BUTIR-BUTIR INTI HASIL APRAISAL KRITIS ARTIKEL KESEHATAN KOMUNITAS UNTUK MEMBANGUN KOMPETENSI KESEHATAN KOMUNITAS
Nama/NIM Pelapor
: Try Putra Heny Cendekiawan (42170157)
Tanggal
:
A
Judul Artikel, Penulis, Judul Artikel: Faktor-faktor yang terkait dengan perilaku pencarian layanan kesehatan pada orang tua di Sumber Jurnal Tahun/ Bulan Penerbitan
Nigeria Penulis: Nicole Atchessia,f, Valéry Riddea,e, Seye Abimbolab,c,d, Maria-Victoria Zunzuneguia Sumber : Archives of Gerontology and Geriatrics Tahun/Bulan Penerbitan: 21 Juli 2018
B
Kompetensi yang ingin Mengetahui cara melakukan telaah kritis yang sesuai dengan desain penelitian. dibangun
pelapor Mendapatkan hal yang penting dan berharga dari literature, yang bisa diterapkan untuk mendukung
appraisal
pekerjaan. Mendukung pengembangan kompetensi mawas diri dan pengembangan diri.
C
Latar belakang Riset Tujuan dan manfaat riset Tema dari Tesis yang di pilih
Latar Belakang Riset:
Latar belakang pelapor:
Proporsi orang yang berusia 60 tahun ke atas diperkirakan
8%
di
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki dokter
negara-negara adalah mawas diri, pengembangan diri dan pengelolaan
berkembang dan 5,2% di Afrika pada 2005 informasi. Seorang dokter diharapkan mampu menilai (Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2006). Proporsi informasi dan mengikuti penyegaran serta meningkatkan itu tumbuh dan bisa berlipat ganda di negara- pengetahuan secara berkesinambungan demi keselamatan negara Afrika pada tahun 2050 (PBB, 2010).
Ini adalah populasi yang rentan dengan pasien, sehingga seorang dokter harus memiliki kemampuan otonomi
berkurang
yang
menghadirkan untuk melakukan telaah kritis.
prevalensi tinggi penyakit menular dan cacat;
Critical appraisal / telaah kritis dimana para klinisi
mostalsoareunableto workandmemiliki tidak mampu menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari ada pensiun pensiun (Kakwani & Subbarao, suatu artikel atau jurnal ilmiah, apakah suatu literature dapat 2005; PBB, 2001). Populasi yang menua di digunakan untuk menjawab pertanyaan klinis & mampu Afrika terjadi dalam konteks di mana akses ke menilai metodologi penelitian yang digunakan dalam suatu layanan kesehatan masih terbatas.
penilitian sehingga dapat diputuskan apakah hasil penelitian
Dengan adanya kebutuhan signifikan terkait tersebut dapat diterima atau tidak. kesehatan mereka, orang dewasa yang lebih
Topik jdari jurnal yang ditelaah kritis juga memiliki
tua harus memiliki akses yang lebih besar ke konteks yang sesuai dihadapi oleh Puskesmas Pundong, layanan kesehatan. Sayangnya, penelitian Bantul. Menjadi salah satu fasilitas kesehatan primer tentu yang
berfokus
pada
perilaku
mencari memberikan suatu tantangan bagi instansi kesehatan di
perawatan orang dewasa yang lebih tua di kecamatan Pundong untuk menyediakan layanan kesehatan Afrika sangat langka (Ameh et al., 2014; bagi semua elemen masyarakat. Terutama bagi orang tua Wandera, Kwagala, & Ntozi, 2015), kecuali dengan usia >50 tahun yang memiliki faktor-faktor terkait yang dilakukan di Afrika Selatan dan Uganda. perilaku pencarian layanan kesehatan. Hal ini yang Studi Afrika Selatan menunjukkan penyakit mendorong pelapor ingin mengetahui lebih lanjut apakah menular menular menjadi penentu pertama proporsi lansia di Pundong juga memiliki perilaku-perilaku penggunaan layanan kesehatan oleh orang tertentu dalam mencari layanan kesehatan, sehingga pelapor dewasa yang lebih tua, diikuti oleh penyakit merujuk artikel ini untuk membantu meningkatkan menular yang tidak menular (Ameh et al.,
2014). Penelitian di Uganda menunjukkan kompetensi pelapor terkait faktor-faktor perilaku pencarian hasil yang serupa mengenai penyakit menular, layanan kesehatan pada orang tua. tetapi mobilitas terbatas juga muncul sebagai penghalang untuk akses layanan kesehatan Persamaan o Dengan
(Wandera et al., 2015).
