Dokumentasi Akreditasi RS Dr Abdul Rochman
1
15 pokja
2
SURVEI ULANG (RE – SURVEI)
4
MUTU YAN KESELA MATAN PASIEN
5
6
P
7
P
O
a
tan
8
K
Prof
9
10
NASIONAL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN RUMAH SAKIT REGULASI
UNIT KERJA
• •
Undang-undang Peraturan Pemerintah PMK, KMK Pedoman Kebijakan Pelayanan RS Panduan Pelayanan SPO
• •
RKA/RBA Kebijakan Pelayanan
•
Unit Kerja Pedoman
• • •
Pengorganisasian Pedoman Pelayanan SPO Program
• • • • •
KETENTUAN TERTULIS
11
ISTILAH
PENGERTIAN
KEBIJAKAN
Rangkaian konsep & asas yg menjadi grs besar & dasar rencana dlm pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak
PEDOMAN
Kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bgmn sesuatu harus dilakukan; hal pokok yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu
12
ISTILAH
PENGERTIAN
PANDUAN (buku) petunjuk Suatu perangkat instruksi/ langkah-2 STANDAR PROSEDUR OPERASION AL
yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensu s bersam untu melaksanak berbagai a k an kegiata dan fungsi pelayanan n yang
dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi 13
POKJA 8 PMKP
14
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 UU no 44 tahun 2014 tentang RS
05è阠咵 éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 藈曓 ñ涊奯 ò㘞 坉 ó杰玼 ô梖 ø㲈 ᠳ ù茚䮩 ú ۗ û猠 ü霚ᐡ ā燜 Ă㊊礆 ă밖ܫĄ飂癭 ą ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 Č憘皉 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ 糬㍓Ě䫞❑ ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 ġ薪 Ģ뷜愭ģ춤℉ Ĥ婌坿 ĥ ⴚ⤦Ī럮啿 ī⯪䍯 Ĭ䑦 沋 ĭ 뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 ĵᥪ窿 Ķ륨幍 PMK no 1438 tentang standar pelayanan kedokteran
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 PMK 1691 tentang Keselamatan Pasien
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 Standar Pelayanan Minimal RS
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 Pedoman Peningkatan Mutu (Konsep dan Prinsip)
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 Panduan Keselamatan Pasien
éꀮ 妒 ê匬⧯ ëƮ燖 ì琂勇 í뇆⮵ ó杰玼 ô梖⠎õ㣞 恑 ö괌☢ ÷畖 枙 ý䌀ὀþआᅮÿ㴌䭨 Ā䇘 ݮā燜 Ă㊊礆 ⻢䬣 Ĉ瓎ᖜ ĉ꿒䫓Ċを㳹 ċ档 đ扔⇐Ē仐儙 ē䓢 Ĕ鬲ȡĕﯜ眻 ěᘒ圇 Ĝ뿮劓 ĝ古㢿 Ğ匠≯ ğdž娂 ĥȒĦﲈ氬 ħ켜洛 Ĩ쩒䳥ĩⴚ⤦ İ䙸䇗 ı戞 燥 IJ뚨乂 ij䏸 Ĵ巺 椡 Sistem pencatatan dan pelaporan IKP (PERSI)
15
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kebijakan PMKP Pedoman PMKP Pedoman manajemen risiko RS Panduan Keselamatan Pasien* Panduan Pencatatan & Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) Panduan/SPO pencatatan, pelaporan, analisa dan validasi Indikator Mutu Panduan/SPO pemilihan area prioritas utk PPK & CP SPO validasi data yg akan di publikasi Program PMKP RS Program PMKP unit kerja 16
0
Bukti pelaksanaan rapat penyusunan Program PMKP, monitoring capaian indikator mutu, koordinasi dng komite PPI,
1 Bukti audit CP pra implementasi dan paska impelementasi 2
Bukti pencatatan indikator mutu di unit kerja form sensus harian or pencatatan on-line
3
Profil/kamus indikator untuk setiap indikator, termasuk data surveilance
4 Bukti laporan capaian indikator dari unit kerja ke Komite PMKP 5 Bukti validasi dan analisis data di Komite PMKP 6 Bukti desiminasi data dari Komite PMKP ke unit yan, staf medis dan staf keperawatan
17
5888
Bukti diklat mutu utk Direksi, Para pimpinan RS, Komite PMKP dan PIC data
5889
Laporan IKP sentinel, KTD, KTC, KNC
5890
Risk grading dan hasil analisa laporan IKP RCA & investigasi sederhana
5891 Dokumen pelaksanaan Risk manajemen 5892 Dokumen FMEA
18
STD
EP
PMKP 1
DOKUMEN 1Kebijakan perencanaan program PMKP Dokumen pelaksanaan perencanaan program PMKP (notulen rapat) 2Kebijakan pelaksanaan monitoring program PMKP 3Dokumen pelaksanaan monitoring program Ketentuan Mekanisme pengawasan program
PMKP
PMKP 4 Dokumen pelaksanaan pengawasan program Kebijakan pelaporan program PMKP ke pemilik
PMKP
Dokumen laporan program PMKP dari Direktur RS ke Pemilik Kebijakan di EP 1 s/d 4 bisa dijadikan satu dan bisa dimasukan di buku pedoman PMKP (PMKP 2) PMKP 1.1
1Komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS Notulen rapat komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS 2.
Program PMKP
3.
Program PMKP terdiri dari minimal : PPK dan clinical pathway Indikator area klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien Insiden Keselamatan Pasien Risiko Manajemen Klinis -> FMEA
4.
Program PMKP koordinasi dng yang lain : Pengawasan PPI (PPI 10 EP 1)
KP 1.4.
Penilaian kinerja (TKP 3.4 EP2, KPS 11 EP 1, KPS 14 EP 1, KPS 17 EP1) Notulen rapat Komite PMKP dengan Komite PPI 5 Program PMKP PMKP 1.2 1.
SK Penetapan pengukuran/indikator prioritas
Lihat PMKP 3.1, 3.2, 3.3)
23
SK Penetapan prioritas yang diperbaiki
bisa lihat PMKP 2.1, area prioritas untuk
24
dibuatkSKPenetanpanPPKbahwadanclinicalSKPmerupakanpathway prioritas
Catatan : SK penetapan prioritas yang di EP 1, 2 dan 3 bisa dijadikan satu, penetapan prioritas bisa dijadikan satu di buku pedoman PMKP PMKP 1.3. 1. Sistem manajemen data (Ketentuan Pengelolaan data indikator mutu/SPM RS 5888
Software untuk analisa data
1. Kebijakan/ketentuan pelaksanaan komunikasi dan informasi tentang program PMKP termasuk publikasi data dan media apa yang digunakan 5888 5889
PMKP 1.5 1. 2.
Dokumen pelaksanaan komunikasi dan informasi (notulen rapat, papan pengumuman, surat edaran, kegiatan diklat, dll) Dokumen pelaksanaan komunikasi Program diklat PMKP
termasuk SKP
para pimpinan di RS, PIC pengumpul data, staf komite
PMKP/Mutu RS CV nara sumber diklat PMKP
3. PMKP 2
1.
Bukti diklat PMKP
undangan, daftar hadir, materi
Pedoman PMKP, sistematika yg disarankan sbb : Pendahuluan Latar belakang Tujuan Pengertian Kebijakan Pengorganisasian Kegiatan PMKP (design/upaya PMKP) Metode Pencatatan dan Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Penutup Catatan : Pedoman PM bisa sendiri terpisah dengan Panduan KPRS, bisa juga dijadikan satu
PMKP 2.1
2.
Kegiatan PMKP sesuai dengan elemen yang ada di maksug dan tujuan
3.
Indikator-indikator yang ditetapkan (lihat PMKP 3.1, 3.2, 3.3)
4.
Laporan program PMKP
1.
5 PPK, 5 clinical pathway dan atau 5 protokol klinis
2.
Panduan penyusunan dan penerapan PPK, CP dan atau protokol klinis
3. 4. PMKP 3
PMKP 3.1
1. 2. 3. 4.
PMKP 3.2
Bukti implementasi 5 PPK, 5 clinical pathway dan atau 5 protokol klinis Hasil audit penerapan PPK, CP dan atau protokol klinis
di RM
varian berkurang
1 Program PMKP lihat sasaran program : area klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien 2 Program PMKP lihat rincian kegiatan pengukuran indikator area klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien 3 Sistem laporan program PMKP mulai dari unit kerja sampai ke pimpinan RS lihat PenetapdibukupedomanidikatorPMKPdi11 area klinis, minimal setiap area klinis 1 indikator. Bila bukan RS Pendidikan maka area riset termasuk TDD 5 indikator dari JCI Dasar pemilihan indikator
Indikator yg dipilih
sains dan bukti
lihat profil indikator
struktur, proses dan hasil
lihat profil indikator
5.
Profil indikator
6.
Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)
1.
Penetapan indikator di 9 area manajerial , minimak setiap area manajerial 1 indikator
2. 3. 4.
Dasar pemilihan indikator
Indikator yg dipilih Profil indikator
sains dan bukti
lihat profil indikator
struktur, proses dan hasil
lihat profil indikator
PMKP 3.3
PMKP 4
PMKP 4.1. PMKP 4.2
PMKP 5
PMKP 5.1 PMKP 6
5.
Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)
1.
Indikator untuk 6 SKP, minimal 1 indikator untuk setiap SKP
2.
Program PMKP
3.
Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL (lihat di PMKP 4)
1.
SOP pengumpulan, pelaporan dan analisa data Hasil pengumpulan data, analisa dan RTL
2.
CV petugas pengumpul dan analisa data
3.
Hasil analisis data dengan metoda statistik
4.
Laporan hasil analisis
1.
Lihat profil indikator
2.
Analisis sesuai dengan frekuensi yang ditetapkan di profil indikator
1.
Hasil analisis berdasarkan trend RS
2.
Hasil analisis yang dibandingkan dng RS lain
3.
Hasil analisis yang dibandingkan dng standar
4.
Hasil analisis yang dibandingkan dng praktik yang baik
1.
Kebijakan dan prosedur validasi data/SPO validasi data
2.
Kebijakan dan prosedur validasi data/SPO validasi data
3.
Hasil validasi data indikator di PMKP 3.1 (contoh)
1.
Kebijakan dan prosedur validasi data yang disampaikan ke publik
2.
Hasil validasi data yang disampaikan ke publik (contoh)
1.
Definisi operasional sentinel
lihat kegiatan
indikator SKP
PMKP 7
PMKP 8.
PMKP 9.
PMKP 10.
2.
Panduan/SPO/Tata laksana melakukan RCA
3.
Hasil analisis RCA
4.
RTL dari RCA
1.
Hasil analisis KTD yang ada peningkatan
2.
Hasil analisis reaksi transfus
3.
Hasil analisis reaksi obat
4.
Hasil analisis kesalahan obat
5.
Hasil analisis ketidak cocokan Dx pra dan paska operasi.
6.
Hasil analisis KTD selama sedasi moderat atau dalam dan anestesi.
7.
Hasil analisis kegiatan lainnya.
1.
Tetapkan definisi KNC (defiinisi operasional KNC)
2.
Tetapkan jenis kejadian yg harus dilaporkan sbg KNC
3.
SPO pencatatan dan pelaporan
4.
Hasil analisis dan tindak lanjut
1.
Program PMKP Bukti-bukti pelaksanaan kegiatan PMKP
2.
Hasil perbaikan di area prioritas
3.
Laporan perbaikan yang sudah dilakukan
1.
Hasil PSA/PDCA di area prioritas (PMKP 2.1; 3.1; 3.2, 3.3)
2.
Komite PMKP/Komite Mutu/Tim KPRS, PIC data.
3.
Hasil PDSA/PDCA
lihat PMKP 2.1 EP 4, PMKP 4
PMKP 11
4.
Hasil PDSA/PDCA
5.
Laporan PMKP
6.
Hasil PDSA/PDCA
7.
Laporan kegiatan
1.
Manajemen Risiko Klinis
2.
FMEA
3.
RTL dari FMEA
capaian indikator mutu
hasil Risk Asesment
0
Bentuk dokumen SK Direktur RS
1
Kebijakan merupakan lampiran dari SK Direktur tersebut.
2
Alternatif lainnya Kebijakan merupakan salah satu bab di pedoman PMKP
3
Isi kebijakan diambil dari standar dan elemen penilaian yang ada di PMKP 1 sampai dengan PMKP 1.5 26
0 Pimpinan
berpartisipasi
perencanaan,
dalam
pelaksanaan
dan
monitoring program PMKP 1 Pimpinan menetapkan mekanisme pengawasan program PMKP 2
Pimpinan melaporan hasil kegiatan program PMKP ke pemilik
3 Pimpinan menetapkan prioritas yang di evaluasi 4 Pimpinan menetapkan prioritas kegiatan PMKP
5 Pimpinan memahami teknologi dan unsur bantuan lain 27
23 Seluruh unit kerja di RS melaksanakan program PMKP 24 Program menangani sistem dari RS, rancangan sistem dan rancang ulang dari PMKP, dengan menerapkan pendekatan sistematik 25 Program menangani koordinasi semua komponen dari kegiatan penilaian/pengukuran dan pengendalian mutu 26 SKP merupakan salah satu program prioritas PMKP 27 Hasil PMKP di info kan ke staf secara reguler
28 Program diklat PMKP, dll
28
29
5888
Alternatif I pedoman mutu & KP dijadikan satu
5889
Alternatif II pedoman mutu dan KP dipisah ada dua buku :
Pedoman PM
5888Panduan KP
30
SISTEMATIKA PEDOMAN PMKP 0 1 2 3 4
5 6 7 8 9
Pendahuluan Latar belakang Tujuan Pengertian Kebijakan* Pengorganisasian Kegiatan Metode Pencatatan dan Pelaporan Monitoring dan Evaluasi
11.Penutup
31
2. Latar Belakang • Agar diuraikan data-data capaian indikator mutu dan insiden keselamatan pasien baik di tingkat dunia, nasional maupun di tingkat RS sendiri. Data-data tersebut dapat merupakan dasar mengapa upaya PMKP perlu dilaksanakan di RS.
• Selain data, bisa juga diuraikan peraturanperundangan yang mewajibkan RS melaksanakan
upaya PMKP
32
0
Yang
dimaksud
tujuan
disini
adalah
tujuan dari upaya PMKP, bukan tujuan dari buku pedoman
1 Tujuan agar dapat menggambarkan apa yg ingin dicapai RS 2
Tujuan lihat juga tujuan program PMKP meningkatkan mutu dng mengurangi risiko insiden keselamatan pasien 33
4. PENGERTIAN 6 Indikator sasaran keselamatan pasien
0 Peningkatan mutu
&
keselamatan pasien 1 upaya peningkatan mutu
2 Keselamatan Pasien 3 Clinical pathway 4 Indikator klinis 5 Indikator manajemen
34
23Sentinel 24Kejadian Tidak Diharapka n,
25Kejadian Nyaris Cedera, 26Kejadian Tidak Cedera, 27Kondisi Potensial Cedera
28RCA 29Risk Manajemen 30FMEA
5888 KEBIJAKAN PMKP 5889 Lihat kebijakan di SK kebijakan Catatan : Kebijakan bisa berbentuk SK sendiri
35
0 PENGORGANISASIAN
ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ餀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ焀ǰᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀ ࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ЀĀȀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ȀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀̀ĀȀ⸀ԀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 Āᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀ1
Agar dijelaskan organisasi/unit
yg menangani program PMKP (Tim/Komite) Uraian tugas, tata hubungan kerja dengan unit kerja lainnya dan dengan komite medis, komite ppi
ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ餀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ焀ǰᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ЀĀȀȀ⸀Āᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ȀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀̀ĀȀ⸀ԀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀Ā ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ Āᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀ
Jelaskan juga bila ada staf pendukung program (mis PIC pengumpul data, champion-2) uraian tugas dan tata hubungan kerjanya dengan Komite/Tim PMKP
ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ餀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ焀ǰᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠĀȀĀ⸀ЀĀȀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ȀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀̀ĀȀ⸀ԀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀Ġᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀ ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀࠀ尀攀渀搀愀猀栀 ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ∀ĠᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀĀᜀĀ ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ뜀ǰᜀĀᜀ3
Bila ada tim peningkatan mutu spesifik di
Departemen/Instalasi/Unit uraikan fungsi, peran dan dan tanggung jawabnya serta tata hubungan kerja dengan Komite/Tim PMKP 36
0.0 PENGORGANISA SIAN 1 Tata hubungan kerja dng Komite PPI 2
Bentuk Struktur organisasi diserahkan ke RS yang penting di RS ada 1 – 2 orang yang full time mengelola
program PMKP (tidak double job)
37
KETUA KOMITE/PANITIA PMKP
Sekretaris
TIM/PJ PENINGKATAN TIM/PJ KPRS MUTU
38
KOORDINATOR PMKP
Sekretaris
TIM/PJ PENINGKATAN TIM/PJ KPRS MUTU
39
KETUA KOMITE/PANITIA PMKP
Sekretaris
ANGGOTA
40
KETUA RISK MANAJEMEN
Sekretaris
PENINGKATA N MUTU
KPRS
K-3 RS
41
KETUA PMKP & PENILAIAN KINERJA
Sekretaris
PENINGKATA N MUTU
KPRS
PENILAIA N KINERJA
42
0 PPK & Clinical Pathway 1 Indikator Mutu (klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan Pasien, unit kerja, surveilance PPI) 2 Keselamatan Pasien (IKP, Risk Manajemen, FMEA) 3 Penilaian kinerja (RS, Unit kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga profesi, Staf) 4 Evaluasi kontrak & perjanjian lainnya 5 Diklat PMKP 6 Program PMKP di unit kerja 7 Program-2 spesifik, bila ada. PMI/PME di lab, MPKP di bidang keperawatan, dll
0
KEGIATAN INI AGAR DIURAIKAN SECARA RINCI & JELAS, TERMASUK BAGAIMANA DESIGN MUTU NYA. 43
Model/Metode yang digunakan untuk melaksanakan PMKP buat diagram siklus mutu dan dijelaskan untuk setiap komponen, bisa menggunakan siklus mutu dari JCI atau yg lainnya (PDSA) quality improvement tool yang dipergunakan
44
PLAN (P) Rencana perubahan atau uji bagaimana sesuatu bekerja. DO (D)
Melaksanakan rencana.
STUDI Lihatlah hasilnya. Apa yang kau (S) ketahui? Ulangi seperlunya sampai tujuan yang diinginkan tercap ai Tentukan tindakan apa yang harus 45 ACT (A) diambil untuk meningkatkan.
Belum ada prosedur untuk membandingkan daftar obat pasien yang diminum sebelum masuk rawat inap terhadap order pertama obat
47
SIKLUS I 0
SPO rekonsiliasi obat
0
Dilaksanakan rekonsiliasi obat Analisa hasil kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi obat kepatuhan masih 60 %
0
Rencana tindak lanjut upaya perbaikan untuk meningkatkan
0
SIKLUS I I kepatuhan
misalnya : edukasi staf
0
Edukasi staf
5888
Pelaksanaan edukasi staf
23
A
Analisa hasil kepatuhan pelaksanaan rekonsiliasi obat kepatuhan masih 90 %
Rencana tindak lanjut upaya perbaikan untuk meningkatkan
kepatuhan
48
Design
Function or Process
Measur e
Objective Internal Database
Redesign Design Improvemen t/ Innovation
Improve
Asse ss Improvement Priorities
Comparative
Informatio n SIKLUS MUTU JCR
49
Function or Process
Pelayanan dispensing
Measure
• •
Internal Database
Data base Waktu tunggu pelayanan obat jadi = 35 mt Tidak adanya kesalahan pemberian obat = 95 %
Assess
Lakukan analisa dng melihat trend, dengan standard dan faktor-faktor penyebab
Comparative Information
Nilai SPM
Waktu tunggu pelayanan obat jadi Tidak adanya kesalahan pemberian obat
Waktu tunggu 30 mt Tidak ada kesalahan = 100 % Improvement Priorities
Prioritas peningkatan : Penurunan kejadian kesalahan
pemberian obat
Improve
Meningkatkan Tidak adanya kesalahan pemberian obat
Improvement/ Review SPO dispensing Innovation dispensing
perbaikan SPO
Redesign
Telaah resep (MPO 5.1) Sistem penyaluran obat dng dosis yg tepat kepada pasien yg tepat, di saat yg tepat (MPO 5.2)
Objective
Mengurangi kesalahan pemberian obat
9. PENCATATAN & PELAPORAN Pencatatan bagaimana proses pencatatan kegiatan PMKP, misalnya sensus harian indikator mutu, dll 5889 Pelaporan 5888Alur laporan data indikator mutu : unit kerja Komite PMKP 5888 Direktur RS Pemilik 5889 Feed back data hasil analisa indikator mutu : Komite PMKP 5888 Direktur RS unit kerja 5890Alur laporan IKP : unit kerja Komite PMKP Direktur RS 5888 Pemilik 5891Feedback insiden report : Direktur unit kerja 5892 Alur laporan evaluasi kontrak & feedback nya. 5888
CATATAN : Perlu dibuat panduan :
1. Panduan pencatatan & pelaporan IKP 2. Panduan pencatatan & pelaporan indikator mutu
52
10. MONITORING & EVALUASI Uraikan dengan jelas bagaimana RS melakukan monev program, mis : 5888
Melalui rapat koordinasi/manajemen meeting
5889 Audit internal dan & eksternal, dll
53
10. PENUTUP Program PMKP merupakan kegiatan Peningkatan Mutu yang berjalan secara berkesinambungan & berkelanjutan Buku Pedoman PMKP akan di review secara berkala, paling lambat 3 tahun
sekali
54
55
23
Pendahuluan
24
Latar belakang
25
Tujuan umum & khusus
26
Kegiatan pokok & rincian kegiatan
27
Cara melaksanakan kegiatan
28
Sasaran
29
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
30
Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
31
Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 56
1. PENDAHULUAN Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait dengan program peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
57
2. LATAR BELAKANG Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program peningkatan mutu pelayanan tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program peningkatan mutu pelayanan tsb dapat lebih kuat.
58
3. TUJUAN UMUM & KHUSUS 5888 UMUM Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan RS secara berkelanjutan dan berkesinambungan melalui pengurangan risiko keselamatan pasien
23 KHUSUS Agar asuhan klinis terstandarisasi secara konsisten dan sesuai dengan pengetahun profesional saat ini 24 Agar dapat dilakukan monitoring upaya peningkatan mutu pelayanan melalui penggunaan indikator prioritas dan unit kerja 25Agar dapat dilakukan monitoring kinerja individu dan kinerja unit kerja 23
59
5888
KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
5889 KEGIATAN POKOK 23 Standarisasi asuhan klinis secara bertahap 24 Monitoring mutu area klinis, area manajerial & sasaran keselamatan pasien 25 Monitoring mutu unit kerja 26 Monitoring kinerja Direksi, para pimpinan, profesi dan staf non klinis 27 Diklat mutu pelayanan 28 Rapat Mutu dengan Pimpinan RS
29 Rapat Mutu untuk koordinasi kegiatan 60
RINCIAN KEGIATAN
61
5888 STANDARISASI ASUHAN KLINIS 23 Pembentukan tim clinical pathway 24 Penyusunan pedoman/panduan pelaksanaan standarisasi asuhan klinis 25 Penetapan 5 area prioritas untuk di standarisasi penyakit atau prosedur tindakan 26 Penyusunan panduan praktik klinis untuk 5 area prioritas 27 Penyusunan 5 clinical pathway 28 Edukasi ke staf klinis 29 Uji coba implementasi 30 Penyempurnaan PPK & CP serta sistem implementasi 31 Implementasi 5 PPK & 5 CP 32 Monitoring implementasi PPK & CP audit klinis 33 Pelaporan hasil audit 34 Rencana Tindak Lanjut.
