Emosi Dan Kepribadian.docx

  • Uploaded by: Julinda Turangan
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Emosi Dan Kepribadian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,915
  • Pages: 12
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA “KEPRIBADIAN DAN EMOSI” DOSEN PEMBIMBING : Gloridei L. Kapahang, S.Psi, M.A,

Disusun oleh : Kelompok 6 Julinda L. Turangan Stevanus G. W. Moningkey Monika H. Pangaila

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PRODI PSIKOLOGI 2018

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah

Perilaku organisasi merupakan sebuah kajian yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dimulai dari tingkah laku individu, kelompok, dan tingkah laku ketika berorganisasi, serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana mereka melakukan dan bergabung dalam organisasi tersebut. Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, perilaku organisasi dapat memainkan peran pentingnya dalam perkembangan organisasi dengan melihat sudut pandang tingkah laku individu atau kelompok yang dapat memberikan pengaruh terhadap apa yang kita sebut dengan kinerja organisasi. Salah satu yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah kepribadian dan emosi. Di dalam sebuah organisasi, kepribadian dan emosi akan sangat mempengaruhi individu dalam menjalankan tugasnya (kinerja). Tanpa disadari, faktor kepribadian dan emosi menjadi salah satu penentu keberhasilan kinerja yang dicapai oleh suatu organisasi. Maka dari itu, sangat diperlukan bagi seseorang untuk tahu dan mengerti tentang kepribadian dan emosi, baik dari segi pengertian, ciri-ciri, dan bagian-bagian lainnya. Pemakalah mengharapkan setelah membaca karya tulis ini, selanjutnya pembaca mampu menguasai materi tentang kepribadian dan emosi, dan diharapkan juga pembaca akan dapat menempatkan dirinya di dalam sebuah organisasi. Karena, keberhasilan sebuah organisasi akan ditentukan oleh setiap individu di dalam organisasi itu sendiri.

B.

Rumusan Masalah

1. Apa definisi kepribadian, ciri-ciri, hubungan kepribadian dengan kebudayaan, perkembangan kepribadian, dan tipe-tipe kepribadian serta pengaruhnya terhadap organisasi? 2. Apa definisi emosi, macam-macam emosi, hubungan emosi dengan kebudayaan, bentukbentuk emosi dan pengaruhnya terhadap individu?

C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui tentang defenisi kepribadian, ciri-ciri, perkembangan kepribadian, dan tipetipe kepribadian serta pengaruhnya terhadap organisasi. 2. Untuk mengetahui defenisi emosi, macam-macam emosi, bentuk-bentuk emosi dan pengaruhnya terhadap individu.

BAB II PEMBAHASAN A. KEPRIBADIAN Pengertian Kepribadian Kata kepribadian atau personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno proposan atau persona yang artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Konsep awal dari pengertian personality adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenal diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Dalam istilah ilmiah pengertiannya berkembang menjadi lebih bersifat internal, yaitu sesuatu yang relatif permanen menuntun, mengarahkan, dan mengorganisir aktivitas manusia. Terdapat beberapa pengertian berbeda tentang kepribadian yang dikemukakan oleh para pakar kepribadian. Masing-masing para pakar kepribadian membuat definisi sendiri-sendiri sesuai dengan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Berikut beberapa contoh definisi kepribadian : a. Nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan (Hilgard dan Marquis). b. Kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuan bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman (Stern). c. Organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologis seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (Allport). d.

Pola trait-trait yang unik dari seseorang (Guilford).

e. Seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi (Pervin). f. Seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (verfikir, merasa, dan gerakan) dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat iu (Maddy dan Burt). g. Suatu lembaga yang mengatur organ tubuh yang sejak lahir sampai mati tidak pernah berhenti terlibat dalam pengubahan kegiatan fungsional (Murray).

h. Pola khas dan fikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakan orang yang satu dengan lainnya dan tidak berubah lintas waktu dan situasi (Phares). Kepribadian atau personality pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku individu yang sifatnya relatif permanen (karena terbentuk oleh waktu yang cukup lama) yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Dalam komteks organisasi, seorang manajer atau pemimpin organisasi dituntut untuk dapat memahami kepribadian dari setiap individu agar manajer atau pemimpin organisasi bisa mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menghadapi mereka. Memahami kepribadian adalah termasuk hal mendasar yang perlu dipahami oleh para manajer atau pemimpin organisasi.

Hubungan Kepribadian dengan Kebudayaan Kepribadian seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam masyarakat. Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi. Sifat kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru. Menurut Koentjaraningrat, suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka. Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kperibadian seorang individu. 1. Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan. 2. Budaya khusus masyarakat desa dan kota. 3. Budaya khusus kelas sosial. 4. Budaya khusus atas dasar agama 5. Budaya khusus berdasarkan profesi.

