Definisi Gambut.docx

  • Uploaded by: rinto manurung
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Definisi Gambut.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 701
  • Pages: 7
GAMBUT  Tanah gambut: tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tanaman yang membusuk → kandungan organik tinggi (definisi umum)  Kunci Taksonomi Tanah (2014): aturuan umum adalah tanah dapat diklasifikasikan sebagai tanah organik (Histosol atau Histel) apabila lebih dari setengah pada bagian di atas 80 cm (32 inchi) tanah adalah organik atau apabila bahan organik dengan ketebalan berapa saja terletak di atas batuan atau material fragmen dengan lubang diantaranya terisi oleh bahan organik.  Luas lahan gambut di Indonesia = 26 juta ha. Tersebar di Pulau Sumatera = 8,9 jta ha, Pulau Kalimantan = 6,3 juta ha, dan Pulau Papua = 10,9 juta ha. Pembagian gambut menurut beberapa kriteria: Menurut tingkat kematangannya, gambut dibagi menjadi: 





Gambut saprik (matang), yaitu gambut yang sudah melapuk dan bahan asalnya sudah tidak bisa dikenali. Berwarna cokelat tua hingga hitam dan bila diremas oleh tangan kandungan seratnya < 15%. Gambut hemik (setengah matang), yaitu gambut setengah lapuk dan sebagian bahan induknya masih bisa dikenali. Berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya di kisaran 15-75%. Gambut fibrik (mentah), yaitu gambut yang belum melapuk dan bahan induknya bisa dikenali dengan mudah. Berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya > 75%.

Menurut tingkat kesuburannya, gambut dibagi menjadi: 



Gambut eutrofik, yaitu gambut yang subur dan kaya akan bahan mineral, basa dan unsur hara lainnya. Gambut tipe ini biasanya memiliki lapisan yang tipis dan dipengaruhi oleh sedimen sungai atau laut. Gambut mesotrofik, yaitu gambut agak subur dan dicirikan dengan kandungan mineral basa yang sedang.



Gambut oligotrofik, yaitu gambut yang tidak subur karena miskin mineral dan hara. Gambut jenis ini bisanya jauh dari pengaruh lumpur sungai dan laut.

Menurut lingkungan pembentukannya, gambut dibagi menjadi:  

Gambut ombrogen, yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air hujan. Gambut topogen, yaitu gambut yang terbentuk di lingkungan air pasang sungai/laut. Dengan demikian gambut topogen lebih subur dibandingkan gambut ombrogen.

Menurut kedalamannya, gambut dibagi menjadi:    

gambut dangkal (50 -100 cm) gambut sedang (100 - 200 cm) gambut dalam (200 - 300 cm) gambut sangat dalam (> 300 cm)

Menurut lokasinya, gambut dibagi menjadi:   

gambut pantai, yaitu terbentuk dekat pantai dan dipengaruhi pasang laut. gambut pedalaman, yaitu gambut yang hanya dipengaruhi oleh air hujan karena jauh dari laut. gambut transisi, yaitu gambut yang terbentuk diantara kedua wilayah tersebut. Gambut mentah

Gambut setengah matang

Pembentukan tanah gambut berasal pada daerah cekungan atau rawa-rawa yang terisi oleh tanaman dan sisa-sisa nya yg berada di tepian cekungan/rawa. Deposisi tersebut semakin memenuhi kolam air di cekungan, lama kelamaan memadat dan mulai ditumbuhi tanaman. Sejalan waktu terbentuklah hutan gambut. Proses ini berjalan ribuan tahun.

Bagian gambut yang tumbuh mengisi danau dangkal tersebut disebut dengan gambut topogen karena proses pembentukannya disebabkan oleh topografi daerah cekungan. Gambut topogen biasanya relatif subur (eutrofik) karena adanya pengaruh tanah mineral. Tanaman tertentu masih dapat tumbuh subur di atas gambut topogen. Hasil pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama kelamaan membentuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung. Gambut yang tumbuh di atas gambut topogen dikenal dengan gambut ombrogen, yang pembentukannya ditentukan oleh air hujan. Gambut ombrogen lebih rendah kesuburannya dibandingkan dengan gambut topogen karena hampir tidak ada pengkayaan mineral.

PENGELOLAAN WATER MANAGEMENT GAMBUT A. Tahapan pembuatan masterplan pengelolaan air di lahan gambut: 1. Penentuan inlet dan outlet 2. Penentuan debit air maksimum pada saat musim hujan (berdasarkan catchment area dan luas inlet) → selanjutnya menentukan lebar dan tinggi watergate pada inlet. 3. Pengukuran relief mikro 4. Pembuatan zonasi system water managemen 5. Penentuan titik-titik pembangunan overflow, watergate dll

B. Tahapan pembuatan infrastruktur water managemen: 1. Pembutan tanggul mengelilingi kebun (apabila inlet ingin dikendalikan) 2. Pencucian sungai-sungai inlet sehingga daya tampung sesuai dengan catchment area 3. Pembuatan saluran makro dan mikro di dalam kebun (maind-drain, collection-drain dan field-drain). Jika diperlukan dibuat kanal utama sebagai saluran pembuangan utama → perlu diperhatikan untuk tetap menjaga ketersediaan air di dalam kebun. 4. Pembuatan overflow (permanen dan stopbund) di saluran drainase. Diikuti dengan pebuatan sedimenpond. 5. Pembuatan Watergate di inlet dan outlet yang merupakan titik pengaturan keluar dan masuk air. 6. Pemasangan pieziometer di setiap blok terutama yang memiliki perbedaan slove. 7. Pemasangan indicator kedalaman air setiap 100 meter di main-drain dan collection-drain

PIEZIOMETER

OVERFLOW

WATERGATE

Related Documents

Definisi
May 2020 53
Definisi
June 2020 45
Definisi
April 2020 55
Definisi Belajar
October 2019 31
Definisi Pendapatan
December 2019 20
Definisi Makalah
August 2019 37

More Documents from "Abdul Malik"

Definisi Gambut.docx
June 2020 10
Doc-20190331-wa0027.docx
December 2019 38
Direct Admiinistrasi.docx
December 2019 43
Surat Pribadimateri.docx
December 2019 28
Documentucl.docx
December 2019 42
Fungsi Notula Rapat.docx
December 2019 41