Disusun Oleh: Kelas C Sari Aprilia (3311171095) Ananda Zavicca (3311171107) Afifah Isnaeni M.p (3311171117) Reni Mulyati (3311171121) Dini Andini (3311171124)

  • Uploaded by: silvyfebry
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Disusun Oleh: Kelas C Sari Aprilia (3311171095) Ananda Zavicca (3311171107) Afifah Isnaeni M.p (3311171117) Reni Mulyati (3311171121) Dini Andini (3311171124) as PDF for free.

More details

  • Words: 852
  • Pages: 15
Disusun Oleh: Kelas c Sari aprilia (3311171095) Ananda zavicca (3311171107) Afifah isnaeni m.p (3311171117) Reni Mulyati (3311171121) Dini andini (3311171124)

Gangguan Sistem Metabolisme Gangguan metabolisme tubuh adalah kondisi saat proses metabolisme tidak terjadi sebagaimana mestinya. Tubuh malah menghasilkan nutrisi yang berlebihan atau yang kekurangan bagi tubuh.

Γ—

Terganggunya proses bekerja suatu organ tertentu merupakan salah satu penyebab gangguan pada sistem metabolisme. Kondisi ini sering kali terjadi karena kurangnya suatu hormon atau enzim, konsumsi makanan tertentu dengan berlebihan, serta faktor keturunan

Apakah itu Obesitas? Obesitas adalah KELEBIHAN LEMAK TUBUH >> Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. >> Sedangkan sistem di Amerika dan imperial IMT = lb x 703/ in2 dimana lb adalah berat badan subyek dalam pon dan in adalah tinggi badan subyek dalam inchi.

Indeks massa tubuh BMI =

π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› (π‘˜π‘”) 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› (𝑀2)

IMT

KLASIFIKASI

< 18,5

Berat badan kurang

18,5 – 24,9

Normal

25,0 – 29,9

Berat badan lebih

30,0 – 34,9

Kegemukan kelas 1

35,0 – 39,9

Kegemukan kelas 2

β‰₯ 40,0

Kegemukan kelas 3

β€œ

OBESITAS PADA ANAKANAK

Kisaran IMT sehat berbeda-beda bergantung pada usia dan jenis kelamin anak. Seperti halnya kegemukan pada dewasa, berbagai faktor ikut berperan dalam meningkatkan angka kegemukan anak. Tata laksana yang diterapkan pada anak terutama adalah intervensi gaya hidup dan teknik perilaku, meskipun upaya untuk meningkatkan aktivitas fisik pada anak-anak jarang berhasil.

Obesitas pada hewan Γ—

Kegemukan pada hewan peliharaan sering ditemukan di berbagai negara. Angka berat badan lebih dan kegemukan anjing di Amerika Serikat berkisar antara 23% dan 41% dengan sekitar 5,1% anjing mengalami kegemukan. Angka kegemukan pada kucing sedikit lebih tinggi, yaitu 6,4%. Di Australia, angka kegemukan anjing pada data dokter hewan adalah 7,6%.

Obesitas pada ibu hamil

Γ—

Γ—

Γ—

Kegemukan memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan. Risiko yang ada menjadi dua kali lipat jika obesitas terjadi pada ibu hamil.Selain berisiko bagi perkembangan ibu hamil, kondisi kegemukan sendiri membuat usaha untuk hamil menjadi lebih sulit ketimbang pada perempuan yang massa tubuhnya ideal β€’ Perempuan yang masuk kategori obesitas dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan semenjak memulai perencanaan kehamilan. Perempuan obesitas yang memutuskan untuk hamil juga diharuskan untuk melakukan kontrol secara rutin. Karena lebih berisiko terkena diabetes, pre eklampsia, kelainan (cacat) bawaan pada janin dan kemungkinan keguguran β€’ Karena itu, perempuan yang mengalami obesitas disarankan untuk mengubah gaya hidup serta pola makannya untuk dapat mencapai batas berat badan yang ideal. Perempuan dengan berat badan ideal akan meningkatkan kualitas janin yang dikandungnya.

Ciri – ciri obesitas Selain dilihat dari fisik serta IMTnya, obesitas dapat dilihat dari beberapa hal seperti berikut ini : β€’ Sulit tidur

β€’ Mendengkur β€’ Henti napas untuk sementara secara tiba-tiba saat tidur β€’ Nyeri punggung atau sendi β€’ Berkeringat secara berlebihan β€’ Selalu merasa panas β€’ Ruam atau infeksi pada lipatan kulit β€’ Sulit bernapas

β€’ Sering ngantuk dan lelah β€’ Depresi

GAYA HIDUP Obesitas bisa terjadi karena banyak faktor, β€œNamun, 90% obesitas terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Salah satu faktornya adalah karena asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup, atau istilah kerennya, sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak).

FAKTOR LAIN FAKTOR GENETIK Hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas adalah faktor genetik, yaitu sebanyak 25-35 %. Jadi, jika ada anggota keluarga Anda yang memiliki riwayat obesitas, maka Anda memiliki risiko yang lebih tinggi menderita obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Beberapa hal lain yang turut berperan dalam obesitas adalah konsumsi obat-obatan tertentu – seperti obat depresi– dan faktor usia. Saat usia Anda bertambah, maka kinerja sistem metabolisme Anda akan menurun. Hal ini menyebabkan lemak menjadi lebih cepat tersimpan.

Tips β€œmencegah obesitas” Untuk mencegah obesitas dapat melakukan tindakan sebagai berikut : β€’ Sering berolahraga β€’ Makan makanan sehat rendah lemak β€’ Jaga berat badan sehat anda β€’ Selalu konsisten terhadap perencanaan mengenai gaya hidup sehat anda sehari-hari

Γ—

Diabetes militus Γ— Sekelompok gangguan metabolik kronik, yang ditandai dengan kiperglikemia.

Γ— DIABETES TIPE 1

DIABETES TIPE 2

TANDA-TANDA DIABETES Γ— Γ— Γ— Γ— Γ— Γ— Γ— Γ— Γ— Γ—

Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) Sering atau cepat merasa haus/ dahaga (Polydipsia) Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) Frekwensi urine meningkat/ kencing terus (Glycosuria)

Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya Kesemutan/ mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki Cepat lelah dan lemah setiap waktu Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

Apabila luka/ tergores (korengan) lambat penyembuhannya Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Pengobatan dan penanganan penyakit diabetes melitus Γ—

Γ—

tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/ Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Related Documents


More Documents from "Mugi"