7 Struktur resonansi untuk ion enolatIon enolat bereaksi dengan suatu aldehida lain dengan cara mengadisi kepada karbon karbonil unruk membentuk suaru ion alkoksida, yang kemudian merebur sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan produk aldol itu. (4)Perhatikan bahwa aldehida awal dalam kondensasi aldol harus mengandung hidrogen αterhadap gugus karbonil sehingga aldehida ini dapat membentuk ion enolat dalam basa.(4)Tetapi dapat pula dilakukan suatu reaksi kondensasi aldol dengan hanya salah satu aldehida yang memiliki atom Hidrogen α. Reaksi ini disebut reaksi kondensasi aldol silang (cross aldol condensation). Metil keton dapat digunakan dengan memuaskan dalam kondensasi aldol dengan aldehida yang tak mengandung hidrogen α, yaitu seperti reaksi benzaldehida dengan aseton (dengan katalis basa) menghasilkan 4-fenil-3-buten-2on (benzalaseton). (4) Reaksi –reaksi diatas termasuk dalam kondensasi enolat. Reaksi-reaksi kondensasi enolat antara lain termasuk didalamnya yaitu kondensasi aldol, kondensasi ester Claisen, kondensasi Michael, reaksi Knoevenagel, dan masih banyak lainnya. (5)Reaksi Knoevenagel adalah tipe reaksi antara sebuah aldehida (atau keton aktif) dan sebuah senyawa yang terdapat sepasang grup metil yang aktif yang dapat terlibat, begitu pula 1 mol dari komponen metil aktif untuk setiap mol aldehida atau 2 mol senyawa metal aktif untuk setiap mol aldehid. Reaksi 1:1 atau 1:2 dapat dilakukan dengan katalis, pelarut, dan temperature yang sesuai.(5)Kondensasi Michael menggunakan komponen yang berbeda, yaitu komponen α,β-tak jenuh (biasanya senyawa karbonil). Digunakan, dan adisi muncul di dalam 1,4-manner maka ion enolat terikat ke karbon beta dari gugus karbonil. (5)Kondensasi aldol dari aldehid adalah suatu reaksi sampingan dari kondensasi Michael, halini menjadi terlihat bahwa αalkilaldehid khususnya cocok untuk kepentingan reaksi, untuk aldehid seperti itu menjalani kondensasi aldol dengan lambat. Reaksi sampingan lain adalah polimerisasi dari acrylonitrile. Karena reaksi ini dikatalisasi oleh banyak reagent, penting sekali bahwa semua peralatan yang digunakan dalam reaksi ini benar-benar bersih. (5) II.2 Uraian Bahan1.Alkohol(6 : 65)Nama Resmi:AethanolumSinonim:Etanol, alkoholPemerian:Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasapKelarutan:Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan dalam eter pPenyimpanan:Dalam wadah tertutup rapatKegunaan:Antiseptikum2.Air Suling(6 : 96)Nama Resmi:Aqua DestillataSinonim:Air SulingRM/BM:H2O/18,02Pemerian:Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasaKelarutan:Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95 %) P.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Pelarut 3.Natrium Hidroksida(6 : 412)Nama Resmi:Natrii HydroxydumSinonim:Natrium HidroksidaRM/BM:NaOH/40,00Pemerian:Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur; putih, mudah meleleh, mudah basah, sangat alkalis dan korosif segera menyerap karbondioksidaKelarutan:Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95 %) P.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Katalisator4.Aseton(6 : 635)Nama
Resmi:AsetonRM/BM:C3H6O/58,08RB:Pemerian:Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar.Kelarutan:Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%), dengan ester, dengan kloroform membentuk larutan jernih.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Prekursor síntesis dibenzalaseton5.BenzaldehidaNama Resmi:BenzaldehydeRM/BM:C7H6O/106,1RB:Pemerian:Cairan; jernih, tak berwarna.Kelarutan:Sedikit larut dalam air; larut dalam etabol (96%) dan eter.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan:Bahan dasarsintesis dibenzalasetonII.3Prosedur Kerja1.Prosedur Dibenzalasetona.Mencampurkan 0,05 mol benzaldehida dengan 0,025 mol aseton.b.Ditambahkan separuh campuran tersebut kedalam 5 gr NaOH dalam 50 mL da 40 mL etanol pada suhu <25oC.c.Sesudah 15 menit, ditambahkan campuran aldehida keton sisanya, dan bilas wadahnya dengan sedikit etanol untuk menyempurnakan pemindahan. d.Mengaduk campuran selama satu setengah jam.Mengumpulkan hasilnya dengan penyaringan menggunakan corong buchner.e.Memindahkan endapan ke gelas kimia, dengan hati-hati tuangakan 50 mL air kedalamnya. f.Menyaring kembali dengan corong Buchner.Mengulangi proses ini sampai tiga kali untuk menghilangka semua sisi NaOH. Pada penyaringan terakhir, dikeringkan endapan yang diperoleh.g.Menimbang dan mengambil sedikit untuk pengujian titik leleh. Lalu lakukan rekristalisasi menggunakan etanol.h.Menguji kembali titik leleh dibenzalaseton.i.Terbentuk emulsi, warna larutan yang awalnya bening menjadi kecoklatan dan lama-kelamaan menjadi kuning.Didasar gelas kimia terdapat endapan kuning dan terbentuk tiga lapisan emulsi dengan warna yang berbeda.j.Timbul buih dan terbentuk endapan kuning.Filter hasil penyaringannya bewarna merah bata dan hasil endapan berwarna kuning.k.Lama-kelamaan filtrat hasil penyaringan berwarna kuning muda dan ada buih.l.Mendapatkan kristal dibenzalaseton. 2.Prosedur Dibenzalasetona.Buat campuran larutan 4,24 gram (0,04 mol) benzaldehida dan 1,47 mL (0.02 mol) aseton. b.Separuh dari campuran tersebut ditinasukkan perlahan-lahan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 7,9 mL larutan NaOH 6.M; 5,7 mL air dan 16,9 mL etanol. c.Setelah diaduk selama 15 menit pada suhu kamar, pada campuran ditambahkan separuh larutan sisa benzaldehidaaseton dan pengadukan diteruskan selama 30 menit. d.Hasil disaring dengan corong Buchner dan dicuci 2 kaii dengan kira-kira 50 mL larutan etanol-air (1:1) dingin. e.Rekristalisasi dilakukan dengan larutan etanol 95 %. 3.Prosedur Dibenzalasetona.Siapkan alat dan bahanb.Campur 0,6 g aseton dengan 2,1 g benzaldehidc.Campurkan 55 ml etanol dengan 20 ml NaOH 10%, dinginkan hingga suhu 20oCd.Tambahkan larutan aseton-benzaldehid ke dalam larutan etanol-NaOHe.Aduk selama 30 menitf.Dinginkan campuran tersebut di dalamrendaman esg.Saring kristal dengan penyaring vacuum h.Cuci kristal dengan air dan saring sekali lagi dengan penyaring vacuumi.Tes filtrat tersebut dengan kertas litmus merahj.Rekristalisasi kristal tersebut dengan etanolk.Kumpulkan kristal dan keringkanl.Timbangbobot kristal
BAB VIPENUTUPVI.1KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan, diperoleh bobot dibenzalaseton yaitu 1,327 gram dengan persentase rendamen yaitu 94,38%.VI.2SaranAgar waktu praktikum dimanfaatkan secara maksimal sehingga praktikum dapat berlangsung efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKAKhopkar S.M, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit UniversitasIndonesia.Darjanto,dkk, 1988, Himpunan Bahan Kuliah Ilmu Kimia Organik. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman. Fessenden. Fessenden.1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.Rudyanto, Marcellino, 2010, ff.unair.ac.id/entryfile/miscfiles/PPTS/ALdehida %20dan%20Keton.ppt, diakses: 25 Maret 2011.Sykes, Peter. 1989.Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik.Jakarta : Gramedia.Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.