Cover Laporan Devi Dengan Revisi (1).docx

  • Uploaded by: Andhini fitria
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cover Laporan Devi Dengan Revisi (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,484
  • Pages: 61
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PUSKESMAS DTP JAYAGIRI TANGGAL 05 FEBRUARI SAMPAI DENGAN 05 MEI 2018

disusun oleh: Devi Lestari 161710003

SMK TARUNA TERPADU AL MUSYAWARAH LEMBANG JALAN BARUADJAK NO.158 LEMBANG 40391 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PUSKESMAS DTP JAYAGIRI TANGGAL 05 FEBRUARY SAMPAI DENGAN 30 APRIL

Disetujui oleh : Pembimbing Apotek

Pembimbing Sekolah

Ade Nora Amd.Farm.

Fajar Qodariah, S,Pd.

Disahkan oleh : Kepala Program Studi Farmasi

Dadi Setiadi, S.Farm,Apt

Kepala Sekolah SMK

Bangsawan, S.Mn

i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Puskesmas DTP Jayagiri ini tanpa halangan apapun. Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dr. Yaniar Ratnadewi selaku kepala Puskesmas DTP Jayagiri Lembang. 2. Kepala sekolah Bangsawan ,S.Mn 3. Andika Prihadiyana S.F, Apt selaku pembimbing di Puskesmas DTP Jayagiri Lembang. 4. Ade Nora Amd.Farm selaku pembimbing di Puskesmas DTP Jayagiri Lembang. 5. Selaku pembimbing Fajar Qodariah, S,Pd. 6. Orang tua dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan moral dan materil Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.

Lembang, Februari 2018

Devi Lestari

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………......................... ....….i KATA PENGANTAR………………………………………………………….................... ...........….ii DAFTAR ISI………………………………………..................................…………………… ………...iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3 1.1

Latar Belakang ......................................................................................... 3

A. Tujuan ....................................................................................................... 4 B. Manfaat ..................................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6 URAIAN UMUM ................................................................................................... 6 2.1

Definisi Puskesmas................................................................................... 6

A. Fungsi Puskesmas..................................................................................... 6 B. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas ............................................................. 7 C. Instalasi Farmasi Puskesmas .................................................................. 10

BAB III ................................................................................................................. 27 URAIAN KHUSUS .............................................................................................. 27

1

4.1

Sejarah Puskesmas ................................................................................. 27

4.2

Gambaran Atau Denah Puskesmas......................................................... 29

4.3

Struktur Organisasi Puskesmas .............................................................. 29

4.4

Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas ........................................................... 30

4.5

Instalasi Farmasi Puskesmas .................................................................. 30

BAB IV ................................................................................................................. 31 KEGIATAN PRAKERIN ..................................................................................... 31 4.1

Kegiatan Prakaerin ................................................................................. 31

4.2

Studi Kasus ............................................................................................. 38

BAB V................................................................................................................... 43 PENUTUP ............................................................................................................. 43 5.1

Kesimpulan ............................................................................................. 43

5.2

Saran-Saran ............................................................................................ 43

A. Saran kepada pihak sekolah : ................................................................. 43 B. Saran Untuk Apotek : ............................................................................. 44 5.3

Hasil Yang Dicapai ................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45 LAMPIRAN - LAMPIRAN.................................................................................. 46

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendidikan

tenaga

kesehatan

merupakan

bagian

integral

dari

Pembangunan Nasional Bidang Kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengembangkan tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi yang memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar harus di tingkatkan secara terus-menerus. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta didik adalah mengikutsertakan peserta didik dalam Prakerin (Praktik Kerja Industri). Hal ini dipilih

karena

Prakerin

dianggap

cara

terbaik

untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama mengikuti pendidikan. Oleh karena itu dilaksanakannya Prakerin bertujuan untuk dapat menambah pengetahuan di bidang pekerjaan Farmasi, pengalaman serta sikap profesional dalam melakukan suatu bidang pekerjaan. Selain itu, pelaksanaan Prakerin merupakan sarana pengenalan lapangan kerja farmasi

bagi peserta didik karena secara langsung dapat melihat,

mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi mahasiswa farmasi sebelum langsung bekerja di masyarakat.

