LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN FIELD TRIP APLIKASI KASUS KEPERAWATAN ANAK BERDASARKAN PROSES KEPERAWATAN SISTER CALISTA ROY DI WILAYAH DESA KEMIRI KEC. PANTI PADA KELUARGA BAPAK NUR KHASIM DENGAN ANAK BAGAS
Mata Kuliah Keperawatan Anak
Oleh: Kelompok 1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
LAPORAN STUDI KASUS FIELD TRIP
APLIKASI KASUS KEPERAWATAN ANAK BERDASARKAN PROSES KEPERAWATAN SISTER CALISTA ROY DI WILAYAH DESA KEMIRI PADA KELUARGA BAPAK HERMAN DENGAN AN. ULFA BAPAK NUR KHASIM DENGAN ANAK BAGAS
disusun untuk memenuhi tugas Field Trip Mata Kuliah Keperawatan Anak oleh Kelompok 1: Reka Wage Puspitasari Ula Hovi Roseifa Karolina Korindo Khansa Salsabila Puspa Cintia Dewi Dian Novita Anggraeni Sri Rahyuning M. Anggun Citra Meiseila Nurul Kholis Irhamna Meta Nuraini Arinda Annisa Fitriana Durrotul Qomariyah Mariatul Rochmawati N.W
NIM 162310101103 NIM 162310101104 NIM 162310101105 NIM 162310101106 NIM 162310101107 NIM 162310101108 NIM 162310101109 NIM 162310101110 NIM 162310101114 NIM 162310101189 NIM 162310101190 NIM 162310101290 NIM 162310101224
Muhammad Afif Dede W. Riza Asmaul Husnah Agel Dinda Trianugraha Afif Laily Salsabila Jaya Anggara Zulihastika Mesly E.P. Vespan Candra Surya Wahyu Purnomo Falita Raudina Manzilina Yeti Novitasari Layinatul Qori’ah Faisal Dwi Yuliawan
NIM 162310101195 NIM 162310101196 NIM 162310101201 NIM 162310101209 NIM 162310101209 NIM 162310101222 NIM 162310101198 NIM 162310101199 NIM 162310101192 NIM 162310101193 NIM 152310101051 NIM 162310101204
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Field Trip Mata kuliah Keperawatan Anak yang berjudul ”Aplikasi Kasus Keperawatan Anak Berdasarkan Proses Keperawatan Sister Calista Roy Di Wilayah Desa Kemiri kec. panti pada keluarga Bapak Nur Khasim dengan anak Bagas”. Laporan ini berisi berbagai hasil yang telah diimplementasikan beserta analisis kasus An.Bagas pada proses keperawatan Sister Calista Roy Laporan ini kami susun atas dasar ilmiah yang sebenar-benarnya. Diluar dari itu semua kami sadar bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap setidaknya bisa menjadi sarana edukatif konstruktif bagi setiap pembaca dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ns. Peni Perdani J., M.Kep,selaku Dosen PenanggungJawab Mata Kuliah Keperawatan Anak. 2. Ns. Eka Afdi S., M.Kep., selaku Dosen Pengampuh yang senantiasa memberikan pengarahan. 3. Seluruh keluarga dan teman-teman kelas F Fakultas Keperawatan Universitas Jember yang selalu memberikan doa dan dorongan kepada saya dalam mengerjakan makalah ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebut kan satu per satu dalam memberikan saran pada tugas ini. Akhir kata semoga laporan pertanggung jawaban ini dapat dijadikan panduan bagi teman sejawatdan mengevaluasi asuhan keperawatan pada anak dalam kegiatan field trip mata kuliah keperawatan anak untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat luas. Jember, 18 November 2018
Penyusun
Form 1. Surat Izin Field Trip
PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK Dx. Medis No. Register Tgl/Jam Pengkajian
: Sccabies : 01 : 14 November November 2019 / 08.30 WIB
A. IDENTITAS KLIEN. 1. Nama
: An. M Nur Rohman Zai Bagas.
Nama Panggilan
: Bagas.
Umur / Tgl. Lahir
: 4,5 tahun/ 15 Mei 2014.
Jenis Kelamin
: Laki – laki.
2. Identitas orang Tua Nama Ayah
: M. Nur Khosim.
Nama Ibu
: Siti Zaenab.
Umur
: 38 tahun.
Umur
: 33 tahun.
Agama
: Islam.
Agama
: Islam.
Suku
: Jawa.
Suku
: Madura.
Bahasa
: Indonesia.
Bahasa
: Madura.
Pendidikan
: SLTP.
Pendidikan
: MI.
Pekerjaan
: Wiraswasta.
Pekerjaan
: IRT.
Penghasilan
: -.
Penghasilan
:-.
Alamat
: Dsn Krajan, Ds Kemiri, Kec Panti Rt 009/Rw007.
B. KELUHAN UTAMA. Gatal – gatal di tangan dan kemaluan sampai timbul rasa perih dan panas. C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG. Gatal – gatal di tangan dan kemaluan kurang lebih 6 bulan sampai muncul nanah dan pola tidur terganggu ketika muncul rasa gatal. Penyakit ini
terkadang sembuh kalau sudah mendapatkan antibiotik akan tetapi jika obat habis penyakit kambuh lagi sampai timbul luka nanah. Upaya yang telah dilakukan : Pengobatan rawat jalan di Puskesmas Panti. Terapi yang diberikan : Salep gatal – gatal, Amoxicilin syrup, dan obat puyer. D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU 1. Penyakit yang pernah diderita. ISPA, Diare dan Demam. 2. Riwayat operasi. 3. Riwayat Alergi. Gatal – gatal akan lebih parah saat anak makan mie dan telur. 4. Riwayat Imunisasi. Lengkap. E. RIWAYAT PERINATAL 1. Antenatal 9 bulan 20 hari. 2. Intra Natal. Rutin kontrol ke Posyandu Ibu hamil dan Balita. 3. Post Natal (0-7 hari). Persalinan di RS Dr Soetomo. Untuk bayi yang ke 2 masuk inkubator karena sungsang BB: 2,5 kg bayi 1 dan BB 2,5 kg bayi 2.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA. Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang serius namun pernah mengalami gatal tetapi tidak sampai membutuhkan waktu yang lama dan keluarga mengatasi dengan membeli salep.
