Praktikum Histologi Blok 16

  • Uploaded by: Nita Alfianti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Histologi Blok 16 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,893
  • Pages: 80
PRAKTIKUM HISTOLOGI BLOK 16

TULANG RAWAN

TULANG RAWAN Terdiri atas: 1. Sel tulang rawan (kondrosit) 2. Bahan antar sel (B.A.S) • B.A.S.A = Bahan Antar Sel Amorf/tidak berbentuk (kondroitin sulfat, asam hialuronat, dan keratin sulfat) - Konsistensi padat lunak • B.A.S.B = Bahan Antar Sel Berbentuk/fibrous (sabut kolagen dan sabut elastis) 3. Perikondrium • Tidak terdapat pada tulang rawan fibrous

1. Kondrosit • Berasal dari: – sel mesenkim  kondroblast  kondrosit.

• • • •

Makin ke tengah, sel makin gemuk. Sel memproduksi matriks. Sitoplasma basofil. Berada dalam lakuna: – Jika dalam satu lakuna terdapat lebih dari 1 kondrosit  Cell Nest.

2. B.A.S. • B.A.S.B.: – sabut kolagen & sabut elastis.

• B.A.S.A.: – bersifat basofilik, matriks mengandung proteoglikans

(kondroitin sulfat, keratin sulfat, & asam hyaluronat). – konsistensi padat lunak.

• Daerah yang mengelilingi lakuna bersifat basofil: – cartilage capsule.

3. Perikondrium • Jaringan ikat yang membungkus tulang rawan. • Tidak ditemukan pada tulang rawan fibrous. • Terdiri atas: – Fibrous layer: bagian luar, t.a. jaringan ikat padat tidak teratur. – Chondrogenic layer: bagian dalam, jaringan ikat lebih kendor, mengandung sel-sel kondrogenik (dapat berdiferensiasi menjadi sel kondrosit).

PERTUMBUHAN TULANG RAWAN 1. Pertumbuhan endogenous/interstitial Proses di tengah tulang rawan. Mitosis kondrosit, terbentuk sel Nest, disertai penambahan matriks.

2. Pertumbuhan exogenous/aposisi Proses di tepi tulang rawan. Sel-sel lapisan kondrogenik di bagian dalam perikondrium bertambah banyak & berdiferensiasi menjadi kondrosit, disertai penambahan matriks.

JENIS TULANG RAWAN 1. Jaringan tulang rawan hyalin B.A.S.B. sabut-sabut kolagen halus Indeks bias B.A.S.B. = B.A.S.A.  matriks tampak homogen. (persendian tulang panjang, tulang iga, hidung). 2. Jaringan tulang rawan elastis B.A.S.B.: sabut elastis arah tidak teratur, sedikit sabut kolagen. (daun telinga, epiglotis).

JENIS TULANG RAWAN 3. Jaringan tulang rawan fibrous B.A.S.B.: sabut-sabut kolagen (lebih kasar daripada tulang rawan hyalin), tersusun sejajar. Kondrosit pipih, terjepit di antara sabut-sabut kolagen, jarang ditemukan cell nest. Tidak ada perikondrium, selalu berdampingan dengan ligamen, jaringan ikat padat, tendon, atau tulang rawan hyalin. (diskus intervertebralis, tulang rawan fibrous penghubung 2 tulang simphisis).

TULANG RAWAN HIALIN

Tulang Rawan Hialin Kondroblas Matriks interselular Kondrosit

Perikondrium

Tulang Rawan Hialin Kondrosit dalam lakuna

= Cell nest

Kondroblas

Perikondrium

Matriks interseluler

TULANG RAWAN ELASTIS

Tulang Rawan Elastis

Matriks interselular / serat elastik Kondrosit

Perikondrium

Kondroblas

TULANG RAWAN FIBROUS

Tulang Rawan Fibrous

Sabut kolagen Kondrosit di dalam rongga lakuna, terjepit sabut kolagen

Tulang Rawan Fibrous

Tulang Rawan Hialin

Tulang Rawan Fibrous Tulang Rawan Fibrous = Tidak ada perikondrium, selalu berdampingan dengan ligamen, jaringan ikat padat, tendon, atau tulang rawan hialin.

Tulang Rawan Hialin

Tulang Rawan Elastis

Tulang Rawan Fibrous

B.A.S.A

Padat Lunak

Padat Lunak

Padat Lunak

B.A.S.B

Sabut kolagen halus

Sabut elastis arah tidak teratur, sedikit kolagen

Sabut kolagen lebih kasar dari hialin, dan tersusun sejajar

Perikondrium

+

+

-

TULANG Jaringan penyangga: • Tulang muda. • Tulang dewasa:

• compact bone, spongious bone.

