Dody Firmanda 2004 - Standar Profesi Idai Dan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Kika

  • Uploaded by: Dody Firmanda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dody Firmanda 2004 - Standar Profesi Idai Dan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Kika as PDF for free.

More details

  • Words: 16,938
  • Pages: 116
Standar Profesi Dokter Spesialis Anak

1

Standar Profesi Dokter Spesialis Anak A. Pendahuluan Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan profesionalitas serta mutu profesi dokter spesialis anak, maka perlu adanya suatu standar profesi dokter spesialis anak agar dapat melaksanakan profesinya sebaik mungkin dan merata tingkat kompetensi dokter spesialis anak tersebut sesuai dengan tingkat katagorinya.

B. Kebijakan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak ini merupakan batasan kemampuan (knowledge, skill dan professional attitude) yang harus dikuasai oleh dokter spesialis anak maupun dokter spesialis anak konsultan untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri. Standar Profesi Dokter Spesialis Anak ini meliputi aspek legalitas sebagai individu dokter spesialis anak atau konsultan, kompetensi dan etika kedokteran dalam bentuk beberapa standar yang tidak terpisahkan yang terdiri dari Standar Kompetensi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI yang dibuat dalam satu buku terpisah, dan Standar Etika yang meliputi Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Standar Profesi Dokter Spesialis Anak ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Good Medical Pediatrics Practice.

2

C. Standar Profesi Dokter Spesialis Anak 1

Kualifikasi sebagai Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Dokter tersebut dinyatakan mempunyai kualifikasi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:

2

i.

Lulus dan mempunyai Sertifikat Ijazah Dokter Spesialis Anak atau Dokter Spesialis Anak Konsultan dari institusi pendidikan dokter spesialis anak dan konsultan yang terakreditasi dan diakui oleh pemerintah.

ii.

Mempunyai Sertifikat Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan dari Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

iii.

Mempunyai Sertifikat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia.

atau

Praktik Dokter Spesialis Anak dan Konsultan i.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) akan memberikan Surat Rekomendasi untuk praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan bila memenuhi kriteria sebagai berikut: a.

Dokter tersebut adalah Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

b.

Mempunyai kualifikasi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan sebagaimana 1 (i) sampai dengan 1 (iii) di atas.

c.

Mempunyai Sertifikat Kompetensi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan yang masih berlaku dari Kolegium IDAI.

3

ii.

3

Dokter tersebut dapat melakukan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a.

Memenuhi seluruh persyaratan 2 (i) di atas.

b.

Tidak mempunyai catatan pelanggaran etika profesi dari pihak berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

c.

Mempunyai lisensi (Surat Izin Praktek) dari pihak yang berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

Pelaksanaan Praktik sebagai Dokter Spesialis Anak atau Konsultan i.

Dokter tersebut dalam melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan harus senantiasa berpedoman kepada: a.

Standar Profesi Dokter Spesialis Anak

b.

Sumpah Dokter

c.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

d.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) yang dikeluarkan dan disahkan oleh IDAI.

4

ii.

iii.

Dokter tersebut dalam melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan mempunyai kewajiban untuk: a.

Mempunyai Surat Izin Praktik yang masih berlaku

b.

Memasang papan nama praktik sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

c.

Menghormati hak hak pasien

d.

Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional

e.

Membuat rekam medis sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

f.

Meminta persetujuan izin pasien/wali terhadap tindakan medis yang berisiko tinggi dengan memberikan penjelasan secara lengkap sebelumnya

g.

Merujuk pasien kepada yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik

h.

Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

i.

Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan

j.

Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kesehatan anak

k.

Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya

Dokter tersebut dalam melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan mempunyai hak: a.

Memperoleh perlindungan hukum spanjang melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak dan standar prosedur operasional

b.

Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan atau keluarganya

c.

Memperoleh imbalan jasa

5

4

Kompetensi Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan profesionalitas serta mutu profesi, maka perlu adanya suatu standar kompetensi dokter spesialis anak dan dokter spesialis anak konsultan agar dapat melaksanakan profesinya sebaik mungkin dengan pengetahuan dan ketrampilan yang mutakhir serta mengikuti perkembangan ilmu kesehatan anak sesuai dengan tingkat katagorinya. Ketentuan: 1. Sertifikat Kompetensi diberikan secara otomatis kepada Dokter Spesialis Anak dan Konsultan yang baru lulus menyelesaikan pendidikan dari Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang diakui dan terakreditasi IDAI serta Dokter Spesialis Anak dan Konsultan lulusan luar negeri yang telah selesai menjalani masa adaptasi di Institusi (Pusat) Pendidikan yang terakreditasi IDAI. 2. Sertifikat Kompetensi harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun untuk menjaga dan meningkatkan mutu profesi yang bersangkutan. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak Untuk memperoleh Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak, seorang Dokter Spesialis Anak harus memenuhi kriteria di bawah ini. i.

Kegiatan Ilmiah Profesi Dokter Spesialis Anak: a.

b.

Mengikuti 3 (tiga) pelatihan wajib dan mendapatkan sertifikat tanda lulus yang diselenggarakan oleh IDAI dalam periode 5 (lima) tahun terakhir mengenai: i.

Kegawat daruratan pediatri

ii.

Pertumbuhan dan perkembangan anak

iii.

Salah satu pelatihan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI.

Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah kesehatan anak yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga yang terakreditasi dan atau diakui oleh IDAI dalam periode periode 5 (lima) tahun terakhir dalam bentuk: i.

Modul pendalaman

ii.

KONIKA (Kongres Ilmu Kesehatan Anak)

6

c.

d.

iii.

iii.

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IDAI

iv.

Lokakarya atau workshop

v.

Pendidikan Tambahan Berkelanjutan

vi.

Round table discussion atau diskusi panel

vii.

Seminar

viii.

Simposium

Ujian Tulis Kompetensi yang diselenggarakan oleh IDAI dalam periode 5 (lima) tahun terakhir. Ujian Tulis tersebut berbentuk pertanyaan pilihan ganda (MCQ) yang diambil dari: i.

Berbagai kegiatan ilmiah skala nasional: PIT dan KONIKA

ii.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI

iii.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

iv.

Undang Undang mengenai profesi kedokteran

Log Book (Buku Kinerja) Dokter Spesialis Anak mengenai tindakan yang dilakukan selama periode 5 (lima) tahun terakhir dalam hal: i.

Pemasangan: jarum infus (IVFD), kateter urin, pipa nasogastrik, dan pipa endotarakial.

ii.

Tindakan: pungsi (lumbal, pleura dan asites), uji Mantoux, vena seksi dan intubasi.

iii.

Pemberian obat secara : intramuskular, intravena, subkutan, intrakutan, rektal dan nebuliser.

iv.

Interpretasi hasil: EKG, analisis gas darah, elektrolit, kimiawi darah, kultur dan resistensi, foto rontgen: kepala, torak, abdomen, BNO/IVP dan tulang.

Dinyatakan lulus dan mendapat Sertifikat Kompetensi Dokter Spesialis Anak dari IDAI bila:

7

a.

Mempunyai sertifikat tanda lulus mengikuti 3 (tiga) pelatihan wajib

b.

Nilai kumulatif Kegiatan Ilmiah ≥ 150

c.

Nilai Ujian Tulis Kompetensi ≥ 70%.

d.

Log Book (Buku Kinerja) Dokter Spesialis Anak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan Untuk memperoleh Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan, seorang Dokter Spesialis Anak Konsultan harus memenuhi kriteria di bawah ini. i.

Kegiatan Ilmiah Profesi Dokter Spesialis Anak Konsultan: a.

b.

Mengikuti 4 (empat) pelatihan wajib dan mendapatkan sertifikat tanda lulus yang diselenggarakan oleh IDAI dalam periode 5 (lima) tahun terakhir mengenai: i.

Kegawat daruratan pediatri

ii.

Pertumbuhan dan perkembangan anak

iii.

2 (dua) yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI dalam bidang ilmu terkait.

Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah kesehatan anak yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga yang terakreditasi dan atau diakui oleh IDAI dalam periode periode 5 (lima) tahun terakhir dalam bentuk: i.

