Eliminasi.docx

  • Uploaded by: Meialf
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Eliminasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,815
  • Pages: 26
KEBUTUHAN ELIMINASI April 20, 2017

Dosen

: sri wahyuni.S.Kep.,Ns

mata kuliah : IDK 1 (kdm 1)

TUGAS KEBUTUHAN ELIMINASI (ELIMINASI URINE DAN FEKAL)

DISUSUN OLEH : Q3 KEPERAWATAN KELOMPOK II

ULFA USWATUN HASANAH

(P201601136)

SRI DAMAYANTI

(P201601146)

MIRANTI GUSTIN

(P201601127)

RISNAI

(P201601110)

WIDHYA DESRIYANI

(P201601125)

ENIS

(P201601015)

SISILAWATI

(P201601133)

WA ODE SARDIA

(P201601119)

ISRA MULIYANI

(P201601145)

ABDUL NASARUDDIN

(P201601137)

K.SRI SETIAWATI

(P201601151)

ABDUL RAHMAN

(P201601142)

IIN ZULFADILLAH

(P201601152)

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah KD 1 dengan tema “Eliminasi “Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang peranan dan manfaat KD ! dalam eliminasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu makalah ini juga sebagai syarat tugas dari mata kuliah KD 1 Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan mudah karena dukungan dan do’a yang telah diberikan, kami mengucapkan banyak terima kasih

DAFTAR ISI Kata pengantar Daftar isi

Bab 1 pendahuluan a. Latar belakang ..................................................................... b. Rumusan masalah ............................................................... c. Tujuan ................................................................................ Bab II pembahasan a.

Pengertia Eliminasi .............................................................

b. Jenis –jenis eliminasi ........................................................... a. Elimi urine........................................................................ b. Eliminasi fekal ................................................................ Bab III penutup a. Kesimpulan ..................................................................... b. Saran .............................................................................. Daftar pustaka

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh. Dari berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun hal yang menarik bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama urine dapat menjadi sebuah penelitian akan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Disini telah disusun berbagai hal menarik mengenai urine.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan eliminasi 2. Sebutkan jenis jenis eliminasi 3. Apa faktor yang mempengaruhi eliminasi

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian eliminasi 2. Untuk mengetahui jenis jenis eliminasi 3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi eliminasi

BAB II

PEMBAHASAN ELIMINASI Eliminasi adalah oroses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau feses.

JENIS JENIS ELIMINASI ELIMINASI URINE A. Pengertian eliminasi urine Eliminasi urine adalah kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan menentukan kelangsungan hidup manusia. Mikturisi,berkemih dan urinasi adalah proses pengkosongan kandung kemih.urine terkumpul dikandung kemih sampai tekanan menstimulasi ujung saraf sensorik khusus di dinding kemih yang disebut reseptor regang.hal ini terjadijika kandung kemih orang dewasa berisi antara 250 sampai 450 ML urine. Retentesi urine adalah pengumpulan urine didalam kandung kemih dan ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkannya.karena produksi urine terus brlangsung.retensi menyebabkan distensi kandun kemih. Karena retensi urine beberapa kadung kemih orang dewasa dapat mengalami distensi untuk menahan 3000-4000 ml urine. Kadang –kadang,seorang dengan overflow (aliran berlebih ).pada situasi ini kandung kemih menahan urine dan hanya urine berlebih yang dikeluarkan ketika tekanan urie melebihi control sfingter. Klien kemudian akan membuang sejumlah kecil urine dengan sering atau mengeluarkan urine dengan mentes sementara kandung kemih tetap distensi.

