S57604-neneng Surastiningsih (2).pdf

  • Uploaded by: Wahyu Permono N
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View S57604-neneng Surastiningsih (2).pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,269
  • Pages: 6
1

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ATRAUMATIC CARE Neneng Surastiningsih1, Happy Hayati, S.Kp., Sp.Kep.An2 1 Mahasiswa Ekstensi 2012 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2 Staf Pengajar Keilmuan Keperawatan Anak FIK Universitas Indonesia

  Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus RIK UI Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected]

Abstrak Untuk memfasilitasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal maka dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan harus memperhatikan prinsip perawatan atraumatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang atraumatic care di ruang rawat RSAB Harapan Kita Jakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional, menggunakan besar sampel 107 perawat yang bertugas di ruang perawatan anak. Hasil penelitian menunjukkan (57 %) termasuk kategori kurang baik pengetahuannya tentang atraumatic care. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya tentang atraumatic care. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar pemikiran untuk mengadakan pelatihan atau seminar tentang atraumatic care. Kata kunci: pengetahuan atraumatic care, nyeri Abstract Nursing Care Services should apply the principle of atraumatic care to facilitate optimum growth and development in hospitalized children. The objective of this research was to identify nurse knowledge about atraumatic care in children ward RSAB Harapan Kita, Jakarta. Design of this research was descriptive quantitative, with cross sectional approach. 107 nurses was recruited with proportional random sampling. The result showed that (57%) categorized as poor knowledge about atraumatic care. This study recommended that nurses should improve the knowledge of atraumatic care, and the health services institution could arrange the training or seminars about atraumatic care for pediatric nurse. Key words: knowledge of atraumatic care, pain

Pendahuluan Penyakit dan hospitalisasi dapat menjadi krisis pertama yang akan dialami oleh anak yang disebabkan stres akibat perubahan dari keadaan atau kondisi tubuhnya serta rutinitas aktivitas lingkungan, dan anak memiliki keterbatasan kemampuan mekanisme koping untuk mengatasi stressor. Stressor yang utama dari hospitalisasi antara lain yaitu perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri. Reaksi anak terhadap krisis yang dialami dapat

dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya tahap perkembangan, pengalaman sebelumnya dengan penyakit, perpisahan, hospitalisasi, koping yang dimiliki, keparahan penyakit serta support system/orang-orang yang terlibat dalam pengasuhan anak misalnya orangtua, pengasuh dan petugas kesehatan yang ada (Hockenberry & Wilson, 2013). Takut terhadap adanya cedera pada tubuh dan nyeri sering terjadi diantara anak-anak. Dampak dari rasa takut mengakibatkan trauma

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

2

yang mendalam. Anak yang mengalami lebih banyak rasa takut dan nyeri karena pengobatan akan merasa lebih takut terhadap nyeri dimasa dewasa dan cenderung menghindari perawatan rumah sakit (Wong, 2001).  

Wong (2001) menuliskan bahwa bayi berusaha mengendalikan lingkungannya dengan ungkapan emosional, seperti menangis atau tersenyum. Hal ini di Rumah sakit sering kurang menjadi perhatian atau disalahartikan dan rutinitas dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan petugas rumah sakit bukan kebutuhan bayi, maka asuhan yang tidak konsisten dan penyimpangan dari rutinitas tindakan dapat menyebabkan rasa tidak percaya dan menurunkan rasa kendali. Stres pada bayi akan mempengaruhi fungsi hipotalamus yang berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan mekanisme neurologis. Lestari (2013) menyatakan bahwa ada pengaruh dekapan keluarga dan pemberian posisi duduk terhadap penurunan distres anak dibanding dengan yang tidak diberi dekapan ketika pemasangan infus. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stevens, Johnson dan Grunau, 1995 dalam Rouzan (2001), ditemukan penurunan sensitivitas rasa sakit pada usia 18 bulan untuk balita yang prematur, berat badan lahir rendah, atau bayi yang mengalami perawatan lama di ruang perawatan intensif. Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi telah mengembangkan peningkatan toleransi untuk stimulus yang menyakitkan karena pengalaman mereka sebelumnya. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa pengalaman menyakitkan awal mungkin memiliki efek jangka panjang pada perilaku berikutnya (Menon, Anand, & McIntosh, 1998 dalam Rouzan, 2001). Penelitian lain menyatakan bahwa pendekatan dan komitmen filosofis terhadap praktik manajemen nyeri memiliki efek positif pada hasil pasien. Lama waktu ekstubasi, efek samping (depresi pernapasan), dan lama hari

