JUDUL : Duniaku Kelam, Karena NARKOBA! PENOKOHAN : Riska ↭Pecandu Wulan ↭Teman Dekatnya Riska Anis ↭Pengedar (Temennya Via) Via ↭Pengedar (Temannya Anis) Erni ↭Guru Novi ↭Teman Anis & Via (Pecandu) Desca ↭Ibu nya Riska Yanti ↭Polisi Dika ↭Ayah nya Riska Fidri ↭Polisi
SINOPSIS : Riska adalah pribadi yang ceria. Dia sangat homoris, dan bersahabat. Tetapi hidupnya tiba-tiba berubah setelah satu persatu orang yang di sayanginya pergi meninggalkan dirinya. Di mulai dengan perceraian kedua orang tuanya, sampai kepada kenyataan bahwa Aldi, terpaksa harus pindah ke luar ke kota mengikuti orang tuanya. Beruntung sahabatnya, Wulan masih setia menemani kesendiriannya. Tetapi Riska merasa semua telah berubah, maka dirinya juga harus berubah. Cerita ini berawal dari perkenalan Riska dengan Via Dan Anis, teman sekelas yang sebelumnya tidak pernah bertegur sapa dengannya. Namun dengan tiba-tiba berteman dengannya. Bersama Via Dan Anis Riska memulai kehidupannya yang berbeda, yang gelap dan penuh dengan Tawa yang berselimut penyesalan..
Take 1 Suatu pagi, tepatnya di kelas 11 IPA 4 Sedang riuh-riuhnya. Kebetulan jam ke 2 hari ini bu Matus sedang absen karena keperluan medadak. Terlihat tiga orang siswa perempuan tengah bergosip ria di pojok belakang kelas. Anis : eh gimana? Nanti jadi kan hang out nya? Via : Jadi dong, jam 8 malem oke. Nanti lo jemput gue ya. Eh lo ikutan kan ris? Riska : Liat nanti ajadeh.
Anis : Yah kok gitu sih, ikut dongg gak seru nih! Riska : Iyadeeh Wulan, yang memang tak senang dengan kedekatan mereka bertiga, mengamati mereka dari kejauhan. Dari tadi dia terlihat jengah mendengar obrolan mereka bertiga, dengan menghentakkan kakinya, akhirnya Wulan datang menghampiri meja ketinganya dan menggebrak meja keras-keras. Wulan : eh cukup ya lo berdua! Mau lo apasih? Dan lo ris, apa tadi gue gak salah denger? Hang out? Keluar malem sampe jam 8 aja lo gak di ijinin sama mama-papa lo, apalagi sama orang gak jelas macem mereka berdua ini! Via Dan Anis melihat Wulan dengan tatapan setajam pisau. Sementara Riska hanya menatap Wulan lurus-lurus dan merasa tersindir dengan ucapan Wulan yang menyebut tentang mama-papanya. Riska : Ya itu dulu. Sekarang nggak! Mau gue nyemplung ke sungai atau pergi ke kutub utarapun mereka ga akan repot-repot nyariin gue. Riska pergi meninggalkan Wulan yang tidak bisa membalas ucapan nya. Sementara Via Dan Anis menyunggingkan senyum mengejek penuh kemenangan ke Arah Wulan.
Take 2 Saat pulang sekolah, saat Riska tidak bersama dengan Via Dan Anis, Wulan mencoba mencari kesempatan untuk berbicara dengan Riska. Sejak mengenal Via Dan Anis, Riska berubah, tidak seperti dulu. Riska selalu menceritakan segala sesuatu nya pada Wulan, tapi akhir2 ini Riska seperti menghindari bahkan mengacuhkan Wulan. Wulan : Ris tunggu!.. Ris..! Gue mau kita bicara! Ris..! Riska : Apa? Gue kasih waktu lo 1 menit kalo lo belum bicara gue cabut. Wulan : Lo kenapa sih? Riska : Maksud lo? Wulan : Lo menghindar dari gue akhir-akhir ini, dan yang gue liat lo udah mulai deket sama Via dan Anis. Lo tau kan reputasi mereka berdua itu kaya apa? Riska : Oh ya? Lo ngerasa gitu? Yang lo liat itu bener kok. Dan soal reputasi, gue sama sekali gak mempermasalahkan reputasi mereka. Lagi, gue cuma butuh temen yang gak nusuk kayak elo! Wulan : Lo masih marah sama gue soal itu? Plis ngertiin posisi gue saat itu ris, gue.. Riska : Stop! Stop! Udah! Lo pikir gimana perasaan gue kehilangan orang yang paling gue sayang dalam waktu bersaan? Dan lagi, lo! Lo salah satu orang yang bikin seseorang itu pergi!? Lo pikir gimana bisa gue gak benci sama elo?
