PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA
Halaman No.Dokumen RUMAH SAKIT
002/SPO/KPRWT/IV/201
UMUM DAERAH
8
No Revisi
1/10
1
KEBAYORAN LAMA Jl. Jatayu No. 1 Jakarta Selatan Ditetapkan, Direktur RSUD Kebayoran Lama Tanggal Terbit
SPO
01 Juli 2017 Dr Hilda
Pengertian
NIP.197010072122001 Pneumonia adalah peradangan/inflamasi jaringan parenkim paru. (Bagian distal dari bronkiolus terminalis, termasuk : bronkiolus respiratorius dan alveoli). Peradangan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Dalam program penanggulangan penyakit ISPA dan MTBS, pneumonia diklasifikasikan: -
pneumonia sangat berat
-
pneumonia berat
-
pneumonia
-
bukan pneumonia
Klasifikasi berdasarkan ada tidaknya tanda bahaya, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan frekuensi napas, dan dengan pengobatan yang spesifik untuk masing-masing derajat penyakit. Tujuan
Sebagai panduan dalam diagnosis dan tatalaksana pasien dengan Bronkopneumonia dan Pneumonia.
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201 8 Kebijakan
No Revisi 1
Halaman
Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum 2/10 Daerah Kebayoran Lama Nomor : Tahun 2018 Tentang Berlakunya Standar Prosedur Operasional Asuhan Keperawatan /
Prosedur
Kebidanan Di Lingkungan RSUD Kebayoran Lama I. Petugas IGD melakukan triase. II. Perawat melakukan pemeriksaan a. Tanda vital b. Antropometri (tinggi / panjang badan, berat badan, lingkar kepala). Dokter melakukan pemeriksaan: a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan penunjang.
III.
Anamnesis: 1. Batuk awalnya kering kemudian dengan dahak mucoid atau purulen, kadang disertai darah 2. Sesak napas 3. Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 4. 5. 6. 7.
400C Sakit kepala, gelisah, malaise Kesulitan makan/minum, mual, muntah Tampak Lemah Riwayat penyakit yang sama. Untuk membedakan dengan kondisi imunokompromis, kelainan anatomi bronkus, atau asma.
Pemeriksaan Fisik: Temuan tergantung luas dari lesi di paru. Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi. Klinis gejala infeksi umum: 1. Gelisah
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201
No Revisi
8
1
Halaman
2. Suhu tinggi. 3/10 Klinis gejala gangguan respiratori: 1. Takipnea 2. Pernapasan cuping hidung 3. Air hunger 4. Merintih (grunting) 5. Sianosis. Pemeriksaan Paru: 1. Inspeksi : Retraksi dada 2. Perkusi : Pekak 3. Auskultasi : Suara napas melemah, crackles (ronki) Pemeriksaan Penunjang: -
Pemeriksaan darah lengkap ditemukan peningkatan leukosit dan atau segmen neutrofil
-
Pemeriksaan foto toraks ditemukan infiltrat
-
Kultur sputum (atau dirujuk ke tempat yang memiliki fasilitas).
-
Kultur darah (atau dirujuk ke tempat yang memiliki fasilitas).
IV.
Dokter membuat diagnosa kerja berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan WHO Bayi dan anak berusia 2 bulan–5 tahun a. Pneumonia berat -
Ada batuk atau kesulitan bernapas ditambah minimal satu dari : kepala terangguk, pernafasan cuping hidung, retraksi
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201
No Revisi
8
1
Halaman
epigastrium, foto dada menunjukkan gambaran pneumonia 4/10 -
Napas cepat: o Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit o Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit o Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
-
Pada auskultasi terdengar: o Ronki o Suara pernapasan menurun o Suara pernapasan bronkial
-
Harus dirawat dan diberikan antibiotik.
b. Pneumonia -
Batuk atau kesulitan bernapas
-
Ada napas cepat
-
Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.
c. Bukan pneumonia -
Tidak ada napas cepat dan sesak napas
-
Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas.