Modul pendalaman

ii.

KONIKA (Kongres Ilmu Kesehatan Anak)

iii.

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IDAI

iv.

Lokakarya atau workshop

v.

Pendidikan Tambahan Berkelanjutan

vi.

Round table discussion atau diskusi panel

vii.

Seminar

8

viii. c.

d.

ii.

Simposium

Ujian Tulis Kompetensi yang diselenggarakan oleh IDAI dalam periode 5 (lima) tahun terakhir. Ujian Tulis tersebut berbentuk pertanyaan pilihan (MCQ) yang diambil dari: i.

Berbagai kegiatan ilmiah skala nasional: PIT dan KONIKA

ii.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI

iii.

Dari kegiatan ilmiah UKK bidang terkait

iv.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

v.

Undang Undang mengenai profesi kedokteran

Log Book (Buku Kinerja) Dokter Spesialis Anak Konsultan mengenai tindakan yang dilakukan selama periode 5 (lima) tahun terakhir dalam hal: i.

Pemasangan: jarum infus (IVFD), kateter urin, pipa nasogastrik, dan pipa endotarakial.

ii.

Tindakan: pungsi (lumbal, pleura dan asites), uji Mantoux, vena seksi dan intubasi.

iii.

Pemberian obat secara : intramuskular, intravena, subkutan, intrakutan, rektal dan nebuliser.

iv.

Interpretasi hasil: EKG, analisis gas darah, elektrolit, kimiawi darah, kultur dan resistensi, foto rontgen: kepala, torak, abdomen, BNO/IVP dan tulang.

v.

Tindakan lain yang ditetapkan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI sesuai bidang keahliannya.

Dinyatakan lulus dan mendapat Sertifikat Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan dari IDAI bila: a.

Mempunyai sertifikat tanda lulus mengikuti 4 (empat) pelatihan wajib

b.

Nilai kumulatif Kegiatan Ilmiah ≥ 150

9

5

c.

Nilai Ujian Tulis Kompetensi ≥ 70%.

d.

Log Book (Buku Kinerja) Dokter Spesialis Anak Konsultan memenuhi persyaratan yang ditetapkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI sesuai bidang keahliannya.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak IDAI Dalam melaksanakan praktek dan memberikan pelayanan sebagai dokter spesialis anak atau konsultan akan berpedoman kepada Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI : i.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI tersebut disusun oleh seluruh Unit Kerja Koordinasi (UKK) sesuai dengan bidang keilmuannya dan dikoordinasikan oleh Ketua II (Bidang Ilmiah) IDAI.

ii.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI mempunyai masa berlakunya.

iii.

Revisi Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI dilakukan secara periodik dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan anak.

iv.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI sebagai salah satu referensi Ujian Kompetensi dokter spesialis anak atau konsultan.

v.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI sebagai acuan pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) di tempat penyelenggara pelayanan kesehatan anak

vi.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI, Standar Profesi Dokter Spesialis Anak dan Standar Prosedur Operasional (SPO) dipergunakan sebagai acuan pembanding dalam pelaksanaan audit medis

10

6

Standar Etika Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Dalam melaksanakan praktek dan memberikan pelayanan sebagai dokter spesialis anak atau konsultan senantiasa akan berpedoman kepada Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang terdiri dari : 1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. 2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi. 3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. 4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. 5. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. 6. Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya. 7. Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannnya. a. Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien. c. Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. d. Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. 8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar benarnya. 9. Setiap dokter harus bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

11

10.Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. 11.Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. 12.Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. 13.Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. 14.Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. 15.Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis. 16.Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. 17.Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

12

7

Audit Medis Agar mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter spesilias anak dan konsultan tersebut dapat dijaga dan ditingkatkan, maka evaluasi dapat dilaksanakan dalam bentuk audit medis di berbagai tingkat secara restropektif, konkurens maupun prospektif dengan ketentuan:

8

i.

Menentukan topik atau ruang lingkup (scope) yang akan dilakukan audit.

ii.

Adanya Standar Prosedural Operasional (SPO) yang mngacu kepada Standar Profesi IDAI dan Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI.

iii.

Tujuan dan objektif audit jelas dan bersifat memperbaiki, mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan; tidak mencari kesalahan seseorang (blame no one).

iv.

Bila dianggap perlu hasil audit medis tersebut dapat menjadi dasar revisi Standar Prosedural Operasional (SPO) di tempat penyelenggara pelayanan kesehatan anak.

Program upaya perbaikan dan peningkatan mutu profesi Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu kompetensi profesi dokter spesialis anak dan konsultan, maka dokter tersebut harus berupaya meningkatkan mutu profesinya melalui: i.

Kegiatan audit medis.

ii.

Mengikuti berbagai pelatihan diselenggarakan IDAI.

iii.

Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah berkesinambungan (Continuous Professional Development/CPD) yang diselenggarakan oleh IDAI dan atau institusi yang terakreditasi.

iv.

Mengikuti Ujian Kompetensi diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

termasuk

pelatihan

wajib

yang

13

Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak

14

Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak A. Pendahuluan Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak ini merupakan penjelasan operasional dari Standar Profesi Dokter Spesialis Anak yang dapat dilaksanakan untuk persiapan pemberian Sertifikat Kompetensi dan Surat Rekomendasi IDAI untuk praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan dalam rangka meningkatkan mutu profesi dan kompetensi dengan tujuan agar dapat melaksanakan profesinya sebaik mungkin sesuai dengan tingkat kategorinya.

B. Kebijakan Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak.

C. Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak Pedoman Pelaksanaan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak ini menjelaskan istilah dan proses dalam rangka penerbitan Sertifikat Kompetensi dan Surat Rekomendasi IDAI untuk praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan ini terdiri dari langkah langkah sebagai berikut: 1

Penjelasan Istilah a.

Pelatihan wajib: Pelatihan wajib adalah pelatihan khusus yang diselenggarakan oleh IDAI mengenai topik tertentu yang harus diikuti oleh setiap dokter spesialis anak atau konsultan dan harus lulus ujian pelatihan tersebut dalam waktu 5 tahun. Pelatihan wajib tersebut tediri dari: i.

Untuk dokter spesialis anak: 1. Kedarurat gawatan pediatri 2. Pertumbuhan dan perkembangan anak 3. 1 (satu) pelatihan yang diselenggarakan oleh salah satu Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI.

15

ii.

Untuk dokter spesialis anak konsultan: 1. Kedarurat gawatan pediatri 2. Pertumbuhan dan perkembangan anak 3. 2 (dua) pelatihan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI sesuai dengan bidang keilmuannya.

b.

Kegiatan Ilmiah Yang termasuk dalam kegiatan ilmiah untuk menilai standar kompetensi dalah kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh IDAI dan atau organisasi/institusi yang terakreditasi dan diakui IDAI dalam periode 5 (lima) tahun terakhir. i.

KONIKA adalah Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak yang diselenggarakan oleh PP IDAI.

ii.

PIT adalah Pertemuan Ilmiah tingkat nasional mengenai lmu kesehatan anak yang diselenggarakan oleh PP IDAI.

iii. Modul pendalaman adalah kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI untuk mendalami bidang keilmuan tertentu di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang terakreditasi oleh IDAI. Lama pendalaman modul adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau sesuai kebutuhan dan ketetapan Unit Kerja Koordinasi (UKK) yang bersangkutan. iv.

Lokakarya atau workshop adalah pertemuan untuk membahas suatu pokok permasalahan disertai praktek dan diskusi.

v.

Pendidikan Tambahan Berkelanjutan adalah pertemuan berbagai pokok permasalahan yang dilaksanakan secara periodik.

vi.

Round table discussion atau diskusi panel adalah pertemuan dan diskusi untuk membahas suatu pokok.

vii.

Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu pokok permasalahan atau topik dengan dipimpin oleh Ketua Sidang.

viii. Simposium adalah pertemuan untuk membahas suatu pokok permasalahan.

16

2 Institusi penyelenggara kegiatan ilmiah yang diakui IDAI adalah: a.

Yang secara otomatis telah diakreditasi IDAI adalah:

b.

3



Semua Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang terakreditasi IDAI.



Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI



Badan atau organ PP IDAI



IDAI Cabang

Organisasi/Institusi selain (i) harus memenuhi Akreditasi Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi IDAI (lihat Standar, Pedoman dan Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi IDAI).

Pembobotan nilai kegiatan ilmiah adalah sebagai berikut: Kegiatan i

ii

Peserta

Pembicara

Moderator

12 10 8 8

4 4 3 3

3 3 2 2

6 6

3 3

2 2

50 110

-

-

Kegiatan diselenggarakan oleh bukan IDAI Kongres 4 2 PIT 3 2 Seminar/simposium 2 2

1 1 1

Diselenggarakan oleh IDAI: KONIKA PIT SINAS UKK Simposium oleh organ PP IDAI IDAI Cabang Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak Pendalaman Modul:  1 - 3 bulan  > 6 bulan

17

4

Ujian Kompetensi Ujian Tulis Kompetensi:

5

i.

Materi Ujian Tulis dari PP IDAI berbentuk pertanyaan pilihan ganda (MCQ) yang diambil dari kegiatan ilmiah skala nasional (seperti PIT/KONIKA IDAI), Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) IDAI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), dan Undang Undang mengenai profesi kedokteran.

ii.

Ujian Tulis diselenggarakan oleh IDAI Cabang dan bila perlu dapat diselenggarakan oleh PP IDAI.

iii.

Ujian Tulis tersebut dilakukan empat kali dalam setahun, yaitu pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober.

Dinyatakan lulus dan mendapat Sertifikat Kompetensi IDAI i.

Untuk dokter spesialis anak bila: a. Mempunyai sertifikat tanda lulus mengikuti 3 (tiga) pelatihan wajib b. Nilai kumulatif Kegiatan Ilmiah ≥ 150 c. Nilai Ujian Tulis Kompetensi ≥ 70%. d. Log Book (Buku Kinerja) memenuhi persyaratan.

ii.

Untuk dokter spesialis anak konsultan bila: a. Mempunyai sertifikat tanda lulus mengikuti 4 (empat) pelatihan wajib b. Nilai kumulatif Kegiatan Ilmiah ≥ 150 c. Nilai Ujian Tulis Kompetensi ≥ 70%. d. Log Book (Buku Kinerja) memenuhi persyaratan.

18

6

Proses Penerbitan Surat Rekomendasi IDAI Untuk Dokter Spesialis Anak dan Konsultan mempunyai Surat Izin Praktek: a

Mengisi Formulir Permohonan menyertakan bukti sebagai berikut:

menjadi

baru lulus dan belum anggota

IDAI

dengan

i

Kartu Tanda Anggota Ikatan Dokter Indonesia (KTA IDI).

ii

Sertifikat Ijazah dari institusi pendidikan dokter spesialis anak terakreditasi.

iii

Sertifikat Kompetensi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan dari Kolegium IDAI.

iv

Surat Tanda Registrasi (STR) dai Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

v

Surat Pengantar dari IDI Cabang setempat.

b

Mengisi Formulir Permohonan Surat Rekomendasi IDAI di IDAI Cabang.

c

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan harus senantiasa berpedoman kepada: i

Standar Profesi Dokter Spesialis Anak.

ii

Sumpah Dokter.

iii

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

iv

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) yang dikeluarkan dan disahkan oleh IDAI.

Untuk Dokter Spesialis Anak dan Konsultan yang belum mempunyai Surat Izin Praktek: a

Mengisi Formulir Permohonan Surat Rekomendasi IDAI di IDAI Cabang dengan menyertakan bukti sebagai berikut: i

Kartu Tanda Anggota IDI dan IDAI.

ii

Surat Penugasan (SP)/ Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

19

b

iii

Sertifikat Kompetensi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan yang masih berlaku dari IDAI.

iv

Surat Keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran etika profesi dari pihak berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan harus senantiasa berpedoman kepada: i

Standar Profesi Dokter Spesialis Anak.

ii

Sumpah Dokter.

iii

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

iv

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) yang dikeluarkan dan disahkan oleh IDAI.

Untuk Dokter Spesialis Anak dan Konsultan yang akan memperpanjang Surat Izin Praktek: a

b

Mengisi Formulir Permohonan Surat Rekomendasi IDAI di IDAI Cabang dengan menyertakan bukti sebagai berikut: i

Kartu Tanda Anggota IDI dan IDAI.

ii

Surat Penugasan (SP)/ Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

iii

Surat Izin Praktek (SIP) lama yang masih berlaku.

iv

Sertifikat Kompetensi sebagai dokter spesialis anak atau konsultan yang masih berlaku dari IDAI.

v

Surat Keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran etika profesi dari pihak berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak atau konsultan harus senantiasa berpedoman kepada: i

Standar Profesi Dokter Spesialis Anak.

ii

Sumpah Dokter.

20

iii

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

iv

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (SPM KA) yang dikeluarkan dan disahkan oleh IDAI

Penelitian Berkas dan Penerbitan Surat Rekomendasi IDAI. i. Sekretariat IDAI Cabang meneliti seluruh berkas dan Surat Permohonan dengan menggunakan Formulir sebagaimana Lampiran 1, 2 dan 3. ii. Bila telah memenuhi persyaratan (i) di tas, maka IDAI Cabang dapat menerbitkan Surat Rekomendasi. 7

Peningkatan mutu profesi Dokter Spesialis Anak dan Konsultan. Dalam rangka meningkatkan mutu profesi dokter spesialis anak dan konsultan, maka dokter tersebut harus berupaya meningkatkan mutu profesinya melalui: a

Kegiatan audit medis.

b

Mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh IDAI.

c

Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah dalam bentuk Continuous Professional Development (CPD) yang diselenggarakan oleh IDAI dan atau institusi/lembaga/ organisasi yang terakreditasi dan diakui IDAI.

d

Mengikuti Ujian Kompetensi yang diselenggarakan oleh IDAI.

21

Lampiran 1. Check List Penelitian kelengkapan berkas untuk Penerbitan Surat Rekomendasi IDAI Cabang bagi Dokter Spesialis Anak baru lulus. Ada 1

Kartu Tanda Anggota Ikatan Dokter Indonesia (KTA IDI)

2

Sertifikat Ijazah dari institutusi pendidikan dokter spesialis anak terakreditasi.

3

Sertifikat Kompetensi sebagai anak/konsultan dari Kolegium IDAI.

4

Surat Tanda Registrasi (STR) yang dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

5

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak (konsultan) harus senantiasa berpedoman kepada Standar Profesi Dokter Spesialis Anak, Sumpah Dokter, KODEKI, dan SPM KA.

6

Surat Pengantar dari IDI Cabang setempat.

dokter

Tidak

spesialis

Kesimpulan: Dapat/Tidak* dapat diberikan Surat Rekomendasi IDAI. Harus melengkapi: ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... Ketua IDAI Cabang ................................

...........................................................

22

Lampiran 2. Check List Penelitian kelengkapan berkas untuk penerbitan Surat Rekomendasi IDAI bagi Dokter Spesialis Anak/Konsultan yang belum mempunyai SIP: Ada 1

Kartu Tanda Anggota IDI dan IDAI.

2

Surat Penugasan (SP)/Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

3

Sertifikat Kompetensi sebagai dokter anak/konsultan yang masih berlaku dari IDAI.

4

Surat Keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran etika profesi dari pihak berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

5

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak (konsultan) harus senantiasa berpedoman kepada Standar Profesi Dokter Spesialis Anak, Sumpah Dokter, KODEKI, dan SPM KA.

Tidak

spesialis

Kesimpulan: Dapat/Tidak* dapat diberikan Surat Rekomendasi IDAI. Harus melengkapi: ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... Ketua IDAI Cabang ....................

.....................................................

23

Lampiran 3. Check List Penelitian kelengkapan berkas untuk penerbitan Surat Rekomendasi IDAI Cabang bagi Dokter Spesialis Anak/ Konsultan yang akan memperpanjang SIP: Ada 1

Kartu Tanda Anggota IDI dan IDAI.

2

Sertifikat Kompetensi sebagai dokter anak/konsultan yang masih berlaku dari IDAI.

3

Surat Lisensi (SIP dan SPTP) yang masih berlaku.

