BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu usaha kesehatan masyarakat secara luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan dengan tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosial sehingga diharapkan dapat hidup sejahtera. Usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan mempunyai jangkauan yang luas baik badan maupun jiwa, untuk umum maupun perorangan. Yang lebih penting adalah dasar-dasar bagaimana hidup yang sehat dan bagaimana mempertinggi kesejahteraan serta daya guna dari kehidupan manusia untuk selanjutnya. Untuk mencapai tujuan usaha tersebut diantaranya dengan usaha pengawasan hygiene, sanitasi tempat-tempat umum, dan usaha yang yang diperuntukan bagi umum agar akibat yang ditimbulkan dari tempat-tempat umum dapat dihilangkan dan dikurangi, hal ini akan berhasil baik apabila ada pengertian dan bantuan dari masyarakat berupa patisipasi secara teratur dan terus-menerus baik dari pengusaha maupun pemakai jasa. (Suparlan,1981:1) Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang di selenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum. Baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupum melakukan aktifitas lainnya. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia sangatlah beragam dan kompleks. Aktifitas dan kegiatan dilakukan di berbagai tempat baik yang bersifat pribadi atau umum, yang didalamnya banyak sekali melibatkan interaksi antara manusia dan lingkungan atau manusia dengan sesama manusia yang lain. Dalam interaksi yang dilakukan banyak komponen yang terlibat dan memungkinkan terjadi berbagai manfaat serta dampak-dampak tertentu. Terlebih lagi kegiatan atau aktifitas yang dilaksanakan di tempat-tempat umum, yang disana juga terjadi berbagai macam interaksi antar manusia serta komponen pendukung lain.
1
Kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum ini, selain memiliki manfaat yang dapat diambil, juga memiliki hasil samping berupa dampak-dampak negatif. Dampak yang muncul juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik yang terjadi sebagai penyakit akibat kerja maupun kegiatan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat mengurangi timbulnya kejadian-kejadian tersebut. Mengingat Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpul atau melakukan kegiatan orang banyak berarti akan meningkatkan hubungan atau kontak antara orang yang satu dengan yang lain, berarti memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung akan lebih meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan penyakit akibat aktivitas di tempat-tempat umum maka perlu adanya penyelenggaraan penyehatan lingkungan, agar lingkungan disekitar menjadi sehat, aman dari gangguan penyakit dan terjaganya kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum merupakan tempat dan atau alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara social ekonomis. Tempat-tempat umumdinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan. Menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2006 sebanyak 24 % dari penyakit global disebabkan oleh segala jenis faktor lingkungan yang dapat dicegah serta lebih dari 13 juta kematian tiap tahun disebabkan faktor lingkungan yang dapat dicegah. Empat penyakit utama yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk adalah diare, infeksi Saluran Pernapasan Bawah, berbagai jenis luka yang tidak intens, dan malaria. Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara berkembang. Menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena access pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional. 2
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah (Fahmi, 2009). Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain. Tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar mapupun tidak membayar. Dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan otonomi daerah telah diterbitkan beberapa keputusan Menteri Kesehatan tentang persyaratan kesehatan lingkungan pada Tempat-tempatumum, antara lain hotel, rumah sakit, perumahan dan lingkungan kerja, agar Tempat-tempatumum tersebut memenuhi persyaratan Kesehatan. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada Tempat-tempatumum merupakan pengelolaan faktor risiko lingkungan sebagai tindak lanjut hasil surveilans epidemiologi. Untuk itu diperlukan pedoman penyehatan Tempat-tempatumum yang merupakan arah dan penjabaran teknis dari penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan merupakan bagian tak terpisahkan dengan keputuskeputusan Menteri Kesehatan tentang persyaratan kesehatan lingkungan yang sudah ada. Pedoman ini merupakan acuan bagi daerah, dan dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi Setempat. 3
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Diketahuinya kualitas lingkungan dan kualitas sarana sanitasi tempat-tempat umum yang berada di wilayah kerja Puskesmas Danurejan II. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Tempat ibadah b. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Pusat perbelanjaan/supermarket c. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Salon Kecantikan d. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Tempat Penginapan e. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Tempat Makan f. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Jasa Boga/Catering g. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Sekolah h. Diketahuinya kualitas lingkungan dan sanitasi Asrama
C. Manfaat 1. Bagi Masyarakat Masyarakat terhindar dari terjadinya penularan penyakit melalui tempat-tempat umum yang sering dikunjungi atau digunakan masyarakat tersebut. 2. Bagi Pengelola a. Memperoleh kepercayaan dari masyarakat karena kualitas fisik lingkungan dari tempat-tempat umum tersebut sudah baik dan sesuai dengan standar. b. Mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya sanitasi sarana tempat-tempat umum dan standar kesehatan dari sarana tempat-tempat umum. 3. Bagi Puskesmas Sebagai acuan puskesmas dalam melaksanakan program sanitasi tempat-tempat umum. 4. Bagi Mahasiswa Menambah wawasan dari pengalaman di lapangan yang dapat meningkatkan kualitas diri yaitu dalam melaksanakan praktek inspeksi sanitasi tempat-tempat umum.
4
D. Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah 6 jenis tempat-tempat umum yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Danurejan II.
E. Waktu Pelaksanaan Praktik Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dilaksanakan pada tanggal 19 November sampai dengan tanggal 26 November 2018.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal (Depkes RI, 2002). Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Batasan pengertian sanitasi menurut WHO adalah pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan kesehatan lingkungan kerja. Sedangkan menurut pengertian umum, sanitasi adalah pencegahan penyakit dan mengurangi atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Pengertian lain dari sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito,2006).
B. Tempat-Tempat Umum Tempat-tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan,1977). Suatu tempat dikatakan tempat umum bila memenuhi kriteria : 1. Diperuntukkan masyarakat umum. 6
2. Mempunyai bangunan tetap/permanen 3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola, pengunjung/pengusaha. 4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas : a. Fasilitas kerja pengelola b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/Urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.
C. Sanitasi Tempat-Tempat Umum Tempat-tempat umummerupakan tempat dan atau alat yang digunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan.Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana, dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani,2005). Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya. Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbul atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat umum.
D. Dasar Pengawasan Tempat-Tempat Umum Pelaksanaan pengawasan tempat-tempat umum mengacu pada undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, terutama pada pasal : 1. Pasal 22 ayat 2 menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat-tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. 2. Pasal 22 ayat 4 menyebutkan bahwa yang wajib menyelenggarakan adalah setiap tempat atau sarana pelayanan umum. Tempat sarana pelayanan umum wajib menyelenggarakan lingkungan yang sehat adalah antara lain : a. Tempat yang dikelola secara komersil b. Memiliki resiko bahaya kesehatan yang tinggi c. Tempat pelayanan yang memiliki jumlah tenaga kerja tertentu 7
d. Tempat yang mudah terjangkit penyakit e. Tempat yang intensitas jumlah dan waktu kunjungan tinggi.
E. Peran Sanitasi Tempat-Tempat Umum Mengingat bahwa banyaknya orang-orang yang akan berkumpul dan melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga akan meningkatkan hubungan/kontak antara satu dengan yang lainnya berarti terjadi penularan penyakit baik secara langsung atau melalui perantara akan lebih meningkat, sehingga perlu dilakukan pengawasan baik terhadap manusianya maupun terhadap alat-alat atau bahan yang diperlukan. Sehingga diperlukan pengawasan karena sebagian besar masyarakat belum menyadari hal ini. Dua usaha dalam sanitasi tempat-tempat umum : 1. Pengawasan dan pemeriksaan faktor lingkungan dari tempat-tempat umum dan faktor manusianya sendiri yang melakukan kegiatan. 2. Penyuluhan terhadap masyarakat, terutama menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.
F. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum 1. Inspeksi Sanitasi Tempat Ibadah a. Gereja Gereja merupakan suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana masyarakat umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Kristen atau Katolik. Berikut ini adalah persyaratan sanitasi dari gereja, antara lain: a. Letak :Tidak terletak diedarah banjir dan sesuai dengan rencana tatakota b. Konstruksi : Kuat, aman, dan sesuai petunjuk Dinas Pekejaan Umum c. Persyaratan Bagian Luar 1) Halaman : Bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan dan genangan air. 2) Tempat sampah : Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan. 3) Pembuangan air limbah/kotor : Air mengalir dengan lancar , saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air.
8
Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. 4) Persediaan air :Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan 5) Jamban dan peturasan : Tersedia jamban dan peturasan )urinoir) yang santer
minimal
satu
buar
yang
dilengkapi
dengan
air
untuk penggelontor d. Persyaratan Bagian Dalam 1) Lantai, dinding, dan langit-langit bersih 2) Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa 3) Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya 4) Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab 5) Ventilasi :Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis. 6) Pencahayaan :Cukup terang, minimal 10 fc dan tidak menyilaukan.
b. Masjid Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Berikut beberapa persyaratan sanitasi kesehatan yang perlu diperhatikan di masjid : 1. Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum : a) Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan perencanaan tata Kota b) Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan baik. c) Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid. d) Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik. e) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata.
