DIVERSITAS BANGSA BERKREASI “KOLEKTIF MEMBANGUN NEGERI DALAM DIVERSITAS PROSES BERKARYA”
Disusun Oleh : Aji Wahyu Nugroho (201510050311087)
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG 2016
KOLEKTIF MEMBANGUN NEGERI DALAM DIVERSITAS PROSES BERKARYA Oleh : Aji Wahyu Nugroho
Masyarakat merupakan cerminan dari suatu negara. Dalam globalisasi negara harus memiliki kemampuan untuk menjadi contoh baik bagi negara lain. Berbagai tujuan negara di bangun antara lain adalah untuk mempersatukan perbedaan atau keberagaman. Indonesia mempunyai kemajemukan di dalam lingkungan masyarakat, yang berkaitan dengan suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Zaman modernisasi telah banyak menimbulkan perbedaan yang terjadi dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan teknologi. Perbedaan yang terjadi mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat yang menjadikan mereka individualisme. Di dalam kondisi tertentu mereka mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang lain, terkadang sifat manusiawi terhadap lingkungan sekitar sirna dengan sendirinya. Menurut Bapak Ir. Soekarno, Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Pendapat Bapak Ir. Soekarno ini salah satu maknanya menyatakan bahwa dari kekeluargaan terdapat manfaat yang mampu meringankan beban kita dan beban orang lain dalam menjalankan kegiatan atau aktivitas di lingkungan keluarga (intern) dan masyarakat (ekstern). Manusia adalah makhluk sosial, kita hidup di dunia ini tidak sendirian, berbagi kebaikan dengan orang lain adalah hal yang mulia sehingga tali silaturahmi terjalin dengan baik. Setiap orang mempunyai tujuan dan kemampuan berbeda-beda di dalam bidang keahlian tertentu, namun pada sisi lain kita bersama-sama membangun negeri dengan berbagai profesi maupun latar belakang untuk menciptakan karakteristik bagi negara dan memberikan pandangan baik kepada negara lain, tentang Indonesia yang mampu kolektif membangun negeri dalam perbedaan serta keberagamaan.
KOLEKTIF MEMBANGUN NEGERI DALAM DIVERSITAS PROSES BERKARYA
Sebelum berbicara tentang perbedaan setiap orang, kita harus mengenal terlebih dahulu tentang perbedaan. Perbedaan berasal dari kata beda, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beda diartikan sebagai sesuatu yg menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yg satu dan benda yg lain. Penjelasan dari Bapak Yana S. Hijri, S. IP, M. IP (Dosen di Universitas Muhammadiyah Malang), yaitu ada dua macam perbedaan antara lain; pertama, Perbedaan Hakiki, perbedaan berdasarkan budaya (suku), karena tidak mungkin kita merubah kebiasaan yang telah membudaya, kedua, perbedaan sederhana, perbedaan yang berdasar pada perbedaan pemikiran atau pendapat. Perbedaan sering digunakan sebagai dasar dari permasalahan yang terjadi pada konflik masyarakat, seperti kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara, yang berujung pada pembakaran rumah ibadah. Masih banyak masyarakat yang menganggap perbedaan sebagai persyaratan dalam membentuk kelompok sosial, sehingga perbedaan akan sangat terlihat jelas antara satu dengan yang lain. Kelompok mampu memberikan peran penting dalam pribadi setiap orang, terkadang budaya menjadi acuan dalam bertindak. Budaya yang telah menjadi kebiasaan dari nenek moyang hingga sekarang sudah menjadi dasar karakter setiap orang. Indonesia mempunyai beragam suku bangsa dari Sabang sampai Merauke, sehingga perbedaan karakter mampu di lihat dari daerah tempat tinggal mereka. Karakter setiap orang tidak hanya terdapat pada suku bangsa, budaya, namun mata pencaharian juga mampu mencerminkan kepribadian. Mata pencaharian dapat menimbulkan berbagai perbedaan atau persaingan dalam segi ekonomi maupun kedudukan pada tempat kerja hingga lingkungan masyarakat, perbedaan ini yang bisa merubah pemikiran seseorang sampai perubahan karakter. Permasalahan Pribadi atau Kelompok Kepuasan dan pemenuhan setiap orang dalam memperjuangkan harapan berbeda-beda. Setelah berhasil mewujudkan keinginan pada suatu objek, terkadang rasa kepuasan dan pemenuhan masih belum tercapai. Beberapa hal yang mampu mempengaruhi pemikiran setiap orang terhadap proses pencapaian tujuan, antara lain: 1. Keingintahuan, keingintahuan terhadap hal yang belum teridentifikasi mampu menarik perhatian dan ketertarikan seseorang kepada suatu objek. Perasaan ingin tahu membuat kita mencoba, merasakan, memperagakan apa yang baru kita lihat, dalam kondisi tertentu kita ingin mempelajari lebih jauh mengenai pengalaman baru dan yang asing bagi kita. 2. Membandingkan, mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mampu memberikan perbedaan sehingga kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain dalam kondisi ekonomi, sosial, emosional, atau karena kita