62
RTL/ ACTION PLAN
CEK/ AUDIT
PENYU SUNAN PPK & CP IMPLE MENTASI PPK & CP
63
5888
Monitoring mutu area klinis, area manajerial & sasaran keselamatan pasien 5889 Identifikasi indikator yang sudah dimonitor di RS 5890 Pemilihan indikator area klinis, manajerial & SKP 5891 Penetapan indikator area klinis, manajerial & SKP 5892 Penyusunan SPO pencatatan, pengumpulan, analisa, validasi, lap. ke Dir RS, feed back ke unit kerja. 5893 Edukasi staf PJ/PIC pengumpul data (PMKP 1.5) 5894 Pelaksanaan pengumpulan data 5895 Validasi data indikator mutu area klinis (PMKP 5)
5896 Analisa data indikator (PMKP 4) 5897 Penyusunan laporan mutu ke Direktur (PMKP 3) 5898 Feed back hasil mutu ke unit kerja (PMKP 1.4) 5899 Pertemuan berkala dng Komite PPI utk membahas hasil surveilance/indikator area klinis no 10 64
65
4. Monitoring mutu unit kerja 23 Identifikasi indikator yg sudah dipergunakan di unit kerja 24 Pilih dan tetapkan indikator unit kerja 25 Penyusunan prosedur pencatatan, pelaporan, analisa & feedback data indikator mutu unit kerja 26 Edukasi PJ/PIC pengumpul indikator 27 Menyusun kuesioner evaluasi keluhan pasien 28 Melakukan cost analysis biaya di unit pelayanan 29 Pengumpulan data 30 Analisa data 31 Pelaporan 32 Feedback
33 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 66
67
5. Diklat mutu pelayanan
5888 Pelatihan mutu untuk Direksi RS 5889 Pelatihan mutu untuk para pimpinan RS 5890 Pelatihan mutu untuk anggota komite/Tim PMKP 5891 Pelatihan mutu untuk PJ/PIC data
68
7. RAPAT /PERTEMUAN-2
23
Rapat mutu dengan Direksi bulanan
24
Rapat koordinasi mutu dng unit terkait bulanan/ triwulan
69
5888
CARA MELAKSANAKA N KEGIATAN
5889 Pertemuan-2 5890
Site visit ke unit kerja untuk melakukan monev
5891 Edukasi dan pelatihanpelatihan
70
6. SASARAN Petunjuk pengisian untuk sasaran program Sasaran program peningkatan mutu adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program. Contoh : 23 Penilaian kinerja dokter setahun sekali = 100 % 24 Audit clinical pathway di 5 area prioritas = 100 % 25 Analisa indikator area klinis = 100 % 26 Dll.
71
SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN 5888
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah kegiatan program dalam kurun waktu tertentu
72
no
Keg
J
Pembentuk tim
X
F M A M JN JL A S O N D
Identifikasi indikator lama
X
Penyusunan SPO
X
Pemilihan indikator
X
Penetapan
X
dst
73
23
24
25
•
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul (jadwal ) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Contoh penulisan : Setiap bulan Tim melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan;
74
5888
5889
•
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam program adalah cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
75
23
24
25
26
PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam program adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan serta kepada siapa saja laporan tersebut harus ditujukan.. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
76
77
1. Pendahuluan 2. Latar Belakang 3. Tujuan Umum Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di unit kerja Khusus - meningkatkan mutu ................. - meningkatkan mutu ............... - meningkatkan pemenuhan sasaran KP
78
23 Kegiatan pokok & Rincian kegiatan : 23
Pencatatan & pelaporan o indikator mutu unit kerja, o indikator mutu area klinis o
sasaran
pasien
keselamatan o
Insiden
keselamatan pasien
o Insiden lainnya (kecelakaan kerja)
24 Penilaian kinerja staf 23Penilaian kinerja unit
79
23 Cara melaksanakan kegiatan : 23 Misalnya : pertemuan, audit, dll
80
23 Sasaran : 23Area klinis, 24Area manajerial dan 25Sasaran Keselamatan Pasien 23
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Jan – Des 2014 buat
tabel
81
23 Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan program PMKP unit kerja No
Keg
J F
MA M J J A
S
O N
D
82
23 Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya 23
dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala
23 Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 23Dilakukan sensus harian indikator mutu & pelaporan setiap bulan 24 Pencatatan pelaporan IKP unit kerja 83
84
1 .
STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN
(PMK 1438/2010 ttg standar pelayanan kedokteran)
PEDOMAN NASIONAL PRAKTIK KEDOKTERAN (PNPK)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RS
SPO disusun dalam bentuk panduan praktik klinis (clinical practice guidelines), yg dpt dilengkapi alur klinis (clinical pathway), algoritma, protokol, prosedur, standing order 85
PANDUAN PRAKTIK KLINIS & CLINICAL PATHWAY PEMILIHAN : 23 5 AREA PRIORITAS, bisa berdasarkan high volume, high risk, high cost 24 Predictible
PENYUSUNAN Tim PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DI RM AUDIT KLINIS/MONITORING KEPATUHAN 23 VARIASI PELAYANAN <
PRA IMPLEMEN
TASI
VARIANCE >>>
AUDIT CP POST IMPLEMEN TASI
VARIANCE BERKU RANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS 23 Pengertian 24 Anamesis 25 Pemeriksaan Fisik 26 Kriteria Diagnosis 27 Diagnosis Banding 28 Pemeriksaan penunjang 29 Terapi 30 Edukasi 31 Prognosis 32 Kepustakaan 88
IND 1 2 3 4 N D
89
SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
90
INSIDEN (KNC/KTC/KTD/Kejadian Sentinel)
Tindak lanjut (dicegah/ditangani)
Buat laporan insiden ( isi formulir pada akir kerja dan diserahkan ke Ka unit)
Ka unit memeriksa laporan ( melakukan grading risiko) 91
Untuk grade kuning/merah, Tim KP di RS akan melakukan Root Cause Analysis (RCA)
Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa: petunjuk/safety alert
Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi
Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit 92
LAPORAN IKP
93
94
23 dilakukan untuk menentukan seberapa besar risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya. 24 Penilaian dampak dapat diartikan sebagai seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal. 25
Penilaian tingkat probabilitas dapat diartikan sebagai seberapa seringnya insiden tersebut. 95
TK RIKS
Deskripsi
Dampak
1
Tdk significant
Tidak ada cedera
2
Minor
• Cedera ringan , mis luka lecet • Dapat diatasi dng P3K
3
Moderat
• Cedera sedang, mis : luka robek • Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit • Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4
Mayor
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh 96
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
5888
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui,
masukkan
ke
dalam
tabel
matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko. 5889
Skor risiko ini ditentukan dengan menggunakan tabel matriks grading risiko, yaitu:
23 Pada kolom kiri: frekuensi. 24 Pada baris kearah kanan: dampak.
25
Pertemuan antara frekuensi dan dampak: ditetapkan untuk mendapatkan warna bands. 97
TK RIKS
Deskripsi
Dampak
1
Tdk significant
Tidak ada cedera
2
Minor
• Cedera ringan , mis luka lecet • Dapat diatasi dng P3K
3
Moderat
• Cedera sedang, mis : luka robek • Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit • Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4
Mayor
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh 98
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
TINGKAT RISIKO
DESKRIPSI
1
Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
2
Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali)
3
Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
4
Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5
Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/
SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY
bulan)
99
Probabilitas
Tak Significant 1
MINOR 2
Moderat 3
Mayor 4
Katatrospik 5
Sangat sering terjadi (Tiap minggu/bulan) 5
Moderat
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Sering terjadi (bbrp kali/tahun) 4
Moderat
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Mungkin terjadi (1 - < 2 tahun/kali) 3
Rendah
Moderat
Tinggi
Ekstrim 100
Ekstrim
•Di RS X pasien salah obat dan meninggal, kejadian seperti ini pernah terjadi kurang dari 2 tahun yang lalu : 5 (katastropik), karena pasien •Nilai dampak meninggal • •Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi kurang 2 tahun yang • lalu : 5 X 3 = 15 •Skoring risiko •Warna Bands
: Merah (ekstrim) 5888 Catatan : Form laporan Sentinel. KTD & KNC lihat PMK 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien 101
LEVEL/BAND S EKSTREM (SANGAT TINGGI)
TINDAKAN
Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH (TINGGI)
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen
MODERATE (SEDANG)
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap 102 bahaya & kelola risiko
23 Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada penilaian risiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko. Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam 4 warna yaitu biru, hijau, kuning, merah. 26Skala prioritas bands risiko adalah : 24
25
Bands biru Bands hijau Bands kuning Bands merah
: rendah : sedang : tinggi : sngt tinggi
investigasi sederhana inv. sederhana inv. komprehensif/RCA
inv. komprehensif/RCA 103
ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
SENTINEL
RCA
KTD
MERAH & KUNING
RISK GRADING
KNC
PMKP 6, 7, 8
BIRU & HIJAU INVESTIGASI SEDERHANA
104
JUDUL INDIKATOR
asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk RI
NUMERATOR
Jml asesmen awal medis lengkap dlm waktu 24 jam di RI
DENOMINATOR
Jumlah pasien masuk di RI
SUMBER DATA
Rekam Medis
CAPAIAN INDIKATOR
Bulan November 80 %
JML PASIEN RI BULAN NOV 2013
800 pasien
JUSTIFIKASI PERLU VALIDASI
Validasi ulang karena hasil bulan Okt belum valid 105
HASIL VALIDASI
HASIL ANALISA KESIMPULAN
RENCANA TINDAK LANJUT
Kelengkapan asesmen awal medis harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk RI = 75 %
75/80 X 100 % = 93,75 %
> 90 %
Data kelengkapan asesmen medis bulan November : sudah akurat Validasi akan dilakukan kembali bila ada perubahan PIC pengumpul data, sumber data, numerator, denomerator, sistem RM menjadi E-RM Melakukan edukasi ke staf medis untuk meningkatkan kelengkapan pengisian asesmen awal 106
POKJA 9 PPI
107
NASIONAL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
5888 Pedoman PPI di RS dan fasilitas yan kes lainnya (Pelayanan
kesiapan menghadapi Emerging Infectious d) 2011
5889 Pedoman surveilans infeksi 5890 Pedoman manajerial PPI 5891 Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS 5892 Pedoman PPI di ICU 5893 Manajemen linen RS 5894 Pedoman Sanitasi RS 5895 Pedoman hand hygiene WHO 5896 Pedoman PPI utk Tb 108
RUMAH SAKIT
REGULASI
23Kebijakan kewaspadaan isolasi • Kebersihan tangan • Penggunaan APD • Peralatan perawatan pasien • Pengendalian lingkungan • Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen • Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan • Penempatan pasien. • Hygiene respirasi/etika batuk • Praktik menyuntik yang aman • Isolasi dengan dugaan emerging disease 24Kebijakan tentang pengembagan SDM PPI c. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yg 109 melibatkan Tim PPI
kadaluwarsa, single use -- reuse
RUMAH SAKIT
5888Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional 5889Kebijakan pelaksanaan surveilans
REGULASI
5890
Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yg melibatkan Tim PPI termasuk Kebijakan renovasi bagunan
5891Kebijakan tentang kesehatan karyawan 5892Kebijakan penanganan KLB 5893Kebijakan penempatan pasien 5894Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK, Pneumoni 5895 Kebijakan tentang penerapan buku pedoman manajerial dan buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi RS 110
RUMAH SAKIT
REGULASI
23 SPO kebersihan tangan 24 SPO penggunaan APD 25 SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
26
27 28 29 30 31 32
SPO Pengendalian kesehatan lingkungan Penangan limbah infeksius dan non infeksius ; benda tajam & jarum, darah dan komponen darah SPO pemrosesan peralatan pasien & penatalaksanaan linen dan laundry SPO kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan SPO penempatan pasien SPO hygiene respirasi/etika batuk SPO praktik menyuntik yg aman SPO praktik untuk lumbal punksi 111
RUMAH SAKIT
REGULASI
5888
SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP, IDO, flebitis dan dekubitus
5889
SPO tentang isolasi (airborne, contact dan droplet)
5890
SPO Kebersihan Tangan, Tertusuk Jarum
5891
SPO tentang skrining dan penanganan MRSA
5892
SPO Surveillance dan KLB
5893
SPO single use reuse
5894
SPO penanganan makanan
5895
SPO pengambilan spesimen 112
23 Kebijakan-kebijakan bisa dijadikan satu kemudian ditetapkan dengan SK Direktur 24
Tetapi bisa juga masing-masing kegiatan dibuatkan SK Direkturnya
25 Contoh kebijakan cuci tangan : 23 Cuci tangan dilakukan dng hand rub dan hand wash 24
Cuci tangan dilakukan pada five movement
25
IPCN memantau kepatuhan cuci tangan
113
5888
Semua unit kerja di rumah sakit harus melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). 5889 Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai regulasi yg dikeluarkan oleh
RS 5890
Komite PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dan pedoman PPI lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
114
23 Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) langsung dibawah Diirektur Rumah Sakit 24 Komite PPI membawahi 5 Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI) 25 Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. 26
Untuk lancarnya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, maka rumah sakit wajib memiliki IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) purna waktu.
115
JUDUL
RUMAH SAKIT No Dokumen
SPO
Tanggal terbit
No. revisi
Ditetapk an Direktur
Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait
Halama n
RUMA H SAKIT
JUDUL Prosedur pelayanan sterilisasi sentral No Dokumen
SPO
Tanggal terbit
No. revisi
Ditetapk an Direktur
Pengertian Tujuan
Halama n
Kebijakan
JUDUL DIMENSI MUTU TUJUAN DEFINISI OPERASIONAL FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISA NUMERATOR DENOMINATOR SUMBER DATA (inklusi & eksklusi) STANDAR
121
Kejadian infeksi pasca operasi Judul Kejadian infeksi pasca operasi Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan 23 Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar 24 Definisi Operasional : Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa 25 panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) 26 dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam 27 Frekuensi 28 Pengumpulan • Data :tiap bulan 5888 Periode Analisa tiap bulan 5889 Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan 5890 Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan 5891 Sumber Data Rekam medis 5892 Standar ≤ 1,5 % 5893 Penanggung jawab 5894 Pengumpulan data 5895 Ketua komite medik/komite mutu/tim mu
23
Pendahuluan
24
Latar belakang
25
Tujuan umum & khusus
26
Kegiatan pokok & rincian kegiatan
27
Cara melaksanakan kegiatan
28
Sasaran
29
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
30
Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
31
Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 123
5888 Pendahuluan 5889 Latar belakang 5890 Tujuan umum & khusus
124
0
Melaksanakan Surveilans
1
Melakukan Investigasi outbreak
PPI 6
PPI 6
2
Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA)
3
Monitoring Sterilisasi di RS
4
Monitoring Manajemen laundry dan linen
5 6 7 8 9 10 11 12 13
PPI 6 EP 4, PPI 7, PPI 7.1 sd PPI 7.5
PPI 7.1
PPI 7.1
Monitoring Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use Monitoring Pembuangan sampah infectious & cairan tubuh Monitoring Penanganan pembuangan darah dan komponen darah Monitoring Area kamar mayat dan post mortem Monitoring Pembuangan benda tajam dan jarum Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum Monitoring penggunaan ruang Isolasi Monitoring kepatuhan Hand hygiene Diklat 125
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ0 ra melaksanakan kegiatan
Ca
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ1 saran
Sa
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ2 Sk edul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
Ȁ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ Ā3 Evaluasi pelaksanaan
ᜀ
kegiatan & pelaporannya Ȁ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ4 ncatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
126
Pe
0
Cara melaksanakan kegiatan
1
Sasaran
2
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
3
Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
4
Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
127
Kejadian infeksi pasca operasi Judul : Kejadian infeksi pasca operasi Dimensi Mutu :Keselamatan, kenyamanan Tujuan : Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar Definisi Operasional : Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam Frekuensi Pengumpulan Data tiap bulan Periode Analisa : tiap bulan Numerator : Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan Denominator : Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan Sumber Data : Rekam medis Standar : ≤ 1,5 % Penanggung jawab Pengumpulan data : Ketua komite medik/komite mutu/tim mutu kejadian
STD PPI 1
PPI 2.
EP 1. 2. 3. 1.
DOKUMEN SK Penetapan IPCN/ICN CV IPCN/ICN Uraian tugas IPCN/ICN Komite PPI dan Tim PPI Uraian tugas Komite PPI dan Tim PPI Bukti kegiatan koordinasi Komite PPI
PPI 3
2. 3. 4. 5. 6. 1.
notulen rapat dng anggota
Ada dokter sbg anggota Komite PPI Ada perawat sbg anggota Komite PPI Ada profesional PPI sbg anggota Komite PPI Ada house keeping sbg anggota Komite PPI Ada tenaga lainnya sbg anggota Komite PPI Buku-buku acuan PPI yang dipunyai RS : • Pedoman PPI di RS dan fasilitas yan kes lainnya (Pelayanan kesiapan menghadapi Emerging Infectious Disiesae)
• Pedoman surveilans infeksi • Pedoman manajerial PPI • Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS • Pedoman PPI di ICU
2011
0 1 2 3
Manajemen linen RS Pedoman Sanitasi RS Pedoman hand hygiene WHO Pedoman PPI utk Tb
Program PPI
PPI 4
PPI 5
PPI 5.1
2.
Program PPI
3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1.
Program PPI Program PPI
sesuai Iptek terkini
sesuai pedoman praktik yg diakui
sesuai peraturan perundangan yg berlaku sesuai standar sanitasi RS
IPCN & IPCLN cukup Anggaran untuk PPI
diklat, APD, desinfektan
Sistem manajemen Data (on-line atau manual) Program PPI untuk pasien Program PPI untuk tenaga kesehatan Program PPI, ada kegiatan surveilance Program PPI, ada investigasi outbreak Program PPI sesuai pedoman Kemkes Sasaran di program terukur (indikator nya jelas) Program sesuai dng kondisi RS Program PPI, lihat sasaran program
program
area pelayanan merupakan sasaran
2. 3. PPI 6
1.
2. 3. PPI 7
4. 1. 2.
Program PPI, lihat sasaran program program Program PPI, lihat sasaran program
area staf merupakan sasaran
area pengunjung merupakan sasaran
program Kebijakan surveilance di RS Kebijakan penanganan KLB Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK, Pneumoni SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP, IDO, flebitis dan dekubitus SPO tentang skrining dan penanganan MRSA Hasil surveilance, evaluasi/analisis
SPO Surveillance dan KLB
RTL hasil analisis data surveilance ICRA setahun sekali Risk Asesmen pemberian terapi cairan & obat IV Strategi penurunan risiko (risk manajemen) pemberian terapi cairan & obat IV SPO praktik menyuntik yg aman SPO praktik untuk lumbal punksi
3.
Risk Asesmen untuk sterilisasi, laundry & linen, penggunaan peralatan reuse, pembuangan sampah, pembuangan benda tajam dan jarum, pelayanan makanan dan permesinan, pada waktu ada renovasi
PPI 7.1
1. 2. 3. 4.
Panduan Sterilisasi RS Panduan Sterilisasi RS Panduan manajemen laundry dan linen Hasil monitoring/audit pelayanan sterilisasi dan laundry dan linen oleh IPCN
PPI 7.1.1
1. 2.
Kebijakan dan prosedur peralatan kadaluwarsa Kebijakan peralatan single use yang di reuse SPO pencucian, decontaminasi, sterlisasi alat yang di re-use
3. 4. 1.
Bukti kegiatan/laporan Hasil monitoring/audit oleh IPCN Kebijakan dan prosedur pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh
2.
Kebijakan dan prosedur penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah
3. 1.
Kebijakan dan prosedur di kamar jenazah untuk PPI Kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum
PPI 7.2
PPI 7.3
PPI 7.4
PPI 7.5 PPI 8.
2.
MOU dengan pihak ke III/Ijin incenerator
3. 1.
Hasil audit/monitoring dari IPCN/ICN Kebijakan dan prosedur di unit gizi mulai dari penerimaan bahan, penyimpanan, persiapan memasak, pemasakan, penataan, distribusi, penanganan peralatan makan pasien, penyimpanan makanan untuk test bila terjadi outbreak
2.
Kebijakan dan prosedur pengontrolan permesian Hasil kegiatan pengintrolan permesinan
1. 2. 1.
ICRA untuk renovasi/demolisi Pelaksanaan ICRA Kebijakan kewaspadaan isolasi • Kebersihan tangan • Penggunaan APD • Peralatan perawatan pasien • Pengendalian lingkungan • Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen • Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan • Penempatan pasien. • Hygiene respirasi/etika batuk • Praktik menyuntik yang aman
• Isolasi dengan dugaan emerging disease Kebijakan isolasi untuk pasien airborne desease
PPI 9
PPI 10
PPI 10.1
PPI 10.2
2. 3.
Kebijakan penempatan pasien yang immunosuppressed Kebijakan pasien penyakit airborne bila ruang tekanan negatif tidak ada, misalnya di IGD
4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1.
SPO tranfer pasien di RS dng airborne desease Diklat staf tentang pengelolaan pasien infeksius. Kebijakan APD di setiap unit kerja Hasil audit kepatuhan penggunaan audit oleh IPCN Kebijakan dan prosedur cuci tangan Hasil audit kepatuhan cuci tangan oleh IPCN Buku hand hygiene WHO Program PMKP Notulen rapat koordinasi komite PMKP dan Komite PPI
2. 1. 2. 3. 1.
Tata hubungan kerja komite PMKP dng Komite PPI Hasil analisis data surveilance Hasil analisis data surveilance Hasil analisis data surveilance
PPI 6 PPI 6 PPI 6
Kegiatan surveilance dan profil indikator
2. PPI 10.3 PPI 10.4
1. 2. 1.
Hasil analisis data surveilance
RTL dari hasil analisis data surveilance RTL dari hasil analisis data surveilance
PPI 6 PPI 6 PPI 6
Hasil analisis membandingkan data surveilance dng RS lain.
4.2 PPI 10.5
PPI 10.6 PPI 11
2. 1. 2. 3. 1. 2. 1.
Hasil analisis dengan membandingkan standar Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4 Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4 Publikasi data PPI Lihat PMKP 1.4
lihat PMKP
lihat PMKP 4.2
Laporan PPI ke kemkes Feed back laporan dari Kemkes Program PPI
lihat PPI 5
Laporan kegiatan 2.
Program diklat PPI untuk staf dan profesional lain Laporan pelaksanaan kegiatan
3.
Program diklat PPI utk pasien dan keluarga Laporan pelaksanaan kegiatan
4.
Program diklat untuk semua staf (orientasi dan penyegaran) tentang kebijakan, prosedur dan praktik PPI Laporan pelaksanaan kegiatan
0 Program
edukasi staf Laporan pelaksanaan kegiatan
POKJA 8
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT (MPO) 143
ORGANISASI DAN MANAJEMEN : Standar MPO.1 Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan peraturan yg berlaku dan diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien
Regulasi RS : 0 Kebijakan pelayanan farmasi lengkap Kebijakan Pedoman pengorganisasian farmasi, struktur organisaasi, uraian tugas masing-masing staf 2 Pedoman pelayanan farmasi 1
Dokumen Implementasi: 0 Formularium RS & Sumber info obat di unit pelayanan 1 Bukti review system manajemen obat 144
Permenkes 1197/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
145
REVIEW TAHUNAN OBAT 0 Review tahunan mengumpulkan semua informasi dan pengalaman berhubungan dengan manajemen pengobatan
Data untuk review : 0 Masalah yang terkait dengan – Seleksi dan pengadaan obat
– – – –
Penyimpanan Pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe) Persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing) Pemberian dan pemantauan
Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium (formulary), seperti penambahan dan pengurangan obat 2 Monitoring kesalahan obat dan KNC (near misses) 3 Pertimbangan untuk praktek berbasis bukti (EBM) yang baru 1
146
Standar MPO.1.1 Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yg terlatih mensupervisi yan farmasi
Regulasi RS : 0
Pedoman pengorganisasian farmasi (uraian jabatan supervisor)
1 SK pengangkatan Ka instalasi Farmasi (STRA dan SIPA lengkap) Dokumen Implementasi • Catatan supervisi
147
Standar MPO.2 Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.
