PEMBERONTAKAN EUREKA STOCKADE SEBAGAI DAMPAK ADANYA GOLD RUSH DI AUSTRALIA ABAD KE-19
Dimas Setyawan
[email protected] Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang
Abstrak: Penemuan emas pertama kali di Australia oleh Edward Hargraves pada 1951. Dengan dibeberkan penemuan emas di Australia banyak pendatang dari seluruh dunia yang melahirkan Australia sebagai masyarakat multikultural. Penambangan emas besar-besaran ini dikenal dengan istilah gold rush. Kedatangan penambang emas ini kebanyakan dari etnis China. Perilaku China tidak disukai oleh masyarakat setempat sehingga terjadilah diskriminasi. Menanggapi hal tersebut pemerintah membuat kebijakan dimana akhirnya melahirkan White Australia Policy. Berlangsungnya gold rush terjadi pemberontakan yang disebabkan oleh pemerintah yakni, pemerintah mengeluarkan gold license. Gold license ini menjadi awal dari sebuah pemberontakan yang menelan banyak korban jiwa yang dikenal dengan pemberontakan Eureka Stockade. Kata Kunci: Pemberontakan, gold rush, penambang
Pendahuluan Australia merupakan benua terakhir yang berhasil ditemukan orang-orang Eropa, terutama orang-orang Belanda dan Inggris. Inggris berhasil menguasai penuh Australia dan kini Australia menjadi negara persemakmuran. Secara tradisional motif utama yang mendorong Pemerintah Inggris membuka koloni di Australia adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat pembuangan narapidana (Siboro, 1989:28). Dimana pada akhir abad ke-17 kemiskinan dan kejahatan merupakan gejala yang selalu nampak dalam kehidupan masyarakat Inggris, baik di daerah pedesaan maupun di kota-kota. Banyaknya kejahatan menyebabkan penuhnya penjara-penjara di Inggris. Untuk menambah kapasitas penjara pemerintah menampung dalam kapalkapal yang sudah tidak layak berlayar untuk dijadikan penjara terapung. Keadaan tersebut membuat pemerintah Inggris berpikir untuk mencari tempat pembuangan narapidana yang jauh dari negeri Inggris.
1
Dapat dikatakan negara kolonial yang pertama kali datang ke Australia yakni dari Inggris. Pada masa awal terbentuknya koloni, gubernur daerah jajahan memiliki hak untuk memberikan tanah secara cuma-cuma kepada orang yang mau memperkerjakan para tawanan dan mau bertanggung jawab terhadap makanan dan pakaian mereka. Hal ini memicu kedatangan squatters dari Inggris yang tertarik untuk datang ke Australia dan membuka lahan-lahan baru disana. Meskipun demikian, penemuan emas di 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini. Arus imigran yang besar dan terjadinya penemuan-penemuan emas mendorong pertumbuhan ekonomi dan berubahnya struktur sosial di koloni. Penemuan penemuan emas di 1850-an sebenarnya dilatarbelakangi oleh rumor yang telah ada di kalangan penambang emas pada tahun 1840-an bahwa tanah Australia mengandung emas. Pada masa tersebut, demam emas di California terhenti yang ditandai oleh pemogokan besar-besaran yang dilakukan para penambang emas California. Para penambang emas kemudian mulai mencari situs-situs baru untuk menambang emas guna memenuhi permintaan emas dunia (Ratna, 2010:3). Demam Emas di Australia atau Gold Rush Periode demam emas atau lebih dikenal istilah gold rush dimulai pada tahun 1851 dengan ditemukannya emas pertama di Bathurst, daerah New South Wales oleh Edward Hargraves. Awalnya pada 1849 Hargraves berada di California untuk urusan pertambangan. Hargraves melihat tanah di California nampak sama seperti yang berada di New South Wales. Dan Hargraves dapat membuktikan dengan menemukan emas di Bathurst. Akhirnya berita penemuan emas di New South Wales ini menyebar luas di koloni-koloni Australia (Saputra, 2009:15). Pada akhir tahun 1851, emas kembali ditemukan di beberapa daerah di Victoria, seperti Ballarat, Bunninyong dan Bendigo Creek. Berita ditemukannya emas di New South Wales membuat banyak penduduk Victoria yang pergi menuju ladang emas di New South Wales. Victoria yang telah berdiri sendiri melepaskan diri dari New South Wales pada 1851 kehilangan banyak penduduk. Akibat dari sepinya penduduk, beberapa orang penduduk Melbourne mendirikan Gold Discovery Committe dan menawarkan uang sejumlah 200 2