meningkatnya
perkembangan
PTM
di
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini, untuk
Kecamatan Pundong berdasarkan dari data 10 besar
memeriksa faktor-faktor yang menentukan
penyakit dari laporan Puskesmas Pundong. Juga
perilaku
kesehatan
meningkatkan angka kunjungan masyarakat ke
mereka. Serta untuk menghasilkan bukti
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
yang berguna untuk merancang program
kesehatan.
pencarian
layanan
kesehatan untuk meningkatkan akses ke perawatan bagi populasi yang rentan ini. Manfaat: Sebagai acuan studi eksplorasi untuk mengidentifikasi
beberapa
hambatan
untuk akses perawatan kesehatan yang dihadapi oleh kelompok ini. Dan bisa memberikan titik awal untuk penelitian yang lebih rinci tentang topik ini. Tema: Menguji faktor-faktor yang terkait dengan perilaku pencarian layanan kesehatan pada populasi dewasa tua di Nigeria.
D
Pertanyaan
Masalah
Riset
Apakah terdapat hubungan faktor-faktor
Angka prevalensi orang tua usia >50 tahun di 3 desa
terkait perilaku pencarian layanan kesehatan
cakupan Puskesmas Pundong semakin meningkat dari
pada lansia?
tahun ketahun.
Seberapa kuat hubungan variabel independen terhadap variabel dependen?
E
Konsep Kerangka
Kunci, Konsep,
kerangka teori penulis artikel
Tingkat perilaku orang tua di Kecamatan Pundong dalam mencari layanan kesehatan cukup tinggi.
Apakah faktor yang mempengaruhi perilaku
Meningkatnya prevalensi PTM dan penyakit menular
pencarian layanan kesehatan pada orang tua
manjadi salah satu faktor terkait pembentukan perilaku
di Nigeria?
orang tua mencari pertolongan tenaga kesehatan.
Konsep Kunci
Komentar pelapor appraisal (dikaitkan dengan kopetensi
Faktor-faktor yang terkait dengan perilaku yang dibangun) pencarian layanan kesehatan pada orang tua. Kerangka Konsep
Konsep Kunci: Sudah sesuai dengan tema atau topik penelitian.
Faktor-faktor: Jenis Kelamin Status Pendidikan Pekerjaan Ekonomi Geografis
Perilaku mencari layanan kesehatan
Kerangka konsep : Kerangka konsep dapat diidentifikasi dangan mudah. Kerangka konsep sudah di jelaskan secara adekuat oleh peneliti. Selain itu kerangka konsep juga sudah sesuai dengan judul penelitian.
Kerangka teori: : Variabel Independen
Kerangka teori
Kerangka teori pada penelitian ini sudah teroganisir dengan Faktor Eksternal: Geografis Pendidikan Ekonomi
Perilaku konsultasi
Meningkat
Faktor Internal Aktifitas Fisik Umur Jenis Kelamin
digunakan tercantum. Semua data yang dicantumkan juga sudah sesuai dengan evidence based.
Akses kesehatan tidak terjangkau
Layanan kesehatan tidak merata
Meningkatnya angka kesakitan
Metodologi Pendekatan, desain
pemerintah yang terpercaya untuk buku maupun jurnal yang
Menurun
Akses kesehatan terjangkau
F
baik, literature yang digunakan dari sumber database
Komentar pelapor terkait bias, validitas, relabilitas terhadap o Pendekatan/desain:
penelitian butir-butir metodologi dan relevensi penggunaannya untuk
Sampling
menggunakan pendekatan Bivariate dan pengangann masalah yang dihadapi.
Instrumen
Multivariate
Variabel&
menggunakan analisis Chi-Square..
analisis
dan
di
uji Pendekatan/desain: Pendekatan/desain penelitian yang digunakan sudah tepat. Penelitian ini menggunakan
pengukuran
o Sampling:
Interpretasi
o Populasi penelitian terdiri dari 3587 dilakukan untuk menganalisis hubungan dua variabel
pendekatan . Bivariate Analysis, adalah analisis yang
individu berusia 50 tahun ke atas, semua anatara faktor dan perilaku kemudian. Multivariate dipilih dari database panel GHS.