3

A. Tujuan a. Tujuan Pelaksanaan Prakerin 1. Sebagai pembanding antara teori yang diberikan selama proses pendidikan dengan praktek yang diperolah di lapangan. 2. Untuk

membekali

siswa-siswi

tentang

dunia

kerja

serta

memantapkan kemampuan atau keahlian dibidangnya. 3. Dapat meningkatkan pribadi siswa-siswi dalam melaksanakan tugas prakerin yang telah diberikan. 4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan tingkat pengetahuan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan lapangan kerja). 5. Memperkokoh “Link and Macth” antara sekolah dan instasi dunia kerja. 6. Meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. 7. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. 8. Peserta Prakerin akan mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan pelajaran yang telah di peroleh disekolah secara teori dan di terapkan di lingkungan kerja. 9. Peserta Prakerin mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang di temukan di lapangan.

b. Tujuan Pembuatan Laporan 1. Peserta

didik

mampu

memahami,

mengembangkan pelajaran yang

memantapkan

diperoleh

di

dan

sekolah dan

diterapkan di lapangan kerja. 2. Peserta

didik

mampu mencari alternatif pemecahan masalah

kefarmasian sesuai dengan program pendidikan yang telah ditetapkan secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dan laporan yang disusun peserta didik.

4

3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan dan peserta didik. 4. Menambah menunjang

perbendaharaan

perpustakaan

sekolah untuk

peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan

selanjutnya.

B. Manfaat a. Manfaat Bagi Penulis 1. Lebih mengetahui dunia kefarmasian dengan indikasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA). 2. Mengetahui karakteristik pelayanan kesehatan di Puskesmas. 3. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja. b. Manfaat Bagi Sekolah 1. Mengikat kerja sama yang baik antar pihak sekolah dan Puskesmas yang terkait. 2. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang kefarmasian.

5

BAB II URAIAN UMUM

2.1 Definisi Puskesmas Puskesmas

merupakan

kesatuan

organisasi

fungsional

yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan pada perorangan. Menurut Departemen Kesehatan (2011), Pukesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Menurut Azrul Azwar (1996), pengertian Puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

A. Fungsi Puskesmas Ada 3 fungsi pokok Puskesmas yaitu : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah nya. 2. Membina peran serta masyarakat yang ada di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

6

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara : 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. 2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. 3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan

ketentuan

bantuan

tersebut

tidak

menimbulkan

ketergantungan. 4. Memberi pelayanan secara langsung kepada masyarakat. 5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.

B. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas a. Pelayanan puskesmas di dalam gedung : 1. Loket Pendaftaran 1) Pendaftaran pasien 2) Pencatatan / rekam medis 2. Poli Umum 1) Pemeriksaan awal terhadap pasien 2) Pemberian resep oleh dokter 3) Konsultasi 3. Poli Gigi 1) Pemeriksaan gigi 2) Penambalan gigi 3) Pencabutan gigi 4) Konsultasi 4. Poli KIA-KB 1) Periksaan kesehatan Ibu dan anak 2) Pelayanan Keluarga Berencana

7

3) Konsultasi 5. Poli Gizi 1) Pemeriksaan pada bayi balita serta memantau tumbuh kembang anak 2) Konsultasi 3) Pemberian makanan tambahan pada gizi buruk 6. Poli Kesehatan Lingkungan 1) Konsultasi klinik sanitasi 7. Ruangan Tindakan / IGD 1) Pelayanan 24 jam 2) Tindakan pada pasien dengan status gawat darurat 8. Apotek 1) Pelayanan / pemberian obat – obatan 9. Gudang Obat 1) Distribusi obat – obatan kesemua sektor pelayanan seperti Pustu, Puskel, Rawat Inap, Rawat Jalan 2) Persediaan stok obat dalam waktu tertentu 10. Ruangan Tata Usaha 1) Pembuatan surat menyurat 2) Pengarsipan surat masuk dan keluar 3) Tata kelola dan administrasi 11. Ruangan Imunisasi 1) Penyimpanan vaksin 2) Pencatatan 12. Ruangan Laboratorium Sederhana 1) Pemeriksaan dahak 2) Pemeriksaan AsamUrat 3) Pemeriksaan Hemoglobin 4) Pemeriksaan Cholesterol 5) Pemeriksaan Guladarah 6) Pemeriksan Malaria

8

7) Golongan Darah 13. Ruangan Kepala Puskesmas 1) Legalitas berkas dan dokumen 14. Ruangan Kepegawaian 1) Pemberkasan dokumen kepegawaian 2) Rekrutmen pegawai magang / kontrak 15. Poned ( Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar ) 1) Pemeriksaan kehamilan 2) Pemantauan kehamilan 3) Pertolongan persalinan 4) Pendeteksian resiko tinggi bumil 5) Penatalaksanaan bumil resiko tinggi 16. Sistem Informasi Kesehatan( SIK ) 1) Pemberkasan informasi puskesmas 17. Ruang rawat inap 1) Perawatan penginapan pasien 2) Pemantauan perkembangan pasien 3) Rekomendasi rujukan pada pasien tertentu

b. Pelayanan Puskesmas di luar gedung : 1. Posyandu Bayi Balita 1) Penimbangan berat badan 2) Pemberian imunisasi 3) Pemantauan status imunisasi bayi balita 2.