Regulasi : 0 Formularium RS 1 Prosedur penanganan bila terjadi ketidaktersediaan stok obat di RS Dokumen implementasi : 0 Formularium dan daftar stok obat RS Bukti rapat PFT dalam menyusun dan mengembangkan Formularium 2 MoU dengan pemasok obat 1
148
Standar MPO.2.1. Ada metode untuk mengawasi daftar obat yang tersedia dan penggunaan obat di rumah sakit
Regulasi : Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat 1 SK Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) 0
Dokumen implementasi : 0 Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam formularium 1 Form usulan obat baru 2 Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD 3 Proses revisi formularium (minimal setahun sekali) dan Notulen rapat 149
CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK MASUK FORMULARIUM: 0 1 2
3 4 5 6 7
8
Mengutamakan penggunaan obat generik. Perbandingan obat generik : original: me too= x:y:z Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga yang terjangkau
150
Contoh Kriteria Penghapusan Obat :
Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku formularium. 2 Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan. 0
1
151
Standar MPO.2.2 RS Dapat Segera Memperoleh Obat Yg Tidak Ada Dlm Stok Atau Yg Normal Tersedia Atau Sewkt-wkt Bilamana Farmasi Tutup
REGULASI 0 SPO bila persediaan obat/stok kosong SPO bila farmasi tutup/persediaan obat terkunci 1
Dokumen implementasi : 0 Buku catatan dan Formulir permintaan obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia di RS 152
Unit Anestesi, radiologi, diagnostic imaging, kardiologi, radiation oncology dan pelayanan lain yang berisiko tinggi: RS harus memiliki perencanaan pengadaan obat dan alkes dalam keadaan biasa dan keadaan darurat (bila persediaan kosong)
0 Staf Memahami: 1 Tentang alat, perbekalan dan obat yang harus ada/disyaratkan atau direkomendasikan, untuk memberikan pelayanan terencana 2 Rekomendasi peralatan, perbekalan, dan obat dapat berasal dari : – Lembaga pemerintah – Organisasi profesi anestesi nasional atau internasional – Sumber lain yang berwenang
0
Lihat TKP 3.2.1
0PENYIMPANAN Standar MPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman. Regulasi : 0 Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing masing area penyimpanan 1 Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat 2 Kebijakan pelaporan obat dari unit Dokumen implementasi : ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀ0 Laporan narkotik & psikotropik ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀ1 Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀ2 Dokumen/catatan inspeksi berkala ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ꜀ǰᜀĀ3 Formulir rekonsiliasi obat yang dibawa dari rumah 154
Contoh Kebijakan Umum Penyimpanan Perbekalan Farmasi Kebijakan Penyimpanan Obat RS XYZ: 0 Disesuaikan dengan bentuk Sediaan dan jenisnya, suhu penyimpanan dan stabilitasnya,sifat bahan, danketahanan terhadap Cahaya (lihat petunjuk penyimpanan masing-masing obat 1 Obat disusun alphabetis 2 Sistem FIFO (First in first out} atau FEFO( first expired first out) 3 Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label: isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan 4 Elektrolit pekat konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan 5
6 7
Unit tertentu yang dapat menyimpan elektrolit konsentrat harus dilengkapi dengan SPO Khusus untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati Obat high alert diberi stiker HIGH ALERT, obat NORUM/LASA diberi stiker NORUM/LASA
Obat yang dibawa pasien dari rumah harus dicatat dalam formulir rekonsiliasi obat dan disimpan di …………… 155
CONTOH LEMARI OBAT NARKOTIKA (Narcotic cabinet)
156
157
158
159
CONTOH LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) TALLMAN LETTERING
• hidraALAzine • • • • •
ceREBYx vinBLASTine chlorproPAMIDE glipiZIde DAUNOrubicine
hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde
dOXOrubicine
160
161
162
163
Look Alike Sound Alike LASA
164
165
UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PENANGAN OBAT LASA
0 TallMan Lettering: – Smart Pumps, Automated Dispensing Cabinets, Medication Administration Record, Central pharmacy, Storeroom, IV room and satellites
1 Labelling similar products – Example: Ephedrine and Promethazine
166
LASA LASA
167
LASA
168
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) 1 2 3 4 5
6 7 8 169
HIGH ALERT
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) HIGH
ALERT
9 10 11 12 13 14 15 16
170
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) 17 18 19
20 21 22 23 24 171
HIGH ALERT
DAFTAR OBAT HIGH ALERT OBAT SPESIFIK 1
Amiodarone IV
2
Colcichine Injection
3
Heparin, Low moluculer weigt injection
4
Heparin Unfractionated IV
5
Insulin SC dan IV
6
Lidocaine IV
7
Magnesium SUlfat Injecion
8
Methotrxate oral non oncologic use
9
Netiride
10
Nitroprusside sodium for injection
11
Potasium Cloride for injection concentrate
12
Potasium Phospate injection
13
Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14
Warfarin
HIGH ALERT
172
CONTOH: KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
0 DEFINISI:
– Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
1 KETENTUAN : 0
1 2 3
Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf 173
HIGH ALERT
CONTOH:KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI
HIGH ALERT
INSTALASI FARMASI 1.
Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2.
Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat Pisahkan obat high alert dengan obat lain
3. 4.
Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya dan diberi stiker high alert
5.
Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat
6.
Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check kepada perawat lain untuk memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis , rute, waktu) Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan
7.
174
Look-Alike High Alert Drugs LOOK ALIKE HIGH ALERT
175
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS
176
Contoh Pedoman Penyimpanan Perbekalan Farmasi 0 Penyimpaan Pebekalan Farmasi Umum:
– Simpan sesuai ketentuan dalam standar yan far
1 Bahan berbahaya :
– Simpan dalam tempat terpisah – Tersedia APR/pemadam api – Diberi label sesuaikan dengan klasifikasi B3
2 Gas Medis:
– Disimpan terpisah dari tempat perbekalan farmasi – Bebas dari sumber api – Ventilasi harus baik
3 Obat Narkotika:
– Disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dan terkunci 177
TATA LAKSANA B3:
0
1 2
3 4
5
6
inventarisasi bahan & limbah berbahaya bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain sesuai ketentuan. penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;
pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden lainnya; pembuangan limbah berbahaya yang benar; peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure); pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya; MSDS (material safety data sheet) pemasangan label yg benar pd bahan &limbah berbahaya.
178
179
180
181
Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
Rekonsiliasi Obat – daftar obat dibawa dari rumah Tgl
Daftar obat yang menimbulkan alergi
Label identitas pasien
Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat
Reaksi alreginya
Semua jenis obat ; obat resep, bebas, herbal atau tcm yg dibawa dari rumah Tanggal
Nama obat
Dosis/frekuensi
berapa lama
Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya
tidak
1. 2. 3. 4. NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
182
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Standar MPO.3.1 Kebijakan RS mendukung penyimpanan yg tepat dari obatobatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia
Regulasi : 5888Pedoman pelayanan tentang penyimpanan produk nutrisi, radioaktif dan obat sample 5889 SPO penyimpanan produk nutrisi, 5890 SPO penyimpanan radioaktif
SPO penyimpanan obat sampel Implementasi:
5891
5892 Penyimpanan sesuai kebijakan dan SPO 183
Standar MPO.3.2 Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi.
Regulasi Kebijakan penyimpanan obat emergensi, standar obat emergensi di masing-masing unit. SPO penyimpanan obat emergensi di masingmasing unit 25 SPO penggantian obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa Dokumen Implementasi: 5888 Catatan supervisi/penggantian obat emergensi 23
24
184
Contoh: Kebijakan Penyimpanan Obat Emergensi
← Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI ← Akses terdekat dan selalu siap pakai .
Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register ← Isi sesuai standar di masing-masing unit ← Tidak boleh dicampur obat lain ←
← Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah akai harus melaporkan untuk segera diganti ←
Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsa 185
TROLI EMERGENSI
Kunci Plastik Disposable dengan nomor register
186
TAS EMERGENSI
187
Standar MPO.3.3 RS mempunyai sistem penarikan (recall) obat Regulasi : ← Kebijakan penarikan obat ← Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa Pedoman / prosedur pelayanan tentang penarikan obat, pengelolaan obat kadaluarsa dan pemusnahan obat Dokumen Implementasi ← Berita acara pemusnahan obat ←
188
PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering & transcribing) Standar MPO.4 Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan Regulasi : oleh kebijakan & prosedur ← Kebijakan tentang : – Peresepan – Pemesanan obat – Pencatatan obat ← SPO bila resep tak terbaca/tak jelas ← SPO telaah rekonsiliasi obat Dokumen implementasi : ← Rapat Panitia Farmasi dalam menyusun/mengmbangkan Kebijakan dan SPO ← Pelatihan staf dalam penulisan resep, pemesanan obat, pencatatan obat ← Formulir rekonsiliasi obat 189
CONTOH: ISI KEBIJAKAN PERESEPAN ← Hanya Yang Berhak Menulis Dan Memesan Resep Saja Yangdilayani ← (Tersedia Daftar Staf Medis Yang Berhak Menulis Resep/ Daftar Petugas Yang Berhak Memesan Resep Di Instalasi Farmasi) ← Resep Harus Lengkap ( Tersedia Contoh Dan Keterangan Resep Yang Lengkap ) ← Sebelum Menulis Rerep Harus Melakukan Penyelarasan Obat (Medication Reconciliation) . Penyelarasan Obat Adalah Membandingkan Antara Daftar Obat Yang Sedang Digunakan Pasien Dan Obat Yang Akan Diresepkan Agar Tidak Terjadi Duplikasi Atau Terhentinya Terapi Suatu Obat ← Penulis Resep Harus Memperhatikan Tiga Kemungkinan : o p q
Kontraindikasi Interaksi Obat Reaksi Alergi.
← Tulisan Harus Jelas Dan Dapat Dibaca ←
Menggunakan Istilah Dan Singkatan Yang Ditetapkan RS Dan tidak Boleh Menggunakan Singkatan Yang Dilarang (Tersedia Daftar Singkatan Yang Digunakan Di Rs Dan Daftar Singkatan Yang Dilarang)
190
Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah (Patient medication Hstory)
Daftar riwayat alergi Tgl
Label identitas pasien
Daftar obat yang menimbulkan alergi
Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat
Reaksi alreginya
Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm) Tanggal
Nama obat
Dosis/frekuensi
berapa lama
Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya
tidak
1. 2. 3. 4. NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
191
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Contoh Petunjuk penulisan Resep
RUANG/INSTALASI:: TANGGAL: ALERGI : TIDAK/ YA : …………………
IDENTITAS PASIEN: (STIKER) BERAT BADAN : NAMA DOKTER
192
Standar MPO.4.1 RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan
Regulasi : ←
Kebijakan penulisan resep memuat 9(sembilan ) elemen
Dokumen implementasi : ← Resep sesuai kebijakan
193
Kebijakan Elemen Pemesanan/Penulisan Resep Yang Lengkap ← a) Data identifikasi pasien yg akurat ← b) Elemen-elemen dari pemesanan / penulisan resep ← c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau diperlukan ←
←
d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau “bila perlu”) atau pesanan obat yang lain. e) Prosedur khusus untuk pemesanan obat LASA//’NORUM’
← f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas ←
←
g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam daftar tunggu (standing), automatic stop dan seterusnya.
h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : tulis lengkap, baca ulang dan konfirmasi
← i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok pasien anak 194
Contoh: Automatic Stop Order
195
contoh automatic stop order
196
Contoh : KEBIJAKAN AUTOMATIC STOP ORDER ← I. TUJUAN: ← Tjuan kebijakan automatic stop order Untuk memastikan bahwa terdapat obat yang harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten dan bahwa informasi ini diberi tahu kepada dokter. ← III. KEBIJAKAN: ← Rumah Sakit akan memastikan administrasi aman obat melalui proses stop order. ← IV. PROSEDUR: ← A. obat berikut akan otomatis dihentikan oleh Instalasi Farmasi setelah penggunaan awal telah dimulai: Ketorolac - setelah 5 hari penggunaan Nesiritide - setelah 2 hari penggunaan Alvimopan - setelah 15 dosis telah diberikan o Meperidin - setelah 2 hari penggunaan
← Proses stop order otomatis didefinisikan sebagai HARD STOP 197
Daftar obat high alert
198
199
ELEKTROLIT KONSENTRAT ← Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml ← Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml ← Natrium/sodium klorida > 0.9% ← Magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
200
201
CONTOH KEBIJAKAN OBAT HIGH ALERT
← ←
DEFINISI:
– Obat gerisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
KEBIJAKAN:
– Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high alert dan panduan penanganan obat hig alert – Setiap staf klinis terkait harus tahu penangannan obat high alert – Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas – Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi 202
HIGH ALERT
CONTOH KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI ← Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat ← Beri stiker high alert pada setiap ampul yang diserahkan kepada perawat ← Pisahkan obat high alert dengan obat lain ← Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya ← Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat ← Sebelum perawat memberikan obat hig alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis ← Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, jika lebih dari satu tempel label nama obat pada tiap selang infus HIGH 203
ALERT
Standar MPO.4.2 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan. Regulasi : ← Kebijakan penulisan resep umum sesuai ketentuan perundang-undangan ← Kebijakan batasan penulisan resep khusus (misal obat kemoterapi, radioaktif, narkotika/psikotropika, dll) ← SK direktur tentang yang berhak menuliskan resep serta daftar orangnya dan resep khusus serta daftar orang. Daftar orang yang berhak memesan obat dan alkes 204
Standar MPO.4.3 Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien serta berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan. Regulasi: ← SPO Penyertaan formulir pencatatan obat dalam status pasien saat pasien dipindahkan/ dipulangkan Dokumen implementasi : ←
Formulir pencatatan pemberian obat memuat nama obat dan dosis serta mencakup Informasi obat (misal “bila perlu”) 205
Contoh Tabel Pencatatan Obat Label identitas pasien No
Nama Obat
Dosis
Rute
Nama Dr
Diperiksa
Diberikan
Waktu Pemberian
/Tanda Tangan
Oleh
Oleh
(jam)
1
Keterangan
Misal : Bila perlu
2
3
206
207
Cytotoxic Safety Cabinet
208
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing) Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih
Regulasi : ← Pedoman/ prosedur pelayanan tentang penyiapan dan penyaluran obat dan produk steril sesuai ketentuan Dokumen Implementasi Sertifikat pelatihan teknik aseptic untuk 209 petugas terkait
←
210
Standar MPO.5.1 Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya Regulasi : ← Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa yang dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah resep/pemesanan ← SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen) ← SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul pertanyaan ← Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware) Dokumen implementasi : ← Uji kompetensi petugas penelaah resep Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi serta ketentuan untuk up-dating ← Form telaah resep/pesanan obat ← Bukti –bukti telaah resep/pesanan obat ←
211
Contoh Formulir telaah resep NO
TELAAH RESEP
1
KEJELASAN TULISAN RESEP
2
TEPAT OBAT
3
TEPAT DOSIS
4
TEPAT RUTE
5
TEPAT WAKTU
6
DUPLIKASI
7
ALERGI
8
INTERAKSI OBAT
9
BERAT BADAN (PASIEN ANAK)
10
KONTRA INDIKASI LAINNYA
YA
TDK
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH 212
TOP TEN DANGEROUS DRUG INTERACTION IN LONG TERM CARE
213
Standar MPO.5.2 Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg tepat Regulasi : ← Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat seragam Kebijakan pemberian label untuk obat yang dikeluarkan dari wadah asli ←
Dokumen implementasi : ← Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat dan tepat waktu Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu pelayanan ←
214
CONTOH KEBIJAKAN ETIKET OBAT ← Identitas Pasien ← Nama Obat ← Dosis/Konsentrasi ← Cara pemberian ← Tanggal Penyiapan ← Tanggal Kadaluwarsa
215
CONTOH KEBIJAKAN ETIKET OBAT RAWAT INAP
← ← ← ← ←
Identitas Pasien Nama Obat Dosis/Konsentrasi Rute/Cara Pemberian Waktu Pemberian 216
Contoh Tabel Pecatatan Obat Label identitas pasien No
Nama Obat
Dosis
Rute
Nama Dr
Diperiksa
Diberikan
/Tanda Tangan
Oleh
Oleh
Waktu Pemberian Keterangan
1
Misal : Bila perlu
2
3
217
PEMBERIAN (Administration) Standar MPO.6 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk memberikan obat
Regulasi : Kebijakan yang menetapkan staf yang berwenang memberikan obat ← Pedoman pengorganisasian yang memuat uraian jabatan ←
Dokumen implementasi : ← STR dan SIP dari orang yang diberi
kewenangan memberikan obat
218
Pemberian Obat yang Aman Harus Dilakukan Verifikasi terhadap:
← Obat dengan resep/pesanan • Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep/pesanan ← Jumlah dosis dengan resep/pesanan ← Route pemberian dengan resep/pesanan 1. Identitas pasien
219
CONTOH: FORM TELAAH OBAT Label identitas pasien NO
TELAAH OBAT
1
OBAT DENGAN RESEP/PESANAN
2
JUMLAH/DOSIS DENGAN RESEP/PESANAN RUTE DENGAN RESEP/PESANAN
3 4
YA
TDK
KETERANGAN/ TINDAK LANJUT
WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN DENGAN RESEP/PESANAN
220
JADWAL PEMBERIAN OBAT
• • • • • ←
←
1x1 Pagi 06-07 1x1 Malam 21-22 2x1 06-07 18-19 3x1 06-07 12-13 19-20 4x1 06-07 12-13 18-19 22-23 5x1 06-07 10-11 15-16 20-21 23-24 Jadwal ini tidak berlaku unt antibiotik injeksi dan obat dgn program pengobatan khusus 221
Contoh Tabel Pencatatan Obat Label identitas pasien No
Nama Obat Dosis
Rute
Nama Dr
Diperiksa Diberikan Oleh
Waktu Pemberian
/Tanda Tangan
Oleh
(tgl/jam)
1
Keterangan
Misal : Bila perlu
2
3
222
Contoh : Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah (Patient medication Hstory)
Daftar riwayat alergi Tgl
Label identitas pasien
Daftar obat yang menimbulkan alergi
Seberapa berat alerginya? R=ringan S=Sedang B=Berat
Reaksi alreginya
Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm) Tanggal
Nama obat
Dosis/frekuensi
berapa lama
Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya
tidak
1. 2. 3. 4. NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIU
223
Diadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri maupun sbg contoh
Regulasi Kebijakan pelayanan yang memuat pengelolaan obat yang dibawa pasien ke RS untuk penggunaan sendiri, ketersediaan dan penggunaan obat sampel
←
Dokumen Implementasi • Form rekonsiliasi obat yang dibawa pasien pada rekam medis
224
TERMINOLOGI KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN ←
Kejadian tidak diharapkan / KTD (Adverse Event), pada pemberian obat
Adverse Drug Event),
contoh: Pemberian obat pada orang yang salah ←
←
Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD/Adverse Drug Reaction), contoh: syok Anafilaksi Efek obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Effect) , contoh: Mengantuk pada penggunaan CTM
meningkatkan risiko jatuh 225
Standar MPO.7 Efek obat terhadap pasien dimonitor
Regulasi : Panduan monitoring efek sampingdalam MPO yang menetapkan :
←
– Monitoring efek pengobatan termasuk Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) AP 2 EP 1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respons mereka terhadap pengobatan – Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) dicatat dlm rekam medik 226
227
228
KEGIATAN PTO ← Pengkajian Pilihan Obat ← Dosis ← Cara Pemberian Obat ← Respons Terapi ← Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (ROTD) ← Rekomendasi Perubahan Atau Alternatif Terapi. 229
PEMANTAUAN TERAPI OBAT ← Adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. ← Kegiatan PTO mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),)dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. ←
←
Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat.
← Hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki. 230
METODE PTO (SOAP) S : Subjective
– Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien. – Contoh : pusing, mual, nyeri, sesak nafas.
O : Objective
– Data obyektif adalah tanda/gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan. Tanda-tanda obyektif mencakup tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
A : Assessment
– Berdasarkan data subyektif dan obyektif dilakukan analisis terkait obat. P : Plans – Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
231
PASIEN/JENIS OBAT YANG DI PTO 1.. Pasien yang menerima obat dengan risiko tinggi seperti : – obat dengan indeks terapi sempit (contoh: Digoksin,fenitoin), – Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan hepatotoksik (contoh: OAT), – Sitostatika (contoh: metotreksat), – Antikoagulan (contoh: warfarin, heparin), – Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid, AINS), – Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin). 2.Pasien yang menerima regimen yang kompleks – Polifarmasi – Variasi rute pemberian – Variasi aturan pakai – Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi) 232
KONDISI PASIEN YG DILAKUKAN PTO • Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerima polifarmasi. ← Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika. ←
← Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal. ← Pasien geriatri dan pediatri. ← Pasien hamil dan menyusui. ← Pasien dengan perawatan intensif. 233
IDENTIFIKASI MASALAH TERKAIT OBAT Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi adanya masalah terkait obat. (Hepler dan Strand) ← Ada indikasi tetapi tidak di terapi :Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan membutuhkan terapi obat tetapi tidak diresepkan. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua keluhan/gejala klinik harus diterapi dengan obat. ← Pemberian obat tanpa indikasi ,pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan. ← Pemilihan obat yang tidak tepat. Pasien mendapatkan obat yang bukan pilihan terbaik untuk kondisinya (bukan merupakan pilihan pertama, obat yang tidak cost effective, kontra indikasi ← Dosis terlalu tinggi ← Dosis terlalu rendah ← Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) ← Interaksi obat 234
Standar MPO.7.1 Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS
Regulasi : ←Pedoman pengorganisasian panitia keselamatan pasien RS
←
SK panitia keselamatan pasien siapa yang bertanggung jawab melaporkan IKP/medication error
Dokumen implementasi : Laporan Medication Error dan KNC (tepat waktu,sesuai prosedur, siapa yg bertanggung jawab) ←Laporan IKP Analisis (Root Cause Analisis) terhadap medication error dan KNC sampai dipakai untuk perbaikan proses ←
←
235
236
237
DO Kematian tdk sesuai dng perjlan peny Kehilangan f.utama
KEJADIAN +/-
LAP
RCA
+/-
+/-
RTL +/-
Salah lokasi, prosedur, pasien Bayi hilang Lain-1
Sesuai ketentuan lap IKP tidak boleh di copy, karena itu di unit pelayanan yg ada hanya form laporan, untuk laporan & hasil analisa RCA atau risk grading, asesor internal menelusuri di Tim KPRS 238
Kejadian Peningkatan KTD
KEJADIAN +/-
LAP +/-
Risk Grading +/-
Reaksi transfusi darah Reaksi obat Kesalahan obat Ketidakcocokan Dx pra dan paska operasi KTD sedasi & anestesi Outbreak infeksi 239
RTL +/-
DO KNC obat
KEJADIAN +/-
LAP
RCA
RTL
+/-
+/-
+/-
240
SENTINEL
RCA
KTD
MERAH & KUNING
RISK GRADING
KNC
BIRU & HIJAU INVESTIGASI SEDERHANA241
MPO 1
REKOMENDASI ← Kebijakan pelayanan farmasi lengkap Pedoman pengorganisasian farmasi, struktur organisaasi, uraian tugas masigmasing staf ← Dokumen Implementasi: ←
MPO 1.1
←
Formularium rumah sakit & info obat di uit pelayanan
←
Bukti review system manajemen obat
←
Pedoman pengorganisasian farmasi (uraian jabatan supevisor)
← SK pengangkatan supervisor (STRA dan SIPA lengkap) Dokumen Implementasi: Catatan supervise
MPO 2 ←
Memiliki Formularium RS
←
Prosedur tentang penanganan bila terjadi ketidaktersediaan stok obat di RS
← ←
Dokumen implementasi : MOU dengan pemasok
←
Formularium dan Daftar stok obat RS
←
Bukti Rapt PFT dalam menyusun Formularium
←
Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat
←
SK pembentukan PFT
←
Pedoman pelayanan farmasi tentang : pengawasan dan distribusi obat di RS
←
Dokumen implementasi :
←
Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam formularium
←
Form usulan obat baru
←
Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD
←
Proses revisi formularium (minimal setahun sekali) dan Notulen rapat
MPO 2.1
MPO 2.2 ← SPO bila persediaan obat/stok kosong o SPO bila farmasi tutup/persediaan obat terkunci ← Dokumen implementasi : Buku catatan dan Formulir permintaan obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia di RS ←
MPO 3 ←
Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing masing area penyimpanan
← Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat • Kebijakan pelaporan obat dari unit ←
Dokumen implementasi : Formulir rekonsiliai obat
• Laporan narkotik & psikotropik ← Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan menyiapkan obat ← Dokumen/catatan inspeksi berkala
MPO 3.1 ← Pedoman
←
pelayanan tentang penyimpanan produk nutrisi, radioaktif dan obat sample SPO penyimpanan produk nutrisi,
←SPO penyimpanan radioaktif
SPO penyimpanan obat sampel
MPO 3.2 EP 1 Kebijakan penyimpanan obat emergensi, standar obat emergensi di masing-masing unit.