GENOGRAM No 2 dari 8 bersaudara
No 3 dari 3 bersaudara
G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN. 1. Perkembangan. a. Adaptasi sosial. Sesuai hasil pengukuran menggunakan denver-II maka untuk domain adaptasi sosial anak tergolong normal. b. Motorik kasar. Sesuai hasil pengukuran menggunakan denver-II maka untuk domain motorik kasar anak masih belum sempurna untuk memamaki baju secara mandiri. c. Motorik halus. Sesuai hasil pengukuran menggunakan denver-II maka untuk domain motorik halus anak tergolong normal. d. Bahasa. Sesuai hasil pengukuran menggunakan denver-II maka untuk domain bahasa anak tergolong normal.
H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Lingkungan yang memicu timbulnya penyakit gatal yaitu sumber air yang digunakan untuk mandi berwarna coklat bercampur tanah. I. POLA FUNGSI KESEHATAN. 1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan. Ketika ada keluarga yang sakit maka tata laksana dibawa ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas. 2. Pola Nutrisi & Metabolisme.
Antropometri. BB An Bagas = 24 kg.
BBI An Bagas =
IMT An Bagas = 22,622.
3. Pola eliminasi BAK dan BAB. Pola Eleminasi BAK. Frekuensi
An Bagas Sering > 3 kali.
Jumlah
Sedang.
Warna
Putih jernih dan terkadang kekuningan.
Bau
Amoniak.
Karakter
Cair.
Alat bantu
Tidak menggunakan alat bantu.
Kemandirian
Dibantu ibu kadang – kadang.
Pola Eleminasi BAB An Bagas Frekuensi
Sering setiap pagi.
Jumlah
Sedang.
Bau
Khas feses.
Karakter
Padat.
Alat bantu
Tidak menggunakan alat bantu.
Kemandirian
Dibantu ibu kadang – kadang.
4. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri) Anak melakukan aktivitas bermain didalam rumah, hanya sesekali di luar rumah. Anak memilik kebiasan cuci tangan secara mandiri.
5. Pola Istirahat tidur. An Bagas Durasi Tidur Siang
-
Durasi tidur malam
1-2 jam terbangun karena gatal.
Gangguan tidur
Bila ada rasa gatal maka anak akan terbangun.
Suasana
Lingkungan tenang.
6. Pola kognitif dan persepsi sensori. - Fungsi kognitif dan memori. Anak belum mengetahui penyakitnya namun jika merasa gatal respon anak rewel. - Fungsi keadaan indera. a. Penglihatan normal. b. Pendengaran tidak mengalami gangguan. c. Dapat merasakan setuhan dan tekanan. 7. Pola konsep diri. 8. Pola Hubungan – Peran. Ibu anak mengatakan anak jarang main di luar rumah namun anak tersebut banyak teman sebaya yang main bersama di rumahnya. 9. Pola Seksual – seksualitas. 10. Pola Mekanisme Koping. 11. Personal Nilai dan kepercayaan. J. PEMERIKSAAN FISIK. 1. Status kesehatan Umum. Keadaan Umum : sadar penuh tidak ada kelemahan. Kesadaran : kompos mentis.
Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: - mmHg.
Suhu
: 36,4 C.
Nadi
: 120 x/mnt.
RR
: 24 x/mnt.
Tinggi badan
: 103 cm.
Lingkar kepala
: 52 cm.
Lingkar dada
: 56 cm.
Lingkar lengan atas
: 16 cm.
Berat badan sebelum sakit : Berat badan saat ini
: 24 kg.
Berat badan ideal
: -.
Perkembangan BB
: -.
IMT
: 22, 622.
2. Kepala Inspeksi : kepala bulat, rabut tersebasr rata berwarna hitam. 3. Leher. Inspeksi : tidak ada benjolan. 4. Thorax / dada. Inspeksi : simetris kiri dan kanan. 5. Abdomen. Inspeksi : datar. 6. Keadaan punggung. Inspeksi : terbapat banyak bekas luka. 7. Ekstremitas. Inspeksi : terlihat adanya bekas luka yang kering tangan serta kaki dan benjolan di dalam kuku.
8. Genetalia & Anus. Inspeksi : adanya benjolan. 9. Pemeriksaan Neurologis. K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK. 1. Laboratorium …………………………………………………………………… 2. Radiologi
…………………………………………………………….......... 3. Lain – lain …………………………………………………………………… L. Terapi 1. Oral. Obat gatal (puyer), Amoxilin. 2. Lain – lain. Scabimite 5 % salep.
Jember, ........................ 2018 Mahasiswa,
NIM.
ANALISA DATA
Tanggal
No
Data Fokus
Problem
Etiologi
Sanitasi yang buruk Keadaan lembab dan panas Reservoir sarcoptes scabei meningkat Kontak kulit kuat
DS : keluarga Px mengatakan perih dan panas.