Wulan : Its oke kalo lo emang benci sama gue Ris, tapi lo harus tau Via sama Anis bukan temen yang baik buat lo, semua orang tau kalo mereka berdua itu... Riska : Udah ya Er! Gausah lo sok peduli lagi! Gausah deket-deket! Gue lagi! Semua udah berubah Lan! Dan semua ini gara gara lo!
Take 3 Brak!! siang ituSaat riska membuka pintu depan rumahnya, terdengar suara benda yang jatuh dari arah Dapur dan kemudian disusul oleh teriakan mamanya, Riska menghela napas panjang dan kemudian memutuskan untuk berdiri di tembok yang membatasi Ruang tamu dan Dapur, menguping pembicaraan orang tuanya. Desca : Aku udah capek ya! Aku disini kerja buat melunasi utang-utang kamu di bank! Belum lagi masih ngurus apa-apa yg ada dirumah! Kamu pikir itu nggak sulit!? Dika : Mau bagaimana lagi ma? Itu kan sudah kewajiban kamu sebagai seorang istri! Lagian siapa yang tau kalo ternyata orang itu penipu dan bawa kabur uang papa!? Desca: Ya! Itu salah papa! Karna tidak mau membicarakannya terlebih dahulu! Kita mau mencari kemana uang sebanyak itu pa.. Dika : cukup ya ma! Papa juga udah capek! Dan mama harus tahu itu! Riska : Ma.. Desca: Kamu! Kamu kemana saja jam segini baru pulang? Riska : Emang penting ya aku jawab? Desca : Riska!! Kamu pikir kamu sedang berbicara dengan siapa? Ha? Riska: Mah, mama nggak ngerasa udah keterlaluan? Aku disini ma! Pa! Sampe kapan mama sama papa ngangep aku patung berjalan dan lebih milih uang uang uang!! Papa : bukan gitu, papa lagi dapat musi... Riska : nggak! Dari dulu kalian emang nggak pernah peduli sama aku! Desca: Riska! Masuk. Kamar kamu. Sekarang.!! Riska: dengan senang hati. Oiya satu lagi. Aku mau tidur siang, jadi bisa kan kalian kalo mau berantem jangan keras2 oke? Desca : Riska!!!
Take 4 Malam itu, jam 8 malam. Anis datang ke rumah Via, mereka berbincang dengan serius di kamar Via. Via : Lo yakin ini bakal berhasil? Anis : Tenang dong lo, kalo lo gugup duluan gitu, rencana kita ga akan berhasil. Gimana sih lo. Via : Ah elo nih! Kalo jual barang gitu sih gue udah sering lagi jadi santai, tapi kalo maksa orang buat make, gue. belum berpengalaman! Anis : Terserah deh, pokoknya malem ini kita harus berhasil. Gue udah lama banget soalnya sakit hati sama tuh cewe. Via : Iya udah yuk, cabut sekarang nih? Anis : Iyadong, eh lo udah bilang rencana kita ini ke Novi kan? Via : Semua rencana udah beres, tinggal nunggu di eksekusi! Anis : Bagus!
Take 5 Setelah menempuh perjalanan dengan mobil jazz milik anis hampir 30 menit, akhirnya mereka sampai di sebuah kopleks perumahan elit yang cukup lenggang, Riska menatap sekelilingnya bingung. Anis : Rumah temen gue, dia lagi ngadain pesta dirumahnya. Riska : (Mengangguk) Via : Yuk masuk! Anis, Via, dan Riska memasuki sebuah rumah minimalis berwarna putih gading dan berpagar tinggi itu. Sayup-Sayup terdengar suara musik house, yang begitu menyentakkan telinga ketika Anis, membuka hadle pintu rumah itu. Anis : Hey Nov! Udah lama? Novi : Ah elo! Enggak kok, cuma kesemutan dikit dari tadi nungguin elo.. eh siapa nih ? Via : temen kita dong, lagi suntuk. Makanya gabung. Novi : Lo apain sampe dia mau ce-es an sama lo-lo berdua? Anis : Lo pikir kenapa? Ah udah deh, eh kok sepi sih? Malem ini cuma kita berempat nih?
