Elektronika 1 Dua.docx

  • Uploaded by: Alam
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Elektronika 1 Dua.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,161
  • Pages: 45
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI RONGGOLAWE CEPU – BLORA 2018 – 2019

LEMBAR PENGESAHAN STTR CEPU LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO NO. DOKUMEN : REVISI :

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM Tgl Hlm

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Praktikum

: ELEKTRONIKA

Kode Mata Kuliah Praktikum

:

SKS

:2

Program Studi

: Teknik Elektro

Semester

:3

NO

DIBUAT OLEH

1

Rena Cahya Viollita

2

Surya Risqi Anto

3

Muhammad Wafi Z

4

Indri Marleni

5

Muhammad Akbar S

6

Deniva Nurcahyadi

7

Raniah Inas Salsabila

8

Dentaruni Cahya P

9

Deska Ryswandha U

10

Anggita Eka Dewi M

DIKETAHUI OLEH

Lastoni Wibowo, S.T

ii

PENDAHULUAN A.

UMUM Sesuai dengan Tujuan Pendidikan STTR, yaitu:















Pembinaan hidup masyarakat Pembinaan sikap ilmiah





Pembinaan sikap kepemimpinan



 Pembinaan keahlian

Maka tugas dari laboratorium Elektronika di STTR CEPU antara lain:











Memperkuat konsep



 Melengkapi kuliah Melatih ketrampilan/ penerapan teori



Praktikum Elektronika merupakan pengimplementasikan atau kegiatan praktik untuk menerapkan teori yang sudah dipelajari dalam mata kuliah Elektronika. Tentunya ilmu yang akan didapatkan dalam praktikum ini akan lebih bertambah dan lebih berkembang jika praktikum ini dilaksanakan dengan sebaik – baiknya. Kesungguhan dan ketertiban dalam melakukan praktikum merupakan prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan praktikum anda. Oleh karena itu, selama anda melaksanakan praktikum di laboratorium komputer ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan: 1.

Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten dan untuk itu praktikan harus memperhatikan segala sesuatu tentang percobaan yang akan dilakukan seperti yang ada pada “BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM” bersama rekan praktikumnya.

2.

Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yang akan digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada kepada pengurus lab.

iii

3.

Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu yang ada, karena waktu pelaksanaan praktikum Elektronika adalah “3 jam”. Rincian penggunaan adalah sebagai berikut:



Persiapan



Untuk persiapan, praktikan diberi waktu 30 menit dan pada saat persiapan tugas praktikan adalah: menyertakan tugas pendahuluan dan meminjamkan peralatan yang belum ada. 

Melakukan Percobaan



Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ±120 menit dan sisanya (30 menit) digunakan untuk mencatat hasil praktikum dalam lembar laporan sementara. 4.

Tugas pendahuluan dikumpulkan sebelum praktikum dimulai kepada asistennya masing – masing.

5.

Praktikan dilarang mengerjakan tugas Pendahuluan dilingkungan laboratorium.

6.

Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan Laporan resmi yang telah ditulisi dengan laporan percobaan, teori, cara kerja, serta persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.

B.

TATA TERTIB Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan praktikum Elektronika adalah: 1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan baru diperkenankan masuk laboratorium setelah percobaan yang akan dilaksanakan dinyatakan siap oleh asisten. 3. Sebelum melaksanakan praktikum, selama perlengkapan kecuali buku petunjuk praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan.

iv

4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan rekan praktikum yang telah ditentukan. 5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan tidak diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh dan lain – lain. 6. Selama praktikum, praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan sementara dan resmi). 7. Selama melakukan percobaan, semua hasil data percobaan ditulis dalam kolom – kolom tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan sementara dibuat rangkap n+1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. N adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok. 8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam buku petunjuk, kemudian diserahkan kepada asisten masing – masing dengan dilampiri laporan sementara. 9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada asisten dan demikian pula sebaliknya. 10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas – tugasnya, diharuskan meninggalkan ruang praktikum. 11. Ketidakhadiran peserta dalam suatu praktikum harus atas sepengetahuan asisten yang bersangkutan. Ketidakhadiran tanpa izin asisten akan mengurangi nilai laporan dari percobaan sebesar 20%.

C.

KESELAMATAN KERJA Dalam praktikum praktikan diwajibkan untuk menerapkan prinsip keselamatan kerja yang bertujuan untuk melindungi agar benda tidak rusak dan menghindari terjadinya kecelakaan terjadi antaranya: Dalam

praktikum

mahasiswa

mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

v

dilarang

bercanda

karena

dapat

D.

