t.~§.~.j.

TANGGAL

TEMPAT

'17

NPM:

/'1.

.

PARAF PEMBJMBING/

JAM

DATANG

·• I u '

Be.k~ d-1 RS ••••••••••••••••••••••••••••••••••

otJ.

oo

PULANG

07

oo

1~.

ob

\4.

00

·~ co

1

KARU

/~ (\

-

V

6'L &1

,Jt4

J

P., ~·

'l)t;~\.vt: c?l

2.1/ 1 1.

n~

J.:L;,,.., ,')..

'-··';""

l.na~Go

I 11.

ll.'>i1J•'I2

£>1

ti.

"~

I

/{,

IL

fO

·~ ~~

tlja....i.o

~45

ll'~r·d..:.

·fLo~>

~

'-\

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

\

tJI)

PROGRAM NERS SPESJAUS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul DAFTAR HADIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa: .••••••..•...•..•......••.....•..•.......•.•

RUANGAN/

NO

TANGGAL

TEMPAT ~

'8t Bl.

ID

~ ·b~C\ tz, 1> 0.. k~"' 1\. DoJJ; CA

R..

()c.,h.~4

NPM: •••...•..•.••.•.....•.•••..••.••••.

1

JAM PULANG

OJ~

2.1~

Dl

0>/12 '''2..

()

lJ ; , l • Jl..

a1

I

PARAF PEMBJMBJNG/

DATANG

&/o.. ''2 19Lil &l.

I

Oi:>

QV .A}

RS: .................................

.24 01> 16 b t.t,~ .. - '

~

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

KARU 1\

\'XX

I\"'X' \.J

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS LEMBAR SUPERVISI Nama Mahasiswa:

NO

").

M.~.ti.a ....~..J . .hl.

NPM:

JOO.b.J.fl.'a.f?../1.~ RS: .. &.k.(l.~: ................ TTD RESIDEN

KEGIATAN

TANGGAl

a...K ~t.l~ cu-

I~~~~ ;12.

\{cns-u

\Vltc

1~/9/'1.1.

\.<.o n Su I

~ ~ Olk e.e.t ~ ou-
w c.J cLt.n C\ !>' - 1 G...r ~ ~ t_

(

h.v} ~-)

pe.-. C:.Of c:id o..,...

·tv--- ~ yY.! - Lo j lo o o ~

~ ~ e.-

').

- rt.s ~

hCaA-t

-pro j
\he>'\.J~¥--

e;...."

'PIU\~o..r""\... GV"' ttj projr~ t IZ c.ri clt-n. {. -; .. 011\--o.t.. ~ ~"C.~ -· ~ ~.,..,...

'~

J 12,

TTD SUPERVISOR

'-A/ ~

Q.N'\.



\<<-s~ "'ko.-t..CA,r\ Jo. M""'( · \<:o-re.. Us i Xa.s uvY"L 1-lo..V" ,· Oln

·

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

}

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS

• Nama Mahasiswa: NO

LEMBAR SUPERVISI

.J~.~.r.)..0•.• M:.~.:.~

~r:B.f:?.7f:t'fi!.f:?.?!..':J RS: •..•.•.~~.~.•~.!r."............

NPM: .•

TANGGAL

KEGIATAN

. 'P~ j (N\__.,J,~

TID RESIDEN

r/) t.v.s

cl)- ~ ~ t J..~ rl~~ lu Cl~ To...r j,{_t..

·~~V\-~ ~"~t o-fr: I~~~ '
Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

TID SUPERVISOR

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK {TARGET) Nama Mahasiswa: •.M.:~.:~A¥.0,~~ NPM:

.\QQ6:J.!i/!.?..£.1...... RS: •..Bt:h.g.iJ:......................

UNIT RAWAT JALAN

Aktivitas

Jml

lnisial

Tgl

Dx.Medis

Tempat

Tingkat

Klien

Paraf

Kemahiran *)

saksi 11

Melakukan antenatalcare

I

19

)V" .Nk w G,. 'P. ~ \-i 32-~, ,.:_ l~t~ ,t1..

21

Nq, ~~ G3'P,. ~ 1\Jid ~ G,Po

26

N~t~ \-atA:k,.~

20

27

~3 /~ 11~

H.:l~ ~q: H:l..tr-l.t :~ ~3,{., '•1

,,

fo/f., tf_"'2~~PE0 l.~ ~.l.

/,

IN~ 'Wo.t;lh G1.~ ""o H'l~t-.4o h\<~o 'J.."]J/(10 'rl. IM,. Wiux n Gt lttru.H2.8f1tl~ Yl.o 1,,_ r11~- L
28

29

J

,,

,,

I(

~ 1

''

I l

'

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

"P Jr ~ I

Aktivitas

Jml

lnisial

Tgl

Dx. Medis

Tempat

30

antenatalcare

31 32

.

33 34

35 36 37 38 39

,

40

41

N4 Ach.N c.tj -~ 11, )u~t~q,l"t~. l~to lz. (pb\) HIMV..J. ~ _,~ UtJlo 112 N~~~ GI \-1~~ 1""'"\a ~,.,., " ~~~-tAli~ :;4~ G'.......,d I; fu1 """A ~I) 1'21 f .Mt~ b),~ Af \( P1> ,_,A~~ '14f,() 1"2I" 'J 2 , N~.1h ·!. baCfoA']) ~PO H,,~....,. 4/w' IL ~M(.lh I - ths-~q r-oc' "'Ifr{) I,..,_ ··N ~~ rlo'lv, ~ ,, N~ .~llrt1Qn~ ~ P, H~8,brkc;" L~t '>..4/IJ) 112 ,, ~~- M~r~ 14 ,.,.. 6\ H37·-38Y>"qq 21-tfi.O '•2. It N~_ltqv:T b.9fc.A1 H'3S-~•~Jo~{ ~/o.o '17.. ,.. Jt.No; \-1 63 ~ \13-<, -~I)""" .6 ~/(,<) 12 11 ~ M~~ •....,.:L.. 63 'Pt -th,.., 2 • Ht 2tf~-o 711. b ~ll.lMa~i G. li .H ,..q~ Jn..o ~l 1t ~-.k€orn'al, G.t P,Jh, Ji "'1. Q~a I

1

saksi ,'\

'I

I

AI

J '·

<(l .81t~ t

~~ . ~ ~

i



~.

~

l'

;i

-J ;p;;

c:;..

J•I 1·

'

'

1

...atJ

IVJJ J

- " <([ __,.. a

1

J

.,., ~~ ~ \~ ,1\iub.

-

·- 'tr

'I

42

Paraf

Kemahiran *)

Klien Melakukan

Tingkat

. ..J PIX'..'1>' 43 tJ~. ~/leo _M_ L~ L HJ;·-~! i-iiJ;. .;,.,I 27'~JO''l I

I

J

44

45

ltvu .tio(;""o Gt. 1-i~.b-36 ""'"" 2SJIO 'J. I "-~/1o''1 ~N,. Ro.s\J(O , fi 'P. fr-, \-bt,-JT,. 1

'

f-bti

I

1~.~\ ... 5 "P~ ,411 liT, U\oia)3~ :J.r-J~',a_ lf'/tD 47 IMI~~;.' li3b tret4 48 lAt.«~· b'~ 1>-:a A, ~7•v~ r~nrr.. ~U?'IJ. 2'lt.0_112 49 IN~-Dwi G~ ~A, tt~1 G so INII- Nth-.. J\ 1. 'P, h.t~o.J ~cA\1, !l-7((s:.l \i , 51 N~.'1w ~ G"' R l~:l~ •. ,l o/l'cl ''l J G ,, 52 IM 1~L tt) ,, P, A, HT H'l,.,.. 1.tjt.~l1J. r:,

46

. -'

H~

1

,1:

1 12

I

J.

':?

,J.

V\'

m:"

~~

I

t).

I

J

-1

. __ .-

53 54 55 56 57 58

)J~

_...

Ho{i mQI.,

G, \OF!) H ~"'~~

2S'/to 1;2

I

/

N~-~r;b~s G, 'Po \··h,g-;2 HI :llsj_,_.. '•oz J4 Yen· 6, Po H~-2.6 ~c 'p;ji.P, l l ~Nu ~~l~ ~p -~~u'/ f25'/,.,'u. kl~ _l1 q-tr; Gs v3 H3r37, 1 ~~I11..

60 61 62

rvo{.- oLt,...;>; G3'l~A I Hlt.-_, l.?~ "tz. b I} fV14. fWt~ J; Po l-t ~r ~?1:,-.." ~k'12 11 G'L H 38 -~C) t'hqo:; l.?t.o ''1 ~.l»otlAi , ~.'De.~ Gl P, H)S-Jg. ::" "'{"lu 1'2 lkJ4. f;r~ Gl FJ ·H '3S 11'\U lJLI1 ,,,

~

-~r-J 1\\\

.....,.

!

:;;:;

C.,,

-··.

~

~b

_J

-··~·

!

.

I I

63 ~U- Cul.i~ ~P1.An t13&-?4111 u;l,)' ,z

l

64

v~ l>ct.~ (}.

~t. .. Q.k.

"i

I~

I

J

~··

j

1

rlM~iS.J\a.~~ G., 'P. A-ll H 'Ge.--,tJ ~·1~ '~

m

H.~

(.o

'

~

Pol:

ol

59

fi

~~

"1'jj)~

_L

-~~

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

_./_

/

r

Aktivitas

Jml

lnisial

Tgl

Dx. Medis

Tempat

Klien

Tingkat

Pared

Kemahiran *)

saksi

Melakukan ante nata lcare

74 75

Aktivitas

Jml

(1.~ E~ b)'P,..Ao H~to':~·l-'' '/1.0 '•1. Pol; H~ n~ SoV"r.44 {O,PbA• H~to-~A~. 'l.~lv/1). Pol,' K~ 2

'lnisial J

Dx. Medis

Tgl

Tempat

Klien Keluarga berencana

1

'

-

G'- PsA~x Pro 140W

3

·~. w

4

n~ ~cl.o P.tPos.S('t$~; ..~/

.:n:

I

R .. r..to\111

'% ''?. 1

Y-3 'l:l Yvo'll

10 11

1~ Ha(t()..t.:

;

o ~ I &.I>~ l)a.h.I.:(J

'1~·DnL!·o.

·I·

P; t

'Now

13

16

~~; tvt

17

~non~

G~e,J\o-t Mow ~ P~ AI "t /-4ucJ

Q. Otl\...tt ().

1'/t.o 'b 'o/(p ~,.,

hi~- ~"' ~ -t- NOw t~.1 , \'\di-zrA. P. -t k6r:~({tJ}~~~~ 2 "f!,.., 1/a

12

OK.J Bs ~ DoJ.J; e.

'"!4 ,11

1~- Pre ~cwh pL,.. Po~t St-t Mow 2 o/
9 r

,~u. 1=:_ ~'""..

l-o&'f~ Nv\" H G.,l t\ -'o -t PES+ "COW

8

\

Kemahiran *)

l

7

Tingkat

~~/.;,',

1

(J

Pol: h(:t.~~.l Pot:h~l .......

J

0,.., ..

...... ..• __,r

J

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Paraf

A I' aksi

I

Aktivitas

Jml

Tgl

Dx. Medis

lnisial

Tern pat

Klien

kasus infertilitas

1 2

3 4 5

Perawatan

1

masalah

2

ginekologis

3 4

1\J'f. f\/G p. . L, ..c.ri;;.,~1t l.r.c. Ih. ~~- f,.bbu Prcl"llo, 'lt 1tl,.t::!\ 'l'/c- '•'1 l"lt'Yl (J& I"

I'

Pol:

1'1}

•t..oJ...

I

Kemahiran *)

saksi

' . l.'l~v ~ ~111 ,

~-~o;.

3o/ti.V ,I '

IYVJ\t-tAI ~

'

Paraf

H~l

. i~n~iat/1 ~I OJ'I..M: ~.) "'" ... v ,fJ4. ~(,~ ~ '\ Jc.!. Lfvt;li t., '!!.t/ t.o'l1. ~ v ri oi'Yin; ... l.~ut ..3~ ~Y\.0 'u. N~-W ~~~M Rok;.m( V\:k; ~l/,o tl2 Pol~~~ "¥~to ,,2 \II)! u_~.M.d,M Ct~.. d.r' ~.Mo.k IHN om o vtu--; 1'7'c.o 11 2 •,, IJO ·~ I~ .'
Tingkat

~ ~~~

I

~

"

w! .·

,

~i

it

l""""i ...,_UI 0-~·

-~

t'-J

~~~~

..

I

.... -.-..n

I~~"

,

~

5

fa.

-

(t>IJS

. v

,,,

~-

"'"

~lllio-- _t~

I

~

....

1.1

UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSALIN

Aktivitas

Jm!

:-

lnisial

Ox. Medis

Tgl

Tern pat

Klien Pertolongan

1

partus normal

2

Tll~k ?1., k~J) \
~'12

1

..\!

1

W'lj.J~qf)ti"

4

N~. Ot.vi flx Attr,..,-

' o/q

5

1.; .. N~at f,l1

'o/q '12

V~ ·

(\~.Sri H. P~ , AttrrfltPE.e '% '11 n:.Ai~\A~h H .AttV"m ... HT · 19.lci "12.

W..

6 1

s1"WY>

Ate.rn-l

s n~.Foi'z..o_b 'Pl...L.AttrYl'l-tC.\i.cb 9

;~wihn"t~ R

PEfljlVF'I)J

n~Dao±.!: Pa At.ui"V'\ 11 ()"1../. '(CVlt: 1?;1.. ~~ 12 n:_. Atrrna. P~ PE_2l. n I~· ~ P-=~ At'l~ (.\ 14 li'l~-1~ GzP.oooAv 10

J

15 lny_·

16

w~

hu~ t.
1 12..

l.L9_,,'l.

Kemahiran *)

saksi

f~JtJa. ~ Dtitf.t

v\4.

3

Pt,kPD

Paraf

VK DahA.i:o-

Do..,l'\.l-:o~','1. V~ ao.,hlctll

'l/q'il..

Tingkat

.-,.,..,,,-,.,,..,,_..--., ~~[Dt I~Cl.r"'lu.

\/~ • Oa,h,k~ I

VK.

J) ~~tJ;

• ·

'D~h\.\"' 1 rel="nofollow"> a.t.-v~A· Co\

-:~;j~~

/

:-:.:,,_,

_1

._,

:to/q'l.l

~

'Do...h.(..;c...

··

l~/q '12

VI.<-

Da.~l..:G\

A'u

t

Vk.

DtAhlt. a.

"

w. ..J)o-~L.t.·"

"%';z.

Vk. DCA.hktA.

·l.J/

b~ ~::J,.Jol._ A~

ltn.tn;...

(;J,. '1\t'>O"\Ac

ltJFD 3

l

'Za.. '2

J.:

1

1.l...

no\ .

I

A

't>.CI h/~

VLt... DAh.L;...

n'u.'ToihnL Gtfb Ao lUF...D ~o '12 Vk · D~h..U4. 18 1~. Skw~ iGT Vo Al'{. l\)r~ '>/vo 'h \M. Do.\v\.\ o8 1 19 Nuniit e~RA~. 1\,0 12 -vk. Df,\"'~oi 17

nd

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

\ 1d~ wu.

~k' ~ Q~

o-

~lc~W1J~crw

Vk. Dohlieo

~y9 ''~

ll.atn.-L

~ o~~ .. A

I



v...,. Da.~L:o. •

11

';l~ " \ ~tfL-

1

Vq'11.

(WI

~ :tr.\oo~v

l

~)'• . ;i·:~.~t1:.;;

M

f

fJ-

t:Jl..J.n.r,

(<~c-.~'ft ~J.~ 'th ..tf

::·::::::.:::: ~ ~~

~~~ /l~~r ~d,_

:;;S,;;-;a::.-, ·-- _ji;l

:~;;~ ~~~ ik,!U~~

~::<;:~~

l \. ' '

N-V\.

(')'(;\)A..

yl

~ rS ~~~~ ~ ....~

_;()[

..

Aktivitas

Jml

lnisial

Ox. Medis

Tgl

Tempat

Tingkat

Klien

Kemahiran *)

Paraf t Sf!ksi

Pertolongan partus normal

23

24

~~~ ...~ ~BR,4oAtc..ro-. '?;o't'l.. VV.. h4.Sa\iirnt:u~ 1 G~P, Ao Atu"Y'\ fbAo 1 1l- VIA

~>IN~~~/

;r1li

',

~~\&~Rol.o. ~ · G4 'P,A:ll. ,Alt..--~ r/u 'll. \r lL 1/u 11'2 34 wJ Bc:adrt ..... L f;, ~An Atuv~ 1 9 35 ~-A~Yr\C:oh G, fo A-o, AtMrn },, t).. v' K 1 36 !k. Er'MM G3-~Ao AttrtM PEe o/.,'t.2 VK 37 ~~\i~h b~ 'l>,Ao Atu..,.. l'lf.,'•l Vl.c. 38 ~r t; ktA q,, R Ao Abl'"" \

. RAn A~ V.a 1 il. V k. 33

;

/.·'

·:.~

.·.,,·· .. ·.····

~::';'1

;\:~'r1:~· .::.: 0~-:,~ 0

~

,

'··· ~--.-~

. : ·.. '

i

~"J~~::,,

1

. . . -~.-~-:~~~'!?:

,. ··-~-

- . .7

47 48

IM~ N \a -~ 6 .2. 1', Ac , l'Ji=- .D "'~~;,, '12 I~. ~q,; tr. 6"' P~ Ao,A'C.U....,.., Y12.1,"2

J

v k. Vu.

~--

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

-

1

11 ~,

Aktivitas

Jml

lnisia!

Dx. Medis

Tgl

Tempat

Klien Perawatan

1

~\l.

b!l'1'1 Ahr> Sc. Post. s c.

M.

J

bayi baru lahir post SC (ruang OK)

2

3

NU..J T.f 11\.u . D\.U J

Perawatan kasus abortus

.

\tot

S\J!; .,.

G2.

p, A~

c,: ,_ P. A-o

b~9V'

c:. ,. c.\i ~o

~ .ob l; j""-

4

lilY . Av li

5

") .nu.r H ~.31; ~'" PE.B-t oi
1 2

1\Jv.

Gl

Dq,s;

)

1~-'v..'-·

4

n\.1.

5

I~.Mirn

9 IJ :-f'l..

1

1n

18 ntQ"\

-

~~ t Ab •n c.. "5-{, ~q

Ptv

ID~~

:1\\.\ . l.; 0. -.1

ll. --:-,~l

l-o hvi> •

4-

I

7 I~' .R,\<.. o

8

Ab

Ab ,,.l'-t>r"O(' ~i. 'P, + 1\.JF.I::>

3

6

+ Mo &l. ?, 1-1

rvu. Wuluo 0:r

J

Perawatan kasus

,,d

~2.P, $C

1ncl

Abc,-)11'l?jtu-11~Dma'

2

bl' 5-<-.~-t-~M~l«

-

>

lr: lf..\t

t,

~dt.:.,.;..;l, ti,al .)J

N'-' .T.W t,t-+ PEB p~

kegawatan

3

persalinan

4

NU.Nh. .,..

5

IM\. Wt

UNIT RAWAT INAP

I

Aktivitas

7

INU. t.Ll J

J



~- Of,WI rJ . ri-\:.r; (A

:z.y 9 '-t

\6

4Y<_5

OK.

01.

'~/9'11.

vu

~.,-

.

~A

~·· c~ ..

I

P£~,

1-f PP

Nu. h-.

"·~·· ,)

postpartum

2

J

norma!

3 4

Ox. Medis

p1 @r.r ~~~cA. o:rvy~.

~ Po..r "\.u 1 1.nu1

tv\

lfVl1 :~1v~ H ~

VI\. 'Do.hi;

'Y1

i''l,

W.. Dahl; r,..

9

~

ltw·

Ar . . . . IP., N.?l+ ef!~.t.r

1~/q

ln•. ~

J r'\4.

Ev

10 lrw· Nh oJ ·n~

. s.,.

p, '~~+fL.

(\ \tU-. u~/tiA ~tcJ tV)

II

11

'P~

-tPP

' \":} !~~ ~

4r

Tempat

Vl\. 0"'-h.t' a..

J.. "-"', ~nw.n'\1

Tingkat

Paraf

Kemahiran *)

saksi

~~ . .. ___ h) _0/ -.-. t 1r 014Pt •d,~·-·

.....

..

1\\AA.

·.

. ..

~ ..,...!. ...,,

~""t"~·'t.:.:·~

V \-t. bah;L '"

.~loCh .....~ 'H~

VK. Ik~c.. D a.. ki-t.·

t, \JU .

(,.

~' Dl'~

~""'''\'.o/ t>'>'.<''~~ 'J.~!l~?~~ --~-~·-

V\-t. Do..~\i

\

CA

~-

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ii;; ...

,/

(jjfm/

11~~~~~ t{:!'"'~ . ~~"'-"·

::!~':;:~ I

)"

~-"

~~, ~f·'·'&~

ll.Jj 9

'J.7/5J

~Jbt

.,

Vk. DtA..~lA ..

.:,,,

I

~

t_w, • .,:.lq

,~.v

~-

''I, ! --:-~fj '

J

~,. 5 h- " 19 B -r A ft., ~r'W.stak croj 27/q

~

~~\.

J I l6l.t.

R

..1

11

1 "n1t

IM4. _,}

8

~pp

n.; q

~/'

~ .... ,.

- ..

v~.~c;..

,,_, 9

~

~~ki.t .. ~

Vi.(. , '\):1\-.. \i Oo \11(.. DetW..i~>-

'Y g

22-f~

J

7

...:.~

~

V'A. Po.\.tJ i o.

Tgl

R A-t4~ pp, tv-+ v.r .. \1., 'Po-.~ .l)at.t.•h

I~·~ ..J

6

'P

'P'I. .DtAr 'P<, r~'s·~~(J(A~

J

5

..... .

~ ~

J

~

N\.1 . "l.t

IJ--.:or !-;)~.

:;:~;:~ ~~~··U~fa'"'

4

'n

IG'Ot.

r)j

c·;i.';~~

'T

,o1

llj9 'tl. API?>+ A..,<..--t'l;r.. P, inf t-~ •Pr l41j '''J. 'P~ q_c.t.,..t4' G.~+ ~tc.n~-n "'/g 'll.

J

~

;::..,.,.~

V'K~ 1'""\a..h..lt: o: R. 1.1/CJ 'il. 'DC:lh.-lc~c:A.

·r.

v~

····-'~;

1 11.

I.

Lq,t rr~

llll!t'li>'o.N~

Vll. J)a, ~ li 6.

lg/q l)l

SpOI

L

ill!!lil!~>~:.;.)',

Do-\v\..ta

V"'-

d--.-CI'"".re ~J.oe,\,

...,.w \ 'fLz_

bo~6.

___,

'o/'" "11.

-

v7.

~,,

lf15

'~/s"•2. 1/1<. h Q.\-))i

'o/g '12.

4-. -II ~

5

I 65

Ok.

'

{( \Jj-~c

\e s

l.Yq '12.

t~~:n.~~~e '%,ill.

lnisial

Jml

1

saksi }

Klien Perawatan klien

Kemahiran *}

t-i t'l.t'Yl1QQ't Ah llltA~ t8/(.o ''1. vic.. OtLh-li" l.;'£c.'cl V1.-{. Ua..h£..: 6G1. H -'':tAb ll"tor'nP n::. etalo.n~ lfDI Htl,~,, Ala .............. ~ 2.% 1ta !3it:o. ~~~ H~ T'ii:.cu,. lsttin._..,: Al:»t'"",.. It- "IA'I.D " 1\\'4. Rt I~ ·,1fi" ~:uOlJ ~ '•'- V K. 'i>CA\-,·1;

Y\\..1.\.\ \IJ\N

~

G

01~ 0\,(.

I

Paraf

o\< lB S

~ 'r1

1

G1 ~ ~fl +A\, imtnf 2.1/ ~

.J

komplikasi/

l"ft§J 11

Tingkat

[jlltt~ /

l

A . . ~·~ vt\ .

I~'"' ·,......._

~~ ~~-11 cl_---,__ \}-J'IIi

tdo

p.. -.,

_£ ~r

Aktivitas

Jml

Jnisial

Ox. Medis

Tgl

Tempat

Klien Perawatan klien

12

t"hf.

Ro..s

B~

postpartum

13

Y\q. W

normal

14

lilt~ ~ol.. ..

RAo

15

~ .Rit~

PA

k.,.' ~% 'IJ. PP f. L; ~ 9/q 1 /Z

p(> \

Ao ~p I k

lfl A-o

PP 1 k

3/,o 1 1.2

1~ 'll

8

Vi.{,

'DG\..~L.·C'.

l/}{. •

Oct-\-d. (o

VI<..

~ o..

Tingkat

Paraf

Kemahiran *)

saksi

.. ·.

~

• ·!:<·

\/K. Da.l,.l..:"

If

.AI

~

.. 11/AJJIY.L

.

'~

~,;·

Perawatan klien

:._

'·'·· .

•'

··>

«:~.;;~·-.

post SC

__,, ''"" .-.,$~

"'..J

.J

2

.

6

klu.NwM P,. Post SC.1x ?>7r.r o/q't2. VIA. i'tJd DLdtL rr Pe>St sc l., I Per ').5'/9 11 2. R.~A(J

9

~~ W().(f-; r,~

10

tJn.ltntl.w"tiCNst ~ Clv~v'"r '1JiJ(J '•J. ~~ Pw"-lt ~

5

Perawatan klien dengan masalah ginekologis

1'-\l!omdou\urt A,.,lll ;,. :lfw112

\f\,<

Dc4., L.: cr

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

'~"'

-

Aktivitas

lnisial

Jml

Klien Perawatan klien

1

dengan kasus

2

prenatal resiko

3

tinggi

4

"

:>

ol,

'Vg

G~ P3 Ao ~;:J£5irn

N~.T.W

G:r 3t,- M" rf'j}t-'PE8 ~~ j

.....

·-

~T (?JG- 3~ ~)

1\f»

8 q

fP If.

Tempat

~~~ l'lj.J

~,

GliP.., A, ('b-j~)l'£~ b

~

~ta G~'fl HAP31 ~

It~.

J

nu.,.,

hAJ,

I~

~~.·~·:t"'i'~ Jt-';'.~1.\~~

I

._,_,. , l;g

IJa.h~ 6- fi

D~c.:f VK. oo-hM-c-4

;\'(;:~J;Jf/1

;~~:Ji

'VK

..

a;(j

u;'t

!1

~

\M. nrk,L·

ll.f 't

tJL· !8/!) PJ.A 1 ,~}m.9j• ~vn

a-l y

N

VK-~o-

t.r~t.\
~

~-::~

VK· VK Do..\v\..i.."' VK

~~tvw'"' 63 ThAo,~mrA, ~- lhj9

1· jCW~·~

Paraf 'c:~

..

-·\.";"!~,·.

'Do.hl4.:~

•&i9

bt ~du~ .. \>1-~~ )

'.

'

Do.h.uo.

VI-\

G'l 'bo~1 tc-PD ~h. l}~

..J

Tingkat Kemahiran *)

N~ T. A l>j} 1- IU~. I-m"s ~3 ~OOC> br lJ "'J)-+ k.

'

-

'

5

G_3, ~.?-36~~9· U~'r• 3+ t

No N4.· 11 N4, . A N4. A lvLI.

..J

..

Tgl

Ox. Medis

.~

·\\ fly~ t~.~;

·~ ... _-;

..

. \ ·,.

:l '

Yt~l ~f

) ~1'- falM-

.

;~t ~~:!). .~.;~;~(;:;

;:;;,:~~ .il~.;.-f;'

M.~~ll ··"

'~-

sa~i

~
V' ~.1id ta.nu ·~

Cf7 Ai~ ~,..

~~ ~-iCfvt. ~

\J1

\M D~c..

LAIN-LAIN

Aktivitas

Jml

lnisial

Dx. Medis

Tgl

Tempat

Tingkat

Paraf

Kemah_iran *)

Klien

/I-

,..fist.

Asl(t

\"~•ri 1.

VE

ro.~ ~~

~ s...n~a.r ~~:r~bbrdk

l

;2. .3

I

t..1u.

t-4

~~

.c

T

~~~~~~>o' .:~~~ tot, ''2 V\A :Po..hU'"" 1 vk -DtA.""- Lt'"' ~~= 6 ' re&l~

lx .,

1~.\1/wl-\ ?" ~t.;, 'PK>Ie~.h 4 <;/,,">''2.. Pot; h.-. --.../. lruJZ.,l, R R Rv~ 1.., u ~o/w t'l. ~/. L, ~: IL I~ R G:1?. A-ncJ.. bU"-tr 131.., I 'Z. \J\1... \)~~ ~Q l"'tJLl'" I\ I\ 1

f ba!..utu c.l9,.., ., R. \1b 1/ ~~~.r~"fc.

• R.

\

lb_:1)

R~\)_C) fl(.kc.r'

/

*) + =Memuaskan: melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 0 = Belum memuaskan: belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Aktivitas

Jml

Tgl

Dx.Medis

lnisial

Tempat

Klien Perawatan BBL

1

normal

2

~~.1\Jlf. E

fL kPD

Tingkat

Paraf

Kemahiran *)

saksi

.9 1qrv1 'YCJ '12.

VK. DQ. h..k £l 1o/rj 1 12 \(\( . D o.,l-vlt
lfh.\~ N4. N !Pl. Attr J_ 2 rel="nofollow">4 .tJIL1 H IP1 'Post dCH..c. ~~'J '12 l~;_hll R p.2_ tl~:u_h'"'l "Y9_'12 VLL.. b oo-\.vk· CA IP-lv.li,_ P. IP'l Po !;t, cl ott lyq'IJ. ~3J~ '12. VK. 'b CA.-h.,L\"" -~~-Am 1'~ PE~ 1.Zij.9 'h. '111<. • ~o,.h; t..: ~ P:;\A ~ 1 IP~ 17 ~~~ ut:.P.. ?:z: ,PEl} Ao'll. Yk noJ.vli "leo 'u. 'VI.<. 'D~o ":' t.J~ 1 'PtL P£~ I"Vl

!>-

J

Iff- ci"l

C{

J

3 4 5 6 7 8 9 10

~-~A J

11 'f'l~ ~lA ,M

Bo~~-.5

14 15 16

.

17

18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

1>~ P£'e>

\1)/i/1) 112 VK P~l,..

1\ , 1\wrt'l

1ft!!)

'P;:~-/1~

'tbu. ijv_ (J r. A&.rrn ~~ N~ .\/ ~ A-tur-n ~-~~M Pa f.t-tvt'Y\ l!t.a. ~.\-1 ~; Atu._. ;J

13

'··~ ·-:: ~ ·.-:-.'::'2::;;:;; •

"'

JR

1K"> I I1. Vk.

":""-'~~-~-·:'"._

~~~- r1· ~.I-: u.N i/~:.\

?,·:~-{- -f~'..£i.j,;

~:=~~

~~.ud

q,;J~~:;

Vk. 1:) c.J..k, q

~

o/!1:> '12 112

""- 'D'Do.W;.;. Q.lv l; 'IJ)t

~

'12.

\M.

~o'll..

\1(

l)o..lvt..--..... D4l-, 1..: .r:.a 'Dctk. t.: ~

J1to

1%

N"' v J ,J

f._ AU-c""'

I~ ~N r-'t1 ~ ,AJo -....; 1\.'

.w

•Ja

lr ~

'

6..

=Belum memuaskan: belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

~.4 ~

~/ ~ ~

•4j,,

~~IJ J 12 Vk. '0 a.k1 .

I .J

.

......,..,.,~

·~

.....

c:-~c ~J ~ --<·'~~

-~~:.:~;..~

:tfi::

~\-~!{;

~~-,:~~;:...

t.~·:..-?.!i'~~m

I ~~r!lf"~~ l

M"""'· v..

r, ~~ ~ -r,~~

... ·-

~!6.":0>'"'~'f;

~

[A1j l-~ G >":~ PI

t._>o.:::).-t.":~-·

ti;W-{"''1!

mi.~.,.,,,~:*"

q 41 t, ~C f-

~'"~~;i --··~

~~I I /"l \11..< ho.. ~lAc. t~.k~ ...S IR A-'v..A ...... &t: ~ N~. ~tK li '\\ b.rV"' kv:'.D ''!.. /1'2 VL<, {)"" h,.~~ j(./1/12 \1 K 1> "'h ~ (/\ ~- M.(. f'Jh~ R A~ ·~lb. vk ~Cl.h.~4 ~~£ I~ A~w. ~- ,.t, £ 'B 11-tm,+l....l.c-t.. 'o/.,, •.l- V\1.. :Do..~ lA 01

~"u

I

1

Va.

'R

! - ~ U""'

,,

-~-~-·'4',t~~;l~~

•ltv>''2.

~:r-;UJ ''l vv.. ~ WbR ex: t\1(J. t--1 P:.. Awv-n, \<.A) . c..O , 12. 'If\( b6o-kk"' l9ft.o'n Vk. ba..k~o B'-'.~11. ~ lpq llllJ\v. l8_k 'n. Vlt l>ttW" P.u~ NJ ti · p,_ At.trw-. 'IJ, I /1. Vi.t Q c.k~ q.. . 2>~ t.N fl. 'P.t Ab.nv-. 1 12 I\Jl.< 0 tA.. h. £,:. ,. L~ N" B 1>. At.u _, b."N(A '\), A'trx"ry'"\ ')u 'IJ.. Vk. 0 o.,W\,.' o,J _, 't'l.. \M.. 0 ... hilA 0 [l;,. 1\J'I. ~ A~ P,JN

If~~ ,.:~.-

lf::t~~;-;

~liP

rJA

).J.'

·.-:.·.. ___,,_a::u

(.

~c...hL

'(JJltl-

If

~~....... Ll

.....

*) + =Memuaskan: melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 0

.- •.

01.

J

12

;,.1':: ""J.':;';;·:...

-

~ ~ (~ ~

v~

~>

~

\>~
~'W

1t-Jt~

'Pj

Jml

Aktivitas

Jnisial

Tgl

Dx. Medis

Tempat

Klien

~% '12

Perawatan BBL

llo/_q_

normal

{I .t

;,.~ 1 11rnl::J h

4s

lrr~ M, .~ r~ ~~ lJ~t k f~

47

~~ .!iv D P,

so

I~ ~:r

44

" t

1

Yu.

'11..

Tingkat

Paraf

Kemahiran *)

Fi1ksi

V\( . VcJnj• _(l_

v'\(. D o.,(,.,U

I

f,L

VlA . tk-~k ~y.{.

n "'~·

Cll

(;



i

VK.. no..kL.·,..

'/u' ·~ Yt<. Da.~L: ""

'P.

j

*) + = Memuaskan: melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 0 = Belum memuaskan: belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis

fo~us Of lntu.cst. ' w Cl..kh tyn 2.. n~ . 'Tho; b c.h 3. ~ . w;h a..r~ ,. t-.1~.

it--~· .Sis\.Vi f). ~- 0...-, oz.i 0. h b.~. w\~cu~

z

:J

a· 11:J·

I

···='='~.,.

~ . ·::,:r::

L

t -·· :; \

'

7,

O'i' '

A~~ l-ietrtCLt.c.' Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

yj,(._- , '

1\

L../

cl"

0 1'\-

A\..: ;;.. .,._ .-tl;:

==-

·ell-- r---

'";~ ~ ~ · I~ (?A~-

~SU

Aktivitas

Jml

Perawatan BBL

1

resiko tinggi

2

BF.K 1-\S.l

Dx. Medis

Paraf

3

4 5

FOCUS

OF INTEREST

Aktivitas

lnisial

Jml

Dx. Medis

Tgl

Tempat

Klien Kasus kelolaan

1

IWu. \Mhnrtc c?J -r,. tt33-~~.ffe> 1~ '•:2 J

karya ilmiah akhir

'Ul=.D

2

0 IH14· ... wtl.b.nvn "1~H31

3

~.Thoiboh ~PoJ-t..o Po.stdotL , ~

4

....~~.~~~i

5

N\f. 1oV'll;cia~ G~ v~ 11'51 '

6

...

bt Po 'i.d1 ,

pe..s Pes

-o/10 1 1l

'M Qa.l,..,li (1. v~

OGLl...~o

?,t{o'J~ VI.( o~L.vL..:"'

o/110 '•·2

\1\.<. o~k~"'

ASm(l. '{.tO 'I:7, . ~ Ottk.l..: ... 1~. Ani~" GsV~A. H2D A~ r~'ll. Vk OCl-wt.: I~ 'IJ. wo~·d" Harto-t: G.3 P,. AojH.uo 'PES (14

1

7

Tingkat

Paraf

Kemahiran *)

saksi

\h tai, r

lL \tii~

'rt. i~\..

~~

tt. ~.d~

)JfA

ra-t t~Q ~vr Tt

I \

r\1~

~ I':J

I"' II "'"'{"

\h fil.-~

Tc. \.;\; ~

~- ' 'A'""o

it. ... i,..dc.

"'.

8

N~. Li.scla G~ P. A-~~ffi::~ 1%a 'R /

9

10

IN\1· Ni q-t,; 6~~Av.Jat.M~

.a~ . ij

, ll .

~

V\(

~~ ~--....

Da..h.t.:o.

-RA·~to.~

D4t~L: .....

J

v

/

I

tli'~~~..C~wat~~~-'=1.;-"'-•

I

IUJJ1~NG

~~;,L~1 ~ ~,- f r~ ~ .1!

~ ';}·:::;,,. i;l t : : , #i:~ . •'

it " il

;:<£L; , ¥.\

~"-

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS LEMBAR BIMBINGAN MAHASISWA Nama Mahasiswa:

.0.9.6.0...:...............

Aktivitas

NPM:

Jml

.J~.?.~Z1.g.~-~-~--

B~.k.~~:.................

RS: •.•

Tgl

Nama

Tern pat

mahasiswa

'· l(qtks~ u

j\/

S~n

)..

2~

~t.vna.s fH7QOn t:r G

RlV'Y!v ••: .kc;.a_)nrt p'l(

3.

P!1 .1!'

saksi

<:!1J)J--. ., . . .

v~t-

R.suu

o·, \"

Paraf

\.<...o.t..e.

·.(,

(1da nu..-.)

\?.,~~()..~·

~ ~-

(\

( A~b;d)l·

S't.

'Po!'.-t

~ 12

•. Ro. ry', t-. o.

h.~t

l-

1

Tingkat kemahiran *)

.. 1TV

Ltd:o "1 0' \,

fY



-

"'13-is~tltt J.1~~ • -~\:),/. U"ltlf) ~-i.l to U.c Pif (l.l)u $ ,J

I

?Gn-1 o\ ~ on
l

Ca~

1..

? txYl

01

'l..

J

l.

Ju~

1.

_1/1 '(}\

1 12

"""

kot.o.

Rsuo

....,

~ko~ 1-

_cf1 ~-

S OY\O.Rn

J

Lh.~

•Y,

I
(A~bidA\~

J

I

~

.... l}l¢11\ '

~

rat()v\~"') I

/\

P.

I£ ( lJ tAIIr\ Po~t, fo-rt ( l..(L cul_ "to iot,_, An""! t1 X ;

.... _1

.I

2.,

I ~t. A.b'\.. I

~

''~

ht t-.. I~ JJik. b,'ol _!_LIIl. KhQ(""~ ( tvlOI) Zw 1._

lt1A~u V Y\.SUO kbt.6.

~Mta~·

J

/

/ 17 7A-'

?t.~~~ : ,,., 01h V"""' (Ak.n tZt Psr

\\< I, , \f I

n. tl

./

A~\~

lb\J lnpo.rit

~n'!t~(/'\ '"'

~(£{' ~ C't CAn 1n, (v.s

- \ r

J

CAft"\ ~

~<-- rel="nofollow">

..

, . N{AM..l o..nc.. 4J· It Ak.PU ~a.k lfJj ll'h "

~ Hvt..s(,ldo.)

w..

P..so.D

lwt.~. ~t~S1'

IYJ

*) + =Memuaskan: melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 0

=Belum memuaskan: belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

-~

A> rl-t__g. ·

II

PROGRAM NERS SPESIAUS KEPERAWATAN MATERNITAS LEMBAR BIMBINGAN MAHASISWA

\'!.\~!..~...............

Nama Mahasiswa: ..• Aktivitas

'\{~C\ lt1 -~; ~ 'lou I

'

~~

.

NPM:

Jml

J~.'?.~l.~-~--~.?.1 Tgl

Nama

~.~~£.~.~--··············

RS: ..•

mahasiswa

3

,ttl 11 ?ot h. . A~ 1

II. Tria< ~ .s<W-~-

.

I~ L'I; ~ djl@..

Tingkat

Paraf

kemahiran *)

saksi

Tern pat

~~-

\'2..5uD

<.:, <

P>t.-kD.~'

j

·---

~

Pctsar

-+

!ak,.;.,...,._ ~ \1 k:' B(. kc, .r. ' 2. • A\JU S; n1. IDYfl. ~~ 3· L; '~ (.,

·,c

·~,.,;'

; .

;d~

,' -i

' .f

~ ·.'·

~

·--.·--·-·-····'~···

l.

J..l...ukn...c.n

~:\-"

"Ak bi J

Thomrin + A~Rr~

.,

.

'

*) + = Memuaskan: melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 0

= Belum memuaskan: bel urn melakukan Jangkah/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

'-.J

/

i"

i..

_·:.:.,:

Jl

lntL"r:

i

,:.1:•:

~0

\\J'V'

~ ··!.

-r ., .

f<J,o)

0 b.!Uv Ct ~·

\\r\ \_\(

~.!,?

•.

~· M~<'.....J Akr-Y\Q.-

.~"

l-t~0

k-eto.

/

..NIUWL "

,.,

--

JADWAL DINAS RESIDEN KEPERAWATAN MATERNITAS

...

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAr~ MATIERNITAS FIK Ul ......

PUSKESMAS PASAR MINGGU NAMA MAHASISWA

INOVASI PKM

KETERANGAN:

Ill: Outdor

Mengetahui,

r:epok, Februari 2013 Menyetujui,

PKM : Dinas Puskesmas

NB: Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan kontrak antara mahasiswa, supervisor dan keluarga

'>"

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

t



DAFTAR HADIR MAHASISWA ·: PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN.MATERNJTAS FIK UIDJ PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU Nam;:J Mahasi~a: ..J:':1.g,.r._!_g_J~:..S~

NPM: ..~J..1_'f!.f?..'B.1.

...

..N...

RUANGAN/

NO

TANGGAL

TEMPAT

3

4

wtl wi1

~ w /o (\{).J-110

6

w i. L R w lO~ L Rl.J

9

IAJ~ l

5

Lo

1.0

R W VO ·

JAM

DATANG

l-i}'ca. ~ 1 /o'!J.. :1:tj 0 :t

"13_ 1

1_.3

I

l2,

'-·Yo.t , 1; 1.,]J 0.2 '-~

o8 oo

"8

00

0 8 00

PARAF PULANG

16

17°J

17 {} J

a8 °

1'-J

o&

I]

0

oil

oo

co

0

"

MAHASISWA

j't\L·_ AI'I. --"~ \\\£-l\r- 1\~ ·'

.'\\~

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

'\\\('-

}

,.

