Faktor-faktor-eksternal-yang-mempengaruhi-jiwa-usahawan.docx

  • Uploaded by: Dia Attack Attack
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Faktor-faktor-eksternal-yang-mempengaruhi-jiwa-usahawan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,523
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah Permasalahan kesejahteraan memang selalu menjadi topik utama di berbagai kalangan, baik itu kalangan atas/ para penguasa maupun kalangan bawah/ buruh dan bahkan para pengangguran. Sehingga tak heran kalau banyak filosof seperti Karl Marx begitu menuntut adanya kesejahteraan lewat dialektikanya. Kesejahteraan merupakan salah satu indikator penentu kemajuan satu negara. Hal itu berarti apabila seluruh warga negara sudah mencapai taraf kesejahteraan, maka negara tersebut tentunya bisa memperoleh gelar negara maju (tentunya dengan syarat-syarat lain, disamping kesejahteraan warganya). Kesejahteraan terbagi menjadi kesejahteraan lahir dan kesejahteraan bathin. Kesejahteraan lahir meliputi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan lahiriyah, seperti sandang, pangan, papan, dan lain-lain, yang kesemuanya itu berporos pada satu titik yaitu kesediaan/ kesejahteraan ekonomi. Adapun kesejahteraan bathin, yaitu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan rohani, seperti ibadah, doa, dan lain-lain. Berawal dari kesejahteraan, khususnya kesejahteraan lahir yang porosnya ada pada perekonomian inilah, tampaknya Indonesia masih saja mengalami kesulitan dalam mensejahterakan warganya. Padahal bila dihitung secara keseluruhan, warga Indonesia masuk dalam sepuluh besar negara dengan penduduk terpadat. Hal itu berarti, dengan warga yang banyak, seharusnya bisa menghasilkan pundi-pundi perekonomian yang banyak pula. Namun kenyataannya tak sejalan dengan harapan, sebab banyaknya warga negara yang ada tidak kesemuanya bekerja/ berpenghasilan atau lebih kita kenal dengan pengangguran. Salah satu hal yang mendasari banyaknya angka pengangguran di Indonesia kita ini adalah rendahnya kreatifitas dalam berwirausaha. Padahal sesungguhnya dengan berwirausaha dapat meningkatkan angka kesejahteraan

1

bangsa. Oleh karena itu, tentunya diperlukan faktor-faktor yang mendukung terciptanya kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah Beranjak dari latar belakang di atas, rumusan permasalahan makalah ini adalah: 1. Apakah yang dimaksud dari usahawan itu ? 2. Apa sajakah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi jiwa Usahawan ? 3. Apa sajakah faktor yang berperan dalam kesuksesan usahawan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.

Mengetahui dengan baik pengertian usahawan.

2.

Mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi jiwa Usahawan

3.

Mengetahui dan menjelaskan faktor yang berperan dalam kesuksesan usahawan.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Usahawan Usahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

B. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Jiwa Usahawan Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain: a. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan; b. Kesulitan yang dihadapi sehari-hari; c. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain; d. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Resep Dr. D.J Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut: 1. Percaya dan yakin usaha bisa dilaksanakan. 2. Janganlah hadiri lingkungan yang statis akan melumpuhkan pikiran wirausaha 3. Setiap hari bertanya pada diri sendiri “bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik. 4. Bertanya dan dengarkanlah 5. Perluas pikiran anda Paul Charlap, mengemukakan 4 unsur yang harus dimiliki agar mencapai sukses: 1. Work hard (kerja keras) 2. Work smart (Kerja cerdas) 3. Enthusiasm (Kegairahan) 4. Service (pelayanan)

3

C. Faktor yang Berperan dalam Kesuksesan Wirausahawan Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for Entrepreneural Research menemukan setidaknya ada tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yaitu: 1. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik. 2. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci

keberhasilan.

Seorang

wirausahawan

harus

mengumpulkan

informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang. 3. Separuh

wirausahawan

sukses

memiliki

orang

tua

yang

juga

wirausahawan atau panutan. Dalam suatu studi yang dilakukan baru – baru ini, ada empat faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang untuk menjadi pengusaha. Empat faktor itu adalah: Individu, kultural, masyarakat, dan gabungan dari ketiga faktor tadi. 1. Faktor Individual Banyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil apabila sifat wirausahawan dapat diungkap lebih jauh, meskipun faktanya, sifat tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku wirausahawan. Peter Drucker, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya bahwa sifat adalah tolak ukurnya, dan sebaliknya berpendapat bahwa kewirausahaan dapat diajarkan. Seorang profesor dalam bidang kewirausahaan sependapat dengan hal ini: Kepada semua yang tidak takut mengambil risiko, Akan kutunjukkan kepadamu bagaimana seseorang dapat membenci risiko. Untuk setiap orang yang terlahir sebagai anak pertama yang sukses dalam