Novi : Iya, Eris sama dayang-dayang nya batal dateng, mau nyari suasana baru katanya, tau deh! Anis : Kaya gatau Eris aja! Eh Vi ambil gih barang nya! Via : Okee bentar bentar ada di mobil. Riska : Barang Apaan sih? Anis dan Novi saling berpandangan. Novi: Udah, lo pasti suka kok. Eh iya kita belum kenalan gue novi. Lo? Riska: Gue Riska, Eh gue.. Via : Ini diaa!! Lets Party tonight! Riska : Ini apa? Novi: Lo cobain dikit deh, tinggal lo minum doang kok. Kalo lo tetep nggak suka, kita nggak bakal maksa. Anis: Iya lo nggak asik banget sih! Via: Iya nih cobain aja dulu! Riska: Oke oke.. gue coba. Tapi dikit aja ya? Novi: Sip nih buat elo ris! Riska: Lo berdua nggak minum ? Novi : Mereka kebagian nyediain barang ris. Riska: loh kok.. Via: Udah lo minum aja gih, gue sama Anis cuma sebagai produsen di sini. Kemudian Riska meminum segelas air yang di berikan oleh Novi tadi. Novi : Gimana2 enak kann? Riska : Gue pusing, tapi gue kok ngerasa enteng ya, maksudnya kayak gak punya beban gitu, lebih bebas. Minuman apaan sih? Lo punya lagi gak?
Novi : nah kan! Kena juga lo! Vitamin biasa, kalo lo lagi pengen, nih cunguk dua punya cadangan banyak! Riska : Eh masa? Lo berdua kok gak pernah cerita punya barang bagus kaya gini. Anis : ini udah! Cerita! Udah lo cobain malah!
Via : kalo lo butuh, tinggal order aja ke gue. barangnya Ready kok! Semenjak saat itu Riska makin sering pergi dengan bertiga dengan Via dan Anis, terkadang Juga berempat, jika novi ikut bersama mereka. Semenjak itu pula Erni merasa Riska jadi semakin berubah, malah lebih parah. Riska terkadang juga sering bolos, sekalinya masuk malah tidur di kelas.
Take 6 Pagi itu suasana kelas XI MIPA 4 tertib dan damai, Bu Erni yang mengajar Biologi tengah menjelaskan materi tentang Sel pada manusia. Bu Erni menghentikan penjelasannya dan menatap tajam seseorang yang tengah menelungkupkan kepalanya ke atas meja. B. Erni : Kamu yang disana! (melempar penghapus papan) Riska : Aduh siapa nih yang ngelempar ? Cari mati ya? Elo ya cup? Atau elo ya dro? B. Erni : Saya yang melempar! Mau apa kamu? Riska : Ibu nih kalo kepala saya benjol terus geger otak gimana? Ibu mau tanggung jawab? B. Erni : Saya liat bukan cuma sekali dua kali kamu tidur di kelas, jangan karena kamu peringkat satu, kamu bisa seenaknya, kesopanan juga di nilai dalam.. hei Riska! Mau kemana kamu!? Riska kembali sekarang! Wulan yang menatap kejadian itu, hanya menatap Riska dengan sedih.
Take 7 Melihat perubahan sikap Riska yang semakin hari semakin keterlaluan, Setelah bel istirahat berbunyi Wulan langsung memutuskan untuk pergi ke ruangan bu Erni. Wulan : Permisi bu, assalamualaikum B. Erni : Ada apa Wulan? Mari silahkan duduk. Wulan : Saya ingin membicarakan tentang Riska bu. B. Erni : Oh tentang anak itu, ibu maklum saja.karena yg ibu dengar ortu Riska akan bercerai dalam waktu dekat ini. Wulan : Iya bu saya juga tahu, tapi Riska berubah banyak sejak dia berteman dengan Via dan Anis. Saya pikir ada sesuatu di antara mereka. B. Erni : Jika seperti itu, kamu mau kan bantu ibu? Wulan : Akan saya lakukan, bu.
B. Erni : Tolong kamu awasi mereka bertiga, jika ada sesuatu yang menurut kamu aneh, kamu bisa langsung menghubungi ibu. Wulan : baiklah bu, akan saya coba. Kalau begitu saya kembali dulu. B. Erni: Baiklah terimakasih wulan.