Analysis,
adalah
analisis
yang
dilakukan
untuk
Variabel
Perancu
(confounding Variable) Analisis/ uji statistic
o Kriteria Inklusi: -
menganalisis hubungan lebih dari dua variabel dari
Usia >50 tahun
keseluruhan faktor yang menjadi acuan pembentukan
o Kriteria Ekslusi -
periaku mencari layanan kesehatan.
Memiliki keterbatasan fungsional Sampling: Populasi target dapat terindentifikasi dengan jelass
(retardasi mental/fisik) o Instrument: o Data
sehingga cukup valid. untuk
penelitian
ini Pada penelitian tidak dijelaskan lebih detail terkait
disediakan oleh Survei Umum
theknik sampling yang digunakan (random atau non-
Rumah Tangga Nigeria (GHS).
random). Jumlah sampel sudah sesuai yaitu dan dapat
o Kuesioner dan wawancara o Variabel & pengukuran: o variabel dependen: o Kualitas tidur pada penderita hipertensi Nominal o variabel independen: o Jenis kelaminNominal
mewakili populasi. Pada penelitian ini target sampel penelitian sudah jelas, karena tertulis dengan jelas kriteria inklusi dan eksklusinya sesuai dengan tujuan penelitian, selain itu dapat meminimalisasi terjadinya bias. Instrument: Pewawancara terlatih memberikan kuesioner kepada
o Umur Nominal
setiap anggota rumah tangga. Semua variabel dilaporkan
o Tekanan Darah Nominal
sendiri. Variabel dipilih menurut studi toprevious
o Variabel Perancu:
(Amehetal., 2014; Wandera etal., 2015). Perilaku mencari
o Pola makan
pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai konsultasi dan
o Aktifitas fisik/olahraga
diukur dengan menanyakan praktisi kesehatan macam apa
o Kebiasaan merokok dan minum kopi
yang telah mereka konsultasikan jika mereka sakit selama empat minggu terakhir.
o Stress
Variabel dan pengukurannya: Variabel dependen dan
o Lingkungan
independen dari penelitian ini sudah tepat karena sudah
o Analisis/uji statistic: Data yang sudah sesuai dengan judul jurnal dan jenis pengukuran tiap terkumpul dianalisis dengan uji chi variabelnya jelas. square mencari hubungan antar Variabel perancu: Pada penelitian ini tidak dijelaskan variabel, kemudian dilanjutkan dengan secara rinci apakah semua variabel perancu telah di uji multivariate dan bivariate analisis.
kendalikan, sehingga bila tidak dikendalikan maka dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hasil dapat tidak valid dan bias. Analisis/ uji analisis: Analisis data yang digunakan sudah konsisten dengan jenis data dan tujuan dari penelitian. Data di analisis dengan uji chi square kemudian di lanjutkan dengan Bivariate dan Multivariate analisis.
G
Pelaksanaan, Hasil, dan Diskusi
Pelaksanaan: Data diambil dari database Komentar pelapor terkait aspek etis Survei Umum Rumah Tangga Nigeria (GHS Pada penelitian ini tidak dijelaskan lebih lanjut terkait - tahun 2013), yang mewakili tingkat
informed consent pada responden penelitian. Selain itu
nasional. Analisis bivariat dan regresi
tidak dijelaskan lebih lanjut terkait kerahasiaan responden
Poisson dilakukan. GHS adalah survei
dapat dijamin dalam penelitian ini dan jaminan untuk
nasional yang dilakukan di 22.000 rumah
terhindar dari terjadinya bahaya yang disebabkan proses
tangga di seluruh Nigeria. Panel GHS adalah
penelitian.
survei lain yang dilakukan pada 5000 rumah Tidak dijelaskan lebih lanjut juga terkait kelayakan etik / tangga yang dipilih secara acak dari 22.000
etical clearance pada penelitian. Dimana Klirens Etika
rumah tangga GHS. Panel GHS tempat data
(ethical clearance) adalah suatu instrumen yang digunakan
kami diekstraksi adalah studi cross-sectional
untuk menjelaskan status kesesuaian dan keberterimaan
yang dilakukan dari Februari hingga April
praktik perlakuan dalam berbagai bidang. Khususnya
2013 di seluruh negeri. Sampel dari 5000
dalam dunia penelitian, klirens etika menjadi alat untuk
rumah tangga yang melibatkan 27.165
mengukur
anggota rumah tangga mewakili di tingkat
penelitian maupun tahapan-tahapan proses penelitian.