4

wirausaha, akan ada satu satu orang yang terlahir sebagai anak tunggal atau anak bungsu yang sukses. Dan setiap wirausaha yang tumbuh dengan mendengarkan pembicaraan orangtuanya yang menjadi pengusaha, akan ada pengusaha yang tumbuh karena didikan keras orangtuanya, atau karena tidak mempunyai orang tua. Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus, dimana sifat ini tidak dapat diajarkan. Seorang enulis dari majalah Business Week tidak setuju dengan pendapatnya Peter Drucker, ”Mungkin Drucker benar, bahwa sifat – sifat wirausaha dapat dipelajari, namun tidak demikian dengan jiwa wirausahawan. Seorang wirausahawan bisa juga adalah seorang manajer, tetapi tidak semua manajer dapat menjadi wirausahawan.” Ada pengusaha yang berpendapat, Anda tidak bisa mengajarkan dorongan, initiative, ingenuity, atau individuality. Anda juga tidak akan bisa mengajarkan pola pikir ataupun sifat. Anda juga tidak bisa mengajarkan pelajaran memulai sebuah usaha hanya dengan harapan dan kemampuan berbicara kepada seseorang untuk meminjam uang (berhutang) 2. Faktor Kultural Sebuah penemuan yang sangat umum apabila kebudayaan dan etnik dapat merepresentasikan sebuah jaringan usaha, yang tentunya, orang – orang yang tergabung didalamnya merupakan pengusaha. Namun, kecenderungan kultur ini masih belum jelas, karena setiap individu dalam suatu kelompok budaya tidak semuanya menjadi pengusaha dengan alasan yang sama. Efek dari kultur dan sifat etnis ini mungkin terangkai, karena menurut berbagai studi, kebudayaan yang berbeda memiliki nilai dan kepercayaan yang berbeda pula. Sebagai contoh, di Jepang dikenal ada sebuah pencapaian kultur dimana seseorang harus terus berusaha sampai mereka sukses. Faktur lain yang penting adalah bagaimana kultur tersebut memiliki internal locus of control atau tidak. Sebagai contoh, kultur di Amerika mendukung adanya internal locus, sedangkan di Rusia tidak.

5

Kultur juga mempengaruhi status kewirausahaan. Sebuah studi di Kanada, menyatakan bahwa orang India melihat kewirausahaan sebagai sesuatu yang positif, sedangkan orang – orang Haiti melihatnya sebagai kerjaan rendahan. Ekspektasi kultural merupakan penghalang untuk seorang Wanita bernama Puerto Rican di Washington, D.C. Ketika dia ingin memulai usahanya, kakaknya menyuruhnya untuk segera menikah saja. 3. Faktor Masyarakat Dalam semua lingkungan sosial, ada orang yang tidak ingin menjadi pengusaha, tetapi karena situasi dan kondisi, mereka terpaksa menjadi pengusaha. Para pekerja di Amerika dapat dikategorikan dalam grup ini. Hal ini disebabkan karena perubahan pangsa pasar. Para imigran di berbagai negara mencoba jalan ini apabila kemampuan berbahasa dan ketrampilan mereka tidak sesuai. Ini disebut sebagai adaptasi. Sebuah studi faktor – faktor etnokultural menyatakan bahwa tidak semua pengusaha muncul lewat kelompok masyarakat yang menghargai kewirausahaan. Mereka memilih untuk berwirausaha karena ada tekanan, dan juga merupakan asimilasi sosial. 4. Kombinasi dari Ketiga Faktor Karena ketekunan sangatlah sulit untuk diraih pada usia yang dewasa, sebaiknya jiwa kewirausahaan ditanamkan pada anak – anak. Sebuah studi di sebuah TK mengindikasikan bahwa setiap satu dari empat anak yang ada menunjukkan sifat kewirausahaan. Setelah beranjak ke usia remaja, hanya 3 persen dari mereka yang masih mempertahankan sifat tersebut. Pelajaran di sekolah tidak mengajarkan sifat kewirausahaan, dan pada nyatanya lebih ke pengajaran teori dan individu. Kreativitas dan kemampuan anak – anak pun menjadi berkurang, padahal kreativitas itulah yang menjadi senjata utama dari pengusaha. Wilson Harrell, seorang konsultan bisnis, merekomendasikan para orang tua untuk tidak memberikan uang saku kepada anaknya secara cuma – cuma. Contohnya, di umur 6 tahun, Harrell memiliki stan lemon. Stan lemon itu disuplai oleh ayahnya, mulai dari lemon, gla, dsb. sedangkan

6

Harrell yang bekerja. Di akhir bulan, semua profit dibagi rata. Dia percaya, bahwa pelajaran ini akan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab dan menunjukkan kepada mereka tentang pentingnya berusaha. Sebagai hasilnya, anak belajar bagaimana integritas bukanlah sebuah putih di atas kertas, melainkan sebuah jalan hidup.

7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian makalah di atas, dapat kami simpulkan bahwa: 1. Usahawan adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 2. Munculnya kewirausahaan didorong oleh banyak faktor, yang semua itu terangkum dalam faktor internal dan eksternal. 3. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain: a. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan; b. Kesulitan yang dihadapi sehari-hari; c. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain; d. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. 4. Kesuksesan dalam berwirausaha tidak lepas dari faktor diri sendiri dan faktor lingkungan, dan sebaliknya faktor yang menyebabkab kegagalan dalam berwirausaha pun dipengaruhi oleh faktor diri sendiri dan lingkungan.

B. Saran Tiadalah gading yang tak retak, dan dari keretakannya itulah kita bisa memperbaikinya. Selaku penulis, kami sadar banyak kesalahan dan kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan banyak kritik dan saran konstruktif dari segenap pembaca sekalian. Semoga di hari kemudian dapat menjadikan sempurnanya makalah penulis.

8

DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Wirasasmita, Yuyun. 1994. Kewirausahaan: Buku Pegangan. Jatinangor: UPTPnerbitan IKOPIN. https://nisfia.wordpress.com/kewirausahaan/

9

More Documents from "Dia Attack Attack"