Take 8 Siang itu disekolah Riska merasakan tubuhnya menggigil, kulitnya pucat, matanya juga sayu. Riska yakin penyebab dia tidak enak badan seperti ini pasti karena hari ini dia belum meminum minuman vitamin dari Via dan Anis itu, Riska langsung bergegas ke kamar mandi setelah tadi, diberitahu agung jika Via dan Anis ada di kamar mandi. Sesampai nya di pintu kamar mandi, Riska menghentikan langkahnya setelah mendengar seseorang yang menyebut namanya di dalam, dan jelas itu adalah sauara Via dan Anis. Via : Lo yakin dia peringkat satu dikelas? Ngebedain drugs sama vitamin aja oon banget! Anis : Gak tau deh gue! Tu anak ternyata emang gampang banget di singkirin. Tau gitu udah dari dulu gue sodorin narkoba! Via : Frontal banget sih lo! Jangan keras2 dong! Usaha gue jadi kacau ntar. Anis : Gila lo usaha apaan? Jual barang haram gitu lo bilang usaha? Via : Punya gue limited tau! Ekspor dari luar negeri langs.... BRAKKKKK!!! Tiba- tiba riska masuk menatapp tajam Via dan Anis. Riska : Maksud lo apaan? Narkoba? Heh apaan maksud lo? Ha? Anis : Apaan sih lo lepasin nggak! Via : Ris, tenang ris.. lo tenang dul.. Riska : Tenang.. tenang jidat lo? Lo ngumpanin gue ya? iya? Lo nyodorin gue barang itu dan.. Anis : Dan lo suka! Gue nggak tau ya lo pura2 bego atau emang udah bego sampe ga bisa bedain mana vitamin dan mana narkoba!? Riska : Gue nggak tau! Lo tuh ya! Lo punya masalah apa sih sama gue? Via : Udah dong Ris, nis.. aduhh pusing gue! Anis : Salah lo? Salah lo banyak ris! Lo tau? Gue muak karena gue selalu jadi yang kedua di kelas! Dan lo selalu jadi yang pertama! Dulu Lo juga udah ngerebut Aldi dari gue! Apasih bagusnya lo? Siapa sih lo? Hah? Riska : Gue pikir kalian berdua...akhh! Via: Eh ris, ris.. lo kenapa? Riss!?
BRAKKK!! Tiba-tiba muncul dua orang wanita menodongkan pistol ke arah mereka. Anis dan Via refleks mengangkat tangannya, sementara Riska jatuh terduduk di lantai kamar mandi. Yanti Dan Fidri : Angkat tangan kalian! Anis : Hehh!? Apa-apaan ini, saya salah apa!? Yanti : Kalian bisa menjelaskan semua nanti di kantor polisi Mau tidak mau Anis dan Via di bawa oleh kedua polisi wanita tersebut, sesaat setelah itu Bu Erni, wulan dan juga Desca masuk ke kamar mandi dan menghampiri Riska yang sudah lemas dan pucat. Desca : Riska, kamu kenapa bisa seperti ini sih Ris.. Ka maafin mama sayang.. Bu. Erni : Ibu harus tenang, sebaiknya kita membawa riska ke rumah sakit, sekarang.
Take 9 Akhirnya Riska, di bawa ke rumah sakit, Setelah menjalani pemeriksaan total dan tes urin, ternyata Riska memang positif menggunakan narkoba. Desca langsung memeluk Riska yang juga terkejut dengan hasil tes tersebut. Riska : Maaf ma maafin Riska, Riska salah ma. Desca : Bukan salah kamu. Ini juga karena mama yang jarang perhatiin kamu. Kamu pasti bisa! Mama yakin! Yanti : Maaf bu, Sodari Riska harus kami bawa ke kantor sebagain saksi atas Kasus pengedaran Narkoba. Desca : Tapi anak saya ini korban bu.. Riska : Ma, udah.. mama percaya kan sama aku? Desca Mengangguk. Akhirnya Riska, Di bawa ke kantor polisi untuk selanjutnya di mintai keterangannya.
Take 10 Pada akhirnya Via dan Anis Terbukti bersalah dan harus mempertangung jawabkan perbuatannya di penjara, dan terpaksa harus berhenti sekolah. Sementara Riska di rehabilitasi untuk masa penyembuhanya. Sebelum berangkat Riska Berpamintan kepada kedua orang tuanya yang setelah kejadian itu memutuskan untuk tidak bercerai dan mengutamakan kesembuhan Riska. Riska: Ma, Pa.. Mama: Mama percaya kalo kamu pasti bisa!
Papa: Kami di sini menunggu kamu, nak. Riska tersenyum, kemudian matanya beralih ke ke Wulan yang juga menatapanya tersenyum. Riska : Maafin gue ya.. Wulan : Cepet balik ris, banyak yang pengen gue ceritain ke elo. Riska : bisa aja lo. Lo juga. Semangat belajarnya. Kemudian mereka semua tersenyum.
“Tidak semua cerita berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita inginkan. Dan, percaya bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga’ – Happily Ever After