UNIVERSITAS TRISAKTI
TUGAS PERANCANGAN MESIN I KOPLING CAKAR
PERANCANGAN MESIN I Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas PM 1
Febri Ramdhan 061001700520
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN JAKARTA JULI 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Perancangan Mesin I (kopling) ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal : Jakarta ...................................... 2018
Oleh: Dosen Pembimbing
( Ir. Noor Eddy MSME )
ii
UNIVERSITAS TRISAKTI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perancangan Mesin 1 dengan judul Perancangan Kopling Cakar. Shalawat beserta salam terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin tabiatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini disusun sebagai pertanggung jawaban penulis dalam mengikuti mata kuliah Perancangan Mesin 1 di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti - Jakarta. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan berkah, kesehatan, serta nikmat yang tiada tara.
1. Bapak Ir. Noor Eddy MSME selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar membimbing, memberikan dukungan dan ilmu yang sangat berharga 2. Orang tua penulis Bapak Agus Anwar dan Ibu Komariah yang selalu memberi dukungan dan doa selama pembuatan makalah ini. 3. Nona Novita selaku calon istri yang selalu memberikan doa dan dukungan serta penyemangat ketika penulis sedang dalam fasa kemalasan. 4. Teman - teman Teknik Mesin Ekstensi Universitas Trisakti angkatan 2017 yang bersedia bertukar pikiran dan berbagi ilmu demi kelancaran pembuatan makalah ini. 5. Semua pihak yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah berperan serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, sehingga penulis mengharapakan kritik dan saran untuk perbaikan.
iii
UNIVERSITAS TRISAKTI
Akhir kata, penulis mengharapkan laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan turut serta memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan teknologi. Setitik ilmu untuk bangsa yang lebih maju.
Jakarta, Mei 2018
Penulis
iv
UNIVERSITAS TRISAKTI
ABSTRAK
Nama : Febri Ramdhan Program Studi : Teknik Mesin Judul : Perancangan Kopling Cakar Kopling adalah mekanisme untuk menghubungkan putaran dan daya antara mesin penggerak dengan mesin yang digerakkan. Kopling dibagi dari beberapa jenis, yakni kopling tetap dan tidak tetap. Kopling Tetap adalah kopling yang penghubung dan pemutus putarannya tidak bisa dilakukan secara langsung. Kopling tidak tetap adalah kopling yang bisa memutus dan menghubungkan daya langsung saat mesin sedang berputar. Kopling cakar adalah salah satu jenis kopling tidak tetap, namun seiring perkembangannya dijadikan kopling tetap dengan tambahan elastometer atau sisipan karet di antara cakarnya memungkinkannya bekerja dengan toleransi misalignment lebih besar dibandingkan kopling lainnya. Hasil perhitungan komponen utama kopling cakar untuk mesin motor dan pompa dengan daya 90 kiloWatt adalah ukuran diameter 50 mm dengan material S 40C. Hub kopling dengan dimensi utama 153 mm x 125 mm dan tinggi cakar 33 mm dengan material S 35 C. Pasak dengan dimensi panjang 45 mm, lebar 12 mm, dan tinggi 8 mm dengan material S 30 C. Kata kunci : Kopling, Kopling Cakar, Daya, Putaran, Material
v
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR TEKNIS PERANCANGAN
1. Jenis Perancangan
: Perancangan Kopling
2. Daya
: 90 kW
3. Putaran
: 2990 rpm
4. Jenis Kopling
: Kopling Cakar
vi
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................................v DATA TEKNIS PERANCANGAN ................................................................................ vi DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix DAFTAR NOTASI ...........................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiIi 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang Perencanaan ...................................................................................1 1.2 Perumusan Perencanaan .........................................................................................1 1.3 Tujuan Perencanaan ................................................................................................1 1.4 Batas Rancangan .....................................................................................................1 1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................2 2. TINJAUAN PUSAKA ................................................................................................3 2.1 Definisi Kopling .....................................................................................................3 2.2 Manfaat kopling ......................................................................................................3 2.3 Klasifikasi Kopling .................................................................................................4 2.4 Kopling Cakar .........................................................................................................5 3. METODE PENELITIAN .........................................................................................10 3.1 Flow Diagram .......................................................................................................10 3.2 Diagram Alir Perencanaan Kopling Cakar ...........................................................11 3.3 Diagram Alir Perencanaan Poros ..........................................................................12 3.4 Diagram Alir