TUGAS TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID
Nama:
Fahmi Imanullah
NPM:
(11161023)
Kelas:
3 FA 1
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 1 PROGRAM STUDI FARMASI 2019
1. Jelaskan dan uraikan berbagai jenis sediaan padat kuratif,preventif dan promotive! Jawab: Sediaan kuratif adalah suatu sediaan obat yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin contoh dari sediaan ini adalah parasetamol tablet,dan amoxisilin tablet, sediaan preventif adalah suatu sediaanc untuk pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.contoh dari sediaan ini adalah tablet vitamin, Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
2. Jelaskan dan uraikan suatu bentuk sediaan pada era uhc dengan catatan harus memiliki data uji disolusi yang tertera pada farmakope edisi v serta termasuk dalam katalog obatsecara elektronik kemenkes! Jawaban: Asam nalidiksat adalah obat yang tua, digunakan di klinik sejak tahun 1967. Obat ini sudah hampir lenyap di pasaran, di Amerika obat ini sudah tidak lagi di beredar, sedangkan di Indonesia satu-satunya produsen yang masih “menghidupkan” obat ini yaitu pabrik yang bermarkas di daerah Puncak Kab Cianjur, PT Armoxindo, dengan brand “Urineg”. Asam nalidiksat (En: nalidixic acid), merupakan senyawa purwarupa dari golongan antimikroba yang sangat terkenal saat ini, fluorokuinolon. Asam nalidiksat tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi sistemik yang berasal dari dari saluran kemih karena bioavaibilitasnya dalam plasma tidak mencukupi. Namun pada tubuli renalis, asam nalidiksat mengalami pemekatan dan berdifusi kembali ke parenkim ginjal sehingga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Oleh karena kadarnya hanya cukup tinggi pada saluran kemih saja, maka obat ini dianggap sebagai antiseptik lokal untuk infeksi saluran kemih. Asam nalidiksat tersedia dalam sediaan tablet 500 mg. Dosis untuk dewasa adalah 4 kali 500 mg/hari. Asam nalidiksat diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran kemih bawah tanpa penyulit (misalnya sistitis akut). Obat ini tidak efektif untuk infeksi saluran kemih atas, misalnya pielonefritis.
3. Cari hal berikut yang berkaitan dengan obat yang ada di atas a. Preformulasi(sifat fisika dan kimia zat aktif dan zat tambahan) b. Formulasi c. Karakteristik d. Prosedur pembuatan e. Uji disolusi f. Profil disolusi
Jawaban: a. Preformulasi Studi Preformulasi Zat Aktif
Dasar pemilihan sediaan Dipilih tablet konvensional karena tablet diabsorpsi dengan baik dari duodenum (75-90%) dan tahan terhadap inaktivasi asam lambung (Martindale ed 36.p.203) Dimana tablet konvensional adalah tablet tak bersalut yang dibuat dengan siklus pengempaan tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau dalam kombinasi dengan excipient. Tablet ini akan terdesintegrasi apabila bersentuhan dengan saluran cerna. (Charles;2010. p.6)
Studi preformulasi zat aktif Farmakologi a. Indikasi Infeksi saluran kencing, otitis media, sinusitis, bronchitis, rendah atau sedang-beratnya komunitas-pneumonia, salmonellosis, meningitis listerial (British National Formulary.p.337) b. Dosis ° Asam nalidiksat tersedia dalam sediaan tablet 500 mg. Dosis untuk dewasa adalah 4 kali 500 mg/hari. Asam nalidiksat diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran kemih bawah tanpa penyulit (misalnya sistitis akut). Obat ini tidak efektif untuk infeksi saluran kemih atas, misalnya pielonefritis. c. Mekanisme kerja Asam nalidiksat bekerja dengan menghambat enzim DNA girase bakteri dan biasanya bersifat bakterisid terhadap kebanyakan kuman patogen penyebab infeksi saluran kemih. Obat ini menghambat E. coli, Proteus spp., Klebsiella spp. dan kuman-kuman koliform lainnya d. Efek samping Reaksi alergi: dari pembentukann eritema ringan hingga syok anafilatik Terutama pasien dengan mononucleosis infeksius terancam, pada pasien kasus eksantema naik dari 7% sampai 90-100% Untuk mencegah perkembangan alergi, penggunaan topical dilarang
(Schimitz,gery:2003.p.495) e. Kontraindikasi Hipersensistifitas terhadap asam nalidiksat, penisilin, atau komponen dari formulasi ( Drug of handbook information.p.99) f. Perhatian : pada pasien dengan gangguan ginjal , dan frekuensi pemberian harus diubah pada respon dengan tingkat kerusakan ginjal. Persentase yang tinggi dari pasien dengan infeksi mononucleosis telah mengembangkan ruam selama terapi dengan asam nalidiksat (Drug of handbook information.p.99) g. Farmakokinetik Absorpsi: oral : cepat dan hampir lengkap, makanan tidak mempengaruhi absorpsi. Distribusi: luas untuk sebagian besar cairan tubuh dan tulang dan pentrasi buruk kedalam sel, mata, dan di meninges yang nomal. Metabolisme: sebagian hati. Ekskresi: urin (80% sebagian obat tidak berubah) , lebih rendah di neoriate (Drug of handbook information 99). Oleh rute oral, 75% sampai 90% diserap. Dalam plasma, 17% protein terikat, dari 50% sampai 72% dieliminasi oleh sekresi tubulus ginjal. h. Farmasetika Sifat Fisika Kimia Zat Aktif a.Pemerian Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning sangat pucat;tidakberbau. b.kelarutan Larut dalam kloroform, dalam diklorometan, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam karbonat; sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam metanol dan dalam toluen; sangat sukar larut dalam eter dan dalamair. Dasar pemilihan metode pembuatan Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering karena zat aktif asam nalidiksat memiliki sifat kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 370 mempengaruhi stabilitas, sehingga dibuat dalam metode granulasi kering (Remington pharmaceutical science.p.1520).