Timbulnya reaksi alegi pada kulit Reaksi inflamsi
14 November 2018
DO : a. Gatal lebih Kerusaka dari 6 n 1. bulan. integritas kulit b. kemerahan pada luka dan terdapat nanah pada luka.
Pelepasan mediator kimia (prostaglandin) Prostaglandin mengiritasi ujung – ujung syaraf nyeri Gatal Garukan Papula pecah Mengakibatkan erosi, ekskoriasi atau krusta Keruskan integritas kulit
14 November 2018
DS : Ibu px mengatakan
Ganggua n pola tidur
Reservoir sarcoptes scabei meningkat
Nama Terang dan Tanda Tangan Mahasi swa
apabila
Kontak kulit kuat
malam
hari
sedikit
–
sedikit
anak
membantuk kanali kulit/kunikulus reaksi sensititasi oleh tubuh
kebangaun karena gatal
pruritus (gatal – gatal)
pada lukanya. pruritus nokturna (gatal gatal di malam hari DO : Durasi gangguan pola tidur
tidur 1-2 jam px terbangun dari
tidur
ketika malam hari. Reservoir sarcoptes scabei meningkat Kontak kulit kuat DS
:
Ibu
Timbulnya reaksi alegi pada kulit
mengatakan
14 November 2018
jika
obat
habis
gatal
kambuh hingga timbul nanah. DO : Tampak nanah di luka gatal.
Reaksi inflamsi
Risiko infeksi
Pelepasan mediator kimia (prostaglandin) Prostaglandin mengiritasi ujung – ujung syaraf nyeri Papula pecah Mengakibatkan erosi,ekskoriasi atau krusta Terbentuknya luka Port de entre (pntu masuknay virus/baketri
patogen) risiko infeksi sekunder risiko infeksi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal
No
14
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
november
Kerusakan integritas kulit
2018 14
2.
november
Gangguan pola tidur
2018 14 november 2018
3. Risiko infeksi
Nama Terang dan Tanda Tangan
INTERVENSI KEPERAWATAN NO.
Hari /
Diagnosa
Nama
Tanggal /
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan
(NOC)
(NIC)
Jam 1.
Selasa, 20
Kerusakan
November
integritas kulit b.d keperawatan
2018
gangguan
Setelah diberikan asuhan Pemberian obat:kulit
3x24
selama (2316)
anak
kembali 1. Ikuti prinsip 5 benar
1. Tidak kesalahan
dalam
pemberian
obat
d.d merasa nyaman.
kemerahan,
Kriteria Hasil :
perdarahan
Integritas
jaringan:
kulit pasien di atas 2. Tidak
Kulit
membran
area mana obat akan
kesalahan
mukosa (1101)
diberikan
dalam
1. Tidak
terjadi 3. Sebarkan obat di atas
2. Tentukan
pigmentasi
kulit,
abnormal
kebutuhan
2. Lesi
Perawatan
(Pasien, dosis, rute,
kondisi
samping diri:
sistemik
obat, waktu) terjadi area
pemberian
obat
sesuai 3. Supaya memberikan
kulit 4. Monitor adanya efek
berkurang
dan Paraf
terjadi
pigmentasi
dan
pemberian obat
Rasional
lokal
dan
terapeutik langsung
dari 4. Menegtahui
efek secara
pengobatan
kebersihan(0305) 1. Selalu
mencuci
tangan
setelah
aktivitas di luar 2. Memotong
adanya
efek
samping
Pengecekan kulit (3590)
atau 1. Periksa kulit dan
1. Mengetahui
memperhatikan
selaput lendir terkait
kondisi luka pada
kuku jari tangan
adanya kemerahan,
kulit
ketika
kehangatan, edema,
panjang
sudah
2. Mengetahui
atau drainase
kondisi luka
2. Amati warna,
3. Mengetahui
kehangatan, bengkak,
adanya ruam dan
pusasi, tekstur,
lecet
edema, dan ulserasi
digaruk
akibat
3. Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet Kontrol infeksi (6540) 1. Anjurkan
pasien 1. Agar tangan pasien
mengenai
teknik
tetap
steril,
mencuci
tangan
mengingat adanya
dengan tepat
luka dan digaruk
2. Gunakan
sabun 2. Suapaya
antimikroba cuci
untuk
tangan
tangan
bersih dan streil
yang 3. Mengurangi
sesuai
rasa
igin menggaruk
3. Gosok kulit
pasien
dengan
agen
antibakteri
yang
sesuai 2.
Selasa, 20
Gangguan
November
Nyaman
2018
Gejala penyakit
rasa Setelah diberikan asuhan Pengurangan b.d keperawatan terkait 3x24
anak
selama Kecemasann (5820) kembali
1. Berada
di
sisi
merasa nyaman.
klien
Kriteria Hasil :
meningkatkan
Status
rasa
Kenyamanan
untuk
aman
1. Untuk meningkatkan
dan
rasan
aman
(2008)
mengurangi
dan
1. Kesejahteraan Fisik
ketakutan.
mengurangi
(5) 2.
2. Dorong keluarga Kontrol
terhadap
untuk
ketakutan anak.
gejala (5) 3.
mendampingi Kesejahteraaan
klien dengan cara 2. agar anak merasa
psikologis (5)
yang tepat.
4. Dukungan sosial dari
3. Bantu
tenang. klien
keluarga (5)
mengidentifikasi
5. Dukungan sosial dari
situasi
teman-teman (5)
memicu
6. Hubungan sosial (5)
kecemasan.
7.