Ciri-Ciri Kepribadian a. Kepribadian bersifat umum, kepribadian menunjuk kepada sifat umum seseorang, fikiran, kegiatan dan perasaan yang berpengaruh secara sistemik terhadap seluruh tingkah lakunya. b. Kepribadian bersifat khas, kepribadian dipakai untuk menjelaskan sifat individu yang membedakan dia dengan orang lain, seperti tanda tangan atau sidik jari, bagaimana individu berbeda dengan individu lainnya. c. Kepribadian berjangka lama, kepribadian dipakai untuk menggambarkan sifat individu yang awet, tidak mudah berubah sepanjang hayat. Kalau terjadi perubahan biasanya bersifat bertahap atau akibat merespon sesuatu kejadian yang luar biasa. d. Kepribadian bersifat kesatuan, kepribadian dipakai untuk memandang diri sebagai unit tunggal, struktur atau organisasi internal dipotetik yang membentuk kesatuan dan konsisten. e. Kepribadian dapat berfungsi baik atau berfuungsi buruk, kepribadian adalah cara bagaimana orang berada di dunia. Apakah dia tampil dalam tampilan yang baik, kepribadiannya sehat dan kuat. Atau tampil sebagai burung yang lumpuh yang berarti kepribadiannya menyimpang atau lemah. Ciri kepribadian sering dipakai untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa orang senang dan mengapa susah, berhasil atau gagal, berfungsi penuh atau berfungsi sekadarnya.

Perkembangan Kepribadian Kepribadian seseorang seperti yang kita lihat sekarang, tidaklah dibawa sejak lahir, Sigmund Freud dalam Abu Bakar M. Luddin, mengatakan kepribadian telah terbentuk pada akhir tahun kelima dari kelahiran dan perkembangan selanjutnya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Allport dalam buku yang sama, juga menegaskan bahwa individu dari lahir mengalami perubahan-perubahan yang penting. Anak yang baru lahir dilengkapi keturunan-keturunan, dorongan-dorongan, nafsu dan reflek mengisap, merekam gerakan namun belum punya sifat dan kepribadian. Memiliki potensi fisik dan tempramen yang aktualisasinya tergantung kepada perjembangan dan kematangan. Melalui aktivitas umum yang menjadi sumber tingkah laku yang bermotif. Sifat-sifat khas seorang anak baru dapat dilihat pada umur 2 tahun. Perkembangan itu melewati garis-garis yang berganda. Bermacam-macam mekanisme atau prinsip-prinsip dipakai untuk mendeskripsikan mengenai perubahan-perubahan sejak kanak-kanak sampai dewasa. Manusia adalah organisme yang pada waktu lainnya merupakan makhluk biologis, lalu berubah menjadi individu yang egonya selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan merupakan inti dari tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan. Pada orang dewasa faktor yang menentukan tingkah laku adalah trait yang terorganisasikan dan selaras. Trait ini timbul dalam

berbagai cara dari perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki. Tujuan yang akan dicapai serta aspirasi-aspirasi masa depan merupakan motif utama dalam perubahan kepribadian. Pribadi yang telah dewasa itu pada dasarnya harus memiliki hal-hal sebagai berikut : a. Extension of self, yaitu hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya dengan kebutuhan serta kewajiban yang langsung, dia harus dapat mengambil bagian dan menikmati bermacam-macam kegiatan. Suatu hal yang penting dari extension of self ialah proyeksi ke masa depan melalui perencanaan dan harapan. b. Self objectification yang terdiri dari komponen humor dan insight, insight adalah kecakapan hidup untuk mengerti dirinya, sedangkan humor tidak hanya berarti kecakapan untuk mendapatkan kesenangan dan hal yang menertawakan saja, melainkan juga kecakapan untuk mempertahankan hubungan positif dengan dirinya sendiri dan objek-objek yang disenangi serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal ini. c. Falsafah hidup, maksudnya individu itu harus dapat objektif dan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, juga mesti ada latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya yang dapat memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam falsafah hidup seseorang. Kepribadian seseorang tumbuh dan berkembang melalui proses sebagai berikut : a. Individualisme, yakni suatu proses menjadi manusia, perubahan masa bayi yang sangat bergantung menjadi tidak bergantung. Proses ini membantu manusia memperluas kesadaran identitas pribadinya, penerimaan dirim kepastian akan dirinya. b. Sosialisasi, yaitu suatu proses dinamis dimana individu mempelajari keterampilanketerampilan, informasi dan pemahaman kebutuhan, berhubungan secara efektif dengan orang lain. Proses sosialisasi berlangsung dengan mementingkan hubungan antara individu dalam kelompok. c. Integrasi, yaitu suatu proses yang mengkombinasikan, mengorganisir, dan mengerjakan bersama bagian-bagian yang berbeda atau sifat khas dari seseorang individu menuju ke tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu keseluruhan yang kompleks.