B. Tujuan eliminasi urine Untuk mengeluarkan urine atau mngeluarakan racun yang teriku dalam urin sehingga dapat keluar dari tubuh kita C. Proses berkemih sampai makturisi

Proses berkemih diawali dengan beberapa organ yang berperan di dalmnya yaitu : a.

ginjal sepasang ginjal terletak di kedua sisi kolumna spinalis di belakang rongga peritonium. Ginjal merupakan pengatur primer keseimbangan cairan dan asam basa di dalam tubuh.unit fungsional ginjal yaitu : nefron menyaring darah,dan membuang sampah metabolisme,dan setiap nefron memiliki glomelurus seikat kapiler yang dikelilingi oleh kapsula bowman. Endotelium kspiler

glomelurus

memiliki

membran

sehingga

memungkinkan cairan dan zat terlarut dengan mudah menembus dan menuju ke kapsula bowman b. ureter setelah urine dibentuk di ginjal, urin akan mengalir melalui duktus pengumpul menuju kaliks pelpis ginjal dsn kemudian menuju ureter . bagian ujung bawah ureter memasuki kandung kemih diujung posterior dasar kandung kemih .di antara ureter dan kandung kemih,lipatan membran mukosa yang berbentuk seperti gelambir bekerja sebagai sebuah katup untuk mencegah terjadinya refluks (aliran balik) urin ke ureter.

c.

Kandung kemih Kandung kemih adalah sebuah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai reservoir urin dan sebagai organ eeksresi. Apabila kandung kemih kosong , terletak di blakang simfilis pubis. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan 1. Lapisan mukosa dalam 2. Lapisan jaringan ikat 3. Tiga lapisan serat polos 4. Lapisan serosa luar. Kumpulan lapisan otot polos secara kolektif disebut detrusor. Trigonum di dasar kandung kemih adalah sebua area berbentuk segitiga yang ditandai dengan dua lubang ureter di ujung posterior dan lubang uretra di ujung inferior anterior

d. Uretra Uretra memanjang dari kandung kemih ke meatus (lubng)uranium.uretra hanya berfungsi sebagai saluran eliminasi urine.

Tahap pembentukan urin : 1. Filtrasi Terjadi di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein,cairan yang tersaring

ditampung

oleh bowman

yang

terdiri

dari

glukosa,

air

besar

dari

sodium,klorida,sulfat,bikarbonat dll,diteruskan keseluruh ginja. 2. Absorbsi Terjadinya

penyerapan

kembali

sebagian

glukosa,sodium,klorida,fosfat,dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsobsi terjadi pada tubulus atas . Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan sodium dan ion karbonat , bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsobsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupilarenalis. 3. Augmentasi Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion dan urea sehingga terbentukurine sesungguhnya. DAri tubulus pengumpul, urine yang diawah ke pelvis renalis lalu dibawah ke ureter. Dari uretr urine dialirkan menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan urin sementara . Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui ureter . Mikturisi peristiwa penggabungan urin yang menglir melalui ureter kedalam kandung kemih . Keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan tekanan didalam kandung kemih. dimana sebelumnya telah ada 170-23 ml urin . Miktruisi merupakan gerak refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat-pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia,gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine 1. Diet dan asupan

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine. Pprotein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk . Selain itu, minum kopi juka dapat meningkatkan pembentukan urine. 2. Respon keinginan awal untuk berkemih Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat men yebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria,sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urin. 3. Gaya hidup Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhipemenuhan kebutuhan eliminasi . Hal ini terkait dengfan tersedianya fasilitas toilet.

4. Stres psikologis Meningkatnya stress dapat mempengaruhi frekuensi keinginan untuk berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urin yang diproduks. 5. Tingkat aktifitas Eliminasi urin membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas. Hilangnya otot tonus vesika dapat menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun. 6. Tingkat perkembangan Dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki kesulitan untuk mengontrol buang air kecil . Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat seiring dengan pertambahan usia.

7. Kondisi penyakit Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produkisi urin, sperti diabetes melitus . 8. Sosiokultural budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urin, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tampat tertentu. 9. Kebiasaan seseorang seorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet,biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urin dalam keadaan sakit/ 10. Tonus otot Berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine. 11. Pembedahan Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anastesi sehingga menyebabkan penurunan jumah produksi urin. 12. Pengobatan Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. 13. Pemeriksaan diagnostik Dapat mempengaruhi kebutuhan eliminasi,khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti intra

venus pyelogram. Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urin.