poundsterling bagi siapa saja yang menemukan emas di dalam cakupan wilayah 200 mil dari Melbourne (Ratna, 2010:6). Hal ini memicu penduduk kota Melbourne untuk berkelana mencari emas. Rumor mengenai keberadaan emas di Plenty Ranges memang diketahui oleh penduduk sehingga mengakibatkan sekitar 200 orang pergi berpetualang menyusuri bukit-bukit disana dengan harapan untuk menemukan emas walaupun tanpa hasil untuk sekian lama. Barulah pada tanggal 8 Juli 1851, emas untuk pertama kalinya ditemukan di Victoria oleh seorang digger asal California yang bernama Esmond. Esmond berhasil menemukan butiran-butiran emas yang terkandung dalam batu kuarsa 22 di Clunes, yang berjarak 100 mil dari Melbourne. Satu bulan kemudian pada tanggal 9 Agustus 1851, Thomas Hiscock menemukan emas di Buninyong, yang berjarak 75 mil dari Melbourne (Ratna, 2010). Pada akhir tahun 1851, kabar penemuan-penemuan emas di Australia ini telah menyebar ke seluruh dunia dan membuat orang-orang berusaha untuk turut mencari emas di Buninyong. Akibatnya, populasi penduduk di Australia, khususnya di koloni Victoria mulai meningkat. Australia pun dibanjiri oleh imigran-imigran yang berdatangan dari benua Eropa, seperti dari negara Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Semenjak saat itu, Victoria menjadi koloni dengan jumlah populasi terbanyak di Australia. Kawasan yang kaya akan kandungan emas berhasil di temukan sekitar 5 km arah timur laut dari Ballarat pada tanggal 8 September 1851, yang kebetulan juga terletak tak jauh dari Buninyong (Ratna, 2010). Kawasan seluas 3 km persegi tersebut kemudian dinamakan Golden Point karena daerah tersebut memiliki kandungan emas dalam jumlah yang sangat banyak. Pembukaan tambang emas di wilayah Ballarat kemudian baru diresmikan secara sah oleh pemerintah koloni Victoria pada tanggal 20 September 1851 bersama-sama dengan peresmian tambang emas Clunes dan Buninnyong (Irenewaty, 2009). Edward Hargraves sebagai penemu emas di Bathurst pada tahun 1851 memang bukan orang pertama yang menemukan emas di Australia. Banyak penemupenemu emas yang lain yang telah berhasil menemukan, tetapi Hargraves diakui secara resmi sebagai penemu emas yang besar dan perintis pertambangan emas di Australia. Hal ini disebabkan karena Hargraves orang yang pertama menjadikan emas
3
di Australia menjadi barang yang bernilai tinggi. Di Australia, emas banyak ditemukan di pasir-pasir di sepanjang Creek (sungai yang mengalir hanya pada musim hujan). Emas juga banyak terdapat dalam lapisan tanah liat putih yang terletak beberapa kaki di bawah permukaan tanah. Kadang-kadang emas juga ditemukan di bawah akar rerumputan, sering pula berupa butiran berwarna kuning yang terdapat di pasir-pasir di tepi jalan. Tidak dapat dibayangkan betapa banyaknya emas yang seolah-olah berhamburan di berbagai tempat. Australia yang dianggap memiliki tanah yang gersang seperti itu ternyata memiliki kandungan emas yang luar biasa banyaknya (Irenewaty, 2009). Dengan ditemukannya emas ini mengundang imigran baik dari Eropa ataupun non-Eropa seperti Asia untuk berpindah ke tanah Australia. Persebaran berita mengenai demam emas ini membuat jumlah pendatang meningkat. Kedatangan Imigran Luar Negeri dan Awal White Australia Policy Penemuan dan pembukaan tambang-tambang emas di Australia khususnya di Victoria membawa perubahan besar. Pertumbuhan penduduk meningkat drastis pada masa ini. Pada dasarnya imigran mulai berdatangan pada abad ke 19 ketika para pemerintahan Australia menyewa para imigran Asia untuk dipekerjakan (labour movement) di perkebunan dan peternakan. Hal ini meningkatkan jumlah imigran Asia terutama Cina secara besar-besaran. Imigran yang datang pada 1830-an khususnya dari India kira-kira 1000 orang dan 3000 orang dari Cina (Siboro, 1989:144). Antara tahun 1851 dan 1860 yang merupakan awal dari gold rush, imigran yang datang ke Australia mencapai setengah juta, sehingga pada 1861 penduduk Australia meningkat menjadi lebih dari satu juta jiwa (Siboro, 1989:138). Setelah ditemukannya emas di New South Wales dan Victoria menarik sejumlah besar imigran dari Cina. Dalam beberapa tahun banyak imigran dari Cina tinggal di Victoria, sehingga melahirkan rasa takut dan cemburu di kalangan penggali-penggali emas kulit putih hingga lahirnya permusuhan dan konflik yang cukup buruk. Langkah yang dilakukan pemerintah dengan imigran besar ini salah satunya dengan memberikan pajak yang cukup berat termasuk pajak masuk dan tempat tinggal. Hal ini dapat dikatakan sebagai awal ”White Australia Policy” (Irenewaty, 2009:49).
