Dok.docx

  • Uploaded by: Elsafani Faddiasya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,342
  • Pages: 13
Learning Issue 1. Gizi Buruk Tanpa Edema a. SKDI b. Komplikasi

Pada penderita gangguan gizi sering terjadi gangguan asupan vitamin dan mineral. Karena begitu banyaknya asupan jenis vitamin dan mineral yang terganggu dan begitu luasnya fungsi dan organ tubuh yang terganggu maka jenis gangguannya sangat banyak. Pengaruh KEP bisa terjadi pada semua organ sistem tubuh. Beberapa organ tubuh yang sering terganggu adalah saluran cerna, otot dan tulang, hati, pancreas, ginjal, jantung, dan gangguan hormonal.Anemia gizi adalah kurangnya kadar Hemoglobin pada anak yang disebabkan karena kurangnya asupan zat Besi (Fe) atau asam Folat. Gejala yang bisa terjadi adalah anak tampak pucat, sering sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya. Pengaruh sistem hormonal yang terjadi adalah gangguan hormon kortisol, insulin, Growht hormon (hormon pertumbuhan) Thyroid Stimulating Hormon meninggi tetapi fungsi tiroid menurun. Hormon-hormon tersebut berperanan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan tersering mengakibatkan kematian (Sadewa, 2008). Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita KEP, khususnya pada KEP berat. Beberapa penelitian menunjukkan pada KEP berat resiko kematian cukup besar, adalah sekitar 55%. Kematian ini seringkali terjadi karena penyakit infeksi (seperti Tuberculosis, radang paru, infeksi saluran cerna) atau karena gangguan jantung mendadak. Infeksi berat sering terjadi karena pada KEP sering mengalami gangguan mekanisme pertahanan tubuh. Sehingga mudah terjadi infeksi atau bila terkena infeksi beresiko terjadi komplikasi yang lebih berat hingga mengancam jiwa (Nelson, 2007). Selain itu ada juga komplikasi yang lain,yaitu: 1) Hipotermi Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk

mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.Gejala hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan). 2) Hipoglikemi Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Padahal kinerja tubuh,terutam otak dan sistem syaraf,membutuhkan glukosa dalam darah yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam kadar yang cukup. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa,100-180 mg/dl pada kondisi setelah makan 3) Infeksi Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. 4) Diare dan Dehidrasi Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. 5) Syok Syok

adalah

suatu

keadaan

dimana

pasokan

darah

tidak

mencukupi

untuk kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai

gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif. 6) ISPA Infeksi saluran napas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring. 7) Cacingan Cacingan adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh.Penyebab kecacingan yang populer adalah cacing pita, cacing kremi, dan cacing tambang. 8) Tuberkulosis Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi. 9) Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah

c. Indikasi rujukan

1) TINGKAT PELAYANAN : dari puskesmas s/d rumah sakit 2) SECARA KOMPREHENSIF : Penanganan dari berbagai disiplin ilmu (spesialis anak, mata, THT, bedah serta gizi klinis) Dokter melakukan pemeriksaan klinis dan penentuan komplikasi medis, pemberian terapi dan penentuan rawat jalan atau rawat inap. Rujukan ke rawat inap, dilakukan apabila ditemukan : a) Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta b) Sampai kunjungan ketiga berat badan anak tidak naik (kecuali anak dengan edema) c) Timbul edema baru

2. Tumbuh Kembang Anak (sampai 16 bulan) - GC & MS

A. Pertumbuhan 1) Berat badan Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-250 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada anak usia 4-7 bulan (Wong, 2008). Berat badan lahir normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram dikatakan bayi memiliki berat lahir rendah (BBLR), sedangkan bila lebih dari 3.500 gram dikatakan makrosomia. Pada masa bayi-balita, berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan fisik dan status gizi diperhaatikan (Susilowati 2008, dalam Rif’atunnisa, 2014).