Dimana granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan lembab atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidk dapat mengalir bebas, dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung Studi Preformulasi Zat Tambahan Tujuan penggunaan konsentrasi dan mekanisme kerja 1.1 Avicel pH 102 (Disintegran) a. Tujuan disintegran adalah untuk menentang pengikat tablet dan gaya fisik yang bertindak dibawah pengepaan untuk membentuk tablet. Konsentrasi 3%. (Shiregar,Caharles : 166-168) b. Mengontrol kecepatan lepasnya obat bila dikombinasikan dengan laktosa. Avicel juga mampu bersifat sebagai disintegrator sangat berguna untuk obat yang membutuhkan peningkatan kohesivitas namun tetap juga waktu disintegrn tetap singkat (Anwar,Effionora:2012.p.70) c. Farmasetika d. Pemerian
: Serbuk hablur, putih tidak berbau, tidak berasa,partikel mudah hancur, rapuh
kelarutan
: sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida, praktis tidak dalam air, asam encer, dan kebanyakan pelarut organic
Stabilitas
: stabil meskipun termasuk material Higroskopik
Incompatibilitas : dengan zat pengoksidasi kuat (Excipient ed. P.131)
1.2 PVP ( Pengikat) a. Tujuan ditambahkannya kedalam formulasi untuk menambah kohesivitas serbuk sehingga memberikan ikatan yang penting untuk membentuk granul yang dibawah pengempaan akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang disebut tablet. Konsentrasi 3%. ( Shiregar,Charles : 160)
b. Kelebihan PVP yaitu : merupakan pengikat serbaguna dan unggul dibandingkan pati. Dapat di proses dengan baik, cepat kering, dan sifat kempa sangat baik. (Shiregar,Charles : 163) PVP digunakan karena dapat memperbaiki sifat alir dari sediaan dan akan membentuk granul yang baik. (Anwar,Effinora:2012.p.131) Kekurangan : penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak atau berlebihan akan menghasilkan massa yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempuyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping. (Voigt, 1984) c. Farmasetika Pemerian : serbuk hidroskopik putih krem, tidak berbau, atau hampir tidak berbau Kelarutan : bebas larut dalam asam, kloroform, etanol(95%), keton, metanol dan air, praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral. Stabilitas : - Suhu
: tahan hingga suhu 110 ° C
( Excipient ed.6 : 581-582) 1.3 Magnesium stearat (Lubrikan) a. Adapun tujuan pemberian pelincir adalah untuk mengurangi gesekan yang ti mbul pada antarpermukaan tablet atau dinding lubang kempa selama pengempaan dan pengeluaran tablet dari lubang kempa. Konsentrasi 0,5% . ( Shiregar,Charles : 175) b. Keuntungan : sifat mg.stearat sebagai lubrikan unggul dibandingkan lubrikan yang lainnya. Dapat mempercepat aliran granul dalam corong kedalam ruang cetakan, mencegah melekatnya granul pada stampel dan cetakan. Mengurangi gesekan antara tablet dan dinding cetakan dan memberikan rupa yang baik pada tablet yang sudah jadi.(Ansel,2008) c. Farmasetika
Pemerian : serbuk halus berwarna putih terang hampir tidak berbau, memiliki rasa yang khas Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, etanol(95%) eter dan air, sedikit larut dalam benzen hangant dan etanol(95%) hangat. Stabilitas : stabil dan harus disimpan diwadah tertutup ditempat sejuk dan kering Incompabilitas:kompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari dengan bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan alkaloid garam ( Excipient ed.36 : 404-405) 1.4 Laktosa anhidrat (Pengisi) a. Tujuan penambahan zat pengisi adalah untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Konsentrasi 2030%. (shiregar,Charles : 145) b. Kelebihan : yang dapat mengalir bebas tanpa air hidrasi, memiliki sifat disolusi yang baik sekali, lebih baik daripada a-laktosa monohidrat karena pengaruh kuat beta-laktosa. (shiregar,Charles : 149) Kekurangan : mengandung “fines” yang relatif relatif tinggi sehingga kemudahan mengalirnya kurang optimal. c. Farmasetika : Pemerian
: serbuk kristal berwarna putih
Kelarutan : larut dalam air, larut dalam etanol (95%) Stabilitas : 4 (baik) Aliran
: 8,3 g/detik
Kelembapan
:0,5%
1.4.Talk (glidan) a. Tujuan pemberian glidan adalah untuk memperbaiki karakteristik aliran granulasi dengan mengurangi gesekan antarpartikular. Dan meningkatkan aliran zat dari lubang corong yang lebih besar ke lubang yang lebi9h kecil,
dan
akhirnya
ke
dalam
lubang
kempa
mesin
tablet.