Perencanaan Pasak .........................................................................14 3.5 Diagram Alir Perencanaa Kopling ........................................................................16 4. PEMBAHASAN .........................................................................................................18 4.1 Data Perencanaan ..................................................................................................18 4.2 Perhitungan Poros .................................................................................................18 4.3 Perencanaan Ukuran Pasak ...................................................................................21 4.4 Penentuan Ukuran Kopling ...................................................................................26 5. KESIMPULAN ..........................................................................................................31 DAFTAR REFERENSI................................................................................................ xii
vii
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Keterangan Gambar
Hal
2.1
Tipe-tipe kopling tetap
5
2.2
Kopling Cakar
6
2.3
Macam-macam insert
7
2.4
Elastometer tipe closed center
7
2.5
Skala Shore Hardness
8
3.1
Diagram Alir Perancangan Kopling Cakar
10
3.2
Diagram Alir Perencanaan
11
3.3
Diagram Alir Perencanaan Poros
12
3.4
Diagram Alir Perencanaan Pasak
14
3.5
Diagram Alir Perencanaan Kopling
14
4.1
Faktor Konsentrasi Tegangan ฮฑ
21
4.2
Lambang-lambang untuk kopling cakar
25
viii
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR TABEL
No Tabel
Keterangan Tabel
Hal
3.1
Lambang-Lambang Diagram alir
10
4.1
Faktor Koreksi
18
4.2
Kekuatan Tarik Baja
19
4.3
Ukuran Pasak Dan Alur Pasak
21
ix
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR NOTASI
P
Daya yang ditransmisikan
kW
๐๐
Daya rencana
kW
n
Putaran poros
rpm
๐๐ โ๐ ๐
Faktor koreksi/ faktor kemanan
DL
๐
Tegangan Geser
๐โ ๐๐2
๐๐ก
Kekuatan Tarik bahan
๐โ ๐๐2
๐
Momen Puntir
๐ ๐๐
๐พ๐ก
Faktor Koreksi Momen Puntir
DL
๐ถ๐
Faktor lenturan
DL
๐ท๐
Diameter Poros
๐๐
๐ผ
Konsentrasi tegangan alur pasak
-
๐
Lebar Pasak
๐๐
โ๐
Tinggi Pasak
๐๐
๐ก1 โ๐ก 2
Tinggi Alur Pasak
mm
Fts
Gaya Tangensial Poros
๐
๐ก๐๐
Tegangan Geser Ijin Pasak
๐โ ๐๐2
๐
Panjang Pasak
mm
๐ท1
Diameter Luar Kopling Cakar
๐๐
๐ท2
Diameter Dalam Kopling Cakar
๐๐
h
Tinggi Cakar
mm
๐๐๐
Tegangan Permukaan Ijin
๐โ ๐๐2
rm
Jari-jari rata-rata Kopling Cakar
mm
Ftc
Daya Tengensial Koplling Cakar
mm
๐
Momen Tahanan lLentur Kopling Cakar
mm
๐๐
Tegangan Lentur Kopling Cakar
๐โ ๐๐2
๐๐๐๐ฅ
Tegangan maksimum Kopling Cakar
๐โ ๐๐2
xi
UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Ukuran Bantalan Lampiran 2. Tabel Ukuran Kopling Cakar Lampiran 3. Drawing perancangan kopling cakar
xii
UNIVERSITAS TRISAKTI
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perencanaan Untuk mentransmisikan daya mekanik berupa putaran dan torsi dari motor
listrik ke pompa utilitas, diperlukan mekanisme penghubung dan pemutus daya yang sesuai dengan karakteristik pompa tersebut, yakni mekanisme kopling. Pada pengoperasian pompa yang bersifat terus-menerus, maka mekanisme kopling harus didesain agar mampu bertahhan lama dengan perubahan beban yang bervariasi. Ketika dilakukan pergantian pompa, kadang dijumpai beban kejut akibat torsi awal yang sangat besar untuk memutar pompa sehingga beresiko merusak komponen-komponen mesin apabila dibiarkan terus menerus. Untuk mengurangi resiko kerusakan akibat pengoperasian yang terusmenerus, namun menjaga mesin tetap handal. Maka kopling cakar merupakan pilihan yang tepat untuk tujuan tersebut
1.2
Perumusan Perencanaan Pokok dari perencanaan yang akan dibahas adalah perencanaan kopling cakar
dengan data daya input sebagai berikut :
1.3
1.
Daya
: 90 kW
2.
Putaran
: 2990 rpm
Tujuan Perencanaan Tujuan dari perencanaan kopling ini adalah untuk merancang kopling cakar
serta komponen pendukungnya dan menambahh pengetahuan mengenai kopling cakar dan komponen-komponennya serta mengetahui cara kerja kopling cakar.
1.4
Batas Rancangan Dalam penulisan makalah ini akan dibatasi bahasan rancangannya. Batas-
batas perancangan ini meliputi : 1.
Memmahami fungsi dan cara kerja kopling cakar
2.
Menghitung komponen utama kopling cakar Universitas Trisakti
2
3.
1.5
Merancang hasil perhitungan kopling cakar
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini adalah :
1. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 2. Bab 2 Landasan Teori Bab 2 berisi landasan teori yang berhubungan dengan kopling cakar. 3. Bab 3 Metodologi Perancangan. Bab 3 berisi tentang metode dalam perancangan kopling cakar. 4. Bab 4 Pengolahan Data Rancangan Bab 4 berisi tentang perhitungan yang dilakukan dalam perencanaan kopling cakar. 5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis perhitungan kopling cakar
Universitas Trisakti
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Definisi Kopling Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya
dari poros penggerak atau driving shaft ke poros yang digerakkan atau driven shaft, dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin. Sebuah poros kopling harus memiliki beberapa kriteria, antara lain : 1. Dapat disambung dan dilepas secara mudah 2. Mampu mentransmisikan daya penuh dari poros penggerak ke poros yang digerakan tanpa mengalami rugi-rugi daya. 3. Mampu menjaga poros tetap pada kondisi alignment yang baik 4. Mampu mereduksi beban kejut pentransmisian dari satu poros ke poros lainnya.