Tipe Kepribadian Renee Baron dan Elizabeth Wagele dalam Marganti Sit, menyatakan ada sembilan tipe kepribadian manusia, yaitu: a. Perfeksionis. Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.

b. Penolong. Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan peranan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan. c. Pengejar prestasi. Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan. d. Romantis. Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghiindari citra diri yang biasa-biasa saja. e. Pengamat. Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban. f. Pencemas. Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak. g. Petualang. Tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal yang menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita. h. Pejuang. Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah. i. Pendamai. Para pendamai termotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari politik.

B.Emosi Pengertian Emosi Perasaan atau emosi merupakan gejala afektif pada kejiwaan manusia yang dihayati secara subjektif, yang pada umumnya bersentuhan secara langsung dengan gejala pengenalan. Dalam realitas terdalam, perasaan atau emosi jiwa tidak bersifat tetap, baik dalam bentuknya maupun kadarnya. Sakit dengan pedih, cinta dengan sayang, adalah bentuk perasaan yang berbeda dan memiliki ukuran kedalaman emosi yang berbeda. Perbedaan itu dilatarbelakangi oleh kepribadian dan keadaan hati seseorang. Menurut Daniel Goleman dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, emosi dimaknai sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Chaplin dalam buku yang sama mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.

Istilah emosi kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang muncul dari organisme manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang mempengaruhi kegiatan jasmani, yang menghasilkan penginderaan organis dan kenstetis dan ekspresi yang menampak, serta dorongan-dorongan dan suasana perasaan yang kuat. Pada hakikatnya, suatu emosi adalah suatu pengalaman yang sadar, kompleks, dan meliputi unsur perasaan,yang mengikuti keadaan fisiologis dan mental, yang muncul serta penyesuaian batiniha, dan yang mengekspresikan dirinya dalam tingkah laku yang menampak. Emosi tidak sama dengan dorongan atau keinginan atau kehendak atau pun motif. Tetapi terdapat suatu hubungan sebab akibat antara emosi dengan hal tersebut. Fungsi suatu emosi meliputi perubahan fisiologis. Tingkah laku yang menampak, perasaan-perasaan dan tekanan-tekanan.

Bentuk-bentuk Emosi Daniel Goleman dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu: a. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis. b. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi. c. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, panik dan fobia. d. Kenikmatan, di dalamnya meiputi bahagia, gembira, raing puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania. e. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang. f.

Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, dan terpana.

g.

Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah.

h. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Perbedaan Makna Emosi Bagi Orang Dan Dalam Prilaku Lintas Budaya Menurut psikologi Amerika, emosi mengandung makna personal yang amat kental karna psikologi amerika mengandung perasaan batin (inner feeling), dalam budaya lain emosi memiliki peran yang berbeda, misalnya banyak budaya yang menganggap emosi sebagai pernyataanpernyataan tentang hubungan antara orang dan lingkungannya, bagi orang Ifaluk di Mikronesia maupun orang Tahiti emosi merupakan pernyataan mengenai hubungan- hubungan sosial dan lingkungan fisik. Sedangkan konsep jepang menunjukan pada hubungan ketergantungan antara dua orang.

Pengaruh Emosi Terhadap Individu Emosi merupakan perkembangan yang sempurna dari suatu pola tingkah laku individu. Emosi itu mempunyai banyak nilai kehidupan dan dapat bekerja bagi kegembiraannya atau bagi perlindungannya. Pribadi yang matang emosinya siap untuk mengontrol tingkah lakunya. Tetapi keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri akan cenderung dikondisi oleh pengalamanpengalaman emosionalnya. Berikut beberapa pengaruh emosi terhadap individu : a.

b.

c.