Perawatan
sesuai
yang
4. Atur penggunaan
dengan kebutuhan (5)
3.
agar
anak
mengetahui stressor
obat-obatan untuk
membuat
mengurangi
cemas.
yang dia
kecemasan secara 4. untuk mengurangi tepat. Peningkatan Tidur (1850) 5. Perkirakan tidur/siklus bangun pasien didalam
kecemasan dialami anak.
yang
perawatan
5.
perencanaan.
bahwa tidur anak tidak
6. Monitor/catat
agar
mengetahui
terganggu.
pola tidur pasien dan jumlah jam tidur. 7. Sesuaikan jadwal pemberian obat
6. untuk mengetahui jumlah tidur anak.
untuk mendukung tidur/siklus
7. agar anak dapat
bangun pasien.
tidur dengan nyenyak.
8. Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik
8.
supaya
keluarga
untuk
dan
anak
mengerti
meningkatkan
tentang teknik untuk
tidur.
meningkatkan tidur.
EVALUASI Tgl No
Diagnosa
Sabtu, 24 November 2018
Dx. 1
Sabtu, 24 November 2018
Dx. 2
Evaluasi S : ibu klien mengatakan benjol-benjol pada kulit sudah mulai berkurang O : anak terlihat tidak menggaruk-garuk tangannya lagi, benjolan pada kulit sudah kering A : masalah teratasi sebgaian P : lanjutkan intervensi 1 terkait pemberian obat dan intervensi 1 terkait kontrol infeksi
S : ibu klien mengatakan anak tidak mengeluh gatal lagi, tidak ada gangguan dalam pola tidur O : wajah anak terlihat lebih lebih ceria dan segar A : masalah teratasi P : hentikan intervensi
Nama Perawat/Mhs
KPSP untuk Bayi 6 bulan 1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yanglain?
2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegakclan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau kedadanya 3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi.(jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapadetik?
4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti padA gambar?
5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukanmenangis? 6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atausebaliknya? 7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermainsendiri? 8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya. 9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauantangannya? 10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahanlahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembalisepertigambarsebelahkanan.
Formulir 2 Analisis Proses Keperawatan Berdasarkan Sister Calista Roy
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK BERDASARKAN TEORI ADAPTASI ROY
Pengkajian
Diagnosis
Intervensi
Mengukur tingkat adaptif klien anak
Rentan koping respon
Memanipulasi stimulus yang muncul pada klien anak
Integritas fisiologi
Implementasi
Memfasilitasi mekanisme koping yang sesuai dengan individu klien TB
Fokal Adaptif
Integritas konsep diri
Maladaptif
Subsistem Regulator Kontekstual
HPA AXIS
Integritas fungsi peran Residual
Hipotalamus (CRF meningkat)
Interdependen Pituitari (ACTH meningkat) Adrenal (Kortisol meningkat) Respon imun menurun Evaluasi Respon Tubuh Mengevaluasi dari keberhasilan klien dalam proses adaptif. Evaluasi dilakukan pada setiap proses keperawatan.
Subsistem Kognator 1. Problem Focus 2. Emotion Focus 3. Cognitively Focus
Keterangan: 1. PENGKAJIAN Mengukur tingkat adaptasi klien anak: a. Fisiologis Efektor fisiologis dijelaskan dengan beberapa fungsi dalam tubuh, antara lain: 1) Oksigenasi : penggunaan oksigen yang berhubungan dengan sirkulasi dan respirasi; RR : 24 x/m (Normal) Pasien bernafas secara normal 2) Nutrisi : penggunaan nutrisi untuk memperbaiki kondisi dan perkembangan klien; Klien
dalam sehari
makan
sebanyak 3-4 kali.
Klien
mengatakan suka makan menggunakan sayur. 3) Eliminasi : menggambarkan pola eliminasi; Pola BAB dan BAK baik dan normal (Frekuensi, Bau, Warna) 4) Aktifitas dan istirahat : mengambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat, dan tidur; Pola aktivitas pada klien terganggu apabila gatal-gatalnya kambuh. 5) Integritas kulit : menggambarkan fungsi fisiologis kulit; Hasil dari pengkajian; Kulit klien tampak kemerahan, terdapat pus di beberapa area, serta bentol-bentol menyebar diseluruh badan terutama bagian tangan dan alat vital.
6) Rasa : menggambarkan fungsi persepsi sensori; Klien dapat merasakan stimulus yang diberikan pada punggung tangannya. 7) Cairan dan elektrolit : menggambarkan pola fisologis kebutuhan cairan; Keluarga klien mengatakan klien suka meminum susu dan air putih. 8) Fungsi neurologis : menggambarkan pola kontrol neurologis, pengaturan, dan intelektual; HASIL KPSP DAN DENVER 9) Fungsi endokrin : mengambarkan pola kontrol dan pengaturan respons stres dan sistem reproduksi. Respon stres pada anak ditandai pada saat anak rewel dan susah tidur apabila sakit, dan klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak ada masalah baik anatomi maupun fisiologis pada sistem reproduksi. b. Konsep diri Efektor konsep diri mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan, dan emosi yang didasari oleh ide sendiri. Perhatian dirtunjukkan pada kenyataan keadaan diri sendiri tentang fisik, individual, dan moral-etik. -
Hubungan anak dengan orang tua baik, namun anak lebih dekat dengan sang Ayah
-
Pola Asuh ; klien diasuh bergantian dengan anggota keluarga. Pergantian dalam mengasuh dikarenakan kesibukan anggota
keluarga. Pagi anak diasuh oleh ayah, siang anak diasuh oleh ibu, dan apabila kedua orangtua bekerja anak dijaga oleh kakaknya. -
Norma-norma dalam pola asuh tidak dijelaskan dengan rinci, namun orang tua membatasi anak bermain di luar rumah.
c. Fungsi peran (sosial) Efektor fungsi peran adalah pola interaksi sosial seseorang yang berhubungan
dengan
orang
lain
akibat
peran
ganda
yang
dijalankannya. Hubungan antara anak dengan teman sebaya tetap terjalin walaupun terdapat batasan dalam bermain, teman akan bermain ke rumah anak. d. Efektor ketergantungan adalah pola nilai manusia, kehangatan, cinta, dan memiliki. Proses ini terjadi dengan hubungan interpersonal terhadap individu maupun kelompok. -
Riwayat Imunisasi pada Anak lengkap.