2.2
Manfaat Kopling Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:
1. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti sebuah motor dan generator, motor dengan pompa dsb. 2. Untuk melepaskan hubungan antara poros satu dengan poros lainnya apabila dibutuhkan untuk perbaikan komponen di salah satu peralatan, dan dapat disambungkan lagi setelah perbaikan.
Dalam penggunaan kopling sering dijumpai beberapa gangguan atau masalah, antara lain: 1. Apabila kedua poros tidak di allignment secara sempurna, maka komponen kopling menjadi rentan mengalami kerusakan. 2. Beban besar dan tiba tiba dapat membuat beban kejut pada kopling sehingga memperpendek umur kopling. 3. Kopling mengalami cacat apabila mendapatkan tekanan yang melewati batas kemampuan sebuah kopling.
Universitas Trisakti
4
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka dalam perancangan suatu kopling harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan kecil. 2. Kopling harus dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. 3. Kopling harus ringan, sederhana dan mempunyai garis tengah yang sekecil mungkin. 4. Bagian yang berputar harus ditutupi sedemikian rupa sehingga menjadi tidak berbahaya. 5. Garis sumbu harus sejajar dan dihubungkan dengan tepat terutama apabila kopling tidak fleksibel atau tidak elastis.
2.3
Klasifikasi Kopling Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), di mana sumbu kedua poros tersebut terletak pada garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selale dalam keadaan terhubung.
Kopling tetap dibagi menjadi : 1. Kopling Kaku 2. Kopling Luwes 3. Kopling Universal
Universitas Trisakti
5
Gambar 2.1 Tipe-Tipe Kopling Tetap
Sedangkan kopling tidak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dan meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. Kopling tidak tetap dibedakan menjadi :
1. Kopling Magnetik dan Fluida 2. Kopling Plat 3. Kopling Kerucut 4. Kopling Friwil 5. Kopling Cakar
2.4
Kopling Cakar Kopling cakar pada dasarnya adalah salah satu jenis dari kopling tidak tetap.
Namun pada beberapa aplikasi dijadikan juga sebagai kopling tidak tetap, karena mekasnise pelepasan dan penyambungan putaran dihilangkan.
Kopling cakar cukup populer di kalangan industri karena pengaplikasian yang luas, komponen yang sederhana dan perawatan yang mudah. Kopling cakar dapat beroperasi di rentang temperatur yang luas, dapat mentolerir angular misalignment
Universitas Trisakti
6
dan beban reaksinya. Kopling cakar juga memiliki kapabilitas torsi yang baik, kapabilitas kecepatan yang baik, ketahanan terhadap bahan kimia yang baik dan menjadi peredam yang bagus.
Komponen-komponen kopling cakar sangatlah sederhana. Bagian utamanya antara lain : - Cakar poros penggerak - Cakar poros yang digerakan - Elastrometric spider atau insert
a.
Hub
Gambar 2.2 Kopling Cakar
Kopling cakar standar terdiri dari 2 buah hub (satu untuk poros penggerak dan satu poros yang digerakkan) dan sebuah elastometric spider. Hub biasanya didesain dengan toleransi clearence yang kecil dengan sebuah pasak oada masing masing hub dan baut untuk memudah pemasangan dan pembongkaran.
Hub biasanya terbuat dari bahan logam, baik dari ukuran kecil, menengah maupun besar. Selain murah, pemilihan logam yang tepat bisa mencegah kerusakan komponen lain yang lebih mahal dan sulit diperbaiki. Namun untuk beberapa alasan, hub bisa terbuat dari bahan lain, yakni aluminium atau stainless steel untuk pabrik obat dan makanan.
Universitas Trisakti
7
b. Insert (Elastrometric spider)
Gambar 2.3 Macam-macam insert
Komponen insert merupakan komponen utama di sistem kopling cakar. Insert merupakan bantalan yang mengisi celah antara hub poros driver dan hub poros driven. Pada umumnya insert dibuat dari bahan bukan besi yang lunak, memungkinkannya berperan sebagai shock arborber pada beban kejut mesin, sehingga komponen logam pada peralatan lainnya tetap aman. Insert merupakan komponen yang harus diganti secara berkala, dan harus diganti apabila terindikasi telah mengalami deformasi atau perumahan bentuk.
Gambar 2.4 Elastometer tipe closed center
Universitas Trisakti
8
Sekarang banyak dikembangkan variasi bentuk, ukuran, dan bahan dari insert, merk popular dari insert adalah merk Lovejoyยฎ. Tipe paling umum dari insert dibuat dari bahan Karet Nitrile Butadiene padat dengan celah shaft tertutup (closed center). Tipe ini tahan terhadap oli dengan ketahanan dan elastisitas mirip karet alam dan dapat beroperasi dengan baik pada rntang temperatur -40ยฐ to 100ยฐ C. Tipe ini sangat baik dipakai untuk beban putar (stop / start atau putaran balik). Umumnya tipe ini memiliki shore hardness sebesar 80 A, kemampuan peredaman yang tinggi dan ketahanan terhadap bahan kimia yang baik.