SANKSI Ada beberapa sanksi yang tepat dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar peraturan tata tertib: 1. Pelanggaran terhadap: a) Point A-5, asisten berhak melakukan pencoretan terhadap tugas yang telah dikerjakan. b) Point A-6, B-1, B-5, dan B-9 dikenakan sanksi pembatalan percobaan yang dilakukan. c) Point A-2, B-3, B-4, dan B-9 dikenakan sanksi peringatan dan apabila telah mendapatkan peringatan 3 kali, praktikan akan dikeluarkan dan mendapatkan “NILAI E”. 2. Praktikum yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sanksi berupa pembatalan seluruh praktikum dan diberi “NILAI E”. 3. Praktikum yang karena kelalainnya menyebabkan kerusakan atau menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut, apabila dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya. 4. Praktikum yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sanksi pembatalan seluruh praktikum dan diberi “NILAI E”.

Sanksi yang lain yang ada diluar sanksi – sanksi diatas ditentukan kemudian oleh kepala laboratorium.

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii PENDAHULUAN .................................................................................................. iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii PRAKTIKUM I ....................................................................................................... 1 PRAKTIKUM II ..................................................................................................... 7 PRAKTIKUM III .................................................................................................. 17 PRAKTIKUM IV .................................................................................................. 22 PRAKTIKUM V ................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rangkaian Rectifier Halfwave ............................................................ 2 Gambar 1.2 Rangkaian Rectifier Fullwave ............................................................. 3 Gambar 1.3 Rangkaian Bridge Diode ..................................................................... 4 Gambar 1.4 Hasil Percobaan Rectifier Halfwave ................................................... 5 Gambar 1.5 Hasil Percobaan Rectifier Fullwave .................................................... 5 Gambar 1.6 Hasil Percobaan Rectifier Bridge Diode ............................................. 5 Gambar 2.1 Rangkaian Clipper Positif ................................................................... 8 Gambar 2.2 Rangkaian Clipper Negatif .................................................................. 8 Gambar 2.3 Rangkaian Clipper dengan Bias Positif ............................................... 9 Gambar 2.4 Rangkaian Clipper dengan Bias Negatif ............................................. 9 Gambar 2.5 Skematik Diagram dari Rangkaian Percobaan .................................. 10 Gambar 2.6 Tegangan input dan output rangkaian clipper positif ........................ 11 Gambar 2.7 Tegangan input dan output rangkaian clipper negatif ....................... 12 Gambar 2.8 Hasil Percobaan Clipper Positif ........................................................ 15 Gambar 2.9 Hasil Percobaan Clipper Negatif ....................................................... 15 Gambar 3.1 Susunan Kaki Transistor ................................................................... 18 Gambar 3.2 Rangkaian Transistor sebagai saklar dengan Rs ............................... 18 Gambar 3.3 Rangkaian Transistor sebagai saklar tanpa RS.................................. 19 Gambar 3.4 Rangkaian NPN dengan Vs pada Software Multisim ....................... 20 Gambar 3.5 Rangkaian NPN tanpa Vs pada Software Multisim .......................... 20 Gambar 4.1 Rangkaian Transistor sebagai penguat .............................................. 23 Gambar 4.2 Hasil Percobaan Transistor sebagai penguat ..................................... 26 Gambar 5.1 Rangkaian Dasar Multivibrator Bistabil............................................ 29 Gambar 5.2 Rangkaian Dasar Multivibrator Monostabil ...................................... 30 Gambar 5.3 Rangkaian Dasar Multivibrator Astabil ............................................ 31 Gambar 5.4 Hasil Percobaan Multivibrator Astabil .............................................. 32

viii

PRAKTIKUM I

I.

JUDUL PRAKTIKUM RECTIFIER (PENYEARAH)

II.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk mengetahui rangkaian rectifier dalam teori dalam praktikum. 2. Untuk melihat bentuk gelombang dalam rectifier. 3. Mahasiswa mampu merangkai dan menjelaskan prinip kerja rectifier. 4. Mahasiswa mampu mengusai konsep dasar dari sebuah rectifier dan memahami macam-macam rectifier.

III.

ALAT DAN BAHAN 1.

Oscilloscop

2.

Transformator CT a A

3.

Dioda 6A05

4.

Power supply

5.

Kabel penghubung

IV. TEORI DASAR Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik menjadi sinyal sumber arus searah. Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dilihat dengan alat ukur osciloscop.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN A. Rangkaian Rectifier Setengah Gelombang (Half Wave) 1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang akan dipakai. 2. Menghubungkan power supply ke transformator 5 Ampere. 3. Menghubungkan osciloscop ke power supply.

1

2

4. Merangkai diode 6A05 MIC ke output 0 transformator ke osciloscop. 5. Mencatat atau menggambar bentuk sinyal output berupa tegangan DC dari display osciloscop.

Gambar rangkaian Rectifier Halfwave

Gambar 1.1 Rangkaian Rectifier Halfwave

Perhitungan : Input : AC V/dv = 5 VPP = divertikal x V/dv =6 x 5= 30 Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 30 = 15 Output : DC Vpp = divertikal x V/dv = 3 x 5 = 15 Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 15 = 7,5 Keterangan : Vpp = Tegangan puncak ke puncak Vpic = Tegangan 0 ke puncak

B. Rangkaian Rectifier Gelombang Penuh (Refull Rectifier) 1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang akan dipakai. 2. Menghubungkan power supply ke transformator CT 1 Ampere. 3. Menghubungkan oscilloscop ke power supply. 4. Merangkai diode 6A05 MIC ke output 12 transformator dari display osciloscop. 5. Mencatat atau menggambar bentuk sinyal output berupa tegangan DC dari display osciloscop.

