-
Etiologi KVV adalah
Penyebab terbanyak KVV adalah spesies Candida albicans (80-90%) sedangkan penyebab terbanyak ke dua adalah Candida glabrata (10%), 3% lainnya oleh spesies Candida lain seperti Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida krusei dan Candida stellatoidea.
Genus Candida merupakan sel ragi uniseluler yang termasuk kedalam fungi imperfecti atau Deuteromycota atau golongan khamir (yeast atau yeast like), termasuk dalam famili crytococcaceae yang memperbanyak diri dengan cara bertunas. Genus ini terdiri atas 80 spesies, yang paling patogen adalah Candida albicans diikuti secara berurutan oleh Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida kefyre, Candidaguillermondii dan Candida krusei. 11,13,14 Candida merupakan organisme yang dimorfik (dua kutub). Organisme ini dapat ditemukan pada manusia pada fase fenotip yang berbeda.14Gambaran morfologi Candida berupa sel ragi yang berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5μ x 3-6 μhingga 25,5μ x 5-28,5μ. Jamur Candida memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, yang disebut sebagai blastopora.Blastospora bisa berbentuk oval tanpa kapsul dan bereproduksi melalui pembentukan tunas, hifa yang pipih, memanjang tidak bercabang dan dapat tumbuh dalam biakan atau in vivo. Sebagai tanda penyakit yang aktif ditemukan adanya tunas (budding). 14,15 Berdasarkan bentuk tersebut maka dikatakan bahwa Candida menyerupai ragi (yeast like). Jamur Candida dapat tumbuh dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH 4,5- 6,5.Karena Candidida albicans dapat memproduksi enzim protease yang bekerja optimal pada pH normal vagina.14-16 Pada tubuh manusia jamur Candida merupakan jamur yang bersifat oportunis, yaitu dapat hidup sebagai saprofit tanpa menimbulkan suatu kelainan apapun. Namun, jamur itu kemudian dapat berubah menjadi patogen dan menimbulkan penyakit kandidiasis bila terdapat faktor-faktor predisposisi yang menimbulkan perubahan pada lingkungan vagina
DD :
1. Trichomoniasis Sekret banyak dan encer, warna kekuningan, berbusa, berbau tidak enak dan jarang terdapat lesi kulit. 2. Bakterial vaginosis Sekret encer, tipis dan homogen, warna putih atau keabu-abuan serta berbau amis. Tidak diketahui inflamasi pada vagina dan vulva 3. Gonorea Sekret lebih sedikit, berwarna kuning sampai hijau. 4. Leukore fisiologis Sekret berupa mukus yang banyak mengandung epitel tetapi jarang terdapat leukosit dan tidak berbau
5. Infeksi genital nonspesifik Infeksi ini terbanyak disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma urealiticum.Klinis berupa sekret kekuningan.Pada pemeriksaan mikroskopis hanya ditemukan jumlah leukosit yang meningkat Anamnesis : Informasi yang perlu ditanyakan kepada pasien: 1. Keluhan utama 2. Keluhan tambahan 3. Riwayat perjalanan penyakit 4. Siapa menjadi pasangan seksual tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman, pacar, suami/isteri 5. Kapan kontak seksual tersangka dilakukan 6. Jenis kelamin pasangan seksual 7. Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital) 8. Penggunaan kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu) 9. Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan dokter/sendiri) 10. Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya – menjelang/sesudah haid; kelelahan fisik/psikis; penyakit: diabetes, tumor, keganasan, lain-lain); penggunaan obat: antibiotika, kortikosteroid, kontrasepsi); pemakaian alat kontrasepssi dalam rahim (AKDR); rangsangan seksual; kehamilan; kontak seksual 11. Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya 12. Hari terakhir haid 13. Nyeri perut bagian bawah 14. Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai kapan
Untuk menggali faktor risiko perlu ditanyakan beberapa hal tersebut di bawah ini. Berdasarkan penelitian faktor risiko oleh WHO (World Health Organization) di beberapa negara (di Indonesia masih belum diteliti), pasien akan dianggap berperilaku berisiko tinggi bila terdapat jawaban “ya” untuk satu atau lebih pertanyaan di bawah ini: 1. Pasangan seksual > 1 dalam 1 bulan terakhir 2. Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir 3. Mengalami 1/ lebih episode IMS dalam 1 bulan terakhir. 4. Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.
Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan Mikroskopis Cara yang paling sederhana mengambil cairan vagina ialah dengan bantuan spekulum, cairan vagina diambil dari fornix vagina. Selain dari duhtubuh vagina, bahan pemeriksaan dapat pula diambil dari pseudomembran.Bahan pemeriksaan selanjutnya dibuat sediaan langsung dengan KOH 10% Pada pemeriksaan mikroskopis ini dapatdijumpai kandida dalam bentuk sel ragi (yeast form) yang berbentuk oval, fase blastospora berupa sel -sel tunas yang berbentuk germ tubes atau budding budding dan pseudohifa sebagai sel sel memanjang seperti sosis yangtersusun memanjang. Pada sediaan dengan pewarnaan Gram, bentuk ragi bersifat gram posistif, berbentuk oval, kadang-kadang berbentuk germ tubeatau Budding. Candida albicans adalah satu-satunya ragi patogen yang secara invivo menunjukan adanya pseudohifa yang banyak, yang mudah dideteksi dari duh tubuh vagina dengan pewarnaan gram. Sensitifitas pemeriksaan ini pada penderita simptoma sama dengan biakan. b.Pemeriksaan Biakan Kultur vaginal sangat bermanfaat , tapi tidak rutin diperlukan dalamdiagnosis kandidiasis vulvovaginitis. Karena tidak rutin, kultur tidak diperlukan jika pemeriksaan mikroskopis positif, tapi kultur vagina harus dilakukan pada wanita yang menunjukkan gejala kandidiasis vulvovaginitis dengan pemeriksaan mikroskopis negatif dan pH vagina yang normal Kultur vaginal dapat mengidentifikasi spesies kandida namun didapatnya Candida albicans pada kultur tidak dapat menegakkan diagnosis kandidiasis karena Candida merupakan penghuni normal dari saluran pencernaan. Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotic (Kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau suhu lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 2-5 hari, berupa koloni mukoid putih.