KARU/SAKSI

~ J'

~ ~

Ev

I

~

l-'f

1

Jamiat Amir Hudaya, SE,MM

" RENCANA KEGIATAN PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS BERBASIS KOMUNITAS DI KELURAHAN PEJATEN TIMUR

1 I a. b. c. d. 2 I a. b. c. d. 3 I a. b. c.

Pengenalan wilayah Identiflkasi data wnurn Identifikasi masalah kesehatan perempuan Identiflkasi 15 keluar!:!a binaan Analisa data. Perumusan masalah Pembuatan proposal proyek inovasi. Pen!:!kaiian keluanza binaan Presentasi proposal Supervisi keluarga binaan. Revisi Planing Of Action

4 I a. b. 5 I a. b. 6 I a. b.

Implementasi proyek Kelolaan kasus Evaluasi Presentasi kasus Penyelesaian laporan Perpisahan

d. -

.

. .

c. Pembagian wilayah di kelurahan Pejaten Timur 1. Eka Riyanti : RW 3 2. Elvia Metti : RW 5 3. Isty'aroh : RW 6 4. Sri Dewi : RW 7

5. Ika Widi Astuti : RW 8 6. Sabi'ah Khairi : RW 9 7. M.M Setyaningsih : RW 10

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul PENGALAMAN KLINIK.l<EPERAWATAN MATERNITAS BERBASJS KOMUNITAS ~;:::

M~i.J;t...bl...$.~~....

Nama Mahasiswa: .•

NPM:

ID.Q§.J!:t,./!.b..&.1..

W.. . .P.~.~~----~

PUSKESMAS: •..

UNIT RAWAT JALAN Aktivitas

Jml

lnisial

Dx.Medis

Tgl

Tempat

saksi

Klien Melakukan

1

antenatalcare

2

Paraf

J

3 4

5 Pelayanan

1

Keluarga Berencana

3

4/;., 1 l1

tv\.!. Lu

PK..H

w.

j,J

I~

Y

Vf IJ

41~.5 5 Perawatan

1

Ruor A}b..zs

masalah ginekblogis

3

.J

...J

4 5 Perawatan kasus-kasus

1 2

kesehatan

3

perempuan

4

5

----

~

------ ------ --------- -----

UNIT KAMAR BERSALIN DAN RAWAT INAP Aktivitas

Jml

lnisial Klien

Perawatan kasus

1

intranatal normal

2

~

3 4

5

~

Dx.Medis

Tempat

Tgl

Paraf

-------------- --- ---- -----

saksi

~

~

r---_

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

--- ~-

-

Aktivitas

Jml

lnisial

Dx. Medis

Tgl

Tempat

Paraf

Klien Perawatan

1

postpartum

2

normal

3

saksi ~-

~---- r-----_ ~

4 5 Perawatan

1

bayi baru lahir

2

normal

3

/

4 5

/

/

v

/

v

><

~ :--

/

/

~

------

v

~ I

KEPERAWATAN KELUARGADAlAM KONTEKS MATERNITAS Aktivitas

Askep Keluarga

Jml

lnisial

Dx. Keperawatan

Klien/klg

Utama

Tgl

Tern pat

Paraf

%'l?»

1

J

:Lj

~IJ

3

y -t FAI'1

./

I

t!J

,,

15('..2 'I

2_5h 1B



7

J 9

10 11

12)

/t, ~

12

~

I, .J ,

13

14 15

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

Aktivitas

Supervisi

Jml

1

lnisial

Ox. Keperawatan

Klien/klg

Utama

tJI.I_,f

N
-\-

.St-x Au..r OSc;.tJ

Tgl

Tempat

Paraf saksi

i~, .3 ~6

RT II RlvJ ID

I>

op

....J

Keluarga

2

Presentasi kasus

1

N\f. E

~pa.u..s l. -t Su Av..r osal

~~o ~~~

Fl k R.it o3

Dx.Medis

Tgl

Tempat

~

~

"'