tidak mendapatkan kebahagiaan pada kondisi kita sekarang ini sehingga beranggapan bahwa kedudukan kita lebih rendah. 3. Bermanfaat atau berguna bagi lingkungan sekitar, kita sering melakukan sesuatu yang mampu menarik perhatian orang lain, beberapa hal pasti sudah banyak dilakukan agar mendapatkan pujian dan meningkatkan pandangan atau citra baik pada pribadi kita. Melihat seseorang senang atas apa yang telah kita berikan kepada mereka merupakan kebanggaan tersendiri, oleh karena itu kepuasan pada pribadi kita belum terpenuhi dan masih ingin berusaha menjadi yang terbaik. Orang lain juga sama dengan kita, mereka tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka kerjakan selama ambisi dan rasa ingin tahu tentang hal baru masih ada. Menilik beberapa permasalahan yang sering terjadi pada generasi muda zaman sekarang, terutama pada lingkungan pendidikan yang akan menentukan masa depan mereka dengan berbagai pilihan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, bekerja, maupun berwiraswasta. Gelisah dalam menentukan keputusan atau ragu dalam keputusan yang telah dipilih, sering terjadi oleh kebanyakan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Kebimbangan biasa terjadi, karena dorongan dari keluarga dan orang-orang di lingkungan sekitar kita, yang memberikan wacana pada perbedaan pendapat atau pilihan. Di dalam kondisi kekhawatiran, kita harus berusaha menguatkan tekad dan keyakinan pada satu pilihan, bahwa kita bisa menjalankan pilihan tersebut. Meningkatkan Kesatuan Bangsa Mencoba mengatasi perbedaan atau keberagaman dalam ruang lingkup lebih luas adalah bukan perkara mudah, sehingga jalan terbaik yaitu memilih untuk dapat menyatukan menjadi satu pemikiran yang sama, jika setiap orang mampu mengontrol perbedaan, keirian, prasangka, atau berbagai hal yang mampu membuat jarak kepada orang lain, maka kesatuan bangsa dalam perbedaan akan terjalin di negara kita. Amanat UUD 1945 Pasal 32 menyatakan "Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia", karakter setiap kebudayaan daerah terdapat perbedaan dan keberagaman, oleh karena itu bukan hanya tanggungjawab atau peran pemerintah yang mampu untuk mempersatukan karakter dari setiap daerah, namun masyarakat juga ikut serta berperan aktif dalam program yang telah tersusun untuk bersama-sama membangun Indonesia melalui berbagai bidang keahlian, budaya, agama, dan lain-lain. Beberapa langkah membangun pribadi yang percaya diri, berharap mampu menerima perbedaan dengan meningkatkan kualitas keahlian dan kemampuan dalam bersosial, antara lain: 1. Berkeyakinan (believes), membangun berbagai tujuan hidup atau masa depan bukan hanya pertimbangan dari pribadi saja, namun kita harus mengerti peran keluarga terutama orang tua dalam memberikan saran yang menjadi pertimbangan untuk kita. Kita bisa mencoba mempertimbangkan pilihan orang tua, meskipun terkadang berbeda dengan keinginan kita , jika suatu saat
kita tidak sesuai atau yakin dengan pilihan tersebut, maka kita akan membuat pilihan tersebut menyukai kita. Merubah pandangan atau pemikiran buruk terhadap pilihan itu, sehingga kita akan bebas dari rasa ketegangan.dan membuat pilihan tersebut menjadi bernilai. 2. Berproses sosial (social proceed), merupakan tahapan yang berkaitan tentang menjalankan aktivitas berdasarkan profesi (hasil dari pilihan) di lingkungan masyarakat. Dalam beraktivitas kita tidak seorang diri, namun juga ada orang lain yang menekuni profesi sama dengan kita. Kepentingan bersosialisasi merupakan bagian paling utama untuk menjalin tali silaturahmi, sehingga kita mampu mengenal pribadi seseorang dan menghindari apa saja yang membuat orang lain mudah tersinggung dengan meningkatkan rasa toleransi. 3. Menginovasikan (innovate), yaitu menampilkan sesuatu yang baru. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Penerapan di lingkungan masyarakat merupakan cara terbaik dalam sistem demokrasi untuk mendapatkan penilaian atas inovasi kita, pada kondisi ini kekurangan pada inovasi kita akan terlihat dari respon masyarakat, oleh karena itu kita perlu melakukan kembali proses perbaikan atau penciptaan inovasi sampai mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. 4. Kerja sama dan tanggungjawab (cooperation and responsibility), dengan kerja sama kita akan belajar menerima pemikiran orang lain berdasarkan perbedaan pendapat. Berpikir tenang, logis, akan membantu kita memperluas hubungan ekstern dalam menemukan hal baru. Mempertanggungjawabkan karya atau inovasi merupakan pegangan setiap penemu, sehingga masyarakat tahu arah mereka untuk menyampaikan tanggapan negatif maupun positif agar di terima dan segera melakukan perbaikan terhadap setiap kekurangan. Komunikasi mampu mengawali hubungan di antara setiap orang, kita bangun hubungan untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan saling melengkapi. Dengan demikian setiap keraguan kita akan termotivasi untuk menjadikan apa yang kita punya sebagai sarana untuk membahagiakan keluarga, teman, dan menjalin tali silaturahmi dengan lingkungan masyarakat dalam perbedaan dan keberagaman. Kesimpulan Teringat cuplikan kalimat, menurut Bapak Ir. Soekarno, bangsa yang tidak percaya dengan kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. Meningkatkan keyakinan diri pribadi untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keahlian, meskipun berbeda profesi, pemikiran, pendapat, tujuan, namun kita juga tingkatkan kemampuan dalam bersosial dan belajar dari kesalahan, sehingga mampu menerima segala perbedaan serta keberagaman untuk menciptakan inovasi (karya) terbaru yang berguna bagi pribadi kita, bangsa, dan negara.