Terdiri atas sel & B.A.S.: • Sel-sel tulang:

• osteoblast, osteosit, osteoklast.

• B.A.S.B: sabut kolagen. • B.A.S.A: matriks tulang, konsistensi padat keras.

Osteoblast • Berasal dari sel mesenkim. • Berderet secara epitelial di permukaan trabekula tulang muda. • Bentuk kuboid sampai piramid. • Inti besar, nukleolus (+). • Sitloplasma basofil. • Memproduksi matriks organik & alkalin fosfatase.

Osteosit • • • •

Merupakan osteoblast yang terpendam dalam matriks. Sitoplasma basofil. Inti gelap. Berada dalam lakuna.

Keterangan: OB: Osteoblas O: osteosit

Osteoclast • • • •

Sel raksasa, mengakibatkan demineralisasi. Inti banyak. Fusi sel-sel monosit. Terletak pada lekukan: • lakuna Howship.

• Sitoplasma asidofilik, tampak berbuih karena mengandung vakuol-vakuol.

Matriks Tulang • Unsur organik 35%, t.a.: • serat-serat osteokolagen, dibungkus oleh substansi semen yang t.a. glikosaminoglikans. • tampak acidofil karena kondroitin sulfat <
• Unsur anorganik 65%, t.a: • kalsium fosfat & sedikit kalsium karbonat.

Periosteum & Endosteum • Periosteum: • jaringan ikat yang membungkus jaringan tulang: • •

Fibrous layer: t.a. jaringan ikat padat tidak teratur. Osteogenik layer: t.a. sel-sel yg bersifat osteogenik.

• Endosteum: • jaringan ikat yang lebih tipis dari periosteum, melingkupi ruang sutul, bersifat osteogenik & hemopoietik.

TULANG MUDA =immature bone • Dibentuk pada masa embrional yang akan diganti dengan jaringan tulang dewasa.

• Jaringan tulang yang terbentuk karena patah tulang. • Pada masa dewasa juga didapatkan pada: • Cement dari akar gigi. • Sutura tulang tengkorak. • Tulang labirin telinga.

TULANG MUDA • Banyak sel:

• Sel osteoblast di permukaan trabekulae. • Sel osteosit terbenam di dalam matriks, ada di dalam lakuna. • Sel osteoklast dalam lakuna Howship.

• Trabekulae, di antaranya terdapat jaringan mesenkim

• • • •

yang vaskuler. Sabut kolagen kasar, arah tidak teratur. Sedikit bahan semen dan mineral. Sistem Havers (-). Periosteum tebal.

TULANG MUDA

TULANG MUDA (pada proses osifikasi primer)

Trabekul a tulang

Osteosit Osteoblast pada permukaan trabekula tulang

TULANG DEWASA =mature bone • Jaringan tulang hasil perombakan jaringan tulang muda. • Tidak didapatkan banyak sel: • banyak osteosit, sedikit osteoblast, jarang osteoklast.

• Sabut kolagen halus, tersusun teratur. • Sistem Havers (+). • Periosteum tipis.

TULANG DEWASA Sistem Havers (=osteon): • Saluran Havers:

• jaringan ikat kendor & pembuluh darah, berbentuk tabung, dinding tebal, lumen sempit.

• Lamel-lamel Havers:

• mengelilingi saluran Havers secara konsentris, 5-20 lamel.

• Lakuna:

• ruang berisi osteosit, di sela-sela lamel-lamel Havers.

• Kanalikuli:

• saluran halus yg menghubungkan lakuna-lakuna, lakunasaluran Havers, lakuna-permukaan tulang.

TULANG DEWASA • Lamel-lamel: • Lamel Havers: melingkupi saluran Havers secara konsentris. • Lamel Interstitial: antara sistem Havers satu dengan yang lain; sistem Havers yang telah rusak. • Outer circumferential lamel: dekat dengan periosteum. • Inner circumferential lamel: dekat dengan endosteum.

• Saluran Volkman: • mengandung pembuluh darah, menghubungkan antar sistem Havers, tidak dilingkupi lamel-lamel.

