Dada Dendeng “Ke Pasar Benhil yuk, beli makanan,” usulan yang sangat menyenangkan dari Bunda. “Ayoooo……,” kedua sepupu yang sangat antusias untuk ikut. “Oke, tapi bunda mandi dulu ya.” Sambil menunggu, aku dan dua sepupuku menonton TV bersama kakek dan nenek. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kita berangkat. Karena letaknya tidak jauh dari rumah, jadi tidak perlu naik mobil. Kerumunan orang memadati tempat penjualan makanan itu. ‘Hammam, Hanif mau apa ? ” tanya bunda. “Ayam baker aja.” “Hanif juga.”
Begitu selesai membeli makanan dan minuman, kami menuju stan masakan padang. “Mbak, dendengnya ada ?” tanyaku dengan semangat. “Yah, dendengnya abis,” balasan penjaga stan masakan padang. Bunda langsung bertanya makanan apa yang akan aku beli. Aku berinisiatif untuk mengunjungi stan masakan padang yang lain, tapi aku berpikir kalau dendeng ditempat masakan padang yang lain juga pasti abis. “Ada dendengnya, bu ?” tanya bunda. “Gak ada, bu.” Dengan terpaksa aku harus mengurungkan niatku untuk
membeli dendeng. “Ayam baker aja deh, bun.” “Okey,” balas bunda dengan senyum. Sambil berjalan menuju kea rah pulang, kami mampir untuk membeli tebu dan pecel. Setelah itu barulah kami pulang.