EP 2
SPO penyimpanan obat emergensi di masing-masing unit
EP 3
Jumlah
Dokumen Implementasi:
SPO penggantian obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa
Catatan supervise/penggantian obat emergensi
MPO 3.3
←
Kebijakan penarikan obat
←Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa ← Pedoman / prosedur pelayanan tentang penarikan obat, pengelolaan obat kadaluarsa dan pemusnahan obat
Dokumen Implementasi Berita acara pemusnahan obat
MPO 4
\ Kebijakan tentang : peresepan, pemesanan, penulisan
← SPO bila resep tak terbaca/tak jelas Dokumen implementasi : ← Rapat Panitia Farmasi dalam menyusun/mengmbangkan Kebijakan dan SPO ← Pelatihan staf dalam penulisan resep, pemesanan obat, pencatatan obat Formulir rekonsiliasi obat
MPO 4.1 ← Kebijakan penulisan resep memuat 9 elemen Dokumen implementasi : Resep sesuai kebijakan
MPO 4.2
← Kebijakan penulisan resep umum sesuai ketentuan perundang-undangan ← Kebijakan batasan penulisan resep khusus (misal obat kemoterapi, radioaktif,
narkotika/psikotropika, dll)
SK direktur tentang daftar orangnya yang berhak menulis resep, memesan obat dan alkes
MPO 4.3 SPO Penyertaan formulir pencatatan obat dalam status pasien saat pasien dipindahkan/ dipulangkan Dokumen implementasi : ←
Formulir pencatatan pemberian obat memuat nama obat dan dosis serta mencakup Informasi obat (misal “bila perlu”)
MPO 5
← Pedoman/ prosedur pelayanan tentang penyiapan dan penyaluran obat dan produk
Dokumensteril Implementasi Sertifikat pelatihan teknik aseptic untuk petugas terkait
MPO 5.1 ← Kebijakan ttg kriteria informasi spesifik pasien yang dibutuhkan untuk telaah resep/pemesanan ← SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen)
←SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul pertanyaan ← Panduan
telaah interaksi obat (bila belum memiliki soft-ware drug interaction)
Dokumen implementasi : ← Uji kompetensi petugas penelaah resep ← Penetapan
MPO 5.2
software komputer untk interaksi obat dan alergi serta ketentuan untuk
up-Formdatingtelaah resep/pesanan obat dan bukti telaah
←
Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat seragam
←Kebijakan pemberian label untuk obat yang dikeluarkan dari wadah asli
Dokumen implementasi : ← Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat dan tepat waktu Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu pelayanan
MPO 6
←
Kebijakan yang menetapkan staf yang berwenang memberikan obat
←Pedoman pengorganisasian yang memuat uraian jabatan
Dokumen implementasi : STR dan SIP dari orang yang diberi kewenangan memberikan obat
MPO 6.1
← Kebijakan waktu tunggu pelayanan obat ← Pedoman/ prosedur verifikasi pesanan obat berdasarkan jumlah, dosis dan rute
pemberian
MPO 6.2
←
Kebijakan pelayanan pengelolaan obat yang dibawa pasien ke RS, obat sampel
Dokumen Implementasi Form Rekonsiliasi obat yang dibawa pasien
MPO 7
←
Panduan patien safety dalam MPO yang menetapkan :
Monitoring efek pengobatan termasuk Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) Dokumen implementasi : Rekam medis
MPO 7.1
←
Pedoman pengorganisasian panitia keselamatan pasien RS
← SK panitia keselamatan pasien IKP/medication error
siapa yang bertanggung jawab melaporkan
Dokumen implementasi : ← Laporan Medication Error dan KNC (tepat waktu,sesuai prosedur, siapa yg bertanggung jawab) ← Laporan IKP
Analisis (Root Cause Analisis) terhadap medication error dan KNC sampai kepadak perbaikan proses
Dr. Luwiharsih,MSc 250
NASIONAL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN RUMAH SAKIT REGULASI
UNIT KERJA
• •
UU no 44 tahun 2009 Peraturan & perundangan perumah sakitan
• • •
HBL Renstra RKA/RBA
• • •
Kebijakan Pelayanan RS Panduan Pelayanan/SPO Kebijakan Pelayanan Unit Kerja Pedoman Pengorganisasian Panduan Pelayanan SPO
KETENTUAN TERTULIS • • •
•
Program PMKP 251
ISTILAH
PENGERTIAN
KEBIJAKAN Rangkaian konsep & asas yg menjadi grs besar & dasar rencana dlm pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak
PEDOMAN Kumpulan ketentuan dasar yg
memberi arah bgmn sesuatu harus dilakukan; hal pokok yang menjadi dasar (pegangan,
petunjuk, dsb) untuk menentukan atau 252 melaksanakan sesuatu
ISTILAH PANDUAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONA L
PENGERTIAN (buku) petunjuk Suatu instruksi/ langkah-2 yang perangkat dibakukan menyelesaikan kerja untuk proses rutin tertentu.
SPO memberikan langkah yang benar dan
terbaik
berdasarkan
konsensus
bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan
dan
fungsi
pelayanan
yang
dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi
253
PIMPIN AN/DIR EKTUR RS Mengetahui peraturan perundangan terkait perumah sakitan
Menyusun regulasi di tingkat rs Menjamin kepatuhan staf melaksanakan regulasi rs
254
Patuh terhadap peraturan & perundangan RS
PIMPINAN RS Menetapka n regulasi di RS
Sistem monev terhadap regulasi yg ditetapkan pimp
Menjamin kepatuhan staf
terhadap regulasi yg ditetapkan oleh pimpinan
LEMBAR KERJA UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN Na ma sTD
P.P yg berla ku (Y/T)
Jika Ya Nama P.P
Ringkasan P.P Bagaimana kaitannya dengan standar
Apakah isi P.P Lebih ketat dari Standar ( ya/tidak )
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK) APK.3.5. APK.5
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) HPK1
Apakah ada badan Regulator yang melakukan inspeksi onsite untuk menilai kepatuhan melaksana kan P.P
LEMBAR REKOMENDASI BADAN AUDIT EKSTERNAL (EXTERNAL AUDITING BODY) Nama Instansi Pemerintah, Badan Regulator, atau Evaluator yang melakukan Inspeksi/audit setempat (on-site)
tgl Aud it Sete mPat
Apakah ada Rekom endasi Ya/Tida k
Jika ya, Departemen mana yang teridentifikasi dalam laporan (Contoh, Dapur, Farmasi, Kamar , Operasi, Laboratorium)
Berapa lama dibutuhkan Kapan mencapai standar standar dicapai ? (contoh, 9 hari, 6 bulan)
Apakah auditor harus kembali untuk validasi data Ya/Tidak
← Corporate bylaws ← Medical staf bylaws
258
← Kewenangan pemilik dan Direktur utama RS agar diperjelas ←
Bila di jajaran pemilik ada dewan pengawas (RS BLU/BLUD) atau Pembina, pengurus, pengawas (Yayasan) atau Dewan komisaris & Direksi (PT), harus diuraikan dengan jelas apa kewenangannya.
← Untuk melihat kewenangan apa yang perlu diatur maka lihat TKP 1.1 sd TKP 1.5
259
STANDAR
PEMILIK
DIRUT RS
Elemen Penilaian TKP 1.1. 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas misi rumah sakit 2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menjamin adanya review berkala terhadap misi rumah sakit 3. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengumumkan misi rumah sakit ke publik. 260
KET
STANDAR
PEMILIK DIRUT RS
Elemen Penilaian TKP 1.2. ← Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana stratejik dan rencana manajemen rumah sakit, maupun kebijakan dan prosedur operasional ←Bila kewenangan untuk memberikan persetujuan didelegasikan, maka hal ini dijabarkan dalam kebijakan dan prosedur tentang tata kelola ←Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas strategi rumah sakit dan program yang terkait dengan pendidikan para profesional kesehatan serta penelitian, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program. 261
KET
STANDAR
PEMILIK DIRUT RS
Elemen Penilaian TKP 1.3. ←
←
Mereka yang bertanggung jawab atas tata V kelola, memberikan persetujuan atas modal (capital) dan anggaran operasional rumah sakit Mereka yang bertanggung jawab atas tata V kelola, mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai misi rumah sakit
262
KET
STANDAR
PEMILI K
DIRUT RS
Elemen Penilaian TKP 1.4. 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata V kelola, menetapkan manajer senior rumah sakit 2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata V kelola, melakukan evaluasi kinerja dari manajer senior rumah sakit 3. Evaluasi terhadap manajer senior dilaksanakan paling sedikit setahun sekali
263
KET
STANDAR Elemen Penilaian TKP 1.5.
PEMILIK DIRUT RS
← Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana rumah sakit untuk mutu dan keselamatan pasien. (lihat juga PMKP.1, Maksud dan Tujuan) ←
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, secara teratur menerima dan menindaklanjuti laporan tentang program mutu dan keselamatan pasien. (lihat juga PMKP.1.4, EP 2)
264
KET
265
DEPARTEMEN/UNIT/INSTALASI Setiap departemen/unit kerja/ instalasi agar menyusun dokumen sbb : ← Kebijakan Pelayanan ← Pedoman pengorganisasian ← Pedoman pelayanan Panduan pelayanan ← Program PMKP ←
SPO
266
← Pendahuluan II. Gambaran umum RS ← Visi, Misi, Falsafah, Nilai & Tujuan RS IV. Struktur organisasi RS V. Struktur organisasi unit kerja
VI. Uraian jabatan persyaratan jabatan VII. Tata hubungan kerja
VIII.Pola ketenagaan dan kualifikasi personil IX. Kegiatan orientasi Pertemuan/rapat XI. Pelaporan ←
267
← Pendahuluan • Latar belakang • Tujuan Pedoman • Ruang Lingkup Pelayanan • Batasan Operasional • Landasan hukum ←Standar Ketenagaan • Kualifikasi SDM ← Distribusi Ketenagaan ← Pengaturan jaga ← Standar fasilitas • Denah ruangan • Standar fasilitas 268
IV.Tata laksana pelayanan
Logistik VI.Keselamatan Pasien VII.Keselamatan Kerja VIII.Pengendalian Mutu IX.Penutup ←
269
← I. DEFINISI ← II. RUANG LINGKUP ← III. TATA LAKSANA ← IV DOKUMENTASI
270
STANDAR
PEDOMAN PEDOMAN PANDUAN LAINPENGORGA PELAYANA PELAYANA 2 NISASIAN N N/ SPO
Standar TKP.5. Satu atau lebih individu yang kompeten mengatur tiap departemen / unit atau pelayanan di rumah sakit Elemen Penilaian TKP.5. 1. Setiap departemen/unit atau pelayanan di rumah sakit dipimpin oleh seorang dengan pelatihan, pendidikan, dan pengalaman yang setara dengan pelayanan yang diberikan. (lihat juga AP.5.8, EP1; AP.6.7, EP 1; dan MPO.1.1, EP 1)
X
2. Bila lebih dari satu orang memberikan arahan/petunjuk, maka tanggung jawab masingmasing dijabarkan secara tertulis.
X
271
STANDAR
PEDOMAN PEDOMAN PENGORG PELAYANAN A NISASIAN
PANDUAN LAIN-2 PELAYANAN / SPO
Standar TKP.5.1. Pimpinan dari setiap departemen klinis melakukan identifikasi secara tertulis tentang pelayanan yang diberikan oleh departemennya. Elemen Penilaian TKP.5.1. 1. Pimpinan departemen atau pelayanan memilih dan menggunakan format dan isi yang seragam untuk dokumen perencanaan
X
272
STANDAR
PEDOMAN ORG
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN YAN/ SPO
Standar TKP.5.1. Elemen Penilaian TKP.5.1. 2. Dokumen departemen atau pelayanan menguraikan tentang pelayanan saat ini dan yang direncanakan yang diberikan oleh setiap departemen atau pelayanan
X
3. Kebijakan dan prosedur dari setiap departemen atau pelayanan mengarahkan pemberian pelayanan yang ditetapkan
X
4. Kebijakan dan prosedur dari setiap departemen atau pelayanan mengatur pengetahuan dan keterampilan staf yang diperlukan untuk melakukan asesmen dan memenuhi kebutuhan pasien.
X
273
LAIN-2
STANDAR
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN PELAYANAN / SPO
Standar TKP.5.2. Pimpinan
merekomendasikan ruangan,
peralatan, staf, dan sumber daya lain yang dibutuhkan oleh departemen atau pelayanan Elemen Penilaian TKP.5.2. 1. Pimpinan merekomendasikan ruangan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
X
2. Pimpinan merekomendasikan kebutuhan peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
X
274
LAIN-2
STANDAR
Standar TKP.5.2. Pimpinan merekomendasikan ruangan, peralatan, staf, dan sumber daya lain yang dibutuhkan oleh departemen atau pelayanan Elemen Penilaian TKP.5.2. 2. Pimpinan merekomendasikan jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan (lihat juga AP.6.3, EP 5)
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN PELAYANAN/ SPO
X
4. Pimpinan merekomendasikan sumber daya khusus lainnya yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
X
5. Pimpinan memiliki sebuah proses untuk menjawab kekurangan sumber daya.
X
275
LAIN-2
STANDAR
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
X
PANDUAN PELAYANAN/ SPO
Standar TKP.5.3. Pimpinan merekomendasikan kriteria untuk menseleksi staf profesional di departemen atau pelayanan dan memilih atau merekomendasikan orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut. Elemen Penilaian TKP.5.3. 1.
Pimpinan mengembangkan kriteria yang terkait dengan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan staf profesional di departemen
X
2.
Pimpinan menggunakan kriteria tersebut pada waktu melakukan seleksi staf atau merekomendasikan staf profesional
X
276
LAIN-2
STANDAR
Standar TKP.5.4 Pimpinan memberikan orientasi dan pelatihan bagi semua staf yang bertugas dan bertanggung jawab di departemen atau di pelayanan dimana mereka ditugaskan. Elemen Penilaian TKP.5.4. 1. Pimpinan menetapkan program orientasi bagi staf di departemen yang didokumentasikan. (lihat juga KPS.7; AP.5.1, EP 5, dan AP.6.2, EP 6)
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN PELAYANAN / SPO
X
1. Semua staf di departemen telah Dok selesai menjalani program tersebut. implementa (lihat juga KPS.7; AP.5.1, EP 5; dan si AP.6.2, EP 6)
277
LAIN-2
STANDAR
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN LAIN-2 PELAYANAN/ SPO
Standar TKP.5.5. Pimpinan melakukan evaluasi kinerja departemen atau pelayanan dan kinerja stafnya. Elemen Penilaian TKP.5.5. 1. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu (quality measures) yang mengatur pelayanan yang diberikan dalam departemen atau pelayanan termasuk kriteria a) sampai d) di Maksud dan Tujuan yang sesuai dengan departemen pelayanan tersebut 2. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu terkait dengan kinerja staf dalam menjalankan tanggung jawab mereka di departemen atau pelayanan
X
X
278
STANDAR
PEDOMAN PENGORGA NISASIAN
PEDOMAN PELAYANAN
PANDUAN LAIN-2 PELAYANAN/ SPO
Standar TKP.5.5. Pimpinan melakukan evaluasi kinerja departemen atau pelayanan dan kinerja stafnya. Elemen Penilaian TKP.5.5. 3. Pimpinan melaksanakan program pengendalian mutu apabila dibutuhkan 4. Pimpinan departemen atau pelayanan diberikan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola dan meningkatkan asuhan dan pelayanan 5. Kegiatan pengukuran dan peningkatan mutu di departemen dan di pelayanan dilaporkan secara berkala dalam mekanisme pengawasan mutu di rumah sakit.
X
X
X
X
279
Penilaia n kinerja RS HASIL PENILAIAN SATU TAHUN SEKALI
Penilaian kinerja
Direktur RS & para manajer 280
Penilaian kinerja Unit Sasaran mutu/ indikator mutu/standar pelayanan minimal ← Hasil survei kepuasan pasien ← Efisisensi & efektifitas biaya ←
DEPARTEMEN/ UNIT PELAYANAN (termasuk bila unit pelayanan tsb outsourcing)
HASILPENILAIAN KINERJA UNIT
PELAPORAN
281
PENILAIAN KINERJA INDIVIDU
Karyawan/staf
Sesuai dengan uraian tugas & hasil kerja yg telah ditetapkan
Tenaga profesi Tenaga Medis
Ten. Perawat Praktisi
kesehatan 282
lainnya
STAD TKP 1
DOKUMEN
TKP 1.1
Pengorganisasian rumah sakit Hospital Bylaws SK pengangkatan pejabat RS Ketentuan Penilaian kinerja Direktur dan para pimpinan RS Ketentuan penilaian kinerja RS Bukti evaluasi/penilaian kinerja RS, Direktur dan para pimpinan di RS
-
TKP 1.2
HBL RS memuat ketentuan
Siapa yang menyetujui visi dan misi rumah sakit Siapa yang melakukan review berkala Siapa yang mengumumkan visi & misi ke publik.
SK Misi rumah sakit oleh pemilik Dokumen review berkala
SPO bagaimana publikasi visi & misi ke publik
HBL memuat ketentuan : - Siapa yang meneyetujui rencana tahunan - Siapa yang menyetujui kebijakan dan prosedur - Siapa yang menyetujui pendidikan para profesional kesehatan serta penelitian, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program. ← SK pemilik ttg renstra & RKA
SK pendelegasian kewenangan Hospital By Laws
Regulasi rumah sakit untuk operasional rumah sakit
TKP 1.3
HBL memuat ketentuan : Yang memberikan persetujuan atas anggaran modal dan operasional rumah sakit Yang mengalokasikan sumber daya
RKA TKP 1.4
HBL memuat ketentuan : Yang menetapkan Direktur rumah sakit Evaluasi kinerja Direktur SK penetapan direktur dan pejabat struktural lainnya Dokumen penilaian kinerja
Laporan bulanan & rapat evaluasi
TKP 1.5
Kebijakan/pedoman/SPO tentang perencanaan, monitoring, pelaporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Laporan bulanan dan tindak lanjutnya
Catatan :
HBL agar ditambah satu pasal yang mengatur kewenangan pemilik dan direktur TKP 2
RS, yang
i ya
dari TKP 1.1 sd 1. 5
Persyaramateranjabatandiambilanokumen pendukung
← ← ← ←
Uraian tugas Direktur Persyaratan jabatan dan dokumen pendukung Dokumen usulan kebijakan ke pemilik Hasil inspeksi dan rekomendasi dari badan audit eksternal
← Kebijakan dan prosedur monitoring pelaksaan regulasi di RS TKP 3
TKP 3.1
SK pengangkatan para pimpinan RS Dokumen bukti proses penetapan misi RS Bukti pelaksanaan rapat koordinasi Pertemuan dengan tokoh masyarakat untuk minta masukan rencana yan yg
dibutuhkan
←Pertemuan dengan organisasi pelayanan kesehatan lainnya ← Pertemuan dengan perorangan atau perkumpulan-perkumpulan di rumah sakit.
Misal perkumpulan diabet,
TKP 3.2
Rapat dan notulen rapat koordinasi dgn pemangku kepentingan Penetapan jenis pelayanan yang ada di rumah sakit
Kebijakan dan prosedur kajian untuk alat atau bahan obat baru,
Renstra
← Profil RS dan brosur RS serta dokumen bukti Rapat koordinasi dan laporan bulanan
←
TKP 3.2.1
Kebijakan seleksi, perencanaan, pengadaan obat dan peralatan habis pakai
Bukti dokumen pengadaan obat dan peralatan habis pakai RS
Daftar alat dan obat standar (formularium RS)
TKP 3.3
Daftar mutasi alat dan obat. Kebijakan/SPO pemilihan, penetapan dan monitoring kontrak manajerial dan
kontrak klinis
Kebijakan mengakhiri kontrak
Bukti kontrak Dokumen kontrak manajerial Dokumen kontrak klinis
Bukti kontrak baru shg menjamin kontinuitas pelayanan
TKP 3.3.1 Kebijakan & SPO evaluasi kontrak klinis dan manajerial dengan melibatkan komite mutu
Dokumen kontrak dan hasil evaluasi kontrak Dokumen analisis hasil evaluasi kontrak yang melibatkan pimpinan klinis dan
manajerial TKP 3.3.2 SK Dir yang menetapkan jenis pelayanan apa saja yang dirujuk ←
Kredensialing pelaksana Praktik mandiri yang menerima konsul dari RS
← Daftar dokter kerja sama ← Kontrak kerja dengan dokter praktik mandiri ← Dokumen kredensial
←Kebijakan dan prosedur monitoring mutu pelayanan praktisi independent
← Hasil monitoring TKP 3.4
Program diklat mutu utk para pimpinan RS Bukti pelatihan manajemen mutu
Laporan pelaksanaan program PMKP dari pimpinan medis, pimpinan keperawatan
dan pimpinan lain
Bukti dokumen penilaian kinerja profesional (dokter, perawat & praktisi kes
lainnya)
TKP 3.5
Ketentuan RS tentang penerimaan staf Program pelatihan seluruh unit Program retensi pegawai
Dokumen proses perencanaan kebutuhan pegawai
TKP 4
Struktur Organisasi RS dan unit kerja (pimpinan medis, keperawatan & lainnya)
TKP 5
Regulasi RS tentang persyaratan jabatan (regulasi agar dimasukan didalam pedoman
pengorganisasian di setiap instalasi pelayanan)
Regulasi RS tentang uraian jabatan jabatan (regulasi agar dimasukan didalam pedoman pengorganisasian di setiap instalasi pelayanan) Ijazah, sertifikasi dan dokumen pendukung
TKP 5.1
Standarisasi formulir usulan obat, bahan habis pakai, peralatan pelayanan di setiap
unit/instalasi pelayanan
Kebijakan pelayanan di setiap unit/instalasi pelayanan
Pedoman pelayanan disetiap unit kerja/instalasi
TKP 5.1.1
Pola ketenagaan di setiap unit kerja
Kebijakan kualifikasi pengetahuan dan staf di setiap pelayanan.