rawat berkurang dan dokumentasi terkait dengan efektivitas nyeri (baik medis dan keperawatan) telah meningkat (Furdon, Eastman, Benjamin, & Horgan, 1998 dalam Furdon, 1998). Penelitian lain yaitu topikal anestesi campuran eutektik anestesi lokal (EMLA) mengandung lidokain dan prilocaine. Hasilnya respon nyeri berkurang pada bayi baru lahir ketika EMLA digunakan (Benini, Johnson, Faucher, & Aranda, 1993 dalam Furdon, 1998). Dalam keperawatan anak, untuk mengatasi penyakit dan memperpanjang harapan hidup anak banyak hal/tindakan yang dapat menimbulkan rasa sakit, bersifat traumatis, dan menakutkan bagi anak. Berdasarkan hal tersebut, untuk itu intervensi yang diberikan harus efektif dan aman sehingga para profesional kesehatan harus mengarahkan perhatian dalam memberikan atraumatic care. Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkup pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan dan melalui penggunaan intervensi yang menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita anak-anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan (Wong, 2001). Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta adalah merupakan rumah sakit rujukan nasional dalam pelayanan keperawatan. Hasil obeservasi yang dilakukan oleh peneliti selama bekerja di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita menunjukkan bahwa peran perawat yang terkait dengan penerapan atraumatic care belum dilaksanakan oleh seluruh perawat sesuai dengan prinsip-prinsipnya. Hal ini disebabkan karena tindakan yang dilakukan perawat masih bertujuan ke hasil dari tindakan tanpa mempertimbangkan proses dari tindakannya. Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan faktor keterbatasan tenaga perawat. Penelitian yang telah banyak dilakukan adalah tentang cara penatalaksanaan nyeri secara

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

3

farmakologi ataupun nonfarmakologi. Sedangkan untuk penerapannya di praktik klinik rumah sakit berdasarkan pengamatan peneliti masih belum konsisten dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan, maka sebelum meneliti bagaimana penerapannya, terlebih dahulu perlu dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan perawat tentang atraumatic care. Tujuan Penelitian ini yaitu teridentifikasinya karakteristik responden, teridentifikasinya gambaran pengetahuan perawat di RSAB Harapan kita Jakarta tentang atraumatic care di ruang rawat anak dan teridentifikasinya gambaran pengetahuan perawat tentang atraumatic care di ruang rawat anak berdasarkan karakteristik perawat.

Metode Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, besar sampel 107 perawat yang bertugas di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita Jakarta dengan menggunakan rumus untuk penelitian deskriptif kategorik. Pengambilan sampel dengan proportional random sampling, pengolahan data univariat dengan analisis data kategorik yaitu frekuensi dan persentase. Hasil uji validitas pada 30 sampel didapatkan 3 pertanyaan yang tidak valid yaitu r hitung <0.361. Peneliti tetap menggunakan kuesioner dengan memperbaiki kalimatnya dan telah dikonsultasikan dan dilakukan uji keterbacaan ulang oleh pakar. Hasil Cronbach’s Alpha didapatkan 0.792. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 25 pernyataan yang dibagi atas dua bagian yaitu karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, unit kerja, riwayat pelatihan dan sosial budaya) dan pengetahuan tentang atraumatic care.

