LBM 4 (EBM DAN CRITICAL APPRAISAL) STEP 1 1. Prognosis : Prognosis adalah peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu penyakit, sebuah perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit, baik dengan atau tanpa pengobatan Sumber :kamuskesehatan.com/arti/prognosis/ 2. EBM : Evidence Based Medicine (EBM)adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien Sackett et al. (2000) 3. PICO (Patient/problem,intervention,comperisson,outcome) : +sebuah pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui karakteristik pasien,obat yang diperlukan dan apa yang ingin diketahui dari intervensi 4. Critical Appraisal : Proses sistematis dalam sebuah bukti penelitian untuk menilai validitas, hasil dan relevansinya sebelum menggunakan bukti tersebut untuk menentukan sebuah keputusan. Kuliah integrasi modul 1 semster 1 fk unissula 2006 5. Diagnosis : Diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan dapat dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sumber:kamuskesehatan.com/arti/diagnosis/ 6. RCT : prosedur yang umumnya digunakan pada uji coba obat atau prosedur medis. RCT melibatkan proses pemberian perlakuan kepada subjek secara acak. 7. Blind : pencarian asal 8. Sumber Primer : bukti-bukti tertulis tangan pertama mengenai sejarah yang dibuat pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa tersebut. Contohnya adalah catatan harian, korespondensi, dan surat kabar 9. Penatalaksanaan Pasien : Pengobatan terhadap pasien
STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Bagaimana sejarah EBM? Apa tujuan dari EBM? Apa sajakah Kelebihan dan Kekurangan EBM? Bagaimana langkah-langkah EBM? Mengapa seorang dokter harus melakukan kajian menggunakan cara EBM? Apa saja yang harus dilakukan untuk bisa menguasai keterampilan EBM? Mengapa harus dilakukan critical appraisal? Bagaimana langkah langkah dalam melakukan critical apprisal? Apakah hasil penelaahan dengan critical apprisal bersifat mutlak? Apa hubungan antara IT,critical thinking,critical appraisal dengan metode pembelajaran EBM?
11. Apa langkah yang harus dilakukan sebelum memutuskan apakah suatu artikel layak dibaca? 12. Apa yang harus dilakukan untuk meneliti apakah penelitian tersebut valid? 13. Bagaimana contoh implementasi dari PICO? 14. Bagaimana Hubungan antara Diagnosis dan prognosis?
STEP 3 1. Bagaimana sejarah EBM? EBM dikembangkan oleh sejumlah ahli epidemiologi klinis dan biostatistik, yang berkembang pesat. Pertama kali ditulis dalam majalah JAMA sebagai petunjuk kepustakaan kedokteran (Readers’ Guildes to Medical Literature) untuk menolong para klinikus dalam menilai karya ilmiah di bidang kedokteran. Kemudian sebagai pengguna kepustakaan kedokteran atau Users’ Guildes to Medical Literature dan berkembang mnjadi pengetahuan klinis berbasis bukti atau Evidence Based Clinical Specialities. Dengan berkembangnya metode-metode dalam bidang penelitian dan tuntutan untuk mengetahui hasil penelitian secara benar, maka pada tahun 1992 berkembanglah EBM atau KBB. Sejalan dengan itu berkembang pula pemeliharaan kesehatan berbasis bukti atau Evidence Based Health Care (EBHC) yang lebih menitikberatkan pada kebijakan kesehatan masyarakat pada suatu daerah. KBB lahir pada tahun 1992 oleh suatu kelompok yang diketuai oleh Gordon Guyatt dari McMaster University di Canada. Sejak saat itu, sejumlah makalah tentang KBB dibuat dari 1 publikasi pada tahun 1992 menjadi 1.000 publikasi pada tahun 1998 dan menjadi perhatian internasional. Sumber: (EBM dan Critical Appresial Dr. Gita P) 2. Apa tujuan dari EBM? Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan. Mengevaluasi dan merencanakan terapi. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan terbaik. Sumber :Gerstein H.C and Haynes RB. 2001 Evidence-based diabetes care. BC decker Inc London 3. Apa sajakah Kelebihan dan Kekurangan EBM? Kelebihan: Memudahkan dokter untuk menyelesaikan masalah pasien Meningkatkan daya analisis kritis agar dokter tidak salah diagnosis Dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Dapat selalu mengikuti perubahan informasi terkini Mengetahui validitas dari suatu jurnal penelitian Menghasilkan pemikiran yang akurat Kekurangan: Memakan banyak waktu Negatif thinking terhadap suatu informasi Sumber: Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002: 247 - 248 4. Bagaimana langkah-langkah EBM? Langkah dalam proses EBM adalah sebagai berikut: 1. Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul selama proses tatalaksana penyakit pasien 2. Dilanjutkan dengan membuat formulasi pertanyaan dari masalah klinis tersebut 3. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari
jawaban yang benar bagi pertanyaan tersebut dari literatur ilmiah 4. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai validitas (mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta kemungkinan penerapannya pada pasien 5. Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut dengan kemampuan klinis anda dan preferensi pasien yang seharusnya mendapatkan probabilitas pemecahan masalah pelayanan pasien yang lebih baik. 6. Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit / masalah pasien anda .. Apakah berhasil atau masih memerlukan tindakan lain? Sumber : Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002: 247 - 248 5. Mengapa seorang dokter harus melakukan kajian menggunakan cara EBM? Pertama, jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna, dan dapat dipercaya (Del Mar et al., 2004). Kedua, melunturnya “trust” (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis Berbagai masalah tersebut mencakup penggunaan prosedur diagnostik yang tidak memiliki nilai informasi, terapi yang tidak efektif, biaya pelayanan kesehatan yang tinggi, pelayanan berkualitas rendah, kesalahan dalam praktik medis (medical error), pelayanan medis yang tidak manusiawi, pengambilan keputusan klinis tanpa dasar bukti ilmiah riset yang kuat. Sumber : PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret EBM merupakan sirkulus yang diawali dari masalah pasien dan berakhir pada keuntungan pasien, dan itu juga salah satu dari kesuksesan farmasis . EBM merupakan integrasi kompetensi profesional seorang farmasis dengan bukti dari penelitian yang sahih, dan referensi atau nilai-nilai yang dimiliki sang pasien (Julia,Dhika;2010) 6. Apa saja yang harus dilakukan untuk bisa menguasai keterampilan EBM? 1. Mendefinisikan masalah ( menghasilkan pertanyaan klinis ). 2. Melacak informasi sumber yang diperlukan 3. Kritis menilai informasi 4. Menerapkan informasi dengan pasien 5. Mengevaluasi kefektifan sebuah informasi Sumber :Rosenberg W, Donald A. Evidence based medicine: an approach to clinical problem-solving. BMJ 1995;310:1122– 1126. 7. Mengapa harus dilakukan critical appraisal? Teknologi dan praktek kedokteran selalu berubah dan perkembangannya sangat pesat.
Dokter perlu mengikuti perkembangan tersebut sebagai bentuk life long learning Caranya dengan membaca hasil-hasil penelitian atau artikel terbaru di jurnal- jurnal internasional atau nasional. Sumber: (EBM dan Critical Appresial Dr. Gita P) 8. Bagaimana langkah langkah dalam melakukan critical apprisal?
Sumber : Figure 1 , Murdani Abdullah, M. Adi Firmansyah , Critical appraisal on journal of clinical trials, Vol 44 no 4 October 2012
9. Apakah hasil penelaahan dengan critical apprisal bersifat mutlak? Bukti yang didapat adalah yang terbaik tapi belum tentu akurat. Kebenaran tergantung interpretasi pelaku CA. Tergantuk aplikasi Tidak karena untuk mengetahui kevaliditas suatu sumber informasi kita tidak hanya menggunakan critical appraisal namun kita juga harus melakukan penelitian untuk mengetahui kebenaran yang sebenarnya apabila hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pasien dan kerugian yang akan di alami oleh pasien 10. Apa hubungan antara IT,critical thinking,critical appraisal dengan metode pembelajaran EBM? CA merupakan dasar dari EBM yang didasarkan dari CT dan bersumber dari IT jika IT-nyabagus maka informasi yang didpat juga akan bagus sehingga seseorang dapat melakukan CA Bermula dari permasalahan kemudian mencari sumber (IT) lalu kita melakukan CT yangmerupakan suatu awal dari suatu CA lalu dihasilkan EBM atau padoman yang digunakan doktersebagai tatalaksana pasien Sumber: ( Evidence Based Medicine Oleh: dr. Darwin Amir, Sp.S. Bgn Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand /RS DR. M. Djamil ) 11. Apa langkah yang harus dilakukan sebelum memutuskan apakah suatu artikel layak dibaca?
12. Apa yang harus dilakukan untuk menilai apakah penelitian tersebut valid? 1. Karya penulis utama yang menjadi perhatian. 2. Penulis yang mempunyai nama yang sama, bidang yang sama dibutuhkan informasi tambahan nama instiusi. 3. Jenis sumber dokumen (artikel, makalah, buku, disertasi, dan lainlain). 4. Tidak dibatasi oleh waktu. 5. Untuk bidang yang multidisiplin, kesulitan untuk analisis subyek Sumber: oleh Hartinah (2002: 3 dalam Hasibuan 2006: 8) 13. Bagaimana contoh implementasi dari PICO? Seorang pasien wanita 46 thn dgn kolitis ulseratif selama 17 thn, mengenai kolon secara ekstensive dgn gejala yg cukup hebat. Saat ini kolitisnya kambuh, ia tdk mau di-operasi tetapi sadar akan resiko kanker yg ia dengar dan baca dari newsletter. Suaminya tlh meyakinkannya akan resiko yg akan terjadi. P = 46 yrs old women I = Long standing ulcerativecolitis, now in remission C = Patients without ulcerative colitis O = Prevention / control of colon cancer Sumber: (Evidence Based Medicine ,Oleh: dr. Darwin Amir, Sp.S. Bgn Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand /RS DR. M. Djamil) 14. Bagaimana Hubungan antara Diagnosis dan prognosis? Banyak kriteria yang dipakai untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan perbedaan dari penyakit periodontal yang dipakai untuk mengembangkan prognosis. Faktor seperti usia pasien, tingkat keparahan penyakit, resiko genetik, dan adanya penyakit sistemik merupakan hal-hal penting untuk diperhatikan dalam mendiagnosis suatu kondisi dan sama pentingnya untuk mengembangkan prognosis. Keadaan secara umum memberikan gambaran untuk beberapa diagnosis, disini kita dapat mengira kondisi prognosis ideal.