Ep 2.3.13.2 Sk Penerapan Manajemen Risiko.docx(edit).docx

  • Uploaded by: Irwan Kurniawan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ep 2.3.13.2 Sk Penerapan Manajemen Risiko.docx(edit).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,149
  • Pages: 8
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SINDANGRATU Jl. Raya Bungbulang km 65 Pakenjeng garut - 44164 E–mail : [email protected]

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU NOMOR : 440 / ...... /SK /PKM-SDRT /2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU, Menimbang

:

a. bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan Puskesmas kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses kegiatan pelayanan Puskesmas perlu diantisipasi, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan agar tidak terjadi kesalahan ataupun risiko dalam penyelenggaraan proses kegiatan terhadap lingkungan, untuk menilai sejauh mana dampak negatif mungkin terjadi sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan dan pencegahan ; b. bahwa dalam pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas diupayakan agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan; c. bahwa sehububungan dengan hal tersebut di atas maka ditetapkan keputusan kepala Puskesmas tentang Penerapan Manajemen Risiko;

Mengingat

:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1436/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Standar

Pelayanan kedokteran; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO.

PERTAMA

Menerapkan Manajemen Risiko sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA

Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Diktum Pertama dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program maupun pelayanan di UPT Puskesmas Sindangratu.

KETIGA Memberlakukan SPO tentang kajian dampak negatif kegiatan Puskesmas terhadap lingkungan sebagaimana terlampir dalam keputusan ini. KEEMPAT Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pada Tanggal

: SINDANGRATU : 18 MARET 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU

A Nurjaman D, S.Kep, Ners, M.Si, M.Mkes NIP.19660211 198803 1 004

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SINDANGRATU Jl. Raya Bungbulang km 65 Pakenjeng garut - 44164 E–mail : [email protected]

LAMPIRAN 1 NOMOR TENTANG

: KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU : : PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

A. DEFINISI Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan. B. RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN Lingkup pelaksanaan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas meliputi : - Penilaian persyaratan bangunan, sarana prasarana dan kondisi lingkungan Puskesmas - Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien, petugas dan lingkungan sekitar Puskesmas - Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan - Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Gayungan meliputi: - Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas - Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah karyawan dan toilet, dsb - Tata ruang dan penetapan zona risiko - Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan udara, penghawaan, kebisingan, pencahayaan, kelembaban - Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas 1) Toilet dan Kamar Mandi, 2) Pembuangan sampah, 3) Penyediaan air minum dan air bersih,

4) Hygiene dan sanitasi makanan 5) Pengolahan limbah, 6) Pengolahan limbah medis 7) Pengelolaan linen 8) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu 9) Dekontaminasi dan sterilisasi 10) Promosi hygiene dan sanitasi

C. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN DI PUSKESMAS Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Gayungan diterapkan pada seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan yaitu: 1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas 2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu, Ponkesdes dan Posyandu 3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas 4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas - Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi kuat, atap tidak bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan rata serta menggunakan bahan bangunan yang tidak membahayakan - Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu. - Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi dan pintu darurat jika terjadi kecelakaan - Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan jumlah karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah I toilet dan 1 kamar mandi. - Tata ruang  Zona ruang dengan  Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang penyimpanan rekam medis bersatu dengan loket (unit pendaftaran), ruang penyimpanan obat, ruang Akreditasi dan Musholla  Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan (selain poli P2)  Risiko tinggi: meliputi Poli P2, Laboratorium, UGD dan tempat penampungan limbah/sampah medis  Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi lingkungan antara lain:

1. Sarana  Kerusakan bangunan atau sarana prasarana  Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar, sampah medis tidak tersedia, toilet rusak, dll 2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembaban, kebisingan peralatan, dsb 3. Kebersihan ruangan dan fasilitas 4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparan limbah pada lingkungan dll.

c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan 1. Toilet dan Kamar Mandi,  Tersedia dalam keadaan bersih  Lantai kedap air dan mudah dibersihkan  Terpisah antara toilet laki laki dan perempuan  Tidak terdapat perindukan nyamuk 2. Pembuangan sampah,  Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di setiap ruangan  Tempat sampah tertutup  Sampah/ limbah non medis padat ditampung dalam kantong warna hitam. Sampah medis ditampung dalam kantong warna kuning.  Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan sampah sementara 3. Penyediaan air minum dan air bersih,  Tersedia air bersih  Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan 4. Hygiene dan sanitasi makanan  Kebersihan peralatan makan di Puskesmas 5. Pengolahan limbah  Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas 6. Pengolahan limbah medis  Limbah medis tajam ditampung dalam safety box  Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis dengan kantong warna kuning  Limbah medis padat selanjutnya ditampung pada penampungan sementara untuk dikirim ke tepat pemusnahan 7. Pengelolaan linen  Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non infeksius



Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses desinfeksi  Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke tempat pencucian 8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu  Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa dan tikus  Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang pengganggu  Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang pengganggu 9. Dekontaminasi dan sterilisasi  Seluruh peralatan yang terkontaminasi dilakukan proses dekontaminasi dan sterilisasi  Proses dekontaminasi dilaksanakan segera setelah proses pelayanan, sterilisasi dilakukan di ruang sterilisasi 10. Promosi hygiene dan sanitasi  Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan, membuang sampah, kebersihan kamar mandi dan cara mencuci tangan, etika batuk.

d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan oleh petugas sanitasi D. DOKUMENTASI Seluruh kegiatan manajemen risiko lingkungan didokumentasikan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

Ditetapkan di Pada Tanggal

: SINDANGRATU : 18 Maret 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANGRATU

A Nurjaman D, S.Kep, Ners, M.Si, M.Mkes NIP.19660211 198803 1 004

Related Documents


More Documents from "Irwan Kurniawan"