Hasil 1. Karakteristik Perawat Tabel 1 Distribusi Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat di RSAB Harapan Kita Jakarta, Mei 2014 (n= 107)

Karakteristik

Frekuensi

Persentase (%)

26 81

24,3 75,7

101 6

94,4 5,6

78 29 0

72,9 27,1 0

14 12 12 14 12 20 23

13,1 11,2 11,2 13,1 11,2 18,7 21,5

26 23 58

24,3 21,5 54,2

26 81

24,3 75,7

55 19 13 4 16

51,4 17,8 12,1 3,7 15

Umur 21-30 th >30 th Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan DIII S1 S2/S3 Unit Kerja Teratai Anggrek Gambir Kantil Widuri Seruni Kemuning Masa Kerja < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun Riwayat Pelatihan/Seminar Pernah Tidak Suku Jawa Sunda Batak Minang Lain-lain

2. Pengetahuan perawat tentang atraumatic care di ruang rawat anak RSAB Harapan kita Jakarta Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Atraumatic Care Di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan Kita, Mei 2014 (n=107)

Variabel

Jumlah

Kurang Baik

61 46

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

Persentase (%) 57 % 43 %

4

3. Pengetahuan Perawat tentang Atraumatic Care berdasarkan Karakteristik Tabel 3 Distribusi Pengetahuan tentang Atraumatic Care berdasarkan Karakteristik Perawat RSAB Harapan Kita Jakarta, Mei 2014 (n=107)

Kurang

Persentase (%)

Pengetahuan Baik

Persentase (%)

11 50

42,3 61,7

15 31

57,7 38,3

60 1

59,4 16,7

41 5

40,6 83,3

46 15 0

59 51,7 0

32 14 0

41 48,3 0

3 5 8 5 11 2 12

21,4 41,7 66,7 35,7 91,7 10 52,2

Umur 21-30 tahun >30 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan DIII S1 S2/S3 Unit Kerja Teratai Anggrek Gambir Kantil Widuri Seruni Kemuning Masa Kerja < 5 tahun 5-10 tahun >10 tahun Riwayat Pelatihan/seminar Pernah Tidak Suku Jawa Sunda Batak Minang Lain-lain

11 7 4 9 1 18 11

78,6 58,3 33,3 64,3 8,3 90 47,8

12 15 34

46,2 65,2 58,6

14 8 24

53,8 34,8 41,4

15 46

57,7 56,8

11 35

42,3 43,2

30 10 8 2 11

54,5 52,6 61,5 50 68,8

25 9 5 2 5

45,5 47,4 38,5 50 31,2

tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Notoatmodjo, 2007).

Pembahasan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu hal, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu

Pada penelitian ini khusus hanya untuk domain pertama kognitif yaitu tahu dan memahami, hasil yang didapatkan yaitu 57% termasuk kategori kurang dan sisanya 43% termasuk kategori baik. Hal ini dapat terjadi oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja serta riwayat pelatihan atau seminar tentang atraumatic care yang belum bisa diikuti oleh setiap responden atau bahkan belum tersosialisasi pada pembelajaran pendidikan sebelumnya.

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

5

Keterbatasan penelitian ini, diantaranya yaitu: Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel diperoleh dari tujuh ruangan perawatan anak, yang merupakan lokasi peneliti bertugas sehingga mempunyai resiko menimbulkan hasil bias dari subyek oleh karena perawat yang menjadi sampel merupakan rekan kerja peneliti. Sampel yang menjadi responden terdapat beberapa responden yang baru bergabung menjadi karyawan RSAB Harapan Kita Jakarta yang masa kerjanya kurang dari enam bulan sehingga data pengetahuan menjadi kurang menyebar untuk karyawan RSAB yang telah bergabung lama. Hal ini disebabkan peneliti membuat kategori masa kerja yaitu kurang dari 5 tahun, antara 5 – 10 tahun dan masa kerja lebih dari 10 tahun. Dalam kriteria inklusi tidak dibatasi oleh masa kerja.

Kesimpulan Pengetahuan respondeng tentang atraumatic care pada penelitian ini sebagian besar termasuk kategori pengetahuan kurang baik. Saran: Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, Puskesmas, klinik dan sebagainya hendaknya senantiasa : Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, Puskesmas, klinik dan sebagainya hendaknya senantiasa : - Menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan prinsip atraumatic care terutama pada anak-anak yaitu mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dari keluarga, meminimalkan kehilangan pengendalian dan mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh. - Memotivasi perawat untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan yang profesional dengan memperhatikan prinsip atraumatic care.