Panduan/SPO koordinasi dan integrasi di unit pelayanan dan antar unit kerja, misal transfer pasien, operan, dll
←Rapat rutin
← Rapat koordinasi
TKP 5.2
Regulasi RS tentang standar fasilitas Regulasi RS tentang standar ketenagaan Regulasi standar ruangan
Regulasi dimasukkan di pedoman yan di masing-masing instalasi/unit kerja
TKP 5.3
Dokumen persyaratan jabatan di tiap unit kerja dan kualifikasi staf nya
TKP 5.4
dimasukkan ke ped pengorganisasiani
Pelaksanaan orientasi di setiap unit kerja/instalasi
regulasi agar
Program Orientasi di setiap unit kerja/instalasi
TKP 5.5
TKP 6
TKP 6.1
TKP 6.2
Program PMKP unit kerja/instalasi Laporan bulanan ttg capaian indikator mutu Analisis terhadap capaian indikator mutu Tindak lanjut atas hasil analisis
Penilaian kinerja staf. SK Komite/Panitia etika RS
Program kerja Panitia Etika RS Hak Pasien Kode etik RS
Kode etik dokter, perawat & tenkes lainnya Brosur informasi pelayanan RS / Profil RS
Dokumen Inform consent SK tarif RS SPO penagihan Rincian tagihan kepada pasien
Manajemen komplain
Etika rumah sakit SK Panitia Etik Rumah Sakit SK Komite Medik
Program kerja Panitia Etik Rumah Sakit Program kerja Sub Komite Etik dan Disiplin Panduan/Pedoman dilema etik klinis Panduan/pedoman dilema etik manajemen Notulen rapat Laporan insiden
Dr. Luwiharsih,MSc 291
DOKUMEN MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN
REGULASI SBG DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN MFK
DOKUMEN BUKTI/PELAKSA NAAN KEGIATAN MFK
292
Pimpinan RS : Mengetahui
Me r
peraturan,
e
perundangan
s
& ketentuan
p
Menerapkan
o
ketentuan
n
tsb Memenuhi kondisi sesuai ketentuan
h a s i
l pemeriksaan
Peraturan, perundangan & ketentuan-2 yg terkait dng sarana, prasarana & fasilitas di RS
MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS
PERLU INDIVIDU YG MENGAWASI/TIM RISK MANJ/K-3 RS
PROGRAM PENGAWASAN merencanakan program; melaksanakan program; mendidik staf; memonitor & uji coba program; evaluasi dan revisi program; memberikan laporan tahunan pengorganisasian dan pengeleloaan secara konsisten dan terus-menerus
BUAT PROGRAM PENGAWASAN
DATA HASIL PENGAWASAN
Data dipergunakan pengembangan/peningkatan program
ENAM BIDANG MFK Keselamatan dan Keamanan
Bahan Berbahaya Disaster Kebakaran Sistem utilitas Peralatan Medis
Program Program diklat/edukasi staf
Pelaksanaan Respond Monitor Perbaikan
295
NASION AL PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
•
Undang-undang
•
Peraturan Pemerintah
•
PMK, KMK. Permenaker, KLH
•
Pedoman/Panduan
RUMAH SAKIT REGULASI
Terkait dng MFK
•
Pedoman MFK
•
Program MFK
•
SPO-2 MFK
• Program safety lab (K-3 Lab) UNIT KERJA KETENTUAN TERTULIS • Program safety radiologi (K-3
radiologi) •
Program/Skenario evakuasi 296
Keselamatan dan Keamanan
Bahan berbahaya Disaster Kebakaran Peralatan Medis Sistem utilitas 297
298
Keselamatan dan Keamanan Bahan Berbahaya Disaster Plan Kebakaran Sistem utilitas Peralatan Medis
299
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 300
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Tujuan umum : meningkatkan keamanan & keselamatan pasien, pengunjung dan staf di rumah sakit
301
Risiko keamanan dan keselamatan Mapping risiko (identifikasi area yang berisiko keamanan dan keselamatannya) misalnya : ruang bayi Monitoring area yang berisiko terjadinya masalah keselamatan dan keamanan kamera keamanan di daerah berisiko, dengan menempatkan satpam di daerah berisiko keamanan
Pemasangan badge name/tanda pengenal untuk semua staf, pengunjung, pedagang/vendor. Pengawasan Keamanan dan keselamatan selama masa renovasi atau pembangunan.
302
Fasilitas fisik Pemeriksaan fasilitas fisik secara komprehesif (mencatat semua perabot yang tajam dan rusak, fasilitas yang perlu perbaikan, dll) Respon/action plan terhadap hasil pemeriksaan Susun anggaran untuk mengganti sistem, perbaikan fasilitas yang rusak, dll. Monitoring pelaksanaan respon/action plan 303
Edukasi staf terkait dng keselamatan & keamanan Monitoring kepatuhan unit independen/penyewa lahan thd program keamanan dan keselamatan RS Pencatatan & pelaporan insiden/cedera akibat fasilitas yg tdk memberikan keamanan & keselamatan. Pelaporan pelaksanaan kegiatan dan rencana tindak lanjutnya. 304
Cara melaksanakan kegiatan pertemuan, audit, dll Sasaran mapping risiko 100 % pemasangan badge name pengunjung 100 % dll
305
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
306
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 307
Melakukan Inventarisasi B-3 di RS daftar B3, bahaya nya apa (korosif, beracun, mudah meledak, mudah terbakar), lokasi penyimpanan dimana Pengadaan B-3 Suplier harus melampirkan MSDS (Material Safety Data Sheet) Penyimpanan ada rambu-2/label sesuai jenis bahaya nya Penggunaannya Penanganan Tumpahan/paparan (exposure) Pelaporan dan invetigasi tumpahan/paparan B-3 Edukasi staf
308
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 309
Penyusunan disaster plan Simulasi disaster Debriefing
310
Identifikasi bahaya yang bisa terjadi di RS internal atau eksternal. menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tsb strategi komunikasi pada kejadian; pengelolaan sumber daya pd wkt kejadian, termasuk sumber daya alternatif; pengelolaan kegiatan klinis pd wkt kejadian, termasuk alternatif tempat yan; identifikasi & penugasan peran & tanggung jawab staf pada waktu kejadian proses utk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dng tanggung jawab RS dlm hal penugasan staf utk yan pasien
311
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 312
Pencegahan kebakaran melalui asesmen dan pengurangan risiko kebakaran penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar, termasuk gas medik, seperti oksigen;
Deteksi dini - sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran;
Pemadaman api mekanisme penghentian/supresi (suppression) Selang air,
supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).
Evakuasi aman
jalan keluar yg aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
Diklat/Edukasi staf Monev unit independen/penyewa lahan agar mematuhi standar akreditasi 313
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 314
Inventarisasi alat medis di RS Perencanaan kebutuhan peralatan medis Pemilihan peralatan medis Pemeriksaan/pemeliharaan Uji coba untuk alat baru Kalibrasi
315
Pendahuluan Latar belakang Tujuan umum & khusus Kegiatan pokok & rincian kegiatan Cara melaksanakan kegiatan Sasaran Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan 316
Penyediaan air minum dan listrik 24 jam sehari & 7 hari seminggu Identifikasi area yg berisiko bila air dan atau listrik terganggu Penyediaan back-up air dan listrik Uji coba air dan listrik pengganti setahun sekali Pemerikasaan, pemeliharaan sistem kunci/penting
317
318
Keselamatan dan Keamanan Bahan Berbahaya Disaster Plan Kebakaran Sistem utilitas Peralatan Medis
319
JUDUL
RUMAH SAKIT No Dokumen
SPO
Tanggal terbit
No. revisi
Ditetapk an Direktur
Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur
Halama n
Unit terkait
Heading & kotaknya dicetak pada setiap halaman Kotak RS diberi nama & logo RS (bila RS memp. Logo) Judul SOP : diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya, misal : Konsultasi medis, Biopsi ginjal, Persiapan pasien operasi,dsb No. Dokumen : diisi sesuai dng ketentuan penomoran yg berlaku di RS ybs yg dibuat sistematis agar ada keseragaman No. revisi : diisi dng status revisi, bisa menggunakan huruf atau angka. Contoh penggunaan huruf : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi I diberi huruf B,dst; Contoh penggunaan angka : untuk dokumen baru
diberi nomor 00, dokumen revisi pertama diberi angka 01, dst 321
Halaman : diisi nomor halaman dng mencantumkan juga total halaman utk SOP tsb. Misal SOP dng 5 halaman halaman peratma : 1/5; halaman kedua 2/5,dst Prosedur tetap diberi penamaan sesuai ketentaun (istilah) yg digunakan RS, misalnya Prosedur, Prosedur tetap, Petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja,dsb Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai dng tanggal terbitnya yg harus sesuai dng tanggal diberlakukannya SOP tersebut Ditetapkan Direktur : diberi tanda tangan Direktur dan nama jelas
Kotak heading pada halaman-halaman berikutnya dapat hanya memuat : kotak nama RS, judul SOP, No dokumen, No revisi & halaman
322
Pengertian :
berisi penjelasan & atau definisi tentang istilah yg mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian
Tujuan :
berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata kunci : “Sebagai acuan penerapan langkah-2 utk ……………..”
Kebijakan :
berisi kebijakan (RS dan atau bidang/unit)
yg menjadi dasar & garis besar dibuatnya SOP tsb. Dpt berisi (terkait dng) bbrp kebijakan yg mendasari SOP tsb. Dpt juga terjadi satu kebijakan menjadi dasar bbrp SOP, sehingga tercantum dlm bbrp SOP yg “dipayungi”
bentuk statemen/isi peraturannya, bukan no Peraturan 323
Prosedur: bagian ini mrpk bagian utama yg menguraikan langkah-2 kegiatan utk menyelesaikan proses kerja ttt, & staf/petugas yg berwe nang. Didalamnya dpt dicantumkan alat/formu- lir/fasilitas yg digunakan, waktu, frekuensi dalam proses kerja yg digunakan. Bila memungkinkan, diuraikan secara lengkap unsur-2 yg menyang-kut : SIAPA, DIMANA, KAPAN & BAGAIMANA (Who, what, where, when, how) Unit terkait: berisi unit-unit yg terkait & atau prosedur terkait dalam proses kerja tsb
324
SPO penanganan laporan kehilangan barang di RS SPO pemberian badge name untuk pengunjung
SPO pemeriksaan fasilitas SPO pemeriksaan unit independen Dll 325
SPO pengadaan/pembelian B-3 SPO penyimpanan B-3 SPO penanganan tumpahan B-3 SPO pelaporan insiden SPO monitoring unit independen, dll
326
SPO evakuasi SPO penanganan pasien SPO triase, dll
327
SPO evakuasi/skenario evakuasi di RS SPO evakuasi/skenario evakuasi di masing-2 unit SPO safety briefing/safety induction SPO penanganan kebakaran
SPO evakuasi pasien, dll 328
SPO pemeliharaan preventif SPO perbaikan alat SPO kalibrasi SPO recall alat, dll
329
SPO pemeliharaan preventif
SPO bila ada kerusakan SPO perbaikan, dll
330
STD MFK 1
DOKUMEN
MFK 2
Daftar peraturan perundangan terkait keselamatan fasilitas
Dokumen ijin lift, boiler, genset, incenerator, ijin RS, dll Hasil laporan pemeriksaan fasilitas oleh Disnaker, Dinkes, Kemkes
Tindak lanjut dari rekomendasi laporan. Regulasi yang memuat uraian tugas ketua dan anggota Panitia K3 serta unit
pemeliharaan fasilitas RS
Program MFK RS atau rencana induk MFK
Bukti pelaksanaan kegiatan Bukti evaluasi/update program/rencana induk
MFK 3
Program pengawasan manajemen risiko fasilitas RS Sertifikasi kompetensi Laporan kerja
MFK 3.1
MFK 4
Program monitoring manajemen risiko
Data hasil pemantauan program manajemen risiko fasilitas/lingkungan
RTL dari hasil monitoring Identifiaksi risiko
Kebijakan/pedoman/panduan/SPO keselamatan dan keamanan fasilitas fisik Program keselamatan dan keamanan fasilitas fisik
Monitoring unit independen untuk menilai kepatuhan terhadap program MFK SPO identifikasi pengunjung Laporan kejadian cedera Pelaksanaan pengamanan pada masa pembangunan dan renovasi Monitoring kepatuhan unit independen
MFK 4.1
Hasil pemeriksaan fasilitas
Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan Hasil evaluasi pelaksanaan tindak lanjut.
MFK 4.2
Anggaran untuk perbaikan dan ijin2
MFK 5 Regulasi RS tentang bahan dan limbah berbahaya serta penggunaan APD (perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, paparan B-3) Identifikasi risiko bahan dan limbah berbahaya. Monitoring unit independen untuk menilai kepatuhan terhadap program MFK Daftar dan lokasi bahan limbah berbahaya terbaru di RS MSDS Hasil investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya MoU dengan penyewa lahan RS
MFK 6
Identifikasi disaster yang bisa terjadi di RS (internal & ekternal)
Disaster plan Monitoring unit independen untuk menilai kepatuhan terhadap program MFK Pelatihan kewaspadaam disaster MFK 6.1.
MFK 7
Post test Sertifikasi
Regulasi tentang penanggulangan kebakaran Monitoring unit independen untuk menilai kepatuhan terhadap program MFK
MFK 7.1 MFK 7.2
Program dissater
Program K3 Laporan kegiatan Sertifikasi
MoU dengan penyewa lahan RS Program Pengamanan kebakaran dan evakuasi
Regulasi tentang pemeliharaan sistem deteksi kebakaran dan pemadaman Daftar sistem deteksi kebakaran dan alat pemadaman
Bukti ujicoba dan pemeliharaan sistem deteksi serta alat pemadam
Sertifikasi pelatihan pemadaman dan evakuasi
MFK 7.3 MFK 8
Regulasi tentang larangan merokok Rencana Kerja dan Anggaran alat medis Daftar inventaris peralatan medis Bukti pemeliharaan dan kalibrasi alat medis Bukti ujicoba alat Surat tugas/ sertifikasi petugas pemeliharaan alat
MFK 8.1
Regulasi tentang pemeliharaan alat Bukti pemeliharaan dan kalibrasi alat Hasil pemeliharaan dan kalibrasi
MFK 8.2
Regulasi tentang penarikan kembali produk/peralatan RS Bukti penarikan produk/alat
MFK 9 MFK 9.1
Dokumen (-) Regulasi tentang pengadaan sumber listrik dan air minum serta sumber alternatifnya. Daftar area berisiko tinggi bila terjadi gangguan listrik atau air minum Daftar sumber alternatif listrik atau air minum
MFK 9.2
Daftar sumber alternatif air minum dan listrik
Bukti ujicoba sumber alternatif air minum dan listrik
Data hasil ujicoba
MFK 10
Regulasi RS tentang pemeliharaan sistem pendukung, gas medis, ventilasi dan sistem kunci Daftar sistem pendukung, gas medis, ventilasi dan sistem kunci yang ada di RS Hasil pemeriksaan Bukti pemeliharaan Bukti ujicoba
MFK 10.1
Pengadaan air bersih
Pemantauan air bersih
MFK 10.2 Data hasil pemantauan sistem pendukung/utiliti MFK 11 Rencana Kerja dan Anggaran Program manajemen fasilitas dan keselamatan Daftar hadir Pre/ post test Sertifikasi MFK 11.1 Regulasi RS tentang pengamanan kebakaran, keamanan, bahan berbahaya dan kedaruratan MFK 11.2 Regulasi RS tentang pengoperasian peralatan medis dan sistem utiliti Program pelatihan Sertifikasi
MFK 11.3 Program pelatihan MFK Pre/post test Sertifikasi
DOKUMEN KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF
(KPS)
337
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes JABATAN SEKARANG: Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015 Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015 Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional PENDIDIKAN: SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005 Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010 Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Juli 2010) Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
338
Pola ketenagaan (KPS 1) Uraian tugas seluruh staf (KPS1.1) Rekrutmen: Proses penerimaan staf, evaluasi kualifikasi staf baru, penetapan, Keseragaman proses (KPS2) Kredensial: staf klinis ( evaluasi staf klinis baru, oleh unit kerja. evaluasi berkelanjutan, dokumentasi) (KPS 3) Staf non kinis ( supervisi dan evaluasi berkelanjutan) (KPS 4) File kepegawaian : (1.Kualifikasi staf; 2.Uraian tugas; 3.CV; 4.bukti evaluasi; 5.Catatan pelatihan yang diikuti; 6.Pemutakhiran file kepegawaian) (KPS 5) Penetapan perencanaan SDM (mengacu POLA KETENAGAAN, Penetapan penugasan staf, penetapan pelaksanaan alih tanggung jawab) (KPS6) 339
POLA KETENAGAAN
DOKUMEN KPS 1.1. Uraian tugas masing-masing staf RS DAN SEMUA JAJARAN STAF RS Uraian tugas mereka yang termasuk kategori a) sampai dengan d) Uraian tugas semua jajaran dan staf RS Staf yg memilki tugas ganda, di bidang klinis dan manajerial, Staf yang sedang bekerja dibawah supervisi
uraian tugas manajerial
Seseorang yang sedang dalam program pendidikan dan dibawah supervisi dapat berfungsi sebagai uraian tugas
deskripsi program
Seseorang mendapat izin sementara untuk memberikan pelayanan di RS
341
POLA KEBUTUHAN TENAGA
Standar KPS 2 Pimpinan rumah sakit mengembangkan dan mengimplementasikan proses rekruitmen, evaluasi dan penugasan staf serta prosedur terkait lainnya sesuai yang diidentifikasi oleh rumah sakit
343
KONSEP PERENCANAAN SDM TERINTEGRASI
REKRUTMEN SDM RS PROSES REKRUTMEN HARUS: Efisien Terkoordinasi Terpusat
345
STAF RS STAF KLINIS:
STAFMEDIS PERAWAT STAF KESEHATAN PROFESIONAL LAINNYA
STAF NON KLINIS
346
KEBIJAKAN MENYELURUH STAF KLINIS
Rekrutmen
Verifikasi dari sumber asli
Evaluasi(kredensial) Orientasi: umum , khusus Penugasan: SPK DG RKK (Dr.Prw)
SPKK : staf Prof Kes
Evaluasi kinerja tahunan
Untuk dokter dan perawat Kewenangan klinisnya harus terinci Orientasi Umum: ttg RS, mutu,Patient Safety,PPI
Boleh menetapkan masa Percobaan Yan risiko tinggi
evaluasi awal
Unt staf Medis ada Rekredensial (3 tahunan) 347
DOKUMEN KPS 2 Regulasi RS: Kebijakan/Panduan/SPO penerimaan staf Dokumen: SK pengangkatan staf Proses penerimaan staf Proses evaluasi kualifikasi staf baru Proses penetapan staf Keseragaman proses diseluruh RS dan bukti implementasi seluruh proses
348
DOKUMEN KPS 3
Regulasi RS: Peraturan Internal Staf Medis
Dokumen: Bukti evaluasi Proses kredensial untuk staf klinis Proses evaluasi staf klinis baru oleh unit kerja Kebjakan frekuensi evaluasi berkelanjutan terhadap staf klinis Pendokumentasian evaluasi staf klinis
349
Kebijakan Staf non Klinis Rekrutmen Diterima ; orientasi Umum dan khusus
Boleh menetapkan masa Percobaan
Penugasan
Evaluasi kinerja tahunan
Supervisi dan evaluasi
350
DOKUMEN KPS 4 Dokumen: Bukti proses penerimaan staf non klinis dan evaluasi berkelanjutan Bukti evaluasi staf non klinis
351
DOKUMEN KPS 5 FILE KEPEGAWAIAN File kepegawaian dipelihara untuk setiap staf rumah sakit File kepegawaian berisi kualifikasi staf tersebut File kepegawaian berisi uraian tugas staf File kepegawaian berisi riwayat pekerjaan File kepegawaian berisi hasil evaluasi kinerja File kepegawaian berisi catatan Diklat File kepegawaian distandarisasi dan tetap terbaru
352
BUKTI DOKUMEN KPS 6 Bukti penetapan perencanaan SDM Bukti proses saat penetapan perencanaan SDM Bukti penetapan perencanaan SDM didasarkan pada POLA KETENAGAAN yang ditetapkan berdasarkan ketentuan/pedoman yang berlaku Bukti Proses penetapan penugasan staf Bukti penetapan tentang pelaksanaan alih tanggung jawab
KMK RI NO : 81/MENKES/SK/I/2004 TENTANG: PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI TINGKAT PROPINSI, KABUPATEN/KOTA SERTA RUMAH 353SAKIT
BUKTI DOKUMEN KPS 6.1 : Bukti Evaluasi penempatan staf dan pola ketenagaan Bukti pelaksanaan revisi pola ketenagaan
354
BUKTIDOKUMEN KPS 7: Bukti pelaksanaan orientasi staf baru Bukti pelaksanaan orientasi karyawan kontrak (outsourcing) Bukti pelaksanaan orientasi tenaga sukarela kalau ada Bukti pelaksanaan orientasi mahasiswa atau pelajar magang (bila ada) 355
BUKTI DOKUMEN KPS 8 Regulasi RS: Rencana Kerja Anggaran RS: anggaran diklat Program diklat Dokumen: 1. Bukti pelaksanaan pelatihan dan Sertifikat pelatihan Bukti Proses Bukti Proses identifikasi kebutuhan pelatihan sesuai kebutuhan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien Bukti Proses perencanaan pelatihan Bukti Pelaksanaan pelatihan karyawan secara kontinyu Bukti Pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan 356 kompetensi dalam standar profesi
BUKTI DOKUMEN KPS 8.1. Bukti pelaksanaan pelatihan bantuan hidup dasar Staf diminta mendemonstrasikan Resusitasi Jantung Paru Bukti Sertifikat pelatihan Bukti Refreshing tiap dua tahun
357
ISI PROGRAM DIKLAT RS KPS 8.3 Punya mekanisme pengawasan diklat Memakai kurikulum dari program akademik Punya catatan lengkap dari semua peserta Diklat Punya dokumentasi dari status pendaftaran, izin atau sertifikasi dan kualifikasi akademik dari para peserta pelatihan Punya supervisor untuk setiap jenis dan tingkat pelatihan Bukti orientasi di Rumah sakit terhadap peserta didik sebelum masuk RS ttg : mutu, keselamatan pasien, PPI dan program lainnya 359
BUKTI DOKUMEN KPS 8.3 SK Perawat sbg clinical instructur/SK Dokter Pendidik Klinik/dosen klinik Bukti pelaksanaan diklat dan sertifikatnya Proses evaluasi program pelatihan Bukti Laporan akademik bagi staf yang mengikuti pendidikan dengan biaya RS Bukti data staf yang mengikuti pelatihan di RS Bukti data izin, ijasah dan sertifikat pelatihan staf rumah sakit Bukti kompetensi nara sumber dan C.I Bukti pelaksanaan orientasi dan pelatihan yang terintegrasi dengan program mutu, keselamatan pasien dan PPI 360
Bukti DOKUMEN KPS 8.4 Bukti program kerja K3 RS Bukti program dan implementasi pelayanan kesehatan staf Bukti program vaksinasi dan imunisasi bagi staf SPO penanganan staf yg terpapar penyakit infeksius terkait program PPI dan bukti pelaksanaan
361
Dokumen KPS 9 Penetapan dan pengumuman SPK dgn RKK SPK DAN RKK tersedia di file kepegawaian, file kredensial dan di semua unit pelayanan) Ukti Kebijakan dan Proses serta data kredensialing Bukti Verifikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya STR,SIP,SPK dan RKK harus masih valid 362
DOKUMEN KPS 9.1. Bukti Kebijakan kredensialing Bukti SK Komite medis dengan SK Sub Komite Kredensial Bukti proses dan data rekredensial Bukti Penetapan SPK (surat penugasan klinik) dg RKK (rincian kewenangan klinik) oleh direktur
363
DOKUMEN KPS 10 Bukti Kebijakan dan proses kredensial dan rekredensial untuk memberikan SPK dan RKK Bukti Kritera rekredensial Bukti pengumuman SPK dan RKK Bukti Pengawasan pelaksanaan SPK dan RKK
364
Pendidikan Profesi: Standar pelayanan profesi
Kompetensi: STR
Menetapkan, Menambah kompetensi: pendidikan dokter, spesialisasi, Sub Spesialisasi, fellowship dll
Sertifikasi Kompetensi: Uji kompetensi
Kewenangan Klinis Individu
SPK/RKK
Memastikan Kompetensi dan memberikan kewenangan klinis di RS: Kredensial, Supervisi, Penilaian kinerja
DOKUMEN KPS 11 SPO Pelayanan Kedokteran (PPK,Clinical Pathway, Algoritma,Protocol, Prosedur) Program kerja Komite Medik Bukti pelaksanaan evaluasi praktik profesional berkelanjutan (EPPB)/on going professional practice evaluation (OPPE) Bukti kebijakan evaluasi praktik profesional berkelanjutan (EPPB) Bukti penggunaan data dalam EPPB. 366
TELUSUR DOKUMEN KEPEGAWAIAN STAF MEDIS
367
LEMBAR KERJA KUALIFIKASI STAF MEDIK Spesialisasi……………………… Tanggal Pertama kali diangkat :……………………… Nama ………………………………………… Gelar/kredensial : ……………………………………………. Std
Elemen penilaian
KPS.9
1. Ada catatan tentang mereka yang diijinkan memberikan pelayanan kepada pasien tanpa supervisi (RINCIAN KEWENANGAN KLINIK /RKK) 2.Rumah sakit membuat salinan yg disimpan di file kredensial/file kepegawaian pendidikan, SIP,STR , SPK, RKK dari setiap staf medik 3.Semua dokumen pendidkan, registrasi harus diverifikasi oleh sumber yang menerbitkan, sebelum yang bersangkutan bekerja memberikan pelayanan kepad pasien 4. Semua dokumen kredensial (pendidikan, STR. SIP. SPK.RKK Harus selalu diupdated 5.Pada pengangkatan awal ada Surat Penugasan Klinik dan Rincian Kewenangan klinis dari direktur
KPS.9.1
1. Ditetapkan kebijakan tentang proses evaluasi file kredensial dari setiap staf paling kurang setiap 3 tahun (Rekredensial) 3. Bukti penetapan kembali disimpan di file kredensial staf 368
Patuh Komen ya/tdk
Std
Elemen penilaian
Patuh kome ya/tdk n
KPS. 1. RS meggunakan proses terstandar memberikan kewenangan klinis kpd 10 setiap staf medik untuk memberikan layanan pada saat awal diangkat (Kredensial) dan pada saat diangkat kembali (Rekredensial) 2. Keputusan mengangkat kembali didasarkan dari area kompetensi (a) sampai ( f)
3. SPK DAN RKK setiap staf medis di informasikan keseluruh unit di rumah sakit 4. Setiap staf medik hanya memberi pelayanan yang ditetapkan dalam SPK/RKK KPS. 1.Evaluasi dan mutu dari pelayanan yang diberikan oleh setiap staf medik 11 di kaji setiap tahun dan dikomunikasikan ke staf medik lain 5. Hasil evaluasi dicatat di file kredensial staf medik dan di file lain tentang kepegawaian KPS. 1. Anggota Staf medik /Kep/staf profesional lainnya diberi pelatihan 8.1 cardiac life support 3. Ada bukti tentang kelulusan pelatihan staf medis 4. Tingkat pelatihan untuk setiap orang diulangi berdasar kebutuhan atau 369
kerangka waku yang ditetapkan pengelola pelatihan, atau setiap 2 tahun
CONTOH FORM PENGAJUAN KEWENANGAN KLINIS
370
PROSEDUR
NO
DIMINTA DISETUJUI
DITOLAK
KETERANGAN
TINDAKAN M DS
M: Mandiri DS: Dibawah supervisi TA : Tak ada alat TK: Tak Ada Kompetensi
TA
TK
371
CONTOH FORM PENGAJUAN KEWENANGAN KLINIS
372
373
CONTOH:FORMAT RKK
PROSEDUR
NO
DISETUJUI
KETERANGAN
TINDAKAN M
M: Mandiri DS: Dibawah supervisi TA : Tak ada alat TK: Tak Ada Kompetensi
DS
374
DOKUMEN KPS 12 Panduan kredensial staf keperawatan Bukti File kepegawaian untk setiap staf keperawatan serta bukti proses pendukung Bukti Verifikasi Ijasah dari sumber aslinya dan STR perawat Bukti proses kredensial di file kredensial Bukti kredensial perawat yang dibawa dokter (bila ada) 375
376
DOKUMEN KPS 13 Bukti SPKK dan RKK dari staf keperawatan
377
DOKUMEN KPS 14 1.Bukti Partisipasi perawat dalam aktifitas peningkatan mutu RS 2.Evaluasi kinerja keperawatan tingkat unit dan individu 3.Hasil evaluasi kinerja staf keperawatan di file kredensial perawat /file lainnya.