-
Ketika anak sakit, keluarga membawa anak untuk mendapatkan layananan kesehatan ke Puskesmas Panti.
-
Keluarga tidak mengajak anak rekreasi di tempat wisata, namun keluarga mengajak anak ke sawah sebagai tempat hiburan bagi anak.
e. Ketergantungan (interdependen) -
Hubungan kedekatan (Harmonisasi), klien dengan kedua orang tua sangat baik, dan kuat.
-
Klien memiliki hubungan yang dekat dengan kedua kakak kandungnya terutama kakak nomor dua yang selalu menemani setiap hari di rumah.
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Menurut analisis yang kelompok lakukan dari keempat kriteria (fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan), klien menunjukkan data ke arah maladaptif, karena salah satu kriteria terganggu (fisiologis) 3. INTERVENSI Memanipulasi faktor yang mempengaruhi dengan tujuan memperbaiki keaadan klien anak. Beberapa faktor yang dapat dimanipulasi adalah a.
Stimulus fokal Stimuli fokal berasal dari hewan tungau yang menyebabkan gatal-gatal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kebersihan air. Air yang ada disana berasal dari sumber dan saat musim hujan kualitas air sangat buruk (berbau, berasa, berwarna). Pengobatan yang berikan yaitu scabimite salep 5%, amoxilin, dan obat gatal berupa puyer.
1. Stimulus kontekstual Semua stimulus lain yang berupa internal dan ekternal serta mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subyektif disampaikan oleh individu. Nama
:An. Bagas
RR: 24x/m
Usia
:6 tahun
Nadi: 120x/m
BB/TB -
:24 kg/103 cm
Persepsi kedua orang tua terhadap pengobatan adalah sangat baik, hal ini dibuktikan meskipun jarak rumah dengan layanan kesehatan jauh kedua orangtua tetap memeriksakan anaknya ke layanan kesehatan.
-
Persepsi Terhadap Tenaga Kesehatan ; sangat baik hal ini dibuktikan saat Anak tidak sembuh meskipun sudah periksa ke Puskesmas, kedua orangtua tetap membawa Anak untuk periksa ke puskesmas lagi.
2. Stimulus residual Karakteristik/riwayat seseorang dan timbul secara relevan terhadap situasi tetapi sulit untuk diukur secara obyektif. Misal klien dengan Tuberkulosis
stimulus residual yang muncul adalah riwayat
pengobatan yang pernah dialaminya. Riwayat pengobatan yang diberikan kepada klien yaitu scabimite salep 5%, amoxilin, dan obat gatal berupa puyer.
4. IMPLEMENTASI Implementasi tindakan yang dilakukan dengan memanipulasi stimulus akan mempengaruhi sistem klien. Sistem yang dipengaruhi adalah a. Subsistem Regulator Klien pada sistem regulator tidak terganggu, sehingga tidak perlu dilakukan interensi ataupun implementasi keperawatan.
b. Subsistem kognator a. Problem Fokus :orang tua berupaya untuk menyelesaikan scabies pada anak, selain itu orang tua juga paham mengenai kebutuhan nutrisi pada anak. b. Emotional Fokus :Orang tua tidak merasa malu dengan kondisi anaknya sekarang, karena mereka yakin bahwa setiap penyakit itu ada obatnya dan dapat disembuhkan. c. Kognitif Fokus :Keluarga mampu mengetahui tanda dan gejala scabies dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan scabies pada anak. 5. EVALUASI Ibu klien mengatakan bahwa gatal-gatal yang dirasakan sudah mulai berkurang dan luka pada kulit tampak mengering. Hal tersebut sesuai dengan tujuan outcome yang diinginkan.
LAMPIRAN
Analisis Jurnal Intervensi : Kontrol Infeksi (PENGARUH HIGIENE PERORANGAN TERHADAP PREVALENSI TERJADINYA PENYAKIT SCABIES DI PONDOK PESANTREN MATHOLIUL HUDA AL KAUTSAR KABUPATEN PATI) AUTHOR (YEAR)
Clara Vica Rudangta Tarigan , Prasetyowati Subchan , Aryoko Widodo
CONCEPTUAL
Mengetahui pengaruh higiene perorangan terhadap
FRAMEWORK
angka
kejadian penyakit
skabies
di
Pondok
Pesantren Matholiul Huda Al-Kautsar Kabupaten Pati. DESIGN/METHOD
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan cara analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penilitian ini di lakukan pada santri di ondok pesantren Matholiul Huda Al Kautsar. Kriteria inklusi yaitu santri yang hadir pada saat dilakukan pengambilan data dan telah mengisi informed consent dan kuesioner sebelumnya, santri yang mengalami penyakit kulit lain selain skabies, dan santri yang tinggal di pondok pesantren Matholiul Huda Al Kautsar . Kriteria ekslusi yaitu santri yang menggunakan obat skabies ±2 minggu lamanya. dilakukan
Cara
pemilihan
dengan
cara
sampel
penelitian
purposive
sampling
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti SAMPLE/SETTING
Cara pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti melakukan pendataan terhadap seluruh calon subjek penelitian lalu mengambil sampel secara acak sesuai dengan kriteria tersebut. Berdasarkan rumus besar sampel
didapatkan minimal 39 sampel MAJOR VARIABLES STUDIED (AND THEIR DEFINITIONS)
Variable Dependen : Higiene perorangan meliputi praktik mandi, praktik cuci tangan, praktik kebersihan pakaian, praktik kebersihan handuk, praktik tukar menukar handuk dan pakaian, dan praktik kebersihan tempat tidur . Variable Independen : penelitian ini adalah prevalensi terjadinya skabies di Pondok Pesantren Matholiul Huda Al Kautsar Kabupaten Pat.
