Di Kampungku Ada Pesta

  • Uploaded by: Indonesiana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Di Kampungku Ada Pesta as PDF for free.

More details

  • Words: 504
  • Pages: 2
Di Kampungku ada Pesta Kampungku bukan kompleks orang kaya. Tapi giliran pesta Agustusan tiba, semua sibuk patungan apa saja. Ada tetanggaku yang sudah merancang aneka lomba dari soal bersih desa hingga sepak bola waria. Ada kelompok remaja menyiapkan lomba yang telah lama terlupa karena mahal, susah dan berbahaya: panjat pinang. Malah lomba terkahir ini harus memancing perdebatan panjang. Tetangga kami yang dosen ekonomi langsung menyodorkan "neraca" untung rugi. "Pertama pohon pinangnya sendiri. Sudah langka, mahal lagi," katanya. Seluruh peserta rapat kampung terdiam. "Belum soal ukuran, ia harus panjang karena jika ia berdiri harus tinggi. Pikirkan mulai dari mana ia di tebang, bagaimana ia diangkut. Apakah ia tidak akan membuat kegaduhan ketika harus masuk ke gang-gang sempit," tambahnya lagi. Fakta tambahan ini makin membuat orang-orang ragu. "Belum kalau sudah terangkut, kita harus mengolahnya seperti membuat prakarya. Harus diampelas demikian rupa. Harus dilumuri oli, harus digantungi aneka hadiah pula." Sementara tetangga kami makin terdiam, penjelasan pak dosen ekonomi ini makin menjadi-jadi. "Lalu, mari kita berpikir soal hadiah. Pertama, hadiah ini erat kaitannya dengan tinggi. Panjat pinang tidak menarik kalau tidak tinggi. Dan siapa mau memanjat tinggi-tinggi jika hadiahnya tak memadai. Padahal jika harus memadai, berapa besar iuran yang harus kita keluarkan hanya untuk lomba ini?" Semua peserta rapat makin kehabisan suara. Semua mengerti, panjat pinang akhirnya menjadi lomba yang hanya cocok diselenggarkan oleh negara karena mahalnya. Kampungku nyaris menyerah. Sementara pak dosen masih belum berhenti menebar rasa ngeri. "Oke, anggap saja kita sanggup mengadakan hadiahnya. Tapi siapa di antara kita yang sanggup jadi pemanjatnya!" tutup sang dosen. Sempurna sudah pesimisme kami. Semua kehabisan argumentasi untuk membantah fakta-fakta pak dosen yang logis ini. Tapi dua hari kemudian, di tanah lapang kampung kami sudah membujur sebatang bambu raksasa. Si pengusung adalah tetangga kami yang lain lagi, sopir bus kota. Bambu ini tentu mengagetkah kami. "Lebih murah katimbang pohon pinang," katanya. Keringat berleleran di sekujur wajah. Ia langsung mengambil parang untuk merapikan ruas-ruasnya, mengelupas kulitnya. Kami semua cuma bisa berpandangan. Dari bingung beralih ke penasaran. Sementara tetangga kami, sopir bis ini, bekerja dengan semangat menggoda. "Pak A yang membeli bambu, Pak B sudah sanggup menyediakan hadiah, Pak C sudah mendapat lima peserta yang nanti sanggup berlomba," katanya. Kami semua mati kutu. Dosen ekonomi kami juga cuma bisa diam membisu. Semua jenis ketakutan versi seroang dosen bahkan mentah begitu saja oleh tekat seorang sopir. Jika sang dosen merubah aneka fakta itu menjadi ketakutan, sang sopir bertindak sebaliknya, ia menyodorkan kegembiraan sebagai modal untuk menarik dukungan bersama. Hasilnya heboh! Hingga kolom ini ditulis, bambu raksasa itu sudah menjadi prakraya bersama. Menjelang peringatan kemerdekaan negara, kampungku selalu riang gembira. Tapi bagaimaan dengan pemimpin-pemimpinku? Aduh, aku dengar untuk bisa membuat dua pemimpin bersalaman saja, konon tiga milyar rupiah biayanya. Oo ada pula partaiparta baru dibangun dengan asas kecewa. Aneh, jika hasil salaman dua pemimpin malah membuahkan kasak-kusuk dan tudingan katimbang ketenteraman. Aneh pula jika pihak yang kecewa minta dipercaya memimpin negara. Sementara banyak orang penting sibuk berantem, sibuk mengurus kepentingan sendiri

katimbang kepentingan negara, kecintaan kampungku atas Indonesia masih begitu tulusnya. (03) (PrieGS/)

Related Documents

Di Kampungku Ada Pesta
November 2019 30
Ada Rossi Di Televisi
November 2019 40
Di Sana Ada Pelangi
May 2020 17
Ada Kisah Di Smp.docx
May 2020 34
Pesta Sains
May 2020 15
Pesta T7
August 2019 21

More Documents from "vasilis mixailidis"

Teman Masa Kecilku
November 2019 40
Diplomasi Kopiah
November 2019 37
Buatan Indonesia
November 2019 53
Nasihat Dari Cd Porno
November 2019 40
Andai Aku Engkau Percayai
November 2019 43