378
379
DOKUMEN KPS 15 Panduan kredensial staf kesehatan profesional lainnya Bukti File kepegawaian untuk setiap staf kesehatan profesional lainnya serta bukti proses pendukung Bukti Verifikasi Ijasah dari sumber aslinya dan STR staf kesehatan profesional lainnya Bukti proses kredensial di file kredensial Bukti kredensial staf kesehatan profesional lainnya yang dibawa dokter (bila ada) 380
DOKUMEN KPS 16 Bukti SPKK dari staf kesehatan profesional lainnya
381
DOKUMEN KPS 17 1.Bukti Partisipasi staf kesehatan profesional lainnya aktifitas peningkatan mutu RS
2.Evaluasi kinerja staf kesehatan profesional lainnya tingkat unit dan individu 3.Hasil evaluasi kinerja staf kesehatan profesional lainnya di file kepegawaian
382
383
Lingkup asuhan Keperawatan Lingkup asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Berdasarkan lingkup asuhan keperawatan tersebut, maka perawat meliputi: a. Melakukan pengkajian pasien secara holistik b. Menetapkan diagnosis keperawatan c. Merencanakan tindakan keperawatan d. Melaksanakan prosedur keperawatan e. Melakukan observasi keperawatan f. Melakukan pendidikan dan konseling kesehatan g. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan h. Menerima konsultasi keperawatan i. Memberikan obat terbatas
384
TINDAKAN KEPERAWATAN a. Memenuhi kebutuhan oksigenasi b. Memenuhi kebutuhan nutrisi c. Memenuhi kebutuhan integritas jaringan d. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit e. Memenuhi kebutuhan eliminasi buang air besar f. Memenuhi kebutuhan eliminasi urin g. Memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan h. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur i. Memenuhi kebutuhan sirkulasi j. Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan k. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman : bebas nyeri l. Memenuhi kebutuhan aktifitas dan latihan m. Memenuhi kebutuhan psikososial n. Memenuhi kebutuhan interaksi sosial o. Memenuhi kebutuhan tentang perasaan kehilangan, menjelang ajal, dan menghadapi kematian p. Memenuhi kebutuhan spiritual q. Memenuhi kebutuhan respons seksual r. Memenuhi kebutuhan ketahanan dan kemandirian pasien. s. Memenuhi kebutuhan belajar
385
Kualifikasi Perawat Kualifikasi Perawat Sesuai Tingkat Pelayanan Kesehatan a. Tingkat Pertama Tenaga Perawat yang dibutuhkan pada fasyankes tingkat pertama adalah sebagai berikut: Ners Perawat Vokasional
b. Tingkat dua Tenaga perawat yang dibutuhkan pada fasyankes tingkat kedua: Ners Spesialis Ners + sertifikasi Perawat Vokasional + sertifikasi
386
c. Tingkat tiga Tenaga Perawat yang dibutuhkan pada fasyankes tingkat ketiga: Ners konsultan Ners Sub Spesialis Ners Spesialis + sertifikasi Ners + sertifikasi Perawat vokasional + sertifikasi 387
STANDAR MANAJEMEN NYERI KEPERAWATAN Pernyataan Manajemen nyeri merupakan upaya yang dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dialaminya. Kriteria: 1. Adanya SPO manajemen nyeri, 2. Adanya format pengkajian nyeri, 3. Adanya petunjuk teknis pengkajian nyeri (perilaku, fisiologis dan selfreport measures), 4. Adannya intervensi keperawatan dalam menurunkan nyeri secara non farmakologis, 5. Adanya instrumen evaluasi terhadap respon pasien tentang perubahan rasa nyeri, 6. Adanya pendokumentasian tindakan keperawatan padamanajemen nyeri.
388
AREA KOMPETENSI PRAKTISI KLINIS Asuhan pasien: memberikan asuhan pasien dengan perhatian yang tulus, tepat dan efektif
Pengetahuan medis/klinis: membangun dan
mengembangkan ilmu biomedis, klinis dan sosial dan penerapan pengetahuan untuk asuhan pasien dan pendidikan lainnya
Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek: menggunakan ilmu dan metode berbasis bukti
Ketrampilan hubungan antar manusia dan komunikasi: Profesionalism: komitmen untuk secara terus menerus
mengembangkan professionalitas, etika, pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan masyarakat.
Praktek berbasis sistem:pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan. 389
STANDAR KPS 1 KPS 1.1 KPS 2
KPS 3
KPS 4 KPS 5 KPS 6
KPS 6.1 KPS 7
REKOMENDASI Regulasi RS: Pola ketenagaan RS Pedoman pengorganisasian rumah sakit dan unit kerja Kebijakan/Panduan/SPO penerimaan staf Dokumen: SK pengangkatan staf Peraturan Internal Staf Medis Dokumen: Bukti evaluasi kinerja Bukti proses penerimaan staf dan evaluasi berkelanjutan Bukti evaluasi staf non klinis File kepegawaian Pola ketenagaan rumah sakit Proses penetapan pola ketenagaan Administrasi terkait proses kepegawaian dalam mutasi staf rumah sakit Bukti evaluasi /revisi pola ketenagaan Orientasi umum rumah sakit
KPS 8
KPS 8.1
KPS 8.2
KPS 8.3 KPS 8.4
Orientasi khusus pada masing-masing unit kerja Program diklat Dokumen: Bukti pelaksanaan pelatihan Sertifikat pelatihan Daftar staf yang di identifikasi harus dilatih Basic Life Support Bukti pelaksanaan pelatihan Sertifikat pelatihan Basic Life Support Refreshing Pelatihan Basic Life Support tiap dua tahun Program diklat RS dan Unit kerja serta alokasi waktu diklat untuk staf Bukti pelaksanaan pelatihan Sertifikat pelatihan SK clinical instructor Bukti pelaksanaan diklat dan sertifikat pelatihan SPO penangan staf yg terpapar penyakit infeksius terkait program PPI Dokumen : Program kerja K3 RS
KPS 9
KPS 9.1
KPS 10
Program pelayanan kesehatan staf Program vaksinasi dan imunisasi Penetapan dan pengumuman staf medis yang dapat melakukan asuhan pasien secara mandiri (SPK dgn RKK, tersedia di file kepegawaian, file kredensial dan unit pelayanan) Proses dan data kredensialing Verifikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya SK Sub Komite kredensial Dokumen RS: Bukti proses rekredensial Penetapan Surat Penugasan Klinik (SPK) dg Rincian Kewenangan Klinik (RKK) oleh direktur Bukti perpanjangan SPK dg RKK Kebijakan dan proses pemberian surat penugasan klinis dengan rincian kewenangan klinis pada penugasan pertama dan penugasan ulang
KPS 11
KPS 12
KPS 13 KPS 14
KPS 15
KPS 16
Pedoman keputusan untuk penugasan ulang (kriteria a sd f sebagai review kinerja) SPO Pelayanan Kedokteran Program kerja Komite Medik Dokumen: Bukti pelaksanaan evaluasi pelayanan staf medik sesuai SPO pelayanan PanduanKedokterankredensial staf keperawatan Dokumen: File kepegawaian dan file kredensial staf keperawatan Surat Penugasan Kerja Klinis Perawat Bukti keterlibatan staf keperawatan dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit Review kinerja staf keperawatan Kebijakan/Panduan/SPO proses kredensial staf tenaga kesehatan Dokumen: Bukti proses kredensial Berkas kepegawaian Dokumen Surat Penugasan Kerja Klinis
KPS 17
Bukti partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu RS Review staf bila ada indikasi terkait temuan pada upaya peningkatan mutu RS
Pokja MKI
395
STD
DOKUMEN
MKI 1
Regulasi RS: Penetapan unit kerja yang mengelola edukasi dan informasi/PKRS Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan unit kerja tersebut/PKRS RKA Rumah Sakit Program kerja unit kerja/PKRS Dokumen: Data populasi pasien RS Brosur. Leaflet tentang pelayanan RS
MKI2
Regulasi RS: Pedoman pelayanan unit kerja pemberi informasi/PKRS Program kerja unit kerja/PKRS Dokumen/bukti informasi: Brosur, leaflet dsb. Website Dan lain-lain
MKI 3
Regulasi RS: Pedoman pelayanan unit kerja pemberi informasi/PKRS
MKI 4
Regulasi RS:
Pedoman pelayanan unit kerja pemberi informasi/PKRS Ketentuan tentang rapat Dokumentasi rapat/pertemuan Surat Edaran Pengumuman
MKI 5
Regulasi RS: SK Penetapan unit kerja (Panitia, Komite atau KSM) Ketentuan tentang rapat Dokumentasi rapat/pertemuan
MKI 6
Regulasi RS: Kebijakan tentang kewajiban melaksanakan komunikasi terkait informasi kondisi pasien Dokumentasi pelaksanaan komunikasi atau transfer informasi
MKI 7
Regulasi RS: Kebijakan/Pedoman tentang pelayanan/ penyelenggaraan rekam medis Dokumen rekam medis untuk masing profesi tenaga kesehatan Dokumen review dan bukti pembaharuan rekam medis
MKI 8
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang transfer pasien Dokumen transfer
MKI 9 MKI 10
Sumber informasi yang tersedia, misalnya: Pola penyakit Regulasi RS:
Kebijakan/Pedoman/SPO tentang akses pasien untuk mendapat informasi kesehatannya Dokumen permintaan informasi Evaluasi pelaksanaannya
MKI 11
Regulasi RS: Kebijakan/Pedoman/SPO tentang pengaturan keamanan dan permintaan informasi, termasuk data Dokumen permintaan informasi Dokumentasi pelaksanaan
MKI 12
Regulasi RS: Kebijakan/Pedoman/SPO tentang retensi rekam medis, termasuk pemusnahan rekam medis
MKI 13
Regulasi RS:
Kode diagnosis Kode prosedur/ tindakan Definisi yang digunakan Simbol, termasuk yang tidak boleh digunakan Singkatan, termasuk yang tidak boleh digunakan
MKI 14
Dokumen pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku Dokumen evaluasi penyampaian data dan informasi oleh pengguna data
MKI 15 MKI 16
Dokumentasi rapat
MKI 17 MKI 18
Dokumen bukti pelatihan
MKI 19
Regulasi RS:
Regulasi RS: Kebijakan/Pedoman/SPO tentang perlindungan dari: Kehilangan dan kerusakan Gangguan dan penyalah-gunaan rekam medis Regulasi RS: Kebijakan/Panduan/SPO tentang perubahan regulasi RS, meliputi: Pengembangan dan perubahan regulasi Adaptasi regulasi nasional sebagai regulasi RS Retensi regulasi yang sudah dinyatakan tidak berlaku Pemantauan pelaksanaan regulasi (misalnya oleh SPI)
Pedoman Pelayanan/ Penyelenggaraan Rekam Medis (Sistem penomoran RM)
MKI 19.1 MKI 19.1.1
Dokumen rekam medis
MKI 19.2
Regulasi RS: Kebijakan Pelayanan Rekam Medis Pedoman Pelayanan/Penyelenggaraan Rekam Medis, beserta lampiran berkas rekam medis yang berlaku di RS Dokumen rekam medis
MKI 19.3
Dokumen rekam medis
Dokumen rekam medis
MKI 19.4
Regulasi RS: Panduan upaya peningkatan mutu RS Indikator mutu terkait review pengisian rekam medis Dokumen: Dokumen pelaksanaan review Dokumen pelaksanaan program mutu
MKI 20
SPO Pelayanan Kedokteran Hasil analisis data dalam upaya peningkatan mutu RS
MKI 20.1 Dokumen data Dokumen pelaporan data
MKI 20.2 MKI 21 Struktur organisasi RS
uang ingkup
KI
dengan komunitas masyarakat
Komunika si ( MKI dengan pasien dan 1) keluarganya
antar praktisi kesehatan di dalam ( MKI 2 – 3 ) Komunikasi
Komunikasi Kepemimpinan dan dan luar RS
perencanaan ( MKI 4 – 8 )
( MKI 9 – 18 ) Catatan klinis pasien ( MKI 19, 19.1 – 19.4 )
Kumpulan data dan informasi ( MKI 20, 20.1 - 20.2 – 21 )
63
Komunitas masyarakat Pasien dan keluarganya
di dalam
Antar praktisi kesehatan dan luar RS
Informasi yang dikomunikasikan dari satu praktisi kesehatan ke yang lain meliputi: status kesehatan pasien; ringkasan perawatan yang diberikan; dan respons pasien terhadap perawatan
64
Informasi data pasien diringkas pada saat pemindahan terjadi. Ringkasan tersebut meliputi: • • • • • •
alasan/indikasi pasien dirawat, temuan yang berarti findings,
clinical
diagnosis, prosedur yang sudah dilakukan, lainnya, dan obat-obatan dan perawatan (treatment) kondisi pasien pada saat dipindahkan.
65
Kepemimpinan dan Perencanaan MKI.9 Rumah sakit merencanakan dan merancang proses-proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. MKI.10 Terjaganya privasi dan kerahasiaan informasi. MKI.11 Terjadinya keamanan informasi termasuk integritas data. MKI.12 Rumah sakit memiliki kebijakan sampai berapa lama catatan, data, dan informasi akan disimpan.
66
Kepemimpinan dan Perencanaan MKI.13 Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode prosedur, simbol, singkatan, dan definisi yang terstandar.
MKI.14 Kebutuhan data dan informasi dari pihak dalam dan luar rumah sakit dipenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan. MKI.15 Petugas klinis dan manajerial yang tepat berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan
menggunakan teknologi manajemen informasi. 67
Kepemimpinan dan Perencanaan MKI.16 Catatan dan informasi terlindung dari risiko hilang, rusak, diubahubah; juga tidak dapat diakses atau digunakan oleh pihak yang tidak berwenang. MKI.1 Para pengambil keputusan dan 7 anggota staf lainnya edukasi dan dilatih dalam prinsip manajemen informasi. MKI.1 Terdapat kebijakan atau protokol 8 tertulis yang menetapkan apa saja persyaratan untuk mengembangkan dan memelihara
kebijakan dan prosedur internal serta proses untuk mengelola kebijakan dan prosedur eksternal. 68
Catatan Klinis Pasien Catatan klinis berisi informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, memberikan penjelasan pengobatan, mendokumentasikan penerbitan dan hasil pengobatan dan untuk mempromosikan kesinambungan perawatan di kalangan praktisi kesehatan. Siapa yang berwenang untuk membuat entri ke dalam catatan klinis pasien
Secara teratur rumah sakit menilai isi dan kelengkapan catatan klinis pasien
69
Kumpulan Data dan Informasi Kumpulan data dan informasi mendukung perawatan pasien, manajemen organisasi dan program manajemen kualitas.
Rumah sakit mendukung perawatan pasien, pendidikan, penelitian dan manajemen,denginformasi secara tepat waktu dari sumber yang mutakhir.
70
Komunikasi dengan Komunitas Masyarakat
Rumah Sakit
Mengidentifikasi populasi yang dilayani Menyusun strategi komunikasi Informasi tentang layanan RS dan kualitasnya
Popula si
71
Komunikasi dengan Pasien dan Keluarganya
Bahasa
Penerjemah
72
Komunikasi intra dan antar unit kerja
Komunika si
Komunika si
dengan governing body intra dan antar unit kerja antar pemberi asuhan klinis ;
V
I
Komunika si Status kesehatan pasien Ringkasan asuhan Perkembangan
kondisi pasien/respon asuhan
73
•
"
•"
•"
•
"
Kebijakan pelayanan Pedoman pengorganisasian
Pedoman Pelayanan
SPO
oel
d r/tlndakan InllEa n
I
2u..lru R.uvu u 2.21lru ~el(2lu- uIasII \0J2I lnJI/a l!( L, ~Cj2 .S~elfu a~2..S L, lPelfuyUlrUU~Cj2.lfu2l L,
U
I
L,
~UU:J
lP em UJ S lfu2l u--
~
~e2.lJlfL 1,.J21 I
'
\OJa~2.. lJ~
lru
l(USU~ U-O
Rumah Sakit
Yang berwenang Mengidentifikasi penulis
RM
TercInformasitttanggtentangldan jam RS dan layanan
kualitasnya
Pasie n
75
Djoti Atmodjo
Gambaran Umum Nation political commitment 189
negara Indonesia menandatangani kesepakatan pembangunan MDGs (tahun 2000) Tujuan mempercepat pembangunan
manusia dan pemberantasan kemiskinan
8 MISI MDGs
8 MISI MDGs
Sasaran MDGs terkait Standar Akreditasi Baru Sasaran I : Penurunan angka kematian bayi dan Peningkatan kesehatan ibu Sasaran II: Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS Sasaran III: Penurunan angka kesakitan TB
Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu
Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu
Standar SMDGs
Rumah sakit NEK
Maksud dan
I
melaksanakan PO Tujuan
Proses persalinan dan pe bayi har dilakukanrawatan dalam sistem terpaduus dalam bentuk pelayanankomrehnsif obstetrik(PONEK ) didan ru neonasakitusdan pemergensilayana obstetrik danmahneonatus dasar
(PONED) di as
Puskesm
Langkah – langkah PONEK 1.
Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi. 4. Meningka tkan kesia pan r umah sak it dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik
dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam)
Langkah – langkah PONEK 5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan Inisisasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif 6. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya. 7. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada bayi BBLR.
8. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB) 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
Elemen Penilaian SMDG I 1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana PONEK 2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program PONEK termasuk pelaporannya 3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK 4. Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar 6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Djo$ -Atmodjo
Djo$ -Atmodjo
Djo$ -Atmodjo
Djo$ -Atmodjo
Renstra, RKA dan Program, beserta proses
penyusunannya Pembentukan tim, program kerja dan bukti aktivitas tim Pelatihan tim d unit kerja persyaratan: memenuhi Rawat gabung Pelayanan asi eksklusif/IMD pelayanan PONEK Pelayanan metode kanguru SPO Pelayanan Kedokteran untuk
Ruang pelayanan yang
Pelaksanaan rujukan
Angka keterlambatan operasi sc ( > 30 menit ) Pelaporan
Angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60
menit) Djo$ -Atmodjo
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS Standar SMDGs II Rumah sakit melaksanakan Penanggulangan HIV/ AIDS sesuai pedoman rujukan ODHA Maksud dan Tujuan kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang
berkualitas di rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan ODHA.
Elemen Penilaian SMDGs II 1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS 2. P i m p i n a n R S b e r p a r t i s i p a s i d a l a m m e n e t a p ka n ke s e l u ru h a n p ro s e s / m e ka n i s m e d a l a m p e l aya n a n penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya
3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan 4. HIV/AIDS Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit 5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku 7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan
Djo$ -Atmodjo
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 832/Menkes/SK/X/2006 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN BAGI ORANG DENGAN HIV / AIDS (ODHA) DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RUJUKAN ODHA DAN SATELITNYA
TUJUAN UMUM Meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan bagi ODHA di rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya.
TUJUAN KHUSUS a. Men in g katkan
fungsi
pelayan an V C T
( Vo luntary
Counseling and Testing ). b. Meningkatkan fungsi pelayanan ART (Antitetroviral Therapy). (Prevention c. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT Mother to Child Transmision). Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO). Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko IDU. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencacatan, dan pelaporan.
Pengertian dan proses pelayanan kesehatan bagi ODHA adalah memberikan perawatan komprehensif, dukungan dan pengobatan. Pelayanan kesehatan bagi ODHA diawali d e n ganmelakukankonselingdan melanjutkan dengan terapi medis (ARV dan IO), dengan selalu didampingi dengan konseling bagi ODHA dan keluarganya / pendampingnya.
PELAYANAN KESEHATAN BAGI ODHA Pelayanan kesehatan bagi ODHA meliputi 5 pelayanan, yaitu : VCT (Voluntary Counseling and Testing). ART (Antitetroviral Therapy). PMCT (Prevention Mother to Child Transmision) Infeksi Oportunistik (OI) Pelayanan penunjang yang meliputi : pelayanan gizi, laboratorium, dan perawatan, pencacatan, dan pelaporan.
Renstra, RKA dan Program, beserta proses peyusunannya Pembentukan tim, program dan bukti aktivitasnya Pelatihan tim dan unit kerja Ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan PPI SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan HIV/AIDS Pelaksanaan rujukan Pelaporan pelaksanaan pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing ). AR (Antitetroviral Therapy). to Infeksi Oportunistik (OI) Pelayanan penunjang
PMCT (Prevention Mother Child Transmision )
Djo$ -Atmodjo
Other diseases: Tuberkulosis
Other diseases: Tuberkulosis Standar SMDGs III. Rumah sakit melaksanakan Penanggulangan TB sesuai pedoman strategi DOTS Maksud dan
Tujuan
Penerapan strategi DOTS di rumah sakit dalam meningkatan angka: penemuan kasus (care rate, CDR), detection keberhasilan pengobatan (cure rate), dan
keberhasilan rujukan (success referal
Elemen Penilaian SMDGs III 1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB 2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya 3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB sesuai dengan standar 4. Terbentuk berfungsinya Tim DOTS Rumah Sakit 5. 6.
dan TB
T e r l a k s a n a n y a p e l a
t i h a n u n t u k m e n i n g kat ka n kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai standar Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku
Djo$ -Atmodjo
PELAYANAN TUBERKULOSIS DENGA N STRATEGI DOTS DI RUMAH S AKIT
TUJUAN UMUM Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberk ulosis Dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit dis usun dengan tujuan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan tuberkulosis
di rumah sakit
SASARAN Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis Denga n Str ateg i D O T S D i Ruma h Sak i t diperuntukkan bagi seluruh rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Renstra, RKA dan Program, beserta proses penyusunannya Pembentukan tim, program kerja dan bukti aktivitas tim Pelatihan tim dan unit kerja Ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan PPITB SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan TB Pelaksanaan rujukan Pelaporan Angka pemeriksaan mikroskopik dahak
Menurunnya angka drop out
Angka kesalahan baca laboratorium (
)
<5%
Angka konversi Djo$ -Atmodjo
WS Persiapan Dokumen Akreditasi
LAMPIRAN
Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit 448
1
kegiatan
Asuhan
Asesmen Pasien
(IAP)
(Skrining, “Periksa Pasien”)
S
(PPA )
O A
1. Pengumpulan Informasi : Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang, dsb 2. Analisis informasi : dihasilkan Diagnosis / PRoblem / Kondisi,
PRofesinal
P
identifikasi Kebutuhan Yan Pasien
3. Susun Rencana Pelayanan/Care Plan : untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien
2
*Implementasi Rencana
*Monitoring
449
Asesmen Ulang
Pemberi
PRoses Asuhan Pasien Patient Care 2 “blok”
(IM)
Beberapa metode pencatatan asesmen
SOAP : Subjective, Objective, Assessment, Plan
ADIME : Assessment, Diagnosis, Intervention (+ Goals), Monitoring, Evaluation DART : Description, Assessment, Response, Treatment 450
PCC dan AsuhanTerintegrasi DPJP : Clinical/Team Leader, Kerangka asuhan medis, Koordinasi, Review asuhan, Melakukan sintesa & integrasi asuhan pasien Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya :
Perawat, Apoteker, Ahli Gizi, Fisioterapis, dll : tugas profesi ybs tugas mandiri, tugas delegatif, tugas kolaboratif
Case Manager/ Manajer Pelayanan Pasien :
Menjaga kontinuitas pelayanan selama di RS dan setelah pulang/follow-up Menjaga kendali mutu dan biaya Kolaborasi dgn PPA dan Pemangku kepentingan lainnya 451
APK Standar / Topik
Dokumen
S1.Skrining S4.Rujukan
• Kebijakan (KB) - Prosedur (PR) Skrining, PR Asesmen (IAP) • PPK/Clinical Pathway (CP) • PR Rujukan • RM • Surat Rujukan S1.1.Penerimaan • KB - PR Rajal-Ranap Pasien Rajal, • PR Penahanan utk observasi Ranap. • PR penanganan pasien bila tidak tersedia tempat S1.2.Penjelasan tidur • RM, General consent / Bukti pd form edukasi S1.1.1.Ps GD. • KB - PR Triage • PR Transfer, Stabilisasi Pasien dirujuk • Daftar Dr & Pwt + kolom2 pendidikan • Sertifikat pelatihan 452
APK Standar / Topik
Dokumen
S1.1.2.Pd PRoses admisiKebutuhan spesifik yan PReventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif. S1.1.3.PRoses penundaan. S1.3.Atasi kendala Pasien
• PR Skrining utk kebutuhan yan PReventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif • RM
• KB – PR Penundaan pelayanan • RM, Bukti pd form edukasi/informasi • PRoses identifikasi
daftar kendala yg sering
• KB/PR mengatasi, membatasi, mengurangi kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lainnya
453
APK Standar / Topik S1.4.Yan Intensif.
S2.Kontinuitas pelayanan.
S2.1.DPJP & DPJP Utama. S3, S3.1.Pemulangan Pasien.
Dokumen • Kriteria Masuk & keluar Yan Intensif. • Bukti penyusunan oleh staf kompeten • Daftar Dr & Pwt + kolom2 pendidikan di Yan Intensif, Sertifikat pelatihan. • RM • KB - PR ttg kontinuitas pelayanan, ttg Case Mgr/MPP (Manajer Pelayanan Pasien) • PR Tatacara transfer • RM • Medical Staff Bylaws • KB - PR ttg DPJP-DPJP Utama • RM, Bukti pd form daftar DPJP • KB - PR Pemulangan Pasien, Kriteria Pulang, Discharge Planning juga tercantum Saryankes di komunitas • PR Rujukan • RM. 454
APK Standar / Topik S3.2, S3.2.1, S3.4. Resume Pulang. S3.3.Resume Rawat Jalan.. S3.5.Pulang krn menolak nasehat medis. S4, S4.1, S4.2, S4.3.Rujukan.
S5. Transportasi.
Dokumen • KB - PR Pemulangan Pasien, Instruksi tindak lanjut • RM, Form Resume Pulang, • PR ttg Resume Rajal • RM, Form Resume Rawat Jalan • KB – PR tentang Informed consent, • RM, Form IC • KB - PR rujukan, Case Mgr/MPP • RM, Form rujukan • MOU • PR ttg Pendamping • KB - PR ttg penyediaan transportasi, asesmen kebutuhan transportasi • Bukti pemeliharaan /”Status” ambulans 455
AP Standar / Topik S1, S1.1, S1.2, S1.3, S1.3.1, S1.4, S1.5, S3. Asesmen pasien.
S1.6.Skrining Risiko Gizi & Kebutuhan Fungsional. S1.7. S.PP.6. Skrining Nyeri S1.8.Asesmen tambahan.
Dokumen • PMK 269 /2008 ttg RM • UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran • KB - PR ttg Asesmen Pasien : IAP, identifikasi kebutuhan, Awal - PPA : Medis & Keperawatan, 24 jam/lebih cepat, batas 30 hari • RM, Form Asesmen Awal : Rajal, GD, Ranap • Kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) • PR Asesmen Skrining Risiko Gizi • PR Asesmen Kebutuhan Fungsional • RM, Form Asesmen Gizi, Form Asesmen Kebutuhan Fungsional • KB – PR ttg asesmen nyeri, deskripsi PQRST (Provoke, Quality, Radiate, Severity, Time) • RM, Form, asesmen dan asesmen ulang • PR Asesmen tambahan, pilihan butir2 di Maksud&Tujuan 456 • Form tersendiri (pilihan)
AP Standar / Topik
Dokumen
S1.9, S.PP.7 & 7.1.Asesmen Pasien Terminal. S1.10. Konsultasi Medis S1.11. Discharge plan, pemulangan kritikal S2. Asesmen Ulang.
• KB – PR Asesmen pasien terminal : butir a) sd i), juga di S.PP.7 : butir a) sd e), Asesmen Awal & Asesmen Ulang bersama Pasien-Keluarga • RM, Dapat Form tersendiri • KB – PR ttg konsultasi medis • RM, Form tersendiri
S4, S4.1. Integrasi asesmen.
• Regulasi ttg Asuhan Pasien Terintegrasi, dalam pola Patient Centered Care (PCC), CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) – Integrated Note • RM, Form CPPT 457
• KB – PR ttg discharge plan, asesmen awal utk kondisi pemulangan yg kritikal • RM, pd Form asesmen awal • Regulasi asesmen ulang, interval, sesuai jenis pelayanan (biasa, intensif, khusus)
AP-Lab Standar / Topik S5, S5.8. Yan Lab Terintegrasi.
S5.1.Program Safety Lab.
S5.2.Kompetensi Staf.
Dokumen • Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes, 2008 • Kebijakan Yan Lab, Daftar pelayanan-lokasi-SDM (terutama bila ada yan yg diluar Lab), termasuk a.l. Yan Lab PA, POCT di Ruangan dsb • SK Ka Yan Lab Terintegrasi • Berkas akredititasi Lab Luar • KMK 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di RS • KMK 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS • Program Safety Lab, Program K3, MSDS, Laporan ke Manajemen K3.Laporan Praktek keselamatan oleh staf Lab, Diklat pem baru - berbahaya • KMK 370 tahun 2007 tentang standar Profesi ahli tehnologi laboratorium kesehatan • Daftar SDM dgn kolom2 diklat. Utk DrSp : SPK-RKK • Dokumen analisis pola ketenagaan
458
AP-Lab Standar / Topik S5.3.Waktu selesai hasil. S5.3.1.Nilai kritis.
S5.4.Program pengelolaan peralatan. S5.5.Sistem logistik Lab. S5.6.Proses spesimen.
Dokumen • Ketetapan waktu selesai hasil. • Dok Evaluasi ketepatan waktu • RM, Form lap hasil • Ketetapan Nilai kritis • PR pelaporan (kolaboratif) • Rekam medis bukti pencatatan • Dok Monev – tindak lanjut • Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, Depkes, 2001. • Program dgn sub program EP 2 sd 6 • Dok bukti pelaksanaan • Regulasi pengelolaan logistik lab. • Regulasi & form Audit Reagensia : penyimpanan, label, kadaluarsa, fisik • Regulasi Pelayanan Lab
specimen : EP 1 sd 4 &
6 459
AP-Lab Standar / Topik S5.7.Nilai Normal.
S5.8.Ka Yan Lab (Terintegrasi). S5.9, 5.9.1. Kontrol Mutu S5.10 Review Kontrol Mutu Lab luar. Dr Sp PK, Sp PA. S5.11
Dokumen • Std Profesi PK • Ketetapan nilai normal/rujukan, juga dari Lab luar • RM, Form Hasil Lab • Lap Evaluasi/Revisi • Sk Ka Yan Lab, UTW • Dok bukti pelaksanaan UTW • KB & Program control mutu • Dok PMI & PME • Dok bukti implementasi • Ketetapan Frekuensi dan tipe data kontrol mutu • MOU • SK Penugasan Staf, Lap Tahunan • Penetapan Dr Sp terkait • Daftar Nama & No Telp 460
AP-Radiologi Standar / Topik S6, S6.7.Yan RDI (Radiologi-Diagnostik Imajing) Terintegrasi.
S6.1.Yan Radiologi Luar. S6.2.Program Safety Radiasi.
S6.3.Kompetensi Staf.
Dokumen • KMK 1012/Menkes/SK/XII/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan. • Kebijakan Yan RDI Terintegrasi (Ro, USG, Endoskopi, Cathlab, C-arm dsb) • SK Ka Yan RDI & UTW • MOU • Berkas Akreditasi RS tsb • Program Safety Radiasi • Program K3 • Laporan ke Manajemen K3. • MSDS • Laporan Praktek keselamatan oleh staf Lab, Diklat pem baru - berbahaya • Daftar SDM Yan RDI dgn kolom2 diklat. Utk DrSp : SPK-RKK 461
• Dokumen analisis pola ketenagaan
AP-Radiologi Standar / Topik S6.4.Waktu selesai hasil.
S6.5.Program pengelolaan peralatan. S6.6.Sistem logistik Yan RDI. S6.8.Kontrol Mutu.
S6.9.Review Kontrol Mutu Yan Radiologi luar.
S6.10.Dr Sp Rad, Dr Sp terkait Yan RDI lainnya.
Dokumen • Ketetapan waktu selesai hasil. • Dok Evaluasi ketepatan waktu • RM, Lap hasil - Expertise • Program pengelolaan peralatan Yan RDI terintegrasi, juga alat2 Yan yg lain • Dok bukti pelaksanaan • Regulasi pengelolaan logistik Yan RDI. • Regulasi & form Audit Stok Film, Kontras, Developer-Fixer (bila ada) • Pogram Kontrol Mutu : subprogram EP 2 sd 6 • Bukti dok implementasi • Ketetapan Frekuensi dan tipe data kontrol mutu • MOU • SK Penugasan Staf, Lap Tahunan • Penetapan Dr Sp terkait • Daftar Nama & No Telp462
Elemen-elemen dalam Rekam Medis dengan Pola PCC Profesional Pemberi Asuhan : DPJP, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi, Fisioterapis, Analis, Radiografer dsb
Case Manager/ Manajer Pelayanan Pasien, dll Proses Asuhan Pasien : Asesmen Awal Asesmen Ulang – Evaluasi Asesmen Gizi Asesmen Nyeri Asesmen Fungsional / Risiko jatuh Asesmen Pasien Terminal
Pelayanan Anestesi - Sedasi
463
Prosedur, Tindakan Monitoring Transfer intrahospital Discharge planning Pasien pulang Pasien dirujuk Area – Lokasi IGD Rawat Jalan Rawat Inap Partisipasi Pasien & keluarga dalam Proses asuhan Komunikasi – Informasi – Edukasi
Persetujuan / penolakan : tindakan, donasi organ, penelitian 464
Asesmen Awal : Di IGD : Form Asesmen, oleh Dokter & Perawat Di Rawat Jalan : oleh Dokter & Perawat, Resume Rawat Jalan/Summary List Di Rawat Inap : oleh Dokter & Perawat, Dietisien Unsur-unsur IAP, Asesmen Ulang
Semua PPA CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi / Integrated
Asesmen Gizi
Asesmen Awal Gizi, Risiko nutrisional Asesmen Gizi Lanjutan, Tindak lanjut, Monitoring
Asesmen Nyeri
Asesmen Awal Nyeri Asesmen Ulangan Nyeri NRS, Wong Baker FRS, FLACC o Intervensi 465
Asesmen IGD
466
467
468
469
Asesmen Awal Rawat Inap
1
2
470
4 3
471
5
6
472
7
8
473
Asesmen Fungsional / Risiko jatuh Asesmen Sensorik-Kognitif-Motorik. Barthel Index Morse Fall S, Humpty Dumpty, Little Schmidy Asesmen Pasien Terminal
Asesmen awal : Info-Analisis-Plan (IAP) bersama keluarga Asesmen Ulang : Kaji respons bersama keluarga, IAP
Pelayanan Anestesi – Sedasi Asesmen PRa anestesi PRe op visit
Asesmen PRa Induksi Monitoring durante anestesi
Asesmen-monitoring pasca anestesi Termasuk pelayanan sedasi
RR o
Pelayanan Bedah Asesmen PRa bedah
Anestesi local monitoring tanda vital + o Asesmen pasca bedah semua PPA terkait
o Perawat : Perioperative, Intraoperative, Postoperative NCP 474
Unit2 khusus, intensif Transfer intrahospital : a,l.Form dgn metode SBAR Discharge Plan
Pada awal admisi rawat inap, update Selama dirawat
Proses Pulang
Resume pasien pulang Instruksi
Poses Rujukan
RS yg dapat memenuhi kebutuhan pasien Form rujukan
Partisipasi Pasien & keluarga dalam Proses asuhan
Asesmen kebutuhan pendidikan pasien- keluarga Asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga o Komunikasi – Edukasi Persetujuan / penolakan : tindakan, donasi organ, penelitian 475 Informed concent
CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi / Integrated Semua PPA mencatat pd form ini efektif
sarana komunikasi yang
Pencatatan secara kronologis, sesuai urutan waktu DPJP mereview, untuk koordinasi, komunikasi, bagian dari asuhan terintegrasi Perintah / Plan pada suatu lokasi o SBAR
476
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Nama Pasien : ……… Tanggal Jam
(Tepi utk) Dokter
(Tepi utk)
Staf Klinis lainnya S aaaa bbbbb ccccc hhhhhh vvvvvvv nbnnnnnn bbbbbbbbbb .. 10/5/13 O ddd eeee ….. 7.30 A ggggg hhhhh kkkkk P nnnn pppppp qqqqq 8.15 S ccccc hhhhh ccccc hhhhhh vvvvvvv nbnnnnnn bbbbbbbbbb kkkkkkkkkk.. O ddd eeee ….. A ggggg hhhhh kkkkk P nnnn pppppp qqqqq jjjjjjjjjjjj oooooooooooo pppppppp 9.10
Nama Ttd
Prwt..
Dr..
S Ttttt fffff ppppp kkkkkk yyyyyy O Eee ddddd xxxxx A Aaaaa mmmmm dddd uuuuuuu aaaaaaaa dddddd rrrr ccc. P Rrrrr llll hhhh wwww
Dst… (Semua PPA (Profesional Pemberi Asuhan) mencatat perkembangan pasien disini, semua PPA membaca semua catatan)
477
Ahli Gizi..
478
Asesmen Nyeri
479
Asesmen Ulang Nyeri
480
Asesmen Awal Gizi
481
Asesmen Lanjutan Gizi
482
Asesmen Lanjutan Gizi
483
Monitoring pd Anestesi Lokal
484
Rujuk ke RS lain
485
Restrain
486
Transfer Intra Hospital
487
488
489
490
Form Daftar DPJP Diagnosa
DPJP Nama
DMT2
Tgl Mulai 1/2/14
Ateroma
Dr A SpPD Dr B SpTHT Dr C SpB
Stroke H
Dr D SpS
9/2/14
Sinusitis
(Masuk ICU 12-214)
DPJP Utama Tgl Akhir
3/2/14 6/2/14
Nama
Tgl Mulai
Ket Tgl Akhir
Dr A SpPD
3/2/14
10/2/14
Dr D SpS
10/2/14
12/2/14
Dr E SpAn, KIC
12-2-14
8/2/14
491
Form Resume Rawat Jalan Nama pasien
No MR
Alergi 2/3/10 Amoxycillin
Tgl
Nama Dr / Klinik
Rawat Inap – Operasi 16-21/3/11 Demam Tifoid 1-4/7/13 Apendektomi
Diagnosis
2/3/10
Dr A SpKK
Furunkel
28/3/11
Dr B SpPD
11/7/13
Dr C SpB
6/8/13
Dr D SpS
Pasca Demam Tifoid, Gastritis Pasca Apendektomi Polineuropati
Terapi Ciprofloxacin 2X500mg Ranitidin 2x150 mg Methycobal 3x250mcg
492
Ket
CONTOH FORMULIR PERINTAH LISAN Nama pasien Ruangan
NO
TGL/ JAM
ISI PERINTAH
No MR
PENERIMA PERINTAH (TTD)
PEMBERI PERINTAH (TTD)
PELAKSANA PERINTAH (TTD)
493
KET
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN Nama pasien Ruangan
TGL/ JAM
Uraian Penjelasan/ Isi Komunikasi
No MR
Pemberi Penjelasan Nama
Paraf
Pasien/Keluarga
Nama
Paraf
494
Asesmen Awal Medis-1
495
Asesmen Awal Medis-2
496
Asesmen Awal Pwt-1
497
Asesmen Awal Pwt-2
498
Asesmen Awal Pwt-3
499
Asesmen Awal Pwt-4
500
Asesmen Awal Pwt-5
501
Asesmen Awal Pwt-6
502
503
Asesmen IGD-1
504
Asesmen IGD-2
505
Asesmen Gizi
506
Asesmen Gizi
507
Asesmen Gizi
508
WS Persiapan Dokumen Akreditasi
Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit 509
PP Standar / Topik
Dokumen
S1.Asuhan yg Seragam.
• KB & PR ttg asuhan pasien yang seragam di seluruh RS, memuat butir a) sd e) • RM
S2.Integrasi & Koordinasi Asuhan.
• KB - PR PCC – Patient Centered Care • KB – PR Asesmen pasien : IAP • RM, Form CPPT
S2.1.Rencana Asuhan.
• Regulasi Pemberian asuhan pasien, Diagram 3 langkah Asesmen Pasien : IAP, Rencana kuantitatif • RM, Penjabaran dgn pola SOAP (Subjektif, Objektif, Asesmen, Plan ),
S2.2.Perintah dalam RM yg seragam.
• KB – PR Asuhan pasien, Asesmen pasien • PR Perintah pd lokasi yg seragam/form tersendiri • PR Permintaan pemeriksaan diagnostik imajing dan pemeriksaan laboratorium klinik termasuk indikasi klinis/ rasional; • Kompetensi/kewenangan PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yg menuliskan510perintah;
PP Standar / Topik S2.3.Prosedur/Ti ndakan & pencatatannya. S2.4.Pemberian informasi ttg asuhan pasien & KTD. S3.Pasien & Pelayanan Risiko Tinggi. S3.1.Pelayanan kasus GD.
Dokumen • PR ttg Tindakan & pencatatannya. • RM, dapat dgn Form • Panduan Komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif • Formulir pemberian informasi • Sistem Pelaporan IKP • RM, Form informasi-edukasi • KB - PR pelayanan pasien risiko tinggi & pelayanan risiko tinggi. Memuat butir a) sd f) pd Maksud & Tujuan PP3.1 – 3.9. Dokumen • Dok Proses identifikasi : Daftar pasien dan pelayanan yg berisiko tinggi, pelatihan PPA • KB - PR pelayanan pasien GD • RM 511
PP Standar / Topik
Dokumen
S3.2.Pelayanan Resusitasi & Sistem Code blue.
• KB-PR pelayanan resusitasi – Sistem Code Blue • RM • KB-PR penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan komponen darah. • RM • KB – PR pelayanan pasien dgn ventilator, pasien koma • RM
S3.3.Pelayanan Pemberian Darah-Produk Darah. S3.4.Asuhan pasien yg menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma. S3.5.Asuhan pasien dgn penyakit menular dan mereka yg daya tahannya diturunkan. S3.6.Asuhan pasien dialisis.
• KB – PR pelayanan pasien dengan penyakit menular, pasien immunosuppressed • RM • KB – PR pelayanan pasien dialysis. • RM 512
PP Standar / Topik S3.7.Penggunaan alat penghalang (restraint) & asuhan pasien yg diberi penghalang. S3.8.Asuhan pasien usia lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa. S3.9.Asuhan pd pasien yg mendapat kemoterapi atau terapi lain yg berisiko tinggi.
Dokumen • KB - PR pelayanan pasien dengan alat pengikat (restraint) • RM
• KB – PR pelayanan pasien rentan, lanjut usia, anak-anak dengan ketergantungan bantuan dan risiko kekerasan • RM • KB – PR pelayanan pasien kemoterapi & terapi lain yg berisiko tinggi • RM
513
PP Standar / Topik S4.Pelayanan Gizi regular.
Dokumen
• KB - PR pelayanan gizi • SPO pemberian edukasi • Formulir pemberian edukasi • Dok implementasi : Daftar menu makanan pasien rawat inap, Form proses pemesanan dsb, Asesmen status gizi dalam RM S4.1.Penyiapan • KB – PR pelayanan gizi. • PR penyiapan makanan, penyimpanan makanan, makanan, distribusi makanan penanganan, • Dok implementasi :Laporan proses/kegiatan, penyimpanan Jadwal pemberian makanan dan distribusinya. S5. (lihat • KB - PR pelayanan gizi, terintegrasi S.AP.1.6)Pasien • PR perencanaan terapi nutrisi, pemberian terapi nutrisi, memonitor terapi nutrisi. yg berisiko • Dok implementasi :Pengkajian status gizi di RM nutrisi mendapat 514 terapi gizi.
PP Standar / Topik S6, juga S.AP.1.7.Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efekif. S7, S7.1, juga S.AP.1.9. RS memberi pelayanan akhir kehidupan.
Dokumen • KB-PR/Pedoman manajemen nyeri. • RM, Pengkajian nyeri, Form edukasi. • Dokumen pelatihan
• KB – PR prosedur pelayanan pasien tahap terminal yang memuat : butir a) sd e), juga S.AP.1.7. butir a) sd i). Juga S7.1. EP 1 sd 5. • Asesmen Awal & Asesmen Ulang bersama Pasien/Keluarga
515
PAB Standar / Topik S1.Pelayanan Anestesi.