4

Surat Keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran etika profesi dari pihak berwenang sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.

5

Menanda tangani surat persetujuan akan melaksanakan praktik sebagai dokter spesialis anak (konsultan) harus senantiasa berpedoman kepada Standar Profesi Dokter Spesialis Anak, Sumpah Dokter, KODEKI, dan SPM KA.

Tidak

spesialis

Kesimpulan: Dapat/Tidak* dapat diberikan Surat Rekomendasi IDAI. Harus melengkapi: ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... ..................................................................... ..................... Ketua IDAI Cabang ....................

.....................................................

24

Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi (Continuous Profesional Development) IDAI

25

Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi (Continuous Professional Development/CPD) A. Pendahuluan Dalam rangka meningkatkan profesionalitas dan kompetensi serta mutu profesi dokter spesialis anak, maka dokter spesialis tersebut perlu meningkatkan kemampuan kompetensinya melalui berbagai kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh insttusi, lembaga maupun organisasi profesi yang terakreditasi dan diakui oleh IDAI. Oleh karena itu perlu ada Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembanagn Profesi agar dapat memenuhi persyaratan standar kompetensi dan profesi untuk mendapatkan lisensi praktik sebagai dokter spesialis anak.

B. Kebijakan Standar Penyelenggara Kegiatan Ilmiah Berkelanjutan untuk Dokter Spesialis Anak ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pedoman Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembanagn Profesi untuk Dokter Spesialis Anak

C. Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi 1. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Profesi tersebut mempunyai:

Kegiatan

Pengembangan

i. Struktur organisasi secara tertulis dan disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat IDAI dan atau Pengurus Cabang sesuai dengan tingkat objektif kegiatan ilmiah tersebut). ii. Penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dan individu dalam institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut dalam hal penyelenggaraan kegiatan ilmiah tersebut dan disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat/Cabang). 2. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk yang sesuai dengan salah satu dari klausal dalam Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak 3. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis objektif dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. 26

4. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis daftar acara kegiatan ilmiah yang terdiri dari judul/topik, alokasi waktu, nama pembicara dan moderator kegiatan tersebut. 5. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan riwayat hidup/resume setiap pembicara/pelatih serta makalah yang ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. 6. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dengan tema yang sesuai dengan unsur unsur yang terkandung dalam Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak (SPM KA) atau Unit Kerja Koordinasi (UKK)/Unit Kerja (UK) atau Satuan Tugas IDAI, serta sesuai dengan Kode Etik Kedokteran dan tidak bertentangan dengan norma norma yang berlaku di masyarakat. 7. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menyediakan sarana kegiatan ilmiah termasuk identitas peserta, panitia, pembicara/pelatih, alat tulis, audiovisual dan makalah yang disajikan serta lembar evaluasi. 8. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menerbitkan Sertifikat Partisipasi dan atau Sertifikat Tanda Lulus dengan bobot, nomor dan tanggal Surat Keputusan SKP IDI (PB IDI atau IDI Wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku). 9. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan kuesioner kepada peserta sebagai umpan balik (feedback) mengenai penyelenggaraan kegiatan ilmiah yang terdiri dari: pemberitahuan/pengumuman kegiatan ilmiah, pendaftaran, biaya, tema/topik/judul, nara sumber, makalah, fasilitas dan saran saran. 10. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan.

27

Pedoman Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi

28

Pedoman Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi A. Pendahuluan Pedoman Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi ini merupakan penjelasan operasional dari Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi yang dapat dilaksanakan untuk persiapan akreditasi (self assessment) dari pihak yang akan dinilai (institusi/lembaga/organisasi) penyelenggara dan surveyor dari IDAI serta pada waktu proses akreditasi oleh surveyor dari IDAI.

B. Kebijakan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi ini merupakan ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi untuk Dokter Spesialis Anak.

C. Penilaian Standar/Akreditasi Proses Penilaian Akreditasi untuk Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi ini terdiri dari langkah langkah sebagai berikut: 1. Permohonan untuk penilaian dari institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pengembangan Profesi kepada PP IDAI. 2. PP IDAI akan mengirimkan instrumen penilaian yakni Standar Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi untuk Dokter Spesialis Anak dan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pengembangan Profesi sebagai persiapan penilaian (self assessment) bagi institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi dalam jangka waktu 3 hari kerja. 3. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pengembangan Profesi mengirim isian intrumen penilaian (self assessment) kepada PP IDAI untuk dipelajari dan menentukan surveyor serta waktu penilaian akreditasi. 4. PP IDAI mengirim surat pemberitahuan nama nama surveyor dan waktu penilaian akreditasi kepada institusi/lembaga/ organisasi Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut. 5. Surveyor melaksanakan penilaian akreditasi. 6. Surveyor memberikan laporan hasil penilaian akreditasi kepada PP IDAI.

29

7. Rapat surveyor dan PP IDAI untuk menentukan hasil akreditasi. 8. PP IDAI mengirim surat hasil penilaian akreditasi kepada institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut dengan tembusan kepada Kolegium IDAI dan Ketua IDAI Cabang setempat. 9. Kriteria dinyatakan lulus akreditasi adalah: a. Hasil penilaian kumulatif ≥ 17 b. Tidak ada nilai 0 untuk setiap komponen yang dinilai

30

Instrumen Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi

31

Instrumen Penilaian Akreditasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi S1

Manajemen organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi untuk Dokter Spesialis Anak.

S1 P1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai struktur organisasi. Nilai:

Kriteria:

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak mempunyai struktur organisasi secara tertulis.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat/Cabang).

3

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan telah disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat/Cabang).

32

S1 P2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dan individu. Nilai: 1 2

3

Kriteria: Tidak ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dan individu. Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dan individu, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat/Cabang). Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dan individu serta telah disahkan oleh IDAI (Pengurus Pusat/Cabang).

33

S2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk yang sesuai dengan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk yang tidak sesuai dengan Standar Profesi Dokter Spesialis Anak

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk yang sesuai dengan salah satu Standar Profesi, akan tetapi tidak sesuai dengan tema dan objektif kegiatan ilmiahnya.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk dan tema yang sesuai dengan salah satu dari Standar Profesi, akan tetapi tidak sesuai dengan objektif kegiatan ilmiahnya.

3

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dalam bentuk, tema dan objektifnya sesuai dengan salah satu dari Standar Profesi.

34

S3

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis objektif dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak memberikan penjelasan tertulis objektif dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis akan objektif, akan tetapi tidak menjelaskan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis objektif dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

2

35

S4

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis daftar acara kegiatan ilmiah yang terdiri dari judul/topik, alokasi waktu, nama pembicara dan moderator kegiatan tersebut. Nilai: Kriteria: 0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak memberikan penjelasan tertulis daftar acara kegiatan ilmiah yang terdiri dari judul/topik, alokasi waktu, nama pembicara dan moderator kegiatan tersebut.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis daftar acara kegiatan ilmiah yang terdiri dari judul/topik, akan tetapi tidak ada alokasi waktu, nama pembicara dan moderator kegiatan tersebut. Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan penjelasan tertulis daftar acara kegiatan ilmiah yang terdiri dari judul/topik, alokasi waktu, nama pembicara dan moderator kegiatan tersebut.

2

36

S5

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan riwayat hidup/resume setiap pembicara/pelatih serta makalah yang ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak mempunyai dokumentasi kualifikasi dan riwayat hidup/resume setiap pembicara/pelatih serta makalah yang ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan riwayat hidup/resume setiap pembicara/pelatih, akan tetapi makalah tidak sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan riwayat hidup/resume setiap pembicara/pelatih serta makalah yang ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.

