F. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS
Dalam pelaksanaan nya Puskesmas di Indonesia sudah menganut sistem informasi kesehatan yang di canangkan pemerintah. Sistem informasi kesehatan yang dianut puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh SP2TP . seperti diketahui bahwa puskesmas adalah uung tombak pemerintah dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat nahwa puskesmas di definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten/kota yang bertanggungjawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian yang dilakukan Puskesmas terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sector, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring kemajuan tekhnologi,SIMPUS pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di daerah.
Contoh Tampilan dalam SIMPUS
Sistem Informasi Kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Makalah Ini Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan Di Semester 5
DISUSUN OLEH Aisha Fitriyani (1205015006) Feby Ayu Valensia (1205015037) Fitri Sakinah (1205015046) Nur Fitriani (1205015081) Selvi Sela Devianti (1205015104) Zulita Anggraini (1205015150) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2014 ————————————————————————————————————— ————ABSTRAK Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional dana manajemen. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.Informasi berperan penting dalam pertimbangan pengambilan keputusan dan kebijakan. Era desentralisasi, pemerintah pusat melalui SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) dilakukan dalam upaya memperoleh informasi yang cepat dan tepat. Kebijakan pemerintah sebagai dasar hukum pelaksanaan sistem informasi telah
menjadi acuan dalam pelaksanaan sistem informasi. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem informasi yang dikembangkan masih mengalami hambatan seperti sistem informasi yang belum optimal tidak terintegrasi, kemampuan daerah, sumber daya yang terbatas, dan manfaat yang dirasakan masih kurang. Kesimpulannya bahwa data dan informasi merupakan kunci pokok dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang efektif dan efisien. Disarankan agar dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan sehingga SIKNAS dapat berfungsi dan dimanfaatkan optimal baik untuk pemerintah pusat ataupun pemerindah daerah. Kata Kunci : SIKNAS, Informasi, Kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Dalam Undang- Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yangefektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem informasi dan lintas sektor. Sering dengan era desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing.Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas maupun rumah sakit. Sistem informasi dengan apapun itu tentu sangat dibutuhkan dalam berberbagai disiplin ilmu. Perkembangan informasi teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat. Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi
pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet. Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik. 1.2
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan disampaikan yaitu : 1. 2. 3. 4.
1.3
Apa definisi sistem informasi kesehatan ? Apa tujuan sistem informasi kesehatan ? Apa manfaat sistem informasi kesehatan ? Apa prinsip sistem informasi kesehatan ? Tujuan
1. Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan pada semester 5 tentang mengupas lebih luas tentang apa itu Sistem Informasi Kesehatan. 2. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4.
Untuk mengetahui apa definisi sistem informasi kesehatan ? Untuk mengetahui apa tujuan sistem informasi kesehatan ? Untuk mengetahui apa manfaat sistem informasi kesehatan ? Untuk mengetahui apa prinsip sistem informasi kesehatan ? BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah : 1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) 2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis) 4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan) 5. Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah) Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik. Adapun subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi : 1. Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko) 2. Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi sampai ke praktek swasta 3. Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, yang biasanya bersifat vertikal. 4. Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lainlain 5. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi penduduk. Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan halhal sebagai berikut : 1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah. 2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan. 4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah. 5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif. 6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders. 7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya. 8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir. 9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran. 10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif. 11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan. Dinas Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya sistim informasi kesehatan di dinas kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu di setiap jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik. Upaya pengembangan SIK harus dimulai dengan kegiatan penilaian secara menyeluruh kondisi sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan terhadap pengembangan ke depan. Assessment tersebut akan menilai determinan teknis SIK yang meliputi : 1. Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan pengumpulan data. Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format berbagai laporan seperti LB1, LB3, laporan wabah, laporan obat maupun sistem informasi tenaga kesehatan perlu dikaji secara mendalam.
2. Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan dan mutunya di semua tingkatan. 3. Penggunaan informasi: meliputi pengambilan keputusan dan tindakan yang diambil berkaitan dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan perorangan/masyarakat, program maupun pengambil kebijakan tingkat tinggi 4. Sumber daya sistem informasi: meliputi ketersediaan, kecukupan dan penggunaan sumber daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan terampil, fasilitas untuk penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi data, penyimpanan, anlaisis dan penyiapan dokumen (fax, komputer, printer, fotokopi dll) 5. Sistem informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan mekanisme organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi, pembuatan, pemeliharaan, pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi dilaksanakan secara tepat. BAB III PEMBAHASAN 3.1.
Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk : 1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian. 2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya. 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri. 4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan. 3.2
Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut : 1. 2. 3. 4.
Mendukung manajemen kesehatan. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision). 5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal. 6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi. 7. Membantu penilaian transparans 3.3
Prinsip Sistem Informasi Kesehatan
1. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain. 2. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan. 3. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan. 4. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi. 5. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-lain). 6. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku dibidang kesehatan dan kedokteran. BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem informasi dengan apapun itu tentu sangat dibutuhkan dalam berberbagai disiplin ilmu. Perkembangan informasi teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.
