Distilasi.docx

  • Uploaded by: Elma Alfianti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Distilasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,427
  • Pages: 17
I.

Judul Percobaan

: DISTILASI

II.

Tanggal/Hari Percobaan

: Rabu, 22 November 2017. Pukul 13.00 WIB

Selesai Percobaan

: Rabu, 22 November 2017. Pukul 15.00 WIB

III. Tujuan Percobaan

:

1. Memisahkan dan memurnikan zat cair. 2. Menentukan titik didih zat cair IV. Tinjauan Pustaka

:

1. Pengertian Distilasi Destilasi yaitu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran

yang

mempunyai

Distilasi atau penyulingan adalah

titik

suatu

didih

berbeda.

metode pemisahan bahan

kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.

Penerapan proses

ini

didasarkan

pada teori bahwa pada

suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Model

ideal

distilasi

didasarkan

pada Hukum

Raoult dan Hukum Dalton.

Destilasi merupakan proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan uap yang terbentuk sehingga diperoleh cairan kembali yang murni. Dalam pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Destilasi

merupakan

penguapan

suatu

cairan

dengan

cara

memanaskannya dan kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari konsepkonsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi

digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi. Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.Pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan. Beberapa teknik distilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparative di laboratorium dan industry. Sebagai contoh adalah pemurnian alcohol. Ada empat jenis distilasi, antara lain yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. 1. Distilasi Sederhana Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

2. Distilasi Fraksionasi Fungsi

distilasi

fraksionasi

adalah

memisahkan

komponen-

komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat

di

bawahnya.

Semakin

ke

atas,

semakin

tidak volatil cairannya.

3. Distilasi Uap Distilasi uap digunakan

pada

campuran

senyawa-senyawa

yang

memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eukaliptus dari eukaliptus, minyak

sitrus

dari lemon atau jeruk,

dan

untuk

ekstraksi

minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.

Untuk

mengurangi

tekanan

digunakan

pompa

vakum

atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini. Pada percobaan ini digunakan jenis destilasi yaitu distilasi sederhana yaitu dengan memurnikan air laut menjadi distilat murni. Pada distilasi ini digunakan alat seperti gambar berikut:

Keterangan : 1. wadah air

9. lubang udara

2. labu distilasi

10. tempat keluarnya

3. sambungan

distilat

4. termometer

11. penangas

5. kondensor

12. air penangas

6. aliran masuk air dingin

13. larutan zat

7. aliran keluar air dingin

14. wadah labu distilat.

8. labu distilat

Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.

V.

Alat dan Bahan

:

1. Alat 

Labu Distilasi 250 mL

1 Buah



Pendingin (Kondensor)

1 Buah



Termometer

1 Buah



Labu Erlenmeyer 100 mL

1 Buah



Gelas Kimia 400 mL

2 Buah



Batu didih

2 Buah



Pembakar dan Kassa

1 Buah



Klem dan Statif

2 Buah



NaCl Padat

1 gram



AgNO3 0,1 M

secukupnya



Aquades

100 mL



Air Laut

100 mL

2. Bahan

VI. Alur Percobaan

:

Percobaan 1 Larutan NaCl Padatan NaCl    

Ditimbang sebanyak 3 gram Dimasukkan ke dalam kelas kimia Ditambahkan 100 ml air Diaduk

Larutan NaCl

    

Dimasukkan ke dalam labu distilasi Ditambahkan batu didih Dialirkan melalui alat pendingin (kondensor) Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih Diamati kenaikan temperatur Distilat

Distilat 



Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M

Distilat murni

Larutan NaCl  Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi  Ditetesi AgNO3 0,1 M Endapan AgCl

Percobaan 2 Air laut  Dimasukkan ke dalam labu distilasi  Ditambahkan batu didih  Dialirkan melalui alat pendingin (kondensor)  Dipanaskan labu distilasi samapi mendidih  Diamati temperature hingga konstan Distilat 10 ml

Air laut  Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi  Ditetesi AgNO3 0,1 M

Endapan

Distilat murni 



Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M

Distilat murni

VII.