3

6. Menggambar bentuk sinyal output berupa tegangan DC dari display osciloscop. Gambar Rangkaian Rectifier Fullwave

Gambar 1.2 Rangkaian Rectifier Fullwave

Perhitungan : Input : AC V/dv = 10 VPP = divertikal x V/dv = 3 x 10 = 30 Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 30 = 15 Output : DC VPP = divertikal x V/dv = 1,8 X 10 = 18 Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 18 = 9 Keterangan : Vpp = Tegangan puncak ke puncak Vpic = Tegangan 0 ke puncak

C. Bridge Dioda 1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang dipakai. 2. Menghubungkan power supply ke transformator CT 5 Ampere. 3. Menghubungkan osciloscop ke power supply. 4. Merangkai dioda 6A05 MIC ke output 12 transformator 5 Ampere. 5. Keluar + dari rangkaian dioda k3 + osciloscop. 6. Keluar – dari rangkaian dioda – osciloscop. 7. Mencatat atau menggambar bentuk input dari sinyal osciloscop.

4

8. Menggambar bentuk sinyal output berupa Tegangan DC dari display osciloscop. Gambar Rangkaian Bridge Diode

Gambar 1.3 Rangkaian Bridge Diode

Perhitungan : VR =

2 . 𝑉𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝜋

Vs maks = 3,4 x 10 = 34V VR =

2 . 34 3,14

68 =

3,14

= 21,65 V

5

VI. PENGOLAHAN DATA

Gambar 1.4 Hasil Percobaan Rectifier Halfwave

Gambar 1.5 Hasil Percobaan Rectifier Fullwave

Gambar 1.6 Hasil Percobaan Rectifier Bridge Diode

6

VII. ANALISIS Terdapat perbedaan antara percobaan 1, 2, dan 3. Percobaan pertama dilakukan dengan setengah gelombang perhitungan yang dihasikan adalah Vpp = 30,15 V, Vmax = 34 V, Vpeak = 15, 7,5 V. Percobaan kedua menghasilkan adalah Vpp = 30 , 1,8 V, Vmax = 34 V, Vpeak = 15, 9 V. Percobaan ketiga menghasilkan Vs maks 34V , VR = 21,65 V.

VIII. KESIMPULAN Dapat merubah tegangan bolak – balik (AC) menjadi tegangan searah (DC) dan mengetahui bentuk gelombang dari penyearah gelombang penuh 4 dioda. Dari hasil pengamatan yang diperoleh tentang mengamati bentuk tegangan yang dihasikan oleh penyearah arus gelombang penuh sehingga dapat disumpulkan bahwa kapasistor mempengaruhi frekuensi Vout. Bila rangkaian disusun tanpa menggunakan kapasistor maka akan terbentuk gelombang, sedangkan jika diberi kapasistor tidak akan menghasilkan gelombang

yang

akan

mempengaruhi

frekuensi.

PRAKTIKUM II

I.

JUDUL PRAKTIKUM RANGKAIAN CLIPPER DENGAN DIODE

II.

TUJUAN PRAKTIKUM Mendemonstrasikan cara kerja rangkaian clipper menggunakan diode. Diode clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave – shaping) yang digunakan untuk melindungi tegangan sinyal diatas atau dibawah nilai tertentu.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Resistor 2. Dioda 3. Power Supply 4. Oscilloscope 5. Signal Generator 6. Breadboard 7. Multimeter

IV. TEORI DASAR Rangkaian clipper adalah rangkaian pembentuk gelombang (wave – shaping) yang berfungsi memotong bentuk gelombang pada level dc tertentu. Ada beberapa konfigurasi dari rangkaian clipper, yaitu rangkaian clipper positif, clipper negatif, clipper dengan bias tegangan positif dan clipper dengan bias tegangan negatif. 1.

Rangkaian Clipper Positif Rangkaian clipper positif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc positif dari suatu bentuk gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah

7

8

gelombang positif, maka dioda dibias forward, sehingga arus mengalir pada diode, sehingga tegangan output adalah sebesar 0,7 Volt, yaitu merupakan tegangan barier dari diode.

Gambar 2.1 Rangkaian Clipper Positif

2.

Rangkaian Clipper Negatif Rangkaian clipper negatif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc negatif dari suatu bentuk gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang negatif, maka dioda dibias reserve, sehingga arus mengalir ke beban, sehingga tegangan output adalah sebesar tegangan input.

Gambar 2.2 Rangkaian Clipper Negatif

3.