-

Memberikan sosialisasi dan pengarahan terus menerus terkait atraumatic care Membuka kesempatan untuk mengikuti pelatihan/seminar untuk perawat dalam usaha pengembangan diri khususnya dalam meningkatkan pengetahuan perawat untuk menunjang pemberian asuhan keperawatan yang profesional.

Bagi Pendidikan Keperawatan - Perawat yang telah menyelesaikan program pendidikan profesional keperawatan diharapkan mengetahui, memahami tentang atraumatic care sehingga diharapkan bagi setiap institusi pendidikan memasukan materi tentang atraumatic care ke dalam salah satu mata kuliah yang di berikan, khususnya untuk mata kuliah keperawatan anak. - Penelitian ini dapat dijadikan landasan bahwa pentingnya mengadakan pelatihan/ seminar tentang atraumatic care. Bagi Peneliti Penelitian selanjutnya dapat menghubungkan antara tingkat pengetahuan perawat tentang atrumatic care dengan penerapannya pada anak.

Referensi Anand, K. J. S., & Hickey, P. R. (1988). Pain and its effect in the human neonate and fetus. Pre- and Peri-natal Psichology Journal, Winter; 3, 2, ProQuest (103123). Azwar, Saifuddin. (2013). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar Bidang Keperawatan, 2007. Uraian jabatan tenaga keperawatan. Jakarta: RSAB Harapan Kita Bowden, V. R., & Greenberg, C. S. (2010). Childern and their families. The continuum of care. Philadhelphia: Lippincot Williams & Wilkins Dahlan, S. (2008). Langkah-langkah membuat proposal penelitian. Jakarta: Sagung Seto.

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

6

Dahlan, S. (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta: Salemba Medika Dahlan, S. (2013). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Furdon, S. A., Pfeil, V. C ., & Snow, K. (1998). Operationalizing Donna Wong's principle of atraumatic care: Pain management protocol in the NICU. Pediatric Nursing; July/Aug. ProQuest (336-42). Gatot, D. B., & Adisasmito, W. (2005). Hubungan karakteristik perawat, isi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di Instalasi rawat inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Makara Kesehatan. Vol 9 No 1; (1-8) Hastono, S. P., & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan. Edisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Hockenberry, M., & Wilson, D. (2013). Wong’s essential of pediatric nursing. St. Louis: Mosby Elsevier. Hockenberry, M., & Wilson, D. (2009). Wong’s essential of pediatric nursing. St. Louis: Mosby Elsevier. Kusumawati, N. N. (2012). Gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan metode kanguru di RSAB Harapan Kita. Skripsi. Program Sarjana Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok Lestari, K. B. (2013). Dampak dekapan keluarga dan pemberian posisi duduk

terhadap distress anak saat dilakukan pemasangan infus. Tesis. Program Magister Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Ponder, B. L. (2002). Effect of pain in the human neonate. American Journal of Electroneurodiagnostic Technology, Dec; 42, 4; ProQuest, (210-223) Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC PPNI, 2005. Standar kompetensi perawat Indonesia. PPNI Jakarta Rouzan, I. A. (2001). An analysis of research and clinical practice in neonatal pain management. Journal of the American Academy of Nurse Practitioners, Feb 2001; 13, 2, ProQuest, (57-60) Sastroasmoro, S., & Ismael. S. (2011). Dasardasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta; Sagung Seto Smeltzer, C. S., & Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC Wong, D. L., Ealon, M. H., Wilson D., Winkeistein, M. L., & Schwartz, P. (2001). Wong’s essential of pediatric nursing. St. Louis; Mosby Elsevier. Terjemahan Agus Sutarna., Neti Juniarti., H.Y. Kuncara. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Gambaran pengetahuan…, Neneng Surastiningsih, FIK UI, 2014

Related Documents


More Documents from "Beatriz Cerqueira"