Posyandu Lansia 1) Pemeriksaan fisik 2) Pemberian obat – obatan 3) Konsultasi

3. Promosi Kesehatan 1) Penyuluhan di desa – desa 4. Pelacakan Kasus

9

1) Deteksi dini penyakit dengan Survei lapangan 2) Kunjungan dari rumah kerumah 3) Tidak lanjut terhadap laporan- laporan masyakarat dan petugas lapangan 5. Kesehatan Lingkungan 1) Surveilan lapangan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat( PHBS ) 2) Kunjungan dari rumah kerumah 3) Pemantauan keadaan lingkungan 4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan PHBS 5) Survey Jentik Nyamuk 6) Penyemprotan insektisida malaria 6. Pelayanan ambulance 1) Rujukan pasien 2) Puskesmas keliling

C. Instalasi Farmasi Puskesmas Instalasi di puskesmas merupakan unit pelaksanaan fungsional yang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi secara menyeluruh di puskesmas dalam ruang lingkup produk maupun dalam ruang lingkup pelayanan. Tugas Instalasi Farmasi Puskesmas 1. Sebagai pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian. 2. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasien atau masyarakat.

10

a. Pengelolaan Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi,

baik

institusi

maupun perusahaan. SDM juga

merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. 1) Apoteker Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker (berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian). Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana (S-1), yang umumnya ditempuh selama empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Apoteker dapat bekerja pada instansi pemerintah, institusi pendidikan, industri farmasi/kosmetik/pangan/alat kesehatan, pedagang besar farmasi, penyalur alat kesehatan, rumah sakit, apotek, dan lain-lain. Seorang apoteker yang baru lulus juga disumpah seperti dokter. Sumpah itu dimaksudkan agar seorang

apoteker

mengaplikasikan manusia.

bersungguh-sungguh

ilmu

Seorang

kefarmasiannya

apoteker

dilarang

demi

dalam kebaikan

menggunakan

pengetahuannya untuk merugikan orang lain. Nama gelar 11

kesarjanaan dan keprofesian seorang apoteker adalah S.Farm., Apt atau S.Si., Apt. 2) Asisten Apoteker Asisten apoteker yang telah mengucapkan sumpah, memilik ijasah dan mendapat surat ijin kerja yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia harus dapat menjalankan pekerjaannya sesuai tugas dan standar profesinya dan memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian di bawah pengawasan apoteker. Tugas Profesi Asisten Apoteker - Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional. - Menyusun produk racikan yang di distribusi dari gudang farmasi ke apotek. - Melakukan peracikan obat. - Melayani pembelian pasien. - Membuat copy resep. - Melakukan penyerahan produk kepada pasien.

2. Sarana dan Prasarana Puskesmas adalah unit pelaksanaan pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Fasilitas kesehatan yang terdapat di puskesmas induk : 1) Instansi Gawat Darurat ( IGD ) 2) Ruang Rawat Inap ( 14 Tempat Tidur ) 3) Ruang Bersalin ( PONED ) 4) Poliklinik KIA / KB 5) Poli Klinik MTBS 6) Poliklinik Gigi 7) Laboratorium 8) Apotek

12

9) Klink Konsultasi Gizi, Klink Konsultasi Kesehatan Lingkungan, HIV/AIDS 10) Poli Klinik TB Paru Puskesmas Pembantu Puskesmas Pembantu di UPT Puskesmas DTP Jayagiri berjumlah 2 Unit : 1) Puskesmas Pembantu Gudang Kahuripan 2) Puskesmas Pembantu Sukajaya

Puskesmas Keliling Terdapat 1 unit ambulans untuk melaksanakan Puskesmas keliling

3. Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan 1) Tata Cara Penyimpanan Obat Dan Sediaannya - FIFO dan FEFO FIFO adalah kependekan dari First in first out yang artinya barang yang datang terlebih dahulu, dikeluarkan pertama. Biasanya penyimpanan obat dengan menggunakan sistem FIFO ini digunakan untuk menyimpan obat tanpa memperhatikan tanggal kadaluarsa. Tetapi pada sistem FIFO ini memiliki kekurangan jika diterapkan dalam penyimpanan obat yaitu, jika obat yang datang belakangan ED nya (tanggal kadaluarsa) tinggal sebentar lagi atau lebih dekat waktu ED nya. Dari pada obat yang datang lebih dahulu maka obat yang ED tidak ketahuan sebelum sempat digunakan. FEFO adalah kependekan dari first expiry first out yang artinya barang yang lebih dahulu kadaluarsa (ED), yang akan

dikeluarkan

terlebih

dahulu.