Rangkaian Clipper dengan Bias Positif Rangkaian clipper bias positif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc positif pada level tertentu sesuai dengan tegangan bias positif yang diberikan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang positif, maka dioda akan dibias forward jika Vin = VBIAS + 0,7 Volt

9

Gambar 2.3 Rangkaian Clipper dengan Bias Positif

4.

Rangkaian Clipper dengan Bias Negatif Rangkaian clipper bias negatif adalah rangkaian clipper yang momotong level dc negatif pada level tertentu sesuai dengan tegangan bias negatif yang diberikan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4. Ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang negatif, maka dioda akan dibias reverse jika Vin = -VBIAS – 0,7 Volt.

Gambar 2.4 Rangkaian Clipper dengan Bias Negatif

10

Rangkaian Praktikum

Gambar 2.5 Skematik Diagram dari Rangkaian Percobaan Keterangan gambar: R = 15 KΩ, 0,25 Watt Potensiometer 5KΩ Diode rectifier silikon : IN4001

V.

PROSEDUR PERCOBAAN 1. Dengan menggunakan breadboard, rangkaian clipper positif seperti pada gambar 2.5 A. 2. Sebelum signal generator dinyalakan, set – lah channel 1 dan 2 dari Oscilloscope pada skala 1 Volt/ division, dc coupling dan time base = 1ms/ division. 3. Sebelum signal generator dinyalakan, nyalakan terlebih dahulu Oscilloscope set – lah posisi garis sinyal channel 1 dan 2 pada level sama yaitu zero volts.

11

4. Nyalakan signal generator dan aturlah amplitudo sinyal sebesar 6 Volt peak – to – peak, pada frekuensi 200 Hz. 5. Dari display Oscilloscope, gambarlah tegangan input dan output (CH1 dan output CH2) pada kertas grafik/ milimeter seperti ditunjukkan oleh gambar 2.6. 6. Matikan signal generator dan Oscilloscope, kemudian balikkan polaritas dari diode sehingga menjadi clipper negatif seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 B 7. Nyalakan kembali Oscilloscope dan signal generator kemudian aturlah amplitudo sinyal tetap sebesar 6 V peak – to – peak, pada frekuensi 200Hz.

Gambar 2.6 Tegangan input dan output rangkaian clipper positif

12

8. Dari display Oscilloscope, gambarlah tegangan input dan output (input CH1 dan output CH2) pada kertas grafik/ milimeter seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.7.

Gambar 2.7 Tegangan input dan output rangkaian clipper negatif

9. Matikan signal generator dan Oscilloscope, kemudian rangkaian clipper dengan bias positif seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 C. 10. Catukan supply tegangan sebesar 5 V pada potensiometer kemudian aturlah sehingga menghasilkan tegangan dc sebesar +1,5 V, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 C. 11. Nyalakan kembali Oscilloscope dan signal generator kemudian aturlah amplitudo sinyal tetap sebesar 6 V peak – to – peak, pada frekuensi 200Hz. 12. Dari display Oscilloscope, gambarkan tegangan input, dan output (input CH1 dan output CH2) pada kertas grafik/ milimeter. 13. Atur – aturlah potensiometer sampai mencapai nilai – nilai yang ekstrim, kemudian amatilah display Oscilloscope, apa yang terjadi? 14. Matikan signal generator, power supply dan Oscilloscope, kemudian balikkan polaritas diode dan power supply sehingga menjadi rangkaian clipper dengan bias negatif seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 D.

13

15. Aturlah supply tegangan sebesar – 5 V pada potensiometer, kemudian aturlah sehingga menghasilkan tegangan dc sebesar – 1,5 V, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5 D. 16. Nyalakan kembali Oscilloscope dan signal generator kemudian aturlah amplitudo sinyal tetap sebesar 6 V peak – to – peak, pada frekuensi 200Hz. 17. Dari display Oscolloscope, gambarkan tegangan input dan output (input CH1 dan output CH2) pada kertas grafik/ milimeter. 18. Atur – aturlah Oscilloscope sampai mencapai nilai – nilai yang ekstrim, kemudian amatilah display Oscilloscope, apa yang terjadi? Percobaan 1 R

= Coklat,Abu,Merah = 1800 Ω

RBb = Merah, Hitam,Merah = 2000Ω Vp = 12V V

= 2,54 V 𝑅𝐵𝑏

VBb = 𝑅+𝑅𝐵𝑏 X Vp

=

2000 1800+2000

X 12

= 6,31579 V Hasil Ukur= Volt/div = 0,5 V 0,5 5 = 0,1 V Hasil Ukur= 0,5V + 0,1 V = 0,6 V Keterangan: Karena 1 kotak punya 5 bagian

14 Percobaan2 R = Coklat,Abu,Merah = 1800Ω RBb = Merah, Hitam,Merah = 2000Ω Vp = 12V V

= 2,54 V 𝑅𝐵𝑏

VBb = 𝑅+𝑅𝐵𝑏 X Vp

=

2000 1800+2000

X 12

= 6,31579 V 1 5 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝑑𝑖𝑣

= 0,2

= 1V = 1V X 3 = 3V

Hasil Ukur = 3 + 0,2 = 3,2 V Percobaan3 R

= Coklat,Abu,Merah = 1800

RBb = Merah, Hitam,Merah = 2000 Vp = 12V V

= 2,54 V 𝑅𝐵𝑏

VBb = 𝑅+𝑅𝐵𝑏 X Vp

=

2000 1800+2000

X 12

= 6,31579 V Hasil ukur V/div = 1volt 1 5

= 0,2

6v + 0,4 = 6,4 Volt

6 kotak

2 Garis

15

VI.