S2.Kepala Pelayanan Anestesi (Terintegrasi). S3.Pelayanan Sedasi.
S4.Asesmen pra anestesi dan asesmen prainduksi.
Dokumen • KB ttg pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat & dalam) terintegrasi • Bila ada : Daftar sumber anestesi dari luar RS berdasarkan rekomendasi direktur • KB pelayanan anestesi terintegrasi • SK Kepala Pelayanan Anestesi dgn UTW butir EP 3 sd 6 • Dok pelaksanaan tugas • Regulasi pelayanan sedasi : asesmen pra sedasi, monitoring durante sedasi, kriteria pemulihan • Kompetensi : Dr Sp An SPK-RKK atau DrSp terkait • RM • Regulasi pelayanan anestesi. • RM, Form & bukti pencatatan asesmen praanestesi dan prainduksi (IAP) 516
PAB Standar / Topik
Dokumen
S5.Yan anestesia pada • Regulasi pelayanan anestesi. setiap pasien direncanakan • RM, Form pra anestesi & pra induksi, Bukti pencatatan rencana pelayanan dan didokumentasikan di anetesi rekam medis pasien. S5.1.Informed consent Anestesi, Penjelasan /diskusi.
S5.2.Anestesi yg digunakan & tehnik anestesi ditulis di rekam medis pasien.
• Acuan : Manual Konsil Kedokteran Indonesia tentang persetujuan tindakan kedokteran • Regulasi tentang komunikasi yang efektif dalam pemberian edukasi dan informasi. Materi edukasi. • RM : Formulir informed consent : persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran. • RM, Form Anestesi
517
PAB Standar / Topik S5.3.Monitoring durante anestesi. S6.Ruang pulih, monitoring, pemindahan.
S7.Asesmen Pra bedah.
Dokumen • PR pelayanan anestesi, monitoring • RM, Form anestesi, bukti hasil pemantauan status fisiologis pasien selama pemberian anestesi • PR & Kriteria pemindahan pasien dari unit pasca anestesi / RR, dgn alternatif butir a) sd c). • RM, Form : hasil pemantauan selama di ruang pulih • PR pelayanan operasi • RM : Asesmen pra operasi, dapat dgn Form
518
PAB Standar / Topik S7.1.Informed consent operasi, Penjelasan /diskusi.
S7.2.Laporan operasi.
S7.3.Operasi dgn anestesi lokal.
Asesmen
Rencana Pasca
operasi. S7.4
Dokumen • Acuan : Manual Konsil Kedokteran Indonesia tentang persetujuan tindakan kedokteran • Regulasi tentang komunikasi yang efektif dalam pemberian edukasi dan informasi. Materi edukasi. • RM, Form informed consent : persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran. • PR laporan dgn butir a) sd f) • RM : Form Laporan operasi dalam rekam medis pasien • PR bedah dgn anestesi local (biasanya tanpa SpAn). RM : Bukti pemantauan status fisiologis pasien selama pembedahan • PR utk semua PPA • RM : Bukti rencana asuhan519 pasca bedah
DOKUMEN HAK PASIEN DAN KELUARGA Dr.dr.Sutoto.,M.Kes
520
DOKUMENTASI
Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah: Formulir hak pasien dan keluarga Formulir general consent Formulir pemberian informasi bila terjadi penundaan pelayanan Formulir penundaan pelayanan Formulir permintaan rohaniawan Formulir permintaan menyimpan harta benda Formulir pelepasan informasi Formulir permintaan privasi Formulir permintaan penterjemah Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran Formulir DNR
521
HAK PASIEN DALAM UURS PSL 32 Setiap pasien mempunyai hak: Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
522
mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya didampingi keluarganya dalam keadaan kritis menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya; menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 523
KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI NOMOR 29 PASAL 53, TAHUN 2009 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN).
Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuat
524
Patient's Responsibilities / Tanggung Jawab Pasien PASIEN W 1. memberikan informasi yg akurat dan lengkap ttg keluhan sakit sekarang, riwayat medis yg lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg berkaitan dgn kes pasien. 2. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh Dr termasuk instruksi para perawat dan profesional kes yg lain sesuai perintah Dr 3. Memperlakukan staf RS dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat serta tidak melakukan tindakan yg akan mengganggu pekerjaan RS 4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik RS 5. Tidak mbawa alkohol, obat2 yg tdk mendpt persetujuan/ senjata ke dlm RS 6. Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok 7. Mematuhi jam kunjungan dari RS 8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-barang yg penting selama tinggal di RS 9. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi sebagaimana kebijakan RS 10. Bertangg-jwb atas tindakan2nya sendiri bila mereka menolak pengobatan atau advis Dr nya 525
Persetujuan (Consent) General consent (persetujuan Umum) – Persetujuan perawatan dan pegobatan
Informed consent
526
CONTOH GENERAL CONSENT
527
528
529
530
CONTOH KALIMAT PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3) Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di gunakan untuk perawatan medis, akan dijamin kerahasiaannya oleh RS Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi tentang tentang rahasia kedokteran saya bila diperlukan untuk memproses klaim asuransi termasuk namun tidak terbatas pada askes ,jamkesmas, jamkesda, perusahaan dan atau lembaga pemerintah lainnya Saya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu) wewenang kepada RS untuk memberikan tentang data dan informasi kesehatan saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu: – 1…. – 2… – 3…..
531
Standar HPK.1.1.1. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien. Regulasi RS : Panduan Pelayanan Kerohanian SPO pelayanan kerohanian Formulir permintaan pelayanan kerohanian PROSES Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan pasien Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai permintaan pasien atau keluarga Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian (keagamaan atau spiritual)
532
Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN Pelayanan rohani dan bimbingan kerohanian harus sesuai dengan agama/kepercayaan pasien Rumah sakit merespon dan memfasilitasi kebutuhan kerohanian pasien Bimbingan kerohanian pasien harus dilakukan sesuai dengan agama/kepercayaan pasien Sebelum memberikan bimbingan keagamaan harus melakukan identifikasi agama/kepercayaan pasien
Seluruh staf yang memberikan pelayanan pasien harus memahami dan menjalankan kebijakan ini 533
534
Pelayanan me Standar HPK.1.2. Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasiennghormati kebutuhan privasi pasien.
Prosedur dan formulir keinginan privasi pasien Pelaksaan yang memperhatikan privasi pasien dlm anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian terapi dan transportasi
535
CONTOH KALIMAT IDENTIFIKASI PRIVASI Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
KEINGINAN PRIVASI Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi: Keluarga dan handai taulan serta orang orang yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan nama/profesi bila ada permintaan khusus): ……… Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada permintaan privasi khusus :…… 536
CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL CONSENT….. – BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek, kartu kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang tersebut kepada rumah sakit Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan
537
Standar HPK.1.4 Pasien dilindungi dari kekerasan fisik Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik Dokumen implementasi : Daftar pengunjung RS
Diluar jam kunjungan
Proses Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi 538
CONTOH
CONTOH
539
Standar HPK.1.5 Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak. Regulasi RS : Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik Dokumen implementasi : 1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan kelompok lainnya Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindungan
540
541
Standar HPK.1.6 lnformasi tentang pasien adalah rahasia Regulasi RS : Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien Proses Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan merupakan rahasia kedokteran Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
542
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4 Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran. Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien; b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan; c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan; d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan; e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan; f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan, dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah meninggal dunia.
543
No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak memerlukan persetujuan pasien pada keadaan-keadaan:
Untuk kepentingan kesehatan pasien Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, misalnya dalam bentuk visum et repertum Atas permintaan pasien sendiri Berdasarkan ketentuan undang-undang, misalnya UU Wabah dan UU Karantina 544
Standar HPK.2 Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan. Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di dalam atau di luar RS Bukti Pr0ses : Bukti pelaksanaan pelatihan Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif 545
PENTINGNYA SECOND OPINION Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak finansial yang besar 546
KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT DIMINTAKAN SECOND OPINION: Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka panjang, antibiotika jangka panjang dll Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal. imunisasi yang sangat mahal Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotika. Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah “gejala” seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya. Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll
547
548
549
550
Standar HPK.2.1 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan kedokteran Dokumen: Formulir pemberian edukasi Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran 551
552
HPK 2.1 : WAWANCARA DPJP/STAF KEPERAWATAN Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuan Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya 553
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan Dokumen: Materi penjelasan Formulir pemberian penjelasan/edukasi Materi wawancara Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak terduga 554
Standar HPK.2.2 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan
555
Contoh Formulir Pulang Atas Permintaan Pasien
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama pasien/keluarga: Tanggal ahir: Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang atas permintaan sendiri. Saya telah mendapat penjelasan tentang: hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan Tentang konsekuensi dari keputusan saya Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan. Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri Tanda tangan pasien dan saksi 556
Standar HPK.2.3 Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar
Regulasi RS : Panduan penolakan resusitasi (DNR) SPO penolakan resusitasi Formulir penolakan resusitasi
557
Dr Lauren Jodi Van Scoy “DNR does not mean do not treat and it does not mean do not care. It just means do not resuscitate by giving CPR, electric shocks or medications to restart the heart. If things go badly, there is a role in certain situations for letting the natural breakdown of the body occur,"
DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli. DNR hanya berarti tidak melakukan resusitasi dengan memberikan CPR, electric shock atau obat untuk restart jantung. Jika situasi memburuk, ada peran dalam situasi tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari tubuh terjadi, “ DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai. 558
CONTOH SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI (DO NOT RESUCITATE) Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama :……………………………………………………. Taggal lahir: …………………………………………………… Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah do not resuscitate (jangan di resusitasi). Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas pada staf layanan medis darurat Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya. Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat. Yang menyatakan Saksi Saksi (………………………….)
(……………………………………….)
(………………………………………..)
559
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI) Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan). Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas. –Nama pasien : ……………………………………………….. –Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
–Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) –Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri. TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu: –Pasien –Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien –Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan) –Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah DNR berdasarkan pada :
–Instruksi pasien sebelumnya atau –Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil yang tidak efektif
TANDA TANGAN DOKTER: …………………………………………. Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:…………………………… No Telepon:…………………Tgl :…….………….
560
Standar HPK.2.4 Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang tepat
Regulasi RS : Panduan manajemen nyeri SPO asesmen nyeri SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
561
MNEMONIK PQRST UNTUK EVALUASI NYERI
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ? S=Severity : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
564
Asesmen nyeri – Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. – 0 = tidak nyeri – 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) – 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) – 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari) 565
3
– Wong Baker FACES Pain Scale Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri – 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali – 2 – 3= sedikit nyeri – 4 – 5= cukup nyeri – 6 – 7= lumayan nyeri – 8 – 9= sangat nyeri – 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan) 566
COMFORT SCALE Kategori Kewaspadaan
Skor
Tanggal / waktu
1 – tidur pulas / nyenyak 2 – tidur kurang nyenyak 3 – gelisah 4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper alert
Ketenangan
1 – tenang 2 – agak cemas 3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panik
Distress pernapasan
1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk 2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons terhadap ventilasi 3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi 4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator 5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus / tersedak
567
Menangis
1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 – terisak-isak 3 – meraung 4 – menangis 5 – berteriak
Pergerakan
1 – tidak ada pergerakan 2 – kedang-kadang bergerak perlahan 3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan aktif / gelisah 5 – pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
Tonus otot
1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot 3 – tonus otot normal 4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
568
Tegangan wajah
1 – otot wajah relaks sepenuhnya 2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata 3 – tegangan beberapa otot waj ah terlihat nyata 4 – tegangan hampir di seluruh otot waj ah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis
Tekanan darah basal
1 – tekanan darah di bawah batas normal 2 – tekanan darah berada di batas normal secara konsisten 3 – peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4
– seringnya peningkatan tekanan darah ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)
5
– peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15%
Denyut jantung
1 – denyut jantung di bawah batas normal 2 – denyut jantung berada di batas normal secara
basal
konsisten 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit) 4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit) 5
– peningkatan denyut jantung terus-menerus
569
≥15% Skor total
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN: TANGGAL/JAM ASESMEN: P:…………………………………………………………………………………………………………………………………… Q:………………………………………………………………………………………………………………………………….. R:…………………………………………………………………………………………………………………………………… S:…………………………………………………………………………………………………………………………………… T:…………………………………………………………………………………………………………………………………… Scala Nyeri
Keterangan:
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll? R=Regio/Radiasi
Daerah nyeri
dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10 T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
572
WHO HAS DEVELOPED A THREE-STEP "LADDER" FOR CANCER PAIN RELIEF.
Opioid for moderate to severe pain +/- Non Opioid +/- Adjuvant Opioid for mild to moderate pain =/- Non opioid +/- Adjuvant
Non Opioid +/- Adjuvant 573
INTERVENSI NYERI Obat : Non Opioid,Adjuvant, Opioid Suntikan anestesi lokal Blok saraf Terapi fisik dan air: whirlpool, USG, dan pijat otot Stimulasi Listrik : stimulasi listrik transkutan (TENS) Akupunktur Terapi Psikologis Teknik relaksasi Bedah 574
Standar HPK.2.5. END OF LIFE Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya Regulasi RS : Panduan pelayanan pasien tahap terminal SPO pelayanan pasien tahap terminal Bukti dokmentasi Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
575
576
H. Pengelolaan Akhir Kehidupan 1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian bantuan hidup (withdrawing life support) dan penundaan bantuan hidup (withholding life support). 2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan HCU). Keputusan penghentian atau penundaan bantuan hidup adalah keputusan medis dan etis. 3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit
577
c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri. d. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ, bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ yang diperlukan telah diambil. Keputusan penentuan MBO dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan 1 (satu) dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit 578
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :
pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluarga menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanna memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya dari pasien dan keluarganya 579
Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan atau dalam proses kematian dengan cara
melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan Maksud dan Tujuan PP.7.1. 580
Standar HPK.3 Regulasi RS : – Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluarga Dokumen implementasi : – Bukti penjelasan dan catatan komplain – Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain Proses : Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat Proses investigasi/.penelitian bila komplain Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan
581
582
Standar HPK.4 Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS: Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga 583
Standar HPK.5
Regulasi RS: Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien Leaflet hak dan tanggung jawab pasien Proses Pelaksanaan pemberian informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
584
PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT (PMK Nomer 209/2008)
585
586
587
Standar HPK.6 Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis Dokumen informed consent Formulir persetujuan/ penolakan Proses Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan kedokteran
588
589
PEMBERI PERSETUJUAN Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK 290/2008)pasal 1 nomer 7
Landasan hukum anak :
Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak > = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak. 590
Pasal 9
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum. (2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia. (3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien. (4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : – a. audit medis; – b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular; – c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara; – d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat. (5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
591
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6 (5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau pengampunya Pasal 8 (1) Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis. (2) Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien. (3) Pernyataan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pada waktu penerimaan pasien.
592
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk rencana pengobatan Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) Dokumen: Catatan pemberian informasi Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS harus memiliki data diri DPJP: lamakerja, pendidikan, fellowship, kursus dll) 593
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT Saya mengerti dan memahami bahwa: – Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
– Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur/terapi – Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan pengobatan pasien mereka. – Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya selama saya dalam perawatan di rumah sakit.
•
594
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undangundang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan
595
PASIEN YANG DIANGGAP KOMPETEN MENANDA TANGANI INFORMED CONSENT (PMK 290/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
596
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6 (5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau pengampunya
597
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas- batasnya.
Regulasi RS: •Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannya Dokumen: •Formulir persetujuan umum
598
CONTOH GENERAL CONSENT PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka. Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi fisik, dan pemberian obat. Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan apapun yg dilakukan kepada saya.
599
CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS PENDIDIKAN – Apabila saya terlibat dalam penelitian atau prosedur eksperimental, maka hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan saya
– Saya setuju untuk mengizinkan medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya dalam pendidikan/pelatihan, kecuali diminta sebaliknya, untuk hadir selama perawatan pasien, atau berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai bagian dari pendidikan mereka.
600
Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS Sebelum operasi atauprosedur invasif
Sebelum anestesia termasuk sedasi yang moderat dan dalam Sebelum penggunaan darah atau produk darah Sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi. Mencatat ldentitas petugas yang memberikan penjelasanan di dalam rekam medis pasien dan tanda tangannya Bila informed consent lisan juga harus dicatat 601
Standar HPK.6.4.1 Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent yang khusus.
DOKUMEN Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed consent Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
602
HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI ORGAN 25 26 27 28 29 30
HPK.7 HPK.7.1 HPK.8 HPK.9 HPK.10 HPK.11
7 4 4 5 2 6
603
Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik, pemeriksaan/investigasi atau clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek. Elemen Penilaian HPK.7 Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang diharapkan. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang dapat menolong mereka. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti. Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan604 keputusan
Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk mendapatkan hasil penelitian Dokumen: Formulir pemberian informasi dan formulir persetujuan mengikuti penelitian 605
Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian klinis
INFORMASI Manfaat yang diharapkan Potensi ketidak nyamanan dan risiko. Alternatif yang dapat menolong mereka Prosedur yang harus diikuti Menolak atau berpartisipasi atau mengundurkan diri Penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit RS punya kebijakan dan prosedur informasi tentang hal ini kepada pasien dan keluarga. 606
Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM PENELITIAN KLINIS Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi dalam penelitian klinis,
•pemeriksaan klinis atau percobaan klinis mendapatkan perlindungan.
Elemen Penilaian HPK.7.1 1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian. 2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta. 3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan. 4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan. 607
Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan klinis.
Elemen Penilaian HPK.8 1. lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial. 2. Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6. 3. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien 4. Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau catatan persetujuan lisan. 608
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknya Elemen Penilaian HPK.9 1. Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit. 2. Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai maksud untuk pengawasan kegiatan. 3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur 4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif dan manfaat bagi subjek. 5. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian.
609
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknya
Regulasi RS : Keputusan penetapan komite /panitia etik penelitian Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan komite etik penelitian Program kerja komite etik penelitian 610
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN 1. tujuan penelitian atau penapisan 2. manfaat penelitian dan penapisan 3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis 4. keuntungan penelitian dan penapisan 5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk risiko yang mungkin terjadi 6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang kesehatan 7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri. 8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika Penelitian. 611 Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
612
613 Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
614 Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Standar HPK.10. DONASI ORGAN Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana memilih untuk menyumbangkan organ dan jaringan tubuh lainnya.
Regulasi RS : •Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ Dokumen •informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan tubuh lainnya
615
Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan dan transplatasi organ dan jaringan
Regulasi RS : Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ Dokumen: Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan Pelatihan Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
616
DOKUMEN
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
(SKP)
617
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes JABATAN SEKARANG: Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015 Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015 Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional PENDIDIKAN: SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998 Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979 Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992 Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001 Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005 Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010 Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010)
618
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not Resucitate Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai eKTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali. 622
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN lanjutan…………. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien) Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang 623
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
624
Perintah Lisan/Lewat Telepon ISI PERINTAH
1.
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
Tulis Lengkap
Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA Konfirmasi lisan tanda tangan
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
dan
625
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS NO
TGL/ JAM
ISI PERINTAH
PENERIMA PERINTAH (TANDA TANGAN)
PEMBERI PERINTAH (TANDA TANGAN)
PELAKSANA PERINTAH (TANDA TANGAN)
626
KETERANGAN
627
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) • • • • • •
hidralazine cerebyx vinblastine chlorpropamide glipizide daunorubicine
hidroxyzine celebrex vincristine chlorpromazine glyburide
doxorubicine 628
SPO Persiapan Perawat Sebelum Memberikan Laporan Kepada Dokter
Visit dan periksa pasien
Diskusikan keadaan pasien dengan PN
Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg tepat yang akan dilapori Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat 629
KEBIJAKAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat. RS mempunyai Prosedur yang meliputi
– penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, – oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan – menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan 630
631
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA
632
633
CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan konfirmasi Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya) Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look alike, dan sound alike Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar” . Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya . Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan 634
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (highalert) 635
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP) • hidraALAzine • • • • •
ceREBYx vinBLASTine chlorproPAMIDE glipiZIde DAUNOrubicine
hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde
dOXOrubicine
636
Look Alike Sound Alike
LASA
LASA
637
OBAT HIGH ALERT Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event) Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA) 639
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
HIGH ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin) ALERT ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol) ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol) CARDIOPLEGIC SOLUTION CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS) OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide) HIPOGLIKEMIK ORAL OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone) LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B) MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame) MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate) ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and sustained released Formulation) NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline) RADIO CONTRAS AGENT IV THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace) TOTAL PARENTERAL SOLUTION 641
DAFTAR OBAT HIGH ALERT OBAT SPESIFIK 1
Amiodarone IV
2
Colcichine Injection
3
Heparin, Low moluculer weigt injection
4
Heparin Unfractionated IV
5
Insulin SC dan IV
6
Lidocaine IV
7
Magnesium SUlfat Injecion
8
Methotrxate oral non oncologic use
9
Netiride
10
Nitroprusside sodium for injection
11
Potasium Cloride for injection concentrate
12
Potasium Phospate injection
13
Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14
Warfarin
HIGH ALERT
642
Look-Alike High Alert Drugs
HIGH ALERT
643
ELEKTROLIT KONSENTRAT kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml 3. natrium/sodium klorida > 0.9% 4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
!
HIGH ALERT
644
Look alike LASA
648
LASA LASA
649
CONTOH
•
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
DEFINISI:
– Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :
Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf 650
HIGH ALERT
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI
HIGH ALERT
FARMASI 1.
Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2.
Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
3. 4. 5.
Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani
6.
Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check)
7.
Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan 651
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS
652
Maksud dan Tujuan SKP IV
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking) Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim Bedah Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)tah Pemakaian Singkatan 653
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI
Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang) Perlu melibatkan pasien Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine Mudah dikenali Digunakan secara konsisten di RS dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan, Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat 655
CONTOH PENANDAAN
656
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF : Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik
Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan Tahap Time out : memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, melibatkan seluruh tim operasi
Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
657
TIME OUT
658
PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:
Identifikasi pasien, prosedur, informed concent sudah dicek ? Sisi operasi sudah ditandai ? Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ? pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ? Allergi ? Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi Risiko kehilangandarah >= 500ml 659
PANDUAN Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah ……. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran) Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya Antisipasi kejadian kritis: Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ? Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ? Perawat : Sterilitas , instrumen ?
Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
660
PANDUAN SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI Perawat melakukan konfirmasi secara verbal, bersama dr dan anestesid Nama prosedur, Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap Speciment telah di beri label dengan PID tepat Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang harus diperhatikan dalam recovery dan 661 manajemen pasien
662
663
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
TELAPAK TANGAN PUNGGUNG TANGAN SELA- SELA JARI PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI) SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
LAMA CUCI TANGAN: HAND RUB : 20-30 DETIK HAND WASH 40-60 DETIK
664
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
665
CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
666
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER
KRITERIA
NILAI
Usia
< 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun
4 3 2 1
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri
2 1 4 3
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit
4 3
Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
3 2 1 3
Diagnosis
Gangguan kognitif Faktor lingkungan
Respons terhadap: 1. Pembedahan/ sedasi / anestesi 2. Penggunaan medikamentosa
668
2 1 3 2 1
2 1
2 1
SKOR
Parameter Riwayat jatuh
Status mental
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING Skrining Jawaban apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan Ya/ tidak terakhir ini? apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola Ya/ tidak pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) Ya/ tidak
Penglihatan
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang) apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas) apakah pasien memakai kacamata? apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?
Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih
apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula? apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)
Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan
Mobilitas
Salah satu jawaban ya = 14
Ya/ tidak Ya/ tidak Ya/ tidak
Ya/ tidak
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan
1
kembali ke tempat tidur) memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
Keterangan Nilai Salah satu jawaban ya = 6
2 3
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan)
0
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) menggunakan kursi roda imobilisasi
1 2 3
Salah satu jawaban ya = 1
ya = 2 jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 46, maka skor = 7
669
Skor
•
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment 670
672
673
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang Pastikan lorong bebas hambatan Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien Pasang Bedside rel Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur 674
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan Contoh tata laksana risiko jatuh 675
SEKIAN TERIMA KASIH
676