F. pengkajian keperawatan pada kebutuhan eliminasi urine a. pengkajian sebuah pengkajian lengkap mengenai fungsi perkemihan klien terdiri : 1. Riwayat keperawatan Perawat memastikan pola berkemih normal klien dan frekuensi, penampakan urine dan apakah dan perubahan baru-baru ini, masalah berkemih dimasa lalu atau saat ini ada ostomi, dan faktor-faktor yang memengaruhi pola eliminasi.

2. Pengkajian fisik Pengkajian fisik lengkap pada saluran kemih biasanya mencakup perkusi ginjal untuk mendeteksi area nyeri tekan. Palpasi dan perkusi kandang kemih juga dilakukan. Apabila riwayat klien atau masalah saat mengindentifikasi kebutuhan untuk dilakukan pemeriksaan fisik, lubang uretra klien pria dan wanita diinspeksi untuk mengetahui adanya pembengkakan ,rabas,dan inflamasi

3. Pengkajian urine Urine normal terdiri atas 96% air dan 4 % zat terlarut zat terlarut organik mencakup urea, amonia, kreatinin,dan asam urat.urea merupakan zat terlarut organik yang utama.zat terlarut organik terdiri atas natrium,klorida,kalium,

sulfat,

magnesium

dan

fosfor.

Natrium

klorida

merupakan

garam

anorganik yang melimpah karakteristik urine normal dan abnormal.

Mengukur haluaran urine. Normalnya, ginjal menghasilkan urine dengan kecepatan sekitar 60 ML per jam atau sekitar 1.500 Ml per hari. Haluaran urine dipengaruhi oleh banyak faktor,termasuk asupan cairan,kehilangan cairan tubuh melalui rute lain seperti perspirasi dan pernafasan atau diare, dan status kardiovaskuler dan renal individu.

4. Perencanaan Tujuan yang dibuat akan beragam sesuai dengan diagnosis dan batasan karakteristik. Contoh tujuan umum untuk klien yang mengalami masalah eliminasi urine dapat terdiri atas a. Memelihara atau mengembalikan pola berkemih normal b. Haluaran urine kembali normal c. Mencegah resiko penyerta seperti infeksi,kerusakan kulit, ketidak seimbangan cairan dan elekrolit dan penurunan harga diri.

5. Implementasi -

Mempertahankan eliminasi urin normal Sebagian besar intervensi untuk mempertahankan eliminasi urin normal

adalah fungsi keperawatan yang mandiri.

-

Meningkatkan asupan cairan Meningkatkan asupan cairan akan meningkatkan produksi urine yang

pada gilirannya akan menstimulasi refleks berkemih.

6. Evaluasi Lakukan tindak lanjut secara detail apabila ditemukan adanya hasil yang menyimpang dari normal atau dari yang diharapkan pada klien sehubungan dengan hasil temuan ke data pengkajian sebelumnya. F. PENCEGAHAN INFEKSI PERKEMIHAN pencegahan dapat diatasi dengan cara : 1. Meminum air putih Minum air putih sebanayak 8 gelas per hari atau setiap hari adalah suatu cara pertama untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. 2. Cranberry Sudah sering disebut sebagai minuman yang ampuh mengatasi infeksi saluran kemih.selain minum jus cranbery satu gelas setiap hari, komsumsi suplemen cranbery juga menjadi pilihan yang lain praktis. 3. Menahan pipis Jika kandung kemih sudah menampung banyak urine.segera pergi kekamar mandi demi mencegah timbulnya bakteri yang memicu iritasi dan infeksi 4. Kebersihan personal hygiene Menjaga kebersihan pakaian dalam

5. Mandi Tips berikutnya untuk mencegah saluran kemih dengan cara membersihkan bagian intim.

G. KARAKTERISTIK NORMAL DAN ABNORMAL SERTA KANDUNGAN

USIA

URINE

RATA-RATA HALUARANURINE VARIASI LAIN HARIAN

1-2 Hari

15 – 60 ml

Kemampuan

untuk

mengonsentrasikan(memekatkan) urine minimal oleh karena itu, urine tampak berwarna kunin terang. Tidak ada control berkemih secara 3-10 hari

100-300 ml

10 hari -2 bulan

250-450 ml

2 bulan -1 tahun

400-500 ml

1-3 tahun

500-600 ml

volunter

Urine

terkonsentrasi

efektif,warna normal;control dimulai

secara

kekuningan secara

volunteer

3-5 tahun

600 – 700 ml

5-8 tahun

700 – 1000 ml

8-14 tahun

800 – 1400 ml

Dewasa

1200 – 1500 ml

Control berkemih total

Ginjal terus tumbuh sampai sekitar usia 40 tahun ;ukuran dan fungsinya mulai berkurang setelah usia 50 tahun.

