Nama : Dimas Yohan A NIM : 10110201073
Esai tentang Bersaya dan Beraku
Realitas Penggunaan Kosakata “Aku” dan “Saya” Berikut ini beberapa fakta penerapan bahasa Indonesia, khususnya berkaitan dengan penggunaan kosakata “Aku” dan “Saya” dalam interaksi sosial di masyarakat. Dalam sebuah forum pernah ada yang di tegur karena sering menggunakan bahasa Aku bila menyebut dirinya sendiri, jadi dari teguran itu membuatnya berpikir berhari-hari untuk memecahkan pokok permasalahanya. Bagi saya pribadi tidak terlalu mementingkan kata -kata tersebut toh intinya saya atau aku adalah kata tunggal yang menyatakan Subjek. Akan tetapi di lain sisi kadang ada pertimbangan-pertimbangan lainnya dalam penggunaan kata Aku dan Saya itu. Menurut saya pribadi tidak masalah selama cara orang itu menggunakan kata aku dan saya dalam bahasa yang baik tanpa memandang jabatan ataupun sifat merendahkan diri. Masih menurut saya pribadi saya menggunakan kata Aku pada saat itu karena saya merasa sudah akrab dengan anggota forum dan saya anggap mereka adalah teman-teman akrab meski hanya tiap minggu ketemunya. Saya pernah membaca di sebuah blog, di situ penulisnya mengatakan kalau kata "Aku" digunakan untuk menunjukkan status yang lebih tinggi daripada lawan bicara atau minimal setara dengan orang yang diajak bicara, aku lebih egaliter dibanding saya. Jadi, kalau dalam contoh di atas seorang bawahan yang menggunakan kata aku pada atasannya bsa dianggap tidak sopan, sebaliknya jika atasan menggunakan aku pada bawahannya akan dianggap wajar. Hal seperti ini mungkin sering kita temui, misalnya saja penggunaan kata ‘aku’ atau ‘saya’ dalam sebuah tulisan. Kiranya tidak masalah seorang penulis mau menggunakan kata ganti pertama aku atau saya dalam sebuah artikel. Bahkan sah-sah saja ketika penulis menyebut dirinya dengan penulis, admin, ane, gue, atau apapun yang dia suka untuk menggambarkan dirinya. Semuanya sama-sama penulis. Bagaimana tanggapan Anda? Kurasa ini bukan masalah benar atau salah, pantas atau tidaknya, penulis bebas mau memakai kata ‘aku’ atau ‘saya’ di setiap tulisannya. Aku sendiri
juga penulis awam, gak banyak pengalaman. Hanya berbekal pengetahuan EYD seadanya yang didapat dibangku sekolah. Ini opini saja lho, tentang ‘aku’ atau ‘saya’ terserah penulis, yang penting bisa konsisten. Menggunakan ‘aku’ ya ‘aku’ sampai akhir, pun dengan ‘saya’. Penggunaan Kosakata “Aku” dan “Saya” yang Tepat, Dalam penggunaan kata “aku’’ dan “saya’’ dalam berbahasa Indonesia, digunakan pada saat yang tepat, tergantung lawan yang diajak bicara. Penggunaan kata “aku’’ sebagai kata ganti orang pertama tunggal, menunjukkan status yang lebih tinggi, lebih tua usianya, atau setingkat dengan lawan bicara, atau penggunaan dalam komunikasi searah seperti puisi, lagu, dan lainnya. Sedangkan penggunaan kata 'saya' sebagai kata ganti orang pertama tunggal lebih tepat digunakan kepada seseorang yang statusnya lebih rendah kepada atasan, dan kata “saya’’ terdengar lebih santun, hangat dan luwes dibandingkan dengan kata “aku’’. Kata “saya’’ dalam KBBI dijelaskan berasal dari frasa “hamba sahaya’’. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, penggunaan kata “aku’’ dan “saya’’ dalam berbahasa Indonesia, digunakan pada saat yang tepat, tergantung lawan yang diajak bicara. Penggunaan kata “aku’’ sebagai kata ganti orang pertama tunggal, menunjukkan status yang lebih tinggi, lebih tua usianya, atau setingkat dengan lawan bicara, atau penggunaan dalam komunikasi searah seperti puisi, lagu dan lainnya. Keuda, Penggunaan kata 'saya' sebagai kata ganti orang pertama tunggal lebih tepat digunakan kepada seseorang yang statusnya lebih rendah kepada atasan, dan kata “saya’’ terdengar lebih santun, hangat dan luwes dibandingkan dengan kata “aku’’. Kata “saya’’ berasal dari frasa “hamba sahaya’’.