Energi Hijau Oleh Grup Berita Inggris (Asal bahasa Inggris)
Saat ini dampak pemanasan global terasa di seluruh penjuru dunia sehingga perubahan iklim menjadi perhatian utama setiap orang. Mereka juga sangat memperhatikan tentang krisis lingkungan yang terutama terjadi karena disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik batu bara menghasilkan gas karbon dioksida dalam jumlah banyak. Sebenarnya, sumber daya berkelanjutan dan ramah lingkungan saat ini banyak tersedia. Salah satu teknologi berkelanjutan itu adalah “Daya Kinetik Ombak”, sebuah teknologi yang sudah diterapkan atau dikembangkan di beberapa negara. Sebagai contoh, perusahaan Firlandia Energi-AW menghasilkan alat energi ombak yang disebut WaveRoller, yang tergantung pada gelombang dasar laut untuk menghasilkan tenaga listrik. Inspirasi teknologi hijau ini ditemukan pada tahun 1993 ketika pendiri perusahaan dan penyelam professional, Rauno Koivusaari sedang menyelam di Lautan Baltik. Ketika ia menemukan kapal rusak, hampir saja ia tertabrak oleh pintu yang bergerak menutup dan membuka dikarenakan gerakan gelombang air di dasar laut. Melihat kejadian ini membuat Mr. Koivusaari berpikir untuk memproduksi energi dengan memanfaatkan gelombang dasar laut, dan rasa penasarannya itu mendorongnya untuk menciptakan Energi AW sebagai rasa ingin tahunya untuk menciptakan Energi AW. Pendekatan Energi AW menggunakan “gelombang dasar” atau gerakan air di bawah permukaan laut. Untuk melakukan ini, WaveRolLers (Gulungan Ombak) atau beberapa plat diletakkan di dasar laut sehingga bergerak maju dan mundur. Gaya gelombang laut pada alat itu akan
menghasilkan energi yang dapat kita hubungkan dengan pompa piston sehingga dengan generator listrik di darat energi itu dapat diubah menjadi energi listrik. Menurut perusahaan itu, teknik Gulungan Ombak ini berbeda dengan teknologi kelautan yang lain karena teknologi ini tidak terlihat, tidak menimbulkan polusi suara dan tidak terpengaruh oleh badai yang mungkin terjadi. Energi-AW juga menyatakan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat WaveRollers tidak mencemari lingkungan. Misalkan, mereka menggunakan minyak yang dibuat dari tanaman pada peralatan hidrolik yang digunakan pada sistem generator ombak yang inovatif ini. Akhir-akhir ini, perusahaan ini melakukan uji coba di Pantai Peniche, Portugal dengan target utamanya adalah menghasilkan energi 10 megawaat dari WaveRoller di perariran Portugal dalam kurun waktu dua tahun ini. Sesuai dengan pendekatan perusahaannya, pemimpin Energi AW, Bapak Tuomo Hyysalo berkata, “Telah diperkirakan bahwa energi ombak ini mempunyai kemampuan menyumbang 10 persen dari keseluruhan kebutuhan listrik secara global tanpa menghasilkan emisi CO2. Lebih lanjut, gelombang dasar yang terjadi dekat pantai yang digunakan oleh WaveRoller merupakan sumber energi yang mudah didapatkan di mana-mana karena terdapat di sepanjang garis pantai.” Kerajaan Inggris merupakan salah satu negara yang memanfaatkan energi abadi yang ramah lingkungan ini. Sebuah perusaahan Inggris, Marine Current Turbines Limited (MCT) sedang dalam proses untuk memasang 12 megawaat sistem energi ombak Seagen di Stangford Lough di Pantai Irlandia Utara. Sistem ini terdiri atas 20 turbin kembar yang panjangnya 20 m dan dipancakan pada sumbu vertikal pada lempeng laut. Kecepatan ombak di daerah ini menyebabkan turbin itu berputar dengan kecepaan 10 sampai 20 kali per menit sehingga para ahli mengatakan bahwa hal ini tak akan berpengaruh terhadap hewan-hewan laut. Proyek ini dijadwalkan akan selesai sebelum musim panas 2008, dan jika berhasil maka perusahaan ini berencana untuk membuat pembangkit energi ombak di sepanjang pantai Inggris sehingga diharapkan pada akhirnya dapat memenuhi 15 hingga 20 persen kebutuhan negara itu terhadap teknologi yang hijau. Sebagai peserta yang ikut menandatangani Protokol Kyoto, Inggris telah mengeluarkan undang-undang agar dapat membuat langkah yang sesuai dengah hal itu. Sebuah proyek energi kinetik ombak yang lain di Atlantik juga terdapat di New York, AS, yaitu Roosevelt Island Tidal Energy (RITE), yang saat ini telah membangkitkan 1.000 kilowatt energi hijau setiap hari. RITE diakui sebagai pembangkit energi kinetik ombak aliran bebas yang pertama. Proyek ini masih dalam fase uji coba tetapi setelah selesai diharapkan telah terpasang 200 turbin di dasar Sungai Timur sehingga dapat membangkitkan energi listrik sebesar 10 megawatt untuk penduduk Kota New York. Sebelum tahun 2013, sekitar 25 persen energi yang digunakan di kota itu dihasilkan oleh energi ombak. Dalam masa-masa genting perubahaan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia dalam menimbulkan pemanasan global, adalah sangat penting agar kita menggunakan semua daya kita untuk mengurangi emisi CO2. Tentu saja agar kita dapat memenuhi keinginan manusia untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap energi yang berasal dari bahan bakar fosil maka kita harus mulai menggunakan alternatif sumber energi berkelanjutan. Pemecahan bagi masalah pemanasan global sudah ada tetapi perlu diimplementasikan dalam skala yang luas oleh semua
pemerintah dan negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, marilah kita membuat suara hati kita terbuka dan melakukan perubahan sebelum semuanya terlambat. Referensi http://www.dec.ny.gov/environmentdec/35380.html http://www.devinetarbell.com/alternative_energy/ren_profiles/tidal_1.htm http://www.greenupandgo.com/renewable-energy/waverollers-the-future-of-power-generation/ http://technology.newscientist.com/article.ns?id=dn12519&feedId=tech_rss20 http://www.seageneration.co.uk/project-background.asp
Gelombang Laut 10 Januari 2007 at 10:17 am | In Dongeng Geologi | 12 Comments
1 Votes
Awal tahun kita dikejutkan dengan dua kecelakaan laut dan udara, dilokasi yang mungkin berdekatan – Seputaran Masalembo. Banyak yang bertanya tanya apakah gelombang laut ini berhubungan dengan gempa seperti tsunami ? Nah, mari kita ubal-ubal bareng ya, ada apa sebenernya gelombang laut ini ? Awal tahun ini, pagi-pagi di kantor aku mendapat telepon dari salah satu stasiun TV di Jakarta bertanya tentang kondisi geologi yang mempengaruhi gelombang/kelautan serta cuaca. Hal ini karena ada kecurigaan gempa-gempa selama ini membuat gelombang laut menjadi semakin ganas. Dua kecelakaan besar yaitu tenggelamnya Kapal Fery Senopati Nusantara dan pesawat Adam Air di sekitar laut yang sama. Waddduh, aku ini cuman bisa ambles bumi tapi sedikit tahu tentang kondisi udara-angkasa. Tetapi berita kecelakaan itu sangat mengejutkan aku juga. Aku yang tidak dapat akses inet dalam dua hari saja langsung ketinggalan kerta berita yang terus-terusn berdatangan. Memang tidak aneh kalau ada yang bertanya-tanya “apakah mungkin besarnya gelombang laut dipengaruhi oleh gempa ? Bukankah tsunami yang diakibatkan gempa dua tahun kemarin gelombangnya sangat besar menyapu kota-kota besar di Sumatra Utara ? Juga di Pangandaran ?” Jawaban sederhana saya begini : Gelombang laut itu lebih dipengaruhi proses atmospheric ketimbang proses dari geologic. Artinya proses-proses serta kondisi udara lebih berpengaruh terhadap kondisi gelombang ketimbang proses dasar laut. Tetapi kenapa gelombang tsunami bisa jauh lebih merusak ketimbang gelombang laut ? Gelombang tsunami digambarkan sebagai gelombang yang menjalar sedangkan gelombang laut biasa adalah gelombang naik-turun biasa, lihat gambar disebelah. Gelombang laut tidak akan bergerak kesamping seperti gelombang tsunami. Sehingga daya rusak gelombang tsunami akan maksimum pada pinggir pantai. Di laut gelombang tsunami tidak akan dirasakan oleh kapal laut. Karena kemarin kita menyaksikan bagaimana gelombang tsunami yang diakibatkan oleh gempa besar (skala diatas 6.8 MI) yang sangat merusak, tentunya secara intuisi kita melihat bahwa akan ada gelombang besar ketika ada gempa besar. Ketika gelombang mencapai pantai, seringkali diikuti dengan peningkatan ketinggian gelombang karena laut semakin dangkal sedangkan volume air yang mengalir dalam jumlah yang sama. Ketinggian “tembok gelombang tsunami” (tsunamic wave
wall) ini yang terlihat atau yang diamati di pantai, namun bukan berarti bahwa tinggi gelombang di tengah laut juga setinggi itu. Hal inilah yang sering mengecoh perkiraan tinggi gelombang tsunami di tengah laut. Gelombang dipengaruhi oleh banyak faktor : •
Angin : ○ Kecepatan angin ○ Panjang/jarak hembusan angin ○ Waktu (lamanya) hembusan angin
•
Geometri laut (topografi atau profil laut dan bentuk pantai)
•
Gempa (apabila terjadi tsunami) – sangat kecil/minor Terlihat diatas bahwa pada kenyataan gelombang laut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kondisi atmosfer. Kondisi angin in tentusaja salah satu-nya cuaca yaitu kondisi sesaat dari atmosfer meliputi : suhu, tekanan (angin), uap air (awan) dan hujan. 1 = Arah angin 2 = Puncak gelombang (peak) 3 = Lembah gelombang (trough) Bentuk gelombang akan berubah sesuai dengan kedalaman dasar laut. Pada lokasi B bentuk perputaran gelombang berupa elips, semakin dangkal maka semakin elips. Apabila tinggi gelombang masih cukup tinggi maka gelombang akan pecah di pantai.
Pada gelobang laut ini air hanya naik turun, namun tidak ada pergerakan atau aliran. Sedangkan pada gelombang tsunami, karena gelombangnya cukup panjang (jarak titik titik puncak (”2 ke 2 berikutnya”) cukup panjang maka ketika sampai di pinggir pantai akan semakin tinggi yang menyebabkan gelombang tsunami ini akan terkesan menyapu pantai.
Pada gelombang tsunami akan terlihat tinggi gelombang semakin besar di pantai. Nah karena yang dirasakan merusak serta yang teramati pada gelombang tsunami ini sepertinya memiliki tinggi gelombang yang besar juga di tengah samodra. Padahal kalau ada kapal ditengah laut, maka kapal itu hanya merasakan sedikit sekali gejala gelombang tsunami yang berupa gelombang yang miliki jarak antar puncaknya cukup panjang. Jadi gempa tidak banyak mempengaruhi besarnya gelombang laut pada umumnya. Karena : - Hanya gempa besar yang menyebabkan tsunami. - Akan lebih dirasakan akibatnya di pinggir pantai.
•
Gelombang
Secara teori, pengertian gelombang laut (ideal) adalah pergerakan naik turunnya muka air laut yang membentuk lembah dan bukit mengikuti gerak sinusoidal. Gambar 1. menunjukkan gerak suatu gelombang yang berada pada sistem koordinat x-y, dan menjalar searah sumbu x.
Gambar 1. Gambaran gelombang dan animasinya. •
Pasang Surut
Pengertian gelombang yang dijelaskan di atas merupakan gelombang periode singkat (wave of short period), yang biasanya dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut. Selain tipe gelombang diatas, terdapat juga gelombang periode panjang (wave of long period) yang mempunyai periode lebih lama dari gelombang yang disebabkan oleh angin. Beberapa proses alam yang terjadi dalam waktu yang bersamaan akan membentuk variasi muka air laut dengan periode yang panjang. Yang termasuk dalam kategori gelombang periode panjang, antara lain: gelombang pasang surut (astronomical tide/tidal wave), gelombang tsunami, dan gelombang badai (storm wave).
Gelombang pasang surut (pasut) adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dengan planet-planet lain terutama dengan bulan dan matahari. Gelombang ini mempunyai periode sekitar 12,4 jam dan 24 jam. Gelombang pasut juga mudah diprediksi dan diukur, baik besar dan waktu terjadinya. Sedangkan gelombang tsunami dan gelombang badai tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Berdasarkan faktor pembangkitnya, pasang surut dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: pasang purnama (pasang besar, spring tide) dan pasang perbani (pasang kecil, neap tide). Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (saat bulan mati dan bulan purnama) posisi bulan-bumimatahari berada pada satu garis lurus (Gambar 2), sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling memperkuat. Dalam keadaan ini terjadi pasang purnama dimana tinggi pasang sangat besar dibanding pada hari-hari yang lain.
Gambar 2. Pasang purnama (saat bulan purnama). Sedangkan pada sekitar tanggal 7 dan 21, dimana bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi (Gambar 3) maka gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling mengurangi. Dalam keadaan ini terjadi pasang perbani, dimana tinggi pasang yang terjadi lebih kecil dibanding dengan hari-hari yang lain.
Gambar 3. Pasang perbani.
Gambar 4. Animasi pasang surut. •
Pengaruh Badai
Angin dengan kecepatan besar (badai, storm) yang terjadi di atas permukaan laut bisa membangkitkan fluktuasi muka air laut yang besar di sepanjang pantai. Apalagi jika badai tersebut cukup kuat dan daerah pantai dangkal dan luas. Banyaknya variabel dan kompleksitas yang menyertai badai ini, menyebabkan perkiraan dan penentuan elevasi muka air selama terjadinya badai sulit diprediksi. Variabel-variabel tersebut melibatkan antara lain interaksi antara angin dan air, perbedaan tekanan atmosfir, dan lain-lain.
Besarnya perubahan elevasi muka air tergantung pada kecepatan angin, fetch, kedalaman air, dan kemiringan dasar. Fetch adalah panjang daerah di atas mana angin berhembus dengan kecepatan dan arah konstan. Panjang fetch membatasi waktu yang diperlukan gelombang untuk terbentuk karena pengaruh angin (mempengaruhi waktu untuk mentransfer energi angin ke gelombang). Fetch ini berpengaruh pada periode dan tinggi gelombang yang dibangkitkan (Gambar 5). Gelombang dengan periode panjang akan terjadi jika fetch besar/panjang.
Gambar 5. Fetch dan pembangkitan gelombang oleh angin/badai. Gelombang angin di lokasi pembangkitannya masih relatip curam. Gelombang di lokasi pembangkitan disebut sea. Selain bentuknya yang curam, gelombang sea belum berpuncak panjang. Setelah menjalar gelombang menjadi lebih landai dan berpuncak panjang. Gelombang ini disebut swell.
Gambar 6. Gelombang “sea” dan “swell”. Tabel 1. Perbandingan antara swell dan tinggi gelombang. COMPARING SWELL AND WAVE HEIGHT swell height
in metres
1 foot
¼m
Thigh high
2-3′
2 foot
½m
Waist high
3-4′
3 foot
1m
Waist to head high
5-6′
4 foot
1¼m
Up to 1½ times overhead
5 foot
1½m
1½ times overhead or more
6 foot
2m
8 foot
2½m
wave height
wave height
6-8′ 8-10′
Twice overhead or more
10-12′
2½ times overhead or more
12-15′
10 foot
3m
About 3 times overhead
15-18′
12 foot
3-4m
3-4 times overhead
18-24′
16 foot
4-5m
4-5 times overhead
24-32′
20 foot
5-6m
5-6 times overhead
32-40′
24 foot
6-7m
6-7 times overhead
40-48′
32 foot
8-9m
8-9 times overhead
50-60′
*** Dari berita, dugaan & analisis, serta uraian teori di atas, disimpulkan bahwa tidak ada yang salah dan tidak ada yang membingungkan dalam analisis tersebut meskipun sepintas pendapat para ahli tersebut tampak tidak seragam. Semua kemungkinan analisis di atas bisa saja terjadi, tetapi alangkah lebih baiknya apabila dalam waktu dekat pihak BMG bisa merilis penyebab fenomena alam ini dengan lebih detil, teliti dan tepat berdasarkan pada data yang akurat. *** Tulisan sejenis dapat dibaca di: http://rovicky.wordpress.com/ http://t-djamaluddin.spaces.live.com/blog/ oooOOOooo Rujukan & sumber bacaan: 1. Teknik Pantai (1999), Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES, DEA. 2. Teknik Pantai, Vol. 1 (1991), Prof. Dr. Ir. Nur Yuwono, Dipl. HE. 3. Teknik Pantai, (2000) Dr. Ir. Radianta Triatmadja. 4. http://www4.ncsu.edu/eos/users/c/ceknowle/public/chapter10/part1.html 5. http://www.coastal.udel.edu/faculty/rad/linearplot.html 6. http://www.srh.weather.gov/srh/jetstream/ocean/tides.htm 7. http://www.calvin.edu/~lmolnar/anim/onewave.gif 8. http://www.srh.weather.gov/srh/jetstream/ocean/wave_max.htm 9. http://www.wavescape.co.za/top_bar/weather/oceanography2.html
sekilas tentang pantai tabanio…. 20 Juni 2009, 3:17 pm Diarsipkan di bawah: Uncategorized Lahan basah basah mencakupi banyak wilayah perairan, diantara adalah wilayah pantai. Daerah pantai atau disebut juga daerah pesisir atau daerah pinggiran laut mencakupi daeerah laut yang dangkal / mendekati daratan termasuk daerah terumbu karang dan padang lamun.
Lahan basah didaerah Kalimantan selatan yang berupa pantai salah satunya adalah Pantai tabunio yang terletak di Desa tabunio Kecamatan Takisung, Tanah Laut. Pantai tabunio dapat ditempuh melalui perjalanan darat sekitar 3 jam dari banjarbaru. Bentang alam berupa pegunungan di sebelah utaranya, dan pantai di bagian selatan desa ini. Kawasan ini menjadi habitat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan berbagai organisme. Banyak organisme yang dapat dijumpai di kawasan pantai tabunio, misalnya saja floranya berupa karamunting, kirinyu, kaktus, rumput-rumputan, pohoh kelapa, dan beberapa tanaman yang lain. Sedangkan fauna yang dapat ditemukan disana adalah bebek, ikan-ikan laut, sapi, belalang dan hewan-hewan pesisir lainnya. Observasi vegetasi disekitar pantai tabanio dilakukan dengan cara membuat plot yang berukuran 10×10 meter dengan menggunakan tali raffia yang dibentangkan dan dibentuk persegi. Kemudian dalam 1 plot dihitung jenis-jenis tanaman yang ada. Dari hasil yang diperoleh, kawasan ini memiliki 3 zona vegetasi yaitu yang dekat laut, ditengah-tengah, dan dibagian agak kehutan. Jenis-jenis tanamannya pun berbeda dari ketiga zona tersebut. Tumbuhan yang berada dekat dengan pantai memiliki perakaran tunggang karena hanya tumbuhan yang memiliki perakaran tungganglah yang mampu bertahan dari gerusan ombak yang datang.Pada bagian tengah, tumbuhannya di dominasi oleh karamunting, kirinyu dan beberapa spesies tumbuhan lainnya. Sedangkan pada bagian agak kehutan, tanaman yang hidup disini berupa perdu dan pohon-pohan yang tinggi dan besar.
Sedangkan untuk hasil pengukurannya adalah sebagai berikut : pH : • Tanah : a. lembab : 5,2
b. kering : 6,1 • Air : 8 Kelembaban tanah : • Lembab : 100% • Kering : 59% Suhu : • Air : 29oC • Udara : a. Lembab : 25oC b. Kering : 27oC Kekeruhan : 12,5 cm Pun dengan manusia, banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari pantai ini. Umumnya masyarakat disekitar pantai ini adalah nelayan dan petani. Mereka juga berkebun dan menangkap hasil tangkapan laut untuk dijual dipasar yang hanya buka 1 minggu sekali. Nelayan di daerah ini terbagi menjadi 2 golongan yaitu nelayan muda yang berlayar 1 bulan sekali dan nelayan tua yang berlayar 1 hari pulang. Nelayan tua biasanya juga hanya menggunakan jukung atau sampan kecil untuk menangkap ikan, berbeda dengan nelayan muda yang menggunakan kapal besar yang disewa dari pemilik kapal dengan system pembayaran bagi hasil. Selain itu hal yang dapat disoroti dari warga disekitar pantai tabunio ini adalah tidak adanya pelayanan kesehatan yang memadai, sehingga apabila ada warga mereka yang sakit mereka harus mencari sarana kesehatan keluar desa yang cukup memakan waktu. Masalah lingkungan yang paling menonjol adalah abrasi pantai dan kebersihan pantai.
Akibat kuatnya angin dan ombak laut yang terus menerus menerjang Pantai Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, membuat pengikisan alur-alur pantai tersebut kian mengkhawatirkan. Menurut penduduk setempat, pengikisan atau abrasi pantai sudah mencapai 200 meter. Jika hal ini dibiarkan, tak mustahil air laut akan menyerbu pemukiman penduduk yang hanya berjarak 100 meter dari pantai.
Pengikisan alur pantai ini tak bisa dibendung karena tidak ada bronjong, penahan atawa pemecah ombak.pemerintah setempat pun seakan tutup mata soal majunya garis pantai yang tak ada realisasinya terkait antisipasi abrasi. Padahal Pantai tabunio adalah pantai sejarah Kalsel. Bahkan, saban tahun disini digelar selamatan laut yang diikuti pejabat Pemprov Kalsel, termasuk Wagub HM Rosehan. Abrasi dapat terjadi karena: • Faktor Alam, dan • Faktor manusia. Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan.
Gambar Proses Terjadinya Abrasi di Pantai Gambar di atas menunjukkan skema arah gelombang laut yang mengikis pantai. Abrasi terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi.
Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai. Tak hanya mengalami abrasi, ironisnya pantai yang menjadi objek wisata Tanah Laut juga merana. Ini terlihat, banyaknya sampah yang mengisi pantai yang berpasir cukup bersih itu. Padahal, di dekat pantai yang panjangnya mencapai 6 kilometer ini, Dinas Perikanan Kalsel sudah memasang spanduk mengajak untuk menjaga pantai yang dulu dikenal dengan Pelabuhan Tabanio itu.
Pantai Tabanio s emakin gersang menyusul musnahnya pepohonan alam di pantai setempat akibat gerusan abrasi. Sementara penghijauan belum bisa dilakukan secepatnya oleh dinas Kehutanan. penghijauan harus dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan kondisi alam. Penghijauan di Pantai Tabanio bisa dilaksanakan jika pantai setempat telah dilengkapi bronjong (bangunan pemecah gelombang). Karena Jika pesisir pantai setempat langsung ditanami pohon penghijauan, maka kemungkinan akan gagal. Pohon akan hanyut diseret gelombang. sehingga langkah pertama yang lebih tepat dilakukan adalah mengamankan pantai setempat melalui pembangunan bronjong. Jika bangunan pemecah gelombang ini telah dibangun diyakini abrasi bisa diatasi atau setidaknya diperkecil dampak gerusannya.