Pengaruh emosi terhadap tingkah laku Perasaan takut, marah, kasih sayang, kegembiraan, rasa ingin tahu, dan cemburu berfungsi sebagai kekuatan-kekuatan pendorong. Mereka mendorong seorang individu menuju kegiatan konstruktif. Mereka berpartidipasi dalam bentuk-bentuk tingkah laku yang destruktif. Pemilihan kontrol terhadap tingkah laku. Karenanya, menjadi sangat penting selama terjadi pengalaman emosional. Akibat emosi terhadap tingkah laku individu berbeda-beda karena umur dan tingkat perkembangannya. Biasanya individu mengalami situasi-situasi yang memaksa mereka mencapai kedewasaan. Perbuatan kontrol emosional soerang yang telah dewasa sangat beguna, tidak saja untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk setiap orang muda yang terpengaruh oleh contoh-contohnya. Emosi dapat dikontrol sedemikian rupa sehingga berperan melayani individu dan bukan merupakan tuannya. Pengaruh emosi terhadap keadaan jasmani Emosi memberikan pengaruh besar pada perencanaan dan proses jasmani lainnya. Ketakutan yang berlebih-lebihan, kemarahan yang kuat dan kebimbangan yang dalam, dapat menimbulkan akibat-akibat yang merugikan kesehatan. Kelenjar-kelenjar pencernaan dalam mulut, dalam perut, dan dalam seluruh saluran pencernaan dipengaruhi oleh gangguan emosional. Biasanya suasanan-suasana emosi yang tenang dan menggembirakan akan menjadikan kelenjar-kelenajar pencernaan berfungsi dengan sebaik-baiknya.

Pengeruh emosi pada fungsi-fungsi lainnya.

Biasanya gangguan bicara seperti gagap itu disebabkan gangguan emosi. Keadaan seperti itu sering terjadi pada masa-masa remaja. Pengaruh emosi marah merupakan sumber daru kesulitan bicara dan kelaian jasmaniah lainnya. Bila individu dibebaskan dari gangguan emosi, bicaranya relatif normal, tetapi bila seorang individu dalam keadaan emosi, maka akan menunjukkan penyimpangan cara berbicara. Hubungan dan Pengaruh Kebudayaan pada Emosi 1. Emosi memberi warna pada hidup. Pengalaman emosional juga dapat menjadi motivator bagi perilaku. Ekspresi emosi juga penting dalam komunikasi dan memainkan peran dalam interaksi sosial. Penelitian psikologi lintas budaya tentang emosi dikaji dengan pendekatan antropologis dan etnografis. Tidak semua budaya di dunia memiliki kata yang merepresentasikan konsep emosi dan konsep emosi yang ditunjukkannya pun tidak setara. Orang dari budaya yang berbeda, juga berbeda dalam mengkategorikan atau melabeli emosi. Budaya memiliki pengaruh yang besar pada bagaimana orang mengalami emosi. Kebudayaan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk emosi manusia. 2. Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi tersebut dapat dimengerti orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama. Perbedaan budaya menjadikan emosi menjadi berbeda-beda, contohnya seorang ayah Israel dan seorang ayah Irak ketika menghadapi kematian anak mereka . Kedua pria tersebut menunnjukkan ekspresi duka cita yang berbeda, pria Israel memendam dan pria Irak mengekspresikan dengan menangis dan terjatuh ditanah.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru. Bentuk-bentuk emosi : - Amarah - Kesedihan - Rasa takut - Kenikmatan - Cinta - Terkejut - Jengkel - Malu. Meski emosi merupakan aspek universal dalam perilaku manusia, faktor-faktor sosiokultural dapat dan memang cukup banyak mempengaruhi emosi. Orang-orang dari berbagai budaya, etnis dan masyarakat yang berbeda, berbeda juga secara emosional.

B.

Saran

Dengan mengetahui defenisi dan konsep tentang kepribadian dan emosi diharapkan pembaca dapat menerapkannya di dalam dunia organisasi dan mampu menjadi individu yang berkarakter dan dapat memahami individu lainnya.

DAFTAR PUSTAKA David Matsumoto. Pengantar Psikologi Lintas Budaya Sukma. 2012. Hubungan Antara Kepribadian Dengan Kebudayaan. http://sukmastc.blogspot.co.id/2012/05/hubungan-antara-kepribadian-dengan.html Novretman. 2016. Budaya dan Emosi. http://novretman.blogspot.co.id/2016/06/budaya-danemosi_28.html Ahmadi, Abu, and M. Umar. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu, 1992. Ali, Muhammad, and Muhammad Asrori. Peikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara, 2011. M. Luddin, Abu Bakar. Psikologi Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011. Marliany, Roesleny. Peikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2010. Sit, Marganti. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing, 2010. Sule, Ernie Tisnawati, and Kurniawan Saefullah. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana, 2010. Abu Bakar M. Luddin, Psikologi Konseling, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 126. Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana 2010), hal. 219. Abu Bakar M. Luddin, Psikologi Konseling, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 128-129. Masganti Sit, Perkembangan Pesera Didik, (Medan: Perdana Publishing, 2010), hal. 50-54. Rosleany Marliany, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 221. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), (Jakart: Bumi Aksara, 2011), hal. 62. Abu Ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1992), hal. 70.

Related Documents

Emosi
June 2020 17
Emosi
May 2020 36
Kepribadian Dan Emosi
April 2020 24
Struktur Dan Proses Emosi
October 2019 29

More Documents from "Julinda Turangan"