Shore hardness adalah ukuran kekerasan material atau ketahanan material karet, plastik, polimer dan elastomer terhadap gaya indentasi. Shore hardness diukur dari besar kedalaman yang dihasilkan material bila diberi gaya tertentu. Shore hardness dapat diukur dengan sebuah durometer. Ada beberapa skala yang berbeda untuk mengukur shore hardness dengan angka 0 โ 100 dimana angka lebih tinggi menunjukan tingkat kekerasan yang lebih tinggi.
Gambar 2.5 Skala Shore Hardness
Shore hardness skala A digunakan untuk mengukur kekerasan mold rubbers. Skala nya dari bahan yang sangat lembut dan lentur sampai ke bahan kaku dan tidak mempunyai kelenturan sama sekali. Shore hardness skala D digunakan untuk mengukur kekerasan dari hard rubbers, semirigid plastic dan plastik industri
Tipe insert yang populer lainnya adalah insert pusat terbuka (open center). Jika tipe closed center memiliki desain yang lebih kokoh dan cocok untuk pemakaian dengan kecepatan tinggi, namun tdak dapat digunakan untuk peralatan Universitas Trisakti
9
yang jarak antar poros driver dan drivennya (Between Shaft End / BSE) sangat kecil. Maka dari itu dibuat dengan tipe open center yang dapat digunakan pada kondisi tersebut. Dan masih banyak lagi tipe-tipe insert lain yang dikembangkan sejalan dengan penggunaan yang makin luas.
Universitas Trisakti
10
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
Flow Diagram Tata cara perhitungan dijelaskan dalam bentuk diagram alir (flow chart),
sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan. Diagram alir digambarkan dengan menggunakan lambang-lambang seperti dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Lambang-Lambang Diagram alir LAMBANG
NAMA TERMINAL
INPUT
KETERANGAN Untuk menyatakan permulaan dan akhir dari sebuah program Proses input/output data, para meter dan informasi lainnya Pertimbangan
MANUAL PROCESS
seperti
pemilihan
persyaratan kerja, bahan, dan perlakuan panas, penggunaan faktor keamanan dan lain-lain
PROCESS
Proses
perhitungan/proses
pengolahan data Perbandingan
DECISION
pernyataan,
penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya
DOCUMENT
Hasil dari perhitungan Untuk menyatakan pengeluaran dari
CONNECTOR
tempat keputusan ke tempat sebelum / berikutnya
FLOW LINE
Untuk
menghubungkan
langkah-
langkah berurutan
Universitas Trisakti
11
3.2
Diagram Alir Perencanaan Kopling Cakar
Mulai
Perancangan poros
Perancangan pasak
Perancangan kopling
Assembly 2D
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Kopling Cakar
Universitas Trisakti
12
3.3
Diagram Alir Perencanaan Poros Mulai
Daya yang ditransmisikan : P (kW) Putaran poros : n1 (rpm)
Faktor koreksi, ๐๐
Daya Rencana, Pr (kW) Momen Rencana T (๐ ๐๐)
Kekuatan tarik, ๐๐ก (๐โ๐๐2 ) Faktor keamanan, ๐ ๐1 , ๐ ๐2
Tegangan geser ijin, ๐๐๐
Faktor koreksi untuk momen puntir ๐พ๐ก Faktor lenturan, ๐ถ๐ B Diameter poros, ๐๐
Faktor konsentrasi tegangan pada pasak, ๐ผ
A
Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan Poros
Universitas Trisakti
13
A B
Tegangan geser pasak ๐๐ (๐โ๐๐2 )
Tidak
๐๐ ๐ ๐2 > ๐ถ๐ ๐พ๐ก ๐ ๐ผ
Ya Diameter poros ๐๐
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan Poros (lanjutan)
Universitas Trisakti
14
3.4
Diagram Alir Perencanaan Pasak
Mulai
Diameter Poros ๐๐
Gaya tangensial ๐น๐ก = ๐น B Pasak : lebar b x tinggi h Kedalaman alur pasak poros ๐ก1 Kedalaman alur pasak hub ๐ก2
Bahan pasak, perlakuan panas Kekuatan tarik ๐๐ก แ๐เต๐๐2 แ Faktor keamanan ๐ ๐๐1 dan ๐ ๐๐2
Tekanan permukaan pasak yang diijinkan ๐๐ Tegangan geser pasak yang diijinkan ๐๐๐
Panjang pasak dari tegangan geser yang diijinkan ๐1 Panjang pasak dari tekanan permukaan yang diijinkakan ๐2 Harga terbesar dari ๐1 dan ๐2 = L (mm)
A
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Pasak
Universitas Trisakti
15
A
B
TIDAK
๐เต : 0,25-0,35 ๐๐ ๐๐ เต๐ : 0,75 โ 1,5 ๐
Ya Ukuran pasak bxh Panjang pasak L (mm) Bahan pasak
Selesai
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Pasak (lanjutan)
Universitas Trisakti
16
3.5
Diagram Alir Perencanaan Kopling Mulai
Macam Baja Bahan Kopling (% C) Kekuatan Tarik ๐๐ Faktor Kemanan sf1 sf2 Tegangan Geser Yang diizinkan ๐๐ แ๐เต๐๐2 แ
Diameter Poros ๐๐ (mm) Diameter dalam Cakar ๐ท1 (mm) Diameter dalam Cakar ๐ท2 (mm) Tinggi Cakar h (mm)
Jari-jari rata-rata ๐๐ (mm)
Gaya Tangensial Kopling ๐น๐ก๐ (mm) Tegangan geser cakar ๐ (mm) Momen Tahanan Lentur Cakar Z (๐๐3 ) Tegangan Lentur Cakar ๐๐ แ๐เต๐๐2 แ
Tegangan geser maksimum ๐๐๐๐ฅ แ๐เต๐๐2 แ
TIDAK
ฯc < ๐๐๐ง๐๐ YA A
Gambar 3.4 Diagram Alir Perencanaan Kopling
Universitas Trisakti
17
A
Diameter Poros ๐๐ (mm) Diameter dalam Cakar ๐ท1 (mm) Diameter dalam Cakar ๐ท2 (mm) Bahan Cakar Tinggi Cakar h (mm)
Selesai
Universitas Trisakti
18
BAB IV PEMBAHASAN 4.1
Data Perencanaan : Pada perancangan kopling cakar ini telah ditentukan besar daya dan putaran
poros sebagai berikut:
โข
1.