Lakuna

Kanal Havers Lamel Havers

Kanalikuli

Lamel Interstitial

4

TULANG DEWASA

Kanal volkmann (perforans) Sistem havers (osteon) - Kanalis havers - Lamela -Osteosit Lakunadan lakuna Lamela Mengelilingi secara konsentris (dari dalam ke luar) Lamela interstisialis Kanalis havers (sentralis) Terdiri atas jaringan ikat kendor dan pembuluh darah Kanalikuli tidak terlihat pada preparat ini

Linea cementalis

Ost

Bone Marrow

En d

S H HC

Ost = osteosit SH = sistem havers/osteon HC = havers canal ICL = internal circumferential lamellae End = Endosteum

Kalau di internet

PERTUMBUHAN TULANG/OSIFIKASI/OSTEOGENESIS Prosesnya dibedakan menjadi 2: 1. Osifikasi Primer/Intramembranosa → Penulangan langsung dari sel-sel mesenkim menjadi jaringan tulang. Terjadi pada tulang pipih (contohnya tulang tengkorak) 2. Osifikasi Sekunder/Endokondral/Intrakartilagenous → Penulangan dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi tulang rawan, kemudian digantikan menjadi jaringan tulang. Contohnya terjadi pada pembentukan tulang pipa/panjang

PERTUMBUHAN TULANG PRIMER

Sumsum tulang primitif

Trabekular tulang

Periosteum

Matriks tulang Osteosit dalam lakuna Osteoblast berderet epitelial di permukaan trabekula tulang

Pusat osifikasi sekunder

Lempeng epifisis

EPIFISIS

PERTUMBUHAN TULANG SEKUNDER

Osifikasi Epifisis • Pusat osifikasi timbul pada ujung-ujung model tulang rawan hialin yg sedang tumbuh → pusat osifikasi epifiseal. • Periostal bone collar (-) • Tidak terjadi osifikasi pada ujung persendian membentuk articular cartilago. • Selama epifiseal disc/plate berupa tulang rawan, tulang masih dapat tumbuh (sangat dipengaruhi Growth Hormone). • Setelah pertumbuhan memanjang lengkap, tulang rawan hialin akan diganti jaringan tulang.

Pusat Osifikasi Sekunder Tulang rawan sendi (articular cartilago)

Spikulum tulang rawan terkalsifikasi

EPIFISIS

Sumsum tulang primitif dengan hemopoiesis

Terdiri dari 7 zona:

1.

Zona istirahat → kondrosit belum aktif, masih putih, kecil, tidak rapat, banyak B.A.S.

2.

Zona proliferasi → kondrosit membelah diri, rapat, berdekatan, pipih, berbaris sejajar sumbu panjang model tulang rawan, sedikit B.A.S.

3.

Zona maturasi → kondrosit besar-besar kaya glikogen, menghasilkan enzim alkaline fosfatase, bahan dasar tulang pucat

4.

Zona kalsifikasi → proses pengapuran, perbatasan antara zona maturasi dengan zona retrogresi ditandai daerah yg lebih gelap.

5.

Zona retrogresi → kondrosit mati, awal timbulnya lubang-lubang sarang lebah = ruang sumsum primer

6.

Zona osifikasi → terbentuknya trabekula-trabekula, osteoblast masuk ke ruang sumsum primer, meletakkan diri secara epitelial di tepi sisa-sisa tulang rawan hialin yang hancur

7.

Zona resorbsi → terbentuknya ruang sumsum sekunder disekitar trabekula

1. Zona cadangan/resting tulang rawan

2. Zona proliferasi kondrosit 3. Zona hipertrofi/maturasi kondrosit 4. zona kalsifikasi tulang rawan 5. Zona retrogresi

7. Zona resorbsi

DIAFISIS

6. Zona osifikasi

Tulang periosteal

Rongga sumsum tulang merah

Spikulum tulang

PERSENDIAN Hubungan antara beberapa tulang.

Jenis persendian: • Sinarthrosis: • pergerakannya hanya sedikit.

• Diarthrosis: • pergerakannya lebih bebas. • memiliki kapsula persendian, tulang rawan persendian, & cairan synovial.

SINARTHROSIS Sindesmosis = persendian fibrosa: • Kedua tulang dihubungkan oleh jar. ikat fibrous. • Sutura, sendi radioulnaris & tibio fibularis, gomfosis (antara tulang rahang & gigi).

Sinchondrosis: • Persendian simfisis pubis, persendian manubriosternalis, Kedua tulang dihubungkan oleh tulang rawan. • Persendian antara dua korpus vertebrae → di antaranya terdapat diskus intervertebralis, berisi nukleus pulosus.