MEASUREMENT
Analisis bivariat pengaruh antara praktik mandi dengan kejadian skabies di dapat nilai p sebesar 0,003 (p < 0,05) maka secara statistik ada pengaruh yang signifikan antara praktik mandi dengan kejadian skabies. Hasil perhitungan Prevalence Ratio ( PR ) diperoleh nilai 1,4 (Confidence Interval (CI) 95% = 1,1-1,9).
DATA ANALYSIS
Data
analisis
yang
didapat
bahwa
untuk
meningkatakan kebersihan diri didapatkan hasil penilaian praktik kebersihan handuk, kebersihan cuci tangan, tempat tidur, dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik dan buruk. Dikatakan praktik kebersihan handuk buruk apabila mendapatkan skor, Penilaian praktik mandi dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik dan buruk. Dikatakan praktik mandi buruk apabila mendapatkan skor <75 % dari hasil kuisioner. FINDINGS
Sebanyak 40 santri (87%) memiliki kebiasaan praktik higiene perorangan yang buruk. Lalu sebanyak 6 santri (13%) memiliki kebiasaan praktik higiene perorangan yang baik. Dikatakan praktik higiene perorangan baik apabila santri tersebut mendapatkan total skor > 75%. .
APPRAISAL WORTH
Manfaat dari penilitian ini untuk mengetahui
TO PRACTICE
pengaruh antara praktik higiene perorangan meliputi praktik
mandi,
praktik
cuci
tangan,
praktik
kebersihan pakaian, praktik kebersihan handuk, praktik tukar menukar handuk dan pakaian, dan praktik kebersihan tempat tidur dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Matholiul Huda Al Kautsar Kabupaten Pati.
Analisis Jurnal Intervensi : Peningkatan tidur (PENGARUH TERAPI SLEEP HYGIENE TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI) AUTHOR (YEAR)
Clara
Vica
Rudangta
Tarigan,
Prasetyowati
Subchan , Aryoko Widodo Ahsan , Rinik Eko Kapti , Shindy Anggreini Putri CONCEPTUAL
Untuk mengetahui pengaruh terapi sleep hygiene
FRAMEWORK
terhadap gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi
DESIGN/METHOD
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian semu
atau
quasi
experimental
dengan
non-
equivalent control group pretest-posttest design yang melibatkan kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
dengan
masing-masing
kelompok
dilakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah diberikan intervensi SAMPLE/SETTING
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah (6-12 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen selama periode waktu pengambilan data. Sampel untuk kedua kelompok sebanyak 16 anak diambil secara nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling untuk
menentukan
sampel
dari
populasi
dengan
pertimbangan tertentu sesuai kriteria MAJOR VARIABLES STUDIED (AND THEIR DEFINITIONS)
Variable Dependen : Analisis uji T dependen dengan tingkat kepercayaan 95%
(p
d”
0,05)
pada
kelompok
kontrol
menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p = 0,290).Sedangkan kelompok kontrol diperoleh nilai p-value 0,002 (asymp sig (2-tailed) < á), maka H0 ditolak, yang berarti gangguan tidur responden kelompok intervensi saat pre dan post test adalah tidak sama/berbeda secara nyata Variable Independen : Analisis uji T independen skor gangguan tidur di setiap pre test, post test dan selisih skor pre-post antara
kelompok
kontrol
dengan
intervensi
didapatkan nilai p-value dari pre test sebesar 0,838, post test sebesar 0,002, dan selisih pre-post sebesar 0,065. Nilai pvalue pada post test (p=0,002) < 0,05 menunjukkan H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan gangguan tidur pada post test antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. MEASUREMENT
Analisis bivariat pengaruh antara praktik mandi dengan kejadian skabies di dapat nilai p sebesar 0,003 (p < 0,05) maka secara statistik ada pengaruh yang signifikan antara praktik mandi dengan kejadian skabies. Hasil perhitungan Prevalence Ratio ( PR ) diperoleh nilai 1,4 (Confidence Interval (CI) 95% = 1,1-1,9).
