ANESTESI
Nama Kelompok : 1. Ananda Zavicca 2. Annisa Zamarotus SN 3. Vivi Purnama
Farmasi C
3311171107 3311171112 3311171118
Anestesi umum
“
Obat anestesi memengaruhi neuron di berbagai lokasi di dalam sel, tetapi fokus utamanya yaitu di sinaps. Suatu efek prasinaps mengubah pelepasan neurotransmitter, sementara efek pascasinaps dapat berupa perubahan frekuensi atau amplitudo impuls yang keluar dari sinaps. Di tingkat organ, efek obat anestesi terjadi karena penguatan inhibisi atau berkurangnya eksitasi di dalam SSP.
Saluran klorida (GABAA dan glisin) dan saluran kalium merupakan ion inhibitorik utama yang dianggap sebagai kandidat efek anestetik. Saluran ion eksitatorik yang merupakan sasaran mencakup saluran yang diaktifkan oleh asetilkolin, oleh asam amino eksitatorik atau oleh serotonin.
Anestesi umum berlangsung melalui 4 tahap: 1. Analgesia : dimulai dengan keadaan sadar dan diakhiri dengan hilangnya kesadaran. Sulit untuk bicara, indra penciuman dan rasa nyeri hilang. Mimpi serta halusinasi pendengaran dan penglihatan mungkin terjadi. Tahap ini dikenal juga sebagai tahap induksi. 2. Eksitasi atau delirium : terjadi kehilangan kesadaran akibat penekanan korteks serebri. Kekacauan mental, eksitasi, atau delirium dapat terjadi. Waktu induksi singkat. 3. Surgikal : prosedur pembedahan biasanya dilakukan pada tahap ini. 4. Paralisis medular : tahap toksik dari anestesi. Pernapasan hilang dan terjadi kolaps sirkulasi. Perlu diberikan bantuan ventilasi.
Anestesi inhalasi Obat anestesi inhalasi yaitu obat berupa gas atau cairan yang mudah menguap dan diberikan melalui pernafasan yang diserap melalui pertukaran gas di alveolus. Faktor penting yang mengatur kecepatan pemulihan adalah koefisien partisi darah: gas obat anestetik, aliran darah paru, tingkat ventilasi, dan kelarutan anestetik dalam jaringan. Anestesi inhalasi yang relatif tak larut dalam darah dan otak lebih cepat dieliminasi daripada anestesi yang lebih larut. Obat anestesi umumnya digunakan untuk pemeliharaan anestesi umum. Obat-obat anestesi inhalasi yaitu Nitrosa oksida, desfluran , sevofluran (AS: B), isofluran (AS: C), enfluran , dan halotan (AS: C). Pada pasien anak yang banyak digunakana yaitu halotan dan sevofluran.
EFEK samping ANESTETIK INHALASI 1.
2. 3.
4.
5.
Pada pernapasan : iritasi saluran napas yang dapat memicu batuk akibat dari bau sebagian anestetik mudah-menguap. Isofluran dan desfluran kurang cocok digunakan pada pasien dengan bronkopasme aktif. Nefrotoksisitas: metabolisme enfluran dan sevofluran dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang berpotensi nefrotoksisitas. Hematotoksisitas: pemberian berkepanjangan nitrosa oksida menurunkan aktivitas metionin sintase, yang secara teoritis dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Hipertermia maligna yaitu suatu gangguan genetik otot rangka yang terjadi pada orang rentan terpajan oleh anestetik mudah-menguap selagi menjalani anestesi umum (rigiditas otot, hipertermia, takikardia dan hiperkapnia yang muncul cepat, hiperkalemia, dan asidosis metabolik. Hepatotoksisitas (hepatitis halotan)
Obat
Nitrosa oksida
isofluran
enfluran
halotan
Waktu induksi
Sangat cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Pertimbangan pemakaian Pemulihan cepat, mempunyai efek yang minimal pada kardiovaskular, harus diberikan bersama-sama dengan oksigen, potensi rendah Mempunyai efek yang minimal pada kardiovaskular, dapat menimbulkan distress pernapasan Dapat menyebabkan hipotensi, kontraindikasi dengan ganggua ginjal Pemulihan cepat, dapat menurunkan tekanan darah, mempunyai efek bronkodilator, kontraindikasi pada obstetri
Anestesi intravena Anestesi intravena yaitu anestesi yang diberikan melalui jalur intravena, baik yang berkhasiat hipnotik, analgetik maupun pelumpuh otot. Anestesi intravena memiliki mula kerja yang cepat dan massa kerja yang singkat. Obat-obat anestesi intravena yaitu : deksmedetomidin, diazepam, etomidat, ketamin, lorezepam, metoheksital, midazolam, propofol, dan tiopental.
•
•
Propofol (AS:B) mekanisme kerja propofol diperkirakan melalui penguatan arus klorida yang diperantarai oelh kompleks reseptor GABAA . Efek samping: gejala mual dan muntah ditemukan pada pasien setelah operasi yang menggunakan propofol, phlebitis (kasusunya jarang), dan ditemukan terjadinya nekrosis jaringan pada ekstravasasi subkutan pada anak-anak.