Tempatkan

obat 13

dengan tanggal kadaluarsa yang lebih pendek di depan obat yang berkadaluarsa lebih lama. Bila obat mempunyai tanggal kadaluarsa sama, tempatkan obat yang baru diterima di belakang obat yang sudah berada di atas rak. Penggabungan 2 sistem tersebut yaitu FIFO dan FEFO adalah hal yang paling ideal dilakukan. Keuntungannya dengan menggabungkan ke dua sistem tersebut yaitu Obat-obat yang ada di penyimpanan tidak akan terbuang karena kadaluarsa. -

Berdasarkan abjad Penyimpanan obat berdasarkan abjad bertujuan untuk mempermudah pengambilan obat dan untuk penyimpanan berdasarkan abjad ini juga harus berdasarkan bentuk sediaan. Misal sediaan tablet kita urutkan dari huruf A (Amoxilin), B (Betametason), C (Ciproheptadin) dan seterusnya.

-

Berdasarkan generik dan non generik Obat generik dan non generik dipisahkan dan disusun berdasarkan abjad dan berdasarkan bentuk sediaan, hal tersebut untuk memudahkan pengambilan obat baik yang generik maupun non generik terutama dieraBPJS sekarang ini.

-

Berdasarkan kelas terapi obat Obat ini dikelompokkan berdasarkan khasiat atau indikasi obat tersebut, misal golongan antibiotika dikelompokkan jadi satu dengan golongan antibiotika, golongan analgetikantipiretik dan lain sebagainya.

-

Berdasarkan bentuk sediaan Dikarenakan ada macam-macam bentuk sediaan obat seperti yang sudah saya jelaskan diartikel sebelumnya maka

14

sebaiknya obat yang mempunyai kesamaan bentuk sedian di simpan secara bersamaan di atas rak. Misal untuk obat oral di simpan dirak yang sama namun agar mudah penyimpanannya obat oral dengan sediaan tablet atau kapsul bisa kita pisahkan dengan bentuk sediaan obat suspensi dll. -

Berdasarkan Stabilitas Obat Dikarenakan obat-obat yang kita simpan bisa mengalami kerusakan karena stabilitas obatnya terganggu maka dalam penyimpanan kita juga harus memperhatikan unsur-unsur kestabilan obat. Proses Pemasukan Obat Narkotika Dan Psikotropika

2) Pemesanan Narkotika Pemesanan sediaan narkotika menggunakan Surat Pesanan Narkotik yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia Farma Trade and Distribution (satu satunya PBF narkotika yang legal di indonesia) dengan membuat surat pesanan khusus narkotika rangkap empat. Satu lembar Surat Pesanan Asli dan dua lembar salinan Surat Pesanan diserahkan kepada Pedagang Besar Farmasi yang bersangkutan sedangkan satu lembar salinan Surat Pesanan sebagai arsip di apotek, satu surat pesanan hanya boleh memuat pemesanan satu jenis obat (item) narkotik misal pemesanan pethidin satu surat pesanan dan pemesanan kodein satu surat pesanan juga, begitu juga untuk item narkotika lainnya. a) Penerimaan Narkotika Penerimaan Narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah sebelumnya

15

dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan. b) Penyimpanan Narkotika Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotekdisimpan pada lemari khusus yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dinding, memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu, satu untuk pemakaian sehari hari seperti kodein, dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan garam garamannya. Lemari tersebut terletak di tempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab narkotika. c) Pelayanan Narkotika Apotek hanya boleh melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek itu sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah di bawah obat narkotik. d) Pelaporan Narkotika Pelaporan

penggunaan

narkotika

dilakukan setiap

bulan. Laporan penggunaan obat narkotika di lakukan melalui online SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama

16

bahan/sediaan, satuan, persediaan awal bulan), pasword dan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat. e) Pemusnahan Narkotika Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut : (1)

Membuat dan menandatangani surat permohonan

pemusnahan narkotika yang berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat. (2)

Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh

APA dikirimkan ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan akan menetapkan waktu dan tempat (3)

pemusnahan.Kemudian

dibentuk

panitia

pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker, Petugas Balai POM, dan KepalaSuku Dinas Kesehatan Kabutapten/Kota setempat. (4)

Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan,

dibuat Berita Acara Pemusnahan. 3) Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, dan obat bebas terbatas, dan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Obat bebas disebut juga obat OTC (Over The Counter). Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakaiannnya tidak memerlukan pengawasan tenaga

17

medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya obat golongan ini tetap dibeli dengan kemasnnya. Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K MenKes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam.

4) Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”, Menurut bahasa belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih. Seharusnya obat jenis ini hanya dijual bebas di toko obat berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada apoteker (No Pharmacist No Service), karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas. 5) Obat Keras Obat keras disebut juga obat daftar “G”, yang diambil dari bahasa

Belanda.

“G”

merup

akan

singkatan

dari

18

“Gevaarlijk” artinya

berbahaya,

maksudnya

obat

dalam

golongan ini berbahaya jika pemakainnya tidak berdasarkan resep dokter. Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk di dalamnya narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.

Berdasarkan Keputusan Mentri

Kesehatan

Republik

Indonesia No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus obat keras Daftar “G” adalah “Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi”.

6) Obat Narkotika Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan mengurangi

atau

perubahan

sampai

kesadaran,

menghilangkan

hilangnya rasa

nyeri

rasa, dan

menimbulkan ketergantungan. Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam Ordonansi Obat Bius yaitu “Palang Medali Merah” Berdasarkan UU RI No. 35 tahun 2009, narkotika dibagi atas 3 golongan: Golongan I : Adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

19

Contohnya yaitu Tanaman Papaver Somniferum L, Opium Mentah, Tanaman Ganja, Heroina.

Golongan II : Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Morfina, Opium, Petidina, Tebaina, Tebakon.

Golongan

III

: Adalah

narkotika

yang

berkhasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Kodeina, Nikodikodina, Nikokodina. 7) Obat Psikotropik Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetis, bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP (Susunan Saraf Pusat) yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Untuk penandaan psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras, hal ini sebelum diundangkannya UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras yang pengaturannya ada di bawah ordonansi. Sehingga untuk psikotropika penandaanya: lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam. Menurut UU RI No. 5 tahun 1997, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan: Golongan I : Adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan

20

sindroma ketergantungan. Psikotropika terdiri dari 26 macam, antara lain Brolamfetamin, Etisiklidina, Psilobina, Tenosiklidina. Golongan

II

: Adalah

psikotropika

yang

berkhasiat

pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan II terdiri dari 14

macam,

antara

lain,

Amfetamin,

Deksanfentamin,

psikotropika

yang

Levamfetamin, Metamfetamin.

Golongan

III : Adalah

berkhasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan III terdiri dari 9 macam, antara lain: Amobarbital, Pentobarbital, Siklobarbital, Butalbital. Golongan

IV : Adalah psikotropika

yang berkhasiat

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantunagn. Psikotropika golongan IV terdiri dari 60 macam, antara lain: Allobarbital, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam. 8) Obat Wajib Apotek Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya askes obat pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam

21

OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokortison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), anti alergi sistemik (CTM), obat KB hormon. 9) Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang terbuat dari tumbuhan, hewan, mineral, atau kombinasi dari bahanbahan tersebut yang diolah secara tradisional dan telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Bentuk yang paling populer dari obat tradisional adalah dengan menggunakan herbal (tanaman obat). Obat tradisional seperti herbal terdiri dari beberapa golongan. Mari kita cermati masing-masing jenisnya. -

Obat tradisional beserta golongannya Jamu-jamuan Obat bahan alam yang sediaannya masih berupa simplisia sederhana. Khasiat dan keamanannya baru terbukti secara empiris secara turun-temurun. Bahanbahan jamu umumnya berasal dari semua bagian tanaman, bukan hasil ekstraksi atau isolasi bahan aktifnya saja. Herbal Bentuk sediaan obat sudah berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmokologi dimanik (manfaat), dan teratogenik (keamanan terhadap janin).

22

10) Alat Kesehatan Alkes adalah instrumen, apparatus, mesin dan implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat kesehatan

berdasarkan

tujuan

penggunaan

sebagaimana

dimaksud oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut:

1) diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit 2) diagnosis, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau kompensasi kondisi sakit 3) penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi atau proses fisiologis 4) mendukung atau mempertahankan hidup; 5) menghalangi pembuahan 6) desinfeksi alat kesehatan dan 7) menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in vitroterhadap spesimen dari tubuh manusia

4. Administrasi Administrasi dan manajemen puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

23

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

b. Pelayanan Farmasi Klinik 1) Pelayanan Resep a) Penerimaan Resep Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut : Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), paraf dokter, tanggal, penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama penggunaan obat Pertimbangkan samping,

klinik,

seperti

interaksi

dosis.Konsultasikan

alergi,

dan

dengan

efek

kesesuaian dokter

apabila

ditemukan keraguan pada resep atau obatnya tidak tersedia b) Peracikan Obat Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan

menggunakan

alat,

dengan

memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat c) Penyerahan Obat

24

setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut : Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan sopan, mengingat

pasien dalam

kondisi

tidak sehat

mungkin emosinya kurang stabil. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll (Depkes RI,2006). d) Pelayanan Informasi Obat Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta buku-buku lainnya. e) Cara Penyimpanan Obat Penyimpanan Obat secara Umum adalah : -

Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan

25

-

Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.