nasional, di enam tingkat zona geopolitik (Selatan Selatan, Tenggara, Barat Daya, Tengah Utara, Timur Utara, Barat Laut), serta di tingkat sektor geografis (perkotaan dan pedesaan). Data dapat diakses secara bebas
di:
http://go.worldbank.org/
N8CP2RULL0. Hasil: Di antara 3587 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, 850 melaporkan sakit dalam empat minggu sebelumnya, dan 53% dari mereka telah berkonsultasi dengan praktisi kesehatan pada periode itu. Konsultasi tersebut lebih cenderung perempuan (PR = 1,30, 95% CI [1,1-1,15]), lebih tua dari 65
keberterimaan
suatu
rangkaian
proses
(PR = 1,25, 95% CI [1,1-1,5]), dan menganggur (PR = 1,24, 95% CI [1.0–1.4]), sedangkan kurangnya pendidikan (PR = 0.73, 95% CI [0.6 0-0.8]), pendapatan rumah tangga yang rendah (PR = 0.72, 95% CI [0.50.9]) dan tinggal di Tenggara (PR) = 0,5995%
CI
[0,4-0,7])
dan
di
zona
SouthSouth (PR = 0,60 95% CI [0,4-0,7]) dikaitkan dengan tingkat konsultasi yang lebih rendah. Hasil kami menunjukkan bahwa
meningkatkan
perilaku
mencari
perawatan orang dewasa yang lebih tua di Nigeria
akan
hambatan
memerlukan
keuangan
pendidikan.
dan
Dibutuhkan
pencabutan peningkatan
lebih
banyak
penelitian untuk lebih memahami perbedaan geografis dan rendahnya tingkat konsultasi oleh laki-laki. Diskusi: o Proporsi orang dewasa yang lebih tua di daerah pedesaan dan perkotaan Statistik nasional Nigeria menguatkan beberapa
hasil analisis kami. Secara khusus, orang dewasa yang lebih tua lebih terkonsentrasi
di
daerah
pedesaan
daripada perkotaan karena fenomena eksodus pedesaan, di mana orang muda meninggalkan desanya untuk pindah ke kota (NBS, 2013). o Seperti dalam penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan (Ameh et al., 2014), penelitian kami menunjukkan bahwa wanita yang lebih tua menggunakan layanan
kesehatan
lebih
banyak
daripada pria yang lebih tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa mereka memiliki kecenderungan lebih tinggi
untuk
melaporkan
masalah
kesehatan mereka dibandingkan dengan pria. o Rendahnya
penggunaan
layanan
kesehatan oleh pria mungkin disebabkan oleh konsepsi maskulinitas tertentu yang membuat pria menganggap diri mereka
sebagai jenis kelamin yang kuat dan untuk melihat penyakit dan kebutuhan kesehatan kelemahan
sebagai yang
tanda-tanda
terkait
dengan
feminitas. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa pria cenderung menunggu sampai tahap yang sangat maju dari AIDS sebelum berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. o Perilaku mencari layanan kesehatan juga lebih tinggi di antara orang yang menganggur. Karena populasi penelitian orang dewasa yang lebih tua kami sebagian besar sudah pensiun, mungkin diharapkan bahwa yang lebih kuat — yaitu, mereka yang memiliki kesehatan yang lebih baik — akan terus bekerja sementara
mereka
yang
status
kesehatannya lebih genting tidak akan bekerja dan akan menggunakan lebih banyak perawatan kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa
yang lebih tua tanpa kegiatan yang menghasilkan pendapatan melaporkan status kesehatan yang genting lebih sering daripada mereka yang memiliki kegiatan. o Di antara mereka yang melaporkan sakit selama empat minggu sebelumnya, hanya 53% yang menggunakan layanan kesehatan, dibandingkan dengan 75% di Uganda (Balogun & Guntupalli, 2016) dan 96% di Afrika Selatan (Ameh et al., 2014). Di kedua negara itu, layanan kesehatan umum tidak dikenai biaya, yang tidak demikian halnya di Nigeria. Di
negara-negara
di
mana
biaya
pengguna titik layanan dibebankan, kemiskinan
telah
diakui
sebagai
penghalang akses ke layanan kesehatan, dan
program-program
memberikan
pembebasan
yang biaya
pengguna kepada orang miskin telah
melihat peningkatan dalam penggunaan layanan orang-orang itu. o Menurut
literatur,
keterbatasan
fungsional fisik menghambat perilaku pencarian layanan kesehatan, khususnya karena cacat tersebut membatasi akses fisik ke layanan kesehatan dan karena orang-orang
dengan
cacat
ini
mengalami diskriminasi dalam akses perawatan kesehatan (Wandera et al., 2015). Studi kami tidak menemukan hubungan
antara
keterbatasan
fungsional anggota tubuh bagian bawah dan
berkonsultasi
dengan
praktisi
kesehatan. Ini mungkin karena alasan utama untuk berkonsultasi secara umum adalah masalah akut seperti penyakit menular (Etyang & Scott, 2013) atau karena mereka dengan cacat mobilitas kadang-kadang hidup sendirian dan terisolasi (Wandera, Ntozi, & Kwagala, 2014).
