BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu. Jadi, datadata itu masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor-skor tersebut dapat pula disebut dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis. Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri. Pembuatan karya tulis ini berdasarkan tugas mata kuliah Probabiltas dan statistic yaitu Pengumpulan dan Penyajian data . Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
1.2 Rumusan masalah Dalam karya tulis ini saya akan membahas beberapa permasalasahan. Diantaranya adalah : 1. Apa saja metode pengumpulan data? 2. Apa saja penyajian data dengan table? 3. Apa saja penyajian data dengan diagram ?
1
1.3 Batasan Masalah Dalam makalah ini kami akan membatasi topic permasalahan yang akan kami bahas yaitu,Pengumpulan serta penyajian data.
1.4 Tujuan Tujuan penyusun karya tulis ini yang pertama adalah untuk memenuhi tungas mata kuliah Probabilitas dan statistic . Yang kedua adalah agar para penyusun mendapatkan ilmu dan kompetensi yang lebih dalam Terkait Ilmu Statistik, terutama Materi pengumpulan dan penyajian data. Yang ketiga adalah agar karya tulis ini dapat dijadikan sumber referensi oleh para pembaca sebagai dasar pemikiran untuk dikembangkan atau untuk dilengkapi.
1.5 Manfaat Mempelajari lebih dalam mengenai Pengumpulan dan penyajian data serta mempelajari bagaimana Dasar dalam memahami ilmu statistika dan fungsinya dalam dunia kerja di era sekarang.
2
BAB II PEMBAHASAN 1.2 Teknik Pengumpulan Data Pengertian Teknik Pengumpulan Data Method of collection data is technique for physically obtaining data to be analyzed in a research study. Metode pengumpulan data diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data. 2. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian sebagai cara yang dapat di tempuh untuk mengumpulkan data. a. Teknik Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang halhal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3
Macam-macam Observasi Dari segi pelaksanaan pengumpulan data 1. Observasi Berperan Serta ( participant observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. 2. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orangorang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dari segi instrumentasi yang digunakan 1. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. 2. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang telah diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi: 1. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi 2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya. 3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. 4. Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya. 5. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis, maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari pengamatan 6. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling
mempengaruhi.
Keuntungan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data:
4
1. Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang diobservasi), karena mereka tidak harus mengerjakan apa-apa. Observant (yang diobservasi) dapat melakukan seperti yang ia kerjakan seharihari tanpa harus dibuat-buat, dan observer mengamati serta mencatatnya pada alat observasi. 2. Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat utama pengumpul data, melainkan alat lain yang lebih praktis yang efisien, bandingkan dengan wawancara yang menuntut kemampuan peneliti untuk mengungkap pendapat atau opini subjek penelitian 3. Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan objektif sebab subjek penelitian akan melakukan dan bekerja apa adanya. 4. Observasi dapat digunakan untukmengecek kebenaran data yang diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara dan angket. Kelemahan menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data: 1. Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat diungkap dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama hal-hal yang bersifat pribadi dan bersifat rahasia. 2. Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya sedang diamati (diobservasi), ada kecenderungan melakukan kegiatan yang dibuat-buat dan berpura-pura sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. 3. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka akan sulit bagi observant untuk bertindak secara objektif. b. Teknik Wawancara (Interview) Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog, baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui siaran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Macam-macam teknik wawancara (Interview) 1. Interview berstruktur Dalam interview ini, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan interviewer telah ditetapkan terlebih dahulu. 2.
Interview tidak berstruktur Interview ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.
