Daftar Pertanyaan:
1. Mengapa pada consensus terbaru kriteria SIRS sudah tidak digunakan lagi? Jawab : Kriteria SIRS tidak membantu lagi untuk mengidentifikasi sepsis karena dianggap tidak menggambarkan adanya respon disregulasi yang mengancam jiwa. 2. Apa perbedaan skor SOFA dan skor qSOFA? Jawab : Skor SOFA biasanya digunakan pada pasien di ICU, sedangkan qSOFA untuk pasien di luar ICU. Penggunaan qSOFA (quick SOFA) tidak selengkap SOFA namun dapat dilakukan secara cepat dan berulang karena tidak membutuhkan pemeriksaan laboratorium. Penggunaan qSOFA diharap dapat membantu dalam mengenali kondisi disfungsi organ dan dapat segera memulai terapi. 3. Bagaimana kriteria klinis untuk mengidentifikasi syok septik? Jawab : Yaitu adanya sepsis dengan hipotensi persisten yang membutuhkan vasopressor untuk menjaga mean arterial pressure (MAP) ≥ 65 mmHg, dengan kadar laktat ≥ 2 mmol/L walaupun telah diberikan resusitasi cairan yang adekuat. 4. Antibiotik apa yang digunakan untuk pasien dengan sepsis? Jawab : Menggunakan antibiotic berspektrum luas dan sebaiknya disertai dengan kultur dan identifikasi sumber penularan kuman untuk meningkatkan keefektifitas penggunaan antibiotic. Pemberian antibiotic harus dilakukan sesegera mungkin. 5. Apakah ada efek negatif dari penggunaan antibiotik multipel pada pasien sepsis? Jawab : Ya, penggunaan antibiotik secara luas dapat mengakibatkan resistensi terhadap antibiotik. Selain itu penggunaan antibiotic multipel dapat meningkatkan risiko toksisitas, meningkatkan risiko superinfeksi (karena jamur), dan memungkinkan terjadinya interaksi antar obat. 6. Vasopressor yang digunakan dalam penanganan pasien dengan syok septic? Jawab : Penggunaan vasopressor yang direkomendasikan adalah norepinefrin untuk mencapai target MAP ≥ 65 mmHg. Sedangkan cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid dengan dosis 30cc/kgBB. 7. Penilaian yang dilakukan saat sedang melakukan fluid challenge? Jawab : Menilai peningkatan status hemodinamik berdasakan variable dinamis (perubahan tekanan nadi, variasi volum sekuncup) atau statik (tekanan nadi, laju nadi). 8. Mengapa pasien dengan kemoterapi lebih berisiko terhadap sepsis? Jawab : Karena obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi tidak dapat membedakan antara sel-sel kanker dan jenis sel lain yang tumbuh cepat seperti sel darah dan sel kulit. Orang yang menerima kemoterapi beresiko untuk terkena infeksi ketika jumlah sel darah putih mereka rendah. Sel darah adalah pertahanan utama tubuh terhadap infeksi. Kondisi yang
disebut neutropenia ini umumnya terjadi pada pasien kemoterapi. Pada kondisi ini, setiap infeksi dapat menjadi serius dengan cepat.