PENGOLAHAN DATA

Gambar 2.8 Hasil Percobaan Clipper Positif

Gambar 2.9 Hasil Percobaan Clipper Negatif

16 VII. ANALISIS Prinsip kerja dari rangkaian clipper yaitu selama setengah siklus positif tegangan input diode konduksi dengan demikian dalam kondisi ini diode seperti saklar tertutup. Selama setengah siklus negative diode terbias reverse dan kelihatan terbuka dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan. Selama setengah siklus negative, diode terbias reserve tidak kelihatan seperti terbuka. Selama setengah siklus positif diode konduksi dan seluruh tegangan jatuh pada R dan sebaliknya pada setengah siklus negative diode off, dan karena RL jauh lebih besar dari R sehingga hampir seluruh tegangan setengah siklus negative muncul pada RL, Pada clipper negatrif semua sinyal diatas level 0 volt telah dipotong. Clipper dibias bekerja dengan membuang sinyal diatas level +V, dalam beberapa aplikasi mungkin level pemotongan tidak = 0 volt, maka dari itu dengan clipper bias dapat membantu menggeser level pemotongan positif atau level negative yang diinginkan.

Berdasarkan data hasil percobaan dibuatlah rangkaian seperti pada pengolahan data diatas Pada rangkaian clipper positif gelombang pada gambar terarah kebawah dan menghasilkan -0,6V dan pada rangkaian negative pada gambar sesuai percobaan gelombang mengarah ke atas dengan rangklaian clipper negative dan menghasilkan +3,2 V.

VIII. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rangkaian clipper berfungsi untuk membuang poilaritas suatu sinyal. Jika sinyal yang ingin dibuang adalah sinyal polaritas positif maka digunakan clipper positif, dan begitu juga sebaliknya Jika sinyal yang ingin dibuang adalah sinyal polaritas negative maka digunakan clipper negative.

PRAKTIKUM III

I.

JUDUL PRAKTIKUM Transistor sebagai saklar (switch)

II.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui cara menggunakan transistor sebagai saklar 2. Mampu merancang rangkaian transistor sebagai saklar 3. Mampu menganalisa rangkaian transistor sebagai saklar 4. Mampu mengaplikasi transistor sebagai saklar

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Transistor 2. Resistor 3. LED 4. Breadboard 5. Power Supply 6. Multimeter

IV. TEORI DASAR Transistor

adalah

suatu

komponen

aktif

dibuat

dari

bahan

semikonduktor. Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan (field effect transistor – FET). Transistor digunakan didalam rangkaian untuk memperkuat isyarat, transistor dwikutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor ekstrinsik jenis p dan n, yang disusun dengan seperti gambar :

17

18

Gambar 3.1 Susunan Kaki Transistor Ketiga bagian transistor ini disebut Emitor, Basis, dan Collector. Emitor sebagai pengeluaran, Basis sebagai tumpuan atau landasan, dan Collector sebagai pengumpul. Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on (nyala) dan off (padam). Keadaan on/ buka merupakan satu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas dengan kata lain tidak ada resisvitas dan besar tegangan sama dengan nol. Keadaan off/ tutup merupakan suatu keadaan yang mana arus tidak mengalir.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN 1. Transistor sebagai saklar dengan Rs a. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini, tentukan Q1, R1, R2, V1 dan V2.

Gambar 3.2 Rangkaian Transistor sebagai saklar rangkaian seri.

19 b. Ukur besar tegangan R2 dan LED. c. Tutup saklar. Apa yang terjadi pada LED? d. Ukur kembali besar tegangan R2 dan LED. e. Ukur besar Is dan Ic, hitung besar penguatan transistor. f. Buktikan nilai Is, Ic, dan VR1 menggunakan persamaan. 2. Transistor sebagai saklar rangkaian paralel a. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini, tentukan Q1, R1, V1, dan V2.

Gambar 3.3 Rangkaian Transistor sebagai saklar rangkaian paralel

b. Ukur besar tegangan R1 dan LED. c. Tutup saklar. Apa yang terjadi pada LED? d. Ukur kembali besar tegangan R1 dan LED. e. Ukur besar Is dan Ic, hitung besar penguatan transistor. f. Buktikan nilai Is dan Ic menggunakan persamaan.