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yg terpenting. Hasil keseluruhan peningkatan jaringanjaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Indikator tunggal terbaik saat ini untuk mengukur keadaan gizi dan tumbuh kembang. Monitoring BB di Indonesia digunakan kartu menuju sehat (KMS). -

BB lahir normal rata-rata 3000-3500 gram

-

Umur 5 bln: 2 x BB lahir

-

Umur 1 thn: 3 x BB lahir

-

Umur 2 thn: 4 x BB lahir

-

Prasekolah: 2 kg/th

-

Pre-adolesen: 3-3,5 kg/th

-

Pacu tumbuh anak perempuan dimulai lebih cepat (umur 8 th) dan berakhir lebih cepat (18 th). Laki-laki dimulai umur 10 th, berakhir 20 th.

2) Panjang badan Istilah panjang badan dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak terlentang (Wong, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2008). Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva yang ditentukan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya (Wong, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun (Nursalam, 2008). 3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak Cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal

dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar (Chamidah, 2009). Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala ratarata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Jadi, pertambaha lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan pertama kehidupan. (Soetjiningsih, 2013).

B. Perkembangan 1) Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi bisa duduk sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih membungkuk, bayi mampu berguling sebagai aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan jarak dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul lebih dulu pada posisi tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi terlentang. 2) Perkembangan motorik halus, kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya, bayi juga mampu meraih dan mengambil benda dengan baik, tanpa disertai gerakan simultan pada tangan yang lain, bayi juga mampu memasukkan balok ke dalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali 3) Perkembangan bahasa, kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mulai mengenal kata-kata “da da, pa pa, ma ma”. 4) Perkembangan sosial, banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan). Seorang bayi mewarisi karakteristik emosional-sosial dan gaya berinteraksi, tetapi sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan sosial, bayi akan merasa nyaman disekitar orang-orang akrab dan timbul kecemasan di sekitar orang asing. Pada usia ini bayi senang bermain dengan bayi

lainnya, dan sekali- kali ia akan tersenyum dan meniru suara masing-masing, diusia ini bayi mulai mengenali orang tua. Daftar Pustaka Analisis Masalah 1. Riwayat penyakit dahulu : sejak usia 2 bulan sering diare hampir setiap bulan 1-2x selama 3-4 hari. a. Bagaimana dampak diare terhadap tumbuh kembang R?

Sebenarnya dampak diare berulang tidak terlalu berbeda dengan diare akut, namun dampaknya bisa terjadi lebih parah dan jangkanya lebih panjang. Kehilangan cairan dan elektrolit pada diare dapat menyebabkan : -

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) Renjatan (syok) hipovolemik Hipokalemia (dengan gejala meteorismus , hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram) Hipoglikemia Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan

b. Mengapa R sering mengalami diare sejak usia 2 bulan?

Secara klinis, penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar, yaitu: 1) Infeksi 

Virus: Rotavirus (40-60%), Adenovirus



Bakteri: E.Coli (20-30%), Shigela sp.



Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lambia, crystosporidium (411%)

2) Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein 3) Alergi: makanan, susu sapi

4) Keracunan 5) Imunodefisiensi: AIDS 6) Sebab lainnya Penyebab tersering adalah karena infeksi dan keracunan. Kebanyakan episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada anak-anak usia 6-11 bulan, pada masa mulai diberikannya makanan pendamping. Hal ini menggambarkan keadaan yang ditimbulkan karena adanya efek dari penurunan kadar antibodi ibu, masih belum matangnya kekebalan aktif bayi, dan pengenalan makanan yang kemungkinan terpapar dengan bakteri dan kuman. Ada beberapa perilaku khusus yang dapat menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatkan risiko terjadinya diare. Perilaku tersebut adalah: 1) Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan. Risiko untuk menderita diare beberapa kali lebih besar pada bayi yang tidak diberi ASI daripada bayi yang disusui secara penuh. 2) Penggunaan botol susu yang tidak higienis. Penggunaan botol ini memudahkan pencernaan oleh kuman. Sewaktu susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih atau bila tidak segera diminum, akan terjadi kontaminasi kuman. 3) Tidak membuang tinja bayi dengan benar. Sering orang menganggap bahwa tinja bayi tidak berbahaya, padahal sesungguhnya tinja bayi dapat mengandung virus atau bakteri dalam jumlah banyak. Selain hal di atas, banyak faktor yang menyebabkan diare akut berlanjut menjadi diare persisten seperti umur dibawah satu tahun, keadaan malnutrisi, penyakit gangguan kekebalan tubuh, riwayat diare sebelumnya, dan infeksi usus spesifik seperti parasit. Malnutrisi merupakan faktor risiko terjadinya diare, demikian pula sebaliknya diare

dapat menimbulkan malnutrisi. Diare pada malnutrisi akan menyebabkan lamanya penyembuhan dan meningkatkan angka kematian. Meningkatnya risiko diare persisten pada gizi buruk disebabkan gangguan protektif dari host sendiri seperti hipoklorhidria, gangguan motilitas, sintesis antibodi yang berkurang dan gangguan imunitas selular sehingga memudahkan kolonisasi bakteri patogen. Pada anak ini juga terdapat penurunan pergantian sel mukosa usus setelah infeksi sehingga memperlambat penyembuhannya. Di sisi lain malnutrisi akan mempermudah infeksi karena pengaruh negatif pada pertahanan kulit dan mukosa melalui gangguan imun.jika bayi mengalami masalah gizi dan sering terkena penyakit batuk pilek, campak, infeksi virus lainnya, maka kemungkinan berulangnya diare akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan kekebalan tubuh anak. Karena faktor hygiene yang buruk, bisa disimpulkan jika kebanyakan diare adalah tipe infeksi. Tapi kebanyakan dari diare lebih berkaitan akibat dari kelaparan (starvation) dibandingkan infeksi karena peningkatan risiko infeksi dan penurunan resistensi terhadap organism. Pada bayi dengan marasmus, bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit (Nelson, 2000) 2. Riwayat Imunisasi - BCG : 1x - DPT : 1x - Hepatitis B : 1x - Polio : 1x a. Apa makna klinis dari riwayat imunisasi diatas? Makna klinis dari riwayat imunisasi diatas adalah imunisasi R tidak lengkap atau terlambat.

Terlambatnya melakukan imunisasi tidak berhubungan langsung dengan keterlambatan perkembangan yang terjadi pada kasus. Imunisasi yang belum lengkap dapat berdampak terhadap imunitas anak apabila anak terkena paparan bakteri atau virus. Bayi yang belum lengkap menerima imunisasi lebih rentan terhadap infeksi karena tubuh belum mengenal agen infeksius tersebut, sehingga proses penyembuhan akan lebih sulit dan mungkin lebih lama. Infeksi yang berat dan lama menyebabkan gizi

buruk tipe marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital b. Bagaimana imunisasi yang seharusnya diberikan?

Macam-macam imunisasi dasar : 1) BCG Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit TBC. 2) POLIO Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit polio. Polio adalah sejenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan. 3) DPT Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk melindungi anak dari 3 penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis dan tetanus. 4) HEPATITIS B Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada hati. 5) CAMPAK Adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat menular,yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada seluruh tubuh. Pemberian vaksin ini saat bayi berusia 9 bulan. Vaksin

Pemberian Imunisasi

Selang Waktu

Umur

BCG

1x

DPT

3 x (DPT I, II, III)

4 minggu

2-6 bulan

Polio

4 x (I, II, III, IV)

4 minggu

0-6 bulan

Campak

2x

Hepatitis B

3 x (Hep. B I, II, III)

0-2 bulan

9 – 24 bulan 4 minggu

0-6 bulan

3. Riwayat tumbuh kembang : sudah bisa duduk dan berdiri sendiri. Saat usia 11 bulan BB : 7,3 kg; PB : 71 cm. sekarang anak hanya bisa berbaring. a. Apa makna klinis dan interpretasi dari riwayat tumbuh kembang R? (GC & MS)

Hasil Pemeriksaan Riwayat tumbuh kembang : sudah bisa duduk dan berdiri sendiri

Nilai Normal

Interpretasi

Keterangan

Saat usia 11 bulan BB : 7,3 kg;. PB : 71 cm

Sekarang hanya berbaring.

anak bisa

Kurva Growth Chart WHO

More Documents from "Elsafani Faddiasya"

Pediatri R.docx
December 2019 19
Pemeriksaan Neurologis.docx
December 2019 23
Dok.docx
December 2019 14
Elsa.docx
May 2020 8