37

S6

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dengan tema yang sesuai dengan unsur unsur yang terkandung dalam Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak (SPM KA) atau Unit Kerja Koordinasi (UKK)/Unit Kerja (UK) atau Satuan Tugas IDAI, serta sesuai dengan Kode Etik Kedokteran dan tidak bertentangan dengan norma norma yang berlaku di masyarakat. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dengan tema yang tidak sesuai dengan unsur unsur yang terkandung dalam Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak (SPM KA) atau Unit Kerja Koordinasi (UKK)/Unit Kerja (UK) atau Satuan Tugas IDAI, serta tidak sesuai dengan Kode Etik Kedokteran dan bertentangan dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mengadakan kegiatan ilmiah dengan tema yang sesuai dengan unsur unsur yang terkandung dalam Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak (SPM KA) atau Unit Kerja Koordinasi (UKK)/Unit Kerja (UK) atau Satuan Tugas IDAI, akan tetapi tidak sesuai dengan Kode Etik Kedokteran dan bertentangan dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi mengadakan kegiatan ilmiah dengan tema yang sesuai dengan unsur unsur yang terkandung dalam Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak (SPM KA) atau Unit Kerja Koordinasi (UKK)/Unit Kerja (UK) atau Satuan Tugas IDAI, akan tetapi tidak sesuai dengan Kode Etik Kedokteran dan bertentangan dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.

38

S7

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menyediakan sarana kegiatan ilmiah termasuk identitas peserta, panitia, pembicara/pelatih, alat tulis, audiovisual dan makalah yang disajikan serta lembar evaluasi. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak menyediakan sarana kegiatan ilmiah termasuk identitas peserta, panitia, pembicara/pelatih, alat tulis, audiovisual dan makalah yang disajikan serta lembar evaluasi.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menyediakan sarana kegiatan ilmiah termasuk identitas peserta, panitia, pembicara/pelatih, alat tulis, audiovisual dan makalah yang disajikan, akan tetapi tidak ada lembar evaluasi.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menyediakan sarana kegiatan ilmiah termasuk identitas peserta, panitia, pembicara/pelatih, alat tulis, audiovisual dan makalah yang disajikan serta lembar evaluasi.

39

S8

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menerbitkan Sertifikat Partisipasi dan Sertifikat Tanda Lulus dengan bobot, nomor dan tanggal Surat Keputusan SKP IDI (PB IDI atau IDI Wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku). Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak menerbitkan Sertifikat Partisipasi dan Sertifikat Tanda Lulus.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menerbitkan Sertifikat Partisipasi akan tetapi tidak ada Sertifikat Tanda Lulus.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut menerbitkan Sertifikat Partisipasi dan Sertifikat Tanda Lulus dengan bobot, nomor dan tanggal Surat Keputusan SKP IDI (PB IDI atau IDI Wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku).

40

S9

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan kuesioner kepada peserta sebagai umpan balik (feedback) mengenai penyelenggaraan kegiatan ilmiah yang terdiri dari: pemberitahuan/pengumuman kegiatan ilmiah, pendaftaran, biaya, tema/topik/judul, nara sumber, makalah, fasilitas dan saran saran. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak memberikan kuesioner kepada peserta sebagai umpan balik (feedback) mengenai penyelenggaraan kegiatan ilmiah yang terdiri dari: pemberitahuan/pengumuman kegiatan ilmiah, pendaftaran, biaya, tema/topik/judul, nara sumber, makalah, fasilitas dan saran saran.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan kuesioner kepada peserta sebagai umpan balik (feedback) mengenai penyelenggaraan kegiatan ilmiah akan tetapi tidak lengkap.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut memberikan kuesioner kepada peserta sebagai umpan balik (feedback) mengenai penyelenggaraan kegiatan ilmiah yang terdiri dari: pemberitahuan/pengumuman kegiatan ilmiah, pendaftaran, biaya, tema/topik/judul, nara sumber, makalah, fasilitas dan saran saran.

41

S10

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan. Nilai:

Kriteria:

0

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut tidak mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan.

1

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan akan tetapi tidak dilaksanakan.

2

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan serta telah dilaksanakan sebagian (tidak seluruhnya).

3

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan dan telah melaksanakan seluruh program tersebut.

4

Institusi/lembaga/organisasi Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Profesi tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan ilmiah berkelanjutan dan telah melaksanakan seluruh program tersebut serta dilakukan audit.

42

Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak

43

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK

A. Pendahuluan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan salah satu upaya Kolegium IDAI dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis anak dan keseragaman sistem pendidikan dokter spesialis anak yang diadakan di berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Indonesia.

B. Kebijakan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan: Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang disusun oleh berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Indonesia berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak dari Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

C. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak 1. Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Indonesia hanya diselenggarakan oleh Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang telah lulus penilaian akreditasi dan harus mempunyai Sertifikat Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak dari Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2. Proses Pendidikan Dokter Spesialis Anak harus berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 3. Dalam menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis Anak, setiap Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut harus sesuai:

44

a. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak b. Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak 4. Dalam menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis Anak, setiap Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut harus mempunyai: a. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan disahkan penggunaannya sebagai bahan acuan untuk membuat Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). b. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). c. Log Book (Buku Kinerja) Peserta Didik secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). d. Log Book (Buku Kinerja) Tenaga pendidik secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). 5. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak disusun oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama dengan Ketua Bidang II (Ilmiah) Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta melibatkan seluruh Unit Kerja Koordinasi (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ditetapkan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 6. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak menjelaskan secara umum dan terdiri dari : a. Pendahuluan b. Tujuan umum dan khusus Pendidikan Dokter Spesialis Anak c. Ciri utama Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak d. Struktur Pendidikan: struktur dasar kurikulum dan beban studi serta pokok bahasan materi pendidikan e. Isi Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak: materi pendidikan, prosedur pediatrik, buku ajar dan jurnal yang digunakan 45

f. Penerimaan calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak: waktu, persyaratan pendaftran, alur pendaftaran, proses dan kriteria penerimaan peserta program baru g. Pelaksanaan Pendidikan Dokter Spesialis Anak: pola alur dan bentuk kegiatan pelaksanaan pendidikan h. Persyaratan Pusat Pendidikan: penyelenggara institusi, tenaga pendidik, sarana dan prasarana serta dana. i. Organisasi Penyelenggaraan j.

Manajemen institusi penyelenggara pendidikan dokter spesialis anak

k. Sistem evaluasi hasil belajar di tingkat institusi dan evaluasi nasional l. Adaptasi dokter spesialis anak lulusan luar negeri m. Predikat kelulusan, gelar dan ijazah n. Penerapan kurikulum: petunjuk pembuatan buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan strategi penerapan kurikulum 7. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut harus menjelaskan secara rinci dan kuantitatif dari hal 6 di atas dengan memperhatikan kondisi setempat menyangkut : a. Proses penerimaan dan persyaratan peserta didik, b. Proses pendidikan untuk setiap jenjang peserta didik; i. Modul dan materi yang harus ditempuh, ii. Jangka waktu penyelesaian modul dan batas waktunya, iii. Daftar referensi setiap modul dan materi iv. Sarana pendidikan, v. Proses penilaian, kriteria penilaian dan batas nilai/marka, vi. Hak dan kewajiban peserta didik, vii. Hak dan kewajiban tenaga pendidik,

46

viii. Proses pemberhentian peserta didik, 8. Kolegium IDAI, Ketua II (Bidang Ilmiah) PP IDAI dan Ketua Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI melaksanakan pertemuan rutin yang terjadwal untuk tingkat masing masing sesuai fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya serta pertemuan rutin terpadu yang bersifat sinergis mengenai perkembangan Kurikulum, Panduan Pendidikan, Log Book, Buku Ajar, proses implementasi metodologi pendidikan dan Evaluasi Nasional. 9. Kolegium IDAI mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu mengenai Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak, Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak, Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak, Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak, Buku Ajar dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak. 10. Seluruh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI dikoordinasikan oleh Ketua II (Bidang Ilmiah) PP IDAI mlalui pengurus pengurus UKK, mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu mengenai Buku Ajar, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak.

47

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak

48

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak

A. Pendahuluan Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan salah satu upaya Kolegium IDAI dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis anak dan keseragaman sistem pendidikan dokter spesialis anak yang diadakan di berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Indonesia.