9
f) Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air. g) Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya genangan air. h) Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna terang. i) Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang. j) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman. k) Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara periodic, bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya. sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm2 yang digunakan untuk tempat bersujud. 2. Fasilitas Sanitasi : a) Air Bersih 1) Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat 2) Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna 3) Angka kuman tidak melebihi NAB 4) Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB b) Pembuangan Air Kotor 1) Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga 2) Air limbah mengalir dengan lancar 3) Saluran kedap air 4) Saluran tertutup c) Toilet/WC 1) Bersih 2) Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama 3) Tersedia air yang cukup 4) Tersedia sabun & alat pengering 5) Toilet pria & wanita terpisah
10
6) Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak 7) Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal) 8) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar d) Peturasan 1) Bersih 2) Dilengkapi dengan kran pembersih 3) Jumlahnya mencukupi e) Tempat Sampah 1) Tempat sampah kuat, kedap air, tahankarat, dan dilengkapi dengan penutup 2) Jumlah tempat sampah mencukupi 3) Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA 4) Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang f) Tempat Wudhu 1) Bersih 2) Terpisah dari toilet, peturasan, & ruang mesjid 3) Air wudhu keluar melalui kran – kran khusus & jumlahnya mencukupi 4) air wudhu tertutup (rapat serangga) 5) Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu 6) Limbah air wudhu mengalir lancar 7) Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah g) Tempat Sembahyang 1) Bersih, tidak berbau yang tidak enak 2) Bebas kutu busuk & serangga lainnya 3) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm sebagai tempat sujud h) Tempat sandal dan sepatu 1) Tersedia tempat sandal & sepatu yang khusus 2) Bersih dan kuat
11
2. Inspeksi Sanitasi Pusat Perbelanjaan/Supermarket Menurut Arifin (2009) “pengertian pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi”. Sedangkan menurut Adhyzal (dalam Zafirah 2011) pasar dalam arti yang sempit adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan dalam pengertian secara luas pasar diartikan sebagai tempat bertemunya
penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual
barang/jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli barang dengan harga tertentu. Pasar sendiri terdiri dari pasartradisional dan pasar modern. Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara modern dengan fasilitas yang lebih baik dari pasar tradisional. Pasar modern memiliki fasilitas parkir yang luas, ruang ber-AC, kasir yang berjajar, bersih, dan luas. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar dan biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu Mall/plaza/supermall, supermarket, hipermart, dan Shopping Centre (Alamsyah 2009). Salah satu yang termasuk dalam pasar modern yaitu pusat perbelanjaan seperti mall/ plaza/supermall. Pusat perbelanjaan seperti Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan lain-lain. 3. Inspeksi Sanitasi Salon Kecantikan Pusat perawatan kecantikan merupakan suatu tempat yang menyediakan jasa terhadap perawatan tubuh. Pusat Perawatan Kecantikan adalah suatu pusat kecantikan yang terdiri dari fasilitas-fasilitas untuk mempercantik penampilan diri seorang wanita. Pusat perawatan kecantikan berfungsi sebagai tempat untuk merawat kecantikan dan memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan seputar kecantikan wanita. Didalamnya menawarkan berbagai macam fasilitas mulai dari perawatan wajah, perawatan tubuh, dan perawatan rambut. Salah satu jenis usaha pusat perawatan kecantikan yaitu salon.
12
Kata Salon berasal sari bahasa inggris yang artinya ruangan kemudian berkembang menjadi beauty salon yang artinya ruangan kecantikan. Salon artinya tempat untuk menata rambut. Salon kecantikan adalah tempat khusus untuk merawat kecantikan wanita dari rambut, wajah, kulit, kuku dan sebagainya. Salon Kecantikan merupakan fasilitas untuk mempercantik diri dalam waktu yang relatif cepat. Kegiatan salon terbagi menjadi 3 bagian yaitu rambut, wajah dan tubuh. perawatan tubuh di salon berbeda dengan Spa, jika di salon hanya berbentuk memperindah bagian luar tubuh sedangkan Spa lebih ke sektor terapi tubuh. Kegiatan yang terdapat dalam salon kecantikan pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Perawatan Rambut Perawatan rambut merupakan cara untuk merawat rambut dan kulit kepala agar sehat. Perawatan rambut juga bertujuan untuk memperbaiki rambut yang rusak akibat factor internal dan eksternal. Faktor eksternal yaitu cuaca, perawatan yang tidak tepat, sinar matahari serta polusi. Faktor internal yaitu kelelahan fisik dan jiwa, hormonal dan kekurangan nutrisi yang menyebabkan berbagai masalah pada rambut dan kulit kepala. Perawatan rambut meliputi Hair Spa, Hair Mask, Creambath, dan segala hal yang membuat rambut memiliki penampilan yang lebih baik dan indah. b. Perawatan Kuku Kuku merupakan bagian dari tubuh yang sangat diperhatikan oleh wanita pada umumnya sehingga memerlukan perawatan khusus. Perawatan kuku antara lain meliputi : 1) Manicure dan pedicure, yaitu membersihkan kuku tangan dan kaki sehingga terlihat bersih dan indah. Manicure dan pedicure juga dapat mengatasi bau tak sedap pada kaki, serta untuk merawat kulit dan kuku pada kaki agar tetap halus. 2) Nail polish, yaitu mengecat kuku tangan dan kaki agar menjadi lebih indah 3) Hand and foot mask, yaitu masker tangan dan kaki agar lebih lembut 4) Nail art, yaitu membuat gambar/lukisan pada kuku agar terlihat lebih indah
13
c. Facial Facial adalah metode perawatan wajah yang bertujuan untuk mengeluarkan kotoran dari dalam lapisan kulit dan melepaskan sel-sel kulit mati, sehingga wajah terlihat berseri. d. Tata Rias Wajah (make up) Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih sering ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa di hias (make up). 4. Inspeksi Sanitasi Tempat Penginapan Hotel adalah salah satu bangunan atau perusahaan yang menyediakan jasa menginap dan juga menyediakan makanan, minuman, serta fasilitas lainnya untuk tamu – tamu yang datang, yang mana seluruh fasilitasnya diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum yang datang untuk menginap. Berikut beberapa persyaratan sanitasi kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pihak perhotelan : a. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel : 1) Terhindar dari pencemaran kimia, fisika, dan pencemaran bakteri. Tidak terletak di daerah banjir, Lingkungan bersih. 2) Tidak
memungkinkan
sebagai
tempat
bersarang
atau
tempat
perkembangbiakan serangga dan tikus, dapat mencegah masuk dan berkembangbiaknya binatang pengganggu lainnya. 3) Berpagar kuat 4) Bangunan kokoh atau kuat 5) Penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan fungsinya. 6) Konstruksi lantai bersih, bahan kuat, kedap air dan permukaan rata, tidak licin, bagian yang selalu berkontak dengan air dibuat miring kearah saluran pembuangan air agar tidak terbentuk genangan air. 7) Dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus kedap air. Permukaan bagian dalam mudah dibersihkan. Berwarna terang. 8) Atap kuat dan tidak bocor, langit – langit tinggi dari lantai minimal 2,5 meter. 9) Pintu dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengn baik 14
10) Pencahayaan ruang : a) Untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi >300 lux b) Lampu tamu >60 lux. c) Lampu baca > 100 lux. d) Lampu tidur 5 lux. e) Lampu relax >30 lux b. Persyaratan kesehatan kamar Ruang Hotel 1) Umum a) Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau bebas dari kuman – kuman pathogen kadar gas beracun tidak melebihi nilai ambang batas (NAB). b) Tingkat kebisingan tidak melebihi persyaratan (kamar tidur) c) Khusus kamar tidur bersih peralatan ditata rapi. Suhu 18 – 28 0C kelembaban 40 – 70 % d) Dinding, pintu, jendela yang tembus pandang atau cahaya yang dilengkapi dengan tirai. 2) Ruang istirahat karyawan : a) Bersih b) Tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan yang terpisah untuk karyawan pria dan wanita. c) Ruang istirahat karyawan pria dan wanita terpisah. d) Tersedia lemari atau loker. e) Kamar mandi, jamban dan peturasan bersih. f) Aliran air bersih dan lancer. g) Sarana pembuangan air limbah tertutup. h) Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah minimal kamar mandi, jamban dan peturasan tepat. i) Kamar lena atau kamar ganti bersih, udara ruang segar, tersedia lemari. 3) Gudang Tempat penyimpanan peralatan atau perabotan hotel dan tempat umum penyimpanan peralatan dapur, kantin, serta peralatan restoran harus terpisah.
15
4) Pengelolaan sampah (Tempat Sampah) : a) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat dan kedap air serta permukaan bagian dalam halus dan rata. b) Mempunyai tutup yang mudah ditutup atau dibuka tanpa mengtori tangan. c) Jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi sampah per hari d) Mudah diisi dan dikosongkan. e) Sampah dari setiap ruang diangkut setiap hari. 5) Adapun persyaratan karyawan yang harus dipenuhi berkaitan dengan karyawan antara lain : a) Karyawan dilengkapi dengan pakaian kerja yang bersih dan utuh. b) Memiliki surat keterangan dari dokter yangmaish berlaku. c) Memiliki sertifikat khusus penyehatan makanan bagi petugas pengelola makanan. Unutk hotel berbintang telah menjallani pemeriksaan rectal swab bagi penjamah makanan. 6) Dapur a) Luas dapur sekurang – kurangnya 40 % dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan, permukaan lantai dibuat cukup landau kea rah saluran pembuangan air limbah. b) Permukaan langit – langit haru smenutup seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang dan udah dibersihkan. c) Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun bau – bauan yang dipasang setinggi 2 meter dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan dengan luas dapur. d) Tungku dapur dilengkapi dengan sangkup asap, alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan sluran pengumpul lemak dan semua terletak dibawah sangkup asap. e) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dnegan pintu bagian luar membukak ke arah luar. Daun pintu bagian dalam dilemngkapi dengan alat pencegah masuknya serangga yang dapat menutup sendiri.
16
f) Ruang dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencucian peralatan, penyimpanan bahan makanan, pengelolaan , persiapan dan administrasi. g) Intensitas pencahayaan alami maupun buatan minimal 100 foot candle. h) Pertukaran udara sekurang – kurangnya 5 kali perjam untuk menjamin kenyamanan kerja di dapur, menghilangkan asap dan debu. i) Ruang dapur haru sbebas dari serangga, tikus, dan hewan lainnya. j) Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari, rak – rak peralatan, bak –bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik serta tidak boleh berhubungan dengan jamban / WC, peturasan / urinoir kamar mandi dan tempat tinggal. 7) Ruang makan a) Setaip kursi tersedia ruang minimal 0,85 m2, pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap dan bagian luar membuka kearah luar. b) Meja, kursi dan taplak meja dalam keadaan bersih. c) Tempat untuk menyediakan atau peragaan makanan jadi dibuat fasiitas khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan. d) Tidak mengandung gas – gas beracun sesuai dengan ketentuan dan tidak mengandung angka kuman lebih dari 5 juta/gram, serta tidak berhubungan langsung dengan jamban / WC, peturasan, urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal. e) Lantai, dinding dan langit – langit harus selalu bersih, warna terang, set kursi yang bersih dan tidak mengandung kutu busuk / kepinding 8) Gudang bahan makanan a) Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan ukuran gudang, tidak menyimpan bahan lain selain makanan. b) Pencahayaan minimal 4 foot candle pada bidang setinggi lutut. Dilengkapi dengan rak – rak tempat penyimpanan makanan, ventlasi yangmenjamin sirkulasi udara serta dilengkapi dnegan pelindung terhadap serangga.