DATA ANALYSIS
Berdasarkan uji T diatas dapat disimpulkan bahwa intervensi terapi sleep hygiene memiliki pengaruh terhadap gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi (p=0,002), dimana
pengaruhnya nyata sesudah intervensi/post test (p=0,002). Hasil analisis T dependen kelompok intervensi yang membandingkan skor gangguan tidur pada pre test dan post test menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,002), sesuai dengan penelitian Yuniartini (2013) yang menyatakan bahwa ada pengaruh terapi bercerita terhadap kualitas tidur anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi FINDINGS
Terapi sleep hygiene pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi dapat diterapkan dengan baik karena didukung oleh kemampuan kognitif dan adaptif anak usia sekolah serta kegiatan terapi yang dapat
disesuaikan
sesuai
kondisi
di
rumah
sakit.Pada studi ini hasil uji T dependen kelompok intervensi (p=0,002) dan uji T independen hasil post test (p=0,002) menunjukkan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi sleep hygiene untuk mengatasi masalah gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. APPRAISAL WORTH
Manfaat dari penilitian ini dapat mengetahui
TO PRACTICE
pengaruh terapi sleep hygiene terhadap gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hopitalisasi
Analisis Jurnal Intervensi : Pencegahan penularan AUTHOR (YEAR)
Zahra MS, Rista Sembiring, 2017
CONCEPTUAL
Hal yang mendasari penulis untuk meneliti hubungan
FRAMEWORK
dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien kusta adalah mengingat dampak yang disebabkan kusta mencakup banyak aspek, tidak hanya fisik namun
sampai ke psikologis dan juga kehidupan sosial dan ekonomi. DESIGN/METHOD
Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif analitik sectional
dengan (potong
menggunakan pendekatan lintang).
cross
Menggunakan
total
sampling dan mengambil kriteria inklusi sesuai dengan apa yang menjadi kriteria peneliti. SAMPLE/SETTING
Pasien yang di diagnose kusta positif, hasil BTA (basil tahan asam) positif, usia ≥ 17 tahun, dapat membaca dan menulis, bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
MAJOR VARIABLES STUDIED (AND THEIR DEFINITIONS) MEASUREMENT
Data yang dievaluasi meliputi jumlah pasien, usia pasien, jenis kelamin, pendidikan, terkait penyakitnya, dukungan keluarga, tingkat depresi. Mengevaluasi tingkat depresi pada pasien kusta di RS. Sitanala Tangerang. Data yang dievaluasi meliputi jumlah pasien, umur, jenis kelamin, waktu kunjungan, keluhan utama, tipe kusta, lama mengidap, pengobatan kusta, pendidikan, pekerjaan, dukungaan keluarga, tingkat depresi.
FINDINGS
Hasil penelitian diatas diketahui dari 35 responden didapatkan 21 keluarga (60%) yang tidak mendukung, keluarga yang mendukung 14 keluaega (40%). Dari 35 responden didapati bahwa 13 responden mengalami depresi
sedang
(37,1%),
sedangkan
12
reposnden(34,,4). Dari hasil analisis diketahui bahwa 21 responden tidak mendapat dukungan keluarga, 20 (95,2%) mengalami depresi ringan sedang, dan 1 orang mengalami depresi berat. Dari 14 responden yang mendapat dukungan keluarga hanya 4 responden (28,5) yang mengalami depresi, dengan tingkat depresi ringan dan sedang. APPRAISAL WORTH
Manfaat hasil penelitian ini pada studi kasus yang
TO PRACTICE
dibahas adalah untuk mengetahui bahwa peran keluarga dan dukungan dari keluarga terhadap pasien yang
mengalami
kusta
sangat
penting
untuk
mengurangi tingkat depresi dari pasien. hal ini dapat dijadikan acuan bagi pemegang kebijakan untuk menangani kasus kusta agar tidak terjadi hal yang lebih parah.
Analisis Jurnal Intervensi : Peningkatan tidur (PENGARUH TERAPI SLEEP HYGIENE TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI) AUTHOR (YEAR)
Ulfa Amelia, La Ode Muh Sety, Lymbran Tina (2018)
CONCEPTUAL
Hal yang mendasari peneliti untuk meneliti adalah
FRAMEWORK
menilik tingginya angka kejadian scabies di dunia dan diketahui pada wilayah kerja puskesmas Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe merupakan wilayah pesisir yang rentan terhadap paparan polusi dari laut.
Sehingga peneliti bermaksut
untuk
mengetahui hubungan antara Pengetahuan, Personal hygiene dan penyediaan air bersih dengan kejadian skabies di wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe tahun 2017 DESIGN/METHOD
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
metode
observasional analitik dengan desain cross sectional study SAMPLE/SETTING
Sampel
sejumlah
70
orang
dengan
dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling pada wilayah kerja
puskesmas
Soropia
Kecamatan
Soropia
Kabupaten Konawe. MAJOR VARIABLES
Penelitian dilakukan melalui responsi yang dilakukan
STUDIED (AND THEIR
pada variansi usia sejak usia 1-70 tahun yang
DEFINITIONS)
merupakan semua masyarakat yang berkujung di Puskesmas Soropia Kecamatan Soropia pada bulan Juli-September 2017
MEASUREMENT
Pengambilan informasi didapatkan dari semua masyarakat yang berkujung di Puskesmas Soropia Kecamatan Soropia pada bulan Juli-September 2017
FINDINGS
Dari jumlah responden yang dipilih didapatkan bahwa 42 orang (100%), pada umumnya yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 36 orang (85,7%). Sebaliknya dari jumlah responden yang tidak
mengalami
skabies,
pada
umumnya
berpengetahuan baik yaitu 20 orang (71,4%). Dan yang memiliki personal hygiene kurang yaitu 24 orang (57,1%%). Sebaliknya dari jumlah responden yang tidak mengalami skabies, pada umumnya memiliki personal hygiene baik yaitu 27 orang (96,4%). Sedangkan berdasarkan penyediaan air bersih 42 orang (100%), memiliki penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat yaitu 40 orang (95,2%). Sebaliknya dari jumlah responden yang tidak mengalami skabies, pada umumnya yang memiliki penyediaan air bersih memenuhi syarat yaitu 14 orang (50,0%). Maka, dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor tersebut memengaruhi kasus terjadinya scabies. APPRAISAL WORTH TO PRACTICE
Manfaat
hasil
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan, personal hygiene dan juga kebersihan air yang mempengaruhi munculnya kasus skabies diwilayah tersebut. Maka, dapat ditindaklanjuti untuk memperbaiki sanitasi dan juga
personal
hygiene
untuk
memberikan
perlindungan terhadap adanya kasus scabies dan memutus penyebaran maupun keparahannya.