Daya yang di transmisikan : 90 [kW]
2.
Putaran poros : 2990 [rpm]
Penentuan Daya Rencana
Menurut Sularso (2002) daya rencana adalah : ๐๐ = ๐๐ ร ๐
(4.1)
Dimana : ๐๐ = ๐ท๐๐ฆ๐ ๐
๐๐๐๐๐๐ [๐๐] ๐๐ = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐ = ๐ท๐๐ฆ๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ [๐๐]
Tabel 4.1 Faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan
fc
Daya rata-rata yang diperlukan
1,2 ~ 2,0
Daya maksimum yang diperlukan
0,8 ~ 1,2
Daya normal
1,0 ~ 1,5
Pada perencanaan ini diambil daya maksimum yang diperlukan sebagai daya rencana dengan faktor koreksi sebesar 1,2 . Maka daya yang direncanakan didapat: ๐๐ = 1,2 ร 90 = 108 [๐๐] 4.2
Perhitungan Poros Berdasarkan buku elemen mesin, sularso (2005) poros untuk mesin umum
biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis.
Universitas Trisakti
19
Tabel 4.2 Kekuatan Tarik baja Standar
Lambang
Perlakuan
dan macam
Panas
Kekuatan
Kekuatan
Tarik
Tarik
(kg/mm2)
(N/mm2)
S30C
Penormalan
48
470,88
S35C
-
52
510,12
karbon
S40C
-
55
539,55
konstruksi
S45C
-
58
568,98
mesin (JIS G
S50C
-
62
Baja
4501)
608,22
Batang baja
yang
difinis dingin โข
S55C
-
66
647,46
S35C-D
-
53
519,93
S45C-D
-
60
588,6
S55C-D
-
72
706,32
Besar Teganngan Geser Ijin Jenis bahan yang dipilih pada perencanaan ini yaitu S45C dengan ๐๐ก =
568,98 แ๐เต๐๐2 แ. Tegangan geser ijin diperoleh dari rumus berikut : ๐๐๐ = (๐
๐๐ก
(4.2)
๐1 ร๐ ๐2 )
Dimana : ๐๐๐ = ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ แ๐เต๐๐2 แ ๐๐ก = ๐พ๐๐๐ข๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ แ๐เต๐๐2 แ ๐ ๐1 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ ๐ข๐๐ก๐ข๐ ๐ ~ ๐ถ sebesar 2. ๐ ๐2 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐ 1,3 ๐ ~ 3,0
Maka dari perencanaan diambil nilai sebesar :
Universitas Trisakti
20
๐๐ก = 568,98 แ๐เต๐๐2 แ ๐ ๐1 = 2 ๐ ๐2 = 1,3 Maka besar Tegangan Geser Poros Yang diijinkan sebesar : ๐๐๐ =
โข
568,98 568,98 = = 218,838 แ๐เต๐๐2 แ (2 ร 1,3) 2,6
Penentuan Momen Puntir Pada perencanaan ini poros yang ditransmisikan dari motor hanya berupa
daya dan putaran. Oleh karena itu disimpulkan bahwa poros hanya menerima beban puntir serta kemungkinan terjadinya kejutan/tumbukan saat motor berjalan.