17
5. Inspeksi Sanitasi Tempat Makan a. Pengertian Rumah Makan/Restoran Rumah makan merupakan salah satu tempat pengelolaan makanan (TPM) yang menetap dengan segala peralatan dan perlengkapannya yang digunakan untuk proses membuat, menyimpan, menyajikan dan menjual makanan minuman bagi umum. Selain itu dikategorikan sebagai rumah makan bila luas ruang makan minimal 25 meter persegi serta mempunyai kapasitas tempat duduk minimal 10 kursi. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan fantor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker), peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan kebersihan. b. Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi : 1) Lokasi dan Bangunan Rumah makan tidak berada pada arah angin dan pada jarak kurang dari 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lain. Bangunan harus terpisah dengan tempat tinggal termasuk tempat tidur, kokoh/kuat/permanen, rapat serangga dan tikus. Pembagian ruang terdiri dari dapur dan ruang makan, ada toilet, ada gudang bahan makanan, ada ruang karyawan, ada ruang administrasi, dan ada gudang peralatan. Lantai harus bersih, kedap air, tidak licin, rata, kering, konus ( tidak membentuk sudut mati). Dinding harus kedap air, rata, dan bersih.Ventilasi tersedia dan berfungsi baik, menghilangkan bau tak enak, cukup menjamin rasa nyaman. Pencahayaan / Penerangan tersebar merata disetiap ruangan, intensitas cahaya 10 fc, dan tidak menyilaukan. Atap tidak menjadi sarang tikus dan serangga, tidak bocor, cukup landai. Langit-langit tinggi minimal 2,4 meter, rata dan bersih, tidak terdapat lubang-lubang Pintu rapat dari serangga dan tikus, menutup dengan baik 18
dan membuka ke arah luar, terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan. 2) Fasilitas Sanitasi Air bersih jumlah mencukupi, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, angka kuman tidak melebihi nilai ambang batas, kadar bahan kimia tidak melebihi nilai ambang batas. Pembuangan air limbah mengalir dengan lancar, terdapat grease trap, saluran kedap air dan saluran tertutup. Toilet bersih, letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur atau ruang makan, tersedia air bersih yang cukup tersedia sabun dan lap pengering, toilet untuk pria terpisah dengan wanita. Tempat sampah berisi sampah diangkut tiap 24 jam, disetiap ruang penghasil sampah tersedia tempat sampah, dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup, kapasitas tempat sampah terangkat oleh seorang petugas sampah. Tempat cuci tangan tersedia air cuci tangan yang mencukupi, tersedia sabun dan alat pengering/lap, jumlah cukup untuk pengunjung dan karyawan. Tempat mencuci peralatan tersedia air dingin dan panas yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus, terdiri dari tiga bilik/bak pencuci. Tempat pencuci bahan makanan tersedia air pencuci yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus, air pencuci yang dipakai mengandung larutan cuci hama. Locker karyawan tersedia locker karyawan dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup rapat, jumlahnya cukup, letak locker dalam ruang tersendiri, locker untuk karyawan pria dan wanita terpisah. Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus, setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa serangga, dipasang terali tikus, persilangan pipa dan dinding ditutup rapat, tempat tandon air mempunyai tutup dan bebas jentik nyamuk. 3) Dapur, Ruang makan, dan Gudang Makanan Dapur bersih, ada fasilitas penyimpanan makanan, tersedia penyimpanan makanan panas, ukuran dapur cukup memadai, ada cukup dan cerobong asap, terpasang tulisan pesan-pesan hygiene bagi penjamah/karyawan. Ruang makan, perlengkapan ruang makan selalu 19
bersih,ukuran ruang makan minimal 0,85 m2 perkursi tamu, pintu masuk buka tutup otomatis, tersedia fasilitas cuci tangan yang memenuhi estetika, tempat peragaan makanan jadi tertutup. Gudang makanan tidak terdapat bahan lain selain bahan makanan, tersedia rak-rak penempatan bahan makanan sesuai dengan ketentuan, kapasitas gudang cukup memadai, rapat serangga dan tikus. 4) Bahan makanan dan Makanan Jadi Bahan makanan kondisi fisiknya baik, angka kuman dan bahan kimia makanan memenuhi persyaratan yang ditentukan, bahan makanan berasal dari sumber resmi, bahan makanan kemasan terdaftar pada Depkes. RI Makanan jadi, kondisi fisik makanan jadi baik, angka kuman dan bahan kimia makanan memenuhi persyaratan yang ditentukan, makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI. 5) Pengolahan Makanan Proses pengolahan, tenaga pengolah memakai pakaian kerja dengan benara dan cara kerja yang bersih, pengambialan makanan jadi menggunakan alat yang khusus, mengguanakan peralatan dengan benar. 6) Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi Penyimpanan
bahan
makanan,
suhu
dan
kelembaban
penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan, ketebalan penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan, penempatan terpisah dengan makanan jadi, tempat bersih dan terpelihara, disimpan dalam aturan sejenis dan disusun dalam rak-rak. Penyimpanan makanan jadi, suhu dan waktu penyimpanan dengan persyaratan jenis makanan jadi, cara penyimpanan tertutup.
20
7) Penyajian Makanan Cara Penyajian, suhu penyajian makanan hangat tidak kurang dari 600C, pewadahan dan penjamah makanan jadi menggunakan alat yang bersih, cara membawa dan penyajian makanan dengan tertutup, penyajian makanan harus pada tempat yang bersih. 8) Ketentuan Peralatan Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan memenuhi persyaratan agar selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan, peralatan dalam keadaan baik dan utuh, peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan, permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut mati dan halus, peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat beracun. 9) Tenaga kerja Pengetahuan dan atau sertifikat yang berkaitan dengan hygiene sanitasi makanan, pemilik/pengusaha pernah mengikuti kursus/temu karya, supervisor pernah mengikuti kursus, semua penjamah makanan pernah mengikuti kursus, salah seorang penjamah pernah mengikuti kursus. Pakaian kerja bersih, tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih, penggunaan khusus waktu kerja saja, lengkap dan rapi. Pemeriksaan kesehatan, karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up kesehatan, pernah divaksinasi chotypha/thypoid, bila sakit tidak bekerja dan berobat ke dokter, memiliki buku kesehatan karyawan. Personal hygiene, setiap karyawan/penjamah makanan berperilaku bersih dan berpakaian rapi, setiap mau kerja cuci tangan, menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk-batuk atau bersin, menggunakan alat yang sesuai dan bersih bila mengambil makanan.
21
6. Inspeksi Sanitasi Jasa Boga/Catering Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga menjelaskan bahwa jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha. Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani, dikelompokkan atas jasaboga golongan A, jasaboga golongan B, dan jasaboga golongan C. Jasaboga golongan A merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, yang terdiri atas golongan A1 yaitu Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum,dengan pengolahan makanan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola. Golongan A2 yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan yang
menggunakan dapur
rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja, dan golongan A3 yaitu Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja Jasaboga golongan B merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu meliputi asrama haji, asrama transit atau asrama lainnya; industry, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam negeri selain pesawat udara; dan fasilitas pelayanan kesehatan. Jasaboga golongan C merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat didalam alat angkut umum internasional dan pesawat udara. 7. Inspeksi Sanitasi Sekolah Komponen sarana prasarana Sanitasi Sekolah tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah. Standar Sarana dan Prasarana ini merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang harus dipenuhi berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Berdasarkan Standar Sarana Prasarana tersebut, menyebutkan standar kebutuhan sarana sanitasi yang harus ada di sekolah. Untuk SD sekurang-kurangnya memiliki tiga unit jamban. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik perempuan dan 1 unit jamban untuk guru. Sedangkan untuk SMP sekurang-kurangnya memiliki 22
jamban setidaknya tiga unit. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik perempuan dan 1 unit jamban untuk guru. Luas minimum jamban adalah 2 m2 serta tersedia air bersih di setiap unit jamban. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci dan mudah dibersihkan. Komponen pendidikan kesehatan dan PHBS dalam program sanitasi sekolah dapat dijalankan dengan memberikan pengetahuan kesehatan kepada siswa serta menerapkan kebiasaan PHBS di lingkungan sekolah. Pembelajaran PHBS yang dapat disampaikan di sekolah terdiri dari cuci tangan pakai sabun, membuang sampah pada tempatnya, air minum yang aman, gosok gigi secara rutin serta manajemen kebersihan menstruasi. Komponen manajemen sanitasi berbasis sekolah merupakan upaya menjamin kebersihan jamban dan pengelolaan sanitasi di sekolah yang berkelanjutan. Sekolah sebaiknya menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan memasukkan biaya operasonal serta perawatan Sanitasi Sekolah ke dalam rencana anggaran penggunaan dana Biaya Operional Sekolah (BOS). Sekolah juga diharapkan dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam menentukan kebijakan dan perencanaan pengembangan sanitasi sekolah.
8. Inspeksi Sanitasi Asrama Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah Dormitory, adalah berasal dari kata Dormotorius (latin) yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dormitory merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagii atas kamar tidur dan meja belajar bagi penghuninya. Sedangkan menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikaan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan. Berdasarkan uraian – uraian diatas yang dimaksud dengan pengertian asrama pelaajar dan mahasiswa adalah sebuah atau sekelompok bangunan tempat tinggal atau periodic dengan kepentingan yang sama yaitu menuntut ilmu,dengan tujuan dan harapan agar dapat belajar dan beraktifitas secara efisien dan efektif tanpa paksaan.
23
Lingkup penilaian asrama sehat menggunakan formulir inspeksi sanitasi rumah sehat. 1) Kelompok Komponen Rumah, meliputi a. Langit – langit b. Dinding c. Lantai d. Pintu e. Jendela kamar Tidur f. Ruang keluarga g. Ventilasi h. Lubang asap dapur i. Pencahayaan alamiah 2) Kelompok Sarana Sanitasi, meliputi a. Sarana air Bersih b. Sarana Pembuangan Sampah c. Saluran Pembuangan limbah d. Sarana Pembuangan tinja 3) Kelompok Perilaku dan akibat yang timbul (waktu 1 minggu terakhir), meliputi: a. Membuka jendela b. Membersihkan rumah dan halaman c. Membuang tinja d. Membuang sampah 4) Faktor pendukung lainnya, meliputi: a. Kepadatan Penghuni (Luas Rumah/ Jumlah penghuni) b. Keberadaan vector dan hewan pengganggu (Lalat, Nyamuk, Kecoa, Tikus) c. Kepemilikan kandang dan hewan ternak d. Luas Kavling atau pekarangan e. Tingkat Pencahayaan, Kebisingan, Suhu dan Kelembaban 5) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, meliputi: a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 24
b. Memberi bayi ASI eksklusif c. Menimbang Balita setiap bulan d. Menggunakan Air bersih e. Mencuci tangan dengan sabun f. Menggunakan jamban sehat g. Memberantas jentik di rumah seminggu sekali h. Makan buah dan sayur setiap hari i. Melakukan aktifitas fisik (olahraga) setiap hari j. Tidak merokok di dalam rumah
G. Resiko Kesehatan dari Penyelenggaraan Tempat-Tempat Umum Tempat-tempat umum perlu adanya pengawasan dan pemeriksaan terhadap sanitasi lingkungannya, sebab tempat-tempat umum dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka dari itu risiko kesehatan dari penyelenggaraan tempat-tempat umum tersebut antara lain : 1. Tempat-tempat umum yang kurang diperhatikan akan kebersihannya seperti pembuangan sampah dan air limbah akan menjadikan tempat perkembangbiakan vektor penyakit dan gangguan manusia. 2. Tempat-tempat umum merupakan tempat paling baik untuk penularan penyakit dari seseorang ke orang lain melalui : a. Penularan langsung : misalnya karena padatnya pengunjung tempat-tempat umum yang berdesak-desakan sehingga terjadi sentuhan, maka akan terjadi penularan secara langsung dari penderita penyakit kulit misalnya scabies, kusta, gudik, dll. b. Penularan tidak langsung : yaitu melalui media air, alat makan, udara, dll. c. Percikan ludah (droplet infection) seperti TBC, Influenza, dll.