20

VI. PENGOLAHAN DATA

Gambar 3.4 Rangkaian NPN dengan rangkaian seri pada Software Liveware

Gambar 3.5 Rangkaian NPN dengan rangkaian paralel pada Software Livewere

VII. ANALISIS Prinsip pada percobaan transistor sebagai saklar ini adalah dengan memanfaatkan daerah kerja transistor pada kondisi saturasi (ON) dan pada kondisi cutt off (OFF). Kondisi cutoff pada transistor dapat dilakukan tanpa memberi tegangan input pada basis, maka akan terjadi cutoff (OFF). Pada kondisi ini collector dan emitor tak terhubung.

21 Kondisi saturation (ON) pada transistor dapat dilakukan dengan mengalirkan arus yang besar pada basis sehingga menyebabkan arus maksimum pada collector. Pada kondisi tersebut antara collector dan emitte tersambung langsung ( short). Dengan dua daerah kerja transistor ini maka transistor dapat digunakan sebagai saklar ( ON / OFF ). Jenis transistor yang digunakan pada percobaan ini adalah jenis transistor NPN ditandai dengan anak panah mengarah kerah luar pada bagian emitter dan arus mengalir dari kolektor ke emitor yang basisnya dihubungkan ke ground. VIII. KESIMPULAN Dari percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Percobaan rangkaian transistor NPN pertama ketika basis dialiri arus maka LED akan menyala dan ketika basis tidak menerima arus maka LED tidak menyala 2. Percobaan rangkaian transistor NPN kedua ketika kaki basis di aliri arus listrik maka LED tidak menyala karena arus dari kolektor terbagi menjadi dua salah satunya melewati LED dan arus tersebut sangat kecil, sehingga menyebabkan LED tidak menyala(diaiubaikan arusnya). Sedangkan arus yang satunya transistor karena transistor bebanya lebih kecil dari LED, maka arus akan mengalir langsung ke ground. Pada saat basis tidak di aliri aus maka transistor pada kaki kolektor dan emitor tidak terhubung sehingga akan menyalakan LED, karena LED adalah jalur

termudah

untuk

arus

mencapai

ground.

PRAKTIKUM IV

I.

JUDUL PRAKTIKUM TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

II.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Dapat memahami cara kerja rangkaian bias trasistor Common Emitter. 2. Dapat membuat grafik ciri keluaran transistor. 3. Dapat menentukan besar penguatan transistor pada rangkaian Common Emitter.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Multimeter 2. Osciloskop 3. Kabel Jumper 4. Resistor 5. Transistor PNP 6. Catu Daya 7. Potensiometer 8. Kapasitor 9. Papan Rangkaian

IV. TEORI DASAR Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada resistor, ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter (CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC). Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor digrounkan atau ditanahkan, lalu input dimasukan dan output diambil pada

22

23

kaki kolektor. Penguat Common Emitter adalah penguat yang kaki emitor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebasis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Colector adalah penguat yang kaki kolektor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebias dan output diambil pada kaki emitor.

Gambar 4.1 Rangkaian Transistor sebagai penguat

Berdasarkan teori diatas maka dilakukannya praktikum ini guna agar praktikan dapat memahami cara kerja rangkaian bias transistor Common Emitter, membuat grafik ciri keluaran transistor, dan dapat menentukan besar penguat transistor pada rangkaian Common Emitter. Transistor NPN dan transistor PNP merupakan transistor yang terbuat dari semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. Pada transistor tipe ini nilai pergerakan dari elektronnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan muatan positifnya, sehingga akan memungkinkan sistem beroperasi dengan arus yang besar dan pada kecepatan yang besar. Arus pada basis akan dikuatkan oleh kolektor. Jadi transistor NPN akan memasuki daerah aktif ketika tegangan yang berada pada basis lebih tinggi dari pada emitor dan menuju keluar yang menunjukan arah arus konvensional.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN Prosedur kerja yang kami lakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut : 1. Bias Transistor

24

a. Mengambil resistor dengan nilai-nilai resistor yang sesuai dikotak eksperimen. b. Mengatur potensiometer pada posisi nilai resistan yang paling kecil. c. Mengukur arus yang mengalir pada dan tegangan dan Resistor juga dari potensiometer diukur. d. Mengulangi langkah 3 dengan mengatur potensiometer (memutar potensiometer hingga tampak adanya perubahan arus dan tegangan). e. Membandingkan hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung dengan perhitungan rumus untuk arus dan tegangan.

2. Common Emitter a. Memasang kapasitor pada rangkaian dan memberikan masukan isyarat sinusoidal dengan frekuensi 1 KHz dan mengatur tegangan isyarat masukan agar sinyal keluaran cacat bentuknya. Mengukur tegangan keluaran dan isyarat masukan dengan osiloskop. b. Melepaskan pembangkit isyarat dan mengubah potensiometer hingga transistor tepat akan mulai pada keadaan saturasi. Mengukur nilai dan Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 KHz 5 mV) dan mengamati isyarat keluarannya. c. Melepaskan pembangkit isyarat, mengatur VR hingga= 12 Volt. Mengukur, dan keadaan seperti ini dinamakan transistor dalam keadaan cut off. Arus Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 KHz 5 mV) dan mengamati bentuk isyarat keluarannya. d. Mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran transistor untuk setiap variasi VR, kemudian menentukan penguatan tegangan transistor.