Hasil Pengamatan

No. perc 1.

Hasil Pengamatan

Prosedur Pengamatan Percobaan 1

Sebelum 

NaCl Padat    

Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke gelas kimia Ditambah 100 mL aquades Diaduk Larutan NaCl 100 mL

  

Larutan NaCl      

Dimasukkan ke dalam labu distilasi Ditambahkan batu didih Dialirkan melalui alat pendingin (kondensor) Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih Diamati kenaikan temperatur

Distilat

Padatan NaCl berwarna putih Air tidak berwarna Suhu awal 300C Larutan NaCl tidak berwarna AgNO3 tidak berwarna

Sesudah  





Distilasi tidak berwarna Suhu akhir pada tetesan pertama 980C Distilasi ditetesi AgNO3 menjadi tidak berwarna Larutan NaCl ditetesi AgNO3 timbul endapan putih

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

- NaCl (aq) + AgNO3 (aq) NaNO3 (aq) + AgCl (s) - NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)

Distilat mruni apabila ditambahkan AgNO3 akan terbentuk larutan tak berwarna. Sedangkan larutan garam apabila ditambahkan AgNO3 akan muncul endapan putih (endapan AgCl)

- H2O (l) + AgNO3 (aq) AgNO3 (aq)

Distilat 



Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi Ditetesi AgNO3

0,1 M Distilat murni

Larutan NaCl  Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi  Ditetesi AgNO3 0,1 M

Endapan AgCl

2.

Percobaan 2



Air laut  Dimasukkan ke dalam labu distilasi  Ditambahkan batu didih  Dialirkan melalui alat pendingin (kondensor)  Dipanaskan labu distilasi samapi mendidih  Diamati temperature hingga konstan Distilat 10 ml

 

Air laut tidak berwarna Suhu awal 300C AgNO3 tidak berwarna

 





Distilat tidak - NaCl (aq) + AgNO3 berwarna (aq) NaNO3 (aq) +AgCl (s) Suhu pada tetesan pertama - H2O (l) + AgNO3 980C (aq) Distilat AgNO3 (aq) ditetesi AgNO3 menjadi tidak berwarna Air laut ditetesi AgNO3 muncul endapan putih

Distilat murni apabila ditambahkan AgNO3 akan terbentuk larutan tak berwarna. Sedangkan air laut apabila ditambahkan AgNO3 akan muncul endapan putih (endapan AgCl)

Distilat murni  

Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi Ditetesi AgNO3 0,1 M

Distilat murni

Air laut  Dimasukkan 5 ml dalam tabung reaksi  Ditetesi AgNO3 0,1 M

Endapan

VIII. Pembahasan Percobaan 1 Distilasi dari larutan NaCl Dalam percobaan distilasi pada larutan NaCl persamaan reaksi sebagai berikut : NaCl (s) + H2O (l) AgNO3 (aq) + H2O (l) NaCl (aq) + AgNO3 (aq)

NaCl (aq) AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)

Pada langkah pertama, pembuatan larutan NaCl dari 1 gram NaCl padat dengan aquades. Kemudian pada saat proses distilasi dari 100 mL larutan NaCl dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M menghasilkan warna jernih seperti awalnya. Kejernihan ini menandakan bahwa distilat yang dihasilkan merupakan distilat murni. Dan langkah selanjutnya yaitu Larutan NaCl ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan AgCl berwarna putih.

Percobaan 2 Distilasi dari Air Laut Dalam percobaan distilasi pada air laut persamaan reaksi sebagai berikut : NaCl (s) + H2O (l) AgNO3 (aq) + H2O (l) NaCl (aq) + AgNO3 (aq)

NaCl (aq) AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)

Pada langkah pertama, pada saat proses distilasi dari 100 mL air laut dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Lalu, distilat yang dihasilkan dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M menghasilkan warna jernih seperti awalnya. Kejernihan ini menandakan bahwa distilat

yang dihasilkan merupakan distilat murni. Dan langkah selanjutnya yaitu air laut ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan AgCl berwarna putih.