Dalam masyarakat Australia, orang-orang Cina dituduh melakukan 4
berbagai kejahatan. Hal yang disebut kejahatan yakni kenyataan orang-orang Cina mengirimkan semua emas yang di dapat di Australia ke negerinya, sehingga tindakan mereka tidak menguntungkan bagi
Australia. Ketika persediaan emas menurun,
orang-orang Cina berpindah ke koloni lain. Seperti di New South Wales, yang sampai mengeluarkan undang-undang pembatasan untuk mencegah imigran Cina masuk (Siboro, 1989:145). White Australia Policy adalah sebuah kebijakan pemerintah dalam menyikapi besarnya imigran yang masuk ke wilayah Australia. Kebijakan ini dilakukan dengan cara memberlakukan pembatasan terhadap imigran yang masuk ke Australia, terutama untuk imigran-imigran kulit berwarna. Pada awalnya kebijakan ini ditujukan kepada imigran-imigran dari negara Cina yang jumlahnya yang sangat besar (Poetrie, 2013:10). Akhirnya seiring perkembangan waktu akhirnya kebijakan ini berlaku untuk seluruh warga ras kulit berwarna. Hal ini disebabkan adanya ideologi bahwa masyarakat ras kulit putih dianggap superior dibandingkan dengan ras kulit berwarna, bahkan mereka tidak mengakui keberadaan ras Aborigin sebagai penduduk asli Australia. Pemerintah Australia yang mayoritas berasal dari Inggris ingin membentuk sebuah negara yang penduduknya utuh dari ras kulit putih. Hal ini menunjukkan adanya rasa ketakutan terhadap bangsa Asia yang jumlahnya terus-menerus meningkat sehingga terdapat kemungkinan besar di masa mendatang penduduk kulit putih akan menjadi minoritas. Kebijakan ini mempunyai beberapa maksud (Poetrie, 2013:10), pertama hal ini dimaksudkan agar keturunan Eropa bisa tetap berkembang di wilayah Australia tanpa dirusak adanya pertumbuhan ras non-Eropa. Kedua, imigran kulit berwarna akan menyebabkan kurangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat golongan buruh kulit putih. White Australia Policy akhirnya menjadi sebuah ideologi yang rasis. Ditetapkannya Lisensi dan Pemberontakan Eureka Stockade Di New South Wales sistem lisensi dengan ketentuan membayar 30 Shilling tiap bulannya diperkuat dengan Gold Field Management Act 1852 yang dikeluarkan oleh Dewan Legislatif. Peraturan tersebut antara lain menyatakan bahwa orang asing 5
yang ingin mencari emas di Australia harus membayar lisensi yang jumlahnya dua kali lipat dari ketentuan sebanyak 30 Shilling perbulan (Irenewaty, 2009). Bagi mereka yang tidak mentaati peraturan diberi peringatan keras bahkan dikenai hukuman. Setiap orang yang ada di tambang emas harus memiliki kartu lisensi. Padahal para pedagang, masyarakat umum dan kemungkinannya sepertiga dari para penggali tambang yang sudah terlebih dahulu ada di tambang - tambang emas disinyalir tidak memiliki lisensi. Penetapan sistem gold licence ini dianggap sangat tidak adil sehingga menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini dikarenakan baik penambang beruntung, yang sanggup menemukan emas dalam jumlah yang besar, maupun penambang tidak beruntung, yang meskipun sudah bekerja seharian tapi tidak mendapatkan apa-apa, sama-sama harus membayar gold licence sebesar 30s per bulan. Setelah jumlah kandungan emas di ladang-ladang emas Ballarat semakin berkurang drastis dan jumlah emas yang ditemukan kian sedikit, banyak penambang yang tidak mampu membayar gold licence karena jumlah emas yang mereka dapat hampir tidak cukup untuk membiayai pengeluaran sehari-hari (Ratna, 2010:58). Dengan adanya lisensi ini semakin menyulitkan