VI. PENGOLAHAN DATA a.

Komponen yang digunakan : RE: Coklat,Merah,Coklat, Emas= 120Ω ±5% Rc: Coklat,Merah, Merah, Emas= 1.200Ω ±5%

25

R2: Coklat, Merah, Merah, Emas= 1.200Ω ±5% R1: Biru, Abu-abu, Coklat, Emas= 680Ω ±5% Transistor 9013 NPN Elco1: 47µF Elco2: 47 µF Vcc:10V VR2 = R2

Vcc

R1+R2 1200 10V 680+1200 1200 1880 0,63 . 10 = 6,3V VE = VR2 – 0,6V = 6,3- 0,6V= 5,7V IE =

VE = 5,7 = 0,0475A = 47,5mA RE 120 r’e= 25mV = 25 = 0,52Ω IE 47,5 Zib = hfe (re+r’e) = 100 (120+ 0,52) = 100 . 120,52 = 120.052 Zi = R1// R2 // Zib 680 // 1200 // 12.052 = 1 + 1 + 1

680 =

1200

12.052

816.000 + 12.462 + 8.195

9,834x10 9 838.657 = 9,834x109 9,384x109 = 838.657 = 11.726,41K

26 b. Hasil Praktikum

Gambar 4.2 Hasil Percobaan Transistor sebagai penguat

VII. ANALISIS Penguat common emitter adalah penguat yang kaki emitter transistor dogroundkan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki collector. Penguat common emitter juga mempunyai karakteristik sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian bahwa R1 dan R2 bekerjasama dalam mengatur tegangan bias pada basis transistor. Konfigurasi ini termasuk jenis penguat kelas A. Sinyal input masuk ke penguat melalui kapasistor C1 ke basis transistor. Dan sinyal output diambil pada kaki collector dengan melewati kapasistor C2.

VIII. KESIMPULAN 1. Penguat common emitter adalah bentuk penguat tegangan, dimana pada kaki emitter di groundkan, lalu input dimasukan ke basis, dan output diambil pada kaki kolektor.

27

2. Besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter dapat ditentukan dengan nilai pada tegangan keluaran (Vout) dibagi dengan tegangan masukan (Vin). 3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung, serta diperlukan untuk menguatkan arus yang dimasukan pada agar arus yang masuk tepat pada rangkaian agar bekerja secara optimal.

PRAKTIKUM V

I.

JUDUL PRAKTIKUM MULTIVIBRATOR

II.

TUJUAN PRAKTIKUM Supaya bisa merangkai, Membuat Multivibrator, dan melakukan evaluasi kinerja rangkaian dengan pengamatan.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Oscilloscope 2. Multimeter 3. Transistor 4. Resistor 5. Power Supply

IV. TEORI DASAR Multivibrator adalah suatu rangkaian generatif dengan dua buah piranti aktif yang dirancang sedemikian sehingga salah satu piranti bersifat penghantar pada saat piranti lain terpancung. Multivibrator dapat menyimpan bilangan biner, mencacah pulsa, menyerempakan operasi – operasi aritmatika serta melakukan fungsi – fungsi lainnya dalam sistem digital. Multivibrator digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: 1.

Multivibrator Bistabil Flip – flop adalah nama lain dari multivibrator bistabil, yakni multivibrator yang keluarannya adalah suatu tegangan rendah atau tinggi (0 atau 1). Keluaran ini tetap rendah atau tinggi, untuk mengubah rangkaian yang bersangkutan harus didrive oleh suatu masukkan yang disebut pemicu (trigger). Sampai datangnya pemicu, tegangan keluaran tetap rendah atau tinggi untuk waktu selang terbatas.

28

29

Rangkaian dasar dari multivibrator pada gambar .1 gandegan silang dari masing – masing kolektor ke basis pada sisi yang berlawanan. Gandengan ini menghasilkan umpan balik positif, oleh sebab itu jika Q1 jenuh, tegangan kolektor Q1 yang rendah akan mendorong Q2 ke keadaan terpancung. Demikian juga jika pada suatu saat kita dapat menjenuhkan Q2 maka keadaan ini akan mendorong Q1 terpancung. Maka terdapat dua keadaan kerja yang stabil. Q1 dan Q2 terpancung atau Q1 terpancung dan Q2 jenuh. Untuk mengendalikan keadaan flip – flop, harus ditambahkan masukkan – masukkan pemicu jika suatu tegangan diterapkan pada masukkan S (set), maka Q1 jenuh, hal ini mendorong Q2 ke keadaan terpancung, pemicu pada masukkan S dapat dihilangkan. Demikian pula suatu keadaan tinggi dapat diterapkan pada masukkan R (reset) hal ini menjenuhkan Q2 dan mendorong Q1 ke keadaaan terpancung.