J

LAIN-LAIN

I

Aktivitas

Jml

lnisial Klien

~~~ 6

Paraf saksi

~II).

PKl--1

\/1

..

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROGRAM NERS SPESIAUS KEPERAWATAN MATERNITAS LEMBAR SUPERVISI Nama Mahasiswa: NO

.M.q.r.!~~..J:~1:.L~.....

NPM:

KEGIATAN

TANGGAL

\- f5 -).,

~

I

.~rl?.674t.'&./;/B..j.... es: ..f.>ud~~!.~.!:!29.~ .....k.~l P~a. ~ Tu-:,

i!J

'P<2.Vl-:J u-o..h Clrv 3 ~-a-'@ ~u.pv-vi ~· t.or; l<. "

.l.t

TID RESIDEN

t 9 - ;t - I /?J

r.t.,.(" 1M- :. 'Pt""Dpo.sa/

2 -~ - r {2. p~~ o..p ~ Pcz.LQ..~~

0 ·~-'.3 ~I 13 FP---l ~t.:..~~ ,b \~-.3 ... .1\3 ~~Vl~-

7 :tl.-

"'?J -

It

8 J.7 -?J - I 13

kJ
Pv{0Vl~ ~ PLn..v- ~a.- ?~'-t.J..-- ~ ~~~Cv.\ '

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

l.I.A" /

B YaL:

TTD SUPERVISOR

PROGRAM NERS SPESJALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 0

LEMBAR SUPERVISI Nama Mahasiswa: .t!.t1.:.~.~~:. NPM: .\fl.Q§.'Z~-~.6..&.!4, PUSKESMAS/RS: •.\sY.Lf.V.O.tw.l~mJ.¥-.f?> "-J11NI t "'j~h:··· t· T.



NO

l.

TANGGAL 15'- 2.- 'I~

t9-

;t. ~-~~

3 .1..1 - :t • '1.3

KEGJATAN Orj

tn t.o. ~

ptnju-c::\.h

c...""

51..--y:H.rv·; ~- l:.o~,k pro;.

~ ~ -.3 ·'t3 fv~o.;... fJq,.u:tc.v'\. s 1v-.3 -'1?> R. La.wo.tv; K\.\ r<

, I

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

k

JADWAL DINAS MAHASISWA RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS F IK UI Nama Mahasiswa

Menyetujui,

~

Ns. Desrinah Harahap, 'M. K'ep., Sp. Mat Mengetahui,

Dra.Se

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR HADIR MAHASISWA PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul Dl RUMAH SAKIT DR CJPTO MANGUNKUSU~O • wa·..Mlliin M. 5:1V · l:.t..-;•••':1 ••••••••••••••••••••••••••••••• N ama Ma h as1s NO

RUANGAN/

TANGGAl

J

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK Ul CATATAN PENGALAMAN KLINIK 01 RS Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

Nama Mahasiswa: ..f:1.9r.!.cL~1:.J.t~.q~qs;

h

NPM:

JQrieJ.1_.~~-~1...

UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSAUN

Aktivitas Perawatan prenatal

lnisial Klien

Jml

tV4 w'

1

tv\JJ. E N~. H

2

risti

3

tJlJ. H

4

5 Perawatan

1

..pranatal normal/

2

risti

3

NU·

\\1\) . 1"1 .

Perawatan b'ayi baru Jahir normal/risti

Perawatan kasus abortus

5 1 2 3 4

5 1 2 3 4

N~. \J N~. H

.

!

,,,

C:. ~ H ~£\ -.o4o "Aeiti -t f'Y'.40rn" ~"'I~ G'l H:»-~ 'P"c&...'l.dV.,onc..C"~ .:.~~lbf~

LP Ia cer>t,.. P. lot .,_\-,s-tG CJ/.f

BA

h

I

I

13

'11

<01 -t lttV+~!';.~ttk.Jl.: Mj~ 1 1'? G1:t. 't {"\antra. """'k s,· d,ol • . <J(4 113 Gi. t ~,(on-lraJt~··a·,...,;

·~~ /_~. j 1..c..t.vtJ.S ~~-MU L-M 1 c tt.ric.

~

R..2IO

Paraf saksi

.t>

P... Ac....t lbl> L.?. I\. Ac..u t l6D L~

~/ll~

~v-u~·

A tut. i6D l3. ~- 1\ wt ' 6 p\. ~ R. 'J...IO "' ~o!J<j Gcb 'R. .10 9 ~

m

:J..f
R.

.2t~

3 h '1~

R.

~l!t I',.

R. lt4 Q

t

lO.

b

c _

'160L3

n~.sv'lt;,o

komplikasi/ kegawatan

3

persalinan

4

1\j(

5

kk .s

(2..

~st. 'Partv......, Hr

ad.z.(

l_,

1'-''t_~~

""

W_;

Perawatan klien

Jml

postpartum

2 3

bK

a

P..a.l2»

\)elo;l-!..

f:.

"'

~,a

post SC

2

Tgl

Ox. Medis

3

4

5

6. ].

., t;.., .. MKeb

~:;: ~or>-t SL ~rkt-J. lJEB.Htljf'. 'bh J13 f.\. Ekl ~b~ D ''I 7 8~•m 1 1r1 ~~~ (l.. o~Sv' l(6() L3 f(Q~li.-~OI'Mn Pla<.rotcull VLt '!3 ~~-- J~nl~·t..-ar.' VCAC. 2.'h '/3 (t. l
5 1

'J---

' \ . , VUh ~I>.·

~tiG-

4 Perawatan klien

~

{\

L, PE13 'l./4 ''3

1

normal

~

~-\'4

UNIT RAWAT INAP

Aktivitas

.....

~.P£/J

./

"-11.1 . f.-\ N~. l.R ~~'~". :N~

~

L

lq\-4{)0ulJ

. R ct>sv-AwtlbD a...

II\I1J ~

Zo-ro HI(

~o-b;.

R. Awt

""t~Jo"t.-

PLQfl- lrl t.o;-2 " I'"~~ ~-

W).. l!>ou.'

lt.

,

AJ

~ . Z0.9 :~

\f . )

L,C.DV f J ~ ~,·. -\ .

1~.

R. ll\

2>1. rvs

Tempat

'ILj'l?>

&/.~ L lc tlri c..-t lide>h f>C!k 3ft. 11?> n;'" 1• i0-4. R A!iclir)(; a ~u-a.-t. ~k'n l1ji_, I I) -rjl_s ~~L ~- f _ · ~mo.~on YY\A.IcL:.tltlh~ ..... 1%113 Nu.S . G~ Ab in.-.~ j ~"!. . I~~ l\1-\i. "( ~h: ~ flo. A\., ' ..... ..: 1-B YfWl .l.'!>h. 'IJ ·G~r. 2>.0 H. 10 Mt\J ·~1,4.-t3 H

5 1 2

Perawatan kasus

G~PoA ,t-l.;c,_~l fll~QI<.{' Hf"'!ll~ lb-.?.Hn ~-t ., ~r;.~ lf:.J4. '•3

Jut GT .. PEe

~l~. t-..1

4

Tgl

631! H2_b,Twit"', fM-1 h'tcl 22f.tc '•3

I.

\-1~,

Ox. Medis

Pt ,Pos-t SC:. • ... 't

s _...c. + ~ l

?,t, fos'< <J"o.,..,.....

o•~o

1vod. t..

r r.Jt'

u..la- l6J.

!:(.. /J\Q.I
~

'I~

:lb/.

4 '13

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Tempat

Paraf

UNIT GINEKOLOG! Aktivitas

Jml

lnisial

Dx. Medis

Tempat

Tgl .

Paraf

Klien Perawatan klien

1

dengan masalah

2

ginekologis

3 4

5

6 7

8 9

FOCUST OF INTEREST Aktivitas

Perawatan klien kasus KJA:C\.4,

llS C.~

VtL- S. t.J~.L·

N~. Ml\ 1\.1~

'(

·Ni:•N .._,~

,F

m".~ R\ iJ~.... I

IP. \~.

~ .w

Jml

lnisial Klien

1

2 3

PoH .Dt:> \<ET

9/l.j 13 NO P -r Asiu.5 (.,01~ ) :0 Gl. + p~.i:LemJsrr.. ~/L., ,, ?J Auf ~~1/~f\C..s~C\ 1

trt\K'~


\.

·tP ~s; ~ ..et '2f~ 'I:} wvi"l( Gr o.b+An~; tbA , 1 ~

'Po'• niDrG~~..

T.r auWl a' \(,1\va

C (l,. "·, i -t~ 1f·v; . "' . : "; .:;. urv-c;:. PE:r•~ G\..

~~

)C

tYIIL O.S

St.

Dx. Medis '-'l r,A.,I
I~,IUF.D

s.. ,:e

~\J.os \-.r kc. 3

6,:Po •H 2 1n~oqJ l...j chop (otta/ I

l\4.T ...

.

~~'" ·~ l.]Jt. 'o VJ/4 ~;f3 ll./!1- , , ~

Tgl

'1\, au t=o, o..-"~wro~ o jr<Wi.r

rk{ N

''I~ 'n A 'I?>

.L(.

lii/.t;" /13

_(!...c.. \L
Nu.n

' ! rel="nofollow">

'l/'-1

Mola.Hida-t. Jc~a l-lu."l\14. lj Ca Cu~" Gr 3\,

"'~.

r:Q\ . . ,-,;

10

sak!ji

~4t;;, 'I& •

.t%

'13

l~.... 'H

R2.J1 fl~'\ R."1. o~ rJz(>~ B R. 2.0~ &

r. . .RC>9

(£lfiur< ~

Gf

_a. .l.J I v P,. a.U-4t 160/CJnt(.,i l)

~~ 1\.--t

~'r!

\~

1::>·

!It. Ct Lui: I C.

tJ,.Jv

L. ~

......

-~ ~ ~ ~ I~

P. • .Q.~., Onko ~ ·,'00~ t\. ob s.t (M.k,u_ .l.~r-1~· ;.),l" It Stt>~ ,. lt9"67~ s

.., -

P.b~ ..x;,Of~~cotyf

>

F.,.~~~ R,.lr Tern pat

R.. k.o~tr l

~ 1 &9

'll. s~p.si .s t 3 16.i>

R. ACM·t

.J.J

1'---

~

~

Paraf saksi

~\)ewt.

!~·

~-ot~~ ~

4

5

·G 7

LAIN-LAIN Aktivitas

Jml

lnisial

Tgl

Dx.Medis

Tern pat

sak$i

Klien

AM-t..u,'"' Co~

=

··--

-~*-os

5

t.Jj

"(,$,

PMfaf

#.)

C.o. CAJ'VI.l.:

r, \C.

~·-·

~r

·--

...

'-1 ~. 4

-

'1.5'} 3I.;

rt un;tf.iw.~ i l)(l.J T I

~'I; fli

...

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

~-

..

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET)

ONKOLOGJ Aktivitas

Jml

Jnisial

Dx.Medis

Tgl

Tempat

Klien t.

Paraf

Kemahiran *)

saksi

Nv M

5 N~.T 6- N~- R

7 1\1~- -r 8 IN~ ..J.u 7 N~. So j

Tingkat

'f"'b( llo IIUJI Wohun~l

~ ~vi..-3b+ Nt-t ~Is ''J R- )J-9 E ';~ fuvi-c 31,_,. N" t '%- I ( ~ It :t"l_j f

J, Skep

MP: 19580115198: 032002

1ti. A

llwi

'-'.~.

kep

: 19580115198303 002

11.

it& A

;;4

INII. R ~,

~- Dwi Watrvuniali ~kep

n ~-N

IP: 1958011519830 2002

~- llwi~ni:oti

kep

P: 19580115198303 002

~ cJva rc.n... .3 J & ~1/lx o '

It l. Lq D

R. a.tq ~ Kal\·at Inap Terpadu

J&fo

lantai 2 Zona A Onkologi Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET)

POLIKLINIK Aktivitas

Jml

Ox. Medis

Jnisial

Tgl

Tempat

Klien )

;. j ..

tJ". R. 1~\\J· ~

iV\A .

-v.i

I

4.

s

, ·y 1\11. 5

Iv.ll.

& til,.N 7 ~- T ~ k tJ~. E J

"'"

' IM1. s

-

t\4

L()

v M,.

h I~ y

·~ tl,

. ~ ~-S '{\/l

~

1.(

t'-'l

.'A

\h

f\Ju. '(

i3 lU~ r8

C.o..

~vi.'P:a , R.~wr R. . :

rJIJ' J

s

Paraf

Kemahiran *)

saksi

l-'h.r ,,~ · "?,t ttr c..tvt

~~''3 Po~ t.S C.M IPculcws l..Hc.r; a>tr 'l~ Pol; K.S C.H ' ' C'c. C{.,.vj

'r-

)c

2-/s 'o

l

Po~ n~

Pnl .

t-""

Ca fuvi x ' - ,.3 Ca Qvc;t,H 6r 4

.f/5" I

~lj' 113

Poll. IU

~ GJvioc &-4

3A;'o

Pol fl_( Cl\1

e, G..rvl

3/!) II.J Pol\.

'I(

'f"r l J

Ca Cu-vi ..

AI"'W!orh.:. t ~

c4o.

Q

R~Ll\1\

Ct-'1

p

3·t J,.

v

J

R { LM

~ Vlx ·-~ftr2. b

~Li''J Po~ ~.5 t..~

1J5 '~a

1>\'>~ R.sL"t-t

~'1.?~· f \) \i.

(t .5

L\'1

k~rn1 "f'cifs~t :W. S/~;1n 'f\J~ ¥1..2_ vl-i 1 l:..\, ""I cla., OM '-~5'13 Pol. Rs t ~ \«1-v'~ 1/rll"'Nrti d ~~~~ Pb\;. Q ~ e\,. 1 JuJ.,n.J Jn ... Sl E. 7'5 ,,~ R,r YliGN N. 0\-nu l).,., _, ~4- ,,,. P."7t I{J {,(\4 ~~II) Pol: Rs CM NdK

: j

I

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

~JAJ f>."k,<.n lil.

h :a~ 'r~ 'fo~ CU~\J\

c..u-vi " Qr J.,

}

T

Tingkat

.I

J

C•

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN KASUS

PENERAPAN MODEL KEPERAWATAN "NEED FOR HELP" DAN TEORI LOSS & GRIEF PADA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA PARTUMDENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Matemitas

Oleh: M.M.SETYANINGSIH

1006748684

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERA WATAN MATERNITAS FAKUL TAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

1

APLIKASI MODEL KONSEP "NEED FOR HELP" WIEDENBACH dan TEORI "LOSS and GRIEF" pada ASUHAN KEPERAWATAN terhadap Ny W dengan 03 P2 AO 42 Mgg dan IUFD + PEB di VK R. DAHLIA RSUD BEKASI

1. Tahap 1: Identiiikasi Need for help "Wiedenbach" merupakan penanganan cepat dan tepat dimana pengkajian berfokus kepada enanganan kondisi emerensi (here and now) dengan mempertahankan perilaku caring sehingga pasien merasakan kehadiran perawat sebagai support system di samping keluarga, sehingga pasien merasa lebih baik. a. Pengkajian fisik tanggal24 September 2012 jam 21.00 WIB Data fokus meliputi: 1) Data Subyektif: Ny W (41th), alamat Tangerang Klien mengeluh pusing dan mules sejak kemarin malam tanpa disertai pengeluaran cairan maupun darah lewat vagina. lbu ingin melahirkan tetapi semalam bidan yang merawatnya mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya. Oleh karena itu pagi tadi ibu periksa ke poliklinik dan dinyataakan bayinya meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. lbu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. lbu tidak ingin bayinya mati karena dia ingin memberikan adik kepada anak keduanya. lbu juga mengeluarkan air-air 6 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. HPHT 3 Desember 2011 TP menurut bidan 10/9/2012 UK 42 mgg Riwayat persalinan sebelumnya: lbu selalu melahirkan spontan di rumah bidan, Anak 1 perempuan, 17 tahun, 1995, 3 kg; Anak 2laki2, 10 tahun, 2003,3,1 kg; Hamil ini Riwayat KB: Suntik sejak lahir anak 1 dan spiral sejak klahir anak kedua Riwayat Penyakit Selama Kehamilan: lbu tidak menderita sakit apapun kecuali tekanan darah tinggi diser tai kedua kaki bengkak sejak hamil menginjak bulan

keenam

dengan tensi 1701110 dan selalu mengkonsumsi obat penurun tensi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

dari puskesmas. Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit ibu merasa muka ibu bengk:ak tetapi ibu mengira muka dan matanya bengk:ak karena kurang tidur akibat jualan telur di pasar yang mengharuskan ibu berangk:at kerja jam 1.pagi.

2) Data obyektif: KIU: baik, Kesadaran: composmentis. TTV: Tekanan darah 210/120 mmHg, Nadi 92x/mnt, suhu 36,4° C,. Mata: conjungtiva tidak anemis Muka: oedem.terutama di kedua kelopak mata Pemeriksaan obstetric: TFU 31 em, punggung kiri, letak kepala sudah masuk pintu atas panggul, DJJ (-),His tiap 10 menit 1-2 x 30" kuat. Kaki: refleks patella positif, kedua tungkai oedem , ada varises. Pemeriksaan Dalam: pembukaan 3 em, portio tebal lunak, ketuban (-), GH 1. Pemeriksaan laboratorium: Hb 9,9 gr%,

albumin 2,45, globulin 4,85,

protein uri + 3. Hasil USG: IUFD

b. Pengkajian Psikologis 1) Data Subyektif: Ibu ingin melahirkan dan sudah mengeluarkan air-air tetapi ibu sedih dikatakan bahwa anaknya sudah mati. Ibu dan anak kedua menolak bahwa janinnya sudah tak ada Suami mengatakan sudah tahu dan bisa menerima bahwa janinnya tidak ada sejak diberitahu bidan bahwa djj tidak ada. Ibu mengatakan sedih melihat anak keduanya menangis karena dia ingin adik. 2) Data Obyektif Ibu tampak menangis dan membantah bahwa anaknya sudah mati Suami tampak menghibur dan mengelus isterinya Anak kedua tampakmenangis sambil memeluk bapaknya.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3

TTV: Tekanan darah 210/120 mmHg, Nadi 92x/mnt, suhu 36,4° C,. Pemeriksaan Dalam: pembukaan 3 em, portio teballunak, ketuban (-), GH 1. Pemeriksaan laboratorium: Hb 9,9 gr%,

albumin 2,45, globulin

4,85, protein uri+ 3. Hasil USG: IUFD

2. Tahap 2 Ministration: Menegakkan diagnose keperawatan, menyusun intervensi, menetapkan tujuan, dan melakukan implementasi.

a. Diagnose Keperawatan (A) yang muncul adalah: 1) Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol 2) Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD

b. Perencanaan Keperawatan (P) (Menetapkan tujuan keperawatan dan rencana tindakan keperawatan) Tujuan keperawatan pada kasus IUFD dengan PEB a) Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Tujuan: perfusi jaringan beijalan lancar dan optimal selama proses persalinan dan nifas. Intervensi: 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi input dan output pasien 3. Perhatikan keluhan pasien 4. Observasi kemajuan persalinan dan kondisi pasien 5. Memberikan lingkungan yang tenang dan kondusif, tenang dan nyaman 6. Kolaborasi pemeriksaan: Lab, 7. Kolaborasi: penatalaksanaan PEB dan persalinan dengan IUFD 8. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

4

9. Menyiapkan inform consent

3) Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD Tujun: Tidak terjadi injury maternal (perdarahan postpartum) selama proses persalinan dan nifas. 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi dan perhatikan keluhan pasien 3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman 4. Jelaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan PEB dan IUFD 5. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 6. Kaji kemajuan persalinan 7. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB 8. Kolaborasi penanganan PEB dan IUFD 9. Lakukan

observasi

ketat

atas

prosedur tindakan

kolaborasi

penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD.

c. Implementasi Keperawatan (I) 1. Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Implementasi yang dilakukan adalah: Perawat melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, nadi, Melakukan kolaborasi untuk penanganan PEB dengan pemasangan terapi cairan dan pemberian 10 gram Mg S04 per drip dalam RL 500 cc dengan tetesan 17 tetes/menit, nifedipin 3xl 0 mg, Melakukan pencegahan kejang dengan menyiapkan 0 2 dan nasal

canule, tauge spate!, Melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium (darah lengkap: Hb, PCV, leukosit, trombosit, SOOT, SGPT, proteinuria), Mengobservasi dan memperhatikan keluhan ibu seperti: kepala pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati),

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

5

Mengobservasi input dan output ibu (cairan yang masuk dan intake per oral yang masuk serta jumlah urine yang keluar baik jumlah, wama), Melakukan observasi kemajuan persalinan meliputi kontraksi uterus, pembukaaan, penipisan, ketuban, penurunan bagian terdahulu, pengeluaran pervaginam. Perawat juga memberikan lingkungan yang kondusif untuk ibu dan keluarga dengan memberikan kesempatan kepada keluarga dan orang terdekat untuk mendampingi ibu, Menyediakan diri sendiri sebagai support system bagi ibu dengan mengajak ibu untuk selalu bersyukur atas anugerah dalam bentuk apapun yang diberikan Tuhan kepada kita karena masing-masing orang pasti memiliki permasalahan dalam kehidupan. Perawat menjelaskan kondisi ibu serta mengajak tenaga kesehatan yang ada untuk menjadi support sistem bagi ibu.

2. Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB daniUFD Implementasi yang dilakukan meliputi: Mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; Mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; Melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer Laktat/Gelafundin/Normal Saline untuk mengantisipasi teijadinya perdarahan; Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penanganan jenasah janin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

6

3. Tahap 3: Validasi, yaitu: evaluasi dan hila perlu replanning a. Dx 1: Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Kala 1 jam 22.00 S: Ibu menyatakan sedih kehilangan anaknya, ibu ingin segera melahirkan dan mengetahui apakah benar anaknya sudah meninggal, ibu merasakan mules seperti ingin bersalin tetapi kesedihannya lebih terasa daripada sakitnya melahirkan, ibu tidak mau ditinggal suaminya. Ibu juga tidak mengeluh pusing atau nyeri ulu hati, atau pandangan kabur. Ibu sudah minum obat penurun tensi. 0: Mata ibu nampak sembab karena menangis dan oedem, ibu selalu memegangi

suaminya, suami tampak menenangkan ibu sembari mengelus kepala istrinya, ibu sudah minum nifedipine 10 mg jam 21.00, tangan kanan ibu terpasang infus RL 500 cc berisi Mg S04 1Ogram 17 tts/menit, hasil evaluasi pemeriksaan: His tiap 10 menit 3 x 30" kuat. Pemeriksaan Dalam: pembukaan 8 em, portio tebal lunak, ketuban (-), GH 2. Tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 90 x/menit. A: Masalah sementara teratasi, ibu memasuki kala I fase aktif P:

Pertahankan tindakan sebelumnya, cek persiapan pertolongan persalinan beserta obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, ingatkan kembali ibu tentang cara mengejan yang benar, berikan support sistem dan pendampingan kepada ibu secara maksimal.

I: Mempertahankan tindakan keperawatan sebelumnya, melakukan pengecekan kembali persiapan pertolongan persalinan beserta obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, mengingatkan kembali ibu tentang cara mengejan yang benar, memberikan support sistem dan pendampingan kepada ibu. E: Jam 23.00 His tiap 10 menit 3 -4 x 30" kuat, ibu ingin merejan. Tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 90 x/menit.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7

b. Dx 2: Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD

Evaluasi pada Kala 2 jam 23. 00

S: Ibu menyatakan ingin merejan, ibu merasakan mules seperti ingin bersalin 0: Mata ibu nampak sembab karena menangis dan oedem, ibu selalu memegangi suaminya, suami tampak menenangkan ibu sembari mengelus kepala istrinya, ibu sudah minum nifedipine 10 mg jam 09.00, tangan kanan ibu terpasang infus RL 500 cc berisi Mg S04 1Ogram 17 tts/menit, hasil evaluasi pemeriksaan: His tiap 10 menit 3-4 x 30" kuat. Pemeriksaan Dalam: pembukaan lengkap, anus membuka, ibu dipimpin bersalin. A: Masalah tidak teijadi, ibu memasuki kala II P: Pertahankan tindakan sebelumnya, berikan semangat dan support sistem dan pendampingan kepada ibu secara mak:simal, buka alat-alat persalinan dan pimpin persalinan, cek kembali obat-obat untuk mencegah teijadinya perdarahan. I: Mempertahankan tindakan keperawatan sebelumnya, melakukan pengecekan kembali obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, menyuruh ibu mengejan yang benar seperti yang sudah diajarkan, memberikan support sistem dan pendampingan kepada ibu. E: Jam 23.40 lahir bayi laki-laki dalam kondisi meninggal macerasi grade 2, berat 2800 gram dan panjang 50 em, ibu memegangi terus suaminya sambil bertanya apakah benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. Kontrak:si uterus baik, ibu huang air kecil 100 cc, terdapat perdarahan sedikit, tanda-tanda pelepasan placenta belum ada.

Evaluasi Kala 3:

S: Ibu lega meskipun sedih karena sudah mampu melahirkan anaknya meski anaknya meninggal, ibu merasa perutnya mules 0: Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik tampak: uterus menggumpal di tengah abdomen, terdapat penambahan panjang tali pusat saat dilakukan pengecekan dan terdapat pengeluaran darah sedikit-sedikit.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

8

A: masalah sementara tidak tet:jadi, ibu masuk kala 3 P: Pertahankan tindakan sebelumnya dan lahirkan placenta, dan observasi ketat penurunan tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan Gumlah, asal, warna), dan luka perineum, kosongkan kandung kencing, observasi tandatanda vital E: Placenta lahir spontan lengkap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan agak banyak % underpad, perineum utuh. Tekanan darah 1701100 mmHg

Evaluasi Kala 4 jam 24.05 S: Ibu bertanya apakah ari-arinya sudah lahir sus? Kok rasanya saya mengeluarkan darah agak banyakan dibanding menstruasi ya sus? 0: Placenta lahir spontan lengkap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan agak banyak, perineum utuh. Tekanan darah 170/100 mmHg A: Tet:jadi perdarahan pada kala 4 b/d penurunan kontraksi uterus, efek dari preeklamasi. P:

laksanakan rencana tindakan sebelumnya dan masukkan obat-obat penanganan perdarahan post partum dengan segera.

1: Ibu dilakukan massage uterus dan ibu mendapat cytotec 4 tablet per rectal pada kala 4 dan infus RL 500 cc berisi 10 IU oxytosin, dilanjutkan eksplorasi pemeriksaan kemungkinan jaringan placenta tertinggal, observasi tanda-tanda vital. E: Setelah mendapatkan cytotec 4 tablet dan oxytosin drip, kontraksi uterus baik, tidak ada jaringan placenta yang tertinggal, perineum utuh, perdarahan normal, ibu mampu untuk kencing secara spontan. Observasi dilanjutkan dengan pemberian makan dan minum kepada ibu, observasi tanda-tanda vital, keluhan ibu dan observasi penurunan tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan,

pengeluaran ibu

(BAK,

BAB),

kolaborasi

pemeriksaan

laboratorium darah lengkap untuk postpartum. Tekanan darah 170110 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Perawat tetap melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah tiap 15

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9

menit hingga 2 jam post pactum. Observasi dilanjutkan dengan setiap 1 jam sekali hingga 24 jam post pactum. Di samping tanda-tanda vital, perawat juga mengobservasi penurunan fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan, kondisi jalan lahir, kemampuan huang air kecil. Setelah kontraksi ibu baik dan perdarahan normal seperti orang menstruasi dan infus drip oxytosin habis, maka infus ibu diganti dengan RL 500 mg berisi 10 mg Mg S04 17 tetes/menit sampai dengan 24 post pactum . Masalah perdarahan pada kala 4 b/d penurunan kontraksi uterus, efek dari preeklamasi sementara teratasi.

Fase Pemeliharaan

c. Dx 3: Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan S: Ny W (41th), Klien mengeluh pusing dan mules sejak kemarin malam tanpa disertai pengeluaran cairan maupun darah lewat vagina. lbu ingin melahirkan tetapi semalam bidan yang merawatnya mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya. Oleh karena itu pagi tadi ibu periksa ke poliklinik dan dinyatakan bayinya meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. lbu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. Ibu tidak ingin bayinya mati karena dia ingin memberikan adik kepada anak keduanya. lbu juga mengeluarkan air-air 6 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit.. HPHT 3 Desember 2011 TP menurut bidan 10/9/2012 UK 42 mgg. lbu lega meskipun sedih karena sudah mampu melahirkan anaknya meski anaknya meninggal, ibu merasa perutnya mules 0: Jam 23.40 lahir bayi laki-laki dalam kondisi meninggal macerasi grade 2, berat 2800 gram dan panjang 50 em, ibu memegangi terns suaminya sambil bertanya apakah benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90x/menit. A: Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, dalam fase anger dan denial

P:- Jelaskan pada ibu apa yang sedang tetjadi pada dirnya,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

10

- Jelaskan kembali pemeriksaan yang menunjukkan teijadinya IUFD dan minta ibu mengingat kembali apa yang ibu dengarkan dan rasakan serta lihat dengan seksama selama proses persalinan, - Jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan teijadinya kematian j anin dalam rahim. - Jelaskan pada ibu kemungkinan penyebab teijadinya kematian janin dalam rahim, - Berikan pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, - Beri kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, - Ciptakan support sistem dari keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, - Minta pasangar1 lain yang mengalami hal yang sama untuk melakukan sharing observasi tingkat berduka ibu.

- Lakukan observasi tanda-tanda vital dan perawatan untukmasa nifas dengan IUFD 1: -Melakukan pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen,

pasangan dan tenaga kesehatan yang lain. Pengkajian respon berduka yang ditampilkan ibu dan keluarga dan memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal. Apabila respon ibu dan keluarga memungkinkan untuk menerima infmmasi residen menjelaskan pada ibu apa yang sedang teijadi pada ibu, mengingat ibu kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama proses persalinan tadi. Menjelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan teijadinya kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara jantung janin pada pemeriksaan dengan doppler. Melanjutkan dengan memberikan informasi pada ibu kemungkinan penyebab teijadinya kematian janin dalam rahim. Perawat tetap mempertahankan pemberian pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik. Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong jenasah

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

11

anaknya.

Melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah,

nadi dan suhu, serta melakukan perawatan masa nifas dengan penekanan pada prsonal higiene, pembebatan payudara dengan menggunakan bebat, mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang sudah diberikan sebelumnya. E: Pak, segera bawa pulang anaknya dan makamkan, jangan lupa untuk selalu kirim doa buat anak kita ya pak. Ibu masuk dalam fase depresi

Dx 3: Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal.

S: Ny W (41th), Klien mengeluh pusing dan mules sejak kemarin malam tanpa disertai pengeluaran cairan maupun darah lewat vagina. Ibu ingin melahirkan tetapi semalam bidan yang merawatnya mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya. Oleh karena itu pagi tadi ibu periksa ke poliklinik dan dinyataakan bayinya meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. Ibu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. Ibu tidak ingin bayinya mati karena dia ingin memberikan adik kepada anak keduanya. Ibu juga mengeluarkan air-air 6 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit.. HPHT 3 Desember 2011 TP menurut bidan 10/9/2012 UK 42 mgg. Ibu lega meskipun sedih karena sudah mampu melahirkan anaknya meski anaknya meninggal,

ibu merasa perutnya mules, ibu menanyakan

apakah penyebab kematian anaknya padahal ibu rajin memeriksakan kandungannya dan rajin minum obat yang diberikan untuk menurunkan tensinya. 0: Jam 23.40 lahir bayi laki-laki dalam kondisi meninggal macerasi grade 2,

berat 2800 gram dan panjang 50 em, ibu memegangi terns suaminya sambil bertanya apakah benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. A: Kecemasan ibu berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

12

P: La..lrukan kajian atas kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya, Kesiapan dan kemampuan ibu dan keluarga dalam menerima informasi, Pemberian informasi tentang efek emosi dan fisik jangka pendek dan panjang dari berduka, tentang kemungkinan terjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami, melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan, pemberian dukungan kepada ibu dan keluarga, ajak keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu. 1: Mengkaji kesiapan ibu dan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan oleh perawat. Kondisi saat ini ibu masih dalam tahap menolak dan marah atas kematian janinnya tetapi ibu dan keluarga selalu menanyakan apa penyebab kematian janinnya? Oleh karena itu perawat merasa perlu untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kemungkinan terjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami. Tindakan ini dilanjutkan dengan mengkaji kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya. Melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan dengan tetap memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga serta meminta kepada keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu. E: Kemungkinan yang menyebabkan anak saya mati karena terlalu lama di kandungan ya sus?, usia saya yang terlalu tua, dan tekanan darah tinggi saya ya sus? Kalau begitu saya tidak usah punya anak lagi sus daripada anak saya meninggallagi.

Evaluasi Post Partum Hari Pertama

s

Ibu pusing, semalam belum bisa tidur karena kepikiran kenapa dia harus kehilangan anaknya. Ibu berusaha pasrah tapi apabila mendengar tangis bayi maka ibu segera terbangun

0

Ibu nampak tidak anemis, conjungtiva merah (tidak anemis), Hb 9,8 gr %, Tekanan darah

ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, mengeluh

pusing, jumlah urine dalam sehari 1500 cc kecoklatan seperti teh encer,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

13

masih terpasang infus RL 500 cc herisi Mg S04 10 gram 17 tts/menit :fles kedua, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ihu haik, lochea ruhra, tidak herhau. A

Gangguan perfusi jaringan herhuhungan dengan spasme arterial akihat preeklamsia sementara teratasi

p

Pertahankan tindakan sehelumnya, ajarkan ihu untuk menjaga personal higiene, hila ada kamar kosong pindahkan ihu ke kamar kosong agar terpisah dengan ihu yang ada bayinya..

I

Mempertahankan tindakan sehelumnya, dan mengingatkan ihu untuk rajin menjaga kehersihan tuhuh terutama daerah kewanitaan dengan cebok yang hersih dan ganti pemhalut hila pemhalut dirasa penuh

E

Ibu nampak tidak anemis, conjungtiva merah (tidak anemis), Hb 9,8 gr %, Tekanan darah

ihu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ihu tidak

mengeluh pusing, jumlah urine dalam sehari 1500 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dihawah pusat, kontraksi uterus ihu haik, lochea ruhra, tidak herhau.

S

Ibu pusing, semalam helum hisa tidur karena kepikiran kenapa dia harus kehilangan anaknya. Ibu berusaha pasrah tapi apahila mendengar tangis hayi maka ihu segera terhangun

0

Ibu nampak tidak anemis, conjungtiva merah (tidak anemis), Hb 9,8 gr %, Tekanan darah ihu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, mengeluh pusing, jumlah urine dalam sehari 1500 cc kecoklatan seperti teh encer, masih terpasang infus RL 500 cc herisi Mg S04 10 gram 17 tts/menit :fles kedua, TFU 2 jari dihawah pusat, kontraksi uterus ihu haik, lochea ruhra, tidak berhau, jumlah normal tidak herhau.

A

Injury maternal (perdarahan postpartum) herhuhungan dengan efek dari PEB dan IUFD tidak terjadi lagi

P

Pertahankan

tindakan sehelumnya, ajarkan ihu untuk segera lapor

kepada petugas kesehatan apahila ihu merasa mengeluarkan darah agak hanyak dihandingkan ssaat menstruasi, atau ihu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsh.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

14

I

Mempertahankan tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk segera lapor kepada petugas kesehatan apabila ibu merasa mengeluarka..'l darah agak banyak dibandingkan ssaat menstruasi, atau ibu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsb.

E

lbu nampak tidak anemis, conjungtiva merah (tidak anemis), Hb 9,8 gr %, Tekanan darah

ibu 1501100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak

mengeluh pusing, jumlah urine dalam sehari 1500 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ibu baik, lochea rubra, tidak berbau jumlah normal.

S

lbu berkata," andai saya tidak terkena tekanan darah tinggi, kemungkinan anak saya tidak mati ya. Saya sedih hila mendengar bayi menangis minta menyusu ibunya. Saya akan mendoakan anak saya. Semalam ibu sudah dapat tidur meskipun segera terbangun hila mendengar bayi menangis.

0

lbu banyak diam menghadap tembok dan tidak mau melihat bayi-bayi yang sedang menetek pada ibunya. Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing, ibu masih memakai infus MgS04 fles ketiga 17 tts/menit.

A

berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, tingkatkan support sistem, anjurkan ibu untuk banyak berdoa kepada Tuhan, melakukan pembebatan payudara, kolaborasi pemberian terapi penekan produksi ASI

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, melakukan penekanan produksi ASI dengan cara pembebatan dan terapi linoral 2x1 tab, amoksisilin 3x1 tab, SF 1x1, ergotmet 2x1, nifedipine 3x10 mg

E

lbu berusaha tersenyum kepada orang yang simpati kepadanya dan menanyakan kondisinya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

15

S

Ibu herkata," andai saya tidak terkena tekanan darah tinggi, kemungkinan anak saya tidak mati ya. Saya sedih hila mendengar ha}i menangis minta menyusu ihunya. Saya akan mendoakan anak saya. Semalam ihu sudah dapat tidur meskipun segera terhangun hila mendengar hayi menangis.

0

Ibu hanyak diam menghadap temhok dan tidak mau melihat hayi-hayi yang sedang menetek pada ihunya. Keadaan umum ihu haik, Tekanan darah ihu 1501100 mmHg, nadi 88 x/menit, ihu tidak mengeluh pusing, ihu masih memakai infus MgS04 fles ketiga 17 tts/menit.

A

cemas herhuhungan dengan kurangnya informasi tentang penyehah kehilangan pada masa prenatal teratasi

P

Berikan support system secara maksimal, minta pasien untuk lehih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini hahwa semua kejadian adalah rencana dari Tuhan untuk kita. Lakukan ohservasi perkemhangan kondisi pasien.

I

Memherikan support sistem secara maksimal menggunakan diri residen sendiri maupun keluarga, mengajak pasien untuk lehih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini hahwa semua kejadian adalah rencana dari Tuhan untuk kita dan melakukan ohservasi perkemhangan kondisi pasien.

E

Ibu mengatakan hahwa ihu herencana memakai kontrasepsi IUD setelah masa nifasnya selesai karena ihu tidak ingin hamil lagi dan ihu takut mengalami kejadian ini lagi karena usia ihu sudah memasuki masa resiko tinggi.

Evaluasi Post Partum Hari Kedua S

Ibu herkata," suster apakah saya sudah holeh pulang, tekanan darah saya sudah hanyak mengalami penurunan dan saya rajin minum ohat kok? Saya ingin dekat keluarga saya, saya tidak tahan kalau terlalu lama disini mendengar dan melihat hayi-hayi ini saya jadi ingat anak saya. Saya janji akan rajin kontrol dan menggunakan kontrasepsi IUD hegitu masa nifas saya selesai.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

16

0

Ibu duduk termenung samhi1 melihat hayi-hayi yang sedang menetek ihunya. Keadaan umum ihu haik dan tampak lehih segar, tekanan darah ihu 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, ihu tidak mengeluh pusing. Tinggi fundus uteri 2 jari dihawa pusat, kontraksi uterus haik, lochea ruhra tidak herhau dan volume tidak hanyak (112 pemhalut tidak penuh), ihu sudah huang hesar dan kecil secara spontan.

A

Masalah gangguan perfusi jaringan teratasi, ihu dipersiapkan untuk pulang

p

Hentikan tindakan sehelumnya, hekali ihu dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol dan herKB

I

Menghentikan tindakan sehelumnya, dan

memhekali ihu dengan

nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol dan herKB E

Kondisi umum ihu haik, tidak anemis, Hb 9,8 gr %, tekanan darah herkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di hawah pusat, kontraksi uterus haik, lochea rubra, tidak herhau, ihu sudah huang air hesar dan kecil secara spontan,

S

Ibu herkata," suster saya akan KB IUD aja ya karena saya tidak mau punya anak lagi takut anak saya meninggal lagi. Saya pasangnya di PKM dekat rumah saja karena saya masih helum kuat kalau mendengar tangisan hayi. Saya sudah memhehat payudara saya supaya ASI saya tidak keluar. Saya akan rajin kontrol ke puskesamas untuk mengetahui kondisi kesehatan saya. Apakah saya holeh pulang hari ini, karena saya ingin dekat dengan keluarga terutama anak-anak saya? Saya akan segera herdagang di pasar lagi supaya saya punya kesihukan untuk melupakan kesedihan saya. Perdarahan saya sudah hiasa seperti menstruasi kok suster.

0

Ibu duduk termenung samhil melihat hayi-hayi yang sedang menetek ihunya. Keadaan umum ihu haik dan tampak lehih segar, tekanan darah ihu 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, ihu tidak mengeluh pusing. Tinggi fundus uteri 2 jari dihawah pusat, kontraksi uterus haik, lochea ruhra

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

17

tidak berbau dan volume tidak banyak (1/2 pembalut tidak penuh), ibu sudah buang besar dan kecil secara spontan. A

Masalah

injury maternal (perdarahan post partum) berhubungan

dengan efek dari PEB dan IUFD teratasi p

Hentikan tindakan sebelumnya, persiapkan pasien pulang dan bekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol dan berKB

I

Menghentikan tindakan sebelumnya, dan mempersiapkan pasien pulang dan membekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol untuk memantau kesehatan ibu dan segera ber KB setelaah masa nifas selesai

E

Kondisi umum ibu baik, tidak anemis, Hb 9,8 gr %, tekanan darah berkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra, lidak berbau, ibu sudah buang air besar dan kecil secara spontan,

S

Ibu berkata," suster saya akan KB IUD aja ya karena saya tidak mau punya anak lagi takut anak saya meninggal lagi. Saya pasangnya di PKM dekat rumah saja karena saya masih belum kuat kalau mendengar tangisan bayi. Saya sudah membebat payudara saya supaya ASI saya tidak keluar. Saya akan rajin kontrol ke puskesamas untuk mengetahui kondisi kesehatan saya. Apakah saya boleh pulang hari ini, karena saya ingin dekat dengan keluarga terutama anak-anak saya? Saya akan segera berdagang di pasar lagi supaya saya punya kesibukan untuk melupakan kesedihan saya.

0

Ibu duduk termenung sambil melihat bayi-bayi yang sedang menetek ibunya. Keadaan umum ibu baik dan tampak lebih segar, tekanan darah ibu 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing.

A

berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang dengan nasehat untuk perawatan nifas.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

18

I

Melanjutkan tindakan sebelurnnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat minum obatnya dan aktif kontrol kesehatannya ke puskesmas, segera menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas

E

Ibu pulang bersama suami dan anaknya, dan berpamitan dengan ibu-ibu yang dirawat bersama dalam kamarnya. Anak-anak dan suami betjanji akan selalu mendapingi dan mendukung ibu sehingga ibu kuat dalam menjalani proses berdukanya.

S

Ibu berkata," suster saya akan KB IUD aja ya karena saya tidak mau punya anak lagi takut anak saya meninggal lagi. Saya pasangnya di PKM dekat rumah saja karena saya masih belum kuat kalau mendengar tangisan bayi. Saya sudah membebat payudara saya supaya ASI saya tidak keluar. Saya akan rajin kontrol ke puskesamas untuk mengetahui kondisi kesehatan saya. Apakah saya boleh pulang hari ini, karena saya ingin dekat dengan keluarga terutama anak-anak saya? Saya akan segera ,berdagang di pasar lagi supaya saya punya kesibukan untuk melupakan kesedihan saya.

0

Ibu duduk termenung sambil melihat bayi-bayi yang sedang menetek ibunya. Keadaan umum ibu baik dan tampak lebih segar, tekanan darah ibu 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing.

A

cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang dengan nasehat untuk perawatan nifas.

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat. minum obatnya dan aktif kontrol kesehatannya ke puskesmas, segera menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas

E

Ibu pulang bersama suami dan anaknya, dan berpamitan dengan ibu-ibu yang dirawat bersama dalam kamarnya. Anak-anak dan suami betjanji akan selalu mendapingi dan mendukung ibu sehingga ibu kuat dalam

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

19

menjalani proses berdukanya. Ibu beijanji akan menasehati ibu hamil lain yang mengalami tekanan darah tinggi untuk rajin periksa dan berhati-hati supaya tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PARTOGRAF Fasilitas Keseh,atan ..., ............................ ,............. Alamat: ..................................... :........................ . Nama: .N\-I: ..W~.b.Qlt.-1. ..... Umur: .!to.. Gravidg; _;)__ Para:'-'··· Abortus: .0 .. No. Registrasi: .............. . Tanggal: :t.y~r~.\1: Waktu saat masuk: ..\~---·· Mulai mulas: -~~-'.1.~... Ketuban pecah: ...-:-............

...

T

Denyut Jantung Jan in

cc:

·--~ Cll

( /menit)

c:

~

10 9

.. s ..

)(

..,c

1/1

8

·c

1]io

~

:g~

2

~

~

0>

:.<: ..

c::l

~~

:

.,..

/

7 6

.0.

e

v .t!'' .<=..

Ji~ L

L'

........

~c /

.......

/

.......

_.....v

A.~( ~~ v -~

:?,-.:! ....... v

/

~v

!.,...---

/

!

v 1.2. B •"' ...

~1,

~/

(l

/

.......

l

0

I

<

A

I)

,., .

1 c:

Cll

E

(ij Cll

1

Waktu Pukul

I.

1\) ~ 1.80 t> Cit L ~ c. m 1\ ~ il:J '$( 1-' ~( 2' ·~ IJ

....... /

3

J~1l

IF.! ) ld

to

2

jl.t.

'

3

4

!2.2. (.t:;. I .

5

..

,

6

.,

- f - .., p

7

I

r

I 1 I

'-

C1l

,.

a. 12

0

1d

"15

c:

1)

I

Cll

::l

"Cif

E

Ko·ntraksi II 0 nienit

~ ~

5

,:::::lj

4

/

)

~

?.

>40delik

I

o~!~~~~~~

C1l ~

~\.'\."\

\.\:

•'i:

-~ w

~ ~'\N ~ ~~ ~ ~ ~

I I I I I I I I 1- I I I· I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Obat dan Cairan lnfus

180 1--r_,._-.-if---r-+-..-t--r--t-r-+-..-t--o---t-.--t--r--t-.-t--T-+-..-t-r-t--,--i-T-t 170 I-+--J--I-lH-_..._-l-l--1---+-f-+-+-+-l-t--t-t-t-t---t-t-t-+-t-t-+-++-t--f-l

IW~~~~~~~-t-r+~~---t-;-~-t-~~-t-~~-t--t-~-1

1

r

::l

.0

150 l--f---+-4-~~+-f-+--t-~-t--t---11-t--t--t-i-+-+-t-t-+-t-t-t-t--+-+--!-f

;~~ ~~~~~~~~-+-r+~~-t--t-r;-t-~~~-+-~-+--+-~-1

I

Suhu

701--f-~4-~~+-f-+--t-~-t--t---11-t--t--t-i-i--t-1-i-t--t-t-t-t--t-~-f 60~_Li_~~LJ_LJ_LJ_L~~~~~~~~~~~~LJ~

oc

L._l-.-J..,;I2l~(.,_41L____LI____,I_..LI-.JI_...__I____.._l_..._l_____,_1_..__1___,_1_"--1____,_1_..._1_____,!

Udoo-E~ I 1::11

Cll.

"c: 0

~

IIIIIIIIII III1

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

\ ....

APLIKASI PENGKAJIAN MODEL KONSEP NEED FOR HELP "WIEDENBACH" PADA Ny. T Gl HAMIL40 MINGGU INPARTU DENGAN IUFD

Tanggal pengkajian: 3- Oktober- 2012

Tempat Pengkajian : R. VK

lnisial klien

Usia : 34 tahun

: Ny. T :RWBT

Ala mat No Register

A. Alasan Datang ke VK: klien ingin melahirkan anaknya, sudah dua hari yang lalu anaknya dinyatakan sudah meninggal, ibu shock mengetahui anaknya dinyatakan meninggal sehingga ibu berpindah-pindah rumah sakit untuk memastikan hal ini.

B. Riwayat Kesehatan Sekarang klien datang ke RSUdidampingi seluruh keluarga, karena ibu masih belum mampu menerima kondisi ini ibu tidak merasakan gerakan anak sejak tanggal1-10-2012, sehari sebelumnya ibu merasa pinggangnya pegal dan anaknya bergerak aktif, oleh ibu dibuat untuk beristirahat dan pegalnya berkurang tetapi gerakan anak berkurang. Kesesokan harinya setelah dibuat tidur siang ibu baru menyadari anaknya tidak bergerak dan soibu baru meiakukan pemeriksaan ke bidan, dokter dan RS swasta, dilakukan USG hasilnya menyatakan anakmeninggal, ibu shock minta pulang padahal di RS swasta tersebut ibu sudah dilakukan induksi untuk mengebayinya. Di rumah ibu menangis terus dan sering pingsan sehingga keluarga memutuskan untuk datang kesini C. Riwayat Kesehatan Sebelumnya ibu selama hamil sampai sekarang masih mengalami mual, muntah dan makan tidak bisa, tetapi ibu berusah; untuk makan sedikit-sedikit tapi sering. lbu juga sering diare dan sakit panas tapi sebentar sembuh.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga (ayah, ibu, paman, bibi) 0 Hipertensi

Riwayat Penyakit keluarga :

I" Tidak ada D. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB

j?

Ya

ODM

I

0 Kanker 0 Lain-lain, sebutkan:

OAsma

lv Tidak 0 PIL KB

Bila ya, jenis kontrasepsi yang digunakan:

0 lnplant

l.__o_s_u_n_tik_ _ _ 0 Kondom

___.lo IU D/Spiral 0 Pantang Berkala

Sejak kapan menggunakan KB :-, Lama penggunaan KB:Keluhan selama penggunaan KB :-

I"· Pengkajiah b~rdas~tkan teori "Need for help"

I

A. Pengkajian Fisik Pengkajian Subjektif 1. Riwayat Perkawinan: status : ~awin usia menikah pertama kali: 33 tahun Lama menikah: 1 tahun

ini pernikahan: Pertama

2. Riwayat Obstetrik: G4 P1 AO

No

Tahun

BB lahir

Keadaan

komplikasi

Jenis

Penolong/

Persalinan

(gr)

Bayi

kehamilan/

Persalinan &

Tempat

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

lndikasi

persalinan

Persalinan

Hamilini 3. Data Kehamilan Saat lni G1 PO AO Usia Kehamilan: Periksa hamil: tiap bulan

IHPHT: 28 Desember- 2011 39-40 minggu lv Teratur lo Tidak teratur

4. Aktivitas dan lstirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Alasan dibantu: 0 Mampu beristirahat lstirahat :

v Mandiri

ITP: 4 Oktober- 2012 di Bidan Puskesmas

0 Dibantu

vTidak dapat beristirahat Alasan : sedih dan nyeri persalinan

5. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri : Qualitas nyeri Region/area Skala nyeri

0 Lain-lain:

" Kontraksi Uterus " Rasa ingin BAB

" Rasa tegang dari perut menjalar ke pinggung dan perineum " Abdomen menjalar ke pinggang dan bagian perut 0 8-10 0 0-2 0 2-4 0 4-2 v 4-6 0 6 - 8 (pada skala 0-10) " Rasa mules

I """

*... -·'· :$-



,a;_- "":::-~~

-

,~----~~·------------------------------------~------------~ ..,...,.,.,., .... ~

~

--------------·-------------------------"~-....

Koping terhadap nyeri :

? menangis ?meng.Jrang 0 Penggunaan medikasi

0 Pernafasan

Reaksi non verbal

OBerkeringat 'IIWajah meringis

v Gelisah 0 Tenang

Pengkajian Objektif

1. Pemerikasaan Fisik lbu : Kepala : Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata:

-

P..~llii!l:::li~~

Sklera Konjugtiva

v Rata 0 Ada 0 Ada

0 lkterik ? Anemis

0 Tidak rata "Tidak ada v Tidak ada v Tidak lkterik v Tidak anemis

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

? Relaksasi

Oksigenasi dan Ventilasi

RR : 20 x/menit lrama nafas: Suara Nafas: lrama Nadi: Suara Jantung : capilary reffil:

Payudara:

Abdomen

v Reguler vVesikuler v Reguler v 51 dan 52 v < 3 detik

TO: 120/80 mmHg 0 lreguler 0 Ronkhi 0 lreguler 0 Murmur ? > 3 detik

Putting Areola Pengeluaran ASI Bentuk

v Exverted 0 Datar v Hiperpigmentasi v Ada 0 Tidak ada

Uterus:

TFU : 30 em, punggung kanan, kepala sudah masuk PAP,

v 5imetris

Nadi :88 x/menit 0 Wheezing

0 Gallop

0 Inverted

0 Tidak simetris

Kontraksi jarang dalam 10" DJJ tidak terdengar dengan pemeriksaan doppler Striae Gravida rum : ? Ada vTidak ada Linea alba v Ada Linea nigra v Tidak ada Pemeriksaan dalam:

Pembukaan:

1 em, portio tebal kaku (25%), ketuban (+) kepala H1

Genitalia:

Pengeluaran pervaginam: Edema

v Lendir

o Darah

OAda OAda

vTidak ada vTidak ada

Varises Ekstremitas :

OAda Edema OAda Varises Hodgman Sign 0 Positif

2. Pemerikasaan ibu : TD: 120/80 mmHg v Reguler lrama nadi: v Kuat lntensitas

0 Air ketuban

vTidak ada v Tidak ada v negatif

Nadi 88 x/mnt 0 lreguler Olemah, dalam

B. Pengkajian Psikologis Jbu

1). Perasaan ibn terhadap persalinan : klien merasa sedih dan bertanya-tanya apakah yang menyebabkan anaknya meninggal, padahal ibu rajin ke bidan. Ibu juga merasa nyeri karena diinduksi dengan obat ini, kemarin ibu juga sudah merasakan sebendi RS lain. Tapi ibu harus berjuang karena anaknya harus segera dilahirkan. 2). Harapan ibn terhadap persalinan: klien menyatakan ingin segera melahirkan dengan lancar, sehat, selamat baik ibu dan segera mengetahui penyebab kematian bayinya, sehingga ibu bisa berhati-hati lagi apabila ibu hamil lagi nanti. Saya masih bisa hamillagi kan sus? 3). Status mental/mood ibu tampak gelisah, cemas,sedih dengan kondisinya terlihat ibu merasa sedih bila mendengar bayi baru !ahir menangis. Andai saya seperti itu ya sus? Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

MASALAH KEPERAWATAN FASE AKUT: 1. Nyeri akut b.d efek dari kontraksi uterus 2. Risiko injury maternal (perdarahanpost partum) b.d efek dari IUFD MASALAH KEPERAWATAN LOSS AND GRIEF: 3. Berduka b/d kematianjanin dalam kandungan 4. Cemas b/d kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal 5. Ketidak berdayaan b/d proses persalinan yang lama

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ASUHAN KEPERAW AT AN PADA NY T GlPO AO DENGAN IUFD DI VK RSU Bagian ini menguraikan untuk tahap Ministry/ Perencanaan dan Va/idasi/Evaluasi dan dilanjutkan dengaan teori Loss and Grief

MINISTRY

Tgl

Diagnosa keperawatan 3/10/ 2012

1. Nyeri b/d kontraksi persalinan,

efek

Tujuan Keperawatan

Intervensi

lbu dapat beradaptasi dengan nyeri yang merupakankekuatan dalam persalinan

1. Jelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? 2. Jelaskan pada ibu kenapa ibu harus dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan 3. Anjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka 4. Dampingi ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik

VALIDASI Implementasi

Evaluasi

1.Menjelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? Tindakan ini diperlukan karena jalan lahir ibu belurn rnatang untuk persalinan 2. Menjelaskan pada ibu kenapa ibu harus dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan, ini diperlukan untuk proses pematanganjalan lahir 3.Menganjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka, dengan sikap rileks maka peredaran darah akan lancar dan ibu tidak akan kesakitan 4. Memberi pendampingan pada ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik distraksi dan relaksasi setiap

S: -sus, sakit seperti ditariktarik rasanya. - Badanku serasa tidak menentu sus, sakit semua terutama hatiku sus harus kehilangan anakku. - Harus pake perangsangan begini ya, sama seperti di rumah sakit yang sebelumnya. 0: ibu terpasang oxytosin drip fles yang pertamajam 14.00 dengan tetesan awa18 tetes, pembukaan satu em, portio tebal kaku, ketuban positif, GH1, VAS 4-6, ibu menagis dan memanggili ibu! suaminya setiap kesakitan. --~

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ibu kesakitan untuk menurunkan distraksi dan relaksasi rasa nyeri yag dirasakan ibu setiap ibu kesakitan 5. Meminta keluarga untuk 5. Minta keluarga untuk melakukan pendampingan melakukan pendampingan dan dan dukungan kepada ibu. dukungan kepada ibu sehingga ibu tidak merasa sendiri 6. Lakukan observasi 6. Melakukan observasi tandatanda-tanda vital dan tanda vital, tetesan induksi dan kemajuan persalinan kemajuan persalinan 7. Beri semangat dan 7. Memberi semangat dan pujian pujian atas kemampuan atas kemampuan yang yang ditunjukkan oleh ibu ditunjukkan oleh ibu sehingga ibu merasa lebih kuat dan bersemangat 8. Kolaborasi untuk pematangan dan induksi persalinan dengan pemasangan infus RL 500 cc diisi 5 IU oxytosin tetesan awal 8 tetes dan maksimal 40 tetes.

--

-

- - - - -

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan planning, berilah situasi rileks kepada pasien dan dampingi klien untuk menerapkan tehnil relaksasi tarik nafas dalam dan distraksi. I: melakukan apa yang sudah ada dalam intervensi sebelumnya. E: ibu dapat beradaptasi dengan nyeri dan selalu menerapkan tehnik relaksasi nafas dalam dan distraksi setiap ibu merasa kesakitan. Tgl4-10-2012 S: -sus, sakit seperti ditarik-tarik rasanya. - Aku selalu tarik nafas dalam dan membayangkan berada di pantai tempat aku main waktu kecil sus setiap I aku merasa sakit - Aku biar ditemani suami I atau ibuku juga ya disamping ditemani suster supaya aku tenang dan merasaaman - -

--

-

0: ibu terpasang oxytosin drip fles yang ketiga (RL keempat) jam 17.00 dengan tetesan 20 tetes, setelah ibu menghabiskan 2 fles RL berisi 5ID oxytosin pada setiap flesnya dan ibu sempat istrirahat menggunakan RL kosongan(RL ketiga) 500 ee pagi tadi, pembukaan 4-5 em em, portio tipis lunak, ketuban positif, GH2, VAS 4-6, ibu memegangi tangan ibu/ suaminya setiap kesakitan. A: Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan planning, berilah situasi rileks kepada pasien dan dampingi klien untuk menerapkan tehnil relaksasi tarik nafas dalam dan distraksi, siapkan persalinan dengan IUFD. I: melakukan apa yang sudah ada dalam intervensi sebelumnya. E: jam 21.00 ibu dilakukan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

amniotomi dengan hasil hijau lumpur dan dilanjutkan dengan induksi ke empat (RL ke 5), pembukaan 7 em, portio tipis, ketuban negatif, GH2. Jam 23.50 pembukaan lengkap ibu dipimpin bersalin. 3/10/ 12. Risiko injury 2012 maternal (perdarahan post partum) b/d ef~k partus lama dan IUFD

Tidak teijadi injury maternal post (perdarahan partum) selama proses persalinan dan nifas.

1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi dan perhatikan keluhan pasien 3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman 4. Jelaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan asma dan IUFD 5. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 6. Kaji kemajuan persalinan 7. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan serangan asma 8. Kolaborasi

- Mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; - Mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; - Melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer ,Laktat/Gelafundin/Normal Saline untuk mengantisipasi teijadinya perdarahan; - Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penangananjenasahjanin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

4-10-2012 jam 23.50 S: ibu mengatakan ingin mengejan seperti orang mau huang air besar, apakah saya sudah akan melahirkan sus? Sus, segera tolong saya sus? 0: induksi ke empat (RL ke 5),pembukaanlengkap, portio tipis, ketuban negatif, GH2-3, peralatan persalinan dibuka, ibu diingatkan kembali cara merejan yang ssudah dijarkan, ibu dipinlpin merejan. A: masalah belum teijadi kala2 P: lakukan sesuai rencana sebelumnya 1: melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. E: bayi lahir tanggal5-10-

penanganan seangan asma dan IUFD 9. Lakukan observasi ketat atas prosedur tindakan kolaborasi penanganan dengan persalinan serangan asrna dan IUFD.

2012jam 00.15, perempuan, berat 3500 gram panjang 54 em, tak eaeat, maeerasi grade 2, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan keluar sedikit2, tbelum ada tanda2 plasenta mau lepas. Kala 3: S: ibu lega dan menangis setelah mengetahui anaknya sudah lahir dan meminta suaminya untuk mengabadikan fotonya sebelum ditutup, ibu menolak untuk mengendong anaknya. 0: bayi lahir tanggal5-102012jam 00.15, perempuan, berat 3500 gram panjang 54 em, tak eaeat, maeerasi grade 2, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan keluar sedikit2, tbelum ada tanda2 plasenta mau lepas. A: masalah belum teijadi ibu memasuki kala 3 P: lakukan sesuai reneana sebelumnya 1: melakukan tindakan yang

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

sudah direncanakan sebelumnya, lakukan pengosongan kandung kencing,janganlakukan PTT, lahirkan placenta setelah ada tanda2 placenta lepas. E: Placenta lahir secara spontan 15 menit kemudian, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ~ underpad tidak penuh, perineum ruptur. KalaN: S: ibu mengatakan sedih tapi lega, sus aku masih bisa hamillagi kan sus? 0: Placenta lahir secara spontan 15 menit kemudian, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ~ underpad tidak penuh, perineum ruptur. Ibu mendapat RL 500 cc diisi 10 ru oxytosin 20 tetes/menit, sytotec 2 tablet per rectal A: masalah tidak tetjadi P: -lakukan masage uterus, observasi tanda-tanda vital, penurunan tinggi fundus

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

uteri, kintraksi uetrus, perdarahan, luka perineum, lakukan perbaikan luka perineum,kosongkan kandung kecing. I: melakukan sesuai dengan yang sudah direncanakan. E: TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan tidak banyak seperti menstruasi hari pertama,perineumsudah teijahit rapi secara jelujur dengan memakai benang chromic, ibu sudah BAK spontan, tekanan darah 120/80, nadi 78x/mnt, suhu 36,8 C, respirasi 20x/mnt. Perdarahan tidak teijadi sampai dengan ibu pulang tgl4/10/2012jam 16.00 WIB Hb 12,3 Leuco 13.800 ibu mendapatkan terapi paletine 3x1, lenoral2x1, as mefenamat 3x1, Become C 1x1

I

I

I

I

i

3/10/ 2012

Risiko infeksi b/d penurunan resistensi dan mekanisme kompensasi

Tidak teijadi infeksi selama proses persalinan dan nifas

1. Lakukan kaj ian asupan nutrisi ibu setiap hari 2. Observasi tanda-tanda vital terutama tandatanda infeksi. 3. Minta pasien untuk

1. Melakukan kajian asupan sutrisi ibu setiap hari untuk memperkirakan kemampuan daya tahan yang dimiliki ibu 2. Melakukan Observasi tandatanda vital terutama tanda-tanda

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

S: ibu tidak pemah demam baik sebelum maupun saat dan setelah persalinan, ibu tidak mengeluhkan

I

banyak minum dan makan yang bergizi 4. Observasi kondisi ibu setiap harinya mulai keadaaan umum sampai dengan reeda

infeksi seperti rubor, dolor, calor, tumor dan fungsiolesa. 3. Meminta pasien untuk banyak minum dan makan yang bergizi sebagi pertahanan diri 4. Melakukan observasi kondisi ibu setiap harinya mulai dari keadaan umum ibu sampai dengan tanda-tanda REEDA pada masa nifas

0: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 78 x/mnt irreguler, suhu 37C, ibu mendapatkan terapi paletine 3xl, 1enoral2x1, as mefenamat 3x1, Become C 1xl, ibu sudah minum obat yang diberikan. Tanda REEDA tidak didapatkan, lochea rubra tidak berbau dan dalamjumlah cukup.

I

A: masalah tidak terjadi I

P: hentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tanda -tanda vital dan beri nasehat tentang perawatan nifas dengan IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol

I

I

I

I: menghentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tanda-tanda vital dan beri nasehat tentang perawata nifas dengan IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya --

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol E: hingga pulang tgl 4-102012 jam 16.00 ibu tidak mengalami masalah resti teljadi infeksi

Tgl

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Tujuan Keperawatan

Intervensi

4110 2012

DS: - kenapa sih sus, bayinya kok gak lahir-lahir? - Capek dan takut sus kalau-kalaujanin yang mati itu akan meracuni saya nantinya sus? - Sekarang sudah pembukaan berapa sih? Dan saya mau diapakakan lagi, orang lain satu dua hari sudah melahirkan kok saya tidakjuga melahirkan padahal ini sudah 2 hari di RS? - Suami ibu mengatakan takut istrinya kenapa-

Ketidak berdayaan b/d proses persalinan yang lama sekunder terhadap kematian j anin

Ibumampu melewati proses persalinan dan mas a berdukanya untuk melanjutkan kehidupannya kembali.

1. J elaskan pada ibu apa yang menyebabkan anaknya belum lahir 2. Jelaskan pada ibu apa saja yang diperlukan dalam sebuah persalinan 3. Berilah pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan menganjurkan untuk bersikap rileks danpasrah 4. Jelaskan pada ibu apa yang menjadi rencana dokter untuk membantu ibu 5. Kolaborasi untuk pemantauan oematangan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Implementasi

Evaluasi

1. Menjelaskan pada S: sr, akhirnya ibu penyebab j anin saya hi sa anaknya belum lahir lahir, sus. Senang adalah karena belum sekaligus sedih lengkapnya suster rasanya pembukaan dikarenakan belum 0:- jam 00.15 lahir teljadi penipisan bayi perempuan jalan secara dengan berat 3500 maksimal apalagi usia kehamilan ibu gram, panj ang 54 belum tergolong em, macerasigrade matang 2 Proses persalinan 2. menjelaskan pada didahului oleh ibu bahwa yang pecahnya ketuban diperlukan dalam secara amniotomi sebuah persalinan

kenapa bila janinnya tidak segera dilahirkan. DO:

- Pasien masuk vk tgl 29-92012 jam 14.30 - Tanggal 29 sampai dengan 30 September pagi Pasien sudah dilakukan pematangan servix dengan oxytosin drip 5 ill sudah masuk 2 fles - Tanggal 30 September sore Pasien sudah dilakukan pemasangan halon kateter diisi air 60 cc tetapi tgl1 Oktober 2012 malam lepas dan pembukaan tetap 2 em, patio teballunak, ketuban positif, GH 1. - Tanggal2-10-2012 Dilakukan amniotomi gagal - Tanggal3 direncanakan pemberian 1;4 tablet sytotec perrectal diulang setiap 6 jam - pembukaan tetap 2 em, patio teballunak, ketuban positif, GH 1. - Kontraksi uterus j arang, ibu menolak dilakukan -

dan induksi persalinan 6. Lakukan observasi kemajuan persalinan dan observasi tanda-tanda vital 7. Lakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD

~

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

harus ada kekutan yang mendorong teljadianya pembukaan,adanya j alan lahir yg terbuka dan adanya penurunan dari kepala janin 3. Memberiikan pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan menganjurkan untuk bersikap rileks dan pasrah dan terns memberikan touching dan keyakinan bahwa bayinya akan segera lahir dan tidak akan mencederai ibu karena persalinan akan telj adi sebelum 2 minggu lamanya kematian janin 4. Menjelaskan pada ibu apa yang menjadi rencana dokter untuk membantu ibu

Ketuban berwarna seperti lumpur pada pembukaan 7 em dengan portio tipis lunak GH2. A: masalah teratasi P: hentikan intervensi sebelumnya dan lanjutkan pada tata laksana pencegahan teljadinya perdarahan pada diagnosa keperawatan kedua. I: menghentikan intervensi sebelumnya dan lanjutkan pada tata laksana pencegahan teljadinya perdarahan pada diagnosa keperawatan kedua. E: pasien nampak tersenyum lega

yaitu melanjutkan perangsangan kembali dengan oxytosin drip 5. Melakukan kolaborasi pemantauan induksi persalinan 6. Melakukukan observasi kemajuan persalinan dan observasi tandatanda vital 7. Melakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD dengan persiapan peralatan untuk jenasah bayi dan mencegah terjadinya perdarahan pada ibu, tidak melakukan penegangantali pusat terkendali.

drip oxytosin karena tidak tahaan dengan rasa sakitnya

sambilmemegangj suaminya dan berkata aakhimya lahir juga pak.

-

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3110 2012

DS: Ny T (34th), Ibu Berduk:a b/d ingin rnelahirkan karena kernatian j anin rnengatakan bayinya sudah rneninggal karena sejak tgll ibu sudah tidak rnerasakangerakan anaknya dan bidan dan dokter yang rnerawatnya sebelurnnya di RS lain rnengatakan tidak rnenernukan denyut jantung janinnya. dan dinyatakan bayinya rneninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk: dirawat. Ibu rnasuk: karena ingin rnelahirkan bayinya yang rneninggal dan keluarga takut ibu shock lagi bila rnasih di rurnah. HPHT 28- 122011 TP 4/10/2012, UK 40 rngg, kenapa ya sus anak saya kok rneninggal padahal saya selalu menjaga dan kontrol ke bidan puskesrnas, saya rnernang sering sakit dan tidak rnau rnakan selarna harnil tetapi saya selalu berusaha rnakan dan cepat sernbuh kok.

- Jelaskan pada ibu apa Ibu rnarnpu yang sedang terjadi pada rnengungkapkan dirinya, perasaannya - Jelaskan kernbali dengan tepat pemeriksaan yang danrnarnpu menunjuk:kan terjadinya rnengidentifikasi IUFD dan minta ibu rnasalah yang mengingat kembali apa yang ibu dengarkan dan terjadi dalarn rasakan serta lihat dengan proses seksarna selarna proses berduk:anya persalinan, - Jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjuk:kan terjadinya kematian janin dalam rahim. - Jelaskan pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalarn rahim, - Berikan pendarnpingan pada ibu dengan rnempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, - Beri kesempatan ibu untuk: dan keluarga mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, - . Ciptakan support

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Melakuk:an pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen, pasangan dan tenaga kesehatan yang lain. - Pengkajian respon berduk:a yang ditarnpilkan ibu dan keluarga dan memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk: mengungkap-kan perasaannya baik secara verbal maupunnon verbal. - Apabila respon ibu dan keluarga memungkinkan untuk menerima informasi residen - menj elaskan pada ibu apa yang sedang terjadi pada ibu, - mengingat ibu

S:

Rasanya saya sedih sus, kalo saya tidak dengar dari cerita sus bahwa sus tidak pernah merasakan hamil seperti saya maka saya lebih beruntung ya sus. Itu yang bikin saya kuat sus. Tapi saya masih bisa hamil lagi kan sus? Ah andai aku bisa melahirkan dia dengan sehat itu lebih baik ya sus. 0: suarni klien mendarnpingi istrinya dan membenarkan masukan yang diberikan perawat dan menyemangati istrinya. kemudian meminta istrinya berjuang dalarn melahirkan dan kemudian

DO: TFU 30 em, punggung kanan, denyut jantung j anin tidak terdengar, kepala sudah masuk pintu atas panggul, kontraksi masih j arang, ibu nampak sedih dan minta selalu ditemani suami dan ibunya.

sistem dari keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, - Minta pasangan lain yang mengalami hal yang sam.a untuk melakukan sha-ring dan observasi tin:gkat berduka ibu.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kembali pemeriksaan yang menunjukkan tetjadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama proses persalinan tadi. - Menjelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan tetjadinya kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara jantung janin pada pemeriksaan dengan doppler. - Melanjutkan dengan memberikan informasi pada ibu kemungkinan penyebab tetjadinya kematian j anin dalam rahim. - Perawat tetap

menjaga kesehatan untuk kehamilan berikutnya yang akan dijaga dengan lebih baik lagi. A: lbu sudah dapat menerima kematian anaknya dan masuk fase bargaining. P: pertahankan intervensi sebelumnya dan anjurkan ibu untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Berilah semangat dan dukungan kepada ibu bahwa kej adian ini bukan kesalahan ibu tetapi kehendak yang Kuasa. I: Melaksanakan intervensi E: lbu melahirkan tgl 4-10-2012 jam 00.15 bayi perempuan, berat 3500 gram panjang 54 em, maeerasi

3/10 2012

I

DS: Ny T (34th), lbu ingin melahirkan karena bayinya mengatakan sudah meninggal karena sejak tgl 1 ibu sudah tidak merasakangerakan anaknya dan bidan dan dokter yang merawatnya

Cemas b/d kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

lbu tidak cemas lagi stelah mengetahui penyebab kematian janninya

kajian Lakukan atas kondisi kecemasan ibu respon cemas mulai dampaknya, maupun Kesiapan dan kemampuan ibu dan keluarga dalam informasi, menerima informasi Pemberian

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

mempertahankan pemberian pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik. - Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong j enasah anaknya

grade 2, ibu pulang tgl 4-10-2012 jam 16.00 dalam kondisi fase depresi dalam menerima kehilangan anaknya,karenaibu tidak mau lamalama di rumah sakit karena belum sanggup mendengar tangisan bayi, ibu meminta residen untuk mau menerima dirinya untuk konsultasi apabila dirinya ingin menanyakan sesuatu.

-Mengkaji kesiapan ibu dan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan oleh perawat. -Kondisi saat ini ibu

S: Rasanya saya sedih sus, kalo saya tidak dengar dari cerita sus bahwa sus tidak pemah merasakan hamil saya seperti

sebelumnya di RS lain mengatakan tidak menemukan denyut jantung j aninnya. dan dinyatakan bayinya meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. Ibu masuk karena ingin melahirkan bayinya yang meninggal dan keluarga takut ibu shock lagi hila masih di rumah. HPHT 28- 122011 TP 4110/2012, UK 40 mgg, kenapa ya sus anak saya kok meninggal padahal saya selalu menjaga dan kontrol ke bidan puskesmas, saya memang sering sakit dan tidak mau makan selama hamil tetapi saya selalu berusaha makan dan cepat sembuh kok?.

tentang efek emosi dan fisik jangka pendek dan panj ang dari berduka, tentang kemungkinan tetjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami, melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan, pemberian dukungan kepada ibu dan keluarga, ajak keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu.

TFU 30 em, DO: punggung kanan, denyut jantung janin tidak terdengar, kepala sudah masuk pintu atas panggul, kontraksi masih j arang, ibu nampak sedih dan minta selalu ditemani

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I masih dalam tahap menolak dan marah atas kematian janinnya tetapi ibu dan keluarga selalu menanyakan apa penyebab kematian janinnya? Oleh karena itu perawat merasa perlu untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kemungkinan tetjadi IUFD dengan bahasa yangmudah dipahami. -Tindakan ini dilanjutkan dengan mengkaji kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya. -Melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait

maka saya lebih beruntung ya sus. Itu yang bikin saya kuat sus. Tapi saya masih bisa hamil lagi kan sus? Saya penasaran sus apakah kira-kira penyebab kematian anak saya ya? Nanti pas lahiran akan ketahuan ya sus 0: stiami klien mendampingi istrinya dan membenarkan masukan yang diberikan perawat dan menyemangati istrinya. kemudian meminta istrinya betjuang dalam melahirkan dan kemudian menjaga kesehatan untuk kehamilan berikutnya yang akan dijaga

penyebab kehilangan dengan tetap memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga serta meminta kepada keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu

suami dan ibunya.

-

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

dengan lebih baik lagi. A: ibu tidak cemas lagi akanpenyebab kematian anaknya karena ibu menduga kemungkinan besar karena ibu sering sakit panas yang tidak lama akan sembuh setelah minumobat. P: pertahankan intervensi sebelumnya dan anjurkan ibu untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Berilah semangat dan dukungan kepada ibu bahwa kej adian ini bukan kesalahan ibu tetapi yang kehendak Kuasa, dan minta kepada ibu untuk melakukan kontrol kehamilan ke dokter kandungan dan menceritakan riwayat kehamilan

dan persalinanan ibu sebelumnya pada dokter yang merawat ibu. I: Melaksanakan intervensi E: Ibu melahirkan tgl 4-10-2012 jam 00.15 bayi perempuan, berat 3500 gram panjang 54 em, macerasi grade 2, ibu pulang tgl 4-10-2012 jam 16.00 ibu meminta residen untuk mau menerima dirinya untuk konsultasi apabila dirinya ingin menanyakan sesuatu, dan ibu beijanji akan kontrol dengan baik sesuai saran yang diberikan.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PARTOGRAF Fasilitas Kesehatan .............................................. Alamat: .............................................................. . Nama: .N.I,f. •..l!?.!.h~h ..... Umur: -~-- ~ravida: .. I..Pa~a: (). .. ~bortus: 0. .. No. Registrasi_: .............. . Tanggal: .:~A?S······· Waktu saat masuk. ........... Mula• mulas . .. J>_ft.:T···· Ketuban pecah .................

T

Denyut Jantung

.E

c

hnin (

.~

/menit)

~c

~

_.. ~

9 8 J:;.

7 6

~~

~~ ~

.'0 r,~ :.......

~v

~

-{, 17 2

/

r- r1

Waktu

'/

!i;

v

~r~

I

l IIa ~~ "11,

J'p.J.

v

"

::".

·_c-:

_fl~

12-l ~-i-

~ ~

- f>r

:.1 c .!: cu

r- r-

I

0

v

./

,......

.

,......v

"

A,~( ~~ v

~

( ~ ~ I:-'

s ... ~ ~ 7.

Pukul

~

... /

10

2

1•7 ltR

3

cuen I-"' 5

4

. I;

"

"-J7

....

·p

(I)

f-

.,

11-c. . I _,_.··,.22. i2~ I \:>"0 I

jlfj

0.

("

1"

1 I

t2

13

1d

I

"15 ..

6

c

cu

:J

.iii'

E

(I)

~

o~!~~~~~~

lr.J I I I I I I "\JI I I·I I I I I I I I I I I I I I.1. I·I I I I I

Obat dan Cairan

It

lnfus

4t

~L

L

1 1

5

:::1

.J:J

•Nadi

l

en

Tekanan

darah .

Suhu

Urine-

f

8" 70~~~~~~~~~-r+-r+-r~r1--r,~r+-r~r+~+-~ 60

oc

Protein Aseto~

Volume

1%5 I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

-o

c 0

~

t~ I I I I I I I I I I I I I I I I 1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

'

1

APLIKASI MODEL KONSEP "NEED FOR HELP" WIEDENBACH dan TEORI "LOSS and GRIEF" pada ASUHAN KEPERAWATAN terhadap Ny S dengan G 1 42 Mgg dan IUFD + PIH di VK R. DAHLIA RSUD BEKASI

1. Tahap 1: ldentiiikasi

Need for help "Wiedenbach" merupakan penanganan cepat dan tepat dimana pengkajian berfokus kepada enanganan kondisi emerensi (here and now) dengan mempertahankan perilaku caring sehingga pasien merasakan kehadiran perawat sebagai support system di samping keluarga, sehingga pasien merasa lebih baik. a. Pengkajian fisik tanggal 5 Oktober 2012 jam 02.00 WIB Data fokus meliputi: 1) Data Subyektif: Ny S (33 th) , alamat Bekasi Klien mengeluh pusing dan mules sejak kemarin jam 16.00 tanpa disertai pengeluaran cairan maupun darah lewat vagina. lbu ingin melahirkan tetapi dokter yang memeriksa di depan (instalasi gawat darurat)

mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya.

Oleh karena itu ibu dan suami merasa sedih dan tidak percaya karena ibu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. Suami juga merasa bayinya masih bergerak saat dibonceng ta(li. Ibu tidak ingin bayinya mati karena ibu sudah menunggu kehamilan ini selama 5 tahun. HPHT 17 Desember 2011 TP menurut bidan 24/9/2012 UK 42 mgg Riwayat KB: Ibu tidak pemah menggunakan kontrasepsi sebelumnya. Riwayat Penyakit Selama Kehamilan: Ibu tidak menderita sakit apapun kecuali tekanan darah tinggi diser tai kedua kaki bengkak sejak hamil menginjak bulan ketujuh dengan tensi antara 150/90 sampai 120/100 mmHg dan ibu selalu mengkonsumsi furosemid obat penghilang bengkak dari puskesmas. 2) Data obyektif: KIU: baik, Kesadaran: composmentis.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

TTV: Tekanan darah 150/110 mmHg, Nadi 82x/mnt, suhu 37° C,. Mata: conjungtiva tidak anemis Pemeriksaan obstetric: TFU 28 em, punggung kiri, letak kepala sudah masuk pintu atas panggul, DJJ (-),His tiap 10 menit 2-3 x 35" kuat. Kaki:

refleks patella positif, kedua tungkai tidak oedem , tidak ada

vanses. Pemeriksaan Dalam: pembukaan 3-4 em, portio teballunak, ketuban (+), GH 1. Pemeriksaan laboratorium: Hb 10,6 gr%,

albumin 3,04, globulin 4,85,

protein uri negatif, lain- lain dalam batas normal. Pemeriksaan dengan doppler maupun CTG: tidak terdengar denyut jantung j anin

b. Pengkajian Psikologis 1) Data Subyektif: Ibu ingin melahirkan karena sudah mules sejak jam 16.00 kemarin tetapi ibu kaget dikatakan bahwa anaknya sudah mati. Ibu dan suami menolak bahwa janinnya sudah tak ada Suami mengatakan masih merasakan gerakan anaknya _sewaktu membonceng istrinya ke rumah sakit tadi. Ibu mengatakan sedih hams kehilangan anaknya karena ibu sudah menunggu 5 tahun untuk kehamilannya ini. 2) Data Obyektif Ibu tampak menangis dan membantah bahwa anaknya sudah mati Suami tampak menghibur dan mengelus isterinya Pasangan tersebut tampakmenangis sambil berpelukan. TTV: Tekanan darah 150/110 mmHg, Nadi 82x/mnt, suhu 37° C,. Pemeriksaan Dalam: pembukaan 3-4 em, portio teballunak, ketuban (+), GH 1. Pemeriksaan laboratorium: Hb 9,9 gr%, albumin 2,45, globulin 4,85, protein uri (-).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3

Pemeriksaan laboratorium: Hb 10,6 gr%,

albumin 3,04, globulin

4,85, protein uri negatif, lain- lain dalam batas normal. Pemeriksaan dengan doppler maupun CTG: tidak terdengar denyut jantung janin

2. Tahap 2 Ministration: Menegakkan diagnose keperawatan, menyusun intervensi, menetapkan tujuan, dan melakukan implementasi.

a. Diagnose Keperawatan (A) yang muncul adalah: 1) Gangguan perfusijaringan b/d spasme arteriol 2) Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD

b. Perencanaan Keperawatan (P) (Menetapkan tujuan keperawatan dan rencana tindakan keperawatan) Tujuan keperawatan pada kasus IUFD dengan PEB a) Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Tujuan: perfusi jaringan berjalan lancar dan optimal selama proses persalinan dan nifas. Intervensi: 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi input dan output pasien 3. Perhatikan keluhan pasien 4. Observasi kemajuan persalinan dan kondisi pasien 5. Memberikan lingkungan yang tenang dan kondusif, tenang dan nyaman 6. Kolaborasi pemeriksaan: Lab, 7. Kolaborasi: penatalaksanaan PEB dan persalinan dengan IUFD 8. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB 9. Menyiapkan inform consent

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

4

3) Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD Tujun: Tidak terjadi injury maternal (perdarahan postpartum) selama proses persalinan dan nifas. 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi dan perhatikan keluhan pasien 3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman 4. Jelaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan PEB dan IUFD 5. ·Berikan posisi yang nyaman pada pasien 6. Kaji kemajuan persalinan 7. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan PEB 8. Kolaborasi penanganan PEB dan IUFD 9. Lakukan

observasi

ketat

atas

prosedur

tindakan

kolaborasi

penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD.

c. Implementasi Keperawatan (I) 1. Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Implementasi yang dilakukan adalah: Perawat melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, nadi, Melakukan kolaborasi untuk penanganan PEB dengan pemasangan terapi cairan dan pemberian 10 gram Mg S04 per drip dalam RL 500 cc dengan tetesan 17 tetes/menit, nifedipin 3x 10 mg, Melakukan pencegahan kejang dengan menyiapkan 0 2 dan nasal

canute, tauge spate!, Melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium (darah lengkap: Hb, PCV, leukosit, trombosit, SOOT, SGPT, proteinuria), Mengobservasi dan memperhatikan keluhan ibu seperti: kepala pusing, pandangan kabur, mual, muntah, nyeri ulu hati), Mengobservasi input dan output ibu (cairan yang masuk dan intake per oral yang masuk serta jumlah urine yang keluar baik jumlah, wama),

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

5

Melakukan observasi kemajuan persalinan meliputi kontraksi uterus, pembukaaan, penipisan, ketuban, penurunan bagian terdahulu, pengeluaran pervaginam. Perawat juga memberikan lingkungan yang kondusif untuk ibu dan keluarga dengan memberikan kesempatan kepada keluarga dan orang terdekat untuk mendampingi ibu, Menyediakan diri sendiri sebagai support system bagi ibu dengan mengajak ibu untuk selalu bersyukur atas anugerah dalam bentuk apapun yang diberikan Tuhan kepada kita karena masing-masing orang pasti memiliki permasalahan dalam kehidupan. Perawat menjelaskan kondisi ibu serta mengajak tenaga kesehatan yang ada untuk menjadi support sistem bagi ibu.

2. Risiko injury maternal (perdarahan post partum) b/d efek dari PEB daniUFD lmplementasi yang dilakukan meliputi: Mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; Mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; Melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer Laktat/Gelafundin!Normal Saline untuk mengantisipasi terjadinya perdarahan; Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penanganan jenasah janin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

6

3. Tahap 3: Validasi, yaitu: evaluasi dan hila perlu replanning a. Dx 1: Gangguan perfusi jaringan b/d spasme arteriol Kala 1 jam 05.00

S: lbu menyatak:an sedih kehilangan anaknya, ibu ingin segera melahirkan dan ·mengetahui apak:ah benar anaknya sudah meninggal, ibu merasak:an mules seperti ingin bersalin tetapi kesedihannya lebih terasa daripada sakitnya melahirkan, ibu tidak: mau ditinggal suaminya. lbu juga tidak mengeluh pusing atau nyeri ulu hati, atau pandangan kabur. lbu sudah minum obat penurun tensi. 0: Mata ibu nampak: sembab karena menangis dan oedem, ibu selalu memegangi suaminya, suami tampak menenangkan ibu sembari mengelus kepala istrinya, ibu sudah minum nifedipine 10 mg jam 02.00, tangan kanan ibu terpasang infus RL 500 cc berisi Mg S04 1Ogram 17 tts/menit, hasil evaluasi pemeriksaan: His tiap 10 menit 3 x 35" kuat. Pemeriksaan Dalam: pembukaan lengkap, ketuban (-) merembes sejak:jam 04.00, GH 2. Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80 x/menit. A: Masalah sementara teratasi, ibu memasuki kala II P:

Pertahankan tindakan sebelumnya, cek persiapan pertolongan persalinan beserta obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, ingatkan kembali ibu tentang cara mengejan yang benar, berikan support sistem dan pendampingan kepada ibu secara maksimal., lakukan pimpinan persalinan

1: Mempertahankan tindak:an keperawatan sebelumnya, melakukan pengecekan kembali persiapan pertolongan persalinan beserta obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, mengingatkan kembali ibu tentang cara mengejan yang benar, memberikan support sistem dan pendampingan kepada ibu. E: Jam 05.45lahir bayi laki-laki, meninggal dengan berat 3000 gram, panjang 48 em, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik, belum ada tanda-tanda placenta lepas. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 82x/menit.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7

b. Dx 2: Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek dari PEB dan IUFD

Kala 2 jam 05. 00 S: Ibu menyatakan ingin merejan, ibu merasakan mules seperti ingin bersalin 0: Mata ibu nampak sembab karena menangis dan oedem, ibu selalu memegangi suaminya, suami tampak menenangkan ibu sembari mengelus kepala istrinya, ibu sudah minum nifedipine 10 mg jam 09.00,. tangan kanan ibu terpasang infus RL 500 cc berisi Mg S04 1Ogram 17 tts/menit, hasil evaluasi pemeriksaan: His tiap 10 menit 3-4 x 30" kuat. Pemeriksaan Dalam: pembukaan lengkap, anus membuka, ibu dipimpin bersalin. A: Masalah tidak terjadi, ibu memasuki kala II P: Pertahankan tindakan sebelumnya, berikan semangat dan support sistem dan pendampingan kepada ibu secara maksimal, buka alat-alat .persalinan dan pimpin persalinan, cek kembali obat-obat untuk mencegah terjadinya perdarahan. 1: Mempertahankan tindakan keperawatan sebelumnya, melakukan pengecekan kembali obat-obat penanganan persalinan dengan PEB dan IUFD, menyuruh ibu mengejan yang benar seperti yang sudah diajarkan, memberikan support sistem dan pendampingan kepada ibu. E: Jam 05.45 lahir bayi laki-laki dalam kondisi meninggal macerasi grade 1, berat 3000 gram dan panjang 48 em, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik, belum ada tanda-tanda placenta lepas. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 82x/menit.

ibu memegangi terns suaminya sambil bertanya apakah

benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. Kontraksi uterus baik, ibu huang air kecil 100 cc, terdapat perdarahan sedikit, tanda-tanda pelepasan placenta belum ada.

Evaluasi Kala 3: S: Ibu lega meskipun sedih karena sudah mampu melahirkan anaknya meski anaknya meninggal, ibu merasa perutnya mules

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

8

0: Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik tampak uterus menggumpal di tengah abdomen, terdapat penambahan panjang tali pusat saat dilakukan pengecekan dan terdapat pengeluaran darah sedikit-sedikit. A: masalah sementara tidak terjadi, ibu masuk kala 3 P: Pertahankan tindakan sebelumnya dan lahirkan placenta, dan observasi ketat penurunan tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan (jumlah, asal, warna), dan luka perineum, kosongk:an kandung kencing, observasi tandatanda vital E: Placenta lahir spontan lengk:ap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan agak banyak % underpad, perineum utuh. Tekanan darah 150/90 mmHg

Evaluasi Kala 4 jam 24.05 S: Ibu bertanya apakah ari-arinya sudah lahir sus? Kok rasanya saya mengeluarkan darah agak banyakan dibanding menstruasi ya sus? 0: Placenta lahir spontan lengk:ap, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus agak lembek, perdarahan agak banyak% underpad, perineum utuh. Tekanan darah 150/90 mmHg A: Masalah terjadi P: laksanakan rencana tindakan sbelumnya dan masukkan obat-obat penanganan perdarahan post partum. I: Ibu dilakukan massage uterus dan ibu mendapat cytotec 4 tablet per rectal pada kala 4 dan infus RL 500 cc berisi 10 IU oxytosin, dilanjutkan eksplorasi pemeriksaan kemungk:inan jaringan placenta tertinggal, observasi tanda-tanda vital. E: Setelah mendapatkan cytotec 4 tablet dan oxytosin drip, kontraksi uterus baik, tidak ada jaringan placenta yang tertinggal, perineum utuh, perdarahan normal, ibu mampu untuk kencing secara spontan. Observasi dilanjutkan dengan pemberian makan dan minum kepada ibu, observasi tanda-tanda vital, keluhan ibu dan observasi penurunan tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan,

pengeluaran ibu

(BAK,

BAB),

kolaborasi pemeriksaan

laboratorium darah lengkap untuk postpartum. Tekanan darah 150/90 mmHg,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9

suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Perawat tetap melakukan observasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah tiap 15 menit hingga 2 jam postpartum. Observasi dilanjutkan dengan. setiap 1 jam sekali hingga 24 jam postpartum. Di samping tanda-tanda vital, perawat juga mengobservasi penurunan fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan, kondisi jalan lahir, kemampuan huang air kecil. Setelah kontraksi ibu baik dan perdarahan normal seperti orang menstruasi dan infus drip oxytosin habis, maka infus ibu diganti dengan RL 500 mg berisi 10 mg Mg 804 17 tetes/menit sampai dengan 24 postpartum

Fase Pemeliharaan

c. Dx 3: Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan S: Ny Si, 33 tahun, SMEA, sudah menikah selama 5 tahun dan ini merupakan perkawinan pertama, G1POAO; usia kehamilan 42 mgg. Ibu masuk ke kamar bersalin sejak tanggal 5-10-2012 jam 02.00 dengan keluhan mules sejak tanggal 4-10-2012 jam 16.00 dan melahirkan janinnya yang meninggal dengan jenis kelamin laki-laki pada jam 05.45, laki-laki, berat 3000 gram, panjang 48 em, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Ibu sedih kenapa ini bisa terjadi padahal ibu rajin memeriksakan

kehamilannya di puskesmas dan praktek bidan swasta dengan riwayat tekanan darah antara 150/90 sampai dengan 120/100 mmHg dan oedem di kedua tungkai,

oleh

puskesmas

diberi

obat

furosemid

untuk mengurangi

bengkaknya. Ibu dan suami terkejut mengetahui bahwa detakjantung bayinya tidak ditemukan karena menurut ibu bayinya masih bergerak saat perjalanan ke rumah sakit, demikian juga bapak masih merasakan gerakan anaknya saat membonceng istrinya ke rumah sakit. Pasangan tersebut tampak sedih, kecewa, dan menangis bersama mendapati hal tersebut, mereka hanya bisa pasrah dan ingin mengetahui penyebab bayinya meninggal. Apa penyebab anak saya meninggal, sus? "Andai saya tidak mengalami tekanan darah tinggi, andai leher anak saya tidak mengalami lilitan, tentu dia masih hidup ya sus"?

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

10

0: melahirkanjaninnya yang meninggal denganjenis kelamin laki-laki padajam 05.45, laki-laki, berat 3000 gram, panjang 48 em,- terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. lbu memegangi terus suaminya sambil bertanya apakah benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80x/menit. A: Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, dalam fase anger dan denial

P:- Jelaskan pada ibu apa yang sedang terjadi pada dimya, - Jelaskan kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya IUFD dan minta ibu mengingat kembali apa yang ibu dengarkan dan rasakan serta lihat dengan seksama selama proses persalinan, - Jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian janin dalam rahim. - Jelaskan pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim, . . Berikan pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, - Beri kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, - Ciptakan support sistem dari .keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, - Minta pasangan lain yang mengalami hal yang sama untuk melakukan sharing observasi tingkat berduka ibu.

I: -Melakukan pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen, pasangan dan tenaga kesehatan yang lain. Pengkajian respon berduka yang ditampilkan ibu dan keluarga dan memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal. Apabila respon ibu dan keluarga memungkinkan untuk menerima informasi residen menjelaskan pada ibu apa yang sedang terjadi pada ibu, mengingat ibu kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

11

proses persalinan tadi. Menjelaskan pada ibu data basil pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara jantung janin pada pemeriksaan dengan doppler. Melanjutkan dengan memberikan informasi pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim. Perawat tetap mempertahankan pemberian pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik. Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong jenasah anaknya. E: Pak, segera bawa pulang anaknya dan makamkan, jangan lupa untuk selalu kirim doa buat anak kita ya pak.

Dx 3: Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal.

S: Ny Si, 33 tahun, SMEA, sudah menikah selama 5 tahun dan ini merupakan perkawinan pertama, GlPOAO, usia kehamilan 42 mgg. lbu masuk ke kamar bersalin sejak tanggal 5-10-2012 jam 02.00 dengan keluhan mules sejak tanggal 4-10-2012 jam 16.00 dan melahirkan janinnya yang meninggal dengan jenis kelamin laki-la..ki pada jam 05.45, laki-laki, berat 3000 gram, panjang 48 em, terdapat lilitan tali pusat pada Ieber bayi seret, macerasi grade 1. lbu sedih kenapa ini bisa terjadi padahal ibu rajin memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan praktek bidan swasta dengan riwayat tekanan darah antara 150/90 sampai dengan 120/100 mmHg dan oedem di kedua tungkai,

oleh puskesmas

diberi

obat furosemid

untuk mengurangi

bengkaknya. lbu dan suami terkejut mengetahui bahwa detak jantung bayinya tidak ditemukan karena menurut ibu bayinya masih bergerak saat peljalanan ke rumah sakit, demikian juga bapak masih merasakan gerakan anaknya saat membonceng istrinya ke rumah sakit. Pasangan tersebut tampak sedih, kecewa, dan menangis bersama mendapati hal tersebut, mereka hanya bisa pasrah dan ingin mengetahui penyebab bayinya meninggal. Apa penyebab anak saya meninggal, sus? "Andai saya tidak mengalami tekanan darah

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

12

tinggi, andai leher anak saya tidak mengalami lilitan, tentu dia masih hidup ya sus"? 0: melahirkan janinnya yang meninggal dengan jenis kelamin laki-laki pada jam 05.45, laki-laki, berat 3000 gram, panjang 48 em, terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi seret, macerasi grade 1. Ibu memegangi terns suaminya sambil bertanya apakah benar bayinya meninggal? Dan suami ibu membenarkan dan ibu menangis. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80x/menit. · A: Kecemasan ibu berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal P: Lakukan kajian atas kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya, Kesiapan dan kemampuan ibu dan keluarga dalam menerima informasi, Pemberian informasi tentang efek emosi dan fisik jangka pendek dan panjang dari berduka, tentang kemungkinan te:rjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami, melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan, pemberian dukungan kepada ibu dan keluarga, ajak keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu. 1: Mengkaji kesiapan ibu dan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan oleh perawat. Kondisi saat ini ibu masih dalam tahap menolak dan marah atas kematian janinnya tetapi ibu dan keluarga selalu menanyakan apa penyebab kematian janinnya? Oleh karena itu perawat merasa perlu untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kemungkinan te:rjadi IUFD dengan bahasa yang mudah dipahami. Tindakan ini dilanjutkan dengan mengkaji kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya. Melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan dengan tetap memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga serta meminta kepada keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu. E: Kemungkinan yang menyebabkan anak saya mati karena terlalu lama di kandungan ya sus?, usia saya yang terlalu tua, dan tekanan darah tinggi saya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

13

ya sus? Kalau hegitu saya tidak usah punya anak lagi sus daripada anak saya meninggallagi.

Evaluasi PostPartum Hari Pertama 5-10-2012 Jam 14.30 S

Ibu pusing, semalam helum hisa tidur karena kepikiran kenapa dia harus kehilangan anaknya. Ibu herusaha pasrah tapi apahila mendengar tangis hayi maka ihu segera terhangun. ihu mengatakan tadi sudah minum nifedipine tahletnya pagi dan siang sesudah makan

0

Keadaan umum ihu haik meskipun masih tampak sedih, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 78 x/menit reguler. Conjungtiva tidak anemis, akral teraha hangat, diastesis rectus abdominis 2 jari x 7 em, tinggi fundus uteri 1 jari di hawah pusat, kontraksi uterus haik, perdarahan normal, pasien sudah huang air kecil, produksi hanyak sekitar 600 cc, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc herisi 10 gram Mg S04 40 % 17 tetes/menit kedua. Hb 10,2 gr %, pemeriksaan lain-lain dalam hatas normal

A

Gangguan perfusi jaringan herhuhungan dengan spasme arterial akihat preeklamsia sementara teratasi



Pertahankan tindakan sehelumnya, ajarkan ihu untuk menjaga personal higiene, hila ada kamar kosong pindahkan ihu ke kamar kosong agar terpisah dengan ihu yang ada hayinya, memaksimalkan pemherian pendampingan dan support sisterri. Meminta pasailgan yang lain yang mengalami hal yang sama untuk saling herhagi dan memherikan dukungan satu sama lain, memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimhangan cairan setiap 12 jam ..

I

Mempertahankan tindakan sehelumnya, dan mengingatkan ihu untuk rajin menjaga kehersihan tubuh terutama daerah kewanitaan dengan cebok yang bersih dan ganti pemhalut hila pemhalut dirasa penuh, memaksimalkan pemberian pendampingan dan support sistem. Meminta pasangan yang lain yang mengalami hal yang sama untuk saling herhagi dan memherikan dukungan satu sama lain, memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimbangan cairan setiap 12 jam.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

14

E

Tekanan darah

ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak

menge1uh pusing, jumlah urine jam 7.30 sampai jam 14.30 600 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ibu baik, lochea rubra, tidak berbau. ·

S

lbu pusing, semalam belum bisa tidur karena kepikiran kenapa dia hams kehilangan anaknya. lbu berusaha pasrah tapi apabila mendengar tangis bayi maka ibu segera terbangun. ibu mengatakan tadi sudah minum nifedipine tabletnya pagi dan siang sesudah makan ...

0

Keadaan umum ibu baik meskipun masih tampak sedih, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36,5 C, respirasi 20 x/menit teratur, nadi 78 x/menit reguler. Conjungtiva tidak anemis, akral teraba hangat, diastesis

rectus abdominis 2jari x 7 em, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan normal, pasien sudah huang air kecil, produksi banyak sekitar 600 cc, pada tangan ·kanan terpasang infus RL 500 cc berisi 10 gram Mg S04 40 % 17 tetes/menit kedua. Hb 10,2 gr %, pemeriksaan lain-lain dalam batas normal A

Injury maternal (perdarahan postpartum) berhubungan dengan efek dari .PEB dan IUFD tidak teijadi lagi

P

Pertahankan ·tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk segera lapor kepada petugas kesehatan apabila ibu merasa mengeluarkan darah agak banyak dibandingkan ssaat menstruasi, atau ibu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsb.

I

Mempertahankan tindakan sebelumnya, ajarkan ibu untuk segera lapor kepada petugas kesehatan apabila ibu merasa mengeluarkan darah agak banyak dibandingkan ssaat menstruasi, atau ibu merasa ada keluhan seperti pusing atau lemas dsb.

E

Tekanan darah

ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak

mengeluh pusing, jumlah urine jam 7.30 sampai jam 14.30 600 cc kecoklatan seperti teh encer, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus ibu baik, lochea rubra, tidak berbau

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

15

S

ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu mengatakan bahwa ibu gagal menjaga bayinya, saat ibu dan pasangannya mengendong jenasah anaknya. lbu meminta residen untuk mengambil foto anaknya. lbu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. lbu meminta suaminya untuk terns memanjatkan doa untuk bayi sebagaimana biasanya bila ada keluarga yang meninggal dunia. lbu merasa gagal sebagai istri karena tidak mampu memberikan anak kepada suaminya, tetapi ibu bersyukur bahwa · suami memberikan dukungan kepadanya. lbu mengatakan bahwa dirinya merasa lebih beruntung karena pemah hamil dan melahirkan dibandingkan suster seperti yang suster bilang tadi. lbu menyesal kenapa ini bisa teijadi pada dirinya tetapi ibu pasrah dan kembali kepada kehendak Tuhan?

0

lbu banyak diam menghadap tembok dan tidak mau melihat bayi-bayi yang sedang menetek pada ibunya. Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah ibu 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, ibu tidak mengeluh pusing, ibu masih memakai infus MgS04 fles ketiga 17 tts/menit.

A

Berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, tingkatkan support sistem, anjurkan ibu untuk banyak berdoa kepada Tuhan, inelakukan pembebatan payudara, kolaborasi pemberian terapi penekan produksi ASI

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan · diri pada Tuhan, melakukan penekanan produksi ASI dengan cara pembebatan dan terapi linoral 2x 1 tab, amoksisilin 3x1 tab, SF 1x1, ergotmet 2x1, nifedipine 3x10 mg

E

lbu berusaha tersenyum kepada orang yang simpati kepadanya dan menanyakan kondisinya

S

ibu merasa sedih dengan kehilangan janinnya, ibu merasa gagal menjaga bayinya. lbu berusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini. lbu selalu mengatakan," Bagaimana ini bisa tetjadi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

16

padahal dia rajin kontrol dan minum obat? Jadi penyebab kematian janinnya

kemungkinan

karena

tekanan

darah

tingginya,

lama

kehamilannya yang sudah lebih dari 40 minggu, dan ada lilitan tali pusat pada leher bayi saya ya sus?

0

Wajah ibu masih tampak murung, dan matanya agak sembab, ibu tidak mau memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya.

A

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal teratasi

P

Berikan support system secara maksimal, minta pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini bahwa semua kejadian adalah rencana dari Tuhan untuk kita. Lakukan observasi perkembangan kondisi pasien.

I

Memberikan support sistem secara maksimal menggunakan diri residen sendiri maupun keluarga, mengajak pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyakini bahwa semua kejadian adalah rencana dati Tuhan untuk kita dan melakukan observasi perkernbangan kondisi pas1en.



Ibu berusaha tersenyum kepada orang yang simpati kepadanya dan menanyakan kondisinya, ibu bertanya mengenai kernungkinan ibu untuk hamillagi

Evaluasi PostPartum Hari Kedua 6-10-2012 am 08.30

s

Ibu berkata," suster apakah saya sudah boleh pulang, tekanan darah saya sudah banyak rnengalami penurunan dan saya rajin minum obat kok? ibu rnengatakan sudah minurn nifedipine tabletnya untuk kemarin sore dan tadi pagi sesudah rnakan

0

Keadaan urnum ibu baik sudah bisa tersenyurn saat rnembalas sapaan perawat, tidak rnengeluh pusing, tekanan darah 140/90 rnmHg, suhu 36, 8 C, respirasi 22 x/rnenit teratur, nadi 80 x/rnenit reguler. Payudara sudah dilakukan pernbebatan untuk menekan produksi ASI, diastesis

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

17

rectus abdominis 2 jari x 7 em, tinggi fundus uteri 2 jari di hawah pusat,

kontraksi uterus haik, lochea rubra normal, pasien sudah huang air kecil, produksi hanyak karena ihu sudah kencing di kamar mandi 3 kali sejak suhuh tadi, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc herisi 10 gram ·Mg S04 40% 17·tetes/menit ketiga A

Masalah gangguan perfusi jaringan teratasi, ihu dipersiapkan untuk pulang

P

Hentikan tindakan sehelumnya, hekali ihu dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol memonitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimhangan cairan setiap 12 jam, dan mempersiapkan ihu pulang dengan menganjurkan untuk rajin kontrol ke •

puskesmas guna memeriksakan kondisi nifas dan tekanan darah ihu, menjaga kehersihan alat genetalia, melakukan aktivitas post partum, mengkonsumsi diit tinggi kalori dan protein untuk fase pemulihan, dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kehidanan apahila ihu merencanakan untuk hamillagi. I

Menghentikan tindakan sehelumnya, dan

memhekali ihu dengan

nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol memonitor tandatanda vital terutama tekanan darah, memonitor keseimhangan cairan setiap 12 jam, dan mempersiapkan ihu pulang dengan inenganjurkan untuk rajin kontrol ke puskesmas guna memeriksakan kondisi nifas dan tekanan darah ihu, menjaga kehersihan alat genetalia, melakukan aktivitas post partum, mengkonsumsi diit tinggi kalori dan protein untuk fase pemulihan, dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kehidanan apahila ihu merencanakan untuk hamillagi. E

Kondisi umum ihu haik, tidak anemis, Hh 10,2gr %, tekanan darah herkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di hawah pusat, kontraksi uterus haik, lochea rubra, tidak herhau, ihu sudah huang air hesar dan kecil secara spontan,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

18

S

Ibu herkata," suster apakah saya sudah holeh pulang, tekanan darah saya sudah hanyak mengalami penurunan dan saya rajin minum. ohat kok? ihu mengatakan sudah minum nifedipine tahletnya untuk kemarin sore dan tadi pagi sesudah makan

0

Keadaan umum ihu haik sudah hisa tersenyum saat memhalas sapaan perawat, tidak mengeluh pusing, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36, 8 C, respirasi 22 x/menit teratur, nadi 80 x/menit reguler. Payudara sudah dilakukan pemhehatan untuk menekan produksi ASI, diastesis

rectus abdominis 2· jari x 7 em, tinggi fundus uteri 2 jari di hawah pusat, kontraksi uterus haik, lochea rubra normal, pasien sudah huang air kecil, produksi hanyak karena ihu sudah kencing di kamar mandi 3 kali sejak suhuh tadi, pada tangan kanan terpasang infus RL 500 cc herisi 10 gram Mg S04 40 % 17 tetes/menit ketiga A

Masalah

injury maternal (perdarahan post partum) herhuhungan

dengan efek dari PEB dan IUFD teratasi P

Hentikan tindakan sehelumnya, persiapkan pasien pulang dan hekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol

I

Menghentikan tindakan sehelumnya, dan mempersiapkan pasien pulang dan memhekali dengan nasehat perawatan nifas dan relaksasi, rutin kontrol untuk memantau kesehatan ihu

E

Kondisi umum ihu haik, tidak anemis, Hb 10,2 gr %, tekanan darah herkisar 140/90 mmHg dan nadi 84 x/menit reguler kuat, tinggi fundus uteri 2 jari di hawah pusat, kontraksi uterus haik, lochea rubra, tidak herhau, ihu sudah huang air hesar dan kecil secara spontan,

S

. Ibu mengatakan pasti sedih deh pulang tidak memhawa hayi sus, rumah sepi tanpa tangis hayi seperti yang selama ini saya hayangkan sus. Ibu herusaha menerima keadaan yang menimpa dirinya saat ini dan herkata, "Sus, holehkan aku telepon kalau aku merasa sedih dan ingin konsultasi?" Ibu dan suami heijanji untuk selalu memanjatkan doa untuk hayi dan dirinya agar kuat melalui ini semua. Ibu mengatakan yang memhuat dirinya kuat adalah dirinya lehih heruntung karena pemah hamil dan melahirkan dihandingkan suster seperti yang suster

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

19

bilang, meskipun dia sudah menunggu kehamilan tersebut selama 5 tahun. Ibu menyesal kenapa ini bisa terjadi pada dirinya tetapi ibu pasrah dan kembali kepada kehendak Tuhan? 0

Wajah ibu murung, ibu tampak tersenyum saat disapa perawat. · ibu memperhatikan ibu di sebelah tempat tidurnya yang sedang menyusui bayi barunya dan tidak minta selalu ditunggui oleh suaminya lagi.

A

berduka berhubungan dengan kematian janin dalam kandungan, ibu memasuki fase bargaining dan depresi

P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang dengan nasehat untuk perawatan nifas.

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat minum obatnya dan aktif kontrol kesehatannya ke puskesmas, segera menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas

E

tanggal6 Oktober jam 13.00 dalam tahap berduka depresi. Ibu ditemani oleh suami dan keluarganya, dan tampak berpelukan dan berjabat tangan serta bertukar nomer telepon dengan pasien lain yang mengalami hal yang sama. Selama satu bulan ibu baru dapat menerima kematian anaknya,

setelah

ibu

menyibukkan

diri

dengan

aktivitas

berdagangnya.Ibu juga rajin melaksanakan nasehat yang diberikan sebelum ibu keluar dari rumah sakit. Apabila ibu rindu anaknya maka ibu memandangi foto almarhum anaknya tanpa menangis lagi (Data ini diterima melalui short message yang selalu dikirimkan oleh suami Ny Si).

s

ibu mengatakan dirinya lega karena sudah mengetahui penyebab bayinya meninggal. Ibu berjanji lebih bersikap hati-hati hila hamillagi nanti. Sus, praktek dimana, bolehkah aku periksa di tempat praktekmu nanti?

0

Wajah ibu masih tampak sedih, murung, ibu memperhatikan ibu di sebelah tempat tidumya yang sedang menyusui bayi barunya.

A

cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyebab

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

20

kehilangan pada masa prenatal P

Lanjutkan tindakan sebelumnya, siapkan ibu pulang .dengan nasehat untuk perawatan nifas.

I

Melanjutkan tindakan sebelumnya, dengan lebih meningkatkan support sistem, lebih mendekatkan diri pada Tuhan, meminta ibu untuk taat minum obatnya dan aktif kontrol kesehatannya ke puskesmas, segera menggunakan kontrasepsi setelah ibu selesai masa nifas

E

tanggal 6 Oktober jam 13.00 dalam tahap berduka depresi. Ibu ditemani oleh suami dan keluarganya, dan tampak berpelukan dan berjabat tangan serta bertukar nomer telepon dengan pasien lain yang mengalami hal yang sama. Selama satu bulan ibu barn dapat menerima kematian anaknya,

setelah

ibu

menyibukkan

diri

dengan

aktivitas

berdagangnya.Ibu juga rajin melaksanakan nasehat yang diberikan sebelum ibu keluar dari rumah sakit. Apabila ibu rindu anaknya maka ibu memandangi foto almarhum anaknya tanpa menangis lagi (Data ini diterima melalui short message. yang selalu dikirimkan oleh suami Ny Si).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PARTOGRAF Fasilitas Kesehatan ... ,.......................................... Alamat: ............................................................... Nama: .. N!-j...•...?..~5w.! ..... Umur:~--- Gravida: .. L Para: ..0. Abortus: .Q.. No. Registrasi: .............. . Tanggal: .,:f J~---· Waktu saat masuk: ..0..2.~~ Mulai mulas: 'Y,o·'Jl.jJ-' Ketuban pecah: .5/£6-~.::>. 01-t

·

5

T

Denyut Jantung Jan in

c:

cCIJ

--.

~c:

( /menit)

~

><., .. '0

c: .!!l

1/',t ttt··a;_. 7 l-:- .• v 6 fv ~~ 5 v ~ 4

~] u

.

~

"'

~0

"' :.-: -rl

3

-c:

2

J:l

I

J-

~~

:

..0

3E ..

c:..··

"'

"~

v

/

v

~~

v

~

0

~i

1

I

21

v ··~ ··~ ~

. I\

5~ \c Lh ~ •fl. tz.. b.

~.f

tn t:t

~~ II._

"'"' v

c. 1-v-: ft'J 'In

In

'-ic r

I

+s c: .!: CIJ

coen

~-·

0

Waktu Pukul

./

lL" v

....--v

'\.

A·K-.< ~ v

'0

t;,-z

<.1-/

?

....--v

v V-J. '.< f3C v ·~

8

., .0. ·c:

~

1/1" ~ ....

10 9

'"

. l}'~l-~t-- 6_

I a,3 Ioc, Io.; ltl6 I

- I-- ... p

7

I

,.

'"' a. c: Cl>

t2

0

14

'15

1 I I

I

I

("

l'i

cu

:J 'iij'

E

Cl>

~

..;;..'(!

5

fl.'

V!J 'IW 'lj r11 'A 'II. .r~ Ill r11. (/ rll VfJ f//, tlj rtJ '(//, I /J VI rl/. rl/i

o~!~~~~~~

<~.-.

I I I I I I I 1''·-r

l I I 1-1 I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Obat dan Cairan lnfus

180 l-r-t-"T-ll-r---l-,.-l---r--+-r-t-r--f---1r-+--r--t---Jr-+--r--t--J---t-.-+-r-+-,--t---Jr-l 170 l-+-t--l--lf-+---1-{-t-t--+-t-+-+-+-i---t---+--t--i:-t---+--t-t---t--t-t-t---t--t--t-il-l

IW~-t--1--lf-+---l-~-t--+-t-+-+-+-i---t---+--t--i-T-t--t-t---t--t-t-t-+-t--t-il-l

l :::1

.D

15•at.-+-l---l-4-t-+-+--+--1f-+---l-+-t-+--t-t-+-+--t-t-+-t--+-l-+-t--t-il-t-+--t-l

T::

I

dar a h .

Suhu