25
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Tempat Ibadah 1. Gereja Pantekosta a) Gambaran Umum Lokasi Gereja Pantekosta ini terletak Jl. Hayam Wuruk No.21, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gereja ini dapat memuat jamaah sebanyak 800 orang dengan jumlah pengurus sebanyak 40 orang dan penanggung jawab adalah bapak Supriono. b) Pelaksanaan 1) Hari / tanggal
: Jumat/ 30 November 2018
2) Waktu
: 10.00
3) Alamat
:Jl.Hayam Danurejan,
Wuruk
No.21,
Bausasran,
Kota
Yogyakarta,
Daerah
Istimewa Yogyakarta 4) Penanggung Jawab
: Bapak Supriyono
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No 1
2
Variable Skor H Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bangunan 200 a Umum s 2280 iPersyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi lJumlah
2480
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 2480, maka dari hasil perhitungan bahwa Gereja Pantekosta dinyatakan memenuhi syarat karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu 1740-2900.
26
d) Hasil Pemeriksaan Fisik pencahayaan X = ( Xa + Xb + Xc + Xd + Xe) / n = (51 + 45 + 43,9 + 37,2 + 39,6 ) / 5 = 216,7 / 5 = 43,34 fc e) Pembahasan Gereja Pantekosta terletak Jl. Hayam Wuruk No.21, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama penanggung jawab Gereja Pantekosta yaitu bapak Supriyono. Gereja Pantekosta dapat menampung jamaah sebanyak 800 orang dengan jumlah pengurus gereja sebanyak 40 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi gereja ini dimulai pada tanggal 14 November 2018 dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Rabu, 21 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke gereja dan pada tanggal 30 November 2018 pukul 10.00 WIB kita melakukan inspeksi sanitasi gereja. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggung jawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan
dan
bangunan
Gereja
Pantekosta.
Selain
melakukan
pengamatan inspeksi sanitasi gereja, kami juga melakukan pengukuran fisik pencahayaan. Untuk pengukuran pencahayaan dibandingkan adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 Bangunan
tentang Pedoman
Umum. Berdasarkan
Penyehatan
pengukuran
Sarana
pencahayaan,
dan kami
menetapkan 5 titik yaitu disetiap sudut gereja, didapat hasil pencahayaan 43,34 fc. Sehingga hasil ini telah memenuhi baku mutu tempat ibadah yaitu minimal 10 fc dan tidak menyebabkan silau. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 2480 sehingga dinyatakan memenuhi syarat karena memnuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa : a. Variable persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan umum
27
Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 200 atau nilai maksimal dan dinyatakan memenuhi syarat baik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan sempurna.
b. Variable kesehatan fasilitas sanitasi Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 2.480, variable ini dinyatakan memenuhi syarat dan sehat karena memenuhi standard yang ditetapkan yaitu 1740-2900. Komponen yang perlu diperbaiki yaitu masih terdapat tempat sampah yang belum tertutup. f) Permasalahan yang timbul a. Tempat sampah yang masih terbuka b. Belum ada tulisan / keterangan yang membedakan toilet laki-laki
maupun perempuan. g)
Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan lingkungan gereja agar tidak meneyebabkan terjadinya peularan penyakit. b. Penambahan jumlah tempat sampah yang tertutup dan kedap air
2. Masjid Lempuyangan a) Gambaran Umum Lokasi Masjid lempuyangan ini terletak Kampung Lempuyangan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Dibuat pada tahun 1837 dan sebagai Penanggung jawab masjid lempuyangan ini adalah bapak Aris Munandar. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: senin / 26 November 2018
b. Waktu
: 10.00 WIB
c. Alamat
: Jl. Ronodigdayan, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
d. Penanggung Jawab : Bapak Aris Munandar
28
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No 1
Variable
Skor
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bangunan 200 Umum
3
Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi
2760
Jumlah
2960
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 2960, maka dari hasil perhitungan bahwa Masjid Lempuyangan dinyatakan memenuhi syarat karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu 2.040-3.400. d) Hasil Pemeriksaan Fisik X = ( Xa + Xb + Xc + Xd + Xe) / n = (6,5 + 3,8 + 36,4 + 90,8 + 44,2 ) / 5 = 181,7 / 5 = 36,34 fc e) Pembahasan Masjid Lempuyangan terletak di Jl. Ronodigdayan, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama penanggung jawab Masjid Lempuyangan yaitu bapak Aris Munandar. Masjid lempuyangan dibangun pada tahun 1837 dengan luas bangunan 600 m2 dan dapat menampung jamaah sebanyak 300 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi masjid ini dimulai pada tanggal 14 November 2018 dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Rabu, 21 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke masjid dan pada tanggal 26 November 2018 pukul 10.00 WIB kita melakukan inspeksi sanitasi masjid. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggung jawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunanMajid Pantekosta. Selain melakukan pengamatan inspeksi sanitasi masjid, kami juga melakukan pengukuran fisik pencahayaan. Untuk pengukuran pencahayaan dibandingkan adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 Bangunan
tentang Pedoman
Umum. Berdasarkan 29
Penyehatan
pengukuran
Sarana
pencahayaan,
dan kami
menetapkan 5 titik yaitu disetiap sudut masjid, didapat hasil pencahayaan 36,34 fc. Sehingga hasil ini telah memenuhi baku mutu tempat ibadah yaitu minimal 10 fc dan tidak menyebabkan silau. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 82,99 % sehingga dinyatakan baik sehat karena memnuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa : a. Variable persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan umum Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 200 atau nilai maksimal dan dinyatakan memenuhi syarat baik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan sempurna. b. Variable kesehatan fasilitas sanitasi Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 2.760, variable ini dinyatakan memenughi syarat dan sehat karena memenuhi standard yang ditetapkan yaitu 2040-3400. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu hanya tidak terdapat tempat sandal dan sepatu yang khusus. f) Permasalahan yang timbul a. Tidak terdapat tempat sandal dan sepatu yang khusus b. Tidak terdapat tulisan/keterangan mengenai tempat wudhu laki-laki atau perempuan g) Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan lingkungan masjid agar tidak meneybabkan terjadinya peularan penyakit. b. Penambahan jumlah tempat sampah yang tertutup dan kedap air
30
B. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Pusat Perbelanjaan a) Pelaksanaan Nama Pusat Perbelanjaan
: Mall Malioboro
Hari/Tanggal Pemeriksaan
: Senin, 19 November 2018
Waktu
: 10:00 WIB
Alamat
: Jl. Malioboro No. 52-58, Suryatmajan, Danurejan, Yogakarta
Petugas
: Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL)
b) Formulir Penilaian Inspeksi Sanitasi NO I
KOMPONEN
BOBOT
NILAI
SKOR
5
100
5
100
5
100
5
75
5
75
5
75
5
75
5
75
5
75
PERSYARATAN AIR BERSIH 1. Harus tersedia air bersih yang memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan yang cukup (V).
20
2. Sumber air harus dijaga dari pencemaran (V).
3. Paling sedikit setiap 6 (enam ) bulan diambil sampel untuk pemeriksaan dilaboratorium (V) II
PERSYARATAN PEMBUANGAN SAMPAH 1. Disetiap toko harus tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, Kedap air dan dengan
15
jumlah yang cukup (V). 2. Di setiap blok harus tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup kedap air dan mudah diangkut(V) 3. Pembuangan sampah harus setiap hari, sehingga tidak ada sampah yang menumpuk. (V) III
PERSYARATAN PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA 1. Harus tersedia kakus yang memenuhi syarat, yaitu yang bertype leher angsa dengan Jumlah untuk 60 orang dagang pria disediakan 1 buah kakus dan untuk 40 orang
15
dagangwanita 1 buah kakus (V). 2. Disediakan peturasan yang memenuhi syarat dengan jumlah untuk 60 orang pengunjung Pria disediakan 1 buah peturasan. (V). 3. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara 31
kakus pria dengan kakus wanita (V)
IV
PERSYARATAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH 1. Pembuangan air limbah harus melalui saluran yang tertutup (V)
5
100
5
100
5
100
5
100
5
100
5
100
5
100
5
50
5
50
5
50
5
50
20
2. Pembuangan akhirnya, harus dibuang ke septicktank, atau kesaluran pembuangan air kotor perkotaan (V)
V
TEMPAT BERJUALAN MAKANAN 1. Makanan dan minuman yang dijual harus selalu dalam keadaan bersih & segar (V) 2. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang
K R I T E R
tertutup dan dalam jumlah yang cukup (V)
20
3. Karyawan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatannya setiap saat (V) 4. Kebersihan di sekitar tempat berjualan harus dijaga setiap hari (V) 5. Air yang digunakan adalah yang memenuhi syarat baik kualitas dan jumlahnya (V)
VI I HAL-HAL LAIN
A
a) Setiap jalan atau arus lalu lintas antar gang dan blok pencahayaannya harus cukup Disyaratkan 10 f. c.