Sinostosis: • sindesmosis yg mengalami penulangan (sutura orang tua) atau sinkondrosis yg mengalami penulangan (epiphyseal disc yg mjd epiphyseal lines).

DIARTHROSIS Kapsula persendian: • Lapisan dalam → membrana synovial. • Lapisan luar → lapisan fibrous.

Membrana synovial: • T.a. sel-sel synovial: • derivat perikondrium, membentuk lipatan untuk memperluas permukaan → gerakan menjadi mudah.

• Menghasilkan cairan synovial yg berfungsi melumasi sendi dan nutrisi tulang rawan sendi. • Membrana synovial tipe fibrous: • melekat pada jaringan ikat fibrous (jaringan ikat padat).

• Membrana synovial tipe areolar: • melekat pada jaringan areolar (jaringan ikat kendor).

• Membrana synovial tipe adiposa: • melekat pada jaringan lemak.

PERSENDIAN TULANG

TULANG RAWAN HIALIN

JOINT CAVITY

MEMBRANA SYNOVIAL

SINDESMOSIS JARINGAN IKAT FIBROUS GIGI

TULANG RAHANG

OTOT

OTOT • Jenis otot: 1. Otot bergaris (skeletal) 2. Otot polos 3. Otot jantung

Otot Bergaris (Skeletal) • Jaringan otot terdiri atas sel-sel memanjang: • Sitoplasma: sarkoplasma. • Membran: sarkolema. • Inti: terletak di tepi.

• Setiap serat otot mengandung beberapa ratus-ribu miofibril yang berdampingan: • terdiri atas 3000 filamen aktin & 1500 filamen miosin.

Otot Bergaris • Filamen aktin dan miosin saling bertautan  pita gelap terang • Pita terang hanya mengandung filamen aktin (pita I). • Pita gelap mengandung filamen miosin & ujung-ujung filamen aktin tempat bertumpang tindih dengan filamen miosin (pita A).

• Ujung filamen aktin melekat pada lempeng Z. • Bagian miofibril di antara 2 lempeng Z disebut sarkomer.

Otot Bergaris Jaringan pembungkus otot bergaris: • Otot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat padat tidak teratur (epimisium). • Dari epimisium, jaringan ikat kurang padat tidak teratur (perimisium) yang masuk dan memisahkan otot menjadi fasikulus. • Selapis tipis jaringan ikat retikular (endomisium) membungkus setiap serat otot.

?

Otot Bergaris Muscle Spindle (fusus neuromuscularis = gelendong otot) • Akhiran sabut saraf aferen pada otot, berkapsul. • Di dalam fasikulus otot pada potongan melintang(muscle

spindle=fusus neuromuscularis) • Gelendong otot adalah suatu organ sensorik (reseptor regang): • memantau perubahan panjang otot & mengaktifkan refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot.

• Gelendong terdiri atas: 1. Serat otot di dalam gelendong yang dikelilingi oleh kapsul disebut serat inftrafusal. 2. Kapsul berasal dari perimisium yang berdekatan. 3. Banyak ujung saraf.

Otot bergaris potongan melintang

Muscle spindle

Otot Bergaris Motor end plate

(neuromuscular junction) • Akhiran sabut saraf eferen somatik.

• Daerah pertautan

khusus pada masingmasing serat otot, tempat berakhirnya akson.

• Tempat persarafan

dan transmisi rangsangan ke otot.

Otot Polos • • • • •

Involuntary muscle, visceral muscle. Bentuk sel: spindle (gelendong), panjang bervariasi. Inti di tengah. Sabutnya halus sehingga tebal inti hampir sama dengan tebal sabut. Letaknya rapat, di antara sabut-sabut tidak tampak jaringan ikat.

Otot Jantung • • • •

Mempunyai garis anisotrop & isotrop. Inti di tengah sabut. Sabut otot bercabang-cabang, membentuk anyaman. Garis-garis melintang: intercalated disk

Intercalated Disk • Ujung terminal serat otot jantung berdekatan membentuk complex junction end-to-end (terpulas gelap).

• Pada diskus ini terdapat gap junction:

• komunikasi ionik dan kontinuitas antara serat-serat otot jantung yang berdekatan.

Related Documents

Histologi
August 2019 35
Histologi
June 2020 23
Blok 16.pptx
June 2020 10

More Documents from ""

August 2019 43
2013_201317adn(1).docx
April 2020 34
Bab Ii Fix.docx
June 2020 28