~~~--~-4-~~~f-+---l-+4-+--+-t-+--+--t-t-+--+--+-t-+--+--+-t-+-+--t-~ 130~--l-4-~-+-~f-+---l-+4--1--t-t-+-+--+-t-+-+--t-il-+-t-+-il-+-+--t-~ 120J-t-+--t-l-l--l-~l-t--t--t-t--+--t-t-+-+--t-r-t---t--t-t-t--t--t-t-t--t--t-t-i II Ol-+--l-4-l--+-l--+--1f-+--t--t-t-t--t-t-+-+--t-t-t--t--t--1t-t--t-+-il-+-+--t-~ 100'1-+--1-4-~--l-+-1--+-t-+4-+-+-~-+--t-~-+--t-t-+-+-+-t-+-+--t-~

9 IF

80~--!--+-'j-..j..~lt--~--f--+-+-+--t-t--r-~-t--t-r-t---t--t-t-t--t--t-t-+-+--+-f-i

70~-+--~~~~-+4-+--1--r+-r+-+--t-ir;-~~-+-t-~-+~-t-i~ 60~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

oc I~

Udoo-f ~~~ 11.0

1~ c..J

en "0

c: 0

l ~

IIIIIIIIIIIII I I I1 ! .I

I

I

I

I

I

I

I

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

I

I

I

\.

APLIKASI PENGKAJIAN MODEL KONSEP NEED FOR HELP "WIEDENBACH" PADA Ny. F G4P3AO HAMIL 31 MINGGU IUFD DENGAN PERSALINAN NORMAL & RETENTIO PLACENTA . :.': . ._.-:-. Tempat Pengkajian : R. VK RS

Tanggal pengkajian: 29- September- 2012 lnisial klien Alamat

: Ny. W : Babelan_Bekasi Utara

No Register Umur

:40 tahun .-··.·· ..: .

. ··>"·'.:<-.

A. Alasan Masuk RS: klien ingin mengeluarkan anaknya yang dikatakan sudah tidak ada, padahal ibu merasa anaknya masih masih bergerak. B. Riwayat Kesehatan Sekarang klien datang ke RSUD Bekasi didampingi keluarga jam 14.30 WIB melalui IGD karena ingin melahirkan janin nya yang sudah mati. lbu bingung kenapa anaknya tiba-tiba tidak ada? Padahal waktu kelahirannya masih lama dan ibu belum merasa mules. Apakah ini disebabkan ibu sering menderita asma dan tekanan darahnya yang naik turun? lbu mengatakan kehamilan ini memang tidak diduga mengingat usia anak terakhirnya sudah 12 tahun, tetapi ibu tidak mengira janinnya meninggal. HPHT 15 maret 2012, TP 22 Desember 2012. Selama hamil ibu mengatakan bahwa tekanan darahnya naik turun sejak trimester kedua, tetapi ibu baru tahu saat kontrol ke poli Bekasi, sebelumnya ibu tidak tahu padahal ibu raj in kontrol ke bidan dan ke puskesmas. Di sam ping tekanan darah, ibu mengatakan bahwa dua hari sebelum diketahui anaknya meninggal asma ibu kambuh, dan ibu segera ke bid an oleh bid an ibu diminta ke RS karena denyut jantung anaknya lema h. ibu sudah merasakan bahwa gerakan bayinya lebih tenang sejak 2 minggu ini, tetapi ibu baru memeriksakan kandungannya setelah ibu mengalami serangan asma. Keesokan harinya ibu ke dokter dan dokter melakukan USG dan janinnya dinyatakan sudah meninggal. lbu kemudian dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (ayah, ibu, paman, bibi) Riwayat Penyakit keluarga:

0 Hipertensi Tidak ada

lv

ODM

I

OAsma 0 Kanker 0 Lain-lain, sebutkan:

D. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB v Ya 0 Tidak Bila ya, jenis kontrasepsi yang digunakan:

v Suntik 0 PIL KB v IUD/Spiral v lnplant 0 Kondom 0 Pantang Berka Ia Sejak kapan menggunakan KB: sejak kelahiran anak pertama ibu menggunakan suntik. Setelah kelahiran anak kedua ibu menggunakan implant, dan setelah kelahiran anak ketiga mengguna-

kan IUD, beberapa tahun yang lalu ibu melepas KB nya karen dipikir tidak mungkin hamillagi karena sudah tua dan berumur 40 tahun. Lama penggunaan KB: 5 tahun untuk masing-masing alat kontrasepsi Keluhan selama penggunaan KB:-

pr. Pengkajian berda~.~rl
1. Riwayat Obstetrik: G2 P1 AO

No

Tahun

BB lahir

Keadaan

komplikasi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Jenis

Penolong/

Persalinan &

Tempat

lndikasi

Persalinan

Spontan

Bid an

Persalinan

(gr)

Bayi

1

1990

3000

hidup

2

1995

2900

hid up

Spontan

Bid an

3

2000

2850

hid up

Spontan

Bidan

4

Hamil ini

kehamilan/ persalinan

2. Data Kehamilan 5aat lni G4 P3

HPHT: 15- Mar- 2012

AO

Usia Kehamilan:

29-30 Minggu

Periksa hamil: tiap bulan

v Teratur

.TIP : 22 - Desember- 2012

0 Tidak terotur

Tempat Periksa hamil: Praktek Bidan, Puskesmas, Poli RS (1 Kali untuk memastikan IUFD)

3. Aktivitas dan lstirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini : lstirahat:

0 Mampu beristirahat

v Mandiri

0 Dibantu

v Tidak dapat beristirahat

Alasan : ibu masih memikirkan kenapa janinnya bisa meninggal?

Pengkajian Objektif

1. Pemerikasaan Fisik lbu : Kepala :

Mata:

Distribusi rambut

v Rata

0 Tidak rata

Lesi/pembengkakan Edema wajah

0 Ada 0 Ada

vTidak ada vTidak ada

Sklera

0 lkterik

v Tidak lkterik

Konjugtiva

? Anemis

v Tidak anemis Suhu: 36,7 C

lrama nafas:

TD: 120/80 mmHg Nadi : 76x/menit v Reguler 0 lreguler

Suara Nafas:

vVesikuler

0 Wheezing

RR : 20 x/menit

Oksigenasi dan Ventilasi

v Reguler lrama Nadi: Suara Jantung : v 51 dan 52 v < 3 detik Capilary reffil: Payudara:

0 Datar

Putting

v Menonjol

Areola

v Hiperpigmentasi

Pengeluaran

?Ada

0 Ronkhi 0 lreguler 0 Murmur ? rel="nofollow"> 3 detik 0 Inverted

v Tidak ada

ASI

Abdomen

Bentuk

v 5imetris

Uterus:

TFU: 17 em

0 Tidak simetris

Kontraksi uterus/ His (-) Striae Gravidarum :

Pemeriksaan

Pembukaan:

vAda

0 Tidak ada

belum ada pembukaan

dalam:

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

0 Gallop

Genitalia:

Ekstremitas :

2. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri : Qualitas nyeri Region/area Skala nyeri

?Darah

? Lendir 'II Ada 0 Ada

?Tidak ada vTidak ada

Edema Varises

'\/Ada OAda

0 Tidak ada v Tidak ada

v Kontraksi Uterus v Rasa ingin BAB

v Tidak ada

0 Air ketuban

Pengeluaran pervaginam: Edema Varises

0 Lain-lain: v Rasa mules

v Rasa tegang dari perut menjalar

ke pinggung dan perineum v Abdomen menjalar ke pinggang dan bagian perut 0 0-2

0

2 -4

0

....

4-2

~.