Lansia

1500 ml mulai kurang

Keampuan untuk megonsentrasikan urine menurun.

ELIMINASI FEKAL A. Pengertian fekal Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat 2 pusat yang menguasai refleks untuk defekasi,yang terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis, sphincer anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar menguncup. Pengeluaran feses dari anus dan rektum.defekasi juga disebut bowel movement( pergerakan usus ).frekuensi defekasi sangat bersifat individual yang beragam dari beberapa kali sampai dua atau tiga kali seminggu.jumlah yang dikeluarkan juga berparias=-pi pada setiap orang.jika gelombang peristaltik menggerakan feses ke colon sigmoid dan rektum distimulasi dan individu menjadi ingin defekasi. Fees normal mengandung 75 persen air dan 25 peren materi padat.feses itu lunak tetapi memiliki bentuk. Feses normalnya berwarna coklat,terutama karena adanya sterkobilin dan urobilin,yang berasal dari bilirubin,factor yang mempengaruhi warna feses adalah kerja bakteri seperti Escherichia coli,yang normalnya berada diusus besar. B. Tujuan defekasi Untuk mengeluarkan zat sisa sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh. C. Tehnik defekasi

Secara umum, terdapat 2 macam refleks yang membantu proses defekasi,yaitu refleks intrinsik,dan refleks defekasi parasimpatis. a. Reflek defekasi intrinsik Refleks defekasi ini dimulai dari adanya zat sisa makanan (feses) di dalam rektum sehinggah terjadi distensi kemudian flexus mesenterikus merangsang gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai dianus.lalu pada saat sphincter internal relaksasi,maka terjadilah proses defekasi.

b. Refleks defekasi parasintetis Reflek ini dimulai dari adanya proses dalam rektumyang merangsang saraf rektum,ke spinal cord,dan merangsang ke colon desenden kemudian ke sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sphincer internal, maka terjadilah proses defekasi saat sp

D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan a. Usia Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda b. Diet Diet

pola

atau jenis

makanan

yang

dikomsumsi dapat

mempengaruhi.proses defekasi.makanan yang memiliki kandungan serat inggi dapat membantu proses percepatan defekasi. c. Asupan cairan

Pemasukan cairan yang kurang ke dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras

d. Aktivitas Aktivitas dapat dipengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonos otot abdomen,pelvis,dan diaframa dapat membantu kelancaran proses defekasi. e. Pengobatan Pengobatan juga dapat di pengaruhi oleh defekasi seperti penggunaan laksantif atau antasida yang terlalu sering f. Kebiasaan gaya hidup Kebiasaan gaya hidup dapat memoengaruhi proses defekasi.hal ini dapat terlihat oleh orang yang terbiasa hidup sehat. g. Anesthesia dan pembedahan Anestetika umum menyebabkan berhenti atau menurunnya pergerakan kolon normal dengan cara menghambat stimulasi parasimpatis ke otot kolon.

E. masalah eliminasi a. kontipasi kontipasi merupakan keadaan dimana individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehinggah mengalami eliminasi yang jarang atau keras serta inja yang keluar terlalu kering.

b. Diare Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair dan disertai dengan kejang usus c. Inkontenensia usus Inkontenensia usus

merupakan kedaan

individu

yang

mengalami

perubahan kebasaan dari proses defekasi normal. d. Kembung Kembung merupakan keadaan penuh udara di dalam perut karena pengumpulan gas gas berlebih di dalam lambung atau di dalam usus e. Homorroid Hemoroid merupakan keadaan dimana terjadinya pelebaran vena di daerah anus yang dapat disebabkan karena kontipasi peregangan saat defekasi dan lain-lain

F. Manajemen keperawatan pada kebutuhan nutrisi a. Penkajian 1. Pola defekasi : frekuensi dan waktu defekasi klien sehari- hari 2. Pola perilaku : penggunaan edema laksatif cairan,dan metode lainnya untuk mempertahankan defekasi normal.rutinitas apa yang dilakukan untuk mempertahankan pola defekasi hariannya. 3. Diet : makanan apa yang kalian percaya dapat memengaruhi defekasi ?

