FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT FILARIASIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MAUTONG SULAWESI TENGAH
Oleh: Rahman C120 04 278 Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2006 ABSTRAK
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing Filaria. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk seperti jenis Anopheles, Culex, Mansoni, Aedes, dan Armigeres. Penyakit ini umumnya endemis didaerah pantai, pedalaman, persawahan, rawa-rawa dan daerah hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit filariasis di wilayah kerja puskesmas Ampibabo kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 Mei sampai 1 Juni 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah Case Control dengan pendekatan retrospektif, dimana sampelnya adalah masyarakat yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas Ampibabo, baik yang menderita filariasis maupun yang tidak untuk dijadikan kelompok kasus dan kelompok kontrol yang diketahui berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan kuissioner berdasarkan skala guttman dengan bentuk pertanyaan multipel choice. Tehnik pengambilan sampel yaitu menggunkan Total Sampling dengan jumlah responden 120 orang, kemudian diolah dengan menggunakan uji Chi-Square (Fisher Exact Test) dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk terjadinya penyakit filariasis dengan tingkat kemaknaan p = 0,000 dan hasil uji regresi logistik faktor lingkungan memberikan konstribusi sebesar 8,909 kali untuk terjadinya kejadian filariasis. Faktor perilaku juga dapat menyebabkan tingginya angka kejadian penyakit filariasis dengan tingkat kemaknaan p = 0,000 dan dari hasil uji regresi logistik faktor perilaku memberikan kontribusi sebesar 6,111 kali untuk terjadinya kajadian filariasis. Sedangkan untuk faktor pengetahuan juga dapat menyebabkan kejadian filariasis
dengan tingkat kemaknaan p = 0,000 namun tidak berpeluang besar untuk dapat meningkatkan kejadian penyakit fialriasis. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara lingkungan, perilaku dan pengetahuan dengan kejadian penyakit filariasis. Saran yang dapat diberikan yaitu : bagi tenaga keperawatan untuk terus menerus memotivasi penderita dan memberikan informasi tentang penyakitnya sehingga penderita flariasis dapat menghindari faktor resiko yang mengakibatkan penularan filariasis. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan denga kejadian penyakit filariasis dapat melanjutkan penelitian ini dengan beberapa variabel yang belum diteliti, seperti tingkat pendidikan, keadan ekonomi, umur, dan faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan kejadian penyakit filariasis sehingga hasil penelitian berikutnya dapat lebih memperkuat faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit filariasis.