'tkl!te·~••

" 4-6

0 6-8

0 8-1 0 (pada skala 0-10)

"""

;.;g.. -...~

"'

~~-:~0~ ~i'"IIC>~

~~·'tot'.,...·~·

? menangis

Koping terhadap nyeri :

?mengerang

0 Pernafasan

? Relaksasi

0 Penggunaan medikasi v Gelisah 0 Tenang

OBerkeringat \'Wajah meringis

Reaksi non verbal

3. Pemerikasaan penunjang: Haemoglobin 10,4 gr%, Haematokrit 34,3 % Pemeriksaan faa I haemostasis PPT dan APPT dalam batas normal

B. Pengkajian Psikologis lbu 1). Perasaan ibu terhadap persalinan : Klien merasa janinnya masih muter-muter meski lebih tenang dari biasanya. Meskipun kehamilan ini tidak direncanakan tetapi klien sedih kenapa janinnya tiba-tiba meninggal? Klien ingin tahu penyebab kematian janinnya, dan ingin segera janinnya dilahirkan. 2). Harapan ibu terhadap persalinan: Klien menyatakan ingin segera melahirkan dengan Ia ncar, sehat, selamat untuk ibunya

3). Status mental/mood Klien tampak gelisah, cemas ketika kontraksi tidak juga datang. Klien mengeluh kapan bayinya ini lahir? lbu takut terkena komplikasi akibat bayinya membusuk dalam kandungan B. Catatan Kemajuan Persalinan Kontraksi 2x/10'/20"

Hasil VT 8 belum ada

Tindakan observasi HIS

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Keterangan inpartu kala 1

N: 76 x/mnt j. 17.00 Pemasangan 5 RR: 18x/mnt IU syntosinon s: 36,5 c dalam 500 ml RL fles 1 2

No

2

TD: 120/80 30/9/2012 pagi N: 76 x/mnt RR: 18x/mnt Pemasangan 5 IU syntosinon s: 36,5 c dalam 500 ml RL fles 2 Tanggal/jam TTV/DJJ TD: 120/80 30/9/2012 sore N: 80x/mnt RL Ksg ke-3 + cate RR: 20x/mnt S: 36,2 C ter balon terisi 60 cc air

2x/10'/20"

ketuban + presentasi vertex portio tebalkaku

tiap 10 mnt, obsrvi kemajuan persalinan observasikeadaan psikologi ibu

fase Iaten

e belum ada

observasi HIS tiap 10 mnt, obsrvi kemajuan persalinan observasikeadaan psikologi ibu

inpartu kala 1 fase Iaten

ketuban + presentasi vertex portio teballunak

Kontraksi

Hasil VT

3x/10'/>30"

81 em H1 ketuban + presentasi vertex portio teballunak

4

10/01/2012 j 01.00 RL Ksg ke-4+ cate ter balon terlepas

TD: 110/70 N: 80x/mnt RR; 16x/mnt S: 36,6 C

tidak ada his

8 2 em H1 ketuban + presentasi vertex portio teballunak

5

10/02/2012 j 01.00 RL ksg ke-5 amniotomi gaga!

TD: 110/70 N: 80x/mnt RR; 16x/mnt S: 36 C

tidak ada his

8 2 em H1 ketuban + presentasi vertex portio teballunak

6

10/03/2012 TD: 130/90 j 14.00 N: 80x/mnt pemberian cyto RR; 16x/mnt S: 36 C tee 1/4 tab per rectal diu lang tiap 6 jam

4x/10'/>40"

8 2 em H1

4x/10'/>40"

7

10/03/2012 j 18.30

TD: 130/90 N: 80x/mnt RR; 16x/mnt S: 36

8

10/03/2012 j 19.00 pemberian 1 amp synto per drip 20 tts per menit

TD: 130/90 N: 80x/mnt RR; 16x/mnt S: 36 C

9

10/03/2012 j 19.00 sd 19.30 dilakukan pia-

ketuban + presentasi vertex portio teballunak

810 em H3 ketuban pecah spontan, lumpur berbau. portio tipis lunak

placenta tidak Iahir secara lgkp kotiledon masih tertinggal dalam rahim, pembuka an 2 jari placenta tidak Iakontraksi uteTD: 100/70 rus baik, konsis hir secara lgkp N : 96x/mnt lemah dan da- tensi keras, kotiledon masih kontraksi uterus baik, konsis tensi keras, TFU 1 jari di bawah pusat

Tindakan

Keterangan

observasi His inpartu kala fase Iaten tiap 1/2 jam, obsrvsi Kemajuan persalinan observasi keadaan psikologi ibu observasi His inpartu kala tiap 1/2 jam, fase Iaten obsrvsi Kemajuan persalinan observasi keadaan psikologi ibu observasi His inpartu kala fase Iaten tiap 1/2 jam, obsrvsi Kemajuan persalinan observasi keadaan psikologi ibu observasi His inpartu kala fase Iaten tiap 1/2 jam, obsrvsi Kemajuan persalinan observasi keadaan psikologi ibu

1

1

1

1

observasi His tiap 1/2 jam, obsrvsi Kemajuan persalinan observasi keadaan psikologi ibu observasi His tiap 1/2 jam,

bayi lahir laki-laki BB 1500 gr/42 em macerasi grade 3

observasi input output memasang infus

HPP b/d terjadi retentio placenta

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

retentio placenta

centa manual tidak berhasil

10

10/03/2012 j 22.00 dilakukan curet

lam

TFU 1 jari di ba- tertinggal dalam wah pusat rahim, pembuka an 2 jari perdarahan 2 pam pers penuh kontraksi uteperdarahan TD: 80/50 rus baik, konsis seperti menstruaN: 98x/mnt si lemah dan da- tensi keras, lam TFU 1 jari di bawah pusat Hb8,7gr% PCV 25,7%

pada dua jalur penatalaksanaan retentio placenta

observasi input output memasang infus pada dua jalur observasi Ku pasien transfusi PRC 2 lb amoksisilin 3x1 metronidasole 3x1 as mefenamat 3x1 postpargin 3x1 hemofort 1x1 furosemid 2x1

anemia pasca retentio placenta Hb 6,9 gr% haematokrit 19,2

Diagnosa Keperawatan Fase Akut: 1. Nyeri berhubungan dengan efek kontraksi persalinan 2. Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek IUFD 3. Ketidak berdayaan b/d proses persalinan yang lama 4, Kekurangan volume cairan b/d kehilangan darah berlebih sekunder terhadaJYetentio placenta Diagnosa Keperawatan Loss and Grief: 1. Berduka b/d kematianjanin dalam kandungan 2. Cemas b/d kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada masa prenatal

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ASUHAN KEPERA WATAN PADA NY W G4P3AO DENGAN IUFD & RIWAYAT ASMA DI VK Bagian ini menguraikan untuk tahap Ministry/ Perencanaan dan Validasi/Evaluasi dan dilanjutkan dengaan teori Loss and Grief MINISTRY

TGL Diagnosa keperawatan 29/9 2012

Tujuan Keperawat an

Nyeri b/d efek Ibu dapat beradaptasi kontraksi dengan nyeri persalinan, yang merupakankek uatan dalam persalinan

VALIDASI

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

1. Jelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? 2. Jelaskan pada ibu kenapa ibu harus dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan 3. Anjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka 4. Dampingi ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik distraksi dan relaksasi setiap ibu kesakitan 5. Minta keluarga untuk melakukan pendampingan dan dukungan kepada ibu. 6. Lakukan observasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan 7. Beri semangat dan pujian atas kemampuan yang ditunjukkan oleh ibu

1.Menjelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? Tindakan ini diperlukan karena ja1an lahir ibu belurn matang untuk persalinan 2. Menjelaskan pada ibu kenapa ibu harus dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan, ini diperlukan untuk proses pematangan j alan lahir 3.Menganjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka, dengan sikap rileks maka peredaran darah akan lancar dan ibu tidak akan kesakitan 4. Memberi pendampingan pada ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik distraksi dan re1aksasi setiap ibu kesakitan untuk menurunkan rasa nyeri yag dirasakan ibu 5. Meminta keluarga untuk

29/9 2012 sampai dengan 30/9/2012 pasca pemasangan drip oxytosin fles kedua habis, ibu dapat beradaptasi dengan nyeri akibat efek kontraksi persalinan dan ibu tidak m,engeluh nyeri lagi setelah proses indukssi dengan oxytosin selesai.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3/10/2012 ibu tidak mengeluh nyeri saat dilakukaninduksidengan sytotec per rectal, apabila ibu merasa nyeri menerapkan tehnik relaksasi dan distraksi yang sudah diajarkan, ibu

29/9 2012

I Risiko injury maternal (perdarahan postpartum) b/d efek partus lama dan TIJFD

Tidak teijadi injury maternal (perdarahan post partum) selama proses persalinan dan nifas.

1. Observasi tanda-tanda vital 2. Observasi dan perhatikan keluhan pasten 3. Berikan lingkungan yang tenang dannyaman 4. Jelaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan asma dan TIJFD 5. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 6. Kaji kemajuan persalinan 7. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan serangan asma 8. Kolaborasi penanganan seangan asma dan TIJFD 9. Lakukan observasi ketat atas prosedur tindakan kolaborasi penanganan persalinan dengan serangan asma. dan TIJFD.

melakukan pendampingan dan dukungan kepada ibu sehingga ibu tidak merasa sendiri 6. Melakukan observasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan 7. Memberi semangat dan pujian atas kemampuan yang ditunjukkan oleh ibu sehingga ibu merasa lebih kuat dan bersemangat - Mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; - Mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; - Melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer ,Laktat/Gelafundin!Normal Saline untuk mengantisipasi teijadinya perdarahan; - Menyiapkan alat-alat penolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penanganan j enasah janin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

menujukkan skala 23untuk VAS pada saat ibu diberikan sytotec per rectal

Tgl29-9-2012 sd 3-10-2012 sebelumjam 18.30 masalah ini tidak teijadi, tetapi masalah ini baru teij adi kala 3 S: ibu menyatakan merasa mengeluarkan darah banyak dan perut ibu merasa mules tetapi ibu lega sudah melahirkan janinnya yang meninggal 0: tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bayi lahir jam 18.30 perempuan dengan berat 1500 gram panj arig 40 em macerasi grade 2, ibu mendaptakan 1 amp oxytosin stelah bayi lahir, ibu tidak dilakukan PIT, setelah ditunggu 15 menit

nampak: tanda-tanda placenta ak:an lahir, placenta di lahirkan tetapi placenta putus, segera dilak:ukan manuil tetapi tidak berhasil, ibu mengeluarkan darah lebih dari 500 cc, kontraksi lembek, tekanan darah 80/50 mmHg nadi 60 x/menit halus dan dalam. A: perdarahan tetj adi P: lakukan pertolongan penanganan perdarahan yang sudah disiapkan I: melakukan kolaborasi dengan segera untuk mencegahtetjadinya shock hipovolemik dengan melak:ukan pemasangan infus dua line, infus yang A RL 500 berisi 10 IU oxytosin danjalur yang lain adalah Ringer Laktat/ Normal Saline dengan tetesan loading atau gelafusine bila diperlukan. 1. Melak:ukan masagge uterus dan meminta tim

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

yang lain uuntuk menghubungi dokter dan kamar operasi untuk persiapan pelaksanaan kuretdengan menyiapakan tim yang lain. 2. Melakukan pengambilan darah sebagai sample untuk persiapan transfusi apabila diperlukan 3. Melakukan kolaborasi untuk pemberian oksigen 2 liter per menit 4. Menyiapkan inform consent untUk persetujuan curettage Obervasi ketat tandatanda vital terutama pemapasan, tekanan darah dan nadi. E. masalah berganti menjadi Kekurangan volume cairan b/d kehilangan darah berlebih sekunder terhadap retensio placenta 3/10 2012

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan

Kebutuhan cairan dapat terpenuhi

1. Lakukan kajian penyebab ibu kekurangan cairan 2. Observasi tanda-tanda vital, jumlah ---------

-Mengkaji penyebab ibu kekurangan cairan dan melakukan kolaborasi dengan segera untuk -----

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3/10/2012 S: ibu mengatakan lemas

dengan segera dan ibu tidak jatuh dalam hipovolemik shock

darah berlebih sekunder terhadap retensio placenta

3. 4. 5.

6.

i

perdarahan, tanda-tanda syok hpovolemik, kontraksi uterus Lakukan masasage uterus Kolaborasi untuk penanganan penyebab perdarahan: curretage Kolaborasi untuk perbaikan keadaan umum pasien, terutama pemberian cairan dan darah, pemeriksaan laboratorium. Kolaborasi pemberian terapi: perbaikan kontraksi uterus

mencegah tetjadinya shock setelah dilakukan kuret, hipovolemik dengan melakukan badan ibu terasa ringan pemasangan infus dua line, infus 0: tekanan darah ibu yang A RL 500 berisi 10 IU 100/60mmHg oxytosin danjalur yang lain adalah Hb 6,9 gr% haematokrit Ringer Laktat/ Normal Saline 19,2 %, trombosit 199, dengan tetesan loading atau ibu pasca dilakukan gelafusine bila diperlukan. curretage dengan indikasi - Melakukan masagge uterus dan retentio placenta, ibu meminta tim yang lain uuntuk terpasang duajalur intra menghubungi dokter dan kamar vena, satu untuk operasi untuk persiapan persiapan transfusi 750 pelaksanaan kuret dengan cc WB, dan satu line RL menyiapakan tim yang lain. 500 cc berisi 2 ampul - Melakukan pengambilan darah oxytosin, tinggi fundus sebagai sample untuk persiapan uteri 2 jari di bawah transfusi apabila diperlukan pusat , kontraksi uterus - Melakukan kolaborasi untuk baik, perdarahan normal, pemberian oksigen 2 liter per menit perineum utuh - Menyiapkan inform consent untuk A: masalah teratasi persetujuan curettage sebagian - Obervasi ketat tanda-tanda vital P: Lanjutkan intervensi terutama pemapasan, tekanan darah sebelumnya dannadi. I: melanjutkan tindakan sebelumnya dan berikan transfusi darah, observasi pemberian transfusi , darah (kecocokan darah dengan kartu, kecocokan darah dengan golongan darah pasien, tetesan dan reaksi yang ditimbulkan), observasi input output,

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3/10 2012

Risiko infeksi b/d penurunan resistensi dan mekanisme kompensasi

Tidak terj adi infeksi selama proses persalinan dan nifas

1. Lakukan kajian asupan nutrisi ibu setiap hari 2. Observasi tanda-tanda vital terutama tanda-tanda infeksi. 3. Minta pasien untuk banyak minum dan makan yang bergizi 4. Observasi kondisi ibu setiap harinya mulai keadaaan umum sampai dengan reeda

1. Melakukan kajian asupan sutrisi ibu setiap hari untuk memperkirakan kemampuan daya tahan yang dimiliki ibu 2. Melakukan Observasi tanda-tanda vital terutama tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor, calor, tumor dan fungsiolesa. 3. Meminta pasien untuk banyak minum dan makan yang bergizi sebagi pertahanan diri 4. Melakukan observasi kondisi ibu setiap harinya mulai dari keadaan umum ibu sampai dengan tandatanda REED A pada masa nifas

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

observasi kadar haemoglobin minimal 6 jam pasca transfusi darah. E: kebutuhan cairan ibu terpenuhi pada tanggal 5/10/2012 dengan hasil Hb 8,7 gr%, haematokrit 25,7 %, ibu tidak lagi mengalami perdarahan, lochea rubra normal, ibu sudah BAK dan BAB spontan, tanda-tanda vital tekanan darah berkisar 110-120 untuk sistole dan diastole berkisar 7080 mmHg , nadi berkisar 80-88x/menit. S: ibu tidak pernah demam baik sebelum maupun saat dan setelah transfusi, ibutidak mengeluhkan apapun kecuali perdarahan kemarin tetapi untunglah dirinya tertolong. 0: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 78 x/mnt irreguler, suhu 37C, ibu mendapat transfusi 750

I

I

cc WB, ibu tetap makan dan minum seperti biasanya, ibu mendapatkan terapi amoxillin 3x1, metronidazol3x1, as mefenamat 3x1, postpargin 3x1, hemofort 1x 1, firosemid 2x 1 pasaca curetage, ibu sudah minum obat yang diberikan. Tanda REEDA tidak didapatkan, lochea rubra tidak berbau dan dalam jumlah cukup. A: maslah tidak terjadi P: hentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tanda -tanda vital dan beri nasehat tentang perawatan nifas dengan IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I: menghentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tandatanda vital dan beri nasehat tentang perawata nifas dengan IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol E: hingga pulang tgl 610-2012 ibu tidak menga1ami masalah resti terj adi infeksi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Tgl

29/9 2012

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

DS: Ny W (33th), Ibu ingin Berduka b/d melahirkan karena mengatakan kematian j anin bayinya sudah meninggal karena semalam bidan dan dokter yang merawatnya karena serangan asma mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya. Oleh karena itu pagi tadi ibu periksa ke poliklinik dan dinyatakan bayinya meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. Ibu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. Ibu tidak ingin bayinya mati karena meskipun ini anak yang tidak diduga tetapi ibu sudah sayang Serangan asma padanya. terakhir adalah semalam sebelum MRS: HPHT 15- 32012 TP 22/12/2012, UK 2930mgg. DO: hasil USG bayi ibu dinyatakan meninggal, dan ibu diberi pengantar untuk dirawat, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76x/menit, suhu 36,7 C, respirasi 15x/menit, tidak

Tujuan Keperawat an

Intervensi

- Jelaskan pada ibu apa Ibumampu yang sedang terj adi mengungkapk pada dirinya, an - Jelaskan kembali perasaannya pemeriksaan yang dengan tepat menunjukkan danmampu terjadinya IUFD dan mengidentifika minta ibu mengingat kembali apa yang ibu si masalah dengarkan dan yang terj adi rasakan serta lihat dalam proses dengan seksama berdukanya selama proses persalinan, - Jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan terj adinya kematian janin dalam rahim. - Jelaskan pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin dalam rahim, - Berikan pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Implementasi

Evaluasi

- Melakukan pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen, pasangan dan tenaga kesehatan yang lain. - Pengkajian respon berduka yang ditampilkan ibu dan keluarga danmemberi kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkap-kan perasaannya baik secara verbal maupunnon verbal. - Apabila respon ibu dan keluarga memungkinkan untuk menerima

S: ya sus, mungkin aku memang sudah tidak boleh punya anak lagi karena aku sudah sakit2an, asmaku sering kambuh apalagi kalau sedang bayak pikiran. Tetapi aku tidak menduga anakku meninggal di dalam sus. 0:. Ibu nampak sedih dan bersedia dilakukan pematangan servix dengan menggunakan infus RL 500 cc diisi 5 IU oxytosin tetesan awal 8 tttes maksimal 40 tetes. A: ibu masih dalam fase bargaining P: lakukan intervensi yang sudah ditetapkan dan pertahankan dan Anjurkan ibu untuk selalu mengambil hikmah dari setiap keiadian.

didapatkan pemapasan cupmg hidung/ronchi/wheezing, kontraksi uterus dan denyut jantung janin tidak ada, TFU 17 x/menit.

komunikasi yang terapiutik, - Beri kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, - Ciptakan support sistem dari keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, - Minta pasangan lain yang mengalami hal yang sama untuk melakukan sha-ring dan observasi tingkat berduka ibu.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

informasi residen - menjelaskan pada ibu apa yang sedangteDadipada ibu, - mengingat ibu kembali pemeriksaan yang menunjukkan teDadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama proses persalinan tadi. - Menjelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan teDadinya kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara j antung j anin pada pemeriksaan dengan doppler.

Berilah semangat dan dukungan kepada ibu bahwa kejadian ini bukan kesalahan ibu tetapi kehendak yang Kuasa. ·. I: Melaksanakan intervensi E: bayi lahir tanggal 3 oktober 2012 jam 18.30 perempuan dengan berat 1500 gram panjang 40 em, macerasi grade 2, ibu meminta suaminya segera menguburkan dan mengirimkan doa untuk anaknya. Ibu pulang tgl 6-102012 dalam kondisi sudah dapat menerima kehilangan anaknya.

29/9 2012

--

DS: Ny W (33 th) , lbu ingin melahirkan tetapi semalam yang bidan dan dokter merawatnya mengatakan tidak menemukan denyut jantung janinnya. Oleh karena itu pagi tadi ibu periksa ke poliklinik

Cemas b/d kurangnya informasi tentang penyebab kehilangan pada

lbu tidak cemas lagi stelah mengetahui penyebab kematian

Lakukan kajian atas kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya, Kesiapan dan kemampuan ibu dan keluarga dalam

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Melanjutkan dengan memberikan informasi pada ibu kemungkinan penyebab teijadinya kematian janin dalam rahim. - Perawat tetap mempertahankan pemberian pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik. - Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong j enasah anaknya -Mengkaji kesiapan ibu dan keluarga dalam menerima informasi yang diberikan oleh perawat.

S:Sr, kemungkinan besar penyebab anak saya meninggal karena saya sering terkena serangan asma ya sr. kasihan anak

dan dinyataakan bayinya / masa prenatal meninggal setelah di USG, dan dianjurkan untuk dirawat. Ibu merasa bayinya masih bergerak, diagnosa dokter itu pasti salah. Ibu tidak ingin bayinya mati meskipun ini kehamilan yang tidak terduga. HPHT 15-3-2012 TP menurut bidan 22112/2012 UK 29-30 mgg. Ibu menanyakan apakah penyebab kematian anaknya padahal ibu raj in memeriksakan kandungannya, apakah ini karena penyakit asma saya yang sering kumat.Serangan asma saya yang terakhir semalam sebelumMRS 0: hasil USG bayi ibu dinyatakan meninggal, dan ibu diberi pengantar untuk dirawat, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76x/menit, suhu 36,7 C, respirasi 15x/menit, tidak didapatkan pemapasan cuping hidung/ronchi/wheezing, kontraksi uterus dan denyut jantung janin tidak ada, TFU 17 x/menit.

janninya

mene~a i~formasi: ~-Kondisi saat ini

Pembenan mformas1 tentang efek emosi dan fisik jangka pendek dan panjang dari berduka, tentang kemungkinan teljadi illFD dengan bahasa yang mudah dipahami, melakukan kajian kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan, pemberian dukungan kepada ibu dan keluarga, ajak keluarga dan tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ibu masih dalam tahap menolak dan marah atas kematian janinnya tetapi ibu dan keluarga selalu menanyakan apa penyebab kematian janinnya? Oleh karena itu perawat merasa perlu untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kemungkinan telj adi illFD dengan bahasa yangmudah dipahami. -Tindakan ini dilanjutkan dengan mengkaji kondisi kecemasan ibu mulai respon cemas maupun dampaknya. -Melakukan kajian

saya harus jadi korban atas periyakit ibunya. 0: -Ibu menyetujui untuk memakai kontrasepsi mantap (MOW) apabila dokter sudah mengijinkan A: Ibu sudah dapat menerima kematian anaknya. P: Anjurkan ibu untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Berilah semangat dan dukungan kepada ibu bahwa kej adian ini bukan kesalahan ibu tetapi kehendak yang Kuasa. 1: Melaksanakan intervensi E: 3/10/2012 Jam 18.30 lahir bayi perempuan dalam kondisi meninggal macerasi grade 2, berat 1500 gram dan panjang 40 em Ibu pulang dalam kondisi tgl 6-10-2012 dalam

3/10 2012

DS: - kenapa sih sus, bayinya kok gak lahir-lahir? - Capek dan takut sus kalaukalaujanin yang mati itu akan meracuni saya nantinya sus? - Sekarang sudah pembukaan berapa sih? Dan saya mau diapakakan lagi, orang lain satu dua hari sudah melahirkan kok saya tidak juga melahirkan padahal ini sudah 2 hari di RS? - Suami ibu mengatakan takut

Ketidak berdayaan b/d proses persalinan yang lama sekunder terhadap kematian janin

lbumampu melewati proses persalinan dan masa berdukanya untuk melanjutkan kehidupannya kembali.

1. Jelaskan pada ibu apayang menyebabkan anaknya belum lahir 2. Jelaskan pada ibu apa saJa yang diperlukan dalam sebuah persalinan 3. Berilah pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan

~-

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kembali respon ibu dan pasangan tentang kehilangan janin setelah diberikan informasi terkait penyebab kehilangan dengan tetap memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga serta meminta kepada keluarga dantenaga kesehatan yang lain untuk menjadi support sistem bagi ibu 1. Menjelaskan pada ibu penyebab anaknya belum lahir adalah karena belum lengkapnya pembukaan dikarenakan belum terjadi penipisan j alan secara maksimal apalagi usia kehamilan ibu belum tergolong rnatang

kondisi sudah dapat menerima kehilangan anaknya, dan akan melakukan MOW apabila kondisinya sudah memungkinkan untuk MOW seperti anjuran dokter.

S: sr,akhirnyajanin saya bisa lahir, kenapa tidak dari kemarin saya dikasih tablet itu sr, ini baru masuk tablet 1 kali ke dubur saya air ketuban langsung pecah danjanin saya bisa keluar.

0: -jam 18.30 lahir

istrinya kenapa-kenapa hila janinnya tidak segera dilahirkan. DO: - Pasien masuk vk tgl29-9-2012 jam 14.30 - Tanggal29 sampai dengan 30 September pagi Pasien sudah dilakukan pematangan servix dengan oxytosin drip 5 IU sudah masuk 2 fles - Tanggal30 September sore Pasien sudah dilakukan pemasangan halon kateter diisi air 60 cc tetapi tgl1 Oktober 2012 malam lepas dan pembukaan tetap 2 em, potio teballunak, ketuban positif, GH 1. - Tanggal2-10-2012 Dilakukan amniotorni gagal - Tanggal 3 direncanakan pemberian ~ tablet sytotec perrectal diulang setiap 6 jam - pembukaan tetap 2 em, potio teballunak, ketuban positif, GH 1. - Kontraksi uterus jarang, ibu menolak dilakukan drip oxytosin karena tidak tahaan dengan rasa sakitnya

4.

5.

6.

7.

menganjurkan untuk bersikap rileks dan pasrah Jelaskan pada ibu apa yang menjadi rencana dokter untuk membantu ibu Kolaborasi untuk pemebrian sytotec ~ tablet per rectal Lakukan observasi kemajuan persalinan dan observasi tandatanda vital Lakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2. menjelaskan bayi perempuan pada ibu bahwa dengan berat 1500 yang diperlukan gram, panjang 40 em, dalam sebuah macerasi grade 2 persalinan harus setelah ibu mendapat ada kekutan yang ~ sytotetec per rectal mendorong jam 14.00 tadi. Proses teijadianya pembukaan, persalinan didahului adanyajalan lahir oleh pecahnya yg terbuka dan ketuban secara adanya penurunan spontan. Ketuban dari kepala j anin berwarna seperti 3. Memberiikan lumpur dan berbau. pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan A: masalah teratasi menganjurkan P: hentikan intervensi untuk bersikap rileks dan pasrah sebelumnya dan lanjutkan pada tata dan terus memberikan laksana pencegahan touching dan teij adinya perdarahan keyakinan pada diagnosa bahwa bayinya akan segera lahir keperawatan kedua. dan tidak akan 1: menghentikan mencederai ibu intervensi sebelumnya karena dan.lanjutkan pada persalinan akan tata la.l,<sana teijadi sebelum 2 rninggu pencegahanteijadinya lamanya perdarahan pada

------------

-

-

--

---

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kematian j anin 4. Menjelaskan pada ibu apa yang menj adi rencana dokter untuk membantu ibu yaitu pemasangan obat perangsang berupa tablett yang akan dimasukkan ke dalam dubur ibu setiap 6 jam 5. Melakukan kolaborasi pemberian sytotec 'l.l tablet per rectal 6. Melakukukan observasi kemajuan persalinan dan observasi tandatanda vital 7. Melakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD dengan persiapan peralatan untuk

diagnosa keperawatan kedua. E: pasien nampak tersenyum lega sambil memegangi suaminya dan berkata akhirnya lahir juga pak.

jenasah bayi dan mencegah teijadinya perdarahan pada ibu, tidak melakukan penegangantali pusat terkendali.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PARTOGRAF Fasilitas Kesehatan .............................................. Alamat: .............................................................. . Nama: .N~:.«tJ.Qt).o~. Umur: .40. Gravida~4- Pa~a: -~-- Abortus: ... 0 No. Registrasi: .... ::........ . 1 Tanggal: ..'5./.tQ.~.t~. Waktu saat masuk: .!..€~- Mula• mulas: ..... :-:........ Ketuban pecah: ... ::-......•....

T c

Denyut Jan!ung Jan in

'E

m •-.

~c

( /menil)

~

~

.

~

10

9

~ !30 ~

8 .-~

7 6

{~ 1......-

~ -~ /

/

~v

/

v I/

.,

-" v

..-~( ·~

.........

.\)

7

lJ~Ji ~ - -~

p-

/ /

v

/'""

v

~'2 l.7'

,,..

I~

• ~Q"'

~

-,_

I

0

Waktu Pukul

1

2

lr4 cPI'5~1{h

3

'0

4

'-

c t

i~. I•

.:ltc .r llf. nc

~~

6

5

lt7~ ltB~I

.,

T

1-1 p

7

I

I

l

I .h""

I

$p

.... ll;ib (oV

.....

f c...

IB b. I

lri)

>/

0 'lr

c

m

2

.E

cutil

.... C1l

J

0.

... -,

1"

('

13

12

"15 . -

14

c

~

m

I

I

:l •-.

m

E C1l

~

Ill /J V;;

s

rz 7J VI lljVI rt. II WI f/, '!J i/J I/, '(/, '-rJJ 'I fJ-1 m71. UJ /. If lfl v, 1!1/ '!J rt£ ri/J If '(fj VJ VIi '(/j rtJ 4

3 ,,

Oksitosin UIL tetes/menic

'"

I I I I I I I ITTTTll I

J I I I I

I I

I I !TTl I l l 1·1 I I I I I I I

I I

I I I I

I

I

I I 1 l

I

I

I j_ T I

Obat dan Cairan lnfus

•Nadi

I

Tekanan darah .

I I I I

1

l ::l

180 170 160 150

.D

140 130 120 II rl 100 90 8n 70 60

til

"0

c 0

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I ~

I I.,J I I I I I I I I I I I l ,.. Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

\......

APLIKASI PENGKAJIAN MODEL KONSEP NEED FOR HELP "WIEDENBACH" PADA Ny. D G3P1Al HAMIL42 MINGGU PARTUS 2 LAMA DENGAN KPD 14 JAM DAN IUFD OliGO Tempat Pengkajian :VKIGD

Tanggal pengkajian : 22- April - 2013

Usia : 31 tahun

: Ny. D

lnisial klien

:TBT

Ala mat No Register

A. Alasan Datang ke IGD: klien ingin mencari pertolongan persalinan karena klien dirujuk dari puskesmas TTI, disana ibu sudah dilakupertolongan persalianan tapi bayinya tidak lahir-lahir. B. Riwayat Kesehatan Sekarang ibu merasa mngeluarkan cairan sejak jam 11.00 tetapi ibu baru datang ke puskesmas jam 17.00 diantar suami Di Puskesmas ibu dilakukan perangsangan dengan obat dalam infus dan kemudian ibu dipimpin persalinan jam 20.00 ibu dirujuk ke RS karena sudah dipimpin tidak ada kemajuan dan DJJ irreguler dan keluarga sudah. tahu. lbu baru datang ke VK IGD sekitar jam 23. 00 an dan langsung dilakukan USG dan bayi dalam kondisi IUFD, keluarga dan ibu sudah diberitahu. lbu segera dirawat di ruang tindakan untuk dilakukan perbaikan keadaan umum dan pertolongan persalinan melalui tindakan vaccum. C. Riwayat Kesehatan Sebelumnya lbu tidak mengalami sakit yang berarti selama proses kehamilan ini.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga (ayah, ibu, paman, bibi;

0 Hipertensi lv Tidak ada

Riwayat Penyakit keluarga :

D. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB}

I?

ODM

I

lv

Ya Tidak Penggunaan KB Bila ya, jenis kontrasepsi yang digunakan:

0 PIL KB

0 lnplant

OAsma

0 Kanker 0 Lain-lain, sebutkan:

l....o_s_u_n_tik_ _ ___.l o 1uD/Spiral 0 Kondom

0 Pantang Berkala

Sejak kapan menggunakan KB :-, Lama penggunaan KB:Keluhan selama penggunaan KB :II.

p~ngkajiai1 berl:fas~rkan

teori "Need forhelp"

A. Pengkajian Fisik Pengkajian Subjektif

;:., 1. Riwayat Perkawinan: status: kawin

.l)sia menikah pertama kali: 20 tahun Lama menikah: 1 tahun

ini pernikahan: Kedua 2. Riwayat Obstetrik: G3 P1 A1

No

Tahun

BB lahir

Keadaan

komplikasi

Jenis

Penolong/

Persalinan

(gr)

Bayi

kehamilan/

Persalinan &

Tempat

lndikasi

Persalinan

2001

2700

hidup

abortus

dikuret

persalinan

1 2 4

Spontan

Hamil ini

3. Data Kehamilan Saat lni G3

P1

A1

HPHT: 8-7-2012 TP: 15-4-2013 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Bidan

41 minggu v Teratur

Usia Kehamilan: Periksa hamil: tiap bulan

4. Aktivitas dan lstirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini : Alasan dibantu: lstirahat : '1/ Mampu beristirahat

0 Tidak teratur

o Dibantu

'1/ Mandiri

o Tidak dapat beristirahat Alasan :-

5. Pengkajian Nyeri Penyebab nyeri :

v Kontraksi Uterus

Qualitas nyeri

v Rasa ingin BAB

0 Lain-lain: v Rasa mules

v Rasa teg'!ng dari perut menjalar

ke pinggung dan perineum v Abdomen menjalar ke pinggang dan bagian perut

Region/area Skala nyeri

0 0-2

0

2-4

0

4-2

0 4-6

'I}

6-8

0 8-10

(pada skala 0-10)

~v"·~-~ ~

I

E

a.-~n~"'~~'loaol"""'

fl

!i

I

II

·-

~~-,~

~IM:"'='~·LII-«:t

........

~~

v menangis

Koping terhadap nyeri :

vmengerang

0 Penggunaan medikasi

vGelisah

OBerkeringat vWajah meringis

Reaksi non verbal

0 Pernafasan ? Relaksasi '1/ berteriak kesakitan

0 Tenang

Pengkajian Objektif

1. Pemerikasaan Fisik lbu : Kepala :

Mata:

Distribusi rambut

v Rata

Lesi/pembengkakan Edema wajah

0 Ada 0 Ada

0 Tidak rata v Tidak ada vTidak ada

Sklera

0 lkterik

v Tidak lkterik

Konjugtiva

? Anemis

Oksigenasi dan Ventilasi

Payudara :

v Tidak anemis

RR : 20 x/menit v Reguler lrama nafas: v Vesikuler Suara Nafas:

TO: 120/70 mmHg 0 lreguler 0 Ronkhi

v Reguler lrama Nadi: Suara Jantung : v 51 dan 52

0 lreguler

capilary reffil:

? > 3 detik

v < 3 detik

Putting Areola

v Exverted 0 Datar v Hiperpigmentasi

Pengeluaran

v Ada

0 Tidak ada

v 5imetris

0 Tidak simetris

0 Murmur

0 Inverted

ASI Bentuk

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Nadi :78 x/menit

0 Wheezing

0 Gallop

Abdomen

Uterus:

TFU : 36 em, punggung kiri, kepala sudah masuk PAP,

Kontraksi kuat, 2-3 x 30' dalam 10" DJJ tidak terdengar ? Ada "1/Tidak ada Striae Gravidarum : Linea alba v Ada Linea nigra v Tidak ada Pemeriksaan dalam:

Pembukaan:

lengkap, caput 2 em, ketuban (-), kepala H3-4

Genitalia:

Pengeluaran pervaginam: Edema Varises

v Lendir

v Darah

OAda OAda

v Tidak ada v Tidak ada

Ekstremitas :

OAda Edema Varises OAda Hodgman Sign 0 Positif

2. Pemerikasaan ibu : TD: 100/70 mmHg v Reguler lrama nadi: v Kuat lntensitas

v Air ketuban

v Tidak ada v Tidak ada v negatif

Nadi 80 x/mnt 0 lreguler Olemah, dalam

B. Pengkajian Psikologis Jbu

1). Perasaan ibu terhadap persalinan : lbu ingin segera dilakukan pertolongan persalinan karena ibu sudah merasa lemas dan kesakitan Ibu hanya bisa pasrah karena ibu tidak tahan dengan semua ini. 2). Harapan ibu terhadap persalinan: klien menyatakan ingin segera melahirkan dengan lancar, sehat, selamat 3). Status mental/mood ibu tampak gelisah, cemas, kesakitan dengan kondisinya terlihat ibu merasa tidak kuat dengan apa yang dirasakannya.

MASALAH KEPERAWATAN FASE AKUT: 1. Nyeri akut b.d efek dari kontraksi utems, penekanan bagian terdahulujanin, mekanisme pengeluaranjanin 2. Risiko injury maternal (perdarahan post partum)b.d efek patius lama dan IUFD 3. Risti infeksi b/d penumnan resistensi dan mekanisme kompensasi MASALAH KEPERAWATAN FASE PEMELIHARAAN: 1. Ketidak berdayaan b/d kematianjaninnya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

ASUHAN KEPERAW AT AN PADA NY D G3P1Al DENGAN KALA 2 LAMA, KPD 14 JAM dan IUFD DI IGD Bagian ini menguraikan untuk tahap Ministry/ Perencanaan dan Validasi/Evaluasi dan dilanjutkan dengaan teori Loss and Grief

MINISTRY

Tgl

Diagnosa keperawatan 22/4/ 2013

Tujuan Keperawatan

1. Nyeri b/d efek lbu dapat beradaptasi dengan kontraksi nyeri yang persalinan, merupakankekuata n dalam persalinan

VALIDASI

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

1. Jelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? 2. Jelaskan pada ibu kenapa ibu harus tetap dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan, dan kenapa bayinya tidak segera lahir 3. Anjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka 4. Dampingi ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik

l.Menjelaskan pada ibu kenapa ibu merasa lebih nyeri akibat adanya kontraksi persalinan? Tindakan ini diperlukan karena ibu memerlukan power untuk persalinan dan ibu sudah kelelahan 2. Menjelaskan pada ibu kenapa ibu harus dilakukan perangsangan dengan menggunakan obat perangsang yang membuat ibu merasa kesakitan, ini diperlukan untuk membantu proses persalian 3. Menganjurkan ibu untuk lebih rileks dengan mengajarkan kepada ibu tehnik relaksasi distraksi yang mudah untuk dipelajari oleh ibu yang sedang berduka, dengan sikap

S: - sus, sakit seperti ditarik-tarik rasanya. - Badanku serasa tidak menentu sus, sakit semua pengin mengej an tetapi anaaknya kok gak keluarkeluar sih, capek.. 0: ibu terpasatig oxytosin drip fles yang baru diganti sewaktu masuk ke vk dengan tetesan awal 8 tetes, pembukaan lengkap, portio tipis, ketuban negatif, GH3-4, VAS 4-6, ibu menangis dan memanggili ibu/ suaminya setiap kesakitan. A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan planning, berilah situasi rileks kepada pasien dan dampingi klien untuk menerapkan tehnil relaksasi tarik nafas dalam dan distraksi, segera lakukan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

i

distraksi dan relaksasi setiap ibu kesakitan 5. Minta keluarga untuk melakukan pendampingan dan dukungan kepada ibu. 6. Lakukan observasi tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan 7. Beri semangat dan pujian atas kemampuan yang ditunjukkan oleh ibu 8. Kolaborasi untuk pertolongan persalinan kala 2 dengan tindakan vaccum atau forcep, pemberian energi tambahan untuk memperbaiki keadaan umumibu.

rileks maka peredaran darah akan lancar dan ibu tidak akan kesakitan 4. Memberi pendampingan pada ibu dan minta ibu untuk melakukan tehnik distraksi dan relaksasi setiap ibu kesakitan untuk menurunkan rasa nyeri yag dirasakan ibu 5. Meminta keluarga untuk melakukan pendampingan dan dukungan kepada ibu sehingga ibu tidak merasa sendiri 6. Melakukan observasi tandatanda vital, tetesan induksi dan kemajuan persalinan 7. Memberi semangat dan pujian atas kemampuan yang ditunjukkan oleh ibu sehingga ibu merasa lebih kuat dan bersemangat untuk pematangan 8. Kolaborasi dan induksi persalinan dengan pemasangan infus RL 500 cc diisi 5 IU oxytosin tetesan awal 8 tetes dan maksimal 40 tetes, dan pertolongan persalinan kala 2 dengan tindakan vaccum atau forcep, perbaikan keadaan umum ibi dengan pemberian dextorse

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

pertolongan persalinan. 1: melakukan apa yang sudah ada dalam intervensi sebelumnya. E: ibu dapat melahirkan secara forcep setelah gagal dilakukan pertolongan secara vaccum pada tgl23/4/2013 jam 00.30 laki-laki, berat 3000 gram, panjang 52 em, didapatkan rigor mortis. lbu hanya merasa nyeri padaa bekas jahitan saja tetapi nyeri tidak terasa karena ibu sedih mendengar anaknya meninggal

22/4/ ,2. Risiko injury 2013 maternal (perdarahan post partum) b/d efek partus lama dan IUFD

I

Tidak tetjadi injury I 1. Observasi tanda-tanda maternal vital (perdarahan post I 2. Observasi dan partum) selama perhatikan keluhan proses persalinan pasien lingkungan dan nifas. I 3. Berikan yang tenang dan nyaman I 4. J elaskan prosedur dan hasil evaluasi penanganan kala 2 lama daniUFD 5. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 6. Kaji kemajuan persalinan 7. Siapkan alat-alat dan pengobatan emergency penanganan kala 2 lama 8. Kolaborasi penanganan seangan kala 2 lama daniUFD 9. Lakukan observasi ketat atas prosedur tindakan kolaborasi penanganan persalinan dengan kala 2 lama dan

40% 2 fles @ 25 cc 9. Persiapkan alat-alat untuk pertolongan persalinan dengantindakan, berikan dextorse 40% 2 fles @ 25 cc secara bolus. - Mengobservasi tanda-tanda vital terutama tekanan darah, kontraksi uterus, dan keluhan ibu; - Mengajarkan cara mengejan sebagai kekuatan ibu untuk melahirkan anaknya, dan massage uterus kepada ibu supaya ibu mampu melakukan secara mandiri setelah bayi dan placentanya lahir; - Melakukan kolaborasi untuk persiapan penanganan persalinan yaitu 4 tablet sytotec, oksitosin beserta spuitnya, cairan infus Ringer ,Laktat/Gelafundin/Normal Saline untuk mengantisipasi tetjadinya perdarahan; - Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan lengkap, beserta peralatan untuk penanganan j enasah janin.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

23-4-2013 jam 00.30 Kala 2 S: ibu mengatakan ingin mengej an seperti orang mau huang air besar, apakah saya sudah akan melahirkan sus? Sus, segera tolong saya sus? 0: ibu terpasang induksi persalinan dengan RL 500 cc ditambah 5 IU oxytosin 20 tts/ menit, pembukaan lengkap, portio tipis, ketuban negatif, GH2-3, peralatan persalinan dibuka, ibu diingatkan kembali cara merejan yang sudah dijarkan, ibu dipimpin merejan. A: masalah belum tetjadi kala 2 P: lakukan sesuai rencana sebelumnya I: melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. E: ibu dapat melahirkan secara forcep setelah gagal dilakukan pertolongan secara vaccum pada tgl23/4/2013 jam 00.30 laki-laki, berat 3000 gram, panjang 52 em, didapatkan rigor mortis.

IUFD.

