Makalah Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat.docx

  • Uploaded by: nono Nono
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,452
  • Pages: 15
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DALAM KEPERAWATAN

OLEH KELOMPOK 9: I Gede Angga Putrawan

(17.321.2666)

I Gede Krisnata Subagio

( 17.321.2669)

Ni Putu Ayu Wismaya Dewi

( 17.321.2698)

Ni Putu Merry Tasia Suryawan

( 17.321.2698 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI TAHUN AJARAN 2018/ 2019

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penyakit akibat kerja dapat menyerang semua tenaga kerja di rumah sakit, baik tenaga medis maupun non medis akibat pajanan biologi, kimia dan fisik di dalam lingkungan kerja rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang-orang sakit maupun sehat, atau anggota masyarakat baik petugas maupun pengunjung, pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit dengan berbagai macam penyakit menular. Hal tersebut membuat rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki resiko terhadap gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja bagi petugas. Berbagai macam penyakit yang ada di lingkungan rumah sakit memungkinkan rumah sakit menjadi tempat penularan penyakit infeksi baik bagi pasien, tenaga kerja maupun pengunjung. Petugas di lingkungan rumah sakit sangat beresiko dengan kontak langsung terhadap agent penyakit menular melalui darah, sputum, jarum suntuk dan lain-lain. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja pada Pasal (9) menyatakan bahwa Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril. Karena petugas rumah sakit baik medis ataupun non medis tidak luput dari pajanan berbagai aspek baik biologi, kimia, dan fisik dalam lingkungan rumah sakit maka diperlukan adanya upaya mitigasi resiko ataupun pencegahan terhadap resiko-resiko yang mungkin timbul akibat pekerjaan yang dijalankan.

2

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan penyakit akibat kerja pada perawat baik yang menular atau tidak menular? 2. Apa yang dimaksud dengan penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat? 3. Apa yang dimaksud dengan upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat?

1.3 Tujuan Permasalahan 1. untuk mengetahui tentang penyakit akibat kerja pada perawat baik yang menular atau tidak menular 2. untuk mengetahui tentang penyakit akibat kecelakaan kerja pada perawat 3. untuk mengetahui tentang upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi ubungan cukup kuat dengan linkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Dalam melakukan pekerjaan apapun, sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.Oleh karena itu , penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,alat kerja , bahan, proses maupun lingkungan kerja. Kecelakaan kerja menurut standar adalah suatu proses atau keadaan yang mengakibatkan kejadian cidera atau penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyebab penyakit akibat kerja : 1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan 2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut 3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll 4. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja. 5. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut: 4

a. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui. b. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks. c. Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting Working Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.

2.1.1

Penyakit Menular Akibat Kerja Pada Perawat Penyakit menular terbagi : a. Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti : TBC, Influenza, Flu burung, SARS. b. Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti : Kudis Kurap, Herpes. c. Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti : AIDS, Hepatitis B. Beberapa cara perawat untuk mengantisipasi tertularnya penyaskit menular: 1) TBC: a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC b) Memakai masker c) Menjaga standard hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga. d) Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat)

5

2) Influenza: a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza b) Memakai masker c) Vaksinasi influenza 3) Flu Burung : a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza b) Mengonsumsi obat antivirus c) Memakai masker d) Mengonsumsi makanan sehat 4) SARS

:

a) Mengurangi berkunjung langsung ke wilayah yang terserang SARS b) Gunakan masker penutup hidung dan mulutserta sarung tangan untuk mengurangi penularan melalui cairan dan udara (debu) c) Jaga kebersihan tuuh, misalnya segera mencuci tangan setelah berada ditempat umum 5) AIDS

:

a) Hindari tertusuknya jarum suntik bekas pasien b) Hindari tercemarnya darah pasien dengan anggota tubuh yang sedang luka c) Hindari tercemarnya barang habis pakai milik penderita

2.1.2

Penyakit Tidak Menular Akibat Kerja Pada Perawat Penyakit tidak menular terbagi : a. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang tidak sempurna, seperti : penyakit rabun mata, beri-beri, scorbut, dll. b. Penyakit yang disebabkan karena tekanan darah tinggi (hypertension) dan tekanan darah rendah (hypotension). c. Penyakit alergi, seperti : astma gidu / kaligata.

6

d. Penyakit yang disebabkan karena keracunan, seperti : keracunan makanan atau minuman. e. Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan, seperti keseleo, patah tulang, luka tersayat, geger otak, dll.

2.2 Penyakit atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat Beberapa faktor yang merupakan salah satu penyebab penyakit atau cedera pada perawat di tempat kerjanya sebagai berikut: 1. Akibat kelalaian perawat seperti tertusuk jarum atau tergores jarum, jika perawat terkena tusukan atau goresan jarum dari pasien yang menderita HIV dan Hepatitis B maka risiko perawat akan tertular penyakitnya. 2. Perawat berisiko terkena infeksi jika tidak cuci tangan atau menggunakan sarung tangan serta masker jika berada pada ruang paru. 3. Perawat sering kontak langsung dengan bahan kimia seperti obat – obatan kontak kerja tersebut yang pada umumnya dapat menyebabkan iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Pada perawat

bekerja secara fisik misalnya

memobilisasi pasien,

memindahkan pasien, memandikan pasien dan lain sebagainya yang berhubungan dengan fisik dapat mengakibatkan risiko seperti keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). 1. Pada perawat berhubungan langsung dengan radiasi karena pada pemeriksaan – pemeriksaan tertentu memerlukan radiasi jika perawat terkena

radiasi

dapat

membahayakan

tenaga

kesehatan

yang

menangangani seperti gangguan reproduksi dan jika terpapar terlalu sering dapat mengakibatkan kanker. Penyakit atau cedera akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya berkaitan dengan : faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya

7

dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;, faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah), faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.) 1. Faktor Biologis Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Pencegahan : a. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi. b. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi. c. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar. d. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benar e. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar f. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai. g. Kebersihan diri dari petugas.