B. Kebijakan Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

C. Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak 1. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai: a. Struktur organisasi secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). b. Penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). c. Dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. d. Uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan disahkan oleh oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). 2. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang telah disahkan pelaksanaannya oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit) dimana:

49

a. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). b. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik. c. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. d. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. 3. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Log Book bagi peserta didik yang telah disahkan pelaksanaannya oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) tersebut serta: a. Log Book tersebut mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut. b. Log Book tersebut mencerminkan penilaian kegiatan yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut. c. Log Book tersebut diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten. 4. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana sebagai berikut: a. Perpustakaan dengan berbagai bentuk kompilasi (buku, jurnal, VCD, CD dsb). b. Teknologi informasi dan audio-visual c. Tempat pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut. d. Tempat diskusi kelompok setiap unit dalam institusi tersebut. e. Peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak. f. Media komunikasi antar staf Pendidik dan peserta didik.

50

5. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menyediakan staf Pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah. 6. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). 7. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis. 8. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut melaksanakan pertemuan rutin tingkat unit dan institusi yang terjadwal mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut. 9. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut memberikan umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin. 10. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu Pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit maupun institusi.

51

Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak

52

Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak

A. Pendahuluan Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan penjelasan operasional dari Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dapat dilaksanakan untuk persiapan akreditasi (self assessment) dari pihak yang akan dinilai (institusi) dan surveyor dari Kolegium IDAI serta pada waktu proses akreditasi oleh surveyor dari Kolegium IDAI.

B. Kebijakan Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini merupakan ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

C. Penilaian Standar/Akreditasi Proses Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak ini terdiri dari langkah langkah sebagai berikut: 1. Permohonan untuk penilaian dari Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak kepada Kolegium IDAI (up. Ketua Komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI). 2. Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) akan mengirimkan instrumen penilaian yakni Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak sebagai persiapan penilaian (self assessment) bagi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak dalam jangka waktu 1 (satu) minggu. 3. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak mengirim isian intrumen penilaian (self assessment) kepada Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) untk dipelajari dan menentukan surveyor serta waktu penilaian akreditasi.

53

4. Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) mengirim surat pemberitahuan nama nama surveyor dan waktu penilaian akreditasi kepada Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut. 5. Surveyor melaksanakan penilaian akreditasi di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak. 6. Surveyor memberkan laporan hasil penilaian akreditasi kepada Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI). 7. Rapat surveyor dan Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) untuk menentukan hasil akreditasi. 8. Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) mengirim surat hasil penilaian akreditasi kepada Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak dengan tembusan kepada Ketua Umum PP IDAI dan Ketua IDAI Cabang setempat. 9. Kriteria dinyatakan lulus akreditasi adalah: a. Hasil penilaian kumulatif ≥ 60 b. Tidak ada nilai ≤ 2 dalam setiap komponen yang dinilai

54

LAMPIRAN : CONTOH SERTIFIKAT AKREDITASI

KOLEGIUM IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA Nomor: ............................................

Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut di bawah telah memenuhi Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak. Nama Institusi : ...................................................................... Alamat : ...................................................................... Status Akreditasi: ...................................................................... Berlaku : ..............................s/d.....................................

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : ................ Ketua Kolegium IDAI; ...................................

55

Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak

56

Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Standar 1: Manajemen Organisasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak. S1 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai struktur organisasi. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak mempunyai struktur organisasi secara tertulis

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami struktur organisasi tersebut.

57

S1 P2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut.

2

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami penjelasan akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit tersebut.

58

S1 P3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan kualifikasi adalah Ijazah Spesialis 1 dan atau 2 yang dikeluarkan dan telah dilakukan sertifikasi oleh pihak berwenang dan diakui oleh pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan lisensi profesi adalah Surat Penugasan (SP)/ Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Izin Praktek Tenaga Medis (SIPTM) dan Surat Persetujuan Tempat Praktek (SPTP) di institusi/rumah sakit tersebut yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan diakui oleh pemerintah serta masih berlaku. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

2

Ada dokumentasi kualifikasi setiap staf pendidik akan tetapi belum/tidak lengkap dokumentasi lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku Ada dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

4

Ada dokumentasi dan kualifikasi lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit).

59

S1 P4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan disahkan oleh oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

2

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami uraian tugas tersebut.

60

Standar 2: Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak S2 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut.

61

S2 P2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik mengetahui dan memahami mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik tersebut.

62

S2 P3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang objektif pendidikan akan tetapi tidak/belum lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang objektif dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang objektif dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut dan disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

63

S2 P4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.akan tetapi tidak/belum lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut dan disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.

64

Standar 3: Log Book Peserta Didik S3 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik yang mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak mempunyai Log Book untuk peserta didik.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami penggunaan Log Book tersebut.

65

S3 P2

Log Book tersebut mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut.

2

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari pesrta didik dan mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik dan mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik peserta didik mengetahui dan memahami aktifitas penilaian.

66

S3 P3

Log Book tersebut diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten. Nilai

Kriteria:

1

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten.

2

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut telah diimplementasikan akan tetapi belum/tidak kontinyu dan konsisten (baru sebagian yang telah diimplementasikan).

3

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut telah diimplementasikan sepenuhnya secara kontinyu dan konsisten.

67

Standar 4: Sarana Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak S4 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana perpustakaan dengan berbagai bentuk kompilasi (buku, jurnal, VCD, CD dsb). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana perpustakaan.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana perpustakaan, akan tetapi belum/tidak ada dokumentasi database daftar buku, jurnal, VCD/CD secara sistematik.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana perpustakaan dan telah terdokumentasi dengan baik dan sistematik, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baik untuk peminjaman dan pengembaliannya.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana perpustakaan dan telah terdokumentasi dengan baik dan sistematik serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baik untuk peminjaman dan pengembaliannya.

68

S4 P2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana teknologi informasi dan audiovisual.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan pemakaiannya.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan pemakaian.

69

S4 P3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan jadwal pemakaiannya.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan jadwal pemakaiannya.

70

S4 P4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok setiap unit (Sub Divisi/Bagian) dalam institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana tempat diskusi kelompok setiap unit (Sub Divisi/Bagian) dalam institusi tersebut.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok hanya untuk beberapa unit (Sub Divisi/Bagian) dalam institusi tersebut ( < 50%).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok setiap unit (Sub Divisi/Bagian) dalam institusi tersebut (100 %).

71

S4 P5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan, akan tetapi belum/tidak lengkap untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik lengkap yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

72

S4 P6

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf Pendidik dan peserta didik. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai sarana media komunikasi antar staf Pendidik dan peserta didik.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik, akan tetapi belum/tidak lengkap antar staf pendidik dan peserta didik untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik lengkap untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

73

Standar 5: Pembimbing Konseling S5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai staf Pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah, akan tetapi belum/tidak ada jadwal konseling .

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah dan ada jadwal konseling, akan tetapi belum/tidak ada Panduan Konseling peserta didik bermasalah.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah dan ada jadwal konseling, serta telah mempuyai Panduan Konseling peserta didik bermasalah.

74

Standar 6: Mekanisme Pengambilan Keputusan S6

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan ( Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis, akan tetapi belum/tidak mempunyai Panduan Pengambilan Keputusan.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan Panduan Pengambilan Keputusan, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan Panduan Pengambilan Keputusan, serta telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit) telah diketahui dan difahami oleh seluruh staf pendidik di institusi tersebut.

75

Standar 7: Sarana dan tempat pengaduan peserta didik S7

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis secara tertulis, akan tetapi belum/tidak mempunyai sarana dan tempat pengaduan di institusi tersebut.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis secara tertulis dan telah ada sarana dan tempat pengaduan peserta didik di institusi tersebut.

76

Standar 8: Pertemuan Rutin (Management Review) S8

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut melaksanakan pertemuan rutin tingkat unit dan institusi yang terjadwal mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang pertemuan rutin tingkat unit dan institusi mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang pertemuan rutin tingkat unit dan institusi mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak ada jadwal yang teratur.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan dan ada jadwal yang teratur tentang pertemuan rutin tingkat unit dan institusi mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan dan ada jadwal serta dilaksanakan teratur tentang pertemuan rutin tingkat unit dan institusi mengenai perkembangan pencapaian peserta didik sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut.

77

Standar 9: Umpan Balik (Feed back) S9

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut memberikan umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, akan tetapi. belum/tidak mempunyai format umpan balik (feedback).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) dan formatnya mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan secara teratur.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) dan formatnya mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, serta telah dilaksanakan secara teratur.