TFU setinggi pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan keluar sedikit2, tbelwn ada tanda2 plasenta mau lepas. Kala 3: S: ibu lega dan menangis setelah mengetahui anaknya sudah lahir dan meminta suaminya untuk mengabadikan fotonya 0: ibu dapat melahirkan secara forcep setelah gagal dilakukan pertolongan secara vaccwn pada tgl23/4/2013 jam 00.30 laki-laki, berat 3000 gram, panjang 52 em, didapatkan rigor mortis. TFU setinggi pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan keluar sedikit2, tbelwn ada tanda2 plasenta mau lepas. A: masalah belwn teijadi ibu memasuki kala 3 P: lakukan sesuai rencana sebelumnya 1: melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya, lakukan pengosongan kandung kencing, jangan lakukan PTT, lahirkan placenta setelah ada tanda2 placenta lepas. E: Placenta lahir secara spontan 15

--

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

menit kemudian, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan 'l2 underpad tidak penuh, perineum ruptur. Kala IV: S: ibu menanyakan kenapa saya tidak mendengar aanak saya menangis sus? Lho, anak saya meninggal sejak kapan? Kok saya tidak tahu? Suami pasien mengatakan tadi kan sudah dikasih tahu kamunya kesakitanjadi gak dengar. lbu menangis berteriak. Pa, anak kita meninggal pa.Kenapa bisa begini apa? fui anak lakilakimu pa yang kita harapkan selama ini 0: Placenta lahir secara spontan 15 menit kemudian, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan 'l2 underpad tidak penuh, perineum ruptur. lbu mendapat RL 500 cc diisi 40 IU oxytosin 20 tetes/menit, misoprostol 2 tablet per oral A: masalah tidak teijadi, ibu mengalami ketidak berdayaan aatas kematian anaknya. P: -lakukan masage uterus, observasi tanda-tanda vital, penurunan tinggi fundus uteri, kontraksi uetrus, perdarahan, luka

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

22/4/ 2013

Risiko infeksi b/d penurunan resistensi dan mekanisme kompensasi

Tidak texjadi infeksi selama proses persalinan dan nifas

1. Lakukan kajian asupan nutrisi ibu setiap hari 2. Observasi tanda-tanda vital terutama tandatanda infeksi. 3. Minta pasien untuk banyak minum dan makan yang bergizi 4. Observasi kondisi ibu setiap harinya mulai keadaaan umum sampai dengan reeda

1. Melakukan kajian asupan sutrisi ibu setiap hari untuk memperkirakan kemampuan daya tahan yang dimiliki ibu 2. Melakukan Observasi tandatanda vital terutama tandatanda infeksi seperti rubor, dolor, calor, tumor dan fungsiolesa. 3. Meminta pasien untuk banyak minum dan makan yang bergizi sebagi pertahanan diri 4. Melakukan observasi kondisi ibu setiap harinya mulai dari keadaan umum ibu sampai dengan tanda-

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

perineum, lakukan perbaikan luka perineum, kosongkan kandung kecing. 1: melakukan sesuai dengan yang sudah direncanakan. E: TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan tidak banyak seperti menstruasi hari pertama, perineum sudah texjahit rapi secarajelujur dengan memakai benang chromic, ibu sudah BAK spontan, tekanan darah 120/80, nadi 78x/mnt, suhu 36,8 C, respirasi 20x/mnt. Perdarahan tidak texjadi sampai dengan ibu pulang 2 hari kemudian S: ibu tidak pemah demam baik sebelum maupun saat dan setelah persalinan, ibu tidak mengeluhk:an

0: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 78 x/mnt irreguler, suhu 37C, Tanda REEDA tidak didapatkan, lochea rubra tidak berbau dan dalamjumlah cukup. A: masalah tidak texjadi P: hentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tanda -tanda vital dan beri nasehat tentang perawatan nifas dengan

!

I

tanda REED A pada masa nifas

IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol I: menghentikan intervensi dan lanjutkan dengan observasi tandatanda vital dan beri nasehat tentang perawata nifas dengan IUFD, personal higiene, makan makanan yang kaya Fe, banyak minum, rutin untuk kontrol E: hingga pulang dua hari dan kontrol di Poliklinik seminggu kemudian ibu tidak mengalami masalah resti terjadi infeksi

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Tujuan Keperawatan

S: ibu menanyakan kenapa saya tidak menderigar aanak saya menangis sus? Lho, anak saya meninggal sejak kapan? Kok saya tidak tahu? Suami pasien mengatakan tadi kan sudah dikasih tahu kamunya kesakitanjadi gak dengar.

Ketidak berdayaan b/d kematian j anin dan proses persalinan yang lama

Ibumampu melewati proses persalinan dan mas a berdukanya untuk melanjutkan

Tgl 22/4/ 2013

Intervensi

1. Jelaskan pada ibu apa yang menyebabkan anaknya belum lahir 2. Jelaskan pada ibu apa saja yang diperlukan dalam sebuah persalinan 3. Berilah pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan menganjurkan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

lmplementasi

Evaluasi

1. Menjelaskan pada ibu penyebab anaknya belum lahir adalah karena belum lengkapnya pembukaan dikarenakan belum terjadi penipisan j alan secara

S: ibu menangis, ingin melihat anaknya. Kenapa bisa begini? Aku sudah menj aganya? Ini salah bidan itu aku sudah minta

kehidupannya kembali.

Ibu menangis berteriak. Pa, anak kita meninggal pa.Kenapa bisa begini apa? Ini anak laki -lakimu pa yang kita harapkan selama llll

0: Placenta lahir secara spontan 15 menit kemudian, TFU 1 j ari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan Yz underpad tidak penuh, perineum ruptur. Ibu mendapat RL 500 cc diisi 40 IU oxytosin 20 tetes/menit, misoprostol 2 tablet per oral, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat, perdarahan tidak banyak seperti menstruasi hari pertama, perineum sudah teQahit rapi secarajelujur dengan memakai benang chromic, ibu sudah BAK spontan, tekanan darah 120/80, nadi 78x/mnt, suhu 36,8 C, respirasi 20x/mnt. Perdarahan tidak teQadi sampai dengan ibu pulang

--

-

-

--

untuk bersikap rileks danpasrah 4. Jelaskan pada ibu apa yang menjadi rencana dokter untuk membantu ibu 5. Lakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD 6. Jelaskan pada ibu apa yangsedangteQadipada dirinya, 7. Jelaskan kembali pemeriksaan yang menunjukkan teQadinya IUFD dan minta ibu mengingat kembali apa yang ibu dengarkan dan rasakan serta lihat dengan seksama selama proses persalinan, 8. Jelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan teQadinya kematian janin dalam rahim. 9. J elaskan pada ibu kemungkinan penyebab teQadinya kematian janin dalam rahim, 10. Berikan pendampingan pada ibu dengan mempertahankan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

maksimal apalagi usia kehamilan ibu belum tergolong rnatang 2. menjelaskan pada ibu bahwa yang diperlukan dalam sebuah persalinan harus ada kekutan yang mendorong teQadianya pembukaan,adanya jalan lahir yg terbuka dan adanya penurunan dari kepala janin 3. Memberiikan pendampingan dan rasa tenang pada ibu dengan menganjurkan ' untuk bersikap rileks dan pasrah dan terus memberikan touching dan keyakinan bahwa bayinya akan segera lahir dan tidak akan mencederai ibu karena persalinan akan tetjadi

untuk operasi saat perkiraan persalinank:u sudah tiba tapi anakku tidakjuga lahir tapi mereka tidak mau. Aduhaku kehilangan anak laki-laki yang kuinginkan.

0: ibu tampak menangis tanpa did~pingi

suaminya. Ibu dan ibu kandungnya saaling berpelukan menangis, mereka terus menyalahkan petugas kesehtan. Ibu selalu mencari suaminya, ibu tampak tenang bila suaminya berada di dekatnya dan memeluk ibu, ini merupaka kehamilan pertama dengan suami

lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, 11. Beri kesempatan ibu dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal maupun non verbal, 12. Ciptakan support sistem dari keluarga, diri residen sendiri maupun tenaga kesehatan, atau ahli keagamaan sesuai agama yang diyakini, 13. observasi tingkat berduka ibu.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

sebelum 2 minggu lamanya kematian janin 4. Melakukan persiapan pertolongan persalinan dengan bayi IUFD dengan persiapan peralatan untuk jenasah bayi dan mencegah teijadinya perdarahan pada ibu, tidak melakukan penegangantali pusat terkendali. 5. Melakukan pemberian support system yang adekuat baik dari diri residen, pasangan dan tenaga kesehatan yang lain. 6. Pengkajian respon berduka yang ditampilkan ibu dan keluarga dan memberi kesempatan ibu dan keluarga

kedua ini. A: masalah belum teratasi P: Lanjutkan rencana tindakan sebelumnya dengan mengoptimalkan support sistem yang kuat dari pasangan I: Melanjutkan tindakan sebelumnya dan mengajak pasangan untuk memberikan support sistem yang kuat kepada ibu mulai sekarang sampai masa nifas. E: Ibu masih pada fase bargaining dengan selalu mengatakan seandainya dirinya sudah operasi seminggu yang lalu maka tidak akan --

jadi begini untuk mengungkap-kan kejadiannya. Ibu perasaannya baik lebih tenang secara verbal dengan adanya maupunnon pendampingan dari verbal. pasangan. Ibu 7. Apabila respon sudah tampak ceria ibu dan keluarga memungkinkan dan banyak senyum untuk menerima saat kontrol di informasi residen poliklinik seminggu 8. menjelaskan pada kemudian. ibu apa yang sedang terj adi pada ibu, 9. mengingat ibu kembali pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya kematian dan minta ibu untuk ikut serta melihat dan merasakan kembali dengan seksama selama proses persalinan tadi. 10. Menjelaskan pada ibu data hasil pemeriksaan yang menunjukkan terjadinya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kematian janin dalam rahim yaitu tidak adanya suara jantung janin pada pemeriksaan dengan doppler. 11. Melanjutkan dengan memberikan informasi pada ibu kemungkinan penyebab terjadinya kematian j anin dalam rahim. 12. Perawat tetap mempertahankan pemberian pendampingan pada ibu dengan mempertahankan lingkungan dan komunikasi yang terapiutik, dan menytakan ikut berduka cita. 13. Menawarkan pada ibu untuk melihat dan menggendong jenasah anaknya

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN IMPLEMENTAS! PROYEK INOVASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN INFEKSI (PPI) DI AREA INTRANATAL UNIT KEBIDANAN RSUD KOTA BEKASI

PRAKTEK RESIDENSI KEPERAW ATAN MATERNITAS (SPESIALIS 1)

Supervisor utama: Dra. Setyowati, S.Kp., M. App. Sc., PhD Supervisor: Ns. Desrinah Harahap, S.Kep., M. Kep. Sp. Mat Supervisor: Ima Susanti, S.Kp., M. Kep. Sp. Mat

Disusun Oleh: M.M.SETYANINGSIH: 1006748684

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS F AKULTAS ILMU KEPERA WATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2012

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PROYEK INOVASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Dl UNIT KEBIDANAN RSUD BEKASI 2012 1.1

Latar Belakang Rumah sakit (RS) merupakan pusat pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan di RS adalah pelayanan obstetri dan ginekologi. Ibu dalam masa perinatal

dan

bayinya

merupakan

bagian

dari

masyarakat

yang

memanfaatkan pelayanan obstetrik, dan ibu beserta pasangan dengan masalah sistem reproduksi merupakan bagian dari masyarakat yang juga memanfaatkan pelayanan ginekologi di RS. RS yang baik akan dapat menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penilaian derajat kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan World Health Statistics 2011, AKI di negara-negara ASEAN dan SEARO (18 negara) tahun 2008, Indonesia berada pada peringkat sebelas dengan angka kematian 240 per 100.000 kelahiran hidup .. Basil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI mengalami penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2002/2003 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Depkes RI, 2009; Kemenkes RI, 2011). Walaupun mengalami penurunan, di Indonesia tetapi masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya

dapat

Nasional!BAPPENAS,

ditangani

(Badan

2007; Millennium

Perencanaan

Pembangunan

Development

Goals/MDGs,

2008). Penyebab langsung tingginya AKI selain karena perdarahan., berkaitan dengan kematian selama kehamilan dan persalinan (WHO, 2010).

Disamping ibu angka kematian bayi juga masih tinggi, AKB di negaranegara ASEAN dan SEARO tahun 2009, Indonesia berada pada peringkat 10 dengan angka kematian 30 per 1000 kelahiran hidup dan termasuk dalam

1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

negara

dengan

AKB

sedang

(Kementerian

Kesehatan

Republik

Indonesia!Kemenkes RI, 2011) dan penyebab utama tingginya AKB adalah masalah pada neonatal. Masalah pada neonatal antara lain asfiksia, bayi berat badan lahir rendah dan sangat rendah serta infeksi (WHO, 2010).

Pelayanan kesehatan di rumah sakit diharapkan dapat mengatasi masalah para pengguna layanan kesehatan, tetapi terdapt beberapa kejadian yang dapat menambah permasalahan para pengguna layanan rumah sakit. Salah satunya adalah Adverse Event atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD). KTD merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan pasien mengalami cedera yang tidak diharapkan karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil untuk pasien (omission), dan bukan karena kondisi pasien (Marseno, 2011). Angka KTD di negara berkembang (seperti di Australia mencapai 16,6%) masih tinggi dibanding di negara maju (AS: 3,2%) (WHO, 2004).

Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan perawatan selama di rumah sakit, salah satunya berhubungan dengan masalah infeksi. Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Eropa (ECDC) memperkirakan kejadian infeksi yang berkaitan dengan perawatan pada pasien selama di rumah sakit sekitar 5% dari total pasien yang dirawat dan menyebabkan 37.000

kematian

setiap

tahunnya

(European

Commision,

2010).

Berdasarkan bukti nyata KTD yang tidak dapat dihindari, dialami oleh satu dari 20 pasien dan menyebabkan 34.000 kematian setiap tahunnya (Emslie, ;)

Knox, & Pickstone, 2002).

Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan karena menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita di rumah sakit. Resiko infeksi di rumah sakit atau yang biasa dikenal dengan infeksi nosokomial merupakan masalah penting di seluruh dunia. Infeksi ini terns meningkat dari 1% di beberapa negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika (Kementerian Kesehatan RI,

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2011 ). Infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada kasus AIDS, presentasi kumulatif menurut cara penularan perinatal di Indonesia sampai bulan Desember 2010 mencapai 2,6% (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Menurut WHO risiko infeksi nosokomial bisa menimpa 1 dari 10 pasien di RS, dengan risiko kematian 1 diantara 300 pasien. Di negara manapun, seseorang yang masuk RS akan menghadapi risiko kesalahan medis sebesar 1:10 dan risiko kematian sebesar 1:300. Data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa setiap 100 orang yang masuk rumah sakit, 7 orang di negara maju dan 10 orang di negara berkembang akan mengalami infeksi baru saat dirawat. Berbagai peralatan medis juga tergolong rentan menularkan infeksi, seperti kateter saluran kencing dan juga ventilator (alat bantu pemapasan). Di Amerika Serikat, kasus infeksi di RS mencapai 1, 7 juta kasus/tahun dan memicu 100.000 kematian. Angka ini lebih tinggi dibanding Eropa yang hanya 4,5 juta kasus infeksi/tahun dengan tingkat kematian 37.000 kasus/tahun. Di negara berkembang, risiko infeksi dalam perawatan di rumah sakit cenderung lebih tinggi. Diperkirakan 15 persen pasien di negara-negara tersebut pemah mengalaminya (Pramudiatja, detikHealth.com, 10 Mei 2012 diakses tanggal 17 Oktober 2012).

Rumah sakit memerlukan pelayanan yang prima untuk mencegah terjadinya infeksi dari pemberi pelayanan kesehatan ke penerima pelayanan kesehatan atau an tar penerima pelayanan kesehatan. Lebih dari 50 persen infeksi yang. terjadi di RS bisa dicegah jika petugas kesehatan maupun non kesehatan selalu mencuci tangan dengan alkohol atau dengan air mengalir sebelum menangani pasien (Pramudiarja, detikHealth.com, 10 Mei 2012 diakses tanggal17 Oktober 2012). Daftar pemeriksaan (checklist) keselamatan untuk peralatan bedah yang dikeluarkan WHO sejauh ini mampu mengurangi risiko komplikasi sebanyak 33 persen, termasuk infeksi, dan juga risiko kematian sebanyak 50 persen (Pramudiarja, detikHealth.com, 10 Mei 2012

3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

diakses tanggal 17 Oktober 2012). Jika daftar pemeriksaan itu diterapkan di seluruh dunia, diperkirakan ada sekitar 500.000 kematian/tahun yang bisa dicegah (Pramudia:rja, detikHealth.com, 10 Mei 2012 diakses tanggal 17 Oktober 2012). Menurut Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Farid W Husain, belum ada data akurat tentang angka infeksi nosokomial nasional meski sejak lama sudah mengetahui dan melakukan upaya untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan tersebut (Candra, health.kompas.com, 4 Juni 2008 diakses tanggal 17 Oktober 2012).

Dalam rangka mencegah te:rjadinya transmisi infeksi, maka kementerian kesehatan membuat program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sebagai bagian dari program patient safety. Upaya lain yang sudah dilakukan adalah kerjasama dengan MRK Diagnostics dan The Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) tentang pengendalian infeksi nosokomial dengan memberikan pendidikan dan pelatihan pengendalian infeksi bagi tenaga kesehatan di RS. Program tersebut dirancang untuk mengubah perilaku petugas kesehatan di 100 RS selama bulan Juni 2008 sampai Oktober 2009. Rumah sakit yang sudah ditetapkan Depkes sebagai pusat pelatihan regional PPI adalah RSUP Adam Malik Medan, RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, RSUP dr Sutomo Surabaya, dan RSUP Sanglah Denpasar (Candra, health.kompas.com, 4 Juni 2008 diakses tanggal17 Oktober 2012).

Kementrian kesehatan juga sudah membuat kebijakan melalui keputusan menteri kesehatan nomor 270 tahun 2007 tentang pedoman manajerial PPI dan keputusan MenKes nomor 381 tahun 2007 tentang pedoman PPI di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Tahun 2011 Menkes sudah membuat kebijakan

melalui

Permenkes

nomor

1691/MENKES/PERJVIII/2011

tentang keselamatan pasien RS. Pada tahun 2012 PPI merupakan bagian mutlak dari salah satu pembahasan akreditasi Rumah Saki 2012. Hal ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk memberi pelayanan bermutu

4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

pada masyarakat agar tiap RS dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dapat menjalankan program PPI (Candra, health.kompas.com, 4 Juni 2008 diakses tanggal17 Oktober 2012).

Program PPI secara umum bertujuan untuk menciptakan budaya patient safety; memperbaiki akuntabilitas rumah sakit; menurunkan angka HAis (Health-care Associated Infections) dan mencegah pengulangan KTD (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Secara spesifik, program PPI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi; melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang berbahaya; dan menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial. Ruang lingkup program PPI meliputi pencegahan infeksi, pendidikan dan pelatihan, surveilans, dan penggunaan obat antibiotik secara rasional (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Salah satu upaya yang sudah dilakukan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) adalah kompetisi bertajuk BE COMMENSAL (BayerPerdalin: Competition On Managementt of healthcare associated infection controL) (Susanto, compass.com, 12 Desember 2012 diakses tanggal 8 Oktober 2012). BE COMMENSAL merupakan kelanjutan dari kampanye cuci tangan dan pengendalian infeksi dan dilaksanakan atas kerjasama antara Bayer HealthCare dan Perdalin yang diinisiasi pada akhir tahun 2010. Program yang diluncurkan pada bulan Mei 2011 tersebut bertujuan mengkaji implementasi program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mendorong pencapaian kualitas pelayanan kesehatan sesuai standar akreditasi Kemenkes, ISO, dan JCI (Susanto, kompas.com, 12 Desember 2011 diakses tanggal 8 Oktober 2012).

Dua puluh RS se-Indonesia berpartisipasi dalam kompetisi tersebut dan hanya dimenangkan oleh 5 RS yaitu RSU Fatmawati, RS Jantung Harapan Kita, RS Medistra Jakarta, RSUP Dr. Sardjito-Yogyakarta, dan RS Pusat

5

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Angkatan Darat Gatot Soebroto. Indikator penilaian diantaranya berdasarkan kriteria memiliki komite PPI serta tim PPI dan/atau IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang dilengkapi dengan SK, memiliki data surveilans angka infeksi dan data pola kuman dan antibiotik minimal 6 bulan terakhir yang sudah dilaporkan lengkap dengan rekomendasi, memiliki data basil audit Hand Hygiene, serta beberapa kriteria penting lainnya (Susanto, kompas.com, 12 Desember 2011 diakses tanggal 8 Oktober 2012).

Hasil penelitian Chuang, et.al (2002) pada ibu post partum dengan infeksi invasive Group A Streptokokus (GAS), kemungkinan terpapar penyakit invasive saat perinatal atau infeksi saat melahirkan yang kontak dengan petugas yang terinfeksi. Delapan puluh tujuh kasus post partum dengan infeksi GAS terjadi pada 3%-8% RS setiap tahunnya. Diperkirakan 220 kasus terjadi setiap tahunnya di USA (Chuang, et.al. 2002) .

Berdasarkan basil penelitian Yokoe (2001), untuk mengkonfirmasi status infeksi pada periode post partum memerlukan jangka waktu 30 hari. Dari total 2826 kasus yang diteliti selama 30 bulan, rata-rata kejadian infeksi post partum adalah 6% dengan kelahiran secara SC 7,4% dan 5,5% persalinan pervaginam. Beberapa faktor yang menjadi predisposisi terjadinya infeksi post partum adalah rehospitalisasi, SC, antibiotic antistapilokokus, kode diagnosis untuk mastitis, endometriosis dan luka infeksi, rawat jalan dan kultur luka (Yokoe, 2001 ).

Komplikasi infeksi selama prosedur pembedahan obstetrik mencakup infeksi saluran kemih, luka infeksi, infeksi perineum dan sepsis yang dapat memperpanjang hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan. Penggunaan antibiotic profilaksis dianjurkan untuk beberapa prosedur obstetric seperti SC, persalinan dengan alat, manual plasenta, laserasi perineum derajat 3 atau 4, dilatasi dan kuretase. Akan tetapi penggunaan antibiotic profilaksis

6 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

tersebut tidak sepenuhnya mengurang1 angka kejadian infeksi obstetric (Schalkwyk, et.al, 2010). Lingkungan hipotermi selama proses SC juga dapat menjadi faktor risiko terhadap infeksi post SC. Pemyataan ini ditunjang oleh penelitian Edwards, Madani dan Duff (2003) terhadap 42 ibu (7,6%) yang terdiagnosa infeksi postoperative. Infeksi tersebut mencakup endometritis (n=25), abses luka (n=7), luka selulitis (n=7) dan ISK (n=4). Menurut Arianpour, Safari, dan Hatami (2009), infeksi umumnya teijadi pada ibu dengan usia yang lebih muda dan umum teijadi pada area luka episiotomi.

RSUD Bekasi merupakan RS rujukan tipe B yang bisa menerima rujukan pasien dari Puskesmas, klinik!BPS, dan pasien dengan risiko HIV/ AIDS. Pada tahun 2012 RSUD Bekasi masih sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk akreditasi RS dengan 16 pelayanan dan salah satu pelayanan yang harus dipenuhi adalah program PPI. Program ini mencakup pengendalian kejadian HIV/AIDS mulai dari area antenatal, intranatal dan bayi baru lahir serta postnatal. Program pada area antenatal sudah pemah dibentuk seperti klinik VCT, PMTCT, dan skrining HIV/AIDS. Berdasarkan sumber daya manusia yang tersedia di unit kebidanan adalah sebanyak 26 bidan di ruang rawat terdiri dari 3 orang dengan latar belakang pendidikan D I, 23 orang dengan latar belakang pendidikan D III. Sedangkan di poliklinik kebidanan terdiri dari 2 orang bidan (1 orang D III dan 1 orang D I). Berdasarkan hasil wawancara hanya satu orang yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang PPI.

Program Continuity of Care melalui pendokumentasian dan discharge planning pada ibu hamil dengan HIVI AIDS yang pemah dicanangkan oleh residensi matemitas tahun 2011 di unit kebidanan RSUD Bekasi belum ada tindak lanjutnya. Secara keseluruhan menurut Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD Bekasi, ruang rawat khusus infeksi sudah dipersiapkan walaupun fasilitasnya belum memadai. Untuk data pasien yang menderita HIV/AIDS di RSUD Bekasi sejak tahun 2008 berjumlah 225 orang, 117

7 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

orang masih rawat jalan, dan sisanya meninggal. Tahun 2010 sampai bulan Februari terdapat 9 orang pasien dengan HIV/AIDS yang dirawat RSUD Bekasi (poskota.co.id, 3 Februari 2010 diakses tanggal17 Oktober 2012).

Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan mulai bulan September 2012, didapatkan bahwa pelaksanaan program yang sudah pemah dicanangkan sebelumnya tidak berkesinambungan, penerapan standar prosedur tindakan dan sumber daya manusia yang belum memadai. Berdasarkan data pasien yang dirawat

di

ruang kebidanan

dengan penyakit infeksi

yang

terdokumentasi pada tahun 2010 terdapat 6 kasus (1 kasus vaginitis dan 5 kasus luka infeksi). Pada tahun 2011 terdokumentasi 6 orang pasien yang terinfeksi (Register pasien ruang Dahlia tahun 2010-2011 ).

Hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang telah dilakukan di unit kebidanan RSUD bekasi bulan Oktober 2012 menunjukkan bahwa praktik kebersihan tangan oleh petugas kesehatan dilakukan dengan baik. Namun demikian masih terdapat sebesar 34% petugas kesehatan kadang-kadang melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien. Selain itu masih terdapat petugas kesehatan yang kadang-kadang menggunakan apron sebagai alat pelindung diri (51%) ketika melakukan tindakan yang beresiko terpapar darah atau cairan tubuh pasien.

Hal penting lainnya yang ditemukan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner bulan Oktober 2012 terkait pengendalian lingkungan, penanganan limbah dan benda tajam menunjukkan hasil bahwa 44% menyatakan petugas penanganan limbah tidak pemah dilatih dan dievaluasi terkait program PPI. 34% menyatakan tempat sampah infeksius yang akan digunakan kembali tidak pemah didisinfeksi, 59% menyatakan kadang-kadang membersihkan dan mendisinfeksi permukaan lingkungan di area perawatan dua kali sehari, serta 44% menyatakan kadang-kadang menggunakan doek steril untuk tindakan steril.

8 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat matemitas sebagai salah satu provider (pemberi pelayanan), mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien terkait pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi. Hal ini harus didukung oleh komitmen yang kuat dari perawat dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi, di setiap lini pemberi pelayanan kesehatan.

RSUD Bekasi telah membentuk struktur organisasi pelaksana program PPI di tingkat rumah sakit sampai dengan unit perawatan. Namun demikian program PPI belum dapat betjalan dengan lancar. Oleh karena itu perlu dilakukan penyegaran/deseminasi agar program PPI dapat diterapkan dan betjalan dengan lancar.

1.2

Tujuan 1. Tujuan Umum

Membuat program untuk meningkatkan patient safety yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan RSUD Bekasi 2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi exsisting program di unit kebidanan RSUD Bekasi b. Membuat program PPI berupa panduan/SOP untuk unit kebidanan RSUD Bekasi (unit antenatal, intranatal, bayi baru lahir, dan postpartum) c. Mensosialisasikan program PPI di setiap unit kebidanan RSUD Bekasi d. Mengimplementasikan program PPI di setiap unit kebidanan RSUD Bekasi e. Mengevaluasi program PPI di setiap unit kebidanan RSUD Bekasi f.

Melakukan feedback program PPI di setiap unit kebidanan RSUD Bekasi

9

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

g. Pelaporan dan rencana tindak lanjut program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi

1.3

Analisis SWOT 1. STRENGTH (KEKUATAN) a. RSUD kota Bekasi memiliki motto "Senyum Awal Dari Pelaksanaan Asuhan Keperawatan" b. RSUD kota Bekasi memiliki visi "Menjadi Rumah Sakit Pilihan Dan Kebanggan Masyarakat." c. RSUD kota Bekasi memiliki misi: meningkatkan profesionalisme surnber daya manusia dan kesejahteraan karyawan RSUD Kota Bekasi; meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima, merata dan tetjangkau oleh masyarakat; pengembangan pusat-pusat pelayanan kesehatan spesialistik; dan membangun komitmen bersama di antara

stakeholder RSUD Kota Bekasi. d. Secara struktural telah terbentuk koordinator pelaksana program pencegahan dan pengendalian infeksi di tingkat rumah sakit maupun ruang perawatan termasuk ruang Dahlia. e. Jumlah ketenagaan di ruang Dahlia terdiri dari 27 bidan, 2 administrasi dan 4 prakarya dan 2 Cleaning Service.

f.

Jenjang pendidikan bidan, 1 orang D IV kebidanan, 23 orang Dill kebidanan dan 3 orang D I kebidanan

g. Pemah dilakukan sosialisasi satu kali tentang program pencegahan dan pengendalian infeksi h. Adanya dukungan dari koordinator program pengendalian infeksi di tingkat rumah sakit maupun ruang rawat Dahlia untuk penyegaran kembali program.pencegahan dan pengendalian infeksi 1.

Ruang Dahlia terdiri dari ruang khusus persalinan (VK) dan ruang rawat untuk kasus obstetrik dan ginekologi yang terpisah

J.

BOR untuk ruang VK 77% dan ruang rawat 99.8 %.

k. Sarana pencegahan infeksi yang sudah ada meliputi sarana cuc1 tangan dengan air mengalir di ruang VK, cairan desinfektan untuk

10 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

cuci tangan, cmran desinfektan untuk dekontaminasi alat bekas pakai, alat sterilisasi khusus ruang Dahlia baik sterilisasi basah maupun kering. tempat sampah khusus untuk sampah infeksius dan non infeksius, tempat sampah khusus benda tajam, alat pelindung diri, masker dan sarung tangan dispossibel baik

steril maupun

bersih. I.

Berdasarkan data kuesioner pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi oleh seluruh tenaga bidan, diperoleh hasil terlampir.

2. WEAKNESS (KELEMAHAN) a. RS belum mempunyai rancangan dan program menyeluruh untuk mengurangi resiko infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien dan petugas kesehatan b. RS

belum menggunakan pendekatan berbasis resiko

dalam

menerapkan fokus program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan c. Di ruang Dahlia belum ada kebijakan & prosedur yang membahas tentang pemisahan pasien yang menderita penyakit infeksius dan non infeksius beserta ruang khusus untuk pasien infeksius d. Ruang VK belum berfungsi sebagai ruang semi streril e. Sistem sirkulasi udara dan ventilasi serta pemeliharaannya belum berfungsi optimal f.

SOP tentang universal precaution, tindakan aseptik dan antiseptik, dekontaminasi alat bekas pakai, sterilisasi alat belum lengkap.

g. Koordinator program pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang Dahlia belum tersertifikasi. h. Dokter, bidan, tenaga adiministrasi dan prakarya belum seluruhnya tersosialisasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi 1.

Sarana untuk merendam/dekontaminasi belum memenuhi standar (belum merendam seluruh alat bekas pakai).

11

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

J.

Sarana cuci tangan belum semuanya ada di ruang perawatan Dahlia

k. Keterbatasan persediaan cairan desinfektan

seperti clorin, sabun

beserta lap habis pakai.

1.

Keterbatasan tenaga kebersihan pada setiap pergantianjaga, sehingga sampah sering melebihi kapasitas terutama pada hari libur

3. OPPORTUNITY (KESEMPATAN/PELUANG) a. Terbukanya kerjasama antar rumah sakit untuk pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi b.

Adanya panduan program pencegahan dan pengendalian infeksi dari kementrian kesehatan dan joint comitte international rumah sakit seluruh dunia.

c. Terbukanya peluang mengikutsertakan tenaga kesehatan RSUD kota Bekasi untuk pelatihan program pencegahan infeksi di instansi lain

4. THREATHS (ANCAMAN) a. Semakin meningkatnya kasus infeksi pada pasien pengguna jasa pelayanan kesehatan obstetrik dan ginekologi terutama HIVIAIDS b. Tuntutan pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi oleh badan akreditasi rumah sakit. c. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, aman dan nyaman

Berdasarkan analisis SWOT, permasalahan yang timbul adalah: 1.

Belum

optimalnya

pelaksanaan

program

pencegahan

dan

pengendalian infeksi di RSUD kota Bekasi terutama di ruang Dahlia 2.

Belum optimalnya struktur pengorganisasian program pengendalian infeksi dari tingkat rumah sakit maupun ruang rawat terutama ruang Dahlia

3.

Belum optimalnya sosialisasi program pencegahan dan pengendalian infeksi pada seluruh tenaga kesehatan maupun non kesehatan di rumah sakit terutama di ruang dahlia

12 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan kegiatan sebagai berikut: a. Penyegaran kembali (desiminasi) tentang program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). b. Menyusun mekanisme strategi keija meliputi alur keija, pembentukan tim penangungjawab, kelengkapan sarana prasarana, serta hal-hal lain yang dapat menunjang terlaksananya program PPI. c. Menyusun panduan dalam bentuk SOP terkait program PPI. d. Melakukan uji coba mekanisme keija dan SOP yang telah disusun. e. Pelaporan hasil kegiatan serta rencana tindak lanjut dari kegiatan inovasi yang telah dilaksanakan.

1.4 Plan Of Action (POA) (terlampir) 1.5. Laporan Implementasi Pada Intranatal di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi

Bagian ini menguraikan tentang implementasi berikut evaluasi penerapan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang telah dilaksanakan di Unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi meliputi area antenatal, intranatal, BBL dan postnatal. Implementasi (uji coba) penerapan program PPI ini dilaksanakan selama 2 minggu yang dilanjutkan dengan evaluasi.

Hasil

Evaluasi pada area masing-masing unit kebidanan diperoleh melalui hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Berikut uraian tentang pelaksanaan implementasi dan evaluasi pada masing-masing area di Unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dalam proses persalinan, tenaga kesehatan harus melaksanakan praktek-praktek penanganan infeksi yang baik secara konsisten (Depkes, 2008). Tindakan pencegahan infeksi bertujuan melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong ersalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Hal ini juga merupakan upaya untuk menurunkan risiko

13 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya, seperti misalnya hepatitis, HIV/AIDS (Depkes, 2008).

Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV di tempat ke:tjanya melalui: , - Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut atau melalui diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil). - Luka tusuk yang disebabkan oleh jarum yang sudah terkontaminasi atau peralatan taj am lainnya, baik pada saat prosedur dilakukan atau pada saat proses persiapan alat.

Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan perlindungan pribadi (kaca mata, masker, celemek dll) melindungi petugas terhadap percikan yang dapat mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. Waspada dan berhati-hati

dalam

menangam

benda

tajam,

melakukan

proses

dekontaminasi, dan menangani peralatan yang terkontaminasi merupakan cara-cara untuk meminimalkan risiko infeksi. Pencegahan infeksi tersebut , tidak hanya

bagi ibu dan bayi baru lahir saja tapi juga untuk petugas

kesehatan dan staf yang lain (Depkes, 2008).

Pencegahan infeksi merupakan bagian essensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama antenatal, intranatal, post natal, dan kepada bayi baru lahir atau saat penatalaksanaan penyulit (Depkes, 2008).

Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif didasarkn kepda pnns1p sebagai berikut: - Setiap orang harus dianggap dapat menulrkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala). - Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi

14 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

- Permukaan benda di sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan telah tersenth dengan permukaan kulit yang tidak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunaan, harus diproses secara benar. - Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses

dengan ,penar maka

semua

itu

arus

dianggap

masih

terkontaminasi. - Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secar total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara benar dan konsisten (Depkes, 2008).

Ada berbagai

praktek pencegahan infeksi yang dapat mencegah

mikroorgnisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu, bayi baru lahir dan para penolong persalinan) sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi (Depkes, 2008).

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut sbb: - Cuci tangan - Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya. - Meggunakan teknik asepsis atau aseptic - Memproses alat bekas pakai - Menangani peralatan tajam dengan aman - Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan ( termasuk pengelolaan sampah secara benar) (Depkes, 2008).

15 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PELAKSANAAN

PENCE GAHAN

DAN

PENGENDALIAN

INFEKSI DI AREA INTRANATAL ADALAH:

A.

Implememtasi Kegiatan Area intranatal - Cuci tangan 1. Tersedia fasilitas cuci tangan (air mengalir, sabun cmr

dalam tempatnya, tissue towel dalam tempatnya, tempat sampah tissue (dilapisi plastic hi tam). 2. Tersedia protap cuci tangan (Gambar). 3. Tersedia media visualisasi bahaya pada tangan.

- Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Meja Tindakan 1. Penyediaan alat pelindung diri pada tiap meja tindakan. 2. Tersedia media visual pemakaian APD (Gambar). 3. Tersedia protap pemakaian APD di meja tindakan.

- Memproses alat bekas pakai dan menangani peralatan tajam dengan aman 1.

Tersedia protap pengenceran klorin.

2.

Tersedia bak tertutup persediaan air klorin yang sudah diencerkan di VK.

3.

Tersedia 2 baskom kotak yang bisa merendam alat masing-masing berisi air bersih dan air klorin di tiap meja tindakan.

4.

Tersedia 2 underpad, masing-masing untuk alas dalam menolong persalinan dan melakukan penjahitan di tiap meja tindakan.

5.

Tersedia 2 ember untuk menaruh underpad/tenun yang terkontaminasi (ember plastic kuning) dan menaruh bahan-bahan yang tidak terkontaminasi di tiap meja tindakan.

6.

Tersedia protap pembuangan alat bekas pakai.

16 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7.

Di VK tersedia tempat sampah (kuning) untuk: •

Pembuangan darah (sampah medis)



Pembuangan bahan bekas tindakan medis di bawah tempat tidur pasien (sampah medis)



Pembuangan spuit danjarum



Masing-masing untuk pembuangan tempat obat (flakon dan ampul)



Pembuangan alat media (seperti: slang infuse, bag darah)



Pembuangan plabotte

Ditambah:



- Pembuangan sampah umum (sampah non medis)



- Pembuangan bahan tidak terkontaminasi di bawah tempat tidur pasien

• •

(sampah non medis). Alat semprot untuk mendekontaminasi tempat tidur sehabis dipakai.

- Penerapan Tehnik Septik dan Aseptik

a.

Pembuatan SOP pertolongan persalinan di meja tindakan pertolongan persalinan pada tempat tidur VK

b.

Pembuatan SOP penjahitan perineum di meja tindakan pertolongan persalinan pada tempat tidur VK

c.

Pembuatan SOP vulva higiene di meja tindakan pertolongan persalinan pada tempat tidur VK

d.

Mendesain persiapan alat untuk pertolongan persalinan lengkap pada meja tindakan meliputi: SOP seperti di atas, APD, Alat pertolongan persalinan dan heating, underpad, tempat pembuangan sampah terkontaminasi dan

tidak

terkontaminasi,

Bak

rendam

alat

terkontaminasi dan bak untuk air bersih.

17 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

B.

Evluasi Kegiatan 1.

Area intranatal Ketersediaan fasilitas dalam pertolongan persalinan a)

Kelengkapan partus set dan alat pelindung diri

100 90 80 70 60 l!ltdk lgkp

so 40 30 20 10 0

l!llengkap

sesudah

sebelum

b) Ketersediaan kelengkapan sarana cuci tangan 100 90 80 70 60

IDLENGKAP

so

IIITDK LENGKAP

40 30 20 10

0

0

0

SESUDAH

SEBELUM

c)

Ketersediaan

sop

pertolongan persalinan pada meJa

tindakan 100 90 80 70 60

so

OTDK TERSEDIA

40 30 20 10 0

Ill TERSEDIA

Sesudah

Sebelum

d)

Ketersediaan

doek

steril/underpaid

pada

pertolongan

persalinan

18 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

El TDK TERSEDIA II TERSEDIA

0

Sebelum

e)

Sesudah

Ketersediaan bak perendam alat secara total untuk dekontaminasi pada pertolongan persalinan

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

IJTDK TERSEDIA II TERSEDIA

Sebelum

t)

Sesudah

Ketersediaan tempat sampah medis dan non medis saat pertolongan persalinan pada meja tindakan

100 90 80 70 60

so

0 TDK TERSEDIA

40

1!1 TERSEDIA

30

20 10 0 Sebelum

Sesudah

19 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi

a)

Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

80 70 60

so

I!JTDK PERNAH

40

llliiKADANG

30

DSELALU

20

0

10 0 SEBELUM

SESUDAH

b) Penggunaan alat pelindung diri saat melakukan tindakan pertolongan persalinan 90 80 70 60

so

0TDKPERNAH

40 30

IIIIIKDG-KDG OSELALU

20 10

0 SEBELUM

c)

SESUDAH

Penggunaan doek steril/underpaid pada

saat melakukan

tindakan pertolongan persalinan

20 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

100 90 80 70 60

mJ TDK PERNAH

so

IIIIKDG-KDG

40 30 20 10 0

OSELALU

0

SEBELUM

d)

SESUDAH

Memisahkan sampah medis

dan non

medis

sesua1

tempatnya saat melakukan pertolongan 80

70 60

so

liHDKPERNAH

40

IIJIKDG-KDG

30

OSELALU

20

0

10 0 SEBELUM

e)

SESUDAH

Melakukan dekontaminasi dengan merendam alat hingga terendam semua setelah melakukan pertolongan

21 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

100 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

lEI TDK PERNAH IIIIKDG-KDG

OSELALU 0

SEBELUM

f)

SESUDAH

Penerapan sop pertolongan persalinan 100

100 90 80 70 60

~TDKPERNAH

so

.KDG-KDG

40 30 20 10 0

DSELALU 0

SEBELUM

SESUDAH

Evaluasi berdasarkan basil wawancara di unit intra natal kepada para staf dan mahasiswa praktek, tentang: a. Aktivitas: Dalam pelaksanaan keija, staf merasa lebih efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan bersih untuk pasien. b. Ruangan: Ruangan dirasa lebih nyaman, aman dan bersih, karena fasilitas dalam memberikan

pertolongan persalinan tertata dengan baik dan

teratur. c.

Pemakaian Alat: lebih tertata dan mudah didapatkan saat akan dipergunakan.

22 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Kendala yang dihadapi adalah: Fasilitas: Keterbatasan alat yang ada, sehubungan prom memakai pendekatan pilot project.

1m

masih

- SDM: •

Mahasiswa praktek merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ada di kamar bersalin, belum terbiasa dengan perubahan yang ada sehingga sering melakukan kesalahan dalam pemisahan dan pembuangan sampah terkontaminasi.



Petugas yang ada belum terbiasa dengan perubahan yang ada terutama pemakaian underpad dan sarana cuci tangan, tetapi dengan berjalannya waktu perubahan itu dapat diterima.

Rekomendasi:

Program ini perlu untuk ditindak lanjuti mengingat program PPI dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meminimalkan anggaran belanja dan kesehatan rumah sakit. Program PPI adalah salah satu program dalam akreditasi serta mengutamakan perlindungan pasten,

masyarakat

dan

tenaga

kesehatan

sendiri.

Beberapa

rekomendasi yang dapat diajukan sebagai rencana tindak lanjut adalah sebagai berikut: 1.

Pembentukan tim penanggung jawab pelaksana hingga pengawasan proses dekontaminasi sampai dengan sterilisasi serta inventarisasi alat, pengesetan alat yang benar.

2.