H
Kesimpulan Keterbatasan Saran
Kesimpulan:
Kesimpulan hasil appraisal dan bagaimana kemungkinan
o Pasien wanita, subjek yang lebih tua dan aplikasinya mereka yang tidak cocok untuk bekerja Berdasarkan telaah kritis yang telah dilakukan terhadap lebih sering berkonsultasi, sementara jurnal dengan desain Bivariate & multivariate ini maka mereka yang tinggal di Nigeria Selatan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dapat sepenuhnya lebih sering melaporkan penyakit tetapi diterima. Data dan hasil penelitian ini juga dapat menjadi jarang berkonsultasi ketika merasa sakit. referensi baru bagi peneliti lainnya serta pemerintah untuk o Kemiskinan dan kurangnya pendidikan membuat suatu program intervensi untuk meningkatkan menghambat perilaku pencarian layanan derajad kesehatan masyaraat melalui upaya layanan kesehatan, namun orang dewasa yang kesehatan. Selain itu hasil penelitian ini dapat pula di lebih tua berisiko menjadi miskin dalam jadikan sumber referensi baru bagi pelapor appraisal untuk diterapkan dalam mendukung pembelajaran yang baru.
konteks ini. o Hubungan positif antara usia lanjut dan berkonsultasi dengan praktisi kesehatan mungkin mencerminkan fakta bahwa penyakit akut tidak diperhitungkan dalam analisis kami, meskipun ini adalah
pendorong
konsultasi
yang
signifikan dalam kelompok usia ini. Keterbatasan: Keterbatasan penelitian ini terutama terkait dengan
kendala
yang
terlibat
dalam
penggunaan data sekunder. Sementara kami memiliki
informasi
tentang
adanya
keterbatasan fungsional pada tungkai bawah, indikator
status
kesehatan
yang
baik,
kurangnya variabel terkait kesehatan seperti penyakit akut adalah kelemahan dalam penelitian ini. Saran: o Pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti melakukan studi lanjut dengan melakukan
penelitian
terhadap
faktor
penghambat yang menyebabkan layanan kesehatan tidak dapat terjangkau. o Bagi institusi kesehatan ataupun unit yang terkait,
dapat
melakukan
pengkajian
masalah faktor dan perilaku orang tua dalam mencari layanan kesehatan I
Refleksi Pelapor
Setelah saya melakukan telaah kritis ini, saya merasa hal ini sangat berguna bagi saya, karena dengan
Apraisal
melakukan telaah kritis ini saya bisa mengetahui apakah literature tersebut berharga, penting dan apakah dapat diterapkan dalam lingkungan kerja. Selain itu dengan melakukan telaah kritis, membantu saya mengembangkan dan membangun kompetensi mawas diri dalam menyelesaikan permasalahan yang akan saya hadapi saat bekerja menjadi seorang dokter. Saat saya melakukan telaah kritis, saya menemui banyak kendala
dalam merangkum konsep kunci, kerangka konsep dan kerangka teori dari artikel yang saya telaah. Namun dari kendala ini saya berusaha mencari panduan pembelajaran, sehingga saya bisa mengatasi kendala tersebut dengan cukup baik. Saya juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan telaah kritis artikel ini, karena saya menyadari banyak yang saya lupakan dan belum saya kuasai terkait tehnik telaah kritis ini. Ke depannya saya akan lebih sering berlatih dan membiasakan diri untuk melakukan telaah kritis pada literature ilmiah yang saya baca, sehingga harapannya lama – kelamaan saya terbiasa melakukan telaah kritis dengan baik dan benar.