RESUME Nama: Gita Redho Yani Kelas: EA-A Etika Bisnis NIM: 142160102
BAB I: MANUSIA DAN ALAM SEMESTA A. Hakikat Manusia Steversondan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia namun terdapat begitu banyak ketidakpastian mengenai apa itu hakikat manusia. Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelas terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi, khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Mc David dan Harari (dalam Jalaluddin Rahmat 2001) mengelompokkan empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sbb: 1. Psikoanalis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan – keinginan terpendam (homovolensi). 2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagai makhluk yang digerakkan semuanya oleh lingkungan (homomechanicus). 3. Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berfikir yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homosapien). 4. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homoludens).
B. Hakikat Otak (Brain) kecerdasan (Intelegency) Otak merupakan tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, antara lain : memproduksi pikiran sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi atau fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendalikan berbagai organ tubuh dan sebagainya. Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni). Hal tersebut dapat disimpulkan sbb:
1. Pada awalnya para ilmuan hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ) dengan kecerdasan ini, manusia dianggap mamapu mengatasi berbagai persoalan hidup. Namun belakangan baru disadari bahwa sebenarnya manusia mempunyai banyak kecerdasan (multipel intelejense) 2. Meskipun manusia mempunyai banyak kecerdasan, pada hakikatnya semua kecerdasan itu dapat dikelompokan dalam tiga jenis yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) 3. Ketiga jenis kecerdasan tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, dengan SQ sebagai pondasinya. 4. Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang prilaku manusia, mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam.
C. Hakikat pikiran (MIND) dan Kesadaran (CONSCIOUSNESS) Berfikir adalah mengolah informasi dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan respon. Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan yang paling dalam dari pikaran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi dan memori yang mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran manusia. Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan yaitu : 1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan. 2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan melalui pernapasan. 3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan lebih cepat. Dan sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga tenang , karena seluruh kepribadian kita ditentukan oleh pikiran . 4. Lapiasan intelegensia (bukan Intelek ), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.
D. Tujuan dan Makna Kehidupan Siapapun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup umat manusia adalah untuk memeperoleh kebahagiaan. Namun dalam kehidupan sehari – hari yang dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia. Tidak mudah mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang berdasarkan ukuran objektif atau pendekatan ilmiah yang biasa digunakan oleh ilmu pengetahuan pada umumnya.
E. Alam Semesta Sebagai Satu Kesatuan Sistem Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem. Menurut jogiyanto sistem memiliki beberapa ciri / kriteria sebagai berikut : Mempunyai komponen – komponen (components/subsystems) Ada batas suatu sistem (boundaries) Ada lingkungan luar sistem (environment) Ada penghubung (interface) Ada masukan (input), proses (process), dan keluaran (output) Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal) Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen yang bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan saling memengaruhi satu dengan yang lain.
F. Spiritualitas dan Etika Kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter. Pemahaman tentang etika yang terpisah dari spirituaalitas ini sangat keliru. Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan.