Arsitektur Hijau Desain untuk masa depan 1. Alasan Arsitektur dan kelangsungan hidup dalam sebuah planet. Untuk zaman kuno (purbakala), semua bahan dikomposisika ndalam 4 elemen yaitu tanah, air, api dan udara dalam bermacam bagian. Sekarang komposisi dalam bahan itu adalah untuk mengenal jauh lebih kompleks, tetapi 4 elemen itu masih berguna menyediakan jalan dalam melihat bagaimana interaksi bangunan dengan dunia. Untuk bangunan-bangunan adalah dikonstruksi dalam material -material yang digunakan dlam tanah. Mereka disediakan dalam air dan api, dan mereka berinteraksi dengan udara air api dan tanah mereka itu penghuni yang bergantung untuk kelangsungan hidupnya. 2. pelaksanaan menilai pola barat dalam pemakaian dan alternative yang mereka gunakan. Dalam masyarakat barat, setiap hari tindakan seperti itu seperti dalam menghidupkan lampu atau diluar dari pekerjaan adalah dilakukan tanpa memikirkan konsekuensi yang mereka dapatkan. Jika itu memungkinkan untuk mengerti konsekuensi dalam tindakan itu dalam pengakiran pengaruh yang kuat di lingkungan mereka, itu merupakan sebuah kekuatan yang mungkin ada untuk menyusun dalam sedikit jauh berbahaya untuk mencapai hasil akhir yang sama. Pemanas dan lampu, material tajam atau setiap bangunan dan perpindahan antara rumah dan pekerjaan, semua memberikan konsekuensi. 3. Latihan / Praktek Tindakan pada desain Banyak bangunan memiliki beberapa perlengkapan dimana mungkin dapat dilukiskan seperti “hijau”. Beberapa di barat adalah sama sekali ramah terhadap pengaruh mereka dalam lingkungan. Dalam tata tertib, karena itu untuk mempetunjukkan arsitejtur hijau adalah kebutuhan untuk fragmen dalam mendekati holistic green dan memeriksa jarak dalam bangunan itu mempunyai satu atau beberapa keistimewaan hijau. Enam dasar adalah di usulkan bahwa bersama bangunan dapat sebagai media arsitektur hijau. Dasar a. conserving energy – sebuah bangunan sebaiknya didirikan supaya yang di butuhkan untuk penggunaan bahan bakar dalam peng-operasiannya.
b. iklim/ suasana dengan pekerjaan – bangunan sebaiknya di desain untuk menyelaraskan dengan iklim dan sumber energi alami. c. mengecilkan sumber penghasilan baru – bangunan sebaiknya di desain supaya mengecilkan penggunaaan sumber penghasilan baru yang pada akhirnya berguna dalam kehidupan, untuk sumber penghasilan itu untuk arsitektur yang lain. d. respon dari pengguna – arsitektur hijau menghargai ketidakmampuan dalam semua yang berbelit-belit dengan itu. e. respon dari site – bangunan akan menyentuh-ringan-tanah-ini. f. holism – semua dasar-dasar hijau memerlukan untuk diwujudkan dalam mendekati holistic untuk membangun lingkungan. 4. Proposal Peraturan dasar untuk kota hijau Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan tersendiri dalam perencanaannya, harus meliputi sebuah lingkungan utama yang menerus/ berkelanjutan. Kota lebih dari sekedar koleksi bangunan-bangunan. Namun kota juga dilihat sebagai sebuah system yang berinteraksi. Sistem untuk hidup, bekerja dan bermain terkristalisasi menjadi bentuk yang terbangun, yang dapat terlihat dari system yang dapat kita temukan adalah wajah dari sebuah kota masa depan. Menuju arsitektur hijau Telah diperdepatkan bahwa tidak lagi cukup sebuah desain mampu memuaskan klien, dapat di bangun dengan dana yang di sediakan dan mendapat persetujuan dalam seni menurut masyarakat arsitektur. Dalam bangunan harus mampu sadar akan tanggung jawab bahwa disamping membuat bagian dari lingkungan binaan meskipun kecil bahwa desain untuk sesuatu yang sedikit mampu berakibat pada hal yang lebih besar. http://72.14.235.132/search? q=cache:ita4ELuQdw8J:www.ftsp1.uii.ac.id/twiki/bin/viewfile/Main/EkoArsitektur %3Frev%3D1%3Bfilename %3DArsitektur_Hijau.doc+arsitektur+hijau&hl=id&ct=clnk&cd=7&gl=id&client=fire fox-a