Syarat dalam mengemukakan pokok-pokok yang akan digunakan sebagai bahan pertanyaan wawancara sebagai berikut : 1. Menghindari kata-kata yang bermakna ganda 2. Menghindari pertanyaan panjang 3 Mengajukan pertanyaan sekonkret mungkin
5
4. Mengajukan pertanyaan dalam pengalaman konkret interview 5. Menyebut semua alternative jawaban 6. Menghindari kata-kata canggung ysng membuat rasa malu interview 7. Menetralkan gaya bahasa bicara 8.Memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut interview 9.Menanyakan hal-hal positif dan negative dalam menilai orang ketiga Keuntungan-keuntungan menggunakan teknik wawancara (interview): 1. Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data/informasi yang digunakan dengan teknik lain seperti angket 2. Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan akurat, bahkan dapat memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya 3. Melalui tatap muka secara langsung,memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh subjek penelitian sebagai sumber data 4. Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang tidak mengenal batasan usia, dan kemampuan, berbeda dengan angket yang hanya bisa digunakan pada responden yang hanya bisa membaca dan menulis saja. Kelemahan menggunakan teknik wawancara (interview): 1. Kadang-kadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu dan tempat. 2. Wawancara menuntut ketrampilan khusus dari pewawancara dalam mengungkap data dan keterangan yang akurat. 3. Sulit menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara. c. Teknik Angket (Kuesioner) Angket adalah instrument penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Macam-macam angket (kuesioner): 1. Kuesioner berstruktur Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban yang disediakan. 2. Kuesioner tak berstruktur Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri 3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur
6
Kuesioner ini sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini di satu pihak member alternative jawaban yang harus dipilih, di lain pihak member kebebasan kepada responden untuk menjawab secara bebas lanjutan dari jawaban sebelumnya. 4. Kuesioner semi terbuka Kuesioner yang member kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternative jawaban yang sudah ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner: 1. Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim melalui pos atau cara-cara lain, agar terjalin hubungan baik 2. Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara menjawab pertanyaan. 3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan. Kelebihan-kelebihan menggunakan teknik kuesioner (angket): 1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar. 2. Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis, sebab setiap responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama 3. Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya. 4. Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena pengisiannya tidak terlalu terikat oleh waktu.
Kelemahan-kelemahan menggunakan teknik kuesioner (angket): 1. Dengan menggunakan angket belum menjamin responden akan memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan keyakinannya 2. Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas. 3. Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya. 4. Kurang luwes karena tidak ada pewawancara 5. Tingkat pengembalian kuesioner rendah 6. Tidak dapat mengamati reaksi responden ketika menjawab pertanyaan 7. Suasana dan kondisi lingkungan responden ketika mengisi kuesioner tidak terkontrol 8. Sulit mengontrol responden agar sesuai dengan urutan pertanyaan 9. Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang kompleks.
7
d. Studi Dokumen Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Hal ini juga dapat kita permisalkan dengan memperhatikan kawan kita ada yang pendek, kurus da nada yang gemuk. Cobalah mengenal mereka dari ciri – ciri yang mereka miliki. Ciri – ciri mereka dapat kit tulis dan kita kumpulkan menjadi data untuk lebih jelasnya kita bisa melihat contoh dibawah ini Rudi,Eka dan indra sedang menayakkan olahraga yang digemari siswa kelas VI SD Cemerlang Hasil yang diperoleh dicatat dalam rabel berikut. NO Jenis Olahraga
Banyak Siswa
1
Tenis meja
2
2
Bulu Tangkis
3
3
Renang
7
4
Kasti
8
5
Sepak bola
6
6
Voli
4
2.2 Teknik Penyajian Data 1. Pengertian penyajian data Pada laporan penelitian Bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian data atau penyusunan data Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis. 2. Tujuan Penyajian Data Penyajian data mempunyai dua tujuan, yaitu: a. Penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan menyajikannya dalam bentuk tabel atau gambar maka penampilan dan gambaran data lebih mudah dibaca dan dipahami.
8
b. Penyajian data memudahkan dalam menganalisis data Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah dianalisis. 3. Bentuk data yang disajikan Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana yang memberikan manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.
a. Skor Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden. Pengukuran dilakukan dengan mengubah respons yang diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan aturan scoring. b. Persentase Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya: Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus adalah (15/50) x 100 = 30 %. Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan. c. Indeks Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang angka indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya: Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti oleh 20 orang, maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75. 4. Macam-macam Teknik Penyajian Data Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya. Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik atau diagram dan penyajian dengan narasi. a. Tabel Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori - kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk
9
memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut. Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai bahan untuk menjelaskan komponen tabel.
1. Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan. 2. Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi mengenai: data serta tempat dan waktu pengumpulannya. 3. Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132 dan jumlah – 368. 4. Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus SD/MI. 5. Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121, 132 dan 368. 6. Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang melakukan pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data dikumpulkan dan ditabulasikan sendiri oleh pembuat tabel. Macam – macam penyajian data dalam bentuk tabel antara lain: 1.
Tabel Baris Kolom Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)
10
2. Tabel Distribusi Frekuensi Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam frekuensi. Tabel ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun distribusi data dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh: ( fiktif )
11
b. Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan data dalam frekuensi dengan distribusi data bergolong. Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data. Contoh: ( fiktif )
3. Tabel Kontingensi ( Tabel Faktorial ) Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor (variabel) atau lebih dalam satu perpaduan baris dan kolom. Contoh: (fiktif)
12
2.3 Penyajian data dengan diagram Diagram batang Diagram batang atau disebut diagram balok adalah visual data yang berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran. Beberapa bentuk diagram antara lain : diagram batang satu komponen atau lebih, digram batang dua arah, diagram batang tiga dimensi, dan lain – lain sesuai dengan variasi atau tergantung kepada kegunaannya . penyajian data dalam diagram batang banyak dugunakan untuk data yang bersifat kategori.
Diagram Lingkaran Diagram lingkaran adalah visual data yang berbentuk lingkaran yang telah dibagi menjadi beberapa juring (sector) sesuai dengan data tersebut. Setiap sector melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah kedalam derajat dengan menggunakan busur derajat yang dinyatakan dalam persentase. Penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran didasarkan pada sebuah lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan banyaknya kelas penyusunan. Penyajian data dalam diagram lingkaran sangat cocok untuk data yang berbentuk kategori atau atribut dalam persentase.
13
Contoh penyajian data dalam diagram lingkaran
Diagram Garis Diagram garis adalah visual data yang berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis menghubungkan titik-titik pada bidang bilangan. Penyajian data dalam diagram garis umumnya digunakan untuk menggambarkan keadaan data yang serba terus atau berkesinambungan. Seperti diagram batang, diagram garis membutuhkan sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya melukiskan kuantum data tiap waktu. Contoh penyajian data dalam diagram garis
14
Diagram Pohon Diagram pohon adalah visual data dari penjabaran satu satuan secara hierarki. Diagram pohon dimulai dengan satu item yang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing cabang kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih, dan seterusnya sehingga nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang. Penyajian data dalam diagram pohon digunakan untuk memecahkan komponen secara lebih rinci ke dalam sub-sub komponen, atau ke dalam tingkat yang lebih rendah dan rinci. Contoh penyajian data dalam diagram pohon
15
BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Metode pengumpulan data diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk dianalisis dalam suatu studi penelitian. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian data atau penyusunan data Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori - kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut. Diagram batang atau disebut diagram balok adalah visual data yang berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran. Beberapa bentuk diagram antara lain : diagram batang satu komponen atau lebih, digram batang dua arah, diagram batang tiga dimensi, dan lain – lain sesuai dengan variasi atau tergantung kepada kegunaannya . penyajian data dalam diagram batang banyak dugunakan untuk data yang bersifat kategori.
3.2 Saran Pada saat membuat makalah ada baiknya untuk diberikan penjelasan kepada mahasiswa sebagai bentuk pemahaman materi yang diberikan tersebut
16
Daftar pustaka https://www.padamu.net/data-dalam-diagram http://widyan222.blogspot.com/2013/10/pengumpulan-dan-penyajian-data.html https://www.academia.edu/33020503/Pengumpulan_Pengolahan_Dan_Penyajian_Data_MAKALAH_Meto dologi_Penelitian_
17