Dipangkuan Siapa Sebenarnya Nabi Muhammad Saw Wafat?

  • Uploaded by: heri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dipangkuan Siapa Sebenarnya Nabi Muhammad Saw Wafat? as PDF for free.

More details

  • Words: 936
  • Pages: 3
Aisyah berkata - yang pada waktu itu kepala Nabi berada di pangkuannya, "Terasa olehku Rasulullah s.a.w. sudah memberat di pangkuanku. Kuperhatikan air mukanya, ternyata pandangannya menatap ke atas seraya berkata, "Ya Handai Tertinggi7 dari surga." "Kataku, 'Engkau telah dipilih maka engkau pun telah memilih. Demi Yang mengutusmu dengan Kebenaran.' Maka Rasulullah pun berpulang sambil bersandar antara dada8 dan leherku dan dalam giliranku. Aku pun tiada menganiaya orang lain. Dalam kurangnya pengalamanku9dan usiaku yang masih muda, Rasulullah s.a.w. berpulang ketika ia di pangkuanku. Kemudian kuletakkan kepalanya di atas bantal, aku berdiri dan bersama-sama wanita-wanita lain aku memukul-mukul mukaku." S E J A R A H H I D U P M U H A M M A D oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah Penerbit PUSTAKA JAYA

Rasulullah saw akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, sementara tangan kanan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berada di bawah rahangnya. Ketika rohnya terangkat, Ali bin Abi Thalib. mengusapkannya ke wajahnya. Ia kemudian memalingkan wajah Nabi saw ke arah kiblat, menutup matanya, membentangkan baju diatasnya dan mengurusi seluruh persiapan penguburan. Dikutip dari Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW dan putrinya, Fatimah Az-Zahra Penerbit LENTERA.

Dari hadits Abdullah bin Aun dari Ibrahim at-Taimi dari al-Aswad, dia berkata, Ditanyakan kepada Aisyah, mengenai perkataan orang-orang yang menerangkan bahwa Rasulullah saw telah memberikan wasiat kepada Ali maka ia berkata, “Apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Ali ?” Aisyah menjawab, “Beliau (Rasulullah) menyuruh agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian ia bersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lama kepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafat tanpa aku ketahui. Jadi bagaimana mungkin orangorang itu mengatakan bahwa Rasulullah saw memberikan wasiat kepada Ali ?” [Shahih al-Bukhari, kitab al-Wasaya 5/356 dari Fathul Baari, dan Muslim, kitab alWasiyah hadits no.1637]. Hadits tersebut ada didalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah yang ditulis oleh Ibnu Katsir, terbitan Darul Haq, Jakarta, Cetakan pertama tahun 2004 halaman 58.

Kata Siti Aisyah dalam ketika Rasulullah Saw mengulang ulang kalimah itu kepala Rasulullah Saw lentuk kebahuku dan pandangnnya melihat kelangit . Roh Rasulullah Saw telah keluar dari jasadnya untuk bertemu dengan rafiqul A’la. Ketika itu aku letakkan kepala Rasulullah Saw kebantal dan menangis. Semua ahli keluarga Rasulullah Saw dikalangan permepuan juga menangis. Tangisan kami dapat didengari hingga keluar rumah. Dengan itu tersebar berita kewafatan Rasulullah Saw. Ada dikalangan Sahabat Sahabat yang tak percaya dan ada juga yang

percaya. Saidina Abbas tahu hal itu, dia memberitahu para Sahabat bahawa Rasulullah Saw telah wafat. Seluruh penduduk Mekah mula menangis, kesedihan yang amat sangat... . .

SIRAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PENGAJARAN & PEDOMAN *** Dr. Mustafa as-Syibaie *** Pada suatu hari, Ka’ab Akhbar bertanya kepada Khalifah ‘Umar, “Apa yang dikatakan Nabi tepat menjelang wafatnya?” Khalifah ‘Umar menunjuk kepada ‘Ali, yang juga hadir dalam pertemuan itu, seraya berkata, “Tanyakan kepadanya.” ‘Ali berkata, “Sementara kepala Nabi bersandar ke bahu saya, beliau berkata,’Salat, salat!’” Ka’ab Akhbar lalu berkata, “Ini pula cara nabi-nabi sebelumnya.” (ArRisalah, Ja’far Subhani,Penerbit LENTERA. Thabaqat al-Kubra, II h. 254)

Dari Ummu Salamah (istri Nabi saw.) dalam suatui riwayat yang sahih ia berkata : “Demi Allah yang dengan nama-Nya aku bersumpah; Ali adalah orang terakhir di antara kami yang tinggal bersama Rasulullah saw. Pada saat-saat terakhir beliau. Kami dating menjenguk beliau di suatu pagi hari, dan beliau secara berulang-ulang bertanya : Ali telah datang ? Ali telah datang? Maka Fatimah bertanya kepada beliau : “Barangkali ayahanda mengutusnya dalam suatu keperluan? “ Ummu Salamah melanjutkan :”Tidak lama kemudian Ali pun datang, dan aku memperkirakan bahwa beliau bermaksud bercakap-cakap dengannya. Oleh karena itu, kami semua keluar dari kamar beliau danduduk di balik pintu. Dan kebetulan aku duduk paling dekat dengan pintu, dan kulihat Rasulullah saw. mendekatkan tubuhnya sambil berbisisk-bisik dan bercakap-cakap berduaan dengan Ali. Dan pada hari itu juga Rasulullah saw. berpulang ke rahmatullah . . . . . . . . . . dengan demikian Ali adalah orang terakhir yang berjumpa dan duduk bersama Rasulullah saw. (al-Hakim dalam Shahih al-Mustadrak, jilid III/139. Hadits ke 6096 dalam kitab alKanz, jilid VI/400.) _____________________________________________________________________________________

Didalam beberapa buku sejarah/riwayat Nabi Muhammad SAW, ketika menceritakan mengenai detik-detik terakhir kehidupan Nabi SAW, beberapa penulis menceritakan bahwa Nabi SAW wafat ketika sedang berada dipangkuan Siti Aisyah ra, ada juga penulis yang menceritakan Nabi SAW wafat ketika berada dipangkuan sahabat Ali kw. Saya yakin para penulis sejarah menceritakan hal tersebut tentunya dengan berdasarkan dalil yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada kenyataanya baik Siti Aisyah ra maupun Ali kw, mereka berdua mengaku dan mengatakan bahwa Nabi SAW wafat ketika berada dipangkuan mereka.

Apakah beliau SAW wafatnya dua kali, pertama dipangkuan Siti Aisyah ra, keduakalinya dipangkuan Ali kw, sehingga dengan begitu pangakuan mereka dapat dimengerti. Menghembuskan nafas terakhir tentunya terjadi hanya satu kali, apakah Nabi SAW menghembuskan nafas terakhirnya ketika berada dipangkuan mereka berdua, tidak ada kabar mengenai hal itu. Saya pernah menanyakan hal ini pada seorang ustad di sebuah radio, ketika sedang menceritakan tentang riwayat Nabi SAW. Jawaban pa ustad ; tidak penting dipangkuan siapa beliau SAW wafat, mau dipangkuan Siti Aisyah ra ataupun dipangkuan Ali kw. Kalau menurut saya hal ini cukup penting. Mau anda dalam hal berAGAMA mengikuti seseorang yang dengan entengnya mengatakan sesuatu hal yang tidak pernah dialaminya? Kalau seandainya Nabi Muhammad SAW wafat ketika sedang berada dalam pangkuan Siti Aisyah ra, berarti sahabat Ali kw mengatakan sesuatu hal yang tidak pernah dialaminya. Begitu juga sebaliknya. Kemudian yang saya herankan adalah; kenapa para penulis sejarah, para ulama, para kyai, para cendikiawan muslim, umat muslim pada umumnya tidak bisa menentukan atau tidak satu suara untuk menetapkan dipangkuan siapa sebenarnya Nabi SAW wafat. Padahal Cuma memilih SATU diantara DUA. Tidak heran umat islam terpecah, menentukan SATU diantara DUA saja sulitnya minta ampun. Kenapa ya???

Related Documents


More Documents from "zuhadisaarani"