-

Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.

-

Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.

-

Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

-

Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

-

Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama.

-

Jauhkan obat

dari jangkauan anak-anak

(Depkes RI, 2006). c. Monitoring Dan Evaluasi Sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas perlu dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian itu sendiri. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan informasi obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di Puskesmas selanjutnya.

26

BAB III URAIAN KHUSUS

4.1 Sejarah Puskesmas Pada tanggal 1 april 1993, Puskesmas DTP Jayagiri secara resmi beroprasi dan sejalan dengan tuntutan akan pelayanan kesehatan masyarakat yang efektif dan respontif maka dimulai tanggal 1 juni 1994 dibuka pelayanan rawat inap di puskesmas yang

berlokasi

di

Jalan

Jayagiri

No.35,

Kec.Lembang,

Kab.Bandung Barat, sehingga secara resmi menjadi Puskesmas DTP Jayagiri yang siap melayani masyarakat dengan pelayanan prima selama 24 jam. Puskesmas DTP Jayagiri merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat beroprasi secara resmi pada tanggal 1 april 1993 mempunyai wilayah kerja 4 desa binaan dengan luas wilayah 1.190.877 Ha atau 11.91 km (Skala 5 : Beban ringan) terdiri dari :

Tabel luas wilayah perdesa di wilayah kerja puskesmas DTP Jayagiri. DESA

LUAS (KM²)

Jayagiri

574.066

Gudang Kahuripan

254.741

Cikahuripan

8.152

Sukajaya

353.918

27

Dengan batas wilayah : Sebelah Utara : Kehutanan Bandung Barat. Sebelah Timur : Desa Kayu Ambon dan Desa Lembang. Sebelah Barat : Kecamatan Parongpong. 4.1.1.1 Visi Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang bermutu dengan menerapkan sendi-sendi pelayanan prima, serta terjangkau oleh seluruh masyarakat. Makna dari visi tersebut adalah suatu keadaan dimana penduduk wilayah Puskesmas DTP Jayagiri hidup dalam lingkungan yang sehat, mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dari segi geografi dan ekonomi melalui penyediaan serta pengolahan pelayanan kesehatan yang efektif, respontive, sehingga masyarakat memiliki derajat kesehatan yang tinggi. 4.1.1.2 Misi Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna dan bermutu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang profesional serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

28

4.2 Gambaran Atau Denah Puskesmas Lokasi Puskesmas DTP Jayagiri Lembang berada di Jl. Jayagiri

Lembang

Km.11,4

No.11

Desa

Jayagiri

No.35

Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Indonesia. Puskesmas DTP Jayagiri Lembang ini terletak di tempat yang strategis dan dikelilingi oleh pemukiman warga jayagiri. Bagian depan apotek dinas yang didalamnya terdapat etalase obat, lemari alat kesehatan, lemari tempat penyimpanan loket obat dan meja tempat screening resep. Bagian samping apotek terdiri dari ruang peracikan, etalase obat generik, etalase obat berdasarkan farmakologi, lemari narkotika dan psikotropika.

4.3 Struktur Organisasi Puskesmas Struktur organisasi apotek yang ideal yaitu memiliki: a. Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi Puskesmas DTP Jayagiri Lembang dikelola oleh Bapak Andika Prihadiyana, S.F, Apt seorang Apoteker di Instalasi Farmasi Puskesmas DTP Jayagiri Lembang. Pengelola Instalasi Farmasi bertanggung jawab atas segala keadaan apotek mulai dari persediaan farmasi maupun tentang pembagian jadwal kerja asisten apoteker. b. Asisten Apoteker Instalasi Farmasi Puskesmas DTP Jayagiri Lembang Asisten Apoteker yaitu Ibu Ade Nora Amd.Farm yang bekerja membantu Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi Puskesmas.

29

4.4 Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas 1. UGD (Unit Gawat Darurat) 2. POLI UMUM 3. POLI GIGI 4. POLI MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit 5. POLI KIA/KB/IMUNISASI 6. POLI TB/DOTS (Paru) 7. POLI SANITASI (Konsultasi Berbasis Kesehatan Lingkungan) 8. POLI GIZI 9. POLI TUMBUH KEMBANG 10. POLI BERHENTI MEROKOK DAN RAWAT JALAN NAPZA 11. RAWAT INAP

4.5 Instalasi Farmasi Puskesmas Instalasi puskesmas merupakan unit pelaksanaan fungsional yang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi secara menyeluruh di puskesmas dalam ruang lingkup produk maupun dalam ruang lingkup pelayanan.