kaum buruh. Aspirasi dari kaum buruh ini disampaikan oleh letnan gubernur La Trobe. La Trobe memberi usulan kepada dewan legislatif bahwa pemberian pajak 30 shilling per bulan dirasa terlalu berat. Namun usulan dari La Trobe ini ditolak. Ketika digantinya gubernur baru yakni Charles Hotham, dibuatlah kebijakan yang semakin memberatkan buruh tambang. Kebijakan tersebut yakni: 1) Akan diadakan inspeksi dua kali seminggu ke daerah pertambangan untuk melihat siapa yang tidak mempunyai lisensi. Bagi yang memiliki lisensi, Hotham berjanji akan memberi hak suara di dewan legislatif. 2) Bagi mereka yang tidak memiliki lisensi, maka mereka akan dikenai hukuman yang berat. (Irenewaty, 2009) Ketika kebijakan dari Charles Hotham ini dilaksanakan banyak buruh tambang yang mendapat sanksi yang berat. Hal ini banyaknya para buruh yang sudah menambang
6
sejak dulu dan belum memiliki lisensi karena lisensi/peraturan tersebut tergolong baru. Setelah mengalami kekecewaan para penambang membentuk suatu liga bernama Liga Reformasi Ballarat pada 11 November 1854 yang diketuai oleh J.B Humffray. Liga Reformasi Ballarat ini berisi orang-orang dari penambang yang bertujuan untuk mencari jalan keluar atas ketidakadilan yang dialami para penambang. Kekecewaan para penambang terhadap pemerintah semakin memuncak dengan dibunuhnya James Scobie yang dibunuh oleh mantan napi James Bentley. Hal yang membuat kecewa yakni pembebasan Bentley yang dianggap kurang memuaskan. Para penambang tahu bahwa Bentley bersalah, namun Bentley dibebaskan begitu saja hanya karena kepala hakim yang bertugas merupakan kerabat Bentley. Dengan dipublikasikannya pembunuhan Scobie ini, masyarakat menjadi tahu bahwa pemerintahan saat ini kurang baik. Akhirnya melahirkan sebuah pemberontakan yang dikenal dengan nama Eureka Stockades (Ratna, 2010:67)
Sumber: https://kids.kiddle.co/Eureka_Stockade
Pemberontakan dimulai dengan membakar gold license secara besar-besaran yang dilakukan oleh para penambang. Mengetahui akan hal itu pemerintah mengirimkan banyak polisi untuk perburuan gold license. Para penambang yang marah kemudian melawan para polisi dengan melempari batu. Polisi merespon dan
7
menyerang balik, alhasil 8 penambang ditahan polisi. Menanggapi hal itu, ketua pemberontakan Peter Lahor meminta bala bantuan dari berbagai daerah dan membangun sebuah benteng pertahanan yang dinamai Eureka Lead. Setelah itu para penambang menambah benteng lagi yang dikenal dengan benteng Eureka Stockade. Yakni sebuah benteng yang dibuat oleh Frederick Venn berupa tumpukan papan kayu yang tebal. Didalam benteng ini terdapat pidato dan orasi untuk membangkitkan semangat memberontak melawan pemerintah. Kegiatan yang dilakukan yakni menyerang pos-pos pertahanan dari pemerintah yang dikenal dengan nama Goverment Camp. Kerusuhan kian memanas dengan datangnya tentara kolonial Inggris untuk membantu. Akhirnya para tentara dan polisi dari Goverment Camp menyerang Eureka Stockade. Para penambang tidak mau menyerah dan tetap melawan. Alhasil para tentara mengerahkan kekuatannya dan terjadi pembantaian disekitar wilayah benteng. Para warga tidak bersenjata ikut menjadi korban dan banyak penambang yang meninggal. Akhirnya Eureka Stockade dapat dikuasai oleh tentara kolonial Inggris dan para petinggi dari pemberontakan ada yang meninggal, ditahan, dan melarikan diri. Eureka Stockade dibakar dan kerusuhan berkahir dengan banyak korban jiwa di kedua belah pihak (Ratna, 2010:52).