(Siregar,Charles.P.178).Konsentrasi 1%. (Excipient 6.P.729) b. Keuntungan : lebih unggul dari pada pati dalam meminimalkan setiap kecenderungan zat yang melekat pada permukaan pons, suatu sifat yang kadang-kadang digolongkan sebagai antiadheren.(Siregar,Charles.P.181182). (Anwar, offionora.P.90-91). c. Farmasetika Pemerian
:Bubuk kristal, sangat halus, keabu-abuan, Tidak berbau, manis, mudah melekat dikulit dan lembut (Excipient 6.p.729)
Stabilitas
:Bahan yang stabil dan dapat disterilkandengan pemanasan 160ᵒC selama tidak kurang dari 1 jam, dapat juga disterilkan oleh paparan etilen oksida atau radiasi sinar gamma. (Excipient 6, P.729)
Incompatibilitas :Talk dapat bereaksi dengan senyawa ammonium kuartener. (Anwar, Effionora.P.90) b. Formulasi Tiap tablet 625 mg mengandung : Asam nalidiksat
500 mg
Avicel PH 102 62,5 mg PVP
18,75 mg
Mg Stearat
3,125 mg
Talk
6,25 mg
Laktosa Anhidrat
ad 625 mg
c. Karakteristik Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering karena zat aktif asam nalidiksat memiliki sifat kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 370 mempengaruhi stabilitas, sehingga dibuat dalam metode granulasi kering (Remington pharmaceutical science.p.1520). Dimana granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan lembab atau juga tidak
mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidk dapat mengalir bebas, dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. d. Prosedur Pembuatan 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Timbang semua bahan zat aktif beserta eksipien yaitu : Asam nalidiksat 500 mg, polivinilpirolidon 18,75 mg, magnesium stearat 3,125 mg, talk 6,25 mg dan laktosa anhidrat 34,375 mg. 3. Metode granulasi kering : -
Kemudian asam nalidiksat dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling
-
Asam nalidiksat dan semua eksipien, yakni laktosa anhidrat ( pengisi), Polivinilpirolidon ( Pengikat kering), sebagian avicel PH 102 (disintegran), magnesium stearat (lubrikan) dan talk( glidan) dicampur dalam mesin planetary mixer atau twin shell blender
-
Campuran serbuk tersebut kemudian dikempa dengan mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” yang mengahsilkan bongkahan
-
Bongkahan tersebut tadi diekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dalam mesin oscillating granulation atau mesin fitz mill
-
Serbuk partikel halus yang dihasilkan tadi kembali dipadatkan dengan mesin bongkahan atau kompaktor gulung
-
Hasil bongkahan atau lempeng rapuh, kembali diekstruksi dalam mesin oscillating granulation atau mesin fitz mill
-
Granul yang dihasilkan kemudian disatukan dan dicampurkan dengan fase luar, yaitu sisa magnesium stearat dan avicel PH 102 di dalam mesin twin shell blender atau mesin cubic
-
Massa kempa dikempa menjadi tablet
4. Setelah itu, masukkan kedalam wadah yang sesuai. 5. Beri etiket e. Uji Disolusi Disolusi Media disolusi : 900 ml dapar pH 8,60; yang dibuat sebagai berikut: campur 2,3 bagian volume natrium hidroksida 0,2 N; 2,5 bagian volume kalium fosfat monobasa 0,2 N dan 2,0 bagian volume metanol P. Jika perlu atur pH dengan penambahan natrium hidroksida 1 Nhingga8,60+-0,05. Alat tipe 2:60rpm.
Waktu:30menit f. Profil disolusi Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C12H12N2O3 dari jumlah yang terterapadaetiket.