Gambar 5.1 Rangkaian Dasar Multivibrator Bistabil

2.

Multivibrator Monostabil Multivibrator monostabil atau mengalami stabil pada saat satu keadaan namun tidak stabil pada keadaan yang lainnya. Bila dipicu

30

rangkaian berpindah dari keadaan stabil. Rangkaian ini menetap pada keadaan tak stabil ini selama sesaat dan selanjutnya kembali keadaan semula. Rangkaian dasar pada gambar .2 memperlihatkan satu cara untuk menyusun sebuah multivibrator monostabil. Keadaan stabil adalah Q1 mati atau Q2 hidup, yang berkaitan dengan keluaran rendah pada saat suatu pinggiran pulsa lonceng positif tiba, pinggiran ini didefinisikan oleh kapasitor guna mendapatkan suatu impuls positif yang sempit pada basis Q1. Impuls ini menghidupkan Q1 dan menurunkan tegangan kolektor Q1, penurunan tegangan ini digandengkan ke basi Q2, sehingga mematikan transistor ini. Namun kondisi Q1 hidup dan kondisi Q2 mati hanya berlaku sementara, karena dengan berubahnya muatan kapasistor, pra tegangan muncul pada basis Q2 akan hilang setelah selang waktu tertentu yang ditentukan oleh tetapan waktu Rc pada rangkaian basis Q2, Q2 kembali hidup dan Q1 mati.

Gambar 5.2 Rangkaian Dasar Multivibrator Monostabil

Setiap kali suatu pinggiran pulsa lonceng positif tiba pada basi Q, tengangan keluaran Y berpindah dari rendah ke tinggi selama sesaat dan selanjutnya kembali ke keadaan rendah. Terdapat sebuah pulsa segi empat bagi setiap pinggiran pulsa lonceng positif. 3.

Mulvibrator Astabil Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada salah satu keadaan diantaranya dengan perkataan lain. Multivibrator

31

akan berada pada salah satu keadaanya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain. Disini Multivibrator tetap untuk sesaat sebelum kembali ke keadaan semula, perpindahan pulang pergi berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segi empat dengan waktu bangkit yang sangat cepat. Karena tidak dibutuhkan sinyal masukkan untuk memperoleh suatu keluaran.

Gambar 5.3 Rangkaian Dasar Multivibrator Astabil

Kerja rangkaian dasar Multivibrator astabil seperti pada flip flop RS salah satu transistor jenuh pada saat yang lainnya terpancung, perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya akibat adanya pandangan kapasistor, maka keadaan tersebut tidak stabil dengan begitu kapasistor akan mengisi dan mengosongkan muatan selama sesaat dan mengakibatkan salah satu transistor menghantar, kemudian transistor lainnya. Rc1 = Oren, Putih, Hitam, Emas = 390 Ω Rb1 = Coklat, Merah, Merah, Emas= 1200 Ω Rc2 = Oren, Putih, Hitam, Emas = 390 Ω Rb2 = Coklat, Merah, Merah, Emas = 1200 Ω C1= 3,3 µF C2 = 3,3 µF

32 V.

PROSEDUR PRAKTIKUM 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengukur komponen resistor dan kapasistor dengan Avometer 3. Membuat rangkaian mulvibrator 4. Power supply 9 Volt 5. Melihat hasil pada oscilloscope 6. Mencatat hasil

VI. PENGOLAHAN DATA

Gambar 5.4 Hasil Percobaan Multivibrator Astabil VII. ANALISIS DATA Pada rangkaian astable ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasistor yang diperlukan prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang – ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini dihidupkan kapasistor mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb.

VIII. KESIMPULAN Pada rangkaian multivibrator menggunakanndua buah transistor dengan tipe yang sama yang dirangkai silang. Nilai Rc pada kedua transistior sama begitu pula dengan nilai Rb, kemudian Rc dan Rb pada kedua transistor pada rangkaian ini menghasilkan output gelombang seperti gergaji.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Modul Praktikum Elektronika

2.

http://fis15j-sumaryantishm.blogspot.com/2016/11/laporan-eldastransistor-sebagai-sakelar.html

3.

http://sanphysicsedc.blogspot.co.id/2016/01/laporan-eldas-transistor-sebagaipenguat.html

4.

http://gamamafisblog.blogspot.com

5.

http://autopower15.blogspot.co.uk/2017/04/rangkaian-clipperdengan-diode.html

33

Related Documents

Modul Elektronika 1
November 2019 12
Elektronika 1 Dua.docx
June 2020 56
Elektronika Digital
August 2019 47
Dasar Elektronika
May 2020 24
Elektronika Daya-
November 2019 24

More Documents from ""