ESSAY TENTANG CARA BELAJAR “Berbeda Cara Belajar, Berbeda Kualitas ? ” Oleh: Estu Adil Prasetyo Berbeda cara belajar maka berbeda pula efektivitasnya, namun sebelumnya ada pertanyaan yang perlu kita jawab terlebih dahulu, yaitu “Apa itu belajar?”. Menurut Robert M. Gagne, dalam buku: The Conditioning of Learning, belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan hanya karena proses pertumbuhan saja. Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor dalam diri dan keduanya berinteraksi. Menurut Bobby DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Visual menitikberatkan pada penglihatan, artinya bukti-bukti objektif harus diperlihatkan sehinggamenumbuhkan rasa percaya dan memahami. Auditori mengandalkan pendengaran dalam mengingat dan memahami, cara belajar ini menempatkan pendengaran sebagai alat untuk mengingat dan memahami suatu informasi. Kinestetik adalah salah satu dari 3 (tiga) cara belajar yang mana 2 (dua) yang telah disebutkan diatas, cara ini menggunakan sentuhan sebagai pintu utama dalam mempelajari sesuatu. Untuk memperkuat gagasan di atas, berikut ini adalah tiga paragraf mengenai cara belajar dengan masing-masing kelebihannya. Pertama adalah cara belajar visual yang menitikberatkan pada penglihatan. Seringkali orang dengan gaya belajar seperti ini memiliki ciri khas tersendiri seperti mencoret-coret sesuatu yang terkadang tidak ada artinya saat belajar di kelas, cenderung suka membaca sendiri daripada mendengarkan orang membacakan untuknya, cepat dalam memahami gambar, warna dan memperhatikan detail sesuatu, serta tidak sedikit orang seperti ini memiliki penampilan yang rapih. Kekurangan cara belajar ini adalah kesulitan dalam mengingat informasi secara lisan, kurang menyukai berbicara, dan juga sulit untuk memilih kalimat yang sesuai dengan pikirannya saat berbicara. Jika dibandingkan dengan cara visual, maka perbedaannya adalah cara belajar auditori lebih mengandalkan pendengaran dalam menerima, mengingat, dan memahami informasi. Orang dengan cara belajar ini lebih suka berdiskusi, mendengarkan rekaman kuliah, lalu mendengarkan music, kerja kelompok, pandai mengingat nama seseorang yang baru dikenalnya, menirukan suara nada, menggerakan bibir saat memperhatikan pelajaran, dan biasanya meupakan pembicara yang fasih. Namun kekurangan cara belajar ini adalah sulitnya mengingat informasi berbentuk gambar, dan mudah terganggu oleh lingkungan yang kurang akan ketenangan. Kinestetik adalah yang terakhir dalam tulisan ini. Bergerak, bekerja, dan menyentuh merupakan katalis untuk mengingat dan memahami informasi secara baik bagi mereka dengan cara beajar Kinestetik. Orang dengan cara belajar tipe dapat kita amati dengan cara berpakaian yang biasanya rapih, namun tidak menutup kemungkinan bagi yang sebaliknya, pandai dalam berolahraga, menyukai aktivitas lab. Para kinestetik juga memiliki kordinasi tangan dan mata
yang baik. Kekurangannya adalah orang denga cara belajar seperti ini kurang baik dalam mengingat informasi bentuk gambar mauun tulisan, dan tidak suka mendengarkan kuliah. Cara belajar mana yang lebih baik kualitasnya? Ternyata semua cara di atas memiliki kualitas yang sama baiknya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penekanan yang harus ditekankan, garis yang harus digaris bawahi adalah bukan persoalan yang mana yang lebih baik namun adalah persoalan untuk menyadari dan mengetahui cara belajar kita sendiri. Mungkin kurangnya kualitas hasil belajar kita selama ini tanpa kita sadari adalah karena selama ini kita belum mengetahui cara belajar kita, sehingga cara belajar yang kita miliki tidak teraplikasi secara optimal.
,