Empat Wajah Brahma.docx

  • Uploaded by: Gedhe Pratama
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Empat Wajah Brahma.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 706
  • Pages: 2
EMPAT WAJAH BRAHMA Oleh:JMG Nyoman Topan Brahma dikenal baik di tradisi Hindu dan Buddha. Di kedua tradisi Dharma itu Brahma adalah makhluk yang pertama muncul dari kekosongan tak berhingga. Brahma ada banyak tingkatannya, ada banyak jenisnya. Alam Brahma berada di atas alam para dewa. Alam mereka disebut Brahmaloka. Brahma adalah makhluk yang berumur sangat panjang dengan tubuh yang bercahaya. Bisa mencapai ribuan kalpa, atau maha kalpa bahkan asangkeya kalpa. Alam Brahma adalah alam penuh kebahagiaan. Begitulah penjelasan mengenai Brahma di berbagai teks-teks Dharma. Brahma juga digambarkan memiliki empat wajah. Keempat wajah brahma itu mewakili kualitas-kualitas spiritual yaitu Maitri, Karuna, Mudita, dan Upeksha. Keempat kualitas itu di Bali disebut dengan Catur Paramita yang artinya empat kesempurnaan. Di ajaran Buddha keempat kualitas itu disebut Brahma Vihara yang artinya tempat tinggal Brahma. Tempat tinggal artinya adalah para Brahma berdiam di keadaan pikiran yang demikian. Tidaklah mengherankan karena di Bali ada tiga tradisi dharma yang besar yaitu Siwa, Buddha dan Waisnawa. Belakangan ketiga tradisi itu akhirnya melebur menjadi Hindu Bali. Keempat kualitas tersebut juga dijarakan oleh Maharshi Patanjali dalam Yoga Sutra yang beliau tulis. Keempat kulitas itu digunakan untuk menjaga pikiran agar senantiasa tenang dan terhindar dari kekotoran sehingga lebih mudah untuk mengembangkan kejernihan untuk melihat dharma. Maitri karuna muditopekshanam Sukha duhkha punya-apunya vishayanam bhavanatash chitta prasadanam. (Patanjali Yoga Sutra; Bab 1. Samadhi Pada; Sutra: 33) Pikiran dapat dijaga ketenangannya dengan mengembangkan sikap penuh persahabatan kepada sesama, berbelas kasihan kepada yang kurang beruntung, berbahagia ketika orang lain berbahagia, dan tetap tenang dan seimbang pada keadaaan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. (Patanjali Yoga Sutra; Bab 1. Samadhi Pada; Sutra: 33) Maitri adalah keadaan pikiran yang penuh persahabatan. Kata Maitri ini yang menjadi kata mitra dalam Bahasa Indonesia. Maitri adalah welas asih kepada yang sederajat atau pada keadaan yang sama. Bisa juga diterjemahkan sebagai keadaan pikiran yang memandang dengan rasa persahabatan yang sama kepada semua makhluk. Maitri adalah obat bagi kebencian, bagi rasa permusuhan, bagi kemarahan dan ketakutan. Kemarahan adalah ketakutan yang aktif, ketakutan adalah kemarahan yang pasif. Untuk menyembuhkan penyakit itu, sikap pikiran yang penuh persabatan atau maitri harus ditumbuh kembangkan. Karuna adalah keadaan pikiran yang penuh belas kasihan. Kata karuna menjadi kata karunia dalam Bahasa Indonesia. Karuna adalah welas asih yang ditujukan kepada posisinya kurang beruntung dibandingkan diri kita, atau yang keadaan dan posisinya lebih rendah. Kata karunia selalu mengindikasikan aliran berkah dan kasih sayang dari atas ke bawah. Karuna berfungsi

untuk membunuh keanggkuhan, menghancurkan kesombongan, serta untuk menumbuhkan kerendahhatian. Mudita adalah keadaan pikiran yang berbahagia ketika orang lain berbahagia. Ini adalah wujud kasih sayang yang ditujukan kepada orang yang lebih dari kita. Misalnya kepada orang yang lebih sukses, kepada yang lebih cantik, kepada yang lebih ganteng, kepada yang lebih kaya. Intinya kepada yang keadaanya lebih dari kita. Mudita adalah obat penawar mujarab bagi penyakit keirihatian. Penyakit iri adalah racun yang berbahaya bagi pertumbuhan spiritual. Dan adalah lebih susah bagi orang miskin untuk tidak iri ketimbang orang kaya untuk tidak sombong. Pikiran yang didominasi rasa iri akan membawa manusia terlahir di alam-alam yang lebih rendah, alam-alam yang penuh penderitaan. Upeksha adalah keadaan pikiran atau batin yang tenang seimbang, keadaan pikiran yang tidak dipengaruhi oleh pujian dan makian. Upeksha ini diaplikasikan jika kita tidak mampu mengaplikasikan tiga kualitas yang sebelumnya yaitu mudita, maitri dan karuna. Upeksha adalah obat untuk mengatasi kemelekatan pada sensasi-sensasi kenikmatan panca indera dan juga penolakan berlebihan pada sensasi-sensasi yang tidak nyaman dan yang tidak diinginkan. Di dalam Bahasa Pali, Bahasa yang digunakan sang Buddha dalam membabarkan dharma, keempat kualitas itu disebut Metta, Karuna, Mudita, dan Upekha. Hanya istilah saja yang sedikit berbeda tetapi yang dimaksudkan adalah hal yang sama dan tujuannya juga sama. Keempat kualitas ini jika dimiliki oleh seseorang maka hidupnya tentu penuh kebahagiaan, penuh keriang gembiraan dan suka cita. Kemana pun ia pergi, ia akan membawa kebahagiaan dan suka cita. Dengan empat kualitas yang sempurna itu, ia menjadikan bumi ini menjadi surga. Surga adalah tempat di mana ada berlimpah kasih sayang dan suka cita, penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Jika kelak ia meninggalkan badannya, dapat dipastikan ia terlahir di alam-alam penuh kebahagiaan. Semoga kita semua dapat mengembangkan empat kualitas mulia tersebut. Sehingga dengan begitu kita dan semua makhluk dapat hidup bahagia, damai dan tentram, penuh suka cita dan keriang gembiraan. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Related Documents

Empat Wajah Brahma.docx
December 2019 25
Wajah
October 2019 38
Wajah - Jac
November 2019 28
Empat Perkara
November 2019 42
Lirik Lagu Wajah
July 2020 9

More Documents from "Dewiq Aza"