4. Asupan cairan : apa jenis cairan, dan beberapa jumlahnya yang dikomsumsikan klien setiap hari ? 5. Olahraga : apa pula olahraga harian yang biasa dilakukan klien ? 6. Pengobatan : apakah klien mengomsumsi obat –obatan yang dapat mempengaruhi saluran gastroinstestinal

Klien yang beresiko mengalami masalah eliminasi alvi adalah mereka 7. Cairan atau serat dalam dietnya tidak cukup 8. Tidak melaksanakan olahraga yang cukup 9. Menggunakan obat-obatan untuk kontipasi 10. Mengomsumsi makanan yang banyak membentuk gas. b. Perencanaan Tanyakan kepada pasien sebelumnya pernakah mereka memakai pispot untuk eliminasi.apakah pernah, tentukan apakah klien memiliki suatu kebutuhan khusus terkait dengan penggunaan pispot c. Implementasi Melakukan pemakaian pispot : Perlengkapan : 

Pispot yang bersih dan tutupnya



Tisu toilet



Baskom air,sabun,waslap,dan handuk



Penyegar aerosol



Perlengkapan untuk menggumpulkan specimen yang dibutuhkan



Konsentrasi dan warna feses



Area perianal dan anus : inspeksi adanya kelainan



warna,inflamasi,jaringan parut, lesi,fisura,fistula,atau hemoroid Adanya nyeri abdomen

Persiapan : 

Apabila terbuat dari logam,hangatkan pispot dengan membilasnya menggunakan air hangat.keringkan bagian luar pispot dan letakkan di kaki tempat tidur atau dekat kursi.



Sesuaikan tinggi tempat tidur untuk mencegah ketegangan pada pungung anda



Tinngikan pagar tempat tidur disisi lain untuk mencengah klien terjatuh dan untuk pengangan tangan klien juka dibutuhkan.

d. Evaluasi 

Lakukan terapi tindak lanjut atau penyuluhan klien berdasarkan hasilyang menyimpan dari yang diharapkan dari yang diharapkan atau dari normal.hubungkan dengan temuan dan data terdahulu klien



Laporkan penyimpanan yang signifikan kepada dokter.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Mikturisi,berkemih dan urinasi adalah proses pengkosongan kandung kemih.urine terkumpul dikandung kemih sampai tekanan menstimulasi ujung saraf sensorik khusus di dinding kemih yang disebut reseptor regang.hal ini terjadijika kandung kemih orang dewasa berisi antara 250 sampai 450 ML urine. Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat 2 pusat yang menguasai refleks untuk defekasi,yang terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis, sphincer anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar menguncup.

B. SARAN Semoga dengan adanya makalah ini masyarakat dapat mengerti bahwa pentingnya menjaga atau mengetahui ilmu tentang eliminasi karena itu bagian dari proses berlangsungnya kehidupan manusia

DAFTAR PUSTAKA Armayani.2016.kebutuhan dasar manusia.Kendari : halaman moeka Bates, F&porter, G (2002)the role of the nurse contience advisor in a urulogi wellnes clinic.uroloic nursing 22 (1),23-26.inkontenensia urine merupakan masalah sosial dan medis. Towarto,Wartonal.2007. kebutuhan

dasar

&

dan

proses

keperawatan.edisi

3.

Salemba

medika.jakarta. Berman Audrey,Snyder shirlee,kozier Barbara,dan Erb Glenora.2009.Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis.jakarta: EGC

Komentar Diberdayakan oleh Blogger

More Documents from "Meialf"