78

Standar 10: Program Peningkatan Mutu (Quality Improvement) S10

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu Pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi akan tetapi belum/tidak Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan dan Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai kebijakan, Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu dan telah melaksanakan program upaya perbaikan dan peningkatan mutu Pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi, akan tetapi belum/tidak melaksanakan evaluasi/audit.

79

Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan

80

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK KONSULTAN A. Pendahuluan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan salah satu upaya Kolegium IDAI dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis anak konsultan dan keseragaman sistem pendidikan dokter spesialis anak konsultan yang diadakan di berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Indonesia.

B. Kebijakan Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan: Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang disusun oleh berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Indonesia berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dari Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

C. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan 1. Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Indonesia hanya diselenggarakan oleh Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang telah lulus penilaian akreditasi dan harus mempunyai Sertifikat Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dari Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2. Proses Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan harus berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

81

3. Dalam menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan, setiap Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut harus sesuai: a. Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan b. Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan 4. Dalam menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan, setiap Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut harus mempunyai: a. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan disahkan penggunaannya sebagai bahan acuan untuk membuat Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit). b. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). c. Log Book (Buku Kinerja) Peserta Didik secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit). d. Log Book (Buku Kinerja) Tenaga pendidik secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit). 5. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan disusun oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama dengan Ketua II (Bidang Ilmiah) Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta melibatkan seluruh Unit Kerja Koordinasi (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ditetapkan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 6. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan menjelaskan secara umum dan terdiri dari : a. Pendahuluan b. Tujuan umum dan khusus Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan c. Ciri utama Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan

82

d. Struktur Pendidikan: struktur dasar kurikulum dan beban studi serta pokok bahasan materi pendidikan e. Isi Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan : materi pendidikan, prosedur pediatrik, buku ajar dan jurnal yang digunakan f. Penerimaan calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan: waktu, persyaratan pendaftran, alur pendaftaran, proses dan kriteria penerimaan peserta program baru g. Pelaksanaan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan: pola alur dan bentuk kegiatan pelaksanaan pendidikan h. Persyaratan Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan : penyelenggara institusi, tenaga pendidik, sarana dan prasarana serta dana. i. Organisasi Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan j. Manajemen institusi penyelenggara Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan k. Sistem evaluasi hasil belajar di tingkat institusi dan evaluasi nasional l. Adaptasi Dokter Spesialis Anak Konsultan lulusan luar negeri m. Predikat kelulusan, gelar dan ijazah n. Penerapan kurikulum: petunjuk pembuatan buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan strategi penerapan kurikulum 7. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut harus menjelaskan secara rinci dan kuantitatif dari hal 6 di atas dengan memperhatikan kondisi setempat menyangkut : a. Proses penerimaan dan persyaratan peserta didik, b. Proses pendidikan untuk setiap jenjang peserta didik; c. Modul dan materi yang harus ditempuh, d. Jangka waktu penyelesaian modul dan batas waktunya, e. Daftar referensi setiap modul dan materi f. Sarana pendidikan, g. Proses penilaian, kriteria penilaian dan batas nilai/marka, 83

h. Hak dan kewajiban peserta didik, i. Hak dan kewajiban tenaga pendidik, j. Proses pemberhentian peserta didik, 8. Kolegium IDAI, Ketua II (Bidang Ilmiah) PP IDAI dan Ketua Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI melaksanakan pertemuan rutin yang terjadwal untuk tingkat masing masing sesuai fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya serta pertemuan rutin terpadu yang bersifat sinergis mengenai perkembangan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan, Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan, Log Book, Buku Ajar, proses implementasi metodologi pendidikan dan Evaluasi Nasional. 9. Kolegium IDAI mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu mengenai Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan, Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak Konsultan, Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak Konsultan, Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Anak Konsultan, Buku Ajar dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan. 10. Seluruh Unit Kerja Koordinasi (UKK) IDAI dikoordinasikan oleh Ketua II (Bidang Ilmiah) PP IDAI melalui penurus pengurus UKK, mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu mengenai Buku Ajar, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Konsultan, dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak Konsultan.

84

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan

85

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan A.

Pendahuluan

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan salah satu upaya Kolegium IDAI dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis anak konsultan dan keseragaman sistem pendidikan dokter spesialis anak konsultan yang diadakan di berbagai Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Indonesia. Yang dimaksud dengan Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini adalah Sub Divisi/Bagian dari Departemen/SMF/Bagian Kesehatan Anak.

B.

Kebijakan

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

C.

Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan 1. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan (Sub Divisi/Bagian) tersebut mempunyai: a. Struktur organisasi secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). b. Penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). c. Dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

86

d. Uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan disahkan oleh oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). 2. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak (Sub Divisi/Bagian) tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang telah disahkan pelaksanaannya oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit) dimana: a. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan disusun bersama dengan Unit Kerja Koordinasi (UKK) terkait. b. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik. c. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. d. Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. 3. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Log Book bagi peserta didik yang telah disahkan pelaksanaannya oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) tersebut serta: a. Log Book tersebut mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut. b. Log Book tersebut mencerminkan penilaian kegiatan yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut. c. Log Book tersebut diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten. 4. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana sebagai berikut: a. Perpustakaan dengan berbagai bentuk kompilasi (buku, jurnal, D/VCD, CD dsb). b. Teknologi informasi dan audio-visual c. Tempat pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut. 87

d. Tempat diskusi kelompok dalam institusi tersebut. e. Peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan. f. Media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik. 5. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menyediakan staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah. 6. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). 7. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis. 8. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut melaksanakan pertemuan rutin tingkat unit dan institusi yang terjadwal mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut. 9. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut memberikan umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin. 10. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak di tingkat unit maupun institusi.

88

Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan

89

Pedoman Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan A. Pendahuluan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan penjelasan operasional dari Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dapat dilaksanakan untuk persiapan akreditasi (self assessment) dari pihak yang akan dinilai (institusi) dan surveyor dari Kolegium IDAI serta pada waktu proses akreditasi oleh surveyor dari Kolegium IDAI.

B. Kebijakan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini merupakan ini satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

C. Penilaian Standar/Akreditasi Proses Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan ini terdiri dari langkah langkah sebagai berikut: 1. Permohonan untuk penilaian dari Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan kepada Kolegium IDAI (up. Ketua Komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI). 2. Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) akan mengirimkan instrumen penilaian yakni Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Pedoman Penilaian Akreditasi untuk Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan sebagai persiapan penilaian (self assessment) bagi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dalam jangka waktu 1 (satu) minggu. 3. Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan mengirim isian intrumen penilaian (self assessment) kepada Kolegium IDAI (up. Ketua komite

90

Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) untk dipelajari dan menentukan surveyor serta waktu penilaian akreditasi. 4. Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) mengirim surat pemberitahuan nama nama surveyor dan waktu penilaian akreditasi kepada Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut. 5. Surveyor melaksanakan penilaian akreditasi di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan. 6. Surveyor memberkan laporan hasil penilaian akreditasi kepada Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI). 7. Rapat surveyor dan Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) untuk menentukan hasil akreditasi. 8. Ketua Kolegium IDAI (up. Ketua komite Pengembangan dan Akreditasi Kolegium IDAI) mengirim surat hasil penilaian akreditasi kepada Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dengan tembusan kepada Ketua Umum PP IDAI dan Ketua IDAI Cabang setempat. 9. Kriteria dinyatakan lulus akreditasi adalah: a. Hasil penilaian kumulatif ≥ 60 b. Tidak ada nilai ≤ 2 dalam setiap komponen yang dinilai

91

LAMPIRAN : CONTOH SERTIFIKAT AKREDITASI

KOLEGIUM IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA Nomor: ............................................

Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut di bawah telah memenuhi Standar Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan. Nama Institusi : Sub Divisi/Bagian..................................................... Alamat : ....................................................................………. Status Akreditasi: ....................................................................………. Berlaku : …...........................s/d…..................................

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : …....... Ketua Kolegium IDAI ;

…………………………

92

Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan

93

Instrumen Penilaian Akreditasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan Standar 1: Manajemen Organisasi Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan. S1 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai struktur organisasi. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut tidak mempunyai struktur organisasi secara tertulis

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami struktur organisasi tersebut.