๐=
๐๐ ร60
(4.3)
2.๐.๐
Dimana : ๐๐ = ๐ท๐๐ฆ๐ ๐
๐๐๐๐๐๐ [๐๐๐ก๐ก] ๐ = ๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐๐ก๐๐ [๐๐] ๐ = ๐๐ข๐ก๐๐๐๐ [๐๐๐] ๐=
โข
๐๐ ร 60 108 ร 103 ร 60 = = 349,601 [๐ ๐] = 349 601,6 [๐ ๐๐] 2. ๐. ๐ 2. ๐. 2950 Perhitungan Diameter Poros Pada buku elemen mesin sularso (2005), terdapat faktor koreksi yang
dianjurkan oleh ASME (American Society of Mechanical Engineer), yaitu dinyatakan dengan ๐พ๐ก dipilih sebesar 1,0 jika tidak terdapat benturan, 1,0 ~ 1,5 jika terjadi sedikit kejutan, dan 1,5 ~ 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar. Dan faktor ๐ถ๐ dipilih sebesar 1,0 jka ridak akan terjadi pembebanan lentur dan 1,2 ~ 2,3 jika diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur. Maka dengan pertimbangan ini, diasumsikan : ๐พ๐ก = 1,5 ๐ถ๐ = 1,0 5,1
๐ท๐ = แ ๐ ร ๐พ๐ก ร ๐ถ๐ ร ๐แ ๐
1 3
(4.4)
Universitas Trisakti
21
Maka didapat ukuran poros sebesar : 5,1
๐ท๐ = แ218,838 ร 1,5 ร 1 ร 349 601,6 แ
1 3
= 25 [๐๐] โ 30 [๐๐]
Dari tabel ukuran bearing didapat ukuran antara 20 mm, 25 mm, dan 30 mm, ukuran shaft dibulatkan menjadi 30 mm.
4.3
Perencanaan Ukuran Pasak Setelah didapatkan ukuran poros melalui perhitungan, selanjutnya
perhitungan konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak dapat di tentukan dari tabel 4.3
Tabel 4.3 Ukuran Pasak Dan Alur Pasak
Universitas Trisakti
22
โข Tegangan Geser Alur Pasak Untuk mengetahui konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak (untuk poros ukuran 25 mm) : Maka ditentukan alur pasak = 10 x 8 x fillet 0,5 (sesuai dengan Tabel 4.3). Besarnya perbandingan jari-jari fillet r dengan diameter poros dinotasikan dengan ๐ฝ
๐ฝ=
๐๐๐๐๐๐๐ก โ๐ ๐ โ๐๐๐ก
(4.5)
๐ฝ = 0,5เต2 = 0,016 Dan untuk ๐ฝ =0,016, selanjutnya dapat menentukan faktor konsentrasi tegangan yang dapat dilihat ke gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1. Faktor Konsentrasi Tegangan ฮฑ Gambar 4.1 Dengan menarik garis lurus dari titik 0,016 , Sehingga didapat ฮฑ = 2,8. Dari buku Elemen mesin karya Sularso (2002), persamaan 1.4 , tegangan geser poros didapat : 16๐
๐๐ = ๐๐3 .
(4.6)
๐
Universitas Trisakti
23
Maka tegangan geser ๐๐ =
16 ร 349 601,6 ๐ = 65,94 [ ] ๐ ร 303 ๐๐2 Maka selanjutnya diakukan koreksi pada ๐ ๐2 yang ditaksir sebelumnya untuk
konsentrasi tegangan, dengan mengambil
๐๐ ๐ ๐2 ๐ผ
sebagai tegangan yang diizinkan
dikoreksi dan bandingkan dengan ๐ถ๐ ๐พ๐ก ๐ dari tegangan geser ฯ yang dihitung atas dasar poros tanpa alur pasak. Agar poros dapat memenuhi syarat untuk perancangan maka nilai ๐ถ๐ ๐พ๐ก ๐๐ <
๐๐๐ ๐ ๐2 ๐ผ
Maka diperoleh : ๐๐๐ ๐ ๐2 218,838 ร 1,3 ๐ = = 101,603 [ ] ๐ผ 2,8 ๐๐2 ๐ถ๐ ๐พ๐ก ๐๐ = 1 ร 1,5 ร 65,94 = 98,9 [
Jadi karena ๐ถ๐ ๐พ๐ก ๐๐ < โข
๐๐๐ ๐ ๐2 ๐ผ
๐ ] ๐๐2
Maka ukuran poros sudah sesuai
Penentuan Pasak
Pada penentuan pasak kali ini menggunakan pasak tipe rectangular sunk key dan berdasarkan suralso (2002) pada tabel pasak didapat : Diameter poros ๐ท๐ = 30 ๐๐ Lebar pasak ๐ = 10 ๐๐ Tinggi pasak โ๐ = 8 ๐๐ Kedalaman alur pasak pada poros ๐ก1 = 5 ๐๐ Kedalaman alur pasak pada hub ๐ก2 = 5 ๐๐ โข
Tegangan Geser Ijin Pasak
Universitas Trisakti
24
Jenis bahan yang dipakai pada perencanaan pasak ini yaitu S30C dengan ๐๐ก = 470,88 แ๐เต๐๐2 แ. Biasanya pemilihan kekuatan tarik pasak lebih rendah dari pada kekuatan tarik poros bertujuan ketika terjadi kerusakan maka pasak yang terlebih dahulu rusak. Maka tegangan geser ijin pada pasak diperoleh dari rumus berikut : ๐๐๐ = (๐
๐๐ก
๐1 ร๐ ๐2 )
Dimana : ๐๐๐ = ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ แ๐เต๐๐2 แ ๐๐ก = ๐พ๐๐๐ข๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ แ๐เต๐๐2 แ ๐ ๐1 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ ๐ข๐๐ก๐ข๐ ๐ ~ ๐ถ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐ 3,0 ๐ ๐2 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐ข๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐ 1,3 ๐ ~ 3,0
Maka dari perencanaan diambil nilai sebesar : ๐๐ก = 470,88 แ๐เต๐๐2 แ ๐ ๐1 = 3,0 ๐ ๐2 = 1,3 Maka besar Tegangan Geser Pasak Yang diijinkan sebesar : ๐๐๐ =
470,88 470,88 = = 120,74 แ๐เต๐๐2 แ (3 ร 1,3) 3,9
Gaya tangensial pada permukaan poros: โข
Gaya tangensial dan Tegangan Poros Menurut Sularso (2002) gaya tangesial kopling adalah,
Ft.shaft = ๐/r๐ โ๐๐๐ก .
(4.7)
Besarnya gaya tangensial adalah :
Universitas Trisakti
25
Ftshaft =
349 601,6 15
= 23 306,77 [๐]
Gaya yang terjadi pada pasak : ๐น = ๐น๐ก๐ = 23 306,77 [๐] โข
Penentuan Panjang Pasak dari tegangan geser
Menurut sularso (2002) tegangan geser yang ditimbulkan :
๐๐๐ =
๐น
(4.9)
๐ร๐
Maka dari tegangan geser yang diijinkan , panjang pasak bisa diperoleh melalui :
๐๐๐ โฅ
๐น
120,74 โฅ โข
(4.10)
๐ร๐1
23 306,77 10 ร ๐1
โด ๐1 = 19,3 ๐๐ = 20 ๐๐
Penentuan Panjang Pasak dari tegangan permukaan
Menurut sularso (2002) tegangan permukaan yang ditimbulkan :
๐๐๐ =
๐น
(4.11)
๐ก ร ๐2
Maka dari tegangan permukaan yang diijinkan (๐๐๐ ) yakni sebesar 78,48 แ๐เต๐๐2 แ yang diijinkan , panjang pasak bisa diperoleh melalui :
๐๐๐ โฅ 78,48 โฅ
๐น
(4.12)
๐ก ร ๐2
23 306,77 10 ร ๐2
โด ๐2 = 29,69 ๐๐ = 30 ๐๐
Maka dari tegangan geser dan tegangan permukaan yang diijinkan , panjang pasak diperoleh ๐1 = 20 ๐๐ ๐2 = 30 ๐๐ Maka diambil ukuran panjang pasak terbesar yakni 30 mm
Universitas Trisakti
26
โข
Tegangan Yang Terjadi Pada Pasak
Pengecekan tegangan yang terjadi pada pasak adalah:
๐๐ =
๐๐ =
๐น
(4.13)
๐ร๐
23 306,77 ๐ = 77,69 [ ] 10 ร 30 ๐๐2 ๐
Didapat tegangan geser yang terjadi sebesar 77,69 แ๐๐2 แ โค dari tegangan ๐
geser yang diijinkan sebesar 120,74 แ๐๐2 แ. Maka pasak cukup baik untuk menahan momen puntir yang terjadi. โข
Pengecekan ukuran pasak terhadap diameter poros Menurut Sularso (2002) ukuran lebar dan panjang pasak yang baik memenuhi
kriteria sebagai berikut, yakni Perbandingan lebar pasak dengan diameter poros 0,25 < ๐เต๐ท < 0,35 ๐
Perbandingan panjang pasak dengan diameter poros 0,75 < ๐เต๐ท < 1,5 ๐
Maka, ๐เต๐ท = 10เต30 = 0,333 ๐
Dan , ๐เต๐ท = 30เต30 = 1 ๐
Karena perbandingan pukuran pasak dengan diameter poros sudah sesuai maka ukuran pasak dinyatakan aman.
4.4
Penentuan Ukuran Kopeling Setelah didapatkan ukuran poros melalui perhitungan, selanjutnya
perhitungan dmensi kopling cakar seperti yang ditunjukan pada gambar 4.2
Universitas Trisakti
27
Gambar 4.2 Lambang-lambang untuk kopling cakar
Dimensi-dimensi kopling cakar menurut Sularso (2005) didapat dari rumus berikut : ๐ท1 = 1,2 ร ๐๐ + 10
(4.14)
๐ท2 = 2 ร ๐๐ + 25
(4.15)
โ = 0,5 ร ๐๐ + 8
(4.16)
Dimana : ๐๐ = ๐๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐ [๐๐] ๐ท1 = ๐๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ [๐๐] ๐ท2 = ๐๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐ข๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ [๐๐] โ = ๐ก๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ [๐๐]
Maka didapat ukuran kopling cakar sebesar : ๐ท1 = 1,2 ร 30 + 10 = 46 [๐๐] ๐ท2 = 2 ร 30 + 25 = 85 [๐๐] โ = 0,5 ร 30 + 8 = 23 [๐๐] Jenis bahan yang dipilih pada perencanaan ini yaitu S35C dengan ๐๐ก = 510,12 แ๐เต๐๐2 แ. Tegangan geser ijin diperoleh dari rumus 4.2 berikut :
๐๐๐ =
๐๐ก (๐ ๐1 ร๐ ๐2 )
(4.17)
Dimana : ๐๐๐ = ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ แ๐เต แ ๐๐2
Universitas Trisakti
28
๐๐ก = ๐พ๐๐๐ข๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ แ๐เต แ ๐๐2 ๐ ๐1 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐โ๐๐ ๐ข๐๐ก๐ข๐ ๐ ~ ๐ถ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐ 3,0 ๐ ๐2 = ๐น๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ก๐ข๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐ 1,3 ๐ ~ 3,0 Maka dari perencanaan diambil nilai sebesar : ๐๐ก = 510,12 แ๐เต๐๐2 แ ๐ ๐1 = 3,0 ๐ ๐2 = 1,3 Maka besar Tegangan Geser Kopling Yang diijinkan sebesar : ๐๐๐ =
510,12 510,12 = = 130,8 แ๐เต๐๐2 แ (3 ร 1,3) 3,9
โข
Jari-jari rata-rata kopling Menurut Sularso (2002) jari-jari rata-rata kopling adalah,
rm = ( ๐ท1 + ๐ท2 )/4
(4.18)
Besarnya jari-jari rata-rata adalah :
rm = โข
46 + 85 4
= 32,75 [๐๐]
Gaya tangensial dan Tegangan geser cakar Menurut Sularso (2002) gaya tangesial kopling adalah,
Ftc = ๐/rm
(4.19)
Besarnya gaya tangensial adalah :
Ftc = 349
601,6 32,75
= 10 674,858 [๐]
Universitas Trisakti
29
Menurut Sularso (2002) tegangan geser kopling adalah, 8
Ft
๐
(๐ท2 2 โ๐ท1 2 )
๐๐๐ = ( ) (
(4.20)
Besarnya tegangan geser kopling adalah :
๐๐๐ = ( โข
8 10 674,858 )( ) = 5,32 แ๐เต๐๐2 แ 2 2 (85 โ 46 ) ๐
Momen Tahanan Lentur Cakar dan Tegangan Lentur Cakar Menurut Sularso (2002) Momen tahanan lentur cakar adalah, 1
๐ = ( )( 6
(๐ท2 โ๐ท1 ) 2
)(
๐(๐ท1 +๐ท2 ) 4๐
2
)
(4.21)
Dimana : ๐ = ๐๐ข๐๐๐โ ๐๐๐๐๐ [๐ท๐ฟ]
Momen tahanan lentur cakar adalah : 2
(85 โ 46) 1 ๐(46 + 85) ๐ = ( )( )( ) = 3 822,638 [๐๐3 ] 6 2 4ร3 Menurut Sularso (2002) Tegangan Lentur cakar adalah, F รโ
๐๐ = ( ๐t ร ๐ )
(4.22)
Besarnya Tegangan Lentur Cakar adalah : ๐๐ = (
10 674,858 ร 23 ) = 21,409 แ๐เต๐๐2 แ 3 ร 3 822,638
Besarnya Tegangan maksimum yang terjadi menurut Sularso (2002) 1
๐๐๐๐ฅ = โ๐๐ 2 + 4 ร ๐๐๐ 2 2
(4.23)
Besarnya Tegangan maksimum adalah : 1
๐๐๐๐ฅ = โ21,409 2 + 4 ร 5,32 2
2
= 11,95 แ๐เต๐๐2 แ
Perbandingan Tegangan Maksimum dengan Tegangan Geser Bahan Universitas Trisakti
30
Tegangan Geser Bahan (๐๐ ) = 130,8 แ๐เต แ ๐๐2 Tegangan Maksimum (๐๐๐๐ฅ ) = 11,95 แ๐เต๐๐2 แ Karena ๐๐ > ๐๐๐๐ฅ maka perhitungan dimensi kopeling cakar benar
dan kopeling cakar mampu digunakan untuk mentransmisikan daya yang dituju.
Universitas Trisakti
31
BAB 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan perancangan diperoleh dimensi utama panjang : 83 mm lebar: 85 mm tinggi: 85 mm Komponen utama yang dihitung adalah sebagai berikut : 1.
Diameter poros utama = 30 [mm]
2.
Ukuran pasak (๐ ร ๐ ร ๐ก) = 30 x 10 x 8 [mm]
3.
Alur pasak pada poros ๐ ร ๐ ร ๐๐๐๐๐๐ก = 10 x 8 x 0,5 [mm]
4.
Diamter dalam kopling = 46 [mm]
5.
Diamter luar kopling = 85 [mm]
6.
Tinggi kopling = 23 [mm]
Universitas Trisakti
DAFTAR REFERENSI 1. Sularso / kiyokatsu suga, 2002. โDasar perencanaan dan pemilihan elemen mesinโ , PT .Pradnya Paramita, Jakarta. 2. R.S Khurmi, J.K. Gupta , 2005. โ A text book of machine designโ Eurasia publishing house (Pvt), Ram Nagar, New Delhi. 3. Shigley, Joseph E. 1996. Standard Handbook of Machine Design. United States of America: McGraw-Hill Inc.
xiii
UNIVERSITAS TRISAKTI
LAMPIRAN
1. Tabel Ukuran Bantalan
2. Tabel Ukuran Kopling Cakar