Berdasarkan kedua percobaan diatas perangkaianan alat distilasi dibuat dengan mengalirkan air dari lubang bagian bawah ke atas. Gerakan air pada kondensor adalah bergerak dari bawah ke atas dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air pada kondensor dapat lebih efektif mengembunkan uap, karena pada awal air masuk, air pertama bertemu dengan uap yang relatif hangat, sehingga dapat mendinginkan uap yang masih panas lalu dipanaskan untuk menguapkan cairan sehingga akan melewati kondensor dan akan menjadi cairan murni di akhir destilasi. Kemudian, dimasukkan batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih. Termometer yang diletakkan di bagian pertigaan lubang labu distilasi berfungsi untuk mengukur suhu uap larutan yang ada pada labu distilasi. Peletakan thermometer di pertigaan bertujuan untuk mengukur sihu uap pada kondensor, sehingga jika thermometer diletakkan terlalu dalam pada labu distilasi, maka suhu yang dihasilkan adalah suhu dari penguapan larutannya saja. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang masuk, kemudian mengubahnya menjadi dalam bentuk cairan yang murni sebagai destilat. Suhu awal larutan adalah 32C, Diperoleh suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Dan pada Air laut suhu awal adalah 32C, diperoleh suhu pada tetesan pertama distilat sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Kemudian distilat yang telah dihasilkan ditetesi dengan larutan AgNO3 yang berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui apakah destilat tersebut telah murni atau belum. Kemurnian dari distilat dapat dilihat berdasarkan warna pada distilat yang telah ditetesi AgNO3 apabila warna yang dihasilkan jernih, hal itu menandakan bahwa distilat yang dihasilkan merupakan distilat murni, namun apabila warna yang dihasilkan terdapat endapan, maka distilat yang dihasilkan bukanlah distilat murni.

IX. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Distilasi dapat memisahkan dan memurnikan zat cair, dalam percobaan ini distilasi dapat memurnikan larutan garam dan air laut menjadi larutan murni. Selain itu dapat diketahui juga titik didih larutan NaCl dan air laut sebesar 98o C. X.

Pertanyaan Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat ? Jawab : yang dimaksud berlawanan adalah bergerak dari bawah ke atas dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air sebagai pendingin dapat lebih efektif mengembunkan uap. Karena pada awal air masuk, air pertama bertemu uap yang relative hangat sehingga masih dapat mendinginkan uap yang masih panas (arahnya berlawanan). Aliran air dibuat berlawanan juga agar seluruh ruang dikondensor terisi penuh oleh air, jika aliran air dibuat searah (dari atas ke bawah) aka nada ruang yang tidak terisi di kondensor karena air akan langsung mengalir ke bawah, dan akan mengurangi keefektifan pendinginan dari kondensor.

XI. Daftar Pustaka Keenan, Charles W dkk.1991. Ilmu Kimia untuk Universitas, Jakarta: ERLANGGA Soebagio dkk. 2003. Kimia Analitik II, Malang: Universitas Negeri Malang Tim Penulis Kimia Umum. 2013. Kimia Umum. Surabaya : Unesa University Press Tim Kimia Dasar. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surabaya : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

LAMPIRAN Percobaan 1

Merancang alat untuk distilasi

Membuat larutan NaCl

Memasukkan batu didih kedalam

Memasukkan Larutan NaCl kedalam

labu distilasi

labu distilasi

Melakukan proses distilasi

Mengambil distilat

Meneteskan AgNO3 pada distilat dan

Membandingkan hasilnya

larutan NaCl

Percobaan 2

Merancang alat untuk distilasi

Siapkan Air Laut

Memasukkan batu didih kedalam labu distilasi

Memasukkan Larutan Air Laut kedalam labu distilasi

Melakukan proses distilasi

Mengambil distilat

Meneteskan AgNO3 pada distilat dan air laut

Membandingkan hasilnya

More Documents from "Elma Alfianti"

Termokimia.docx
December 2019 20
Distilasi.docx
December 2019 18
Alur Distilasi.docx
April 2020 17
April 2020 28
Retorika Kel 10.docx
October 2019 22