30

BAB IV KEGIATAN PRAKERIN

4.1 Kegiatan Prakaerin

1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Prakerin ini dilaksanakan pada tanggal 05 Februari 2018 sampai 05 Mei 2018 di Puskesmas DTP Jayagiri Lembang, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Yang Letaknya yaitu di Daerah Jayagiri sangat dekat dengan pemukiman warga sehingga tempatnya strategis.

31

2. Rekapitulasi Prakerin Di Puskesmas

32

33

34

35

36

37

4.2 Studi Kasus

1. Pengertian tanaman Obat 2. Jenis – Jenis Tanaman Obat 3.

Manfaat Tanaman Obat

4. pembudidayaan tumbuhan 5. Perawatan tanaman obat

1. Pengertian Tanaman Obat Pengertian Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat. 38

Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh masyarakat. 2. Jenis – Jenis Tanaman Obat Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa mengusahakan sendiri untuk mencoba menanam tanaman tersebut di pekarangan. Contohnya seperti jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan yang bisa secara langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Ketika

membudidayakan

berbagai

tanaman

dalam

rangka

mewujudkan apotik hidup yang dapat dikembangkan pada lahanlahan pekarangan rumah atau dalam mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk dikonsumsi, seperti sayur, buah-buahan atautanaman yang berkhasiat obat-obatan, tanaman ini perlu pengelolaan yang baik supaya memberikan hasil yang baik pula, baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai obat-obatan. Jenis tanaman yang berkhasiat obat antara lain adalah:“gandarusa, daun ungu, kembang coklat, pegagan, tapak dara, pepaya, greges otot, peria, cocor bebek, jarak parak, gedung hitam, kayu Aceh, tebu hitam, iler, kumiskucing, kacar, jambu biji, kayu usin, pandan wangi, lomba, brotoli, serei, ginseng,rimbang, kayu gambir, bangle, rimbang, jerango, temu lawak, kunyit, lempunyang,lengkuas, dan jahe”

39

Tanaman obat adalah salah satu bahan utama produk-produk jamu, obattradisional yaitu obat yang berdasarkan pengalaman turunmenurun dibuat dari bahanatau paduan bahan-bahan tanaman. menyatakan bahwa:“tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum tercampur atau belum diolahmenyatakan jenistanaman obat adalah: a. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan yangdigunakan sebagai jamu. b. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku c. Tanaman

atau

bagian

tanaman

yang

diektradisi

dan

ektratanaman tersebutdigunaka sebagai obat.Bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat diramu sebagai obatadalah, seperti daun, bunga, buah, akar dan kulit, sesuai dengan jenis tanaman.Bagian-bagian tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu sesuaidengan kebutuhan dan dapat dijadikan sebagai obat tradisional; Penggunaan

tumbuhan

obat

bagi

masyarakat

perlu

diketahui khasiat danmanfaat dari tumbuhan tersebut, jika tidak maka banyak sekali dijumpai tumbuhanyang berkhasiat obat diabaikan

oleh

masyarakat

atau

tidak

dimanfaatkan,

sehinggakhasiat dari tanaman obat tersebut menjadi rendah dikarenakan masyarakat belummemahami meramu tanaman obat tersebut untuk digunakan sebagai obat penyebut pada bagian-bagian yang sakit.

3. Manfaat Tanaman Obat Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan adanyatumbuhan obat. Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias seperti

40

bunga dan berbagai jenis sayur mayur dan tumbuhan buah-buahan. Bahkan tumbuhan obat-obatan dapat dimanfaatkan menjadiobat kuno bagi komunitas.Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno olehkomunitas terus meningkat dan perkembangannya terus semakin maju. Hal ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat kuno dan jamu-jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh industri-industri. ada beberapa manfaat tumbuhan obat seperti: a. Menjaga

kesehatan.

Fakta

keampuhan

obat

kuno

dalammenunjang kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunaannyapunterdiri dari berbagai lapisan, mulai anakanak, remaja dan orang lanjutusia. b. Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik hidup yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti: kacang, sawo dan belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahansehingga kebutuhan vitamin akan terpenuhi. c. Menghijaukan

lingkungan,

meningkatkan

penanaman

apotik hidup salah satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal. d. Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil tumbuhanakan menambah penghasilan keluarga.Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tumbuhan pekarangan rumah selaindapat digunakan untuk peningkatan gizi keluarga, juga menjadi pelestarian lingkungandan meningkatkan pendapatan komunitas.

41

4. pembudidayaan tumbuhan Untuk itu pembudidayaan tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan komunitas perlu dilestarikan dengan baik.Tanaman obat yang ditanam di pekarangan rumah penduduk memiliki banyak manfaatnya, selain dapat dijadikan menjadi obat kuno yang diramu dan dibuatmenjadi obat, tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapat keluarga. 5. Perawatan tanaman obat Tanaman yang di pelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.