Sumber: http://australiafirstparty.net/eureka-stockade-day-australias-160th-anniversary-of-democraticrebellion-remembered/eureka-stockade-4/
8
Adanya peristiwa ini membuat pemerintah Inggris menjadi prihatin, dan mengirimkan satu team ke Australia untuk menyelidiki tentang peristiwa tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan secara seksama, maka diperoleh kesimpulan bahwa yang bersalah adalah Charles Hotham. Peristiwa ini ternyata membawa hikmah yang besar bagi perkembangan sejarah Australia. Di satu sisi lisensi yang memberatkan kaum buruh itu dihapus dan diganti dengan semacam pajak yang berlaku untuk setahun dan jumlahnya sekitar 5 shlling. Di sisi lain kaum buruh diberi hak suara di dewan legislatif, dan Peter Lalor dipilih sebagai wakil kaum buruh. Peristiwa Eureka Stockade dianggap sebagai embrio lahirnya partai buruh di Australia (Irenewaty, 2009). Simpulan Ditemukannya emas di Australia membuat Australia dilanda berbagai persoalan. Seperti datangnya para penambang dari luar negeri, diskriminasi, dan pemberontakan. Kebanyakan penambang yang datang dari China. Sehingga terjadi konflik antara warga sekitar dengan etnis China. Lahirlah White Australia Policy. Yakni sebuah kebijakan yang melarang warga kulit berwarna untuk datang ke wilayah koloni. Dari sini muncullah diskriminasi terhadap orang kulit berwarna. Semakin maraknya para penambang, pemerintah mengeluarkan sebuah lisensi yang dinamakan gold license. Gold licence ini menyengsarakan para penambang karena penambang dinaikkan harga pajaknya. Hal ini tentu meresahkan para penambang. Selain itu, keresahan yang dialami semakin meningkat dengan perilaku pemerintah yang semena-mena. Lahirlah sebuah liga bernama Liga Reformasi Ballarat yang berisi para penambang. Liga ini melakukan aksi pemberontakan yang dikenal dengan pemberontakan Eureka Stockade. Eureka Stockade sendiri merupakan sebuah
benteng
yang
dibangun
para
penambang
untuk
melakukan
aksi
pemberontakan. Dalam pemberontakan ini terjadi kerusuhan yang besar dan menelan banyak korban jiwa dari pihak penambang dan pemerintah. Akhirnya pemberontakan ini reda dengan dikalahkannya para penambang oleh tentara kolonial Inggris berserta polisi yang mendiami Goverment Camp. Saran 9
Dengan melihat terjadinya pemberontakan yang menelan korban jiwa pemerintah bisa berkaca bahwa suara rakyat tidak boleh dibungkam. Rakyat dibiarkan untuk menyampaikan aspirasinya dan pemerintah menanggapi dengan cara yang halus agar menemukan titik temu sebuah permasalahan. Pemerintah juga tidak seharusnya bertingkah sewenang-wenang agar warga tidak merasa resah dan tidak menimbulkan pemberontakan.
Daftar Rujukan Irenewaty, T. 2009. Gold Rush. UNY (Online) (http://staff.uny.ac.id/sites/default/ files/GOLD%20RUSH.rtf) , 1-59. Poetrie, S. T. 2013. Diskriminasi Imigran Kulit Putih Berwarna dalam Masa Kebijakan Multikulturalisme Pasca Penghapusan White Australia Policy. Kajian Sastra dan Budaya , (1) 2, 8-16. Ratna. 2010. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pemberontakan Eureka di Ballarat Australia tahun 1851-1854. UI , 1-114. Saputra, R. A. 2009. Kegagalan Victoria Chinese Immigration Act 1885 dan Pengaruhnya Terhadap Konflik di Buckland River 1857. FIB UI , 14-25. Siboro. 1989. Sejarah Australia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
10