: M e m
10
(V) b) Lantai harus selalu dalam keadaan bersih (V) c) Harus tersedia alat perlengkapan P3.K (V) d) Harus tersedia alat pemadam kebakaran (V)
e
100
Jumlah
n uhi Syarat : 990-1650 Tidak Memenuhi Syarat : < 990
32
1650
c) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 November 2018 pukul 10:00. Salah satu pemeriksaan fisik yang kami lakukan yaitu pengukuran pencahayaan yang dilakukan pada 5 titik dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut : 154,1 Lux
155,7 Lux
169,7 Lux
373,9
362,5
373,9 Lux
362,5 Lux
Dengan rumus : X Rata-rata = ( Xa + Xb + Xc + ……… + Xn)/N Keterangan : -
X Rata-rata = Tingkat Pencahayaan rata – rata
-
A,b,c,n
= titik – pengukuran
-
N
= Jumlah Titik
Hasil perhitungan : X Rata-rata = 154,1 + 155,7 + 169,7 + 373,9 + 362,5 5 = 1215,9 Lux 5 = 243,18 Lux 1 Lux = 0,0929 f.c Sedangkan 243,18 Lux = 22,59 f.c Maka hasil pengukuran pencahayaan di Mall Malioboro sebesar 22,59 f.c
33
d) Pembahasan Mall malioboro merupakan salah satu tempat-tempat umum yang ada di jalan malioboro, mall malioboro beralamatkan di Jl. Malioboro No. 52-58, Suryatmajan, Danurejan, Yogakarta. Kegiatan inspeksi sanitasi ini dimulai pada hari Rabu 14 November 2018 dengan membuat surat inspeksi sanitasi mall malioboro, kemudian pada hari Kamis 15 November 2018 menyerahkan surat undangan inspeksi sanitasi ke mall malioboro dan pada hari Senin 19 November 2018 pukul : 09:00 WIB melakukan inspeksi sanitasi di mall malioboro. Penilaian inspeksi sanitasi didasarkan pada formulir pemeriksaan sanitasi pusat perbelanjaan, komponen penilaiannya meliputi : persyaratan air bersih, persyaratan pembuangan sampah, persyaratan pembuangan kotoran manusia, persyaratan pembuangan air limbah, tempat penjualan makanan dan hal-hal lain seperti (pencahayaan antar gang dan blok, kebersihan lantai, P3K, dan tersedianya alat pemadam kebakaran). Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi tersebut diketahui bahwa seluruh komponen penilaian yang terdapat di mall malioboro dalam kondisi baik, untuk pengambilan sampel seperti air bersih maupun air limbah sudah rutin dilakukan. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan skor keseluruhan yaitu 1650, dan dari hasil perhitungan skor keseluruhan tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi sanitasi di Pusat Perbelanjaan (Mall Malioboro) memenuhi syarat, dimana standar kriterianya sebesar 990-1650. Selain melakukan penilaian inspeksi sanitasi mall, kami juga melakukan pegukuran pencahayaan. Pengukuran pencahayaan dilakukan pada 5 titik di lalu lintas antar gang/ blok yang terdapat di mall malioboro,
setelah dilakukan
perhitungan menggunakan rumus: X Rata-rata = ( Xa + Xb + Xc + ……… + Xn)/N didapatkan hasil pencahayaan sebesar 22,59 f.c. hasil pengukuran pencahayaan tersebut memenuhi syarat karena standar pencahayaan untuk pusat perbelanjaan sebesar 10 f.c
34
C. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Salon Kecantikan a) Pelaksanaan Nama Salon
: Salon Rudy Hadisuwarno
Hari/Tanggal Pemeriksaan
: Senin, 19 November 2018
Waktu
: 10:30 WIB
Alamat
: Jl. Malioboro No. 52-58, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta
Petugas
: Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL)
b) Formulir Penilaian Inspeksi Sanitasi NO
KOMPONEN
BOBOT
NILAI
SKOR
I
PERIJINAN (V)
10
5
50
5
50
5
175
5
175
5
175
Harus mempunyai dari instansi yang berwenang.
II
LETAK (V) Harus
jauh
dari
sumber
pencemaran
III
35
BAGIAN LUAR Halaman :(V) a. Bersih,
tidak
sampah
terdapat
berserakan,
genangan air dll. b. Tersedia
tempat
pengumpulan
sampah
yang tertutup, kedap air, mudah dibersihkan dan Mudah diangkat
IV
BAGIAN DALAM 1. Ruang tunggu (V) a. Tersedia
tempat
duduk yang bebas dari kutu busuk dan
serangga
35
lainnya dan selalu b. Dijaga
5
175
0
0
5
175
5
175
5
175
5
175
5
175
5
150
kebersihannya c. Tersedia
tempat
abu
puntung
/
rokok d. Pencahayaan 10 – 15 f.c e. Lubang minimal
fentilasi 10
%
luas lantai ruang tunggu f. Lantai dari bahan kedap selalu
air
dan dijaga
kebersihannya. 2. Ruang kerja (V) a. Tersedia
kotak
sampah
dan
kantong pembungkus rambut
sebelum
dibuang. b. Harus
tersedia
tempat
cuci
tangan
V
30
ALAT KERJA DAN BAHAN 1. Alat – alat kerja (V) a. Alat – alat kerja yang berhubungan dengan
kulit
seperti
sisir,
gunting,mesin cukur harus selalu 36
dijaga kebersihannya setiap kali akan dan
setelah
dipakai. b. Handuk
kecil
tersedia
banyak
5
150
5
150
5
150
5
150
5
150
rata – rata tamu langganan
yang
datang sehari dan hanya dipergunakan
1
orang 1 handuk c. Kain
penutup
bahan
berwarna
putih
berjumlah
rata – rata tamu / pengunjung seharinya d. Tempat
bedak
dan sabun harus bersih bebas dari potongan rambut. e. Cermin
harus
yang baik, tidak bergelombang 2. Bahan – bahan (V) a. Kosmetik / wangi – wangian yang dipergunakan harus
diperoleh
dari sumber yang dapat
dipercaya
(Saran dari Dinas Kesehatan) 37
b. Tersedia
larutan
5
150
0
0
0
0
5
125
untuk mendisinfeksi alat-alat
seperti
pisau cukur dan gunting.
VI
25
KARYAWAN (V) a. Pemangkas rambut / juru hias dalam keadaan sehat, mempunyai kesehatan
sertifikat yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat dan masih berlaku b. Pemangkas / juru hias harus memeriksakan diri secara berkala selambat – lambatnya 1 ( satu ) tahun sekali. c. Karyawan
dilengkapi
dengan pakaian kerja
100
JUMLAH
KRITERIA Memenuhi Syarat
: 631-1050
Tidak Memenuhi Syarat : <630
38
1.050
c) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 November 2018 pukul 10:30. Salah satu pemeriksaan fisik yang kami lakukan yaitu pengukuran pencahayaan yang dilakukan pada 5 titik dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut : 480 Lux
691 Lux
794 Lux
492 Lux
312,4 Lux
Dengan rumus : X Rata-rata = ( Xa + Xb + Xc + ……… + Xn)/N Keterangan : -
X Rata-rata = Tingkat Pencahayaan rata – rata
-
A,b,c,n
= titik – pengukuran
-
N
= Jumlah Titik
Hasil perhitungan : X Rata-rata = 480 + 691 + 794 + 492 + 312,4 5 = 2769,4 Lux 5 = 553,88 Lux 1 Lux = 0,0929 f.c Sedangkan 553,88 Lux = 51,45 f.c Maka hasil pengukuran pencahayaan di Salon Rudy Hadisuwarno sebesar 51,45 f.c
39
d) Pembahasan Salon Rudy Hadisuwarno merupakan salah satu tempat-tempat umum yang ada di Malioboro Mall Lt.2 Jl. Malioboro No. 52-58, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta. Kegiatan inspeksi sanitasi ini dimulai pada hari Rabu 14 November 2018 dengan membuat surat inspeksi sanitasi Salon Rudy Hadisuwarno, kemudian pada hari Kamis 15 November 2018 menyerahkan surat undangan inspeksi sanitasi ke Salon Rudy Hadisuwarno dan pada hari Senin 19 November 2018 pukul 10:30 WIB kami melakukan inspeksi sanitasi di Salon Rudy Hadisuwarno. Penilaian inspeksi sanitasi didasarkan pada formulir pemeriksaan sanitasi Salon, komponen penilaiannya meliputi : perijinan, letak, bagian luar dan bagian dalam, alat kerja dan bahan, serta karyawan. Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi tersebut diketahui bahwa seluruh komponen penilaian yang terdapat di Salon Rudy Hadisuwarno dalam kondisi baik karena hasil penghitungan skor mendapatkan hasil >1050 yaitu sebesar 2850, yang berarti sudah memenuhi persyaratan. Kecuali untuk karyawan pemangkas rambut/juru rias belum mempunyai sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan belum memeriksakan diri secara berkala selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sekali serta tidak adanya tempat abu/puntung rokok hal ini disebabkan ruangan dalam kondisi ber-AC. Untuk pengambilan sampel seperti air bersih sudah rutin dilakukan. Selain melakukan penilaian inspeksi sanitasi salon, kami juga melakukan pengukuran pencahayaan. Pengukuran pencahayaan dilakukan pada 5 titik lokasi, setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus: X Rata-rata = ( Xa + Xb + Xc + ……… + Xn)/N didapatkan hasil pencahayaan sebesar 51,45 f.c. hasil pengukuran pencahayaan tersebut memenuhi syarat karena standar pencahayaan untuk salon sebesar 10 - 15 f.c
40
e. Saran Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam inspeksi sanitasi salon yaitu dengan Mewajibkan karyawan untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala minimal 1 tahun sekali dan memiliki surat keterangan sehat dari dokter.
D. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Tempat Penginapan 1. Hotel Bintang Grand Inna Malioboro a) Gambaran Umum Lokasi Hotel Grand Inna Malioboro ini terletak di Jalan Malioboro No. 60, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta. (0274)566355, Penanggungjawab Hotel Grand Inna Malioboro ini adalah ibu Ni Komang Darmiati. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: Rabu, 21 November 2018
b. Waktu
: 09.30 WIB
c. Alamat
: Jalan Malioboro No. 60, Suryatmajan, Danurejan
d. Nama Pemilik
: PT. Hotel Indonesia
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No
Variable
1
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bangunan 122
2
Skor
Umum
93,8
Persyaratan kesehatan Kamar / Ruang
176 97,7
3
Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi
627 99,5
4
Karyawan
18 90
Jumlah
Skore keseluruhan
943
: {(122 + 176 + 627 + 18) / 960 } x 100% : 943 / 960 x 100% : 98,27 %
41
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 98,27 %, maka dari hasil perhitungan bahwa Hotel Grand Inna Malioboro (Inna Garuda) dinyatakan baik karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu minimal 75 %.