Analisis Jurnal Intervensi : Pemeriksaan kulit AUTHOR (YEAR)
Amajida Fadia Ratnasari, Saleha Sungkar (2014)
CONCEPTUAL
Hal yang mendasari penulis untuk menulis tentang
FRAMEWORK
skabies yaitu ingin mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
DESIGN/METHOD
Penelitian ini merupakan studi berdesain cross sectional
SAMPLE/SETTING
dan dilakukan di Pondok Pesantren X, Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 dengan metode total sampling
MAJOR
VARIABLES Data yang dievaluasi meliputi jenis kelamin,
STUDIED (AND THEIR pemeriksaan fisik, dan lokasi terjadinya penyakit. DEFINITIONS) MEASUREMENT
Di Pesantren X, Jakarta Timur terdapat 205 santri, namun yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 192 orang karena 12 santri tidak hadir saat pengambilan data dan 1 santri tidak mengisi data tingkat pendidikan. pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012. Data yang dievaluasi meliputi jenis kelamin, pemeriksaan fisik, dan lokasi terjadinya penyakit.
FINDINGS
Prevalensi skabies di Pesantren X, Jakarta Timur adalah 51,6%:
pada santri laki-laki 57,4% dan
perempuan 42,9%; santri tsanawiyah 58,1% dan aliyah 41,3%. Prevalensi skabies berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. lokasi lesi paling banyak di bokong (33,8%) dan sela jari tangan (29,2%) sedangkan lokasi lesi skabies terbanyak pada pasien Indian adalah di genitalia
(60%) dan sela jari tangan (57%). Pada santri lakilaki, lokasi lesi skabies paling banyak di bokong (34,8%), area genital (33,0%), dan sela jari tangan (32,2%) sedangkan pada santri perempuan, lokasi lesi skabies paling banyak di bokong (32,5%), kaki (29,9%), dan sela jari tangan (24,7%). Perlu dilakukan pemberantasan skabies di Pesantren X, Jakarta Timur dengan melakukan pengobatan masal dan penyuluhan kesehatan. APPRAISAL
WORTH Manfaat hasil penelitian ini pada studi kasus yang
TO PRACTICE
dibahas adalah Pemeriksaan skabies perlu dilakukan dengan mengamati tempat predileksi, terutama bokong dan sela-sela jari tangan.
Analisis Jurnal Intervensi : Pengecekan kulit AUTHOR (YEAR)
Annisa Nurul Fadhilah, Dini Destiani, Dhami Johar Dhamiri (2012)
CONCEPTUAL
Sistem ini dirancang untuk dapat menirukan keahlian
FRAMEWORK
seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan
suatu
permasalahan
khususnya
dibidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi sistem pakar untuk digunakan untuk membantu dokter memberikan penyuluhan dan konsultasi kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan. Penyakit Kulit pada Anak Usia 112
tahun
dengan
metode
Expert
System
Development Life Cycle (ESDLC). DESIGN/METHOD
Dalam pengembangan sistem pakar, akan digunakan pendekatan konvensional dengan metode Expert System Development Life Cycle (ESDLC)
SAMPLE/SETTING
Pengumpulan pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan di dukung dengan penyuluhan secara aktif
dan konsultasi baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan cakupan penemuan pasien penyakit Kulit Pada Anak Usia 1-12 Tahun. Pemeriksaan terhadap kontak pasien Penyakit Kulit, terutama mereka yang Mengida Penyakit Kulit positif dan pada keluarga pasien yang menderita penyakit Kulit yang menunjukan gejala sama harus diperiksa Keadaan Pasien. MAJOR VARIABLES
Perancangan aplikasi ini dibuat dengan bahasa
STUDIED (AND THEIR pemograman Borland Delphi Versi 10 dan database DEFINITIONS)
Microsoft
Access 2003. Melalui aplikasi ini,
pengguna dapat melakukan konsultasi dengan sistem layaknya berkonsultasi
dengan
seorang
pakar
untuk
mendeteksi gejala yang terjadi pada pengguna serta menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi. MEASUREMENT
Ada empat komponen yang membentuk suatu sistem pakar yaitu Basis Pengetahuan (Knowledge Base), Basis Data (data base), Mesin Inferensi (Inferensi Engineer) dan Antar Muka Pemakai (User Interface).
FINDINGS
Berdasarkan hasil analisis dan Simulasi yang dilakukan pada Aplikasi Sistem Pakar Untuk Penyakit kulit pada Anak ini dapat ditarik Kesimpulan, yaitu Sistem Pakar ini dapat merangkum jenis-jenis penyakit yang ada pada modul-modul di aplikasi penyakit kulit pada anak.
APPRAISAL WORTH
Manfaat hasil penelitian ini pada studi kasus yang
TO PRACTICE
dibahas dengan melalui aplikasi ini, pengguna dapat melakukan konsultasi dengan sistem layaknya berkonsultasi
dengan
seorang
pakar
untuk
mengetahui gejala yang terjadi pada pengguna serta
menemukan Pengobatan atas permasalahan yang dihadapi.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1. Pengkajian
Gambar 2. Implementasi 1
Gambar 3. Implementasi 2
Gambar 4. Implementasi 3
Gambar 5. Evaluasi