Ketamin (AS:B) mekanisme kerja ketamin kompleks, namun efek utama mungkin melalui inhibisi kompleks reseptor NMDA. Efek samping: peningkatan sekresi air liur , agitasi dan perasaan lelah, halusinasi dan impi buruk terjadi pasca operasi, pada mata dapat menyebabkan nistagmus dan diplopia.
• Tiopental: mekanisme kerja tiopental menekan sisem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinaptik komples dari saraf dan pusat regulasi yang terletak dibatang otak yang mengontrol beberapa fungsi vital, termasuk kesadaran. Pada konsentrasi klinis, tiopental secara khusus berpengaruh pada sinaps saraf daripada akson. Tiopental menekan transmisi neurotransmitter eksitator (asetilkolin) dan meningkatkan transmisi neurotransmitter inhibitor (GABA). Efek samping: penyuntikan kedalam arteri menyebabkan nyeri hebat dan vasokonstriksi intens, dan menyebabkan cedera jaringan berat disertai gangren. • Deksmedetomidi merupakan agonis α2 adrenergik selektif dan digunakan untuk sedasi jangka pendek.
Anastesi lokal
Anestesi lokal didefinisikan sebagai kehilangan sensasi pada daerah tubuh tertentu yang disebabkan oleh depresi eksitasi pada ujung saraf atau adanya penghambatan proses konduksi dalam saraf perifer. Sifat penting dari anestesi lokal yaitu dapat menghilangkan sensasi rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi : 1. Senyawa ester (Kloroprokain, kokain, prokain (AS:B), dan tetrakain) 2. Senyawa amida (lidokain (AS:B), bupivakain (AS:C), prilokain (AS:B), dan ropivakain)
Mekanisme kerja Obat anestesi lokal mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada membran saraf. Gerbang natrium sendiri adalah reseptor spesifik molekul obat anestesi lokal. Penyumbatan gerbang ion yang terbuka dengan molekul obat berkontribusi sedikit sampai hampir keseluruhan dalam inhibisi permeabilitas natrium. Kegagalan permeabilitas gerbang ion natrium untuk meningkatkan perlambatan kecepatan depolarisasi seperti ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial aksi tidak disebarkan. Obat anestesi lokal tidak mengubah potensial istirahat transmembrane atau ambang batas potensial. Anestesi lokal juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor N-methyl-D-aspartat (NMDA) dengan derajat yang berbeda.
EFEK SAMPING YANG DITIMBULKAN
a) Sistem saraf pusat : dapat menimbulkan kantuk, kepala terasa
ringan, gangguan penglihatan dan pendengaran, serta kegelisahan. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, terjadi nistagmus dan kedutan otot, diikuti oleh kejang tonik-klonik. b) Sistem kardiovaskular : sebagian dapat menimbulkan efek langsung terhadap jantung dan membran otot polos serta dari efek secara tidak langsung melalui saraf otonom. c) Sistem saraf perifer : dapat menimbulkan toksik pada jaringan saraf jika dosis yang diberikan berlebihan.
Mekanisme kerja
Lidokain
Bupivakain
Ropivakain
Blokade saluran natrium
Sama seperti lidokain
efek
Memperlambat, lalu menghentikan, perambatan potensial aksi
Sama seperti lidokain
Pemakaian klinis, farmakokinetik, dan toksiitas
• Prosedur singkat (topical (mukosa), intravena, infiltrasi, spinal, epidural, blok saraf perifer minor dan mayor. • Parenteral mis. blok perifer; massa kerja 1-2 jam, 2-4 jam dengan epinefrin • Toksisitas: eksitasi SSP dan neurotoksisitas lokal • Prosedur yang lebih lama (tetapi tidak digunakan secara topical atau intravena) • Parenteral; massa kerja 3-6 jam • Toksisitas: eksitasi SSP
Seperti bupivakain
In two or three columns
Yellow
Blue
Red
Is the color of gold, butter and ripe lemons. In the spectrum of visible light, yellow is found between green and orange.
Is the colour of the clear sky and the deep sea. It is located between violet and green on the optical spectrum.
Is the color of blood, and because of this it has historically been associated with sacrifice, danger and courage.
DAFTAR PUSTAKA ▸ ▸ ▸ ▸
Katzung, G.,B.2012.Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12 Volume 1.Jakarta:Penerbut buku kedokteran EGC. Samodro, Ratno.2011.Jurnal Anestesiologi Indonesia Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal.III(1).hlm 48-59. Hasanah,A.,H.2015.Pertimbangan pemilihan anestesi lokal pada pasien dengan penyakit sistemik.(skripsi).Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasannudin, Makassar. Kee, Joyce.,L & Hayes, Evelyn.,R.1996.Farmakologi Pendekatan Proses Perawatan.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.