d) Hasil Pemeriksaan Fisik a. Pencahayaan kamar tidur tamu : 195,12 lux b. Pencahayaan ruang rilex
: 363 lux
c. Pencahayaan ruang tamu
: 112,14 lux
e) Pembahasan Hotel Grand Inna Malioboro terletak di Jalan Malioboro No. 60, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nama penanggung jawab Hotel ibu Ni Komang Darmiati. Hotel ini termasuk hotel bintang 4 dengan fasilitas kamar sejumlah 223 kamar. Di hotel ini juga terdapat fasilitas AC, kamar mandi. Karyawan di Hotel Grand Inna Malioboro ini sebanyak 180 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi hotel ini dimulai pada hari Kamis, 15 November dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Sabtu, 17 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke Hotel. Dan pada hari Rabu, 21 November 2018 pukul 09.30 WIB kami melakukan inspeksi sanitasi hotel. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggungjawab untuk meminta izin dan melaukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan Hotel Grand Inna Malioboro. Selain melakukan pengamatan inspeksi sanitasi hotel, kami juga melakukan pengukuran fisik pencahayaan. Untuk pengukuran pencahayaan dibandingkan dengan Persyaratan Lingkungan dan Bangunan Hotel, Kamar / Ruang, dan fasilitas Sanitasi Menurut Permenkes RI No. 80/Menkes/Per/II/1990. Berdasarkan pengukuran pencahayaan, kami menetapkan 3 titik yaitu diruang kamar tidur tamu, ruang tamu, dan ruang rilex. Di ruang kamar tidur didapat hasil pencahayaan 195,12 lux. Sehingga hasil ini memenuhi baku mutu ruang hotel yangberfungsi untuk membaca atau bercakap cakap yaitu minimal 100lux dan tidak menyebabkan silau. Diruang tamu didapat pencahayaan sebesar 112,14 lux. Dan untuk pencahayaan di ruang rilex didapatkan hasil 363 lux. 42
Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 98,27% sehingga dinyatakan baik sehat karena memnuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa : a. Variable persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan umum Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 93,8 % dan dinyatakan baik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan sempurna. b. Variable persyaratan kesehatan kamar / ruang Pada variable ini didapatkan skore 97,7 % dinyatakan telah memenuhi syarat. Komponen hampir semua telah mencapai nilai yang sempurna, hanya untuk kondisi kamar tidur yang pengap, tidak terdapat kamar lena, dan tidak terdapat gudang. c. Variable kesehatan fasilitas sanitasi Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 99,5 %, variable ini dinyatakan sehat karena memenuhi standard yang ditetapkan yaitu 80%. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu hanya tidak terdapat toilet umum, d. Variabel karyawan Pada variable ini didapatkan skore 90 %. Semua komponen tidak memenuhi persyaratan, seperti karyawan pada hotel ini tidak dilengkapi pakaian kerja dan tidak mempunyai surat keterangan dari dokter yang masih berlaku. f) Permasalahan yang timbul a. Tempat Pembuangan sementara yang sudah ada pemilahan menurut jenisnya, namun isi dari tempat sampahnya tidak sesuai dengan pemilahannya (tercampur). g) Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan lingkungan hotel agar tidak meneybabkan terjadinya peularan penyakit. b. Sebaiknya karyawan melakukan pemeriksaan rectal swab secara rutin.
43
2. Hotel Melati Prambanan Guest House a) Gambaran Umum Lokasi Prambanan Guest Hiuse ini terletak di Jalan Sosrokusuman DN 1 / No. 111 (0274)557594, Kota Yogyakarta. Penanggungjawab Prambanan Guest House ini adalah bapak Herjuno. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: Kamis, 22 November 2018
b. Waktu
: 10.30 WIB
c. Alamat
: Jalan Sosrokusuman DN 1 / No. 111
d. Nama Pemilik
: Bapak Herjuno
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No
Variable
Skor
1
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bangunan 121 Umum
2
Persyaratan kesehatan Kamar / Ruang
150
3
Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi
588
4
Karyawan
0
5
Pelayanan Makanan Dan Minuman
88
Jumlah
947
Skore keseluruhan
: {(121 + 150 + 588 + 0 + 88 ) / 1141 } x 100% : 947 / 1141 x 100% : 82,99 %
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 82,99 %, maka dari hasil perhitungan bahwa Prambanan Guest House dinyatakan baik karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu minimal 75 %. d) Hasil Pemeriksaan Fisik d. Pencahayaan kamar tidur tamu : 87,3 lux e. Pencahayaan ruang rilex
: 48,9 lux
f. Pencahayaan ruang tamu
: 249 lux
e) Pembahasan Prambanan Guest House terletak di Jalan Sosrokusuman No. 111, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama penanggung jawab Hotel bapak Herjuno. Hotel ini termasuk hotel 44
melati III dengan fasilitas kamar lebih dari 15 kamar.
Di hotel ini juga
terdapat fasilitas AC, kamar mandi. Karyawan di Hotel Prambanan Guest House ini sebanyak 3 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi hotel ini dimulai pada hari Kamis, 15 November dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Rabu, 21 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke Hotel. Dan pada hari Kamis, 22 November 2018 pukul 10.30 WIB kita melakukan inspeksi sanitasi hotel. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggungjawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan Hotel Prambanan Guest House. Selain melakukan pengamatan inspeksi sanitasi hotel, kami juga melakukan pengukuran fisik pencahayaan, dan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi yang diambil kran dapur. Untuk pengukuran pencahayaan dibandingkan dengan Persyaratan Lingkungan dan Bangunan Hotel, Kamar / Ruang, dan fasilitas Sanitasi Menurut Permenkes RI No. 80/Menkes/Per/II/1990. Berdasarkan pengukuran pencahayaan, kami menetapkan 3 titik yaitu diruang kamar tidur tamu, ruang tamu, dan ruang rilex. Di ruang kamar tidur didapat hasil pencahayaan 87,32 lux. Sehingga hasil ini tidak memenuhi baku mutu ruang hotel yangberfungsi untuk membaca atau bercakap cakap yaitu minimal 100lux dan tidak menyebabkan silau. Diruang tamu didapat pencahayaan sebesar 249 lux. Dan untuk pencahayaan di ruang rilex didapatkan hasil 48, 9 lux. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 82,99 % sehingga dinyatakan baik sehat karena memnuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa : a. Variable persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan umum Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 100 % dan dinyatakan baik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan sempurna. b. Variable persyaratan kesehatan kamar / ruang Pada variable ini didapatkan skore 84,3 % dinyatakan telah memenuhi syarat. Komponen hamper semua telah mencapai nilai yang sempurna, 45
hanya untuk kondisi kamar tidur yang pengap, tidak terdapat kamar lena, dan tidak terdapat gudang. c. Variable kesehatan fasilitas sanitasi Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 86,7 %, variable ini dinyatakan sehat karena memenuhi standard yang ditetapkan yaitu 80%. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu hanya tidak terdapat toilet umum, d. Variabel karyawan Pada variable ini didapatkan skore 0 %. Semua komponen tidak memenuhi persyaratan, seperti karyawan pada hotel ini tidak dilengkapi pakaian kerja dan tidak mempunyai surat keterangan dari dokter yang masih berlaku. e. Variabel pelayanan makanan dan minuman Pada variable ini didapatkan hasil 77,2 %. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu luas dapur kurang dari 40% dari ruang makan, tidak dilengkapi sungkup asap, tidak tersedia fasilitas penyimpanan – penyimpanan makanan panas dan dingin, dan tidak terdapat ruang makan. f) Permasalahan yang timbul a. Kondisi kamar pengap b. Tidak terdapat ruang makan c. Karyawan terbatas dan tidak memakai seragam d. Tidak ada gudang makanan e. Karyawan tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala f. Tidak ada toilet umum g) Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan lingkungan hotel agar tidak meneybabkan terjadinya peularan penyakit. b. Sebaiknya disediakan kamar lena untuk karyawan c. Sebaiknya karyawan memiliki surat keterangan dokter dan masih berlaku d. Sebaiknya karyawan melakukan pemeriksaan rectal swab secara rutin
46
E. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Tempat Makan 1. Hokben Malioboro Mall a) Gambaran Umum Lokasi Hokben ini terletak di Malioboro Mall lantai dasar (G Floor) Jl. Malioboro No. 52-58,Suryatmajan, Danurejan, KotaYogyakarta, DIYogyakarta. Penanggungjawab Hokben ini adalah bapak Faizal. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: Senin, 19 November 2018
b. Waktu
: 09.30 WIB
c. Alamat
: Jl. Malioboro No. 52 - 58, Suryatmajan, Danurejan
d. Nama Pemilik
: PT. Eka Bogainti
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No
Variable
Skor
1
Persyaratan Kesehatan Lokasi dan Bangunan
91
2
Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi
141
3
Persyaratan kesehatan Dapur,
Ruang makan, dan 137
gudang 4
Persyaratan kesehatan Bahan Makanan dan Makanan 100 jadi
5
Pengolahan Makanan
40
6
Tempat penyimpan bahan makanan dan makanan jadi
86
7
Penyajian makanan
40
8
Peralatan
150
9
Tenaga Kerja
129
Jumlah
914
Skore keseluruhan
: 914
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 914 maka dari hasil perhitungan bahwa Hokben Malioboro Mall dinyatakan baik karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu minimal 700.
47
d) Pembahasan Hokben Malioboro Mall terletak di Malioboro Mall lantai dasar (G Floor)
Jl.
Malioboro
No.