Bayi berusia di bawah 2 bulan a. Pneumonia -
Ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak napas
-
Grunting pada bayi muda
-
Harus dirawat dan diberikan antibiotik.
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201 8
No Revisi 1
Halaman
b. Bukan pneumonia 5/10 -
Tidak ada napas cepat atau sesak napas
-
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis.
Pneumonia sangat berat dapat dijumpai: -
Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya
-
Kejang, letargis atau tidak sadar
-
Sianosis
-
Distres pernapasan berat.
V.
Dokter memberikan tatalaksana sesuai dengan diagnosis kerja
Kriteria Rawat Inap Bayi: - Saturasi <92%, sianosis - Napas cepat, >60x/menit - Distress pernapasan, apnea intermiten, atau grunting - Tidak mau minum - Keluarga tidak dapat merawat di rumah. Anak: - Saturasi <92%, sianosis - Napas cepat, >50x/menit - Distress pernapasan, grunting - Dehidrasi - Keluarga tidak dapat merawat di rumah. Umum - Terapi oksigen bila saturasi <92% dengan udara kamar, -
Observasi minimal 4 jam sekali Cairan intravena, balans cairan ketat Antipiretik dan analgetik Nebulisasi dengan beta-2 agonis dan/atau NaCl dapat
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201
No Revisi
8
1
Halaman
diberikan. 6/10 Antibiotik - Rawat Jalan (lini pertama) <5 tahun : o Amoksisilin 2 x 25 mg/kgBB (selama 3 hari), atau o TMP – sulfametoksazol 2 x 4 mg/kgBB − 20 mg/kgBB
-
(selama 3 hari) o Untuk pasien HIV diberikan selama 5 hari Rawat Jalan > 5 tahun : o Eritromisin 4 x 12,5 mg/kgBB (selama 3 hari) Rawat inap o Neonatus – 2 bulan : Ampisilin + gentamisin o >2 bulan : Lini Pertama Ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), Pemantauan dilakukan dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila respons baik: Antibiotik dilanjutkan sampai 5 hari Terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (3 x 15 mg/kgBB) untuk 5 hari berikutnya. Bila klinis memburuk : Tambahkan Kloramfenikol 25 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 8 jam Lini Kedua Seftriakson Pada klinis berat sejak pasien datang, berikan: Kombinasi ampisilin – kloramfenikol, atau Ampisilin – gentamisin, atau Seftriakson 1 x 80 – 100 mg/kgBB IV atau IM Pada kecurigaan pneumonia stafilokokal Gentamisin 1 x 7,5 mg/kgBB IM, atau Kloksasilin 50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam, atau Klindamisin 3 x 5 mg/kgBB.
PENATALAKSANAAN PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DAN PNEUMONIA No.Dokumen 002/SPO/KPRWT/IV/201 8
No Revisi 1
Halaman
7/10 Bila keadaan anak membaik, dilanjutkan dengan Kloksasilin / Dikloksasilin PO 4 x sehari sampai 3 minggu, atau Klindamisin PO sampai 2 minggu. VI.
Bila ditemukan salah satu dari komplikasi dibawah maka menjadi indikasi untuk merujuk pasien ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap. 1. Pneumonia berat yang tidak respon dengan antibiotik beta-laktam dan kloramfenikol atau kombinasi atau antibiotik yang tersedia tidak sesuai dengan etiologi 2. Pneumonia sangat berat
VII.
Pasien dapat pulang setelah : 1. Tanda gejala pneumonia menghilang 2. Dapat makan dan minum oral secara adekuat 3. Antibiotik per oral dilanjutkan di rumah 4. Kondisi rumah memungkinkan serta keluarga setuju untuk merawat di rumah dan bersedia untuk kontrol.
Unit terkait
1. UGD 2. Klinik Anak 3. Klinik Umum 4. Rawat Inap Anak 5. Perinatalogi
Referensi
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. 250-55. 2. World Health Organization. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit: Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. 2009. 86-93. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Prakterk Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2014. 381-88. 8/10