Pembuatan lembar dokumentasi dapat berbentuk cheklist untuk mendokumentasikan kegiatan sterilisasi dan pengesetan alat yang telah dilakukan

3.

Pengadaan buku pengawasan kejadian infeksi setiap shift

4.

Pembuatan laporan berkala oleh tim PPI ruangan terkait kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi

23 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

5.

Pendelegasian dan sosialisasi menyeluruh pada semua petugas kesehatan dan nonkesehatan tentang pro gram dan pengadaan alat yang sudah ada yaitu dengan menyampaikannya pada setiap overan pergantian shift

6.

Peningkatan pengetahuan melalui desiminasi dan pelatihan secara herkala

7.

Pembuatan modul tentang PPI

8.

Pembuatan media audio visual untuk media pembelajaran baik bagi petugas kesehatan dan non kesehatan maupun bagi pasien dan keluarga

1.6 Bagan Laporan Kegiatan Implementasi dan Evaluasi PPI di Area Intra Natal R.Dahlia RSUD Kota Bekasi (Terlampir)

24

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DRAFT PLAN OF ACTION PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI UNIT KEBIDANAN RSUD BEKASI N

NAMA KEGIATAN

TUJUAN

SASARAN

0

persamaan Presentasi hasil 1. Tercapainya perseps1 tentang hasil pengkajian terkait pengkajian PPI di unit program pencegahan kebidanan RSUD Bekasi. pengendalian dan di unit 2. Tercapainya persamaan infeksi persepsi tentang masalah kebidanan yang dapat diangkat terkait program di unit kebidanan RSUD Bekasi program 1. Tersosialisasinya program 2. Diseminasi dan PPI untuk seluruh tenaga pencegahan kesehatan non penanggulangan dan kesehatan di unit . infeksi (PPI) kebidanan RSUD Bekasi 2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahanan seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi tentang mekanisme strategi serta panduan tarkait 1.

TEMPAT& WAKTU KEGIATAN Seluruh tenaga Temp at: Ruang kesehatan dan non rapat Dahlia kesehatan di unit kebidanan RSUD Waktu: Minggu ke Bekasi 4 oktober

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

Temp at di ruang rapat Dahlia.

PENANGGUN G JAWAB

PENDANAAN

Rp. 1.000.000

Rp. 7.500.000

Waktu mmggu kedua bulan November

25 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3.

4.

5.

6.

bersama Diskusi pembuatan mekanisme strategi kerja sekaligus penanggun jawab pelaksanaan program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi Diskusi bersama pembuatan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi Persamaan persepst hasil penyusunan SOP . program PPI yang akan diterapkan di unit RSUD kebidanan Bekasi Implementasi ujicoba mekanisme strategi dan panduan (SOP) program PPI sekaligus evaluasi pelaksanaan ujicoba

program PPI Terbentuknya mekanisme strategi kerja sekaligus penanggung jawab pelaksana program PPI yang telah disepakati bersama

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

I Tempat di ruang

Terbentuknya panduan (SOP) untuk pelaksanaan program PPI yang telah disepakati bersama.

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

I Tempat di ruang

Tercapainya persamaan persepsi tentang panduan (SOP) yang telah disusun untuk dapat diuji cobakan

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

1. Terlaksananya ujicoba mekanisme kerja dan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi 2. Diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan uji coba keija dan mekanisme

Seluruh tenaga I - Ruang VK dan raw at kesehatan dan non ruang kesehatan di unit Dahlia kebidanan RSUD · - Ruang poliklinik Bekasi kebidanan

Rp. 500.000

rapat Dahlia. I

Waktu : minggu ke 2 bulan November

Rp. 1.500.000;

rapat Dahlia.

I Waktu

: minggu ke 3 bulan November

I Tempat

di ruang rapat Dahlia.

Rp. 500.000

I W aktu

: minggu ke 3 bulan November Rp. 5.000.000

Waktu: minggu ke

26 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7

8

Penyusunan laporan hasil evaluasi uji coba mekanisme kerja dan panduan (SOP) serta penyusunan rencana tindak lanjut pelaksanaan program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi

Presentasi akhir: pelaporan hasil kegiatan proyek inovasi program PPI

panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi Terbentuknya laporan hasil • Seluruh tenaga evaluasi uji coba mekanisme kesehatan dan kerja dan pelaksanaan panduan non kesehatan SOP unit di kebidanan RSUD Bekasi • Tim menejerial keperawatan, tim PPI dan Ka Obsgyn SMF RSUD Bekasi Tersampaikannya hasil • Seluruh tenaga perkembangan program PPI kesehatan dan yang dilaksanakan di unit non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi kebidanan RSUD Bekasi • Tim menejerial keperawatan, tim PPI dan Ka SMF Obsgyn RSUD Bekasi

4 November ke 1 minggu Desember 2012 I Unit kebidanan RSUD Bekasi

Rp.200.000

I Waktu: minggu ke 2 Des ember 2012

I Tempat

di ruang rapat Dahlia.

Rp. 1.000.000

Waktu : minggu ke 3 bulan Desember 2012

27 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA IBU INTRANATAL DI UNIT KEBIDANAN RSUD KOTA BEKASI NO 1.

NAMA KEGIATAN Persiapan SWOT a. Analisa continuity of care tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan RSUD Kota Bekasi. b. Konsolidasi bidang dengan perawatan dan Kepala SMF kebidanan tentang pentingnya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di nit kebidananan Kota RSUD Bekasi.

SASARAN

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

TEMPAT & WAKTU KEGIATAN Ternpat: Dahlia

PENANGGUNG JAWAB

EVALUASI

Ruang rap at Mahasiswa

Waktu: 8 September s/d 20 Oktober 2012

28

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

No I

Kegiatan

c. Presentasi hasil pengkajian terkait program pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan

2.

I Pelaksanaan: a. Diseminasi dan program pelatihan pencegahan dan penanggulangan infeksi (PPI) di unit kebidanan berdasarkan JCI

Sasaran

Tempat dan Waktu I Penanggungjawab pelaksanaan

Seluruh tenaga Tempat: Ruang rapat kesehatan dan non Dahlia kesehatan di unit kebidanan RSUD Waktu:23 Oktober 2012 Bekasi

Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

Tempat di Aula RSUD Kota Bekasi. Waktu : 10 November 2012

Evaluasi

Terselenggaranya presentasi proposal pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan RSUD Kota Bekasi, dengan dihadiri oleh kepala bidang keperawatan RSUD Kota Bekasi beserta jajarannya, staf team PPI RSUD Kota Bekasi, Ka SMF Kebidanan RSUD Kota Bekasi, dan 2/3 dari seluruh tenaga kesehatan di unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi. dan,Mahasiswa Panitia dari Team PPI RSUD kota Bekasi.

Diseminasi diberikan secara meluas untuk seluruh team PPI dan IPCN Link RSUD Kota Bekasi. Diseminasi diberikan oleh 3 pembicara (1 dari mahasiwa residen maternitas dan 2 dari team PPI JCI RS Premiere Jatinegara). Diseminasi dihadiri oleh Direktur RSUD Kota Bekasi beserta jajaran PPI RSUD Kota Bekasi, Ka SMF Kebidanan dan staf kebidanan RSUD Kota Bekasi (Dihadiri ± 65 orang hadirin).

29 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

No

Sasaran

Tempat dan Waktu Pelaksanaan b. Diskusi bersama Seluruh tenaga Tempat di ruang rapat pembuatan kesehatan dan non Dahlia. mekanisme kesehatan di unit strategi kerja kebidanan RSUD Waktu 15 - 281 sekaligus Bekasi Nopember 2012 penanggung jawab pelaksanaan program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi. c. Diskusi bersama pembuatan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi. Waktu: 30 Nopember d. Persamaan persepsi hasil 2012 penyusunan SOP program PPI yang akan diterapkan di unit kebidanail RSUD Bekasi Kegiatan

Penanggung Jawab Mahasiswa beserta 1 a. Kepala Ruangan, IPCN Link Ruang Kebidanan, Penanggung Jawab Ruang,coc Kebidanan ' berdasarkan unit pelaksanaan (Antenatal, Intranatal, b. Bayi Baru Lahir, Post Partum) RSUD Kota Bekasi.

Evaluasi

Tersusunlah Mekanisme Strategi Kerja sekaligus penanggungjawab pelaksanaan lebih lanjut program PPI di unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi Antental: Bdn Nunung Intranatal: Bdn Damas BBL : Bdn Dian Post partum: Bdn Lilis Tersusunlah SOP PPI secara umum dan SOP PPI Khusus untuk intra natal meliputi: SOP perawatan vulva vagina, SOP pertolongan persalinan, SOP penjahitan luka perineum dengan penekanan prinsip sterilisasi bagi ibu intra natal. c. Basil persamaan persepsi adalah penambahan beberapa item SOP dan beberapa fasilitas dalam pelaksanaan Continuity Of Care PPI di unit kebidanan RSUD Kota Bekasi.

30 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

No I

3.

Kegiatan e. Persiapan fasilitas penunjang pelaksanaan SOP Pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan Pelaksanaan uji coba pelaksanaan Continuity of Care pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan secara umum dan pelayanan bagi ibu intranatal secara khusus dilanjutkan evaluasi pelaksanaan uji coba.

1

Sasaran

Tempat dan Waktu [ Penanggung Pelaksanaan Jawab Seluruh tenaga Tempat di unit Mahasiswa dan kesehatan dan non kebidanan RSUD Kota Penanggung Jawab kesehatan di unit Bekasi COC PPI uni kebidanan RSUD kebidanan RS UD Bekasi Waktu : 3-4 Desember Kota Bekasi 2012 Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Bekasi

I

Temp at unit di kebidanan RSUD Kota Bekasi Waktu 5Desember 2012

17

I

Evaluasi Terdapat penambahan dan perubahan tampilan dalam fasilitas pelaksanaan PPI di unit kebidanan RSUD Kota Bekasi.

Mahasiswa dan·Penanggung Jawab coc PPI um kebidanan RSUD Kota Bekasi '

-

Staf: Dalam pelaksanaan kerja, staf merasa lebih efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan yang aman nyaman dan bersih untuk pasien. Ruangan: Lebih nyaman, aman dan bersih, karena fasilitas dalam memberikan pertolongan persalinan tertata dengan baik dan teratur. Pasien: Lebih aman, nyaman dan bersih dalam menjalani proses persalinan. Staf dan Mhsw: Lebih aman bagi diri sendiri dalam memberi pelayanan kepada pasien. Alat: diharapkan alat menjadi terawat dan teriventarisir dengan baik.

31 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

No I

6.

7

I

Kegiatan

I

Sasaran

Penyusunan laporan • Seluruh tenaga hasil evaluasi uji kesehatan dan coba mekanisme non kesehatan kerja dan panduan di unit (SOP) serta kebidanan penyusunan rencana RSUD Bekasi tindak lanjut • Tim menejerial pelaksanaan program keperawatan, tim PPI dan Ka PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi SMF Obsgyn RSUD Bekasi Presentasi akhir: • Seluruh tenaga pelaporan hasil kesehatan dan kegiatan proyek non kesehatan inovasi program PPI di unit kebidanan RSUD Bekasi • Tim manegerial keperawatan, tim PPI dan Ka SMF ObsGyn RSUD Bekasi

I

Tempat dan Waktu __p_elaksanaan

R. Rapat Unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi

I Waktu: minggu ke 1-2 Desember 2012

I Tempat di ruang rapat Dahlia.

I Waktu: 2012

20 Desember

Penanggung Jawab

Evaluasi

Mahasiswa dan Dalam proses pelaksanaan diperlukan Penanggung Jawab waktu, kesadaran serta kerja sama coc PPI uni yang baik antara staf untuk saling kebidanan RSUD mengingatkan serta mengontrol untuk Kota Bekasi melakukan perubahan perilaku yang positif dalam pemberian pelayanan persalinan dengan selalu menerapkan standar PPI yang sudah dibuat dan disepakati. Oleh karena pilot project ini tetap akan ditindaklanjuti, dan akan dilakukan evaluasi penerapan secara bertaha:g melalui RTL. Mahasiswa • Terselenggaranya presentasi hasil Residen akhir dan evaluasi uji coba Matemitas 2012 pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan RSUD Kota Bekasi. Presentasi dihadiri oleh para jajaran management RSUD Kota Bekasi, staf team PPI RSUD Kota Bekasi, Ka SMF Kebidanan, dokter SMF Kebidanan bdg pendidikan, dokter SMF kebidanan bidang PKRS RSUD Kota Bekasi, dan kepala ruangan beserta staf kebidanan sbg penanggung jawab

32 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

No

Kegiatan

Sasaran

Tempat/ Waktu Pelaksanaan

Penanggung Jawab

Evaluasi

COC PPI di unit Kebidanan RSUD Kota Bekasi • Disepakati oleh para Manager RS, tim PPI dan Manager di unit kebidanan untuk menindak lanjuti RTL yang sudah disusun. • Ketua PPI RSUD Kota Bekasi menunjuk unit kebidanan sebagai pilot project percontohan PPI di RSUD Kota Bekasi

33 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

MEKANISME KERJA DALAM MEMPRIORITASKAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER HOSPITAL (PSBH) NO

Impontency

Masalah

s

p 1.

2. 3. 4.

Belum optimalnya tugas pokok fungsi struktur organisasi PPI Belum optimalnya pelaksanaan programPPI Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya tersosialisasi dengan program PPI

RI

PC

R

T

DU

PoC

IXTXR

4

3

3

3

3

2

4

4

288

4

3

3

3

3

3

4

4

306

4

4

4

4

1

1

3

3

162

5

5

5

5

3

5

4

4

448

Masalah 1. Petugas Kcsehatan dan Non Kesehatan Belum Semuanya Tersosialisasi Dengan Program PPI No

1. 2. 3. 4. 5.

Alternative Penyelesaian Masalah

Sosialisasi tentang PPI Membuat modul PPI Membuat media visual ttg PPI Membuat media audiovisual ttg PPI Penyegaran berkala, berdasarkan temuan risert dan evidence based practice

Efektifitas

Efisiensi

Jumlah

M

I

v

c

MxlxV/C

5 4 5 4 4

5 4 5 3 4

4

3 3 4 1 2

33.33 14 31.25 12 8

4 5 1 1

Prioritas

1 3 2 4 5

Ket

Dapat Dilaksanakan oleh Mhsw UI RTL Dapat Dilaksanakan Oleh MhswUI RTL RTL

34 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Masalah 2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Program PPI No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Alternative Penyelesaian Masalah

Efektifitas

:Efisiensi

Jumlah

Prioritas

Ket

M

I

v

c

MxlxV/C

5

5

5

2

62.5

1

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

4

4

4

4

16

4

RTL

5 5 4 4 2 2

5 4 4 2 2 2

5 4 4 2 2 2

5 4 4 2 2 2

25 20 16 8 4 4

2 3 4 5 6 6

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

Pembuatan program kelja PPI berdasarkan kebutuhan ruangan Sosialisasi program kerja PPI ke seluruh ruangan Membuat SOP tentang PPI Sosialisasi SOP di ruangan Membuat pilot project penerapan program PPI Pengembangan pilot project Evaluasi pilot project Pembuatan program PPI berdasarkan evaluasi pilot project

RTL RTL RTL RTL

Masalah 3. Belum Optimalnya Tugas Pokok Fungsi Struktur Organisasi PPI No

1.

2. 3.

4. 5.

Alternative Penyelesaian Masalah

Pembuatan tugas, pokok fungsi struktur organisasi PPI Sosialisasi tugas, pokok fungsi struktur PPI ke seluruh ruangan lmplementasi tugas, pokok fungsi struktur PPI ke seluruh ruangan Evaluasi tugas, pokok fungsi struktur PPI ke seluruh ruangan Penyegaran tentang tugas, pokok fungsi struktur PPI sesuai dengan perkembangan keilmuan tentang PPI

Efektifitas

Efisiensi

Jumlah

Prioritas

Ket

M

I

v

c

MxlxV/C

5

5

5

5

25

1

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

5

5

5

5

25

1

Dapat Dilaksanakan oleh Mhsw UI

4

4

4

4

16

2

RTL

4

4

4

4

16

2

RTL

2

2

2

2

8

3

RTL

---- --

35 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Masalah 4. Terbatasnya Sarana Dan Prasarana Penunjang Untuk Program PPI No

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Efektifitas

Alternative Penyelesaian Masalah

Inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah ada Inventarisasi sarana dan prasarana yang belum ada Pengadaan sarana dan prasarana pada pilot project Pengadaan sarana dan prasarana pada unit kebidanan Pengadaan sarana dan prasarana pada ruangan lain Audit pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang secara berkala

Efisiensi

Jumlah

Prioritas

Ket

M

I

v

c

MxlxV/C

5

5

5

5

25

1

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

5

5

5

5

25

1

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

5

5

5

5

25

1

Dapat Dilaksanakan Oleh Mhsw UI

5

5

1

2

12.5

2

RTL

5

2

1

1

10

3

RTL

5

2

1

1

10

3

RTL

36 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

1.7

No

\Vaktu Pelaksanaan Kegiatan

J enis kegiatan

Okto-

November

Desember

1.

Presentasi hasil pengkajian terkait program pencegahan dan pengendalian infeksi di kebidanan 2. Diseminasi dan 3. bersama pembuatan keija mekanisme strategi . sekaligus penanggun jawab -nrn or an-> p p J

4. 5. 6.

7.

8.

37 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2007). Laporan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007. J ak:arta: Kemenierian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Candra. A. Infeksi di RS mengancam pasien. Diakses tanggal 17 Oktober 2012 dari http:/!health. kompas.com, 4 Juni 2008. Depkes RI (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Depkes RI European Commission. 2010. Patient safety and quality of healthcare. Belgium: Special Eurobarometer Emslie. S., Knox. K., & Pickstone. M. (2002). Improving pasient safety: insights from American, Australian and British healthcare. Europe: ECRI, Department of Health Kementerian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. 201 L Program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial merupak:an unsur patient safety. Diak:ses tanggal 8 Oktober 2012 dari http://www.depkes. go.id/index.php/berita/press-release/171 0program-pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-nosokomial-merupakanunsur-paticnt-safety.html Pramudiruja. U. Risiko infeksi di RS lebih mematikan dibanding naik pesawat. Diakses tanggal 17 Oktober 2012 dari http://detikHealth.com, 5 Juni 2012 jam 17.05 WIB. PERSI. (2011). Joint commission international standar akreditasi rumah sakit. Edisi ke 4. Jakarta: Gramedia. Susanto, A. 2011. Lima RS terbaik dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. Diakses tanggal 8 Oktober 2012 dari http:/lhealth.kompas.com/read/2011/ 12/12/16573 852/5 .RS.Terbaik.dalam.Pencegahan.dan.Pengendalian.lnfeks i, 12 Desember 2011. WHO. (2004). World Alliance for Patient Safety Forward Programme. Geneva: WHO

38 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

LAPORAN PROYEK INOVASI

UPAYA PROMOSI KESEHATAN PEREMPUAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN WANITA TENTANG INFERTILITAS DAN DAMPAK SOSIALNYA DIRWlOKELURAHANPEJATENTIMUR KEC. PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

OLEH: MARIAM SETYANINGSIH

1006748684

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERA WAT AN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

1

UPAYA PROMOSI KESEHATAN PEREMPUAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN W ANITA MELALUI PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN WANITA TENTANG INFERTILITAS DI RW 10 KEL PEJATEN TIMUR KEC PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia. Setiap orang tanpa memandang seks, usia, ras dan sebagainya berhak memperoleh kesejahteraan baik fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan (WHO, 2006). Kesejahteraan tersebut dapat dicapai melalui tindakan nyata dari segala sektor Poleksosbudhankamnas termasuk kesehatan bagi seluruh warganya.

Kesehatan bagi seluruh warga termasuk juga kesehatan wanita pada umumnya dan kesehatan reproduksi pada khususnya. Wanita adalah sosok yang berperan sebagai ibu dan isteri bagi keluarganya, agar seorang wanita dapat menjalankan perannya maka wanita harus memiliki kesehatan yang optimal (Yanti, 2011).

Apabila ditilik dari jumlah penduduk, wanita merupakan sebagian besar penduduk di Indonesia yang belum mendapat perhatian maksima1 dari masyarakat. Rendahnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan wanita terutama kesehatan reproduksi perempuan adalah pengaruh masih banyaknya penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah, adanya diskrirninasi terhadap kaum perempuan sehingga masih banyak perempuan yang mengalarni masalah kesehatan reproduksi pada dirinya (Amnesty International, 2010).

Masalah kesehatan reproduksi yang dialarni para wanita bermacam-macam meliputi masalah kesuburan (fertilitas) dan ketidaksuburan (infertilitas), maupun masalah alergi,

infeksi, gangguan hormonal, kerusakan organ maupun

tumor/kanker dari organ reproduksi itu sendiri.

Masyarakat RW 10 Kelurahan Pejaten Timur juga merniliki permasalahan di bidang kesehatan reproduksi perempuan. Adapun masalah yang ada di masyarakat tersebut berdasarkan urutannya dari maslah terbesar hingga terkecil adalah: masalah keputihan sejumlah 48 kasus, masalah komplikasi KB sejurnlah 46 kasus, infertility 18 kasus, myoma uteri 2 kasus, gangguan menstruasi 21 kasus, Ca payudara dan harnil resiko tinggi masing-masing 1 kasus. Berdasarkan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

2

pendataan kasus tersebut di atas, para kader dan tokoh masyarakat di RW 10 menginginkan residen memberikan perhatian khusus untuk masalah infertility mengingat jumlah kasus ini semakin meningkat mencapai 50% dibanding jumlah kasus tahun lalu (Data praktek residen matemitas 2012).

Kollie (2009) menyatakan pula bahwa kompleksnya permasalahan kesehatan perempun juga berdampak terhadap gangguan konsep diri pada wanita itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada wanita dengan masalah kesuburan atau infertilitas. Kebanyakan masyarakat menganggap masalah infertilitas merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering berkembang menjadi masalah sosial, karena pihak wanita selalu dianggap paling bertanggung jawab lm masalah ini. Sementara National Institute for Clinical Excellence (NHS) (2004) menyatakan ketidak suburan itu sendiri merupakan masalah yang sangat kompleks, karena ketidak suburan bukan hanya memperhatikan faktor isteri, bahkan 40% infertilitas masing-masing berasal dari suami (pria) maupun istri (wanita) (NHS, 2004).

Perbandingan angka kejadian infertilitas di dunia adalah 1: 6 dan ± 10% mengalami kesulitan dalam kesuburan. Di Denmark dari 3.743 wanita dengan umur 15 sampai 44 tahun yang dipilih secara acak didapatkan 27.2% mengalami keterlambatan dalam masalah kesuburan..Angka kejadian Infertility meningkat dengan adanya pertambahan umur, Di Indonesia , angka kejadian infertility adalah 15 % pada wanita usia 30-34 tahun, 30 % pada wanita usia 35-39 tahun meningkat menjadi 64% pada wanita usia 40-44 tahun (Hum Reprod, 2001).

Masalah infertilitas dalam kehidupan berpasangan bisa menimbulkan ketidak nyamanan pada para personel dan pernikahan itu sendiri. Wanita lebih merasa tidak nyaman akibat kondisi ini apabila dibandingkan dengan laki-laki (Stephen & Anne, 2006). Gangguan kesuburan/ infertilitas dapat juga menimbulkan

berbagai gangguan konsep diri, akibat informasi yang salah, timbul pemikiran magis tentang penyebab infertilitas, merasa berbeda dengn orang lain (karena haru menjalani berbagai pemeriksan). Hal tersebut akan menjadi suatu stessor utama (masalah utama) yang dapat menganggu rasa percaya diri dalam pergaulan, hubungan dengan pasangan, keluarga maupun karir (Kollie, 2009).

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3

Wilayah RW 10 Kelurahan Pejaten Timur merniliki ± 802 pasangan usia subur. Dari 802 pasangan berdasarkan data hasil pengkajian praktek maternitas di komunitas mahasiswa residensi FIK_Universitas Indonesia tahun 2012 diperoleh hasil bahwa terdapat 12 pasangan dengan masalah infertilitas, sedangkan berdasarkan data pengkajian tahun 2013 didapatkan 18 pasangan dengan masalah infertilitas di RW 10. berdasarkan data tersebut terdapat peningkatan jumlah infertilitas di RW 10 sebesar 50%.

Mencermati besamya darnpak yang ditimbulkan oleh berbagai masalah kesehatan reproduksi wanita di masyarakat berdasarkan analisis terhadap hasil pengkajian yang telah dilakukan, maka mahasiswa residensi keperawatan maternitas perlu mengarnbil langkah nyata dalarn upaya meningkatkan kesehatan wanita pada umumnya, dan kesehatan reproduksi wanita pada khususnya melalui program berkelanjutan.

Mahasiswa residensi keperawatan akan beke:rja sama dengan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan peran serta kader beserta tokoh masyarakat dalam meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat tentang

kesehatan

reproduksi wanita. Melalui pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi wanita diharapkan upaya promotif dan pencegahan lebih dilaksanakan secara optimal daripada tindakan pengobatan/rehabititatif.

B. Tujuan Umum: Meningkatkan kesejahteraan perempuan di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu, melalui pembentukan kader kesehatan wanita dan pemberian pelatihan tentang infertility.

C. Tujuan Khusus: 1. Terbentuknya

kader

kesehatan

wanita

yang

memiliki

kemampuan

meningkatkan kesejahteraan wanita di Kelurahan Pejaten Timur. 2. Diperolehnya peningkatan kemampuan dalam menyampaikan penyuluhan tentang inferlitas oleh kader kesehatan wanita. 3. Diperolehnya peningkatan kemampuan kader terlatih dalam mengoptimalkan fungsi

media

pembelajaran

dalam

memberikan

pendampingan pada pasangan dengan infertilitas.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

penyuluhan

dan

4

D. Analisa Situasi Infertilitas merupakan salah satu masalah pada perempuan yang dapat mempengaruhi kondisi biopsikososialspiritual kehidupannya. Infertilitas dapat menimbulkan masalah besar yang bisa mempengaruhi kesejahteraan hidup J

wanita. Keadaan ini harus mendapat perhatian dari sesama wanita yang kemungkinan besar dapat juga mengalami hal ini. Sesama wanita harus mampu menjadi kelompok sosial support bagi permasalahan wanita lain, sehingga masalah lain yang mungkin timbul pada wanita yang mengalami infertility dapat dicegah.

PKK sebagai organisasi perempuan mempunyai struktur yang mengakar kuat di Indonesia dari tingkat paling rendah di pedesaan dengan didukung oleh elemen pemerintahan dari tingkat kecamatan, Bupati, Gubemur sampai tingkat menteri. Organisasi PKK ini sangat mendukung dalam program See and Treat di Indonesia (see and treat Indonesia, 2007). Salah satu program PKK yaitu dibidang kesehatan (Pokja 4) sangat mendukung terbentuknya ketahanan pada keluarga, pemahaman akan hak kesehatan dapat dilakukan untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya pembangunan berbasis hak asasi manusia (HAM). Pendidikan kesehatan terkait pencegahan dan penanganan dari infertilitas dapat dilakukan melalui organisasi ini. Pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pencegahan dan penanganan dari infertilitas merupakan langkah yang dapat ditempuh.

a. Analisa Data No 1.

Data Subjektif - Berdasarkan wawancara dengan kaderRW 10 diketahui banyak pasangan dan wanita usia subur -Para Toma menginginkan memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi wanita. - belum adanya

Data Ob.iektif - Jumlah infertility sebanyak 18 pasangan (tahun 2013) sementara pada data tahun 2012 sebanyak 12 pasangan. - Terdapat 78 pasangan yang mengalami infertility di RW 10. - Jumlah infertility pada 7 RW dari 11 RW adalah 115

Etiologi Pemahaman yangkurang baik tentang pinata laksanaan infertility

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Problem Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada pasangan us1a subur dengan masalah infertilitas di RW 10 Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu

5

2.

penyuluhan tentang kesebatan reproduksi wanita ditingkat RT maupunRW - terdapat 5 orang infertility dalam satu gang di RT7 RW 10 -para kader menginginkan memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang benar tentang infertility kepada masyarakat RWIO. - basil wawancara dengan ibu yang mengalami infertility mengatakan kadang ibu atau paangannya merasa tidak percaya diri saat ditanya orang lain alasan belum memiliki anak. -basil pengkajian askep keluarga terdapat 1 orang ibu yang memiliki gangguan rasa percaya diri dalam bubungan sosial karena 12 tahun belum memiliki anak. - Berdasarkan wawancara dengan kaderRW, 10 diketahui banyak pasangan dan wanita usia subur -Para Toma menginginkan memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi wanita. - belum adanya penyuluhan tentang

orang.

- Jumlab infertility sebanyak 18 pasangan (tabun 2013) sementara pada data tahun 2012 sebanyak 12 pasangan. - Terdapat 78 pasangan yang mengalami infertility di RW 10. Jumlah infertility pada 7 RW dari 11 RW adalah 115 orang.

Pengetahuan kaderdan masyarakat yang kurang tentang fufertility

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Kurang optimalnya fungsi kader untuk masalah infertility di Kel. Pejaten TimurKec. Pasar Minggu

6

kesehatan reproduksi wanita ditingkat RT maupunRW - hasil wawancara pengkajian askep keluarga dengan ibu yang mengalami infertility mengatakan kadang ibu atau paangannya merasa tidak percaya diri saat ditanya orang lain alasan belum memiliki anak. - hasil pengkajian askep keluarga terdapat 1 orang ibu yang memiliki gangguan rasa percaya diri dalam hubungan sosial karena 12 tahun belum memiliki anak.

b. Masalah yang ada pada masyarakat RW 10 Kelurahan Pejaten Timur

Berdasarkan wawancara dengan kader RW 10 diketahui banyak pasangan dan wanita usia subur yang belum memiliki anak. Hasil wawancara mendapatkan data bahwa: 1.

Para Toma menginginkan memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi wanita.

2.

Belum adanya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita ditingkat RT maupun RW

3.

Terdapat 5 orang infertility dalam satu gang di RT7 RW 10

4.

Para kader menginginkan memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang benar tentang infertility kepada masyarakat RW 10.

5.

Hasil wawancara dengan ibu yang mengalami infertility mengatakan kadang ibu atau paangannya merasa tidak percaya diri saat ditanya orang lain alasan belurn memiliki anak.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7

6.

Hasil pengkajian askep keluarga terdapat 1 orang ibu yang memiliki gangguan rasa percaya diri dalam hubungan sosial karena 12 tahun belurn memiliki anak.

Sementara berdasarkan data yang dapat dikumpulkan didapatkan data sebagai berikut: 1.

Jumlah infertility sebanyak 18 pasangan (tahun 2013) sementara pada data tahun 2012 sebanyak 12 pasangan.

2.

Terdapat 78 pasangan yang mengalami infertility di RW 10.

3.

Jumlah infertility pada 7 RW dari 11 RW ada1ah 115 orang.

Dari data tersebut dapat diuraikan bahwa masalah yang ada di RW 10 adalah: Kurang optima1nya fungsi kader untuk masalah infertility di Kel. Pejaten ')

Timur Kec. Pasar Minggu. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada pasangan usta subur dengan masalah infertilitas di RW 10 Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu

c.

Diagnosa Keperawatan

No.

1

Prioritas Masalah

Kurang

optimalnya

fungsi

kader

Pembobotan Jumlah A

B

c

D

E

F

G

H

I

J

K

4

4

4

4

3

5

3

3

2

3

3

38

4

3

4

4

3

4

3

3

2

2

3

35

untuk

masalah infertility di Kel.

Pejaten

Timur

Kec. Pasar Minggu 2

Ketidak

efektifan

pemeliharaan kesehatan pada

pasangan

usia

subur dengan masalah infertilitas di RW 10 Kel.

Pejaten

Timur

Kec. Pasar Minggu.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

8

Keterangan Pembobotan: I.

Sangat rendah

A. Resiko teijadi

G. Tempat

2.

Rendah

B. Resiko parah

H. Waktu

3.

Cukup

C. Potensial penkes

I.

Dana

4.

Tinggi

D. Minat masyarakat

J.

Fasilitas

5.

Sangat tinggi

E.

Kemungkinan diatasi

F.

Sesuai program pemerintah

K. Sumber

Berdasarkan skoring masalah menurut Stanhope, prioritas masalah kesehatan/diagnosa keperawatan perempuan pada kelurahan Pejaten Timur adalah: 1. Kurang optimalnya fungsi kader untuk masalah infertility di Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu. 2. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada pasangan usia subur dengan masalah infertilitas di RW 10 Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu.

d.

Solusi yang ditawarkan Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan penanganan dari infertilitas yaitu dengan memasukkan kegiatan pendidikan kesehatan ini sebagai bagian dalam kegiatan PKK. Untuk mencapai kesinambungan kegiatan diperlukan pemilihan kader kesehatan reproduksi yang dilatih untuk memberikan pendidikan kesehatan disetiap pertemuan PKK di wilayah RW 10 .. Kader terlatih diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara benar dan menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah.

e.

Bentuk Kegiatan Berdasarkan

skoring

masalah

menurut

Stanhope,

prioritas

masalah

kesehatan!diagnosa keperawatan perempuan pada kelurahan Pejaten Timur adalah kurang optimalnya fungsi kader untuk masalah infertility di RW 10 Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu berhubungan dengan pengetahuan kader yang kurang tentang infertilitas dan fertilitas.

Prioritas kedua adalah ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada pasangan usia subur dengan masalah infertilitas di RW 10 Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu, berhubungan dengan pemahaman yang kurang baik tentang

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9

peiiatalaksananaan infertilitas. Untuk mengatasi masalah perlu dilakukan upaya peningkatan kesejahteraan perempuan melalui pelatihan kader tentang infertilitas dan fertilitas di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu dilaksanakan dalam bentuk: 1. Pembentukan Kader Kesehatan Reproduksi Wanita di RW 10 Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu 2. Melaksanakan TOT pada kader di RW 10 tentang infertilitas dan fertilitas berikut memasukkan dalam program kegiatan pokja 4 tentang penambahan kesehatan reprouki wanita pada program perencanaan sehat. 3. Membuat media pembelajaran untuk wanita/psangan usia subur yang mempunyai masalah infertilitas dan ferlitas dalam bentuk leaflet dan lembar balik atau ppt sesuai dengan kondisi fasilitas yang dimiliki RW 10. 4. Melakukan evaluasi kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan tentang infertilitas maupun fertilitas. 5. Membuat rancangan pelaksanaan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita pada umumnya dan masalah infertilitas maupun fertilitas secara khusus pada saat arisan RT di masing-masing RT di RW 10. 6. Membuat rancangan tabungan kesehatan reproduksi wanita di tiap RT di RW 10 setiap bulan untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kesehatan reproduksi wanita di wilayah RW 10.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

10

f.

Plan of Action Waktu dan Tempat Pelaksanaan Upaya peningkatan kesejahteraan wanita melalui pemberian TOT pada kader di RW 10 tentang kesehatan reproduksi wanita pada umumnya dan infertilitas dan fertilitas khususnya dan pembentukan kader kesehatan reproduksi perempuan dalam Pokja 4 RW 10 Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu yang dilaksanakan mulai tanggal11- 26 Maret 2013 dengan rincian kegiatan sbb:

Persetujuan pemegang kebijakan di RW 10 dan di kelurahan Pejaten Timur dan puskesmas kelurahan Pejaten Timur

Penyajian proposal

Persamaan persepsi dan disetujuinya proposal pembentukan kader kesehatan reproduksi

Diberikannya persetujuan pelaksanaan kegiatan

Pemegang kebijakan dan tokoh masyarakat

pertemuan kelurahan Pejaten Timur

2.

I Pembentukan kader

Penetapan kader kesehatan reproduksi

Terpilihnya kader kesehatan reproduksi

Terbentuknya kader kesehatan reproduksi

Kader di kelurahan Pejaten Timur

Ruang pertemuan kelurahan Pejaten Timur

113 Maret 2013

3.

I Pelatihan Kader

Training of Trainer (TOT)

Terlatihnya kader kesehatan reproduksi

Kader kesehatan reproduksi mampu melatih kaderlainnya

-

Ruang pertemuan kelurahan Pejaten Timur

113 dan 15 Maret 2013

Kesehatan Reproduksi (KKR)

Kader perwakilan dari masingmasing posyandu di tiap RW IbuRW

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

11

3.

I Sosialisasi hasil pelatihan terhadap kader lain

4.

I Laporan pelaksanaan kegiatan, penyampaian rencana tindak lanjut dan perpisahan mahasiswa

g.

Penjelasan kegiatan TOT oleh kader terlatih

Kader terlatih mampu menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada kader yang lainnya

Bertambahnya jumlah kader yang terlatih

Penjelasan hasil kegiatan pembentukan kader kesehatan reproduksi dan kesepakatan rencana tindak Ianjut

Diketahuinya hasil pelaksanaan kegiatan pembentukan kader kesehatan reproduksi dan disepakatinya rencana tindak Ianjut kegiatan

Terdapatnya data dasar kegiatan kader kesehatan reproduksi untuk pelaksanaan rencana tindak Ianjut.

,-

22 Kader dari RW 10

I-

13 Ibu RT dari 13 RT yang ada di RWlO

Pemegang kebijakan, tokoh masyarakat dan kader kesehatan reproduksi

Susunan Panitia Penasehat

1.

Dr Yati Afiyanti, S. Kp., MN

2.

Ns Wiwit Kurniawati, S. Kep., M. Kep., Sp. Mat

3.

Ibu Cici selaku Ibu R W 10

Penanggung Jawab

Bpk dan Ibu RW 10

Ketua Pelaksana

MariaM. Setyaningsih, S. Kp., M. Kep

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I PAUDRW 10 116

Maret

2013

Ruang pertemuan kelurahan Pejaten Timur

127 Maret 2013

12

IbuRodiah

Sekretaris

Ibu Kartini Bactiar IbuBudi

Bendahara

Ibu Yuli Humas

Ibu Rodiah Ibu Mulyati/Bu Dirman

h.

SumberDana Sumber dana untuk kegiatan ini adalah dari dana yang terkumpul di RW dan masing-masing posyandu di RW 10.

i.

RAB (Anggaraan biaya) 1.

2.

Penyusunan Proposal



ATK (Tinta, kertas HVS)



Penggandaan proposal

Rp. Rp .

50.000

50.000

Pertemuan Desiminasi Proposal

• • •



Fee transportasi 4 x Rp 50.000

SewaLCD

Rp

100.000

Undangan

Rp.

10.000

Konsumsi 4 x Rp 15.000

Rp .

60.000

Rp

200.000

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

13

3.

Pelaksanaan: a.

Pelatihan Kader Kesehatan Reproduksi Wanita

b.



Undangan

Rp.

10.000

• • •

Penggandaan Materi

Rp.

120.000

• • •

Fee transportasi peserta

Rp.

Konsumsi (mamiri/mamira 4 orang x 2 hari) Rp.

50.000 Rp .

250.000

400.000

Honorarium 2 pembicara

Rp

Seminar Kit (Note book, bo1point, map) Rp.

50.000

600.000

Pelaksanaan program (sosialisasi kepada kader lain, pembuatan media)



ATK (Booklet, poster, leaflet, lbr balik)

Rp

500.000

Pelaksanaan evaluasi dan uji coba kader dalam melaksanakan peran

c.

• 4.

Kertas sertifikat

Rp

Konsumsi

200.000

Presentasi akhir Rp



Sewa LCD & Laptop



Konsumsi



Penggandaan makalah akhir

Rp

100.000



Fee transportasi peserta 4 x Rp 50.000

Rp

200.000

100.000 Rp

JUMLAH

Rp

200.000

2.780.000 ( Dua Juta Tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

14

j. Laporan Pelaksanaan:

Hari/Tanggal Rabu, 13 Maret 2013 Jam 13.00- 17.00 Di Aula Kelurahan Pejaten Timur Jakarta Selatan









Kegiatan Peserta yang hadir 41 orang, acara dibuka oleh ibu lurah Pejaten Timur, didampingi kepala puskesmas kelurahan Pejaten Timur, dan ibu PLKB kelurahan Pejaten Timur. Kegiatan diawali dengan pemaparan data sebagai latar belakang pembentukan kader kesehatan reproduksi dan memasukkan kegiatan ini dalam kegiatan Pokja 4 di kelurahan Pejaten Timur Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan kader kesehatan reproduksi sejumlah 23 kader dari 7 R W dan 2 kader mewakili POKJA 4 Kelurahan. Kegiatan dilaksanakan dengan metode pre dan post test, ceramah dan diskusi, serta role play.

1. 2.

3.

Kendala, Solusi Dan Evaluasi Tingkat pendidikan kader yang heterogen, membuat beberapa kader memerlukan waktu lebih lama untuk dapat menerima materi yang diajarkan. Waktu yang sangat singkat untuk kader menerima materi sehingga memerlukan pemberian waktujeda diantara hari pelatihan untuk kader mempelajari dan mengajukan pertanyaan secara tertulis sebelum pelatihan hari kedua dimulai. Evaluasi: a. Banyak kader yang mengajukan pertanyaan. b. Hasil pretest, nilai yang diperoleh para kader rata-rata memiliki nilai 4050. c. Hasil post test, kader yang memiliki peningkatan nilai sebesar 54 %

Materi yang diberikan selama 2 hari pelatihan terdiri dari 11 materi yaitu:

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

15

~

Jumat, 15 Maret 2013 Jam 09.00- 17.00 Di Aula Kelurahan Pejaten Timur Jakarta Selatan







Konsep kesehatan reproduksi wanita. ~ Kader kesehatan reproduksi wanita ~ Anatomi dan fisiologi alat reproduksi wanita ~ KB dan permasalahannya ~ Cancer cervix ~ Cancer payudara ~ Fluor Albus ~ Menopause ~ Infertility ~ Kesehatan reprodukssi remaja ~ Tehnik penvuluhan Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan kader kesehatan reproduksi sejumlah 24 kader dari 7 RW dan 2 kader mewakili POKJA 4 Kelurahan Kegiatan diawali dengan pemaparan 9 materi yang belum dipaparkan dengan diselingi dinamika kelompok dan ice breaking. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar yang masingmasing terdiri dari 3-4 RW.

1. 2.

3.

4.