52
-
58,
Suryatmajan, Danurejan, Kota
Yogyakarta, DI Yogyakarta.. Nama penanggung jawab rumah makan adalah bapak Faizal. Hokbenl ini termasuk Rumah makan/Restaurant dengan puluhan menu yang langsung dimasak dan juga seketika disajikan ditempat tersebut. Di Hokben ini juga terdapat fasilitas AC, kamar mandi, dan wastafel. Karyawan di Restaurant ini sebanyak 15 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi tempat makan ini dimulai pada hari Kamis, 15 November dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Sabtu, 17 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke Hokben. Dan pada hari Senin, 19 November 2018 pukul 09.30 WIB kami melakukan inspeksi sanitasi Rumah Makan. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggungjawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan Hokben Malioboro Mall. Selain melakukan pengamatan inspeksi sanitasi Rumah makan, kami juga melakukan pengukuran fisik pencahayaan, dan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi yang diambil kran dapur. Untuk pengukuran pencahayaan dibandingkan dengan Menurut keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1098/MENKES/SK/Vll/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran bahwa pencahayaan minimal tersebar merata disetiap ruangan, intensitas cahaya 10 fc (±108 lux) dan tidak menyilaukan. Berdasarkan pengukuran pencahayaan, kami menetapkan 1 titik yaitu
di
dapur. Di dapur didapat hasil pencahayaan 282,4 lux. Sehingga hasil ini memenuhi baku mutu. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 914 sehingga dinyatakan baik sehat karena memenuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa :
a. Variable Persyaratan Kesehatan Lokasi dan Bangunan Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 91 dan dinyatakan baik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui 48
bahwa kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan sempurna. b. Variable persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi Pada variable ini didapatkan skore 141 dinyatakan telah memenuhi syarat. Komponen hampir semua telah mencapai nilai yang sempurna, hanya untuk tempat mencuci bahan makanan agak sedikit kotor dan tidak rapi penataannya. c. Variable kesehatan Dapur, Ruang makan, dan gudang Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 137, variable ini dinyatakan sehat karena memenuhi standard yang ditetapkan. d. Variabel kesehatan Bahan Makanan dan Makanan jadi Pada variable ini didapatkan skore 100. Semua komponen memenuhi persyaratan, Bahan makanan dan Makanan jadi disimpan dan disajikan dengan baik dan sesuai persyaratan. e. Variabel Pengolahan Makanan Pada variable ini didapatkan hasil 40. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu tenaga/pekerja yang bertugas menjamah makanan tidak menggunakan APD lengkap seperti masker, padahal mulut merupakan salah satu sumber pencemar. f. Variabel Tempat penyimpan bahan makanan dan makanan jadi Pada variable ini didapatkan hasil 86. Semua komponen memenuhi persyaratan. Penempatan terpisah masing masing makanan jadi dan bahan makanan, tempatnya bersih dan terpelihara, juga disusun dalam rak-rak dengan rapi dan praktis, sehingga memudahkan dalam mengelola. g. Variabel Penyajian makanan Pada variable ini didapatkan hasil 40. Komponen memenuhi syarat. Suhu penyajian hangat, Pewadahan menggunakan alat yang bersih, penyajian pada tempat yang bersih, sayangnya penyajian masih dengan keadaan terbuka, namun tidak apa-apa karena jarak tempat mengolah dengan tempat penyajian hanya kurang lebih 5 m. h. Variabel Peralatan Pada variable ini didapatkan hasil 150. Seluruh komponen memenuhi syarat. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan selalu dalam 49
keadaan bersih sebelum digunakan, alat dalam keadaan utuh, halus, dan tidak mengandung zat berbahaya. i. Variabel Tenaga Kerja Pada variable ini didapatkan hasil 129. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu personal hygiene dari pekerja yang bertugas menjamah makanan yang tidak menggunakan sarung tangan. e) Permasalahan yang timbul a. Karyawan tidak menggunakan APD yang lengkap seperti masker dan sarung tangan. f) Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan dan kesehatan dalam mengolah makanan dengan memastikan tidak ada kontaminasi dan pencemaran dengan cara selalu menggunakan masker dan sarung tangan untuk meminimalisir kontaminasi.
2. Sate Podomoro a) Gambaran Umum Lokasi Sate Podomoro ini terletak di Jl. Mataram No.11, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55213. Penanggungjawab Sate Podomoro ini adalah bapak Gunawan. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: Kamis, 22 November 2018
b. Waktu
: 09.30 WIB
c. Alamat
: Jl. Mataram No.11, Suryatmajan, Danurejan,
d. Nama Pemilik
: Bapak Gunawan
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No
Variable
Skor
1
Persyaratan Kesehatan Lokasi dan Bangunan
69
2
Persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi
104
3
Persyaratan kesehatan Dapur,
Ruang makan, dan 107
gudang 4
Persyaratan kesehatan Bahan Makanan dan Makanan 95 jadi
50
5
Pengolahan Makanan
40
6
Tempat penyimpan bahan makanan dan makanan jadi
58
7
Penyajian makanan
40
8
Peralatan
120
9
Tenaga Kerja
80
Jumlah
713
Skore keseluruhan
: 713
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 713 maka dari hasil perhitungan bahwa Sate Podomoro dinyatakan baik karena skore melebihi standard yang diteteapkan yaitu minimal 700. d) Pembahasan Sate Podomoro terletak di Jl. Mataram No.11, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55213. Nama penanggung jawab Sate Podomoro ini adalah bapak Gunawan. Sate Podomoro ini termasuk Rumah makan/Restaurant dengan menu utama Sate Ayam yang langsung dimasak dan juga seketika disajikan ditempat tersebut.
Di Sate
Podomoro ini juga terdapat fasilitas Tempat sampah, kamar mandi, dan wastafel. Karyawan di Restaurant ini sebanyak 17 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi tempat makan ini dimulai pada hari Kamis, 15 November dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Sabtu, 17 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke Sate Podomoro. Dan pada hari Kamis, 22 November 2018 pukul 09.30 WIB kami melakukan inspeksi sanitasi Rumah Makan. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggungjawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan Sate Podomoro. Selain melakukan pengamatan inspeksi sanitasi Rumah makan, kami juga melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi yang diambil kran dapur. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 713 sehingga dinyatakan baik sehat karena memenuhi standard. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa :
51
a. Variable Persyaratan Kesehatan Lokasi dan Bangunan Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 69 dan dinyatakan kurang sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kesehatan lingkungan dan bangunan kurang memenuhi syarat dari segi lokasi, lingkungan, bangunan, penggunaan ruang, dan konstruksi sehingga penilaian yang dihasilkan belum sempurna. b. Variable persyaratan kesehatan Fasilitas Sanitasi Pada variable ini didapatkan skore 104 dinyatakan telah memenuhi syarat. Komponen hampir semua telah mencapai nilai yang sempurna, hanya untuk tempat mencuci bahan makanan agak sedikit kotor dan tidak rapi penataannya, untuk toilet masih kotor, loker karyawan berada pada tempat yang campur bersama tempat pengolahan, dan tempat sampah masih minim jumlahnya. Hayaada 1 tempat terbuka. c. Variable kesehatan Dapur, Ruang makan, dan gudang Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 107, variable ini dinyatakan kurang sehat karena ada yang belum memenuhi standard yang ditetapkan. Seperti gudang bahan makanan yang tidak ada, jadi langsung bersamaan penempatannya dengan tempat pengolahan. d. Variabel kesehatan Bahan Makanan dan Makanan jadi Pada variable ini didapatkan skore 95. Komponen belum cukum memenuhi persyaratan dikarenakan bahan makanan tidak ada tempat penyimpanannya, langsung diletakkan pada tempat pengolahan dan segera diolah. e. Variabel Pengolahan Makanan Pada variable ini didapatkan hasil 40. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu tenaga/pekerja yang bertugas menjamah makanan tidak menggunakan APD lengkap seperti masker, cemelek, dan sarung tangan padahal
hal itu merupakan salah satu komponen penting penangkal
kontaminasi dan pencemaran. f. Variabel Tempat penyimpan bahan makanan dan makanan jadi Pada variable ini didapatkan hasil 58. Semua komponen belum memenuhi persyaratan. Tidak ada penempatan terpisah masing masing makanan jadi dan bahan makanan, tempatnya agak kotor, dan jadi satu tempat di tempat pengolahan. 52
g. Variabel Penyajian makanan Pada variable ini didapatkan hasil 40. Komponen memenuhi syarat. Suhu penyajian hangat, Pewadahan menggunakan alat yang bersih, penyajian pada tempat yang bersih, sayangnya penyajian masih dengan keadaan terbuka, namun tidak apa-apa karena jarak tempat mengolah dengan tempat penyajian hanya kurang lebih 2 m. h. Variabel Peralatan Pada variable ini didapatkan hasil 120. Seluruh komponen memenuhi syarat. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan, alat dalam keadaan utuh, halus, dan tidak mengandung zat berbahaya. i. Variabel Tenaga Kerja Pada variable ini didapatkan hasil 80. Komponen yang tidak memenuhi syarat yaitu tidak ada pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin, personal hygiene dari pekerja yang bertugas menjamah makanan yang tidak menggunakan sarung tangan dan APD yang sesuai, dan tidak ada pengetahuan atau sertifikat higiene sanitasi makanan. e) Permasalahan yang timbul a. Karyawan tidak menggunakan APD yang lengkap seperti masker dan sarung tangan. f) Saran a. Sebaiknya lebih dijaga lagi kebersihan dan kesehatan dalam mengolah makanan dengan memastikan tidak ada kontaminasi dan pencemaran dengan cara selalu menggunakan masker dan sarung tangan untuk meminimalisir kontaminasi.
F. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Tempat Jasa Boga/Catering a). Pelaksanaan Nama Usaha Jasaboga
: Catering Safirna
Nama Pengusaha
: Nedi Kurniawan
Hari/Tanggal Pemeriksaan
: Senin, 12 November 2018
Waktu
: 09:00 WIB 53
Alamat
: Jl. Jl.Bausasran Dn.3/822, Yogyakarta
Petugas
: Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL)
b). Pembahasan Jasaboga (Catering safirna)
terletak
di Jl.Bausasran Dn.3/822,
Yogyakarta. Pemilik usaha jasa boga ini bernama Nedi Kurniawan. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di Catering Safirna, jasaboga ini merupakan jenis jasaboga golongan A yaitu dengan kategori khususnya golongan A3 dikarenakan pengolahannya
menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan
tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. Kegiatan inspeksi sanitasi ini dimulai pada hari Senin 12 November 2018 pukul : 09:00 WIB (melakukan inspeksi sanitasi di Catering safirna serta mengambil sampel air bersih dengan teknik pengambilan sampel secara mikrobiologi dan kimia), lalu pada hari Selasa 13 November 2018 (mengambil sampel makanan dan usap alat makan). Penilaian inspeksi sanitasi didasarkan pada formulir pemeriksaan sanitasi jasaboga menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga. Kondisi halaman sekitar catering bersih, tidak terdapat genangan air, rapih, dan bebas dari barangbarang tidak berguna. Untuk kapasitas pegelolaan normal dalam sehari catering safirna bisa memproduksi 501-1.000 hidangan dengan sasaran pelayanan masyarakat umum seperti rumah tangga, pesta, rapat, atau masyarakat khusus seperti karyawan pabrik, kantor, perusahaan dan lain-lain. Cara penyajiannya bisa menggunakan dos/rantang, prasmanan/display/buffet dengan cara pengelolaan dikelola secara professional. Untuk ukuran luas lantai dapur sekitar 50 X 25 m2. Tempat penyimpanan makanan pada catering safirna menggunakan lemari es (2 buah) dan freezer (1 buah), sedangkan tempat penyimpanan peralatan dengan makanan kering dipisah. Untuk sumber air bersih menggunakan sanyo, pompa tangan tertutup dan untuk pemeriksaan kualitas air bersih selalu rutin diperiksa. Catering safirna menyediakan tempat sampah tetapi kondisi tempat sampah masih terbuka sehingga mendatangkan lalat disekitar tempat sampah 54
tersebut, frekuensi membuang sampah diangkut setiap hari dan tidak terjadi penumpukan sampah, sedangkan untuk sarana pembuangan limbah cair dari kamar mandi, dapur, WC, dalam kondisi baik dan terdapat sarana tersendiri yang terkonstruksi dengan baik, selain itu catering safirna juga memiliki alat penangkap lemak (grease trap) pada saluran limbah yang masih berfungsi dengan baik. Untuk para tenaga kerja selalu dilakukan pemeriksaan kesehatan karyawan minimal setiap 6 bulan sekali, para tenaga kerja selalu mencuci tangan saat akan mengolah atau bersentuhan dengan makanan, tetapi masih ada pengolah makanan yang masih menggunakan perhiasan pada anggota tubuhnya. Selain itu tersedia obat-obatan pencegah kecelakaan (PPPK) untuk para tenaga kerja jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja, fasilitas lainnya yaitu terdapat kamar ganti pakaian atau lemari penyimpanan pakaian (Loker) bagi para tenaga kerja. Untuk kamar mandi kondisinya masih tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan. Dari inspeksi sanitasi jasaboga yang sudah dilakukan didapatkan hasil sebesar 81,9 %. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan uji kelaikan fisik untuk hygiene sanitasi makanan jasa boga yang berjumlah 68, lalu dibagi dengan nilai bobot untuk golongan jasaboga A3 sebesar 83. Lalu hasil pembagian tersebut dikalikan dengan 100%. Hasil 81,9% tersebut belum sesuai dengan persyaratan minimal untuk golongan A3 yaitu sebesar 92,5%. c). Permasalahan yang timbul a. Masih terdapat pekerja yang mengunakan perhiasan saat mengolah makanan b. Kondisi tempat sampah masih terbuka/ tidak berpenutup sehingga mendatangkan lalat c. Belum dilakukan pemisahan antara toilet laki-laki dan perempuan d. Belum terdapat alat pembuang asap di dapur d). Saran a. Sebaiknya para pekerja saat sedang mengolah makanan tidak menggunakan atribut perhiasaan di tubuhnya karena bisa memungkinkan terjadinya kontaminasi pada makanan yang akan diolah
55
b. Sebaiknya tempat sampah diberi penutup dan didalamnya dilapisi dengan kantong plastik agar memudahkan saat proses pengangkutan serta mencegah datangnya vektor seperti lalat c. Sebaiknya dilakukan pemisahan pada toilet/kamar mandi antara pekerja lakilaki dan perempuan agar pekerja lebih nyaman d. Sebaiknya pada ruang dapur dilengkapi dengan alat pembuang asap agar asap yang dihasilkan tidak mengganggu para pekerja
G. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Sekolah a). Pelaksanaan Nama Sekolah
: SD Muhammadiyah Bausasran
Hari/Tanggal Pemeriksaan
: Senin, 5 November 2018
Waktu
: 10:00 WIB
Alamat
: Jl. Ronodigdayan No.60,Bausasran, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta
Petugas
: Mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL)
b). Pembahasan SD Muhammadiyah Bausasran terletak di Jl. Ronodigdayan No.60, Bausasran, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta. SD Muhammdiyah Bausasran Yogyakarta didirikan tanggal 1 Agustus 1923 oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai Pendiri Muhammadiyah dan Pahlawan Nasional. Kegiatan inspeksi sanitasi ini dimulai pada hari Senin 5 November 2018 pukul 10:00 WIB. Penilaian inspeksi sanitasi sekolah meliputi lokasi, konstruksi, ruang dan bangunan, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah, kantin sekolah, dan halaman parkir. Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi tersebut diketahui bahwa komponen penilaian seperti; lokasi, konstruksi, ruang dan bangunan, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah yang terdapat di SD Muhammadiyah Bausasran dalam kondisi baik. Untuk komponen kantin sekolah dan halaman parkir belum dalam kondisi baik, hal ini dikarenakan pramusaji di kantin sekolah belum pernah dikursus penjamah makanan serta tidak adanya pengatur dan penjaga keamanan parkir. 56
Untuk pengambilan sampel seperti air bersih maupun sampel makanan sudah rutin dilakukan. Pada hari Selasa, 13 November 2018 kami juga melakukan praktik pengambilan sampel makanan berupa tempura yang kemudian dikirim ke UPT Farmasi dan Alat Kesehatan Kota Yogyakarta berlokasi di Jl. Singoranu No.11, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55162 untuk dilakukan pemeriksaan sampel makanan. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan skor keseluruhan yaitu 7920, dan dari hasil perhitungan skor keseluruhan tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi sanitasi di SD Muhammadiyah Bausasran sudah memenuhi syarat. c). Saran Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam inspeksi sanitasi sekolah yaitu: a.
Pramusaji makanan dan minuman diberi kursus tentang penjamah makanan.
b.
Adanya petugas pengatur dan penjaga keamanan parkir sehingga keamanan menjadi terkontrol.
H. Kualitas Lingkungan dan Sanitasi Asrama a) Gambaran Umum Lokasi Asrama Sriwijaya merupakan asrama yang dihuni oleh mahasiswa dari Sumatra Selatan. Asrama Sriwijaya ini dihuni sejumlah 10 mahasiswa dan berjenis kelamin laki laki semua. Asrama Sriwijaya terletak di jalan Ronodigdayan, Bausasran, danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. b) Pelaksanaan a. Hari / tanggal
: Senin, 26 November 2018
b. Waktu
: 09.00 WIB
c. Alamat
: Jalan Ronodigdayan, Bausasran, danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
57
c) Hasil Inspeksi Sanitasi No
Variable
Skor
1
Komponen Rumah
496
2
Sarana Sanitasi
275
3
Perilaku
175
4
Lain – lain
171
Jumlah skor
1117
Luas asrama
250 m2
Jumlah penghuni
10
Kriteria : Rumah Sehat
: 1111 – 1540
Kurang sehat
: 683 – 1110
Tidak sehat : 254 – 682 Dari jumlah keseluruhan skore yang didapatkan dari inspeksi asrama sejumlah 1117, yang berarti termasuk dalam kriteria sehat.
d) Pembahasan Asrama Sriwijaya terletak di jalan Ronodigdayan, Bausasran, danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Asrama Sriwijaya merupakan asrama yang dihuni oleh mahasiswa dari Sumatra Selatan. Asrama Sriwijaya ini dihuni sejumlah 10 mahasiswa dan berjenis kelamin laki Kegiatan inspeksi sanitasi asrama ini dimulai pada hari Kamis, 15 November dengan membuat surat inspeksi, kemudian pada hari Saabtu, 24 November 2018 menyerahkan surat inspeksi sanitasi ke Asrama Sriwijaya. Dan pada hari Senin, 26 November 2018 pukul 09.00 WIB kita melakukan inspeksi sanitasi asrama. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui penanggungjawab untuk meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan Asrama Sriwijaya. Dari hasil penilaian, total skore yang didapatkan adalah 1117 sehingga dinyatakan baik sehat karena memenuhi standard rumah sehat yaitu 1111 - 1540. Apabila dijabarkan dari masing masing variable dapat diketahui bahwa :
58
a. Variable komponen rumah Hasil pemeriksaan pada variable ini diketahui mendapatkan skore 496% dan dinyatakan baik . Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi syarat dari segi langit – langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,dan pencahayaan alami. Sedangkan yang kurang dari komponen ini yaitu setiap pintu ruang tidur tidak dipasang kasa nyamuk, tidak ada jendela di ruang kelurga (berkumpul), dan lubang asap yang tidak berfungsi dengan baik. b. Variable sarana sanitasi Pada variable ini didapatkan skore 275, dinyatakan telah memenuhi syarat. Komponen hampir semua telah mencapai nilai yang sempurna, hanya tempat sampah yang digunakan tidak tertutup. c. Variable perilaku Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore penilaian yaitu 175, variable ini dinyatakan baik. Komponen yang kurang baik yaitu membuka jendela kadang – kadang , pengelolaan sampah yang kurang yaitu tidak dimanfaatkan atau didaur ulang, dan menguras kamar mandi hanya setiap 3 hari sekali. d. Variable lain – lain Pada variable ini didapatkan skore 171. Semua komponen hampir memenuhi syarat yaitu kepadatan penghuni >8m2 per orang , tidak ada tiku, lalat , kecoa. Tetapi masih ada nyamuk.
59
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Dari inspeksi sanitasi yang dilakukan terhadap 11 tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas Danurejan II didapatkan hasil akhir inspeksi 10 tempat diantaranya telah memenuhi persyaratan, Namun untuk Catering Safirna yang termasuk jasa boga Gol.A3 didapatkan hasil sebesar 81,9 % yang dinyatakan belum sesuai dengan persyaratan minimal untuk golongan A3 yaitu sebesar 92,5%. Masih terdapat pekerja yang mengunakan perhiasan saat mengolah makanan, Kondisi tempat sampah masih terbuka/ tidak berpenutup sehingga mendatangkan lalat, Belum dilakukan pemisahan antara toilet laki-laki dan perempuan, dan Belum terdapat alat pembuang asap di dapur
B. Saran Sebagai tempat-tempat umum yang merupakan tempat kegiatan dan beraktifitas bagi masyarakat luas sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dalam mengelola dan mematuhi persyaratan yang berlaku agar tercipta kesehatan tempat umum yang terjamin.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. “Sanitasi Tempat-tempat Umum”. http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2010/12/sanitasi-tempat-tempatumum.html. Dikases pada tanggal 05 Desember 2018. Anonim. 2009. “Contoh Makalah Sanitasi Tempat-tempat Umum”. http://ruryazzufar.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-sanitasi-tempat-tempat.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2018. Anonim.______. “ Pedoman Hygene Sarana” http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman%20hygiene%20sarana.pdf. Diakses pada tanggal 08 Desember 2018. Ain_Jie. 2009. “Pengertian Hygiene dan Sanitasi”. http://ainhygiene.blogspot.com/2009/08/pengertian-hygiene-sanitasi.html. Diakses pada tanggal 08 Desember 2018. Anonim._______. “Pengertian Sanitasi dan Konsep”. http://id.shvoong.com/medicine-andhealth/epidemiology-public-health/2194184-pengertian-sanitasi-dankonsep/#ixzz1gIpdOvwT. Diakses pada tanggal 08 Desember 2018.
61
LAMPIRAN
62
DOKUMENTASI KEGIATAN
Pengukuran pencahayaan pada
Kondisi ruangan salon Rudi
kamar tidur hotel Grand Inna
Hadisuarno
Garuda
Kondisi Ruang Penyajian Sate
Pengambilan sampel makanan
Podomoro
kantin SD Muh. Bausasran
63
Pengambilan Sampel Air Bersih
Inspeksi Sanitasi Masjid
untuk parameter Kimia
Lempuyangan
Pemeriksaan Pencahayaan lorong
Kondisi tempat pengolahan
Mall Malioboro
makanan Hokben Mall Malioboro
64