94

S1 P2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai penjelasan secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut.

2

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Ada penjelasan secara secara tertulis akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit dalam Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami penjelasan akan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap unit tersebut.

95

S1 P3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan kualifikasi adalah Ijazah Spesialis 1 dan atau 2 yang dikeluarkan dan telah dilakukan sertifikasi oleh pihak berwenang dan diakui oleh pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan lisensi profesi adalah Surat Penugasan (SP)/ Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Izin Praktek Tenaga Medis (SIPTM) dan Surat Persetujuan Tempat Praktek (SPTP) di institusi/rumah sakit tersebut yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan diakui oleh pemerintah serta masih berlaku. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

2

Ada dokumentasi kualifikasi setiap staf pendidik akan tetapi belum/tidak lengkap dokumentasi lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku Ada dokumentasi kualifikasi dan lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

4

Ada dokumentasi dan kualifikasi lisensi profesi setiap staf pendidik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit).

96

S1 P4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik. Nilai

Kriteria:

1

Tidak ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan disahkan oleh oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

2

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

3

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Ada uraian tugas secara tertulis setiap staf pendidik dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami uraian tugas tersebut.

97

Standar 2: Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan S2 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut tidak mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut.

98

S2 P2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut tidak menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada menerangkan tentang mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik mengetahui dan memahami mekanisme proses rekrutmen dan kriteria penerimaan serta pemberhentian peserta didik tersebut.

99

S2 P3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut tidak menerangkan tentang objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang objektif pendidikan akan tetapi tidak/belum lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang objektif dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang objektif dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut dan disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami objektif setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

100

S2 P4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut tidak menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.

2

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.akan tetapi tidak/belum lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut.

3

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit).

4

Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut menerangkan tentang hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.dan telah lengkap untuk setiap jenjang tingkat pendidikan di institusi tersebut dan disahkan oleh pimpinan intitusi tersebut (Dekan Fakultas Kedokteran/Direkur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami hak, tugas dan kewajiban peserta didik untuk setiap jenjang tingkat tingkat pendidikan di institusi tersebut.

101

Standar 3: Log Book Peserta Didik S3 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik yang mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut tidak mempunyai Log Book untuk peserta didik.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai Log Book untuk peserta didik mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik mengetahui dan memahami penggunaan Log Book tersebut.

102

S3 P2

Log Book tersebut mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik di institusi tersebut.

2

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik, akan tetapi belum/tidak mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di institusi tersebut dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

3

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari pesrta didik dan mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut telah mencerminkan aktifitas penilaian yang akan dinilai dari peserta didik dan mengacu kepada Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan yang dikeluarkan oleh Kolegium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit) serta seluruh staf pendidik dan peserta didik peserta didik mengetahui dan memahami aktifitas penilaian.

103

S3 P3

Log Book tersebut diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten. Nilai

Kriteria:

1

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak diimplementasikan secara kontinyu dan konsisten.

2

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut telah diimplementasikan akan tetapi belum/tidak kontinyu dan konsisten (baru sebagian yang telah diimplementasikan).

3

Log Book di Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut telah diimplementasikan sepenuhnya secara kontinyu dan konsisten.

104

Standar 4: Sarana Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan S4 P1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana perpustakaan dengan berbagai bentuk kompilasi (buku, jurnal, VCD, CD dsb). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana perpustakaan.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana perpustakaan, akan tetapi belum/tidak ada dokumentasi database daftar buku, jurnal, VCD/CD secara sistematik.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana perpustakaan dan telah terdokumentasi dengan baik dan sistematik, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baik untuk peminjaman dan pengembaliannya.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana perpustakaan dan telah terdokumentasi dengan baik dan sistematik serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan sarana tersebut baik untuk peminjaman dan pengembaliannya.

105

S4 P2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan pemakaiannya.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana teknologi informasi dan audio-visual serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan pemakaian.

106

S4 P3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana tempat pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan jadwal pemakaiannya.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana pertemuan ilmiah untuk seluruh staf dan peserta didik di institusi tersebut serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan jadwal pemakaiannya.

107

S4 P4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok untuk peserta didik. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana tempat diskusi kelompok untuk peserta didik.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok untuk peserta didik.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana tempat diskusi kelompok untuk peserta didik serta ada prosedur tertulis tentang mekanisme penggunaan dan jadwal pemakaiannya.

108

S4 P5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik yang dibutuhkan, akan tetapi belum/tidak lengkap untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana peralatan penunjang diagnostik dan terapeutik lengkap yang dibutuhkan untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

109

S4 P6

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik, akan tetapi belum/tidak lengkap antar staf pendidik dan peserta didik untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak tersebut mempunyai sarana media komunikasi antar staf pendidik dan peserta didik lengkap untuk mencapai objektif Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan.

110

Standar 5: Pembimbing Konseling S5

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah, akan tetapi belum/tidak ada jadwal konseling .

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah dan ada jadwal konseling, akan tetapi belum/tidak ada Panduan Konseling peserta didik bermasalah.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut ada staf pendidik sebagai pembimbing konselor bagi peserta didik yang mempunyai masalah dan ada jadwal konseling, serta telah mempuyai Panduan Konseling peserta didik bermasalah.

111

Standar 6: Mekanisme Pengambilan Keputusan S6

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan disahkan oleh pimpinan (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit). Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis, akan tetapi belum/tidak mempunyai Panduan Pengambilan Keputusan.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan Panduan Pengambilan Keputusan, akan tetapi belum/tidak disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/Direktur Rumah Sakit).

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang mekanisme pengambilan keputusan secara tertulis dan Panduan Pengambilan Keputusan, serta telah disahkan oleh pimpinan institusi (Dekan Fakultas Kedokteran/ Direktur Rumah Sakit) telah diketahui dan difahami oleh seluruh staf pendidik di institusi tersebut.

112

Standar 7: Sarana dan tempat pengaduan peserta didik S7

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis secara tertulis, akan tetapi belum/tidak mempunyai sarana dan tempat pengaduan di institusi tersebut.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang sarana dan tempat pengaduan peserta didik baik untuk hal akademis maupun non akademis secara tertulis dan telah ada sarana dan tempat pengaduan peserta didik di institusi tersebut.

113

Standar 8: Pertemuan Rutin (Management Review) S8

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut melaksanakan pertemuan rutin yang terjadwal mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang pertemuan rutin mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang pertemuan rutin mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak ada jadwal yang teratur.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan dan ada jadwal yang teratur tentang pertemuan rutin mengenai perkembangan pencapaian peserta didik dan sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan dan ada jadwal serta dilaksanakan teratur tentang pertemuan rutin mengenai perkembangan pencapaian peserta didik sarana serta proses pendidikan yang dilaksanakan di institusi tersebut.

114

Standar 9: Umpan Balik (Feed back) S9

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut memberikan umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, akan tetapi. belum/tidak mempunyai format umpan balik (feedback).

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) dan formatnya mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan secara teratur.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang umpan balik (feedback) dan formatnya mengenai perkembangan pencapaian peserta didik kepada peserta didik, atasan peserta didik, pengirim maupun penyandang dana peserta didik tersebut secara tertulis dan rutin, serta telah dilaksanakan secara teratur.

115

Standar 10: Program Peningkatan Mutu (Quality Improvement) S10

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai program upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi. Nilai

Kriteria:

1

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut belum/tidak mempunyai kebijakan tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi.

2

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi akan tetapi belum/tidak Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu.

3

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan dan Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu tentang upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi, akan tetapi belum/tidak dilaksanakan.

4

Institusi (Pusat) Pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan tersebut mempunyai kebijakan, Rencana Program Kerja Peningkatan Mutu dan telah melaksanakan program upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Dokter Spesialis Anak Konsultan di tingkat unit (Sub Divisi/Bagian) maupun institusi, akan tetapi belum/tidak melaksanakan evaluasi/audit.

116

Related Documents


More Documents from ""