Kegiatan ini sangat erat

hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik. Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.

42

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.

5.2 Saran-Saran A. Saran kepada pihak sekolah : 1. Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Prakerin lebih diperbanyak dan diperluas sehingga siswa dan siswi dapat lebih mantap lagi dalam melaksanakan Prakerin.

43

2. Perlu adanya bimbingan kepada siswa – siswi yang akan Prakerin bagaimana cara membuat laporan Prakerin.

B. Saran Untuk Apotek : 1. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. 2. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi.

5.3 Hasil Yang Dicapai Hasil yang dicapai yaitu dengan berbangga hati mengetahui dunia kerja dan sangat memberikan gambaran untuk kedepannya sehingga memberikan wawasan yang sangat bagus. Sehingga kita selaku pelajar tidak hanya mengetahui dunia sekolah saja tetapi dunia kerja. Prakerin ini sangat membantu para siswa - siswi untuk mendapatkan hasil yang baik setelah lulus dari sekolah Farmasi dan matang untuk bekerja.

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,(2005),https://www.deherba.com/obat tradisional.html#ixzz5DmLmypg6

Anonim,(2007),https://pengertiandefinisi.com › definisi puskesmas

Anonim,(2010),http://www.kedaiobat.co.cc/pengertian-apotek.html

Anonim,(2012),http://pengertiantanamanobat.blogspot.com/2012/10/penger ian-tanaman-obat-jenis-dan.html

Anonim,(2014),ilmu-kefarmasian.blogspot.com/pengelolaannarkotika-dan-psikotropika.html

Anonim,(2018),https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia

45

LAMPIRAN - LAMPIRAN

46

A. Lokasi Dan Denah Puskesmas

KAB. SUBANG

U

WIL. PKM CIKOLE Sukajaya Keterangan : Cikahuripan

Puskesmas Jayagiri

 

Posyandu BP Swasta Jalan

-- Batas Desa

Gd. Kahuripan

u

Pustu

WIL. PKM LEMBANG

KOTA BANDUNG

47

B. Struktur Organisasi Puskesmas

Stuktur Organisasi

Kepala Puskesmas

Kasubag Tata Usaha

Puskesmas DTP Jayagiri

1. Sistem Informasi Pus : Diena Sonay Syah SKM 2. Kepegawaian : Rosidin S.Kep, Ners

Penanggung jawab UKM Esensial dan Perkesmas

Penanggung jawab UKM Pengembangan

Drg. Wida Prastuti

Tedi Sumantri S.Kep

Promkes dan UKS

Kesehatan Jiwa

Sri Rejeki, Amd.Keb Kesling

Dr. Suci Rayan

Yulistya Nurhidayati, KIA/KB Komunitas Bd. Ida Farida Gizi Kesmas Suherli P2 penyakit

H. Karna Herdiana PERKESMAS

UKGMD Drg. Wida Kes. Tradisional Komplementer

Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium Dr. Suci Rayan Sari Pemeriksaan Umum (termasuk Lansia, MTBS)

Puskesmas Pembantu

Pemeriksaaan Gigi dan Mulut

Ahmad Puskesmas Keliling

PemeriksaanKIA/ KB dan Persalinan

Kesehatan Olahraga

Bd. Herlina Pelayanan Gawat darurat

Kesehatan Indera

Dian Rahmawati, Amd.Kep Pelayanan Gizi Klinik

Kesehatan Lansia

Shinta Amd.Kep Kesehatan Kerja Upaya Kes lainnya

Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan

Kustiawan, Bidan di Desa Hanni Hapiani, Amd.Keb Jejaring Faskes H. Karna Herdiana

Pelayanan Rawat Suherli Inap Imas Am.Kep Pelayanan Kefarmasian Andika Prihadiyana, S.Farm., Apt Laboratorium/Pen unjang Siswanto Amd,AKA

48

C. Contoh Faktur

49

D. Contoh Salinan Resep Tidak tersedia

E. Contoh Etiket

1. Etiket Putih

2. Etiket Biru

50

F. Contoh Resep

1). Contoh resep obat luar beserta etiket nya

51

52

2). Contoh resep obat dalam beserta etiket nya

53

G. Dokumentasi Kegiatan 1). Kegiatan TTV pasien rawat inap

54

55

2). Kegiatan posyandu waktu di Desa Gudang Kahuripan

3). Kegiatan beresin Poli Gigi

56

4). Gambar gudang tempat PBF dilakukan Di Cikalong Wetan

57

58

Related Documents


More Documents from "andreas"