PENGERTIAN,PENYEBAB ,PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
DI SUSUN OLEH: MOH ARYO WIBOWO ARI PURNAMA AJI FEBRI HANAFI SUKMA IKHSAN NUR RAMADHAN
(18503241032) (18503241044) (18503241054) (18503244009)
INSERT YOUR TITLE HERE • Click to edit Master text styles • Second level • Third level • Fourth level • Fifth level
DATE
YOUR FOOTER HERE
3
DEFINISI PENYAKIT AKIBAT KERJA • Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. • Dalam melakukan pekerjaan apapun, sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
DATE
• Menurut Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tertanggal 27 Februari 1993, Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (pasal 1). Keputusan Presiden tersebut melampirkan Daftar Penyakit yang diantaranya yang berkaitan dengan pulmonologi dan silikotuberkulosis, penyakit paru dan saluran nafas akibat debu logam keras, akibat debu kapas, vals, henep dan sisal (bissinosis), asma akibat kerja, dan alveolitis alergika.
DATE
• Pasal 2 Keputusan Presiden tersebut menyatakan bahwa mereka yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja. Keputusan Presiden tersebut merujuk kepada Undang-Undang RI No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. yang menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja.
DATE
World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori penyakit akibat kerja, yaitu: • Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis • Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma bronkhogenik • Penyakit dengan pekerjaan merupakansalah satu penyebab di antara faktor faktor penyebab lainnya, misalnya bronkhitis khronis • Penyakit dimana pekerjaan memperberat kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma
DATE
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA Tedapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa jenisnya digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
DATE
• Faktor fisik: Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel tubuh manusia Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan metabolisme, Polineurutis
DATE
• Faktor Kimia Berasal dari bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan. Berbentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan, kulit dan mukosa. Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis. Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin. Terjadi pada petugas yang sering kontak dengan bahan kimia dan obat obatan anti biotik. Gangguan yang paling sering terjadi adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja karena alergi.
DATE
• Faktor Biologi Bersumber dari benda benda yang terkontaminasi.
Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta. Dapat menginfeksi pekerja sebagai akibat kecil kecelakaan di pekerjaan. Misalnya tergores atau tertusuk yang terkontaminasi
virus. Faktor lain yang menyebabkan adalah bakteri, jamur.
DATE
• Faktor Ergonomi/Fisiologi Akibat dari cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan kontruksi yang salah.
Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan
DATE
• Faktor Psikologi Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja
komunikasi, keqmanan), type kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan terpencil). Manifestasinya berupa stress Contohnya pekerjaan terhadap unit tertentu yang sangat monoton
DATE
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Pada banyak kasus, penyakit akibat kerja bersifat berat dan mengakibatkan cacat. Ada dua faktor yang membuat penyakit ini mudah dicegah. • Pertama: bahan penyebab penyakit mudah diidentifikasi, diukur dan dikontrol • Kedua: populasi yang berisiko biasanya mudah didatangi Dn dapat diawasi secara teratur serta dilakukan pengobatan.
DATE
Ada tiga hal menurut WHO yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam deteksi dini yaitu: • Perubahan biokimiawi fan morfologis yang dapat di ukur melalui analisis laboraturium. Misalnya hambatan aktifitas kolinesterase pada paparan terhadap pestisida organofosfat, penurunan kadar hemoglobin (HB).
DATE
• Perubahan kondisi fisik dan sistem tubuh yang dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik laboraturium. Misalnya elektrokardiogram, uji kapsitas kerja fisik, uji saraf dan sebagainya. • Perubahan kesehatan umum yang dapat dinilai dari riwayat medis. Misalnya rasa kantuk dan iritasi mukosa setelah paparan terhadap pelarut-pelarut organic.
DATE
Pengurus perusahaan juga harus selalu mewaspadai adanya ancaman akibat kerja terhadap pekerjaannya. Kewaspadaan tersebut bisa berupa : • Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit • Melakukan deteksi dini terhadap ganguan kesehatan • Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja seperti yang di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992.
DATE
Selain itu terdapat juga pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:
• Pencegahan Primer – Health Promotion Perilaku kesehatan Faktor bahaya di tempat kerja Perilaku kerja yang baik Olahraga Gizi
DATE
• Pencegahan Sekunder – Specifict Protection Pengendalian melalui perundang-undangan Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD) Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
DATE
• Pencegahan Tersier Pemeriksaan kesehatan pra-kerja Pemeriksaan kesehatan berkala Surveilans Pemeriksaan lingkungan secara berkala Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja Pengendalian segera di tempat kerja
DATE
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Selain itu terdapat juga pencegahan lain. Berikut contoh pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat kerja berdasarkan sumber bahayanya:
DATE
• Pencegahan dan Penanggulangan dari bahaya Panas Memperbaiki sistim penghawaan, dengan sistim ventilasi silang atas ventilasi mekanis. Jarak antara pekerja dengan sumber panas tidak terlalu dekat. Posisi pekerja menghadap searah dengan arah angin Menggunakan pakaian dan alat pelindungan pada waktu kerja (sarung tangan, kaca mata dan lain lain).
DATE
Pengatur waktu kerja, agar pekerja tidak terlalu lama terpapar dengan panas. Pekerja harus cukup minum minum selama bekerja dilingkungan panas Pemindahan pekerja dari lingkungan yang panas ke tempat yang sejuk secara berkala. Bila timbul gejala-gejala gangguan kesehatan akibat panas, misalnya kelelahan kejang otot atau gangguan kesadaran, segera rujuk kesarana kesehatan terdekat.
DATE
• Pencegahan dan penanggulangan dari gangguan kebisingan 1. Mengurangi kebisingan pada sumbernya contohnya: Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan atau lainnya) Penanaman pohon disekitar tempat kerja. Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.
DATE
2. Mengatur lama waktu kerja agar tidak melebihi dari ambang batas kebisingan yang diperkenankan, misalnya:
• 85 db ( A) untuk 8 Jam pemajanan • 90 db ( A) untuk 4 jam pemajanan • 95 db ( A ) untuk 2 Jam pemajanan, dan seterusnya 3. Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada waktu bekerja ditempat bising, karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising sampai sekitar 25 – 40 db (A).
DATE
• Pencegahan dan penanggulangan dari bahaya Uap Logam atau Zat-zat kimia Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin Menggunakan masker penutup mulut dan hidung. Tidak merokok sewaktu kerja. Penghawaan yang baik ditempat kerja dan menggunakan cerobong asap diatas tungku Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh uap logam atau zat-zat kimia. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera ke sarana kesehatan.
DATE
• Pencegahan dan penanggulangan dari larutan kimia (asam sulfat, kalium bikhromat, natrium sulfat dan lainlain) Menggunakan sarung tangan Tidak makan dan tidak merokok waktu bekerja Segera cuci tangan atau mandi setelah selesai bekerja. Bila timbul gangguan pada kulit, segera berobat kesarana kesehatan.
DATE
• Pencegahan dan penanggulangan dari bahaya penglihatan Penerangan yang cukup dan tidak silau Menggunakan pelindung mata pada saat mengerjakan pengelasan atau pekerjaan-pekerjaan lain yang membahayakan mata. Bila terdapat gangguan penglihatan , segera berobat kesarana kesehatan.
DATE
• Penceghan dan penanggulangan dari bahaya pencahayaan Pengaturan pencahayaan ditempat kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaannya. Hindari kesilauan yang berlebihan dengan menggunakan kaca mata penahan sinar.
DATE
Thank
You!
Hope you like this template :)