Banyak kader yang merangkap menjadi guru PAUD memungkinkan para kader tersebut sudah terbiasa memberikan penjelasan dan pengarahan. Kader RW 10 mampu memberikan penyuluhan tentang infertility kepada kader lainnya saat diberikan kesempatan untuk melakukan penyuluhan pada saat role play. Role play dilakukan dalam ruangan dan waktu yang bersamaan sehingga perhatian peserta kadang terpecah, kendala diatasi dengan meminimalkan gangguan. Evaluasi: • Terdapat 2 kader yang berhak memperoleh hadiah pertama dan kedua karena memiliki nilai post test dan kemampuan menyuluh yang cukup tinggi dibanding yang lain, maing-masing dari RW 03 dan 05. • Terdapat 7 kader yang mendaat hadiah door price karena keaktifan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

16

• • • Sabtu, 16 Maret 2013 Jam 09.00- 13.00 Di RW 10 Kelurahan Pejaten Timur Jakarta Selatan (Pelaksanaan di PAUD RW 10/Rumah Ibu Yuli)



• •



• ---

Masing-masing RW bergantian memberikan penyuluhan dan memberikan penilaian kepada R W yang tampil. Masing-masing RW didampingi oleh fasilitator sesuai RW yang ditinggali. Kader RW 10 memperoleh kesempatan untuk menjadi penyuluh Infertility. Kegiatan yang direncanakanjam 09.00 dimulaijam 09.30-13.00. Kegiatan dibuka dan ditutup oleh bapakRW 10 Kegiatan diikuti 33 undangan dan dihadiri oleh bapak dan ibu ketua RW 10. Dari 35 undangan (22 Kader dan 13 Ibu RT 01-13) yang disebarkan, yang tidak hadir ada 2 orang yaitu ibu RT 03 dan Rt 08. Kegiatan diawali dengan pembagian bahan materi pembelajaran sehari sebelumnya kepada seluruh peserta yang diundang untuk dapat dipelaj ari sebelurrmya. Peserta dibagi dalam 5 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 67 orang dan dipimpin oleh 1



Kader terlatih dari R W 10 adalah: 1. Ibu Rodiah Ibu Sugiarti 2. Ibu Sutarti Suwarto 3. 4. Ibu Made (Ibu Dina Mariani) 5. Ibu Yeyet Ibu Made dan Ibu Y eyet kader R W 10 merupakan utusan/perwakilan dari Pokj a 4 Kelurahan Pejaten Timur.

1.

2.

3.

Masih terdapatnya kader tidak terlatih yang malu saat diberi kesempatan untuk berlatih menyuluh, solusi memberikan semangat untuk tidak takut salah. Masih terdapatnya sikap merasa lebih dan kurang memperhatikan kemampuan ternan yang lain, solusi memberikan pendampingan dan pengarahan untuk berlatih untuk perhatian dan mendengarkan serta sabar menunggu giliran dalam mengajukan pertanyaan. Evaluasi: }> Bpk RW dan ibu sangat mendukung acara ini dan berharap para ibu kader dan ibu RT untuk aktif meneruskan acara ini di tingkat RT setiap bulan pada acara arisan PKK. }> Para kader terlatih mampu melakukan penyuluhan dengan baik dan telah memiliki peningkatan rasa percaya diri daripada sehari sebelumnya. }> lbu kader tidak terlatih san gat aktif bertanya dan mengungkapkan bahwa acara ini sangat bermanfaat dan tepat dalam pemilihan waktu dan topic serta pengaturan acaranya sehingga acara berjalan dengan efektif dan efisien. }> Perwakilan dari setiap RT di RW 10 hadir pada acara ini kecuali RT 03 dan RT 08.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

I

1

17







kader kesehatan reproduksi terlatih (K.KRT). Tiap 2 kelompok didampingi oleh 1 fasilitator. Tiap kelompok secara bergantian berpindah ke 5 kelompok KKRT lainnya (metode kelas be.rjalan) untuk secara bergantian menerima materi pembelajaran yang lain sesuai dengan tanggung jawab (KKRT) tersebut setiap 35 menit sekali. Kegiatan pembelajaran berupa penyampaian materi, dilanjutkan diskusi dari kader terlatih kepada kader lainnya dan pemberian kesempatan kepada salah satu kader untuk berlatih menyuluh sesuai topic yang diberikan. Setiap satu sesi putaran KKRT kader lain berlatih untuk mampu menyuluh kader pada kelompok tersebut secara bergilir .

~

Seluruh kader di RW 10 hadir pada acara ini.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

18

k.

Komponen yang dinilai pada evaluasi kemampuan menyuluh dalam rentang 1-4 adalah:

Aspek yang dinilai Rapi dan bersih Menjelaskan pentingnya materi penyuluhan Menggali pengetahuan peserta terkait meteri yang akan disam_Q_aikan Menguasai materi penvuluhan tanpa melihat buku dan catatan Mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat dimengerti oleh peserta Mampu berinteraksi dengan peserta Metode/pendekatan 6 Aspek yang dinilai Komponen No Pertanyaan jelas dapat merangsang peserta untuk bertanya Ketrampilan bertanya 7 Ketepatan mereaksi suatu iawaban peserta sehingga pemberian pnguatan tepat Ketrampilan member penguatan 8 Ketrampilan membuka dan menutup penyuluhan Membuka dan menutup penyuluhan dengan tepat dan lancar 9 Komunikasi non verbal 10 _c...Me~g_akontakmata _ _ _ _ - - - - - - · - - - - - - --··· _ Keterangan: 1= Kurang, 2= Cukup, 3=Baik, 4=Sangat baik

No 1 2 3 4 5

Komponen Penampilan Apresiasi/motivasi Apersepsi Penguasaan materi Penguasaan bahasa

-

Nilai

Nilai

--

I. Hasil evaluasi kemampuan para kader terlatih (KKR) dalam memberikan penyuluhan kepada sesama kader dalam lima sesi pertemuan No

Nama Kader Terlatih (KKR)

Per te mu an Sesi

Koreksi

Per temuan Sesi 2

Koreksi

Per temuan Sesi 3

85

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

90

Koreksi

Per temu an Sesi 4

Koreksi

Per temu an Sesi 5

Koreksi

1

1.

lbu Rodiah

80

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

-

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

-----

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

95

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

95

Penguasaan materi sudah lebih meningkat -

-

19

No

Nama Kader Terlatih (KKR)

Per temuan Sesi 2

Koreksi

Per temuan Sesi 3

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

85

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

90

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

95

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

95

Penguasaan materi sudah lebih meningkat

Terdapat pening-katan kemampuan dalam membagi waktu penyampaian materi dan pemberian penguatan dan komunikasi non verba Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

Per te mu an Sesi

1 80

Koreksi

Koreksi

Per temu an Sesi 4

Koreksi

Per temu an Sesi 5

2.

lbu Sugiarti

3.

lbu Sutarti Suwarto

70

Kurang mampu berinteraksi dengan peserta, memberi penguatan, komunikasi non verbal serta kurangnya kemampuan dalam membagi waktu dalam penyampaian

75

Terdapat pening katan kemampuan dalam membagi waktu penyampaian materi

80

Terdapat pening-katan kemampuan dalam membagi waktu penyampaian materi dan pemberian penguatan

80

Terdapat peningkatan kemampuan dalam membagi waktu penyampaian materi dan pemberian penguatan

85

4.

IbuMade (lbu Dina Maria-ni)

80

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

85

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

90

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketram pilan bertanya

95

Kurangnya Apresiasi dan penguasaan materi dan ketrampilan bertanya

95

Koreksi

L____

--

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

-

20

No

Nama Kader Terlatih (KKR)

5.

Ibu Yeyet

Per te mu an Sesi 1

Koreksi

Per temuan Sesi 2

Koreksi

Per temuan Sesi 3

Koreksi

Per temu an Sesi 4

65

Kurang nya kemampuan apresiasi, apersepsi, Penguasaan materi, ketrampilan bertanya dan beri penguatan.

70

Teljadi pening-katan pada apresiasi

75

Teljadi peningkatan pada apresiasi dan apersepsi

75

Koreksi

Teljadi peningkatanpada apresiasi dan apersepsi

Per temu an Sesi 5

Koreksi

75

Teljadi peningkatanpada apresiasi dan apersepsi

Kelima kader kesehatan reproduksi terlatih melalui TOT dapat menghasilkan 28 orang ibu yang mampu memberikan informasi tentang 7 materi yang sudah diberikan. Dua puluh delapan ibu tersebut memiliki penilaian dengan kategori "cukup memiliki kemampuan" untuk menyampaikan informasi yang diterima kepada orang lain. Rata-rata nilai yang diperoleh oleh dua puluh delapan ibu tersebut adalah 75-80 dengan evaluasi perlunya peningkatan kemampuan pada penguasaan materi dan apersepsi, komunikasi non verbal.

Bapak ketua RW 10 sangat terkesan dengan kegiatan yang sudah dilakukan, dan beljanji untuk mendukung kelanjutan kegiatan ini dalam bentuk memperbanyak media pembelajaran dengan catatan para kader dan ibu-ibu yng sudah diberikan informasi mau melaksanakan kegiatan ini secara terprogram di masing-masing RT. Bapak RW juga berharap melalui kegiatan ini akan muncul calon-calon kader baru sebagai bentuk program regenerasi.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

I

21

m. Rencana tindak lanjut (RTL) 1. Melaksanakan program ini setiap bulannya pada setiap pertemuan PKK tingkat RT. 2. Melakukan program tabungan kesehatan reproduksi perempuan (Takespro) untuk program pemeriksaan /deteksi dini secara rutin setiap tahunnya. 3. Melakukan pengumpulan data tentang kesehatan perempuan setiap bulannya pada setiap pertemuan PKK tingkat RT. 4. Melakukan penyegaran keilmuan bagi para kader secara terprogram, disertai penjaringan dan pembentukan regenarasi para kader kesehatan di wilayah RW.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK INOVASI DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN KANKER DI RUANG ONKOLOGI GEDUNG A LANTAI 2 ZONA A RSUP Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

OLEH: RESIDENSI KEPERA WAT AN MATERNITAS FIK UI TAHUN 2013

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK INOVASI DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN KANKER DI RUANG ONKOLOGI GEDUNG A LANTAI 2 ZONA A RSUP Dr. CIPTOMANGUNKUSUMO JAKARTA 1. PENDAHULUAN

Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tak terkendali (U.S. Department of Health and Human Services 2007). Kanker dapat terjadi pada setiap sistem tubuh manusia. Salah satu kanker adalah kanker yang menyerang sistem reproduksi perempuan (kanker ginekologi). Kanker yang sering teljadi pada sistem reproduksi perempuan adalah kanker rahim, uterus, ovarium, vagina dan vulva (Perry et al, 2010; U.S. Department of Health and Human Services 2007).

Menurut data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2005-2008 di Indonesia kanker serviks menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara (Directorate general of diseasse control and environmental health ministry of health, Republic ofIndonesia 2008). Besarnya angka kejadian untuk kanker payudara adalah 26 per 100.000 perempuan, kanker serviks sebesar 16 per 100.000 perempuan. Data SIRS tahun 2007 juga menyebutkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada diagnosa pasien rawat inap pada seluruh rumah sakit di Indonesia yaitu (16,85%), urutan berikutnya adalah kanker serviks (11,78%) (Kementerian Republik Indonesia 2012).

Kanker pada sistem reproduksi perempuan bukan hanya berdampak pada masalah fisiologis,

tetapi berdampak juga pada masalah

psikologis, sosiologis, kultural dan

spiritual (Mousavi et al 2011). Masalah fisiologis yang muncul diantaranya adalah nyeri, ganguan aktifitas atau mobilisasi. Kecemasan, harga diri rendah dan depresi adalah masalah yang muncul pada aspek psikologi, sedangkan masalah sosial diantaranya adalah isolasi sosial. Pada aspek spiritual gangguan yang dapat teljadi diantaranya adalah kehilangan harapan, mengingkari dan kesulitan menjalankan praktik ibadah (Mousavi et al 2011). Hal ini diperkuat penelitian Trirahmanto, et al (2012) bahwa keluhan yang terjadi pada pasien kanker setelah menjalani terapi kanker baik penyinaran maupun kemoterapi diperoleh basil sebagai berikut: 22,22%

responden mengalami kelemahan, 16,67%

responden mengalami nyeri, 33.33% responden mengalami gangguan tidur, dan 33.33% responden mengalami penurunan nafsu makan. Efek samping tersebut mempengaruhi kualitas hidup, sehingga pasien memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif termasuk pada saat perencanaan pulang (discharge planning). 1 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

American Cancer Society (2011) juga menyatakan bahwa perawatan lanjutan yang diperlukan oleh pasien kanker selain perawatan fisiologi juga memerlukan perawatan psikososial, karena penderita kanker cenderung mengalami kecemasan dan ketakutan. Penderita membutuhkan dukungan dari orang lain untuk berbicara tentang masalahnya. Diskusi tentang permasalahan kanker yang dialami oleh penderita baru dapat dilakukan setelah pasien siap untuk membicarakannya (American Cancer Society, 2011).

Diskusi diperlukan karena diagnosis kanker dan program terapi beserta efek samping terapi kanker tidak selalu dapat diterima oleh pasien maupun keluarga. Sebagian dari pasien yang didiagnosis kanker dan keluarganya mengalami reaksi penolakan atas diagnosa maupun program terapi yang dianjurkan. Penolakan apabila berlangsung lama dapat menimbulkan masalah berkepanjangan diantaranya adalah tetjadi penyebaran kanker lebih luas lagi. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang dapat menilai respon pasien terhadap penyakit dan pengobatannya (Cousin, 1982; Shelp & Perl, 1985).

Pengkajian respon pasien terhadap penyakit dan program pengobatan harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk mengenali bagaimana dan kapan respon penolakan itu tetjadi. Tenaga kesehatan juga perlu mengkaji pengetahuan pasien tentang keuntungan dan resiko penolakan terhadap kondisi kesehatan pasien, sekaligus mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien (Zhang & Tse, 2002).

Hasil pengkajian tersebut dapat memetakan apakah pasien mengalami penolakan (denial) atau menerima (acceptance) terhadap diagnosis kanker dan pengobatannya. Setelah diketahui respon pasien, langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan perawatan. Perawat maternitas sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berperan serta dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker perlu melakukan rangkaian kegiatan tersebut agar asuhan keperwatan yang diberikan berkualitas.

Pengkajian dan pemberian penatalaksanaan tersebut di atas dapat dilakukan perawat saat pasien masuk dan saat mempersiapkan pasien dan keluarga untuk perawatan lanjutan di rumah pada saat perencanaan pulang (discharge planning). Discharge planning merupakan proses perencanaan persiapan pasien pulang yang dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit hingga diputuskan pulang. Discharge planning dimulai dengan pengkajian tentang

2 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

kemampuan pasien beradaptasi terhadap kodisinya saat ini secara fisik, psikologis, sosial dan kultural serta kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri di rumah.

Kondisi pas1en dengan penolakan (denial) maupun yang menenma (acceptance) membutuhkan intervensi keperawatan yang berbeda. Hasil pengkajian

pasien dalam

kategori denial maupun acceptance dibutuhkan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan diberikan.

Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk melakukan pengkajian pasien yang mengalami denial atau acceptance terhadap penyakit kanker adalah mental adjustment to

cancer (MAC) scale (Dastan & Buzlu 2012). Mental adjustment to

~ancer

scale terdiri dari

40 item tetapi diringkas kembali menjadi lima item. Kelima item tersebut meliputi semangat melawan penyakit, mempunyai harapan/tidak mempunyai harapan, kecemasan, tindakan fatal dan penghindaran (Dastan & Buzlu, 2012).

Pasien pada tahap denial membutuhkan intervensi khusus yang lebih ditekankan pada psikoedukasi. Setelah pemberian intervensi diharapkan pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif sehingga pada akhimya mampu menerima kondisi dan program pengobatannya. Disamping psikoedukasi pasien dapat juga dilakukan perawatan bersama dengan bagian hipnoterapi atau dirujuk ke bagian psikologi. Setelah dilakukan intervensi pasien dievalusi kembali dalam beberapa minggu apakah pasien sudah mampu menerima keadaannya saat pasien kontrol.

Apabila pasien telah berada pada tahap acceptance, maka edukasi yang diberikan lebih ditekankan pada program pengobatan dan perawatan lanjutan di rumah. Materi edukasi yang diberikan meliputi nutrisi, aktifitas dan olahraga, pencegahan infeksi, efek samping dan penanganannya, pencegahan pendarahan dan penanganannya, gaya hidup dan keamanan (Hamilton Health Sciences, 2011). Tujuan edukasi adalah agar pasien dapat melakukan perawatan diri terkait dengan kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual (Hamilton Health Sciences, 2011).

Paparan tersebut diatas menunjukkan perlunya alat pengkajian untuk menentukan pasien dalam kategori denial atau acceptance sebelum melaksanakan program terapi kanker dan pada saat perencanaan pulang (discharge planning). Berdasarkan hal tersebut maka 3 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

mahasiswa program residensi keperawatan matemitas periode 2013 merencanakan membuat alat pengkajian singkat tentang respon klien terhadap penyakitnya beserta paket intervensi bagi pasien dengan kategori denial dan acceptance menyatu dengan perencanaan pulang (discharge planning).

2. PENGKAJIANLAPANGAN Pengkajian lapangan dilakukan dengan metoda studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Pengkajian lapangan dilakukann pada tanggal 1-15 April 2013. Studi dokumentasi untuk pengambilan data jumlah rata-rata pasien kanker ginekologi. Jumlah pasien kanker ginekologi yang dirawat di gedung A lantai 2 zona A pada bulan JanuariOktober 2012 sejumlah 955 pasien. Dari jumlah tersebut, rata-rata pasien perbulan adalah 96 pasien (register keperawatan ruang onkologi ginekologi 2012).

Hasil wawancara terhadap 15 pasien yang mengalami penundaan terapi kanker didapatkan data bahwa masalah yang menyebabkan

te:Ijadinya penundaan terapi adalah keadaan

umumpasien menurun sebanyak 33%. Penundaan terapi karena masalah asupan makanan kurang karena mual muntah dan penurunan keadaan umum 27%. Penundaan terapi karena masalah asupan makanan kurang karena mual muntah, kurangnya dukungan sosial dan penurunan keadaan umum 20%, masalah ekonomi dan penurunan keadaan umum 13 % dan masalah asupan makanan kurang karena mual muntah dan kurangnya dukungan sosial sebanyak 7%. Hasil wawancara juga menunjukkan respon pasien saat didiagnosis kanker 94% mengalami reaksi penolakan. Studi dokumentasi juga menunjukkan belum tersedia alat ukur/alat pengkajian untuk menentukan pasien mengalami denial atau acceptance terhadap penyakit kanker yang dideritanya beserta media pembelajaran untuk intervensi keperawatan.

Hasil observasi terkait kegiatan discharge planning pada pasien kanker gynekologi di ruang onkology telah dilakukan oleh petugas kesehatan sejak awal pasien masuk. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah pemberian edukasi terkait kondisi kesehatan dan penatalaksanaan terapi yang harus dilaksanakan oleh pasien. Selanjutnya ketika pasien telah diperbolehkan pulang, dilakukan edukasi kembali terkait persiapan terapi selanjutnya termasuk jadwal kontrol, obat-obatan, serta pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan. Namun demikian, edukasi yang dilakukan hanya bersifat lisan, tidak menggunakan media seperti leaflet, buku saku, maupun lembar balik. 4 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3. ANALISIS SWOT

3.1. STRENGTH a.

Visi RSUP Dr Cipto Mangunkusumo adalah menjadi rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan nasional terkemuka di Asia Pasifik 2014.

b.

Misi RSUP Dr Cipto Mangunkusumo 1) Memberikan pelayanan kesehatan paripuma dan bermutu serta teijangkau oleh semua lapisan masyarakat 2) Menjadi tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan 3) Tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui manajemen yang dinamis dan akuntabel.

c.

RSUP Dr Cipto Mangunkusumo merupakan RS tipe A

d.

RSUP Dr Cipto Mangunkusumo mempunyai pelayanan terintegrasi dengan unit laboratorium, radiologi, rehabilitasi medic yang dapat menunjang pelayanan onkologi ginekologi.

e.

RSUP Dr Cipto Mangunkusumo mempunyai ruang onkologi khusus ginekologi

f.

Jumlah tenaga keperawatan di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSVP Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta adalah 22 perawat, 1 kepala ruangan dan 1 supervisor.

g.

Kualifikasi pendidikan tenaga keperawatan di ruang onkologi ginekologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo. S 1 keperawatan 4 orang, D3 keperawatan 16 orang, dibantu oleh tenaga administrasi 2 orang, petugas rumah tangga 1 orang dan pembantu orang sakit 11 orang.

h.

Sistem penugasan perawat adalah perawat primer dibantu oleh perawat associate.

1.

Penatalaksanaan pas1en onkologi

yang tersedia meliputi pembedahan,

penyinaran dan kemoterapi. J.

Jumlah tenaga keperawatan yang sudah mengikuti pelatihan kemoterapi sejumlah 10 orang.

k.

Jumlah tempat tidur yang tersedia di unit onkologi adalah 28, sedangkan jumlah rata-rata pasien per bulan dalam 3 bulan terakhir adalah 43 pasien.

1.

Khusus untuk unit kemoterapi terdapat 10 tempat tidur dengan jumlah rata-rata pasien per bulan dalam 3 bulan terakhir adalah 34 pasien.

m. Pada unit kemoterapi terdapat tambahan format rekam medis yaitu protokol pemberian kemoterapi 5 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

3.2.

WEAKNESS a.

Belum adanya pelayanan yang berkesinambungan untuk pas1en kanker ginekologi pasca kemoterapi di ruang onkologi ginekologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo.

b.

Belum tersedianya format atau alat pengkajian pasien apakah pasien dalam kategori denial atau acceptance terhadap penyakitnya.

c.

Belum adanya buku panduan yang berisi informasi tentang penyakit kanker, kemoterapi, efek samping dan penanganannya, jadwal kunjungan ulang, akibat jika kemoterapi tidak kontinue dan tepat waktu, dan prasarat kemoterapi ulang di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo.

d.

Masih ada tenaga keperawatan yang berpendidikan SPK yaitu 2 orang di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo.

e.

Belum semua tenaga keperawatan di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo mengikuti pelatihan kemoterapi.

3.3.

OPPORTUNITY a.

Terbukanya kesempatan pengembangan pendidikan dan penelitian yang dilakukan RSUP Dr Cipto Mangunkusumo terhadap penanganan pas1en kemoterapi terutama kanker pada wanita dengan kasus ginekologi.

b.

Peluang keijasama dengan berbagai institusi pemerintah dan swasta dalam pengembangan sumber daya manusia

c.

Tuntutan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan terakredi tasi

3.4.

TREATH a.

Kegagalan program kemoterapi dapat meningkatkan morbiditas dan mortilitas pasien kanker terutama kanker ginekologi.

b.

Meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh keluarga, institusi kesehatan ataupun pemerintah dalam menangani pasien kanker terutama kanker ginekologi

c.

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas

Berdasarkan analisis SWOT maka masalah yang muncul terkait dengan perawatan pasien kemoterapi di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto 6 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

Mangunkusumo adalah resiko kegagalan penatalaksanaan terapi kanker secara tuntas. Salah satu cara untuk memperkecil kegagalan tersebut adalah melakukan intervensi keperawatan yang tepat dengan terlebih dahulu memilah pasien pada tahapan

denial atau acceptance, kemudian menentukan intervensi sesuai

kebutuhan. Pada pasien yang sudah acceptance dapat diberikan edukasi dengan salah satu medianya adalah buku saku yang dapat dibawa ke rumah untuk dipelajari bersama dengan keluarga. Pada pasien yang denial dapat diberikan intervensi keperawatan agar menerima penyakitnya dan mengikuti program terapi.

4.TUJUAN 4.1 Tujuan umum Terbentuknya sarana penunjang program Discharge Planning pada pasien kanker ginekologi di ruang onkologi gedung A lantai 2 zona A RSUP Dr Cipto Mangunkusumo.

4.2 Tujuan khusus 4.2.1

Terdapatnya alur discharge planning pada pasien kanker ginekologi di ruang onkologi gedung A lt 2 zona A

4.2.2

Tersedianya alat pengkajian respon psikologis untuk menentukan pasien mengalami denial atau acceptance atas kondisi penyakit yang dideritanya.

4.2.3

Tersedianya media pembelajaran tertulis berupa buku saku untuk pasien pada fase denial maupun acceptance

4.2.4 Terlaksananya uji coba alat pengkajian respon psikologis dan buku saku untuk pasien kanker ginekologi degan respon denial dan acceptance

5. MANFAAT 5.1. Manfaat bagi RSUP Dr Cipto Mangunkusumo Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada pasien dengan kanker ginekologi, dengan pemberian asuhan keperawatan sesuai sasaran dengan media yang tepat.

7 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

5.2. Manfaat bagi Pasien Kanker Ginekologi Pasien

mendapatkan

pelayanan

keperawatan

berkualitas,

sehingga

dapat

melaksanakan program perawatan kanker secara tuntas dan menjadikan pasien mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan kondisinya.

5.3. Manfaat bagi Keluarga Pasien Keluarga akan memberikan dukungan penuh pada anggota keluarganya yang sedang menderita kanker sehingga pasien mendapatkan suasana dan ketenangan yang positif dari keluarga sesuai kebutuhan pasien.

5.4. Manfaat bagi Program Ners Spesialis Keperawatan Matemitas Meningkatkan kemampuan proses pembelajaran klinik sebagai wujud nyata pengabdian masyarakat dalam pelayan matemitas terutama asuhan keperawatan pada pasien kanker ginekologi.

6. RENCANA KEGIATAN

6.1 Pembuatan alat ukur untuk menentukan apakah pasien dalam kategori denial atau acceptance terhadap diangnosa dan pengobatan kanker

6.2 Pembuatan media pembelajaran dalam bentuk saku yang terdiri dari dua paket yaitu: paket A (Buku Pencerahku) untuk yang denial sedangkan paket B (Buku Sakuku) untuk yang acceptance.

Perencanaan kegiatan tersebut dituangkan dalam bentuk planning of action pada lampiran.

8 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

7. RANGKAIAN KEGIATAN PROYEK INOVASI DI RUANG ONKOLOGI GINEKOLOGI

2.

a. Pengkajian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi b. Analisa SWOT untuk memetakan masalah berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap pelaksanaan proyek . . movast c. Konsolidasi kepala ruang zona A gedung A lantai 2, perawat dan dokter serta kepala instalasi kebidanan RSCM. tentang kebutuhan discharge planning pada pasien kanker di ruang onologi ginekologi gedung A lantai 2 zona A proposal proyek d. Penyusunan . . movast e. Penyusunan draf alat pengkajian denial pada pasien kanker dan buku saku Presentasi hasil pengkajian dan proposal kegiatan

Pasien kanker ginekologi yang sedang dirawat, perawat dan dokter di ruang Onkologi ginekologi gedung A

Tempat: Gedung A zona A lantai 2

Kepala diklat RSCM, Ka. Instalasi Obstetri dan ginekologi, Bidang keperawatan, erasional

Tempat: Gedung A lantai 3

Isyti'aroh

Kegiatan meliputi wawancara dengan pasien dan tenaga kesehatan terkait kebutuhan discharge planning pada pasien dengan kanker ginekologi

Sabi'ah Khairi

Terselenggaranya presentasi proposal pelaksanaan discharge planning, dengan dihadiri oleh kepala bidang keperawatan, Ka. Instalasi Obstetri dan

Waktu: 1 - 18 April2013

W aktu:

23 April

9 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

gedung A, para dokter dan perawat yang bertugas di ruang Onkologi lantai 2 zonaARSCM 3.

RSCM, Ners Officer lantai 2 gedung A, kepala ruang dan perawat zona A dan zona B gedung Alt. 2

I Pelaksanaan: Diskusi Penyempumaan alat pengkajian psikologis pada pasien kanker ginekologi dan pembuatan buku saku

Mahasiswa dan Pihak RSCM yang diwakili oleh kepala ruang lantai 2 zona A, nurse offiser dan supervisor gedung A lantai 2, dokter onkologi dan

Tempat: Gedung A I Ika Astuti zona A lantai 2

Waktu: 24 April 5 Mei 2013

Widi I Adanya alat pengkajian psikologis pada pasien kanker ginekologi. Adanya buku saku untuk pasien kanker yang acceptance Adanya buku saku untuk pasien kanker yang denial

4.

Uji validitas realibilitas alat pengkajian psikologis pada pasien kanker ginekologi

Pasien onkologi rawat inap dan rawatjalan

Poliklinik onkologi & ginekologi. Ruang rawat onkologi ginekologi

Sri Dewi

5.

Desiminasi alat pengkajian psikologis pada pasien kanker dan buku saku untuk pasien yang denial dan acceptance

Kepala diklat RSCM, Ka. Departemen Obstetri dan ginekologi, Bidang

Tempat: ruang Hanifa gedung A

Maria M. Setyaningsih

Waktu:

8

Mei

Uji coba alat pengkajian respon psikologis dilakukan pada 47 pasien onkologi ginekologi dengan hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukan alat pengkajian valid dan reliabel dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.661. Adanya persamaan persepsi tentang penggunaan alat pengkajian psikologis dan buku saku pada pasien kanker.

10 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

6.

Uji coba alat pengkajian psikologis dan buku saku pada pasien kanker.

manager operasional gedung A, para dokter dan perawat yang bertugas di ruang Onkologi lantai 2 zona A RSCM dan Poliklinik Kebidanan Pasien kanker ginekologi

2013

Poliklinik onkologi & ginekologi. Ruang rawat onkologi ginekologi

Sri Dewi, Ika Widi Astuti & Tim dari RSCM

Waktu: 13-14 Mei 2013

7.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan

8.

laporan Pembuatan . . movas1

evaluasi

kanker Pasien ginekologis yang telah diberikan buku sakuku dan buku pencerahku

Kegiatan evaluasi I Elvia Metti dilakukan dengan telepon monitoring dalam waktu 3-7 hari setelah menerima buku Eka Riyanti 14-16 Mei 2013

Terselenggaranya uji coba alat pengkajian respon psikologis dan buku saku edukasi pada pasien kanker ginekologi. Sebanyak 19 pasien kanker ginekologi telah diberikan buku saku sesuai dengan respon psikologisnya. Terdapat 13 pasien memiliki respon psikologis Acceptance dan diberikan buku sakuku serta enam orang dengan respon psikolgis denial telah diberikan buku Terselenggaranya evaluasi pelaksanaan kegiatan secm·a proses dan basil berupa evaluasi tentang keterbacaan buku saku.

Tersusunnya laporan nrmTPir inovasi

kegiatan

11 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

9.

Presentasi akhir

Kepala diklat RSCM, Ka. Departemen Obstetri dan ginekologi, Bidang keperawatan, manager operasional gedung A, para dokter dan perawat yang bertugas di ruang Onkologi lantai 2 zona A dan B RSCM, Poliklinik Kebidanan, dan IGD Lt 3

Ruang pertemuan Gedung A Tanggal 2013

21

Mei

I Maria

presentasi M. Terselenggaranya Setyaningsih laporan kegiatan proyek inovasi mahasiswa Residensi Keperawatan Matemitas FIK UI tahun 2013

12 Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

8. IMPLEMENT AS! DAN EVALUASI PROYEK INOVASI Pelak:sanaan discharge planing pada pasien kanker ginekologi diawali dengan pengkajian bersifat biopsikososiospiritual. Pada proyek inovasi ini aspek psikososial yang dikaji menggunakan alat pengkajian respon psikologis pasien dengan kanker ginekologi. Pengkajian dilakukan untuk menilai respon psikologis apakah pasien mengalami penolakan (denial) atau penerimaan (acceptance).

Berdasarkan pengkajian respon psikologis, jika diketahui pasien pada kondisi denial, maka pasien diberi BUKU PENCERAHKU. Buku pencerahku bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang penyakit kanker ginekologi dan penatalaksanaannya. Buku ini diharapkan dapat membantu pasien mengurangi dampak psikologis terhadap diagnosa yang diterima sehingga pasien mampu mengikuti program terapi yang direncanakan.

Buku pencerahku berisi tentang renungan, doa-doa penyembuhan, pengertian kanker, gejala kanker, pengobatan kanker, respon psikologis yang dapat terjadi pada pasien kanker dan cara mengatasi respon tersebut disertai dengan panduan hipnosis diri (self Hipnosis). Buku pencerahku memuat tentang mitos dan fakta seputar kanker beserta renungan pembangkit semangat.

Bagi pasien kanker ginekologi yang telah acceptance diberikan BUKU SAKUKU yang bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang perawatan pasien kanker selama di rumah untuk menangani efek terapi kanker dan lembar catatan harian serta jadwal pengobatan. Buku ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai buku pencurah isi hati pasien dan membantu mengatasi masalah yang dialami oleh pasien kanker terutama keluhan sebagai dampak dari terapi yang di terima.

BUKU SAKUKU berisi tentang renungan, doa-doa penyembuh, pengertian kanker, pengobatan kanker, perawatan mengatasi dampak pengobatan, perawatan nyeri, dan renungan pembangkit semangat. Selain materi yang berisi tentang perawatan pasien selama di rumah, buku ini dilengkapi catatan

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

13

yang dapat diisi oleh pasien terkait keluhan-keluhan yang dialami setelah mendapatkan pengobatan baik pembedahan, kemoterapi maupun radiasi.

Pasien yang masih denial dan telah diintervensi dengan buku pencerahku dikaji kembali untuk mengetahui apakah pasien sudah acceptance atau masih denial. Jika pasien

masih denial maka disarankan untuk dilakukan

hipnoterapi. Jika sudah acceptance maka intervensi keperawatan dilanjutkan dengan pemberian dan penjelasan BUKU SAKUKU sebagai panduan perawatan selanjutnya. Berikut ini adalah alur pelaksanaan discharge planning:

Pengkajian pada discharge planning (Biopsikososiospiritual)

Pengkajian pada aspek psikosoial

I

• t

1

Intervensi keperawatan dengan BUKUPENCERAHKU

(

I

+

Denial

~

J



( Acceptance

)

Denial

+

Accentance

J

Intervensi keperawatan dengan BUKUSAKUKU

)

J

Intervensi keperawatan dengan BUKU PENCERAHKU dan HIPNOTERAPI

Acceptance, pasien yang mengalami masalah2 dapat JUga diberikan pelayanan Hipnoterapi

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

14

Implementasi dilakukan kepada 25 pasien di poliklinik onkologi gynekologi dan rawat inap, pasien dikaji menggunakan alat pengkajian psikologis pada pasien kanker. Jika basil pengkajian pada pasien menunjukan kategori denial maka pasien

diberikan buku "Pencerahku", sedangkan pasien yang

acceptance diberikan buku "Sakuku".

Setelah pasien mendapatkan buku paket, selanjutnya dilakukan evaluasi pada hari ke- 5 hari untuk mengetahui kemanfaatan buku tersebut. Pada pasien poli klinik evaluasi dilaksanakan dengan telpon monitor dan pasien diruang rawat dilakukan evaluasi langsung. Alat evaluasi menggunakan daftar pertanyaan yang disusun untuk mengetahui kemanfaatan buku saku.

Sebanyak 25 pasien diberikan pengkajian respon psikologis, 28% pas1en menunjukkan respon denial dan 78% menunjukkan respon acceptance. Evaluasi pada pasien yang masih denial

dan mendapatkan BUKU

PECERAHKU, yaitu 28,5% pasien masih belum sempat membaca buku yang diberikan, tetapi sekilas buku sangat menarik, gambar-gambamya banyak dan tulisan terbaca. Sebanyak 71,5% pasien menyatakan buku yang diberikan sangat membantu. Pasien menjadi lebih memahami tentang penyakit kanker, jenis pengobatannya dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas. Seperti salah satu ungkapan pasien berikut: "saya sebelumnya suda kecil hati sus ... mungkin memang hidup saya tinggal sebentar saja, tapi setelah saya membaca buku yang diberikan, saya membaca semua doa-doa yang ada dalam buku, saya semakin sadar mungkin Tuhan menginginkan saya untuk bertobat atas masa lalu saya .... sekarang saya lebih dapat berbesar hati, saya lebih sering berdoa pada Tuhan, hanya sekarang masih belum dapat Sholat karena masih perdarahan .......... terima kasih bukunya ya sus, ..... ".

Pasien dengan respon psikologis acceptance dan mendapatkan BUKU SAKUKU menunjukkan respon sebagai berikut: 11% pasien mengaku tidak dapat membaca buku yang diberikan, tetapi dari tampilan buku sangat menarik. Menurut keluarga pasien, buku sangat membantu karena lebih memberikan pemahaman bagaimana perawatan pasien kanker setelah menjalani pengobatan. Sebanyak 11% pasien belum dapat dievaluasi karena sedang rawat inap karena perbaikan keadaan umum. Klien mengatakan masih

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

15

belum sempat membaca buku yang diberikan. Sebanyak 78% pasien yang mendapatkan BUKU SAKUKU menyatakan buku yang diterima sangat membantu

dalam

perawatan

sehari-hari.

Pasien

menjadi

meningkat

pengetahuannya tentang perawatan setelah pengobatan. Seperti ungkapan salah satu pasien berikut: "bukunya sangat membantu, pengetahuan saya semakin bertambah tentang perawatan di rumah setelah pengobatan. Saya menjadi lebih mengerti dan saya akan melakukan apa yang ada di dalam buku".

Sebanyak 28,5%

pas1en yang denial menunjukan respon psikologis yang

acceptance setelah mendapatkan buku dan membacanya. Pasien menjadi lebih

pasrah dan akan mengikuti pengobatan. Hal ini dibuktikan dengan pemyataan pasien yang akan datang lagi minggu depan ke poliklinik Onkologi Ginekologi RSCM guna perencanaan pengobatan. Sebanyak 71,5% pasien denial masih menunjukkan respon psikologis denial. Pasien masih mengungkapkan memiliki perasaan yang sama seperti sebelum diberikan buku. Pasien masih belum sempat membaca buku yang diberikan dan mengungkapkan masih memiliki perasaan yang sama seperti sebelumnya. Meskipun isi buku sangat membantu, tetapi menurut pasien masih membutuhkan waktu untuk dapat ikhlas dengan kondisinya.

9. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan:

Alat pengkajian yang disusun telah terbukti valid dan reliabel sehingga dapat dipergunakan dalam mengkaji respon psikologis pasien kanker ginekologi. Pengkajian respon psikologis pada pasien kanker ginekologi sebelum diberikan edukasi, menjadi sangat penting. Hal ini karena respon psikologis yang ditunjukkan oleh pasien kanker ginekologi akan sangat mempengaruhi bagaimana klien dapat menerima edukasi yang diberikan ataukah tidak. Pemberian buku saku edukasi sesuai dengan respon psikologis yang ditunjukkan oleh pasien kanker memberikan hasil yang memuaskan, bahwa pasien merasakan manfaat buku edukasi sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan respon yang ditunjukkan.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

16

Saran:

1. Terbentuknya standar operasional prosedur penggunaan alat pengkajian respon psikologis dan penggunaan buku saku edukasi sesuai dengan respon yang ditunjukkan pada pasien kanker ginekologi 2. Terbentuknya tim hipnoterapis sebagai tempat rujukan bagi pasien kanker ginekologi yang mengalami denial. 3. Pengaktifan kembali kegiatan hipnoterapi 4. Dilakukan penelitian cohort tentang efektifitas pemberian hipnoterapi pada past en.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

17

Daftar pustaka

American Cancer Society. (2011)., Chemotherapy principles. an in-depth discussion ofthe techniques and its role in cancer treatment. Http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002995-pdf.pdf. Diperoleh 3 april 2013 American Cancer Society, (2011)., Caring for the patiens with cancer at home: a guide for patients and families., Http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002995-pdf.pdf. Diperoleh 12 april2013 Brock, G., Gurekas, V., Deom, P. (1993). Denial among cancers patient tips and traps. Canadian Family Physician. Vol: 39., p. 2581-2584 Canadian Association of Nurses in Oncologi (2011). Standards and competencies for Cancer chemotherapy nursing practice. Https://www.cancercare.on.ca/common/pages/userfile.aspx?fileid=156524. Diperoleh 6 april2013 Carolyn K. Kinney, Denise M. Rodgers, Kathleen A. Nash and Christen 0. Bray (2003). Holistic Healing for Women with Breast Cancer through a Mind, Body, and Spirit Self-Empowerment Program. Journal ofHolistic Nursing:·2003; 21; 260 Dastan,N.B., & Buzlu,S.,(2012). Psychoeducation intervention to improve adjustment to cancer among Turkish stage I-II breast cancer patiens: a randomized controlled trial. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention., Vol.13 ., 5313-5318 Directorate General ofDisiese Kontrol and Environmental Health Ministry of Health, Republic of Indonesia (2008). Cervical-breast-cancer-screening-program. Http://www.pdfcoke.com/doc/45504027/cervical-breast-cancer-screening-program. Diperoleh 6 april2013 Elbaradae.,m., (2003). A silent cnszs:cancer treatment in developing countries. Http://www .iaea.org/publications/booklets/treatingcancer/treatingcancer.pdf. . Diperoleh 3 april2013 .

Gill, F., Duffy, A.(20 10) Caring for cancer patients on non- specialist wards, British Journal of Nursing, 2010, Vol 19, No 12 Http://www. cdc.gov/cancer/knowledge/pdf/cdc_gyn_comprehensive_brochure. pdf. diperoleh 4 April2013 Landry , a., (2011). Standardizing patient education for safe handling of chemotherapy at Http://www.cancemetwork.com/nurses/content/articlell 0165/1875406. home.. Diperoleh 3 april2013 Mousavi, S.M., Akbari, M.E., Fallah, R., Akbari, A. (2011). Introduction to psycho socio spiritual aspect of health management in cancer patients, new team work approach. Though & Behavior and Clinical Psychology. Vol. 5, no. 19, p: 77-85

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

18

Mousavi, S.M.,Akbari, M.E., Fallah,R., & Akbari,A.M.,Akbari, M.E.,Fallah,R ., & Akbari,A. (2011). Introduction to Psycho, Socia, Spiritual Aspect of Health in Cancer Patients, New Team Work Approach. Management http://www.sid.ir/en!VEWSSID/J_pdf/100052011190l.pdf . Diperoleh 19 April 2013 Norsa'adah, B., Rahmah, M.A., Rampal, K.G., Knight, A. (2012). Understanding bariers to malaysian women with breast cancer seeking help. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Vol.13, p. 3723-3730 Perry,s.e., et al. (201 0). Maternal child nursing care. (41h ed.). (vol1 ). Missouri : mosby Rockcastle regional hospital and respiratory care center (2009). Discharge instructions for chemotherapy. http://www.rockcastleregional.org/education/library/healthsheet.php?id=3,86308. Diperoleh 4 april2013 Trirahmanto.A., Kusumanto.A., Titisari.I.,Putri.H.M.A.R., (2012). Kualias hidp pasienpasien kanker ginekologi yang dinilai denan indeks QoL-EORTC di rumah sakit Dr Sardjito Yogyakarta., Indonesia journal of obstetrics and gynecology.,Vol 35.no: 3.,hal135-138. U.S. Department of Health and Human Services Centers for Disease Control and Prevention.(2007). Get the facts about gynecologic carzcer. Yarbo.,C.H., Wujcik., D.W., & Gobel.,B.H.,(2011). Cancer nursing: principles and practice., ed 7. Boston: Jones and Bartlett Publishers.

Laporan praktek..., M M Setyaningsih, FIK UI, 2013

19


Related Documents


More Documents from "arif"

Sap Diare.doc
November 2019 26
Artikel Germas.docx
November 2019 33
File.pdf
November 2019 57
Otonomi Daerah.docx
May 2020 21