8

2. Faktor Kimia Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja

oleh

karena

alergi

(keton).

Bahan

toksik

(trichloroethane,

tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar. Pencegahan : a. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas untuk petugas atau tenaga kesehatan laboratorium. b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk petugas / tenaga kesehatan laboratorium. c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar. d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa. e. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar. 3. Faktor Ergonomi Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.

9

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). 4. Faktor Fisik Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi: a. Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat menyebabkan stress dan ketulian b. Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja. c. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja d. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.Terkena radiasi e. Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani. Pencegahan : a. Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium. b. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai. c. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi d. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai. e. Pelindung mata untuk sinar laser f. Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah 5. Faktor Psikososial Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress :

10

a. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat kerja kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan b. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal.

2.3 Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, dilakukan: a. Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja = saat seleksi calon pekerja Jenis pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja yang dilakukan: 1. Anamnesa a. Riwayat Penyakit Umum: TB, DM, Jantung, Asthma, Kulit, Perut Riwayat Penyakit di RS: pernah/ belum dirawat di RS, alasan dirawat b. Riwayat Kecelakaan Kerja di tempat kerja yang lama c. Riwayat Operasi: pernah/belum di operasi?, operasi di RS mana, berapa lama perawatan d. Riwayat Pekerjaan: apakah sebelumnya pernah bekerja, di perusahaan apa, bekerja di bagian apa 1. Pemeriksaan Mental 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Kesegaran Jasmani 4. Pemeriksaan Radiologi Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik di lingkungan rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan. Rumah sakit sebaiknya mempunyai petugas yang bertanggung jawab (safety officer) atas keamanan daerah sekitar radiasi dan perlindungan bagi

11

petugasnya. Petugas hamil sebaiknya dilarang bekerja, walau hal ini masih diperdebatkan. 5. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB dan virus Hepatitis B. Petugas harus menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi untuk mencegah tertular penyakit, serta selalu memakai sarung tangan karet pada saat bekerja. Mencuci tangan setiap akan memulai dan setelah bekerja, mengenakan jas laboratorium, yang harus selalu ditinggal di dalam laboratorium. 6. Pemeriksaan lainnya 2. Perbaikan Gizi Kerja (Penyiapan Makanan) Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela, botulism dari bahan mentah ikan, daging dan sayuran. Pencegahan terpenting di bagian ini adalah tangan bersih dan menggunakan alat bersih. Kulkas penyimpanan bahan makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur suhunya dan kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat berkembang biak. Memasak yang benar-benar matang akan membunuh salmonela. Petugas yang sedang menderita gangguan gastrointestinal diliburkan dan diobati sampai sembuh. b. Melakukan JSA proses kerja dan lingkungan kerja c. Membuat SOP dan Instruksi Kerja d. Promosi Kesehatan (Edukasi, sosialisasi, poster, leaflet, pemasangan rambu-2 K3): seperti memberi penyuluhan kesehatan e. Menyediakan waktu dan sarpras untuk plahraga bekerja f. Vaksinasi penyakit menular (Hepatitis) g. Penggunaan APD Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu upaya pencegahan oleh perawat agar tidak terluar oleh penyakit yang ada di rumah sakit. Macammacam APD yang dapat digunakan oleh perawat adalah :

12

a. Sarung Tangan Steril b. Gaun (Celemek) Pelindung c. Masker d. Alat pelindung mata e. Topi f. Pelindung kaki g. Kepatuhan pada aturan RS h. Mencuci Tangan

13

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi ubungan cukup kuat dengan linkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyakit atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat Beberapa faktor yang merupakan salah satu penyebab penyakit atau cedera pada perawat di tempat kerjanya sebagai berikut: 1. Akibat kelalaian perawat seperti tertusuk jarum atau tergores jarum 2. Perawat berisiko terkena infeksi jika tidak cuci tangan atau menggunakan sarung tangan serta masker jika berada pada ruang paru. 3. Perawat sering kontak langsung dengan bahan kimia seperti obat – obatan kontak kerja tersebut yang pada umumnya dapat menyebabkan iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).

B. SARAN Kita sebagai remaja Indonesia harus teliti dalam melakukan kegiatan – kegiatan dalam bekerja. Salah satunya ialah meningkatkan keselamatan kerja pada pasien. Tindakan tersebut merupakan suatu sikap yang tepat dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja untuk diri sendiri, pasien, dan masyarakat yang ada di sekitar tempat kita bekerja.

14

DAFTAR PUSTAKA

https://www.pdfcoke.com/document/396492824/Makalah-Penyakit-Akibat-Kerja-Pada-Perawat diakses pada 24 februari 2019 Suma’mur. 2007 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung Anies. 2009. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Ridley, J. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga.

15

Related Documents


More Documents from "nafisah"