Saran
1. Untuk mahasiswi kesehatan masyarakat agar lebih mendalami sistem informasi kesehatan demi kelancaran dalam pembelajaran dan tahu apa saja isu-isu terbaru dalam kesehatan. 2. Untuk kesmas maupun tenaga kesehatan lainnya, agar memperhatikan dan meningkatkan kepedulian akan sistem informasi kesehatan dalam bidangnya masingmasing. Serta untuk tetap mengukuti perkembangan informasi dan teknologi di dunia.
Bahan 3
rancang bangun (desain) SIRS yang sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit. SIK
Puskesmas 3.4
:
Lily
Suriati
Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas
Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas merupakan ujung tombak pemerintah dalam memberikan upayah pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sesuai dengan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten/kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencana upaya wajib maupun pembangunan dalam mengatasi kesehatan yang ada diwilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah melalui sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) Penyelengaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macem kegiatan operasional puskesmas mulai dari pengolahan registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan dan tahunan, berbagai laporan eksekutif yang dihasilkan oleh puskesmas dengan bantuan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen puskesmas. Dalam implementasinya, Digital Sense telah merilis dua versi sekaligus yaitu berbasis desktop (OS Windows) dan berbasis web (OS Open Source). SIMPUS ini terdiri atas berbagai modul yaitu: Admin Sistem (manajemen user), Loket, Poli BP/umum, Poli Gigi, Lab/Radiologi, Apotek, Poli KIA, UGD, Rawat Inap, Kegiatan Luar Gedung/UKM, Pojok Gizi, Pelayanan KB, Manajemen Aset, dan Kepegawaian. Memungkinkan koneksi online Dinas Kesehatan ke Puskesmas/Pustu secara real time. Ditunjang dengan berbagai macam fitur yang memudahkan penggunan (user), antara lain:
Tata tampilan tab view menarik
Mudah digunakan (User friendly)
Laporan lengkap (administrasi ke dinas)
Output bisa convert excel dan pdf
Fasilitas pencarian data pasien
Fasilitas auto backup data
Secara umum SIMPUS terdiri dari beberapa sub-sistem sebagai berikut: 1. Fasilitas pencarian pasien, cetak Buku Pasien, Paper pasien dan Kartu Pasien, cetak Surat Keterangan (sakit,sehat dan Kematian), cetak Surat Rujukan RS (Umum, ASKES, ASKESKIN)
2. Registrasi Pasien Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pemeriksaan umum/gigi/gizi/KIA/imunisasi/kb. Kegiatannya meliputi:
Pengolahan data pasien
Pengolahan data registrasi kunjungan pasien terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu: pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan/pemberian tindakan medis Hal ini merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkkait dengan kegiatan pemeriksaan/pemberian tindakan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, sub-sistem ini diklasifikasikan menjadi pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium. Kegiatannya meliputi:
Pengolahan data kondisi pasien
Pengolahan data anamnesis
Pengolahan data diagnosis
Pengolahan data terapi
Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan lab
Pengolahan data obat (resep)
Pengolahan data rujukan
4. Farmasi Farmasi merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkait dengan obat. Fungsionalitasnya meliputi:
Pengolahan data-data master obat
Pengolahan data stok obat baru
Pengolahan data persediaan obat
Pengolahan data pelayanan/pemberian resep pasien
5. Pemantauan Data Register Pemantauan data register merupakan pemantauan data yang terjadi dipuskesmas secara harian/bulanan ataupun periode tertentu. Kegiatannya meliputi:
Register pemeriksaan umum
Register pemeriksaan gigi
Register pemeriksaan gizi
Register pemeriksaan imunisasi
Register pemeriksaan KIA
Register pemeriksaan KB
6. Laporan Laporan merupakan sub-sistem untuk membuat laporan/rekapitulasi. Laporan ini meliputi: a. LB :
LB1 – Kasus penyakit
LB2 - LPLPO
b. Laporan Manajemen
Laporan kunjungan pasien
Laporan 10 penyakit terbanyak
Laporan penggunaan obat
Laporan tindakan medis terbanyak
Laporan metode pembayaran oleh pasien
Laporan billing
7. Pemetaan Pemetaan wilayah meliputi kunjungan pasien, penyakit terbanyak, penggunaan obat, riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi mapping data kesehatan sangat jarang dilakukan.
8. Menu Integrasi di Dinas Kesehatan
Fasilitas transfer data ke dinas (bisa melalui perangkat jaringan maupun Flashdisk)
Laporan bisa difilter berdasarkan kategori-kategori sesuai kebutuhan
Fasilitas Laporan bisa di-convert dalam bentuk data MS-Excell dan Pdf
Fasilitas Backup Data Otomatis (Auto Backup)
Fasilitas Integrasi Data seluruh puskesmas ke Dinas Kesehatan
Sabarguna,Boy.S, Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit, RSU PKU Muhammadiyah, Yogyakarta, 2004